Disusun Oleh:
2. Marisatunniyyah (123911068)
3. Mughfiroh (123911069)
TAHUN 2014
I. PENDAHULUAN
Tulisan pada dasarnya adalah salah satu sarana komunikasi yang dipergunakan orang untuk
menyampaikan berita, gagasan, dan informasi lain. Tulisan ada yang dikategorikan sebagai karya
ilmiah dan non-ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan non-ilmiah lebih didasarkan atas
pertanggungjawaban ilmiahnya. Karya ilmiah adalah karya yang memenuhi persyaratan dan
pertanggungjawaban ilimiah, sedangkan karya non-ilmiah adalah karya yang belum memenuhi
persyaraan-persyaratan ilmiah. Meskipun demikian kedua ragam tulisan tersebut memiliki tujuan
yang hampir sama, yaitu memberikan informasi kepada pembaca.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti denotatif kata artikel adalah karya tulis
lengkap dalam majalah, surat kabar, dan sebagainya. Pengertian ini sangat umum, di samping
pengertian umum ini, masyarakat luas menganggap bahwa artikel itu merupakan istilah umum
bagi setiap tulisan untuk majalah.
Dalam makalah ini akan disajikan mengenai apa saja yang berkaitan dengan artikel jurnal ilmiah,
diantaranya pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan langkah-langkah penyusunan artikel jurnal
ilmiah, selain itu dalam makalah ini juga akan disertakan contoh artikel jurnal ilmiah.
III. PEMBAHASAN
Artikel adalah karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar dan sebagainya; tulisan nonfiksi,
biasanya singkat dan lengkap, seperti berita dan karangan khas (feature) dalam surat kabar atau
majalah; dan karangan tertulis yang panjangnya tidak tentu, yang bertujuan untuk menyampaikan
gagasan dan fakta dengan maksud untuk meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancanguntuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel yang ditulis dengan tatacara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang
telah disepakatiatau ditetapkan. Artikel ilmiah yang yang ditulis oleh mahasiswa,
dosen,pustakawan, peneliti, dan penulis lainya dapat diangkat dari hasil penelitianlapangan, hasil
pemikiran dan kajian pustaka, atau hasil pengembangan projek.Dari segi sistematika penulisan
dan isinya, artikel dapat dikelompokkan menjadidua macam, yaitu artikel hasil penelitian dan
non-penelitian. Setiap mahasiswapenulis skripsi, tesis, dan disertasi sangat dianjurkan
menuliskan kembalikaryanya dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal.
Artikel jurnal adalah karangan ilmiah dalam bidangilmu tertentu yang diterbitkan dalam sebuah
jurnal khusus yang khususmenerbitkan bidang kajian ilmu tersebut. Artikel jurnal diklasifikasi ke
dalamdua kategori: pertama, artikel ilmiahyang bertujuan untuk membuka forum diskusi,
argumentasi, ana-lisis, dansintesis sejumlah pendapat dan temuan para ahli dan pemerhati dalam
kajian ilmutertentu yang sama-sama ditekuninya. Jenis ini menyajikan kajian hasil analisissuatu
topik, tanpa mengkaitkan penelitian. Kesimpulan atau penutup terkaitdengan ketajaman dan
kedalaman analisis kritis penulisnya. Kedua, artikel yang berisi kajian hasil penelitian.
Kesimpulanjenis kedua ini terkait dengan variabel bebas dan terikat yang diteliti.
Dalam konteks dunia pendidikan, membuat artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah merupakan
salah satu subunsur pengembangan profesi yang mempunyai nilai kredit besar dan menentukan
kenaikan jabatan fungsional pendidik. Jadi, tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk
menawarkan pemecahan masalah atau memaparkan hasil penelitian, berguna pula untuk
memperoleh angka kredit sebagai syarat naik jabatan.
Karya tulis ilmiah dan unsur lain dari pengembangan profesi lebih bersifat akademis atau
mengandung nilai keilmuan dibandingkan dengan kegiatan lainnya, disamping menuntut
kreativitas yang cukup tinggi.
Dalam era mondial dewasa ini, jurnal yang diterbitkan perguruan tinggi tidak bisa dianggap lagi
sebagai sekedar aksesori, misalnya hanya untuk keperluan kenaikan pangkat bagi dosen.
Implikasinya, kita pun dituntut untuk piawai dalam menulis artikel ilmiah, terutama yang diolah
dari laporan penelitian akademik. Sebagai bentuk tulisan khusus, sebuah artikel ilmiah tentu
tidak pantas jika disajikan melalui bahasa yang ruwet, melingkar-lingkar atau sulit dipahami.
Gaya penampilan meliputi karakter huruf pada nama jurnal, ukuran kertas, dan lain-lain yang
pada pokoknya dapat kita kenali secara sekilas, sedangkan gaya penulisan secara umum bertalian
dengan visi dan misi jurnal tersebut. Artinya, gaya penulisan untuk jurnal filsafat misalnya tentu
akan berbeda dengan gaya penulisan ntuk jurnal teknik. Perbedaannya, biasanya terlihat pada
penggunaan terminology dan ungkapan.
a. Judul
Judul tak lain adalah gelar, panggilan, sebutan, kepala karangan, kop, tajuk, atau
titel. Judul merupakan pembuka untuk mengetahui isi tulisan. Oleh sebab itu, judul yang baik
harus informatif, mencerminkan inti isi tulisan, provokatif, menjawab persoalan pokok tulisan,
menunjkan fokus.
b. Nama penulis
Di dalam artikel ilmiah, menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau inferioritas
penulisnya, maka pencantuman nama penulis artikel ilmiah hendaknya tanpa disertai gelar
akademik. Di samping nama penulis, juga dilengkapi dengan nama lembaga, alamat lembaga,
alamat e-mail penulis.
Abstrak merupakan ringkasan dari isi tulisan yang dituangkan secara padat, bukan komentar,
panjang abstrak biasanya 100-250 kata. Sedangkan kata kunci (key words) ditulis dibawah
abstrak yang berisi 3-5 kata tunggal atau gabungan kata, berisi istilah-istilah pokok yang menjadi
dasar pemikiran.
d. Bodi
1) Pendahuluan
Berupa uraian yang mengantarkan pembaca kepada topik utama, memuat latar belakang,
masalah, dan alasan logis pentingnya topic yang dibicarakan.
2) Materi inti
3) Metode
Metode adalah suatu cara, jalan, petunjuk pelaksanaan, atau petunjuk praktis suatu penelitian
dilakukan. Dalam konteks artikel ilmiah, perihal metode disinggung secara umum oleh penulis
artikel ilmiah di dalam bagian pendahuluan.
4) Hasil penelitian
Hasil penelitian disajikan di dalam bagian materi inti. Hasil penelitian adalah uraian argumentatif
berdasarkan teori-teori yang digunakan dalam rangka pengujian hipotesis, asumsi, atau
pengkajian yang diterakan dalam perumusan masalah.
Pembahasan hasil penelitian juga disajikan di dalam materi inti. Bagian ini merupakan bagian
terpenting dari artikel ilmiah, karena mencerminkan penemuan penulisnya.
Artikel ilmiah pada umumnya diakhiri dengan bagian penutup yang berupa simpulan atau
turunan logis dan sahih dari hasil penelitian. Selain simpulan, artikel ilmiah juga bisa
mengajukan saran, asalkan berasal dari hal-hal yang bertalian dengan pelaksanaan penelitian atau
hasil penelitian.
f. Daftar pustaka
Daftar pustaka merupakan rujukan sumber yang benar-benar menjadi acuan tulisan. Daftar
pustaka mesti disusun berdasarkan abjad dan panjangnya bersifat relatif. Penulisan daftar pustaka
hendaknya disesuaikan dengan gaya yang telah dikenal secara umum, misalnya gaya Chicago,
gaya Harvard, atau gaya Vancouver.
g. Persantunan
Secara etis, persantunan (acknowledgement) harus dicantumkan karena merupakan ekspresi rasa
terima kasih penulis artikel ilmiah terhadap pihak-pihak yang kontribusinya sangat nyata dalam
penelitian. Persantunan cukup dinarasikan dalam satu dua kalimat dan ditulis di bawah subbab
simpulan.
a. Emansipatoris
Menurut Habermas (Wibowo, 2013) komunikasi yang sehat adalah komunikasi yang tiap-tiap
partisipannya bebas menentang klaim-klaim apapun karena tiap-tiap partisipan pada dasarnya
memiliki kesempatan yang sama untuk berbicara dan membuat keputusan yang saling berbeda
(dibaca: emansipatoris).
b. Jelas
Suatu ungkapan bahasa dikatakan jelas jika disusun secara koheren alias harmonis sehingga
maknanya mudah dipahami oleh pembaca.
c. Tepat
Dalam mengungkapkan masalah dan pemecahannya secara ilmiah kita memang harus berpikir
scara tepat, yakni konsisten dalam pengertian kita bersedia menyungguhkan bahwa jalan ilmiah
yang kita tempuh sudah benar.
d. Mencerahkan
Artikel ilmiah dikatakan mencerahkan jika penulisnya mampu mengungkapkan isinya secara
konseptual alias terarah dan terfokus.
e. Bertanggung jawab
Artikel ilmiah sebagai ritual para insan kampus haruslah mencerminkan tanggung jawab si
penulisnya sebab selain tak mungkin dilepaskan dari konteks sosial-budayanya, si penulis itu
sendiri adalah makhluk individu yang juga sekaligus makhluk social-budaya. Berkenaan dengan
hal ini, artikel ilmiah akan disebut bertanggung jawab bila ditulis secara elegan, yakni
berwawasan, etis, dan teliti.
4. Etika Kepenulisan
a. Dimensi tujuan yang bertalian dengan upaya penulis artikel ilmiah dalam mencapai
kesejahteraan masyarakat berdasarkan penelitian yang bebas dan bertanggungjawab.
b. Dimensi sarana, yakni yang memungkinkan pencapaian tujuan berdasarkan sistem dan
prinsip-prinsip akademik.
c. Dimensi aksi atau dimensi politik, yakni kualitas moral penulis artikel ilmiah sebagai subjek
yang menentukan penyampaian hasil-hasil penelitiannya.
Dari ketiga dimensi tersebut, nyatalah bahwa etika kepenulisan juga mengandung aspek
individual dan sekaligus aspek sosial.
1. Dalam menulis artikel ilmiah kita mesti menguasai secara aktif sejumlah besar kosa kata
bahasa (dalam kaitan ini: bahasa Indonesia dan bahasa asing yang relevan).
2. Dalam menulis artikel ilmiah kita harus menguasai secara aktif kaidah penyusunan kalimat
yang dalam kaitan ini merujuk pada:
b) Pararelisme,
c) Menghindari ambiguitas,
3. Dalam menulis artikel ilmiah kita harus mampu menyususn alinea atau paragraf melalui
penalaran yang runtut dan padu, sehingga pikiran kita dapat disajikan dalam suatu urutan yang
teratur dan logis.
Langkah-langkah penulisan:
1. Persiapan
a. Pemilihan topik/masalah
Topik/masalah adalah pokok pembicaraan. Menulis karya tulis ilmiah lebih baik menulis sesuatu
yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui. Sehubungan
dengan isi pernyataan tersebut, perhatikan hal-hal berikut:
a) topik yang dipilih harus berada di sekitar anda, baik di sekitar pengalaman anda maupun di
sekitar pengetahuan anda.
b) topik yang harus dipilih harus topic yang palik menarik perhatian anda.
c) topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti dengan petunjuk-petunjuk, tinggal anda menguji sekali
lagi, apakah topik tersebut betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum
dan mengembang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik maka judul karya tulis ilmiah
bukanlah hal yang sulit untuk ditentukan karena pada dasarnya, langkah-langkah yang ditempuh
dalam pembatasan topik sama dengan langkah-langkah dalam menentukan judul. Perbedaannya,
perbatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya tulis ilmiah, sedangkan penentuan
judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya tulis ilmiah atau dapat juga setelah penulisan
karya tulis ilmiah tersebut selesai.
Penyusunan ragangan, pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta,
yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan
(Moeliyono,1988:1). Penulisan karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul
anak bab sebelum menentukan rangka karangan.judul bab dan judul anak bab merupakan
pecahan masalah dari judul karya ilmiah yang ditentukan. Hal-hal yang dapat tersangkut paut
dan dapat dibicarakan dalam karya ilmiah adalah pengenalan papan partikel, pembuatan papan
partikel, dan penggunaan papan partikel.
4. Pengumpulan Data
Jika judul karya ilmiah dan ragangannya sudah disetujui oleh pembimbing atau oleh pimpinan
lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan, penyusun sudah dapat mulai mengumpulkan data.
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari
kepustakaan mengenai hal-hal yang ada relevansinyadengan judul garapan. Di samping
pencarian informasi dari kepustakaan, penyusun dapat terjun ke lapangan.data dilapangan dapat
dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara, atau eksperimen.
5. Pengorganisasian/pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan mengorganisasi data tersebut. Penyusun
harus menggolong-golongkan data menurut jenis, sifat, atau bentuk.
6. Pemeriksaan/penyuntingan
Sebelum mengetik konsep, penyusun memeriksa dahulu konsep tersebut. Buanglah penjelasan
yang tidak perlu dan tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan.
Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan karangan dan cara penyajian
karangan, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
7. Pengetikan/penyajian
16 April 2013
Abstrak
Perkembangan teknologi jejaring sosial online telah menciptakan pergeseran paradigma dalam
masyarakat. Jejaring sosial mampu mendekatkan yang jauh, memudahkan proses yang sulit.
Segala kemudahan ini tentunya bukan tidak berkonsekuensi. Tanpa disadari, segala kemudahan
dan kebebasan disediakan oleh jejaring online telah menjebak kita dalam penurunan nilai etika
dan moral, bahkan membawa hal tersebut ke dunia nyata. Hal ini bila dibiarkan terus berlanjut
dapat mengakibatkan kebobrokan moral masyarakat yang sulit dibangun kembali.
Kata kunci: Jejaring Sosial Online, Etika, Moral, Pergeseran Paradigma Sosial
I. Pendahuluan
Perkembangan teknologi dari masa ke masa terbukti telah memberi banyak perubahan pada
manusia. Perubahan yang terjadi umumnya ke arah lebih baik, seperti mempermudah melakukan
suatu pekerjaan, memberikan berbagai pilihan atau preferensi baru dalam melakukan sesuatu,
dan bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan. Pengembangan teknologi terus dilakukan
untuk dapat menjangkau segala kebutuhan hidup manusia. Tidak jarang juga pengembangan
teknologi mendorong untuk penemuan serta pengembangan teknologi baru.
Jejaring sosial online dapat diibaratkan sebagai miniatur kehidupan nyata kita. Terdapat interaksi
antar individu dalam jejaring. Dalam media sosial kita dapat terhubung dengan orang-orang yang
benar-benar kita kenal, melakukan pembicaraan atau berbagi data untuk keperluan tertentu.
Melalui itu kita juga dapat berkenalan dengan orang-orang baru mungkin berada pada daerah
terkenal luas, atau memiliki ketertarikan akan suatu hal yang sama. Dengan demikian,
seharusnya aturan-aturan berinteraksi di dunia nyata dan dunia maya juga tetap sama, tentunya
dengan berbagai penyesuaian terkait bentuk media komunikasi yang terbatas pada layar gadget,
tidak berjumpa secara langsung.
Media internet menjadi wadah populer untuk menuangkan pendapat atau berbagi informasi
dengan menyebarkannya pada lingkungan yang lebih luas. Karena dilihat oleh kalangan luas
dengan pandangan atau status berbeda, informasi yang disampaikan harus dijaga agar tidak
menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan menyinggung pihak-pihak tertentu.
Menggunakan identitas orang lain atau suatu organisasi tertentu tanpa izin sepengetahuan pihak
terkait juga merupakan perbuatan yang melanggar hukum maupun etika. Apalagi jika
penggunaan identitas tersebut bertujuan untuk menipu, sanksi diberikan bisa lebih berat.
Info dari jaringan online dapat menyebar secara cepat dan massive, menjadikan media online
sarana propaganda efektif. Informasi dapat cepat terbit berganti. Kecepatan aliran info ini
memancing meningkatnya minat pengguna untuk menyebarkan informasi. Jika pada penyebaran
informasi konvensional informasi penting dan mendesak diutamakan, dalam media online segala
bentuk informasi dapat mengalir dengan derasnya. Karena kemudahannya serta perasaan bebas
berekspresi tadi, pemberi informasi terkadang mengabaikan aspek kepentingan dan etika dari
informasi tersebut. Tidak heran jika saat ini kita sering kebanjiran info tidak penting, tidak tepat
sasaran.
Kerusakan moral akibat jejaring menyebar luas dikarenakan sifat media sosial itu sendiri terbuka
untuk umum, atau sekelompok besar orang. Dengan terbiasa melihat perilaku-perilaku
menyimpang etika, bukan tidak mungkin seseorang menjadi terbiasa, menganggap biasa, dan
kemudian menjadikannya kebiasaan. Oleh karena itu, menjaga etika berinteraksi di online
sangatlah penting.
Dengan berjejaring berlandaskan pada etika dan moral, kita bisa mendapatkan dan memberikan
informasi bermanfaat bagi kita maupun orang lain. Kasus-kasus pencemaran nama baik karena
kelepasan penggunaan media juga dapat terhindar karena adanya rasa ingin menghargai orang
lain siapa pun, di mana pun, kapan pun. Terakhir, kasus-kasus kriminal yang melibatkan
perangkat digital (cyber crime) dapat diminimalisir dengan kesadaran akan penyaringan
informasi dari setiap orang.
V. Kesimpulan
Jejaring sosial memberikan banyak kemudahan dan kebebasan bagi kita, terutama dalam hal
terkait penyebaran informasi. Namun juga ada konsekuensi harus diwaspadai, seperti banyaknya
informasi yang dapat merusak pola berpikir, atau pemalsuan identitas dapat berujung pada
perusakan nama baik seseorang. Penanaman etika sangat penting agar media sosial dapat
digunakan dengan bijak dan tidak menganggu kenyamanan orang lain.
IV. KESIMPULAN
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancanguntuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan
artikel yang ditulis dengan tatacara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang
telah disepakatiatau ditetapkan.
Komponen utama artikel ilmiah adalah judul, nama penulis, abstrak, bodi, simpulan, dan daftar
pustaka
a. Emansipatoris
b. Jelas
c. Tepat
d. Mencerahkan
e. Bertanggung jawab
3. Etika Kepenulisan
a. Dimensi tujuan.
b. Dimensi sarana
Langkah-langkah penulisan:
1. Persiapan
4. Pengumpulan Data
5. Pengorganisasian/pengonsepan
6. Pemeriksaan/penyuntingan
7. Pengetikan/penyajian
V. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami susun, segala daya, upaya, tenaga maupun pikiran telah
kami curahkan agar makalah ini dapat memenuhi syarat-syarat tugas makalah ini. Namun kami
menyadari bahwa kekurangan dan ketidaksempurnaan sudah pasti ada. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan, agar makalah ini menjadi lebih baik.
Sebagai penutup, sekali lagi kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat, tidak saja bagi
kami sebagai pemakalahnya tetapi juga bagi pembaca yang budiman dan teman-teman
mahasiswa umumnya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Endang Rumaningsih. 2013. Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia. Semarang: RaSAIL
Media Group.
Wahyu Wibowo. 2009. Piawai Menembus Jurnal Terakreditasi. Jakarta: Bumi Aksara.