Karya ilmiah bisa dikatakan erat dengan dunia pendidikan dan penelitian. Kebanyakan karya
ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari riset yang dilakukan lembaga penelitian dan
pendidikan.
Satu di antara tujuan dari karya ilmiah ialah untuk kepentingan memecahkan masalah dari
suatu persoalan yang ada dan dipilih oleh penulisnya. Dalam karya ilmiah harus berisi data,
fakta, dan solusi mengenai masalah yang diangkat.
Jadi, saat membuat karya ilmiah, seorang penulis harus menaati bagian-bagian penting dalam
kaidah kepenulisan karya ilmiah, seperti menggunakan bahasa yang formal, baku, sesuai
teori, dan fakta yang ada di lapangan.
Beberapa jenis karya tulis ilmiah yang populer, antara lain makalah, paper, skripsi, tesis, dan
disertasi.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang karya ilmiah bisa membaca pengertian dari para ahli,
tujuan hingga manfaatnya.
Berikut ini pengertian karya ilmiah menurut ahli, ciri-ciri, struktur, hingga manfaatnya,
seperti dikutip dari laman Gurupendidikan dan Sevima, Selasa (8/12/2020).
1. Munawar Syamsudin
Tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar konsepsi
keilmuan tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur, dan
konsisten.
2. Yamilah dan Samsoerizal
Ragam karya ilmiah terdiri dari beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut
pengelompokan itu, dikenal ragam karya ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, dan disertasi.
3. Brotowidjoyo
Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis
menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
4. Wahyu
Suatu karangan dapat dikatakan ilmiah jika ia mengungkapkan suatu permasalahan dengan
metode ilmiah.
5. Maryadi dalam Harun, dkk
Karya ilmiah yaitu suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu permasalahan tertentu
dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan.
1. Reproduktif
Karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh pembacanya
sesuai makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung memahami konten dari
karya ilmiah.
2. Tidak Ambigu
Sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman secara detail dan tidak dikemas dengan
bahasa yang tidak membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa
langsung diterima oleh pembacanya.
3. Harus Objektif dan Hindari Kesan Emotif
Ciri-ciri karya ilmiah selanjutnya ialah harus objektif dan tidak boleh emotif atau dibuat
dengan dasar perasaan penulis. Hal ini penting agar karya ilmiah yang dibuat dapat menjadi
suatu karya objektif, bukan berpihak pada emosi penulis.
4. Menggunakan Bahasa yang Baku dan Memperhatikan Cara Penulisan yang Tepat
Ciri-ciri karya ilmiah yang keempat mengharuskan sebuah karya ilmiah untuk ditulis
menggunakan bahasa yang baku dan memperhatikan cara penulisan yang tepat. Bahasa yang
baku maksudnya di sini adalah bahasa yang formal dan resmi sesuai Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
5. Menggunakan Kaidah Keilmuan
Ciri-ciri karya ilmiah yang kelima, yakni sebuah karya ilmiah harus ditulis dan disusun
dengan kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan di sini maksudnya adalah metodologi penelitian
yang harus diperhatikan oleh penulis karena dengan metodologi, karya ilmiah memiliki
kerangka pemikiran yang logis.
6. Berkohesi dan Menggunakan Kalimat yang Efektif
Ciri-ciri karya ilmiah yang terakhir ialah berkohesi dan menggunakan kalimat yang efektif.
Berkohesi di sini maksudnya adalah antara satu bab dengan bab yang lain harus saling
berkesinambungan, terutama isinya.
Hindari penggunakan kalimat yang tidak efektif alias bertele-tele dalam menulis sebuah
karya ilmiah.
Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam bentuk karya
ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Makalah ilmiah yang telah ditulis diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dan masyarakat.
Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)
pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah
penyelesaian studinya.
Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh siswa dalam
menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk karya ilmiah yang bersangkutan
setelah mendapat pengetahuan.
Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.
Manfaat Penulisan Karya Ilmiah
Struktur Karya Ilmiah
o Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan ini berisi dasar dalam penelitian ilmiah yang dilakukan, masalah yang
diangkat, dan mekanisme dari penyelesaian masalah tersebut.
Bagian dari isi dan pembahasan biasanya terdiri dari satu atau dua bab, dengan jumlah bab
yang tergantung pada seberapa pelik pembedahan dan pembahasannya dari bahan penelitian
itu sendiri.
Bagian dari kesimpulan adalah hasil analisis penelitian dari bagian isi dan pembahasan.
Dengan kesimpulan yang disampaikan di bagian yang berupa penjelasan singkat dan padat,
tentang hasil analisis. Biasanya bagian ini terdiri dari satu bab saja dan ditambah dengan
paparan saran.
Mahasiswa biasanya identik dengan karya tulis ilmiah. Produk keilmuan ini biasanya
diperkenalkan di bangku kuliah dan terus dilatih selama proses pembelajaran. Pentingnya
karya tulis ilmiah ternyata tidak hanya dirasakan oleh orang yang bersangkutan, tetapi juga
oleh seluruh orang yang berkecimpung dalam hal keilmuan. Manfaatnya lebih besar dari
sekadar menyimpulkan hipotesis dan menjawab permasalahan.
Bagi kamu yang saat ini sedang menghadapi pembuatan karya tulis dan berusaha memahami
manfaatnya, simak beberapa hal di bawah ini.
3
Menentukan topik atau tema
Mengumpulkan bahan
Menentukan hipotesis
Menyusun rancangan penelitian
Melaksanan percobaan, turun ke lapangan, atau kajian data
Melakukan pengumpulan data
Menganalisis data
Merumuskan hasil penelitian
Menurut Munawar Syamsudin dalam buku Dasar-dasar dan Metode Penulisan Ilmiah
(1994), tulisan ilmiah adalah naskah yang membahas suatu masalah tertentu, atas dasar
konsepsi keilmuan tertentu, dengan memilih metode penyajian tertentu secara utuh, teratur
dan konsisten. Berikut langkah-langkah dalam menyusun karya ilmiah:
Mengumpulkan bahan
Bahan yang dimaksud dapat berupa pustaka atau benda-benda yang berkaitan dengan
penelitian. Untuk karya ilmiah yang menggunakan percobaan atau eksperimen dengan ilmu
eksakta, butuh mengumpulkan bahan dan alat tertentu sesuai kebutuhan penelitian. Namun
untuk karya ilmiah berbasis analisis dan teori, maka sumber pustaka dapat bewujud cetak
maupun elektronik. Contohnya buku, jurnal, dokumen resmi, berita, atau sumber-sumber
dari internet.
4.
Sebelum menjawab hubungan antara judul penelitian, rumusan
masalah penelitian, dan hipotesis penelitian, ada beberapa hal yang
perlu kita ketahui:
1) Topik ini sebenarnya bukan masuk dalam kategori matematika, tapi
lebih ke Bahasa Indonesia ya :)
Dengan kata lain, lewat judul penelitian, setiap pembaca laporan bisa
memperoleh informasi singkat tentang penelitian seperti apa yang
akan dilaporkan.
Salah satu contoh judul laporan penelitian yang bisa kamu pelajari
tentang keterkaitan tiga komponen ini adalah Laporan Penelitian
Tindakan Sekolah: Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas VI
dalam Pembelajaran Matematika Melalui Supervisi Akademik
Modul
Dalam dunia pendidikan dan pelatihan terdapat beberapa jenis bahan untuk
membantu proses pembelajaran. Semua bahan ataupun pedoman tentu harus
memuat sudut pandang yang jelas terutama tentang prinsip-prinsp yang digunakan,
pendekatan yang dianut, metode yang digunakan, teknik pengajaran yang
digunakan serta sarana yang digunakan.
Salah satu bahan ajar yang sering digunakan adalah buku cetak dan modul. Sekilas
dari yang sering kita dengar keduanya mempunyai tujuan yang sama yakni
mempermudah pengajar dan peserta didik dalam menyampaikan materi
pembelajaran.
Tapi jika ditinjau lebih detail, 2 jenis buku ini memiliki perbedaan berdasarkan
definisi, karakteristik, dan standar proses penulisan. Berikut ini kami jelaskan
beberapa perbedaan tersebut.
Buku Cetak
Buku cetak dikenal pula dengan sebutan buku ajar, buku materi, buku paket, atau
buku panduan belajar. Bentuknya bisa berupa buku teks cetak maupun buku teks
elektronik (e-book).
Buku cetak merupakan bagian penting dalam proses pembelajaran. Setiap dosen
atau guru membutuhkan buku cetak untuk membantu proses mengajar. Tujuan dari
buku ajar tidak lain membantu komunikasi antara pengajar dan peserta didik sesuai
kurikulum yang berlaku.
Bentuk buku ajar seperti buku biasa yang isinya menjadi acuan berkualitas dan
biasanya pada pendidikan formal buku ajar diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan
atau Dinas Pendidikan setempat. Sedangkan pada buku ajar lembaga pendidikan
non formal buku ajar ditulis oleh pakar di bidangnya masing-masing. Buku ajar
ditulis untuk tujuan intruksional tertentu. Buku ajar dilengkapi dengan sarana
pengajaran.
Modul juga dikemas secara sistematis dan menarik dengan cakupan materi,
metode, dan evaluasi yang dapat dipakai secara mandiri agar tercapai komptensi
yang diharapkan.
Ciri-ciri Modul
1. Dapat dipelajari secara mandiri oleh siapa saja.
2. Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus, bersumber pada tingkah
laku.
3. Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut
kemampuannya masing-masing.
4. Paket pengajaran yang bersifat self-learning membuka kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
5. Memiliki daya informasi yang cukup kuat. Unsur asosiasi, struktur, dan
urutan bahan pelajaran terbentuk sedemikian rupa sehingga peserta
didik secara spontan mempelajarinya.
6. Terdapat petunjuk yang jelas dengan satu kesatuan evaluasi pada
setiap akhir sesi pembelajaran
Dalam pelaksanaan pembelajaran, modul memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelemahan pembelajaran dengan menggunakan modul ialah:
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada
khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan
konsultasi secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
Oleh: dirto