Anda di halaman 1dari 11

SYARAT BERPIKIR

ILMIAH
&
BIRI
(BAHASA INDONESIA RAGAM ILMIAH &
BAHASA INDONESIA RAGAM IPTEK)
MENULIS SEBAGAI PROSES
PENALARAN
 Menulis merupakan proses bernalar. Untuk
menulis mengenai suatu topik kita harus
berpikir, menghubung-hubungkan fakta,
membandingkan dan sebagainya.

 Sebagai suatu proses, menulis tidaklah serta


merta dapat dilakukan dengan baik dan
lancar, tetapi melalui tahap demi tahap
latihan yang berkaitan dengan jenis
kemampuan berbahasa lainnya, khususnya
kemampuan membaca.
MENULIS SEBAGAI PROSES
PENALARAN
 Proses bernalar atau singkatnya penalaran
merupakan suatu proses berpikir yang
sistemik untuk memperoleh kesimpulan
berupa pengetahuan.

 Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah


atau tidak ilmiah. Penalaran ilmiah
mencakup proses berpikir induktif dan
deduktif.
PENALARAN INDUKTIF
 Penalaran induktif adalah proses penalaran
untuk menarik kesimpulan berupa prinsip
atau sikap yang berlaku umum berdasarkan
atas fakta-fakta yang bersifat khusus.

 Yang mencakup penalaran induktif adalah:


generalisasi, analogi, atau hubungan sebab
akibat.
PENALARAN DEDUKTIF
 Penalaran deduksi dimuali dengan suatu
premis, yaitu pernyataan dasar untuk
menarik kesimpulan.

 Kesimpulan merupakan implikasi pernyataan


dasar itu.

 Proses deduksi tidak menghasilkan suatu


pengetahuan baru melainkan
pernyataan/kesimpulan yang konsisten
dengan pernyataan dasarnya.
PENALARAN ILMIAH
 Ciri utama penalaran ilmiah adalah logis dan
analitis.

 Logis berarti bahwa penalaran itu dilakukan


sesuai dengan alur dan pola penalaran
deduktif yang rasional dan penalaran
induktif yang empiris; sedangkan analitis
berarti dilakukan menurut langkah tertentu
sebagai konsekuensi digunakannya kedua
penalaran tadi.
PENALARAN ILMIAH
Lima langkah pokok dalam proses ilmiah adalah
sebagai berikut:
 mengenali dan merumuskan masalah;
 menyusun kerangka berpikir dalam rangka
penarikan hipotesis;
 merumuskan hipotesis;
 menguji hipotesis; dan
 menarik kesimpulan.
BAHASA INDONESIA RAGAM IPTEK & BAHASA INDONESIA RAGAM
ILMIAH

 Ragam bahasa ditimbulkan oleh banyak


faktor, terutama kosakata.

 Suatu istilah yang kini dipakai untuk


menunjuk pada suatu ragam bahasa adalah
Bahasa Indonesia Ragam Iptek (selanjutnya
disingkat: BIRI 1)

 Istilah Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah


(selanjutnya disebut BIRI 2)
 Jika dihubungkan dengan klasifikasi bidang
ilmu yang lazim berlaku di Indonesia, yaitu
ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu
pengetahuan sosial (IPS), dan ilmu
pengetahuan budaya (IPB), persoalan yang
muncul ialah unsur ip pada iptek itu merujuk
pada bidang ilmu yang mana.

 Berdasarkan pemakaian kata ilmu pengetahuan


sebagai padanan kata science (s) dengan
muatan natural science, maka unsur ip pada
kata iptek merujuk pada ilmu pengetahuan
alam. Dengan demikian, BIRI 1 adalah bahasa
Indonesia yang digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan alam dan teknologi.
 BIRI 2 secara konsisten sejalan dengan
konsep bahasa Indonesia baku (standar yang
telah ditetapkan) karena kaidah-kaidah
keilmiahan juga menuntut kebakuan
berbahasa.

 BIRI 2 dipakai dalam jenjang pendidikan dan


penelitian yang berorientasi pada
pamanfaatan bahasa sebagai sarana
pengungkap konsep-konsep, gagasan, nalar,
naluri penelitian, dan peningkatan ilmu di
segala aspek kehidupan.
 BIRI 1 merupakan bagian dari BIRI 2. Artinya,
BIRI 1 harus mencerminkan pula BIRI 2,
khususnya dalam syarat kaidah tatabahasa
dan tatawacana.

 Tugas kita sebagai pemakai bahasa di tingkat


Perguruan Tinggi adalah menaati kedua
konsep istilah ini dalam rangka pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia yang
baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai