Anda di halaman 1dari 13

Ragam Bahasa Ilmiah

PengertianRagamBahasaIlmiah
         Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang
bersifat ilmiah. Bahasa ragam ilmiah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus benar-
benar mengikuti kaidah tata bahasa, sehingga ragam bahasa ilmiah disebut juga dengan ragam
bahasa baku. Ragam bahasa ilmiah bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif,
efesien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan
dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal
penelitian.

Ciri-ciri Ragam Bahasa Ilmiah


a. Cindekia
Yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah mampu
mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam penyusunan atau
pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga menunjukkan
kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
Contoh :
kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai
moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang
dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
b. Lugas dan Logis
Yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus
bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah bahasa Indonesia yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat diterima oleh akal
sehat. Hal itu membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau gagasannya dan
membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
Contoh:
1. kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan
sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi
pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
2. kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai
media penyebaran agama sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi
pekerti melalui apresiasi.
3. saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
c. Jelas
Yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah jelas
struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam memaparkan gagasan
atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang dimaksudkan.
Contoh:
1. untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah lakunya dalam
sehari-hari.
2. baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
3. perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan perkara disidangkan
berjumlah dua puluh satu.
d. Ringkas Padat
Yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak tercampur unsur-
unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperlukan. Ciri ringkas yang dimaksud adalah
bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus singkat, tidak
menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir). Dengan
demikian, pemulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat dan
tertuang dalam kalimat yang ringkas.
Contoh:
1. pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
2. pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.
e. Objektif Formal
yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui tulisan ilmiah
merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga bahasa Indonesia yang digunakannya harus
bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus bahasa yang berlaku
dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup seluruh tataran struktur
kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri objektif, yaitu dapat
diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.
Contoh:
1. menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan (1989).Menurut
2. moeliono (1989), bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan ketaksaan
dalam pengungkapan. 3. moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan
menghindari kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis.
Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis, artinya penggunaan bahasa
tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis
secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus ditandai dengan upaya penulis untuk
menghindari penggunaan kata saya, kami dan kita.
Contoh:
1) kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting kesamaran dan
ketaksaan dalam pengungkapan.
2) perlu dikatahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman
moral Pancasila.
g. Penggunaan Istilah Teknis
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan bidang
keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka,
lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
Contoh:
1) hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan keamanan
pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex Alimentarius
Commission untuk diterapkan di industri pangan.
2) hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.
h. Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan
struktur bahasa) harus ajeg. Contoh:
1. perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia untuk mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.
2. perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.

Macam-Macam Ragam Bahasa Ilmiah


a. Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam
penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga
menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
b. Lugas dan Logis
Ciri lugas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah harus bermakna harafiah dan tidak bermakna ganda, sedangkan ciri logis adalah
bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah sesuai dengan logika atau dapat
diterima oleh akal sehat. Hal itu  membantu penulis dalam mengungkapkan pola pikir atau
gagasannya dan membantu pembaca dalam memahami gagasan atau pola pikir penulis.
c. Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah jelas struktur kalimat dan  maknanya. Hal itu  sangat membantu penulis dalam
memaparkan gagasan atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna
yang dimaksudkan.
d. Padat dan Ringkas
               Padat yang dimaksud adalah gagasan atau pola pikir yang akan diungkapkan tidak
tercampur unsur-unsur lain yang tidak ada hubungannya atau tidak diperlukan. Ciri ringkas yang
dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus  singkat,
tidak menggunakan kata-kata yang tidak diperlukan atau kata-kata yang berlebihan (mubazir).
Dengan demikian,  pemulisan karya tulis ilmiah menunjukkan gagasan atau pola pikir yang padat
dan tertuang dalam kalimat yang ringkas
e. Formal dan Objektif 
Formal yang dimaksud mengacu pada pandangan bahwa komunikasi ilmiah melalui
tulisan ilmiah merupakan komunikasi formal atau resmi sehingga  bahasa Indonesia yang
digunakannya harus bahasa Indonesia formal, artinya bahasa Indonesia yang digunakan harus
bahasa yang berlaku dalam situasi formal atau resmi pada struktur bahasa yang mencakup
seluruh tataran struktur kebahasaan. Penggunaan bahasa seperti itulah yang menunjukkan ciri
objektif, yaitu dapat diukur kebenaranya secara terbuka oleh umum.
f. Gagasan sebagai Pangkal Tolak
Gagasan  sebagai pangkal tolak yang dimaksud adalah bahasa yang digunakan dalam
penulisan karya ilmiah harus berorientasi pada gagasan atau pola pikir bukan pada penulis.
Gagasan sebagai pangkal tolak terkait dengan objektivitas penulis, artinya penggunaan bahasa
tersebut secara dominan harus bertolak pada objek yang dibicarakan dan bukan pada penulis
secara pribadi. Oleh karena itu, objektivitas harus  ditandai dengan upaya penulis untuk
menghindari penggunaan kata saya, kami, dan kita 
g. Penggunaan Istilah Teknis
Ciri penggunaan istilah teknis yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan
dalam penulisan karya ilmiah harus berfungsi sebagai wacana teknis, artinya sesuai dengan
bidang keilmuannya yang dilengkapi dengan peristilahan teknis yang meliputi penulisan angka,
lambang, dan istilah sesuai dengan bidang ilmu.
h. Konsisten
Ciri konsisten yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan
karya ilmiah mulai dari tataran terkecil sampai dengan tataran terbesar dan terluas (keseluruhan
struktur bahasa) harus ajeg. Arti ajeg adalah taat asas atau selalu menggunakan bentuk-bentuk
atau unsur-unsur tersebut dari awal tulisan sampai akhir tulisan.
Contoh-contoh Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Keseluruhan ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah seperti yang telah disebutkan harus terwujud
dalam karya tulis ilmiah yang dibuat oleh penulis. Untuk itu, perhatikan contoh-contoh dan ciri-
ciri penulisan karya ilmiah berikut. Contoh-contoh berikut disajikan dalam bentuk yang salah
sekaligus bentuk yang benar.
a. Cendekia
      Contoh :
1)   Kemajuan informasi pada era globalisasi ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai-nilai
moral bangsa Indonesia terutama pengaruh budaya barat yang masuk ke Negara Indonesia yang
dimungkinkan tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan moral bangsa Indonesia.
2)   Pergeseran nilai-nilai budaya bangsa terjadi karena masuknya pengaruh budaya barat ke
Indonesia.
b. Lugas dan Logis
Contoh:
1) Kalau pada zaman Sunan Kalijaga dalam kesenian wayang termasuk ceritanya digunakan
sebagai media penyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi
pekerti dalam cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
2)   Kalau pada zaman Sunan Kalijaga, kesenian wayang, termasuk ceritanya, digunakan sebagai
media penyebaran agama; sekarang, kesenian wayang digunakan sebagai media penanaman budi
pekerti melalui apresiasi.
3)   Saat terjadi kekacauan di pasar, pencuri berhasil ditangkap sama polisi.
4)   Saat terjadi kekacauan di pasar, polisi berhasil menangkap pencuri.
c. Jelas
      Contoh:
1)   Untuk mengetahui apakah baik dan buruknya pribadi seseorang dari tingkah dan lakunya
dalam sehari-hari.
2)   Baik buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
3)   Perkara diajukan kemeja hijau berjumlah lima puluh satu. Sedangkan perkara disidangkan
berjumlah dua puluh satu.
4)   Perkara yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah
disidangkan berjumlah 21 buah
.
d. Padat dan Ringkas
Contoh:
1)   Pendidikan agama di sekolah dasar bagaimanapun tidak akan terlaksana dengan baik tanpa
adanya dukungan yang baik pula dari orang tua murid dalam keluarga.
2)   Pendidikan agama di SD tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan orang tua.
e. Formal dan objektif
      Contoh:
1)   Menurut Moeliono mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan. (1989)
2)   Menurut Moeliono (1989),  bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari kesamaran dan
ketaksaan dalam pengungkapan.
3)   Moeliono (1989) mengatakan bahwa bahasa ilmiah itu lugas, eksak, dan menghindari
kesamaran dan ketaksaan dalam pengungkapan.
f. Gagasan Sebagai Pangkal Tolak
       Contoh:
1)   Kita semua tahu bahwa pendidikan itu dilingkungan keluarga sangat penting dalam
menanamkan moral Pancasila.
2)   Perlu dikatahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman
moral Pancasila.
g. Penggunaan Istilah Teknis
      Contoh:
1)   Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP adalah sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission untuk diterapkan di industri pangan
2) Hazard Anaylisis Critical Control Point (HACCP) adalah sistem penjaminan mutu dan
keamanan pangan yang sangat dianjurkan oleh badan keamanan pangan internasional Codex
Alimentarius Commission (CAC) untuk diterapkan di industri pangan.

h. Konsisten
     Contoh:
1)  Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2)  Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.

Karakteristik Ragam Bahasa Ilmiah

• Mencerminkan sikap ilmiah.

• Transparan.

• Lugas.

• Mengguanakan paparan (eksposisi) sebagai bentuk karangan yang utama

• Membatasi pemakaian majas.

• Penulis menyebut diri sendiri sebagai orang ketiga.

• Sering menggunakan definisi,klasifikasi dan analis.

• Bahasanya ringkas tapi padat.

• Menggunakan tata cara penulisan dan format karya ilmiah secara konsisten

. • Menggunakan bahasa indonesia baku.

Ragam Bahasa Sastra

Pengertian Ragam Bahasa Sastra

Ragam Bahasa Sastra adalah penghubung antara sesama anggota masyarakat dalam
kegiatan sosial dan kebudayaan, tetapi gaya bahasa dalam kesasastraan berbeda dengan bahasa
yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahasa sastra berbeda dengan bahasa pidato
politik, bahasa surat kabar, atau bahasa buku teks.

Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri dari 4 (empat) betuk berikut


1. Prosa, bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang tidak terikat
oleh aturan-aturan seperti dalam puisi.
2. Puisi, bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan adat
serta indah. Untuk puisi lama, selalu terikat oleh kaidah-kaidah atau aturan tertentu,
yaitu: 1). Jumlah baris tiap-tiap baitnya; 2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap
kalimat atau barisnya; 3) Irama, dan 4). Persamaan bunyi kata. 
3. Prosa liris, bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi, namun menggunakan
bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa.
4. Drama, yaitu bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan
panjang, serta disajikan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada dua pengertian,
yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan

Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu:

1. Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara objektif tanpa mengikutkan pikiran dan
perasaan pribadi pengarang.
2. Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan secara subjektif.
3. Didaktik, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral,
tata krama, masalah agama, dan lain-lain.
4. Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian (baik atau buruk) dengan
pelukisan yang berlebih-lebihan.

Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri dari 3 (tiga) bagian berikut:

1. Kesusastraan lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama
dalam sejarah bangsa Indonesia
2. Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup pada zaman Abdullah bin Abdulkadir
Munsyi.
3. Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru
Indonesia. 
Ciri-Ciri Bahasa Sastra

Berikut ini adalah ciri-ciri bahasa sastra yaitu:

1) Bersifat Konotatif

Konotatif adalah kata yang memiliki pengertian tambahan atau arti sekunder di samping arti
primernya. Nilai konotasi yang lebih luas dari pengertian denotasi amat penting dalam karya
sastra. Setiap kata yang dipilih boleh diasosiasikan kepada berbagai pengertian. Oleh sebab itu di
dalam sastra tidak ada pengertian yang sama bila ditinjau dari sudut kesan sensitivitas, dari sudut
bunyi, dan dari sudut lambang. Setiap pilihan kata mempunyai pengertian tersendiri, misalnya
kata cantik, molek, bagus, baik, anggun, indah, dari sudut denotasi mungkin artinya sama, tetapi
kesan kata-kata ini memiliki sensitivitas berbeda.

2) Bersifat Simbolis

Bahasa kesusastraan lebih bersifat simbolis, artinya bahasa sastra bukan saja mengungkapkan
yang tersurat, tapi juga mengungkapkan makna yang tersirat. Hal ini berbeda dengan bahasa
kewartawanan yang lebih bersifat literal.

3) Bersifat Multitafsir

Multitafsir artinya berpenafsiran ganda. Bahasa dalam sastra cenderung mengundang penafsiran
ganda dari pembacanya. Hal itu terjadi karena sifat konotatif bahasa sastra serta pengalaman
masing-masing pembaca berbeda dan beragam. Bahkan secara ekstrem sering dikatakan bahwa
keberhasilan suatu karya sastra dapat dilihat dari ada tidaknya sifat penafsiran ganda.

4) Memperhatikan efek musikalitas

Efek musikalitas adalah efek suara atau bunyi yang mampu membangkitkan rasa merdu.
Kemerduan bunyi bahasa dalam karya sastra pada umumnya dapat dimunculkan lewat pola
persajakan atau rima atau kadang dibentuk lewat perulangan bunyi yang sama dalam setiap bait
atau kalimat.

Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi
penikmat atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya
karena sifat keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada
pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik
selalu mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran
agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
Ragam Bahasa Sosial

Pengertian Ragam Bahasa Sosial

Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.

Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya,
serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.

Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh
orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang
yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada
lawan bicara yang merupakan teman, tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan
orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.

Ragam Fungsional

Pengertian Ragam Fungsional

Ragam fungsional sering disebut ragam professional yang merupakan ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Sebagai contoh, yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll.
Ragam fungsional ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri. Kadang-kadang disebut
juga ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.

Ragam fungsional juga dikaitkan dengan keresmian keadaan penggunaannya.

1. Ragam Keilmuan/Teknologi
Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda
dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan.

2. Ragam Kedokteran

Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus.
Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone
= ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita
mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah
hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.

3. Ragam Keagamaan

Tidaklah orang-orang itu menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan


pada suatu hari yang besar yaitu hari ketika manusia berdiri menghadap Tuhan semesta
alam.

Anda mungkin juga menyukai