PengertianRagamBahasaIlmiah
Ragam bahasa ilmiah merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk kegiatan yang
bersifat ilmiah. Bahasa ragam ilmiah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah harus benar-
benar mengikuti kaidah tata bahasa, sehingga ragam bahasa ilmiah disebut juga dengan ragam
bahasa baku. Ragam bahasa ilmiah bisa juga diartikan sebagai sarana verbal yang efektif,
efesien, baik, dan benar. Ragam ini lazim digunakan untuk mengomunikasikan proses kegiatan
dan hasil penalaran ilmiah, misalnya dalam penulisan proposal kegiatan ilmiah, proposal
penelitian.
h. Konsisten
Contoh:
1) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka yang
penting adalah pencabutan embargo senjata.
• Transparan.
• Lugas.
• Menggunakan tata cara penulisan dan format karya ilmiah secara konsisten
Ragam Bahasa Sastra adalah penghubung antara sesama anggota masyarakat dalam
kegiatan sosial dan kebudayaan, tetapi gaya bahasa dalam kesasastraan berbeda dengan bahasa
yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahasa sastra berbeda dengan bahasa pidato
politik, bahasa surat kabar, atau bahasa buku teks.
1. Epik, karangan yang melukiskan sesuatu secara objektif tanpa mengikutkan pikiran dan
perasaan pribadi pengarang.
2. Lirik, karangan yang berisi curahan perasaan secara subjektif.
3. Didaktik, karya sastra yang isinya mendidik penikmat/pembaca tentang masalah moral,
tata krama, masalah agama, dan lain-lain.
4. Dramatik, karya sastra yang isinya melukiskan sesuatu kejadian (baik atau buruk) dengan
pelukisan yang berlebih-lebihan.
1. Kesusastraan lama, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama
dalam sejarah bangsa Indonesia
2. Kesusastraan Peralihan, kesusastraan yang hidup pada zaman Abdullah bin Abdulkadir
Munsyi.
3. Kesusastraan Baru, kesusastraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat baru
Indonesia.
Ciri-Ciri Bahasa Sastra
1) Bersifat Konotatif
Konotatif adalah kata yang memiliki pengertian tambahan atau arti sekunder di samping arti
primernya. Nilai konotasi yang lebih luas dari pengertian denotasi amat penting dalam karya
sastra. Setiap kata yang dipilih boleh diasosiasikan kepada berbagai pengertian. Oleh sebab itu di
dalam sastra tidak ada pengertian yang sama bila ditinjau dari sudut kesan sensitivitas, dari sudut
bunyi, dan dari sudut lambang. Setiap pilihan kata mempunyai pengertian tersendiri, misalnya
kata cantik, molek, bagus, baik, anggun, indah, dari sudut denotasi mungkin artinya sama, tetapi
kesan kata-kata ini memiliki sensitivitas berbeda.
2) Bersifat Simbolis
Bahasa kesusastraan lebih bersifat simbolis, artinya bahasa sastra bukan saja mengungkapkan
yang tersurat, tapi juga mengungkapkan makna yang tersirat. Hal ini berbeda dengan bahasa
kewartawanan yang lebih bersifat literal.
3) Bersifat Multitafsir
Multitafsir artinya berpenafsiran ganda. Bahasa dalam sastra cenderung mengundang penafsiran
ganda dari pembacanya. Hal itu terjadi karena sifat konotatif bahasa sastra serta pengalaman
masing-masing pembaca berbeda dan beragam. Bahkan secara ekstrem sering dikatakan bahwa
keberhasilan suatu karya sastra dapat dilihat dari ada tidaknya sifat penafsiran ganda.
Efek musikalitas adalah efek suara atau bunyi yang mampu membangkitkan rasa merdu.
Kemerduan bunyi bahasa dalam karya sastra pada umumnya dapat dimunculkan lewat pola
persajakan atau rima atau kadang dibentuk lewat perulangan bunyi yang sama dalam setiap bait
atau kalimat.
Fungsi Sastra
Dalam kehidupan masayarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi
penikmat atau pembacanya.
2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya
karena sifat keindahannya.
4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada
pembaca/peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik
selalu mengandung moral yang tinggi.
5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran
agama yang dapat diteladani para penikmat/pembaca sastra.
Ragam Bahasa Sosial
Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya berdasarkan atas
kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan
kaidahnya didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat. Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan
hubungan orang, misalnya berbahasa dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya,
serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan bicara.
Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh
orang takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang
yang punya kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada
lawan bicara yang merupakan teman, tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan
orang dengan status sosial yang lebih tinggi atau kepada orang tua.
Ragam Fungsional
Ragam fungsional sering disebut ragam professional yang merupakan ragam bahasa yang
dikaitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
Sebagai contoh, yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi dll.
Ragam fungsional ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri. Kadang-kadang disebut
juga ragam profesional, adalah ragam bahasa yang dikaitkan dengan profesi, lembaga,
lingkungan kerja, atau kegiatan tertentu lainnya.
1. Ragam Keilmuan/Teknologi
Komputer adalah mesin pengelola informasi. Berjuta-juta fakta dan bagan yang berbeda
dapat disimpan dalam komputer dan dapat dicari lagi apabila diperlukan.
2. Ragam Kedokteran
Kita mengenal dua macam diabetes, yaitu diabetes inspidus dan diabetes mellitus.
Diabetes inspidus disebabkan oleh kekurangan hormon antidiuretik (antidiuretic hormone
= ADH) diproduksi oleh kelenjar pituitaria yang berada di dasar otak sehingga kita
mengeluarkan urine terus atau kencing saja. Pada diabetes mellitus yang kurang adalah
hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas yang berada dibawah hati.
3. Ragam Keagamaan