Anda di halaman 1dari 27

CARA MUDAH

MENULIS ARTIKEL DAN


MAKALAH
ARTIKEL

A. Pengantar

Pada dasarnya, terdapat beberapa jenis model penulisan artikel. Model-


model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya. Model yang
paling mudah yaitu model penulisan populer. Tulisan populer biasanya bersifat
ringan, tidak rumit, dan bersifat hiburan. Selain itu, bahasa yang digunakan juga
cenderung bebas.

Model yang paling sulit yaitu penulisan ilmiah. Model ini mensyaratkan
objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan informasi yang relevan, dan
biasa diharapkan menjelaskan “mengapa” atau “bagaimana” suatu perkara terjadi,
tanpa pandang bulu dan eksak (Soeseno 1982). Dari aspek bahasa, tentu saja
tulisan ilmiah mensyaratkan bahasa yang baku. Meski demikian, ada satu model
penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut dikenal dengan
penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan populer dan ilmiah.
Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun disajikan dengan
cara penuturan yang mudah dimengerti (Eneste, 2005). Penulisan populer
memiliki ciri, bentuk, bahasa, serta kiat dan praktik penulisan yang khas, oleh
sebab itu, dalam makalah ini akan diuraikan beberapa tujuan, bentuk, serta hal-hal
yang terkait dengan penulisan popular.

B. Pengertian Artikel Ilmiah dan Populer

Artikel merupakan karya tulis lengkap, misalnya laporan berita, surat kabar,
dan sebagainya (KBBI 2002: 66), atau bisa juga sebuah karangan/prosa yang
dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu, persoalan, atau kasus
yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono 2005:84). Artikel
merupakan karya tulis atau karangan, karangan nonfiksi, karangan tidak tentu
panjangnya, karangan yang bertujuan untuk meyakinkan, mendidik, atau
menghibur, sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah, dan lainnya.
wujud karangan berupa berita atau “kharkas” (Pranata 2002: 120).[1]

Jenis-jenis berdasarkan dari siapa yang menulis dan fungsi atau


kepentingannya (Tartono 2005: 85-86). Berdasarkan penulisnya, ada artikel
redaksi dan artikel umum. Artikel redaksi yaitu tulisan yang digarap oleh redaksi
di bawah tema tertentu yang menjadi isi penerbit. Sedangkan artikel umum
merupakan tulisan yang ditulis oleh umum. Sedangkan dari fungsinya atau
kepentingannya, ada artikel khusus dan artikel sponsor. Artikel khusus adalah
nama lain dari artikel redaksi. Sedangkan artikel sponsor yaitu artikel yang
membahas atau memperkenalkan sesuatu.
Istilah Artikel Ilmiah Mempunyai 4 Dimensi, yaitu sebagai berikut.
a. Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan
penelitian atau gagasan analitis kritis
b. Dimensi bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis
dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan-satuan
makna secara eksplisit.
c. Dimensi sistematika yang dijadikan unsur pembeda antara bentuk karya tulis
artikel dengan bentuk karya tulis lain.
d. Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal
(umum).

Beberapa Jenis Model Penulisan Artikel:


Model-model tersebut bisa dikelompokkan kepada tingkat kerumitannya.
Model yang paling mudah ialah model penulisan populer.Tulisan populer
biasanya tulisan ringan yang tidak njelimet atau rumit dan bersifat hiburan. Selain
itu, bahasa yang digunakan juga cenderung bebas (perhatikan, misalnya bahasa
yang digunakan di majalah). Model yang paling sulit yaitu penulisan ilmiah.
Model ini mensyaratkan objektivitas dan kedalaman pembahasan, dukungan
informasi yang relevan, dan biasa yang diharapkan menjelaskan “mengapa” atau
“bagaimana” suatu perkara itu terjadi, tanpa pandang bulu dan eksak (Soesono
1982:2). Dari aspek bahasa, tentu saja tulisan ilmiah mensayaratkan bahasa yang
baku, ada satu model penulisan yang berada di tengah-tengahnya. Model tersebut
dikenal dengan penulisan ilmiah populer dan merupakan perpaduan penulisan
populer dan ilmiah. Istilah ini mengacu pada tulisan yang bersifat ilmiah, namun
disajikan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti (Soesono 1982:6 dan
Creste 2005:171). Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah),
bukan berarti tulisan yang dihasilkan hanya ditujukan kepada kalangan akedemisi.
Sebaliknya, artikel ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum dan kita
perlu membedakan antara kosakata ilmiah dan populer. Kata-kata populer
merupakan kata-kata yang akan dipakai dalam komunikasi sahari-hari, sedangkan
kata-kata yang biasa dipakai oleh kaum pelajar terutama dalam penulisan ilmiah,
pertemuan-peretmuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah
(Keraf 2004:105—106).

2.1 Pengertian Artikel Ilmiah Populer

            Menulis populer adalah menulis dengan kesadaran penuh akan pembaca.


Penulisnya mampu berempati kepada pembaca, tidak mempersulit atau bahkan
menyiksa pembaca. Penulis mampu berpikir sederhana. Penulis memilih bahasa
dan istilah sederhana dengan tujuan orang memahami apa yang ia tulis, bukan
mengakui kepintarannya. Tulisan populer justru menuntut penulis untuk benar-
benar menguasai persoalan. Penulis harus belajar dan membaca lebih banyak serta
lebih keras. Penulis juga dituntut untuk berusaha menyederhanakan sajian,
mencari analogi dan sebagainya.[2]
Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan
pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya
(lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi
pembacanya. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik
(penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi).
Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika
serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat
menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. Pembahasan dan
analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat
yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus
secara ketat mengikuti “aturan main” penggunaan tata bahasa yang berlaku di
dunia akademik (Wiyata, 2008).

2.2 Perbedaan Penulisan Artikel Ilmiah dengan Artikel Ilmiah Populer

Perbedaan yang mendasar antara penulisan populer dan penulisan artikel


ilmiah terletak pada tujuan dan cara penulisannya. Dari tujuan-tujuan yang telah
diuraikan tentang penulisan populer dapat dilihat bahwa penulisan populer adalah
tulisan untuk meberikan informasi atau wacana sesuai dengan pemikiran dan
perenungan dari penulis tidak harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik
(penelitian), tidak harus mengikuti aturan penggunaan tata bahasa yang berlaku di
dunia akademik, menggunakan istilah-istilah yang mudah dicerna dan populer di
masyarakat, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan,
agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan
(Wiyata, 2008).

Hal tersebut berbeda dengan tata cara penulisan artikel ilmiah. Dalam
penulisan artikel ilmiah ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga
memuat informasi-informasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir, dan
komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup,
karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas.
Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan
komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan bahasa Indonesia
(asing) yang sesuai dengan “aturan main” yang berlaku di dunia akademik.
Sehingga pembahasan  dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat.
Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan
dipahami karena telah melalui proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan
ulang (Wiyata, 2008).

Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat,


lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga
kesungguhan, keberanian, dan kepercayaan diri yang tinggi. Yang tidak kalah
pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang
menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan (Wiyata, 2008).

2.3 Ciri-ciri Penulisan Artikel Ilmiah yang Baik[3]


Dalam menulis artikel ilmiah tentunya terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dan dipahami. Ada pun iri-ciri artikel ilmiah yang baik, yaitu sebagai
berikut.
1. Reproduktif, maksud yang ditulis oleh penulis diterima dengan makna yang
sama oleh pembaca. Maka dari itu penulis harus menggunakan bahasa yang
bermakna denotatif agar terdapat satu pemahaman dengan pembaca.
2. Menggunakan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf.
3. Menggunakan istilah keilmuan. Artinya, penulis harus menggunakan bahasa
keilmuwan dalam bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis terhadap
ilmu tertentu yang dikuasai.
4. Rasional. Artinya, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang logis,
alur pemikiran yang lancar dan kecermatan penulisan.
5. Bersifat straightforward atau langsung kesasaran.
6. Menggunakan kalimat yang efektif.

 Sementara itu menurut Wardani (2006:1—6) ciri-ciri karya Ilmiah  yaitu


sebagai berikut.
1. Dari segi isi, karya ilmiah menyajikan pengetahuan yang dapat berupa
gagasan, deskripsi tentang sesuatu atau pemecahan suatu masalah.
2. Pengetahuan yang disajikan tersebaut didasarkan pada fakta atau data
(kajian empirik) atau pada teori-teori yang telah diketahui kebenaranya.
3. Sebuah karya ilmiah mengandung kebenaran yang objektif serta kejujuran
dalam penulisan.
4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa baku dan banyak menggunakan
istilah teknis, di samping istilah yang bersifat denotatif.
5. Sistematika penulisan mengikuti cara tertentu.

Sedangkan ciri-ciri karya ilmiah populer menurut Hakim (2004:57)


diurutkan sebagai berikut.
1. Bahan berupa fakta yang objektif.
2. Penyajian menggunakan bahasa yang cermat, tidak terlalu formal tapi
tetap taat asas, disusun secara sistematis; tidak memuat hipotesis.
3. Sikap penulis tidak memancing pertanyaan-pertanyaan yang meragukan.
4. Penyimpulan dilakukan dengan memberikan fakta.

Sementara itu karakteristik karangan ilmiah populer yaitu sebagai berikut.


1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam
suatu disiplin ilmu, maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat
umum, awam atau profesional dalam bidang lain.
2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik
tempat ia bekerja serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah
populer menuliskan nama tanpa informasi lain, kecuali ia adalah repoter.
3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan gaya tulis faktual dan “dingin” (tak-
emosional) demi objektifitas, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan
gaya informal, anekdot, personal, serta menghibur.
4. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan
relatif panjang serta penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer
ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan sederhana serta mudah dibaca.
5. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan
daftar pustaka agar materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah
populer umumnya tidak meyertakan informasi-informasi tersebut.
6. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka
karangan ilmiah populer seringkali dilengkapi dengan berbagai ilustrasi,
gambar, foto, dll.

2.4 Langkah-langkah dalam Menulis Artikel Ilmiah[4]

Dalam menulis artikel, penulis sebaiknya memperhatikan dan mencermati


hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan kegiatan ini. Berikut dijelaskan
dengan gamblang mengenai menulis artikel ilmiah.

2.4.1 Menguji  gagasan


Prinsip paling dasar dari melakukan kegiatan menulis adalah menentukan
atau memasatikan topik atau gagasan apa yang hendak dibahas. Jika, sudah
ditentukan gagasannya, kita bisa melakukan sejumlah pengujian.

2.4.1.1 Pola penggarapan artikel


Ketika hendak menulis artikel, kita tidak hanya diperhadapkan pada satu
kemungkinan. Soesono (1982:16—17) memaparkan setidaknya lima pola yang
bisa digunakan untuk menyajikan artikel tersebut. Pola pemecahannya antara lain.
· Pola pemecahan topik:
Pola ini untuk memacah topik yang masih berada dalam lingkup
pembicaraan yang menjadi subtopik/bagian yang lebih sempit ligkupnya
kemudian dianalisa. Pola dan pemecahannya lebih dahulu mengemukakan
masalah yang masih berada dalam lingkup pokok bahasan yang diberi dengan
jelas. Kemudian menganalisa pemecahan masalah yang dikemukakan.
Pertama, pola kronologi. Pola ini menggambarkan topik yang menurut dari
urutan-urutan dan peristiwa yang terjadi.
Kedua, pola pendapat. Pola ini bisa dipakai jika penulis yang bersangkutan
hendak mengemukakan pendapatnya sendiri tentang topik yang dikerjakan.
Ketiga, pola perbandingan. Pola ini dua aspek atau lebih dari suatu topik
dan menunjukkan persamaan dan perbedaannya. Pola pembandingan paling sering
digunkan untuk menyusun tulisan.

2.4.2 Menulis bagian pendahuluan


Untuk bagian pendahuluan, ada tujuh macam bentuk pendahuluan yang bisa
digunakan (Soesono 1982 : 42). Dengan dari tujuh bentuk pendahuluan dapat
menjadi alternatif untuk mengawali penulisan artikel.
Pertama, ringkasan. Pendahuluan yang berbentuk ringkasan mengemukakan
isi tulisan secara garis besar. Kedua, pernyataan yang menonjol. Pertanyaan yang
berisi tentang ketertarikan atau kekaguman agar bertujuan untuk membuat
pembaca merasa tertarik. Ketiga,  pelukisan pendahuluan yang melukiskan suatu
fakta, kejadian, atau hal untuk membuat pembaca ingin tahu /ikut membayangkan
bersama penilisan apa-apa yang hendak disajikan dalam artikel.
Keempat, anekdot. Pembukaan jenis ini menawan karena memberi selingan
kepada nonfiksi seolah-olah menjadi fiksi. Kelima, pertanyaan. Pendahuluan ini
memberikan rangsangan keingintahuan sehingga dianggap pendahuluan yang
bagus/baik. Keenam, kutipan orang lain. Pendahuluan berupa kutipan seseorang
dapat langsung menyentuh rasa si pembaca, sekaligus membawanya ke pokok
bahasan yang akan dikemukakan dalam artikel itu. Ketujuh, amanat langsung.
Pendahuluan berbentuk amanat langsung kepada pembaca agar akan terasa lebih
akrab karena seolah-olah tertuju kepada perorang-orangan.

2.4.3 Menulis bagian pembahasan atau tubuh utama


Untuk ini di sarankan bagiannya dipecah menjadi beberapa bagian masing-
masing dibatasi dengan subjudul-subjudul. Selain memberi kesempatan agar
pembaca beristirahat sejenak. Subjudul itu juga bertugas sebagai penyegar,
pemberi semangat baca yang baru (Soesono 1982:46). Oleh karena itu, ada
baiknya subjudul tidak ditulis secara kaku.

2.4.4 Menutup artikel


Dalam sebuah artikel bagian yang menentukan adalah penutup. Bagian ini
biasanya memuat simpulan dari isi tulisan secara keseluruhan, bisa saja berupa
saran, imbalan, ajakan, dan sebagainya (Tartono 2005:88).

2.4.5 Pemeriksaan isi artikel


Ketika selesai menulis artikel, hal selanjutnya yang perlu kita lakukan
ialah melakukan pemeriksaan menyeluruh. Untuk memastikan bahwa tulisan yang
kita hasilkan kita baik, kita harus rajin memeriksa tulisan kita. Untuk
memudahkan mengoreksikan artikel, beberapa pertanyaan dapat membantu kita
dalam menjawab. Untuk pembukaan, misalnya apakah kalimat pembuka bisa
menarik pembaca? Dapatkah pembaca mulai mengerti ide yang kita tuangkan?
Jika tulisan kita cenderung serius, adakah kata-kata yang tidak sepantasnya
dikatakan?
Untuk isi/tubuh, apakah kalimat mendukung sudah benar-benar
mendukung pembukaan? Apakah masing-masing kalimat berhubungan dengan
ide pokok? Dan lain-lain. Untuk kesimpulan, apakah mencangkup semua ide
tulisan? Bagaimana sikap/tindakan kita terhadap kata-kata dalam kesimpulan yang
dibuat? Jika kita memberikan respon “tidak” untuk tiap pertanyaan, berarti kita
perlu mengecek/merevisi ulang artikel dengan mengganti dan menulis bagian
yang salah.

2.5 Langkah-langkah dalam Menulis Artikel Populer


   Menulis populer sebenarnya mudah. Menulis populer nampak sulit karena
kita sering terjebak cara berpikir dan kebiasaan yang keliru. Kita sering keliru
menganggap bahwa tulisan yang bagus adalah tulisan yang bisa menunjukkan
kepintaran penulisnya. Biar kelihatan pintar, kita memasukkan banyak istilah
teknis, istilah asing atau kosakata sulit yang ironisnya sering kita sendiri tidak
memahaminya. Melihat target pembacanya yang adalah khalayak umum, kita
perlu mencermati bahasa yang kita gunakan dalam menulis artikel ilmiah populer
ini. Meskipun bersifat ilmiah (karena memakai metode ilmiah), bukan berarti
tulisan yang kita hasilkan ditujukan untuk kalangan akademisi. Sebaliknya, artikel
ilmiah populer ditujukan kepada para pembaca umum.
Mengingat kondisi tersebut, kita perlu membedakan antara kosakata
ilmiah dan kosakata populer. Kata-kata populer merupakan kata-kata yang selalu
akan dipakai dalam komunikasi sehari-hari, baik antara mereka yang berada di
lapisan atas maupun di lapisan bawah, demikian sebaliknya. Sedangkan kata-kata
yang biasa dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam tulisan-tulisan ilmiah,
pertemuan-pertemuan resmi, diskusi-diskusi khusus disebut kata-kata ilmiah
(Keraf, 2004).
Berikut daftar beberapa contoh kata ilmiah dan populer.
Kata Ilmiah Kata Populer
Analogi Kiasan
Anarki Kekacauan
Bibliografi Daftar pustaka
Biodata Biografi singkat
Kata Ilmiah Kata Populer
Definisi Balasan
Diskriminasi Perbedaan perlakuan
Eeksentrik Aneh
Final Akhir
Formasi Susunan

Menurut Jamaludin (2006) terdapat beberapa tips atau cara untuk menulis
tulisan populer antara lain sebagai berikut.

1. Menulis populer adalah menulis untuk pembaca ‘awam’. Karena itu,


berempatilah terhadap pembaca. Mudahkan urusan mereka dalam memahami
tulisan kita, jangan mempersulit atau bahkan menyiksa pembaca.

2. Hindari istilah teknis dan jargon. Istilah teknis adalah istilah yang hanya
dikenal dalam disiplin ilmu tertentu
Contoh:  “Tiga Primata Endemik Indonesia Lahir di TSI Cisarua Bogor”
Jargon adalah istilah yang hanya berlaku di lingkungan tertentu (instansi pemerintah,  militer, atau
LSM tertentu).
Contoh:   Jakarta Memasuki Status Kejadian Luar Biasa Deman Berdarah”.
3. Hindari akronim, kata asing, atau serapan. Akronim banyak diciptakan instansi
pemerintah, militer, dan polisi.                                           
Contoh: “Tersangka Kasus Korupsi Sisminbakum Ditjen
AHU diperiksa”                                 
“Jumlah Kasus Curat dan Curas Tahun Ini Meningkat”

Selain itu juga kata asing/serapan.


Contoh: Inflasi àharga-harga melambung. Rekstrukturisasi buruh besar-besaran, penjualan
saham perusahaan negara kepada swasta. Infrastruktur  jembatan, jalan raya.

4. Pakailah kalimat sederhana. Dengan pola S-P-O mengetahui dimana subyek,


predikat dan obyek dalam kalimat itu. Jika tidak, sederhanakan kalimat. Pecah
kalimat panjang menjadi dua atau mungkin tiga. Kalimat Jangan terlalu panjang,
jangan beranak-cucu. Makin panjang kalimat, makin mudah pembaca tersesat.
Satu kalimat maksimal 13 kata. Pecahkan tulisan dalam paragraf singkat.
Maksimal lima baris dalam format Word.
5. Sajikan secara konkret dan spesifik.  Jangan memakai pernyataan umum yang
tidak jelas artinya.                                                           
Contoh pernyataan pejabat polisi: “Kasus ini sedang kami kembangkan”. Apakah yang
dimaksud adalah “tersangka sudah ditahan”, “saksi sudah diperiksa“ atau “bukti sedang dicari
dan diuji di laboratorium forensik”?
Salah satu cara menyajikan tulisan spesifik adalah dengan meniadakan kata
sifat.                                                       
Contoh: Tinggi. Seberapa tinggi: dua meter, setinggi menara Monas? Kaya Seberapa kaya:
punya sedan Jaguar lima biji. Luas. Seberapa luas: 10 meter persegi, seukuran lapangan
sepakbola?

6. Hanya detil yang relevan. Menulis populer sama dengan menulis jelas (kadang)
rinci atau mendetil. Tapi, terlalu banyak detil bisa mengganggu pemahaman atau
kelancaran membaca.
Contoh: "Bali pada tahun 2004 memiliki lahan sawah produktif 142.971 hektare, menyusut
sekitar 1.306 hektar dari tahun sebelumnya (2003) yang total arealnya 144.277 hektare. Tahun
2000 areal sawah Bali seluruh seluas 153.228 hektare.”
Sederhanakan: “Lima tahun terakhir Bali kehilangan lahan sawah sekitar 10.000 hektare.”

7. Permudah dengan analogi. Konsep dan angka yang abstrak dan ruwet bisa
disederhanakan dalam analogi yang mudah dicerna pembaca.
Contoh: Pekarangan seluas tiga hektare = seluas tiga kali lapangan sepakbola. Kabupaten
seluas 17.800 km2 = sekitar separo Provinsi Jawa Tengah”.

2.6    Jenis-jenis Artikel


Dari segi sistematika penulisan dan isinya, artikel ilmiah umumnya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu artikel hasil penelitian dan artikel konseptual.
Berikut penjelasn lebih lanjut tentang keduanya.

2.6.1 Artikel hasil penelitian.


Artikel hasil penelitian adalah artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil
pemikiran atas suatu obyek kajian yang berupa temuan penelitian. Artikel
penelitian bukan merupakan bentuk ringkasan pengkreditan dari laporan
penelitian, tetapi merupakan hasil kerja penulisan baru yang dipersiapkan dan
dilakukan sedemikian rupa, sehingga tetap menampilkan secara lengkap semua
aspek penelitian. Artikel jenis ini pun masih dibagi menjadi dua, yaitu kuantitatif
dan kualitatif.

2.6.1.1 Hasil penelitian kuantitatif dan sistematikanya


(prolog)
1.      Judul. Judul artikel penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan
gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan. Perubahan (variable)
penelitian dan hubungn antar perubah serta informasi lain yang dianggap penting
harus terlibat dalam judul artikel, namun harus dijaga agar judul artikel tidak
terlalu panjang.
2.      Nama Penulis. Pedoman penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk
artikel konseptual juga berlaku pada artikel hasil penelitian
3.      Abstrak dan kata kunci. Abstrak hasil penelitian secara ringkas memuat
uraian tentang masalah dan tujuan penelitian.Topik yang dibahas diutamakan pada
hasil penelitian. Abstrak sebaiknya disertai dengan tiga sampai lima kata kunci
yaitu istilah yang menggambarkan masalah.
4.      Pendahuluan. Bagian pendahulan terutama berisi paparan tentang
permasalahan penelitian, wawasan dan rencana penulis dalam kaitannya dengan
upaya pemecahan masalah, tujuan, penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan
secara naratif dan tidak perlu pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.

5.      Metode Penelitian. Metode penelitian menguraikan bagimana penelitian


dilakukan, dengan materi pokok rancangan penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.
6.      Hasil Penelitian. Bagian hasil penelitian memuat hasil akhir analisis data,
artinya hasil pengujian hipotesis dan penggunaan teknik statistic tidak termasuk
dalam bagian ini.Penyajian hasil penelitian umumnya dibantu dengan table dan
grafik.
7.      Pembahasan. Bagian pembahasan merupakan bagian terpenting dari artikel
hasil penelitian. Penulis dalam bagian pembahasan akan menjawab pertayaan-
pertanyaan yang telah dikemukakan dalam tujuan penelitian dan menguji jawaban
di dalam hipotesis.
8.      Kesimpulan dan Saran. Bagian kesimpulan menyajikan ringkasan dari
pembahasan hasil penelitian, namun tetap menyelaraskan dengan tujuan dan
hipotesis penelitian.
9.  Daftar Pustaka. Bagian pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka
hanya sumber pustaka yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel hasil
penelitian.

2.6.1.2 Hasil penelitian kualitatif dan sistematikanya


(prolog)
1. Judul. Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan cepat
memberikan gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan. Menulis judul
artikel tidak boleh terlalu panjang.
KEEFEKTIFAN KALIMAT
DALAM TEKS EKSPOSISI KARYA SISWA KELAS X

baran isi artikel


ingin tahu pembaca
yang jelas
15 kata, tidak perlu mencantumkan tempat, waktu, dan jenis penelitian, tidak menyingkat setiap kata di dalam judul, kecuali singkatan ilmiah yang berlaku umum, berupa klausa sehingga

2. Nama Penulis. Pedoman penulisan nama penulis dan alamat penulis untuk
artikel konseptual juga berlaku untuk artikel hasil penelitian.
Eka Listiyaningsih
Nurchasanah
Dwi Saksomo2
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang 65145
E-mail: listiyaningsihe@yahoo.co.id

Keterangan:
Ketepatan penulisan (a) tanpa mencantumkan gelar akademik, (b) Jika penulis lebih dari satu, semua penulis dituliskan dengan urutan penulis utama, penulis II, dan penulis III
Kelengkapan penulisan (a) alamat e-mail penulis, (b) alamat lembaga (afiliasi) penulis: nama jalan, kode pos, dan alamat e-mail
3. Abstark dan Kata kunci. Abstark hasil penelitian secara ringkas memuat
uraian tentang masalah dan tujuan penelitian, metode penelitian yang digunakan,
dan hasil penelitian. Absratk sebaiknya deisertai dengan tiga sampai lima kata
kunci yaitu istilah yang menggambarkan masalah yang diteliti.
mongan. *2)Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi dokumen. *3)Hasil penelitian ini, yaitu: (1) 186 kalima

Keterangan*:
Tujuan penelitian
Metode penelitian
Hasil penelitian (Memuat 50—75 kata, diketik spasi rapat dengan ukuran fon 10/11)

Kata Kunci: kalimat efektif, teks eksposisi, pembelajaran menulis

Keterangan:
Menggambarkan masalah utama penelitian
Berisi 3—5 kata baik kata tunggal maupun frasa, mengacu pada kata dalam judul atau tersirat dalam bahasan

4. Pendahuluan, Bagian pendahluan terutama berisi paparan tentang


permasalahan penelitian, wawasan, dan rencana penulis dalam kaitannya dengan
upaya pemecahan masalah, tujuan, penelitian dan rangkuman kajian teoritis yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penyajian bagian pendahuluan dilakukan
secara naratif dan tidak perlu pemisahan (secara spesifik) dari sub bagian lain.
dapat dipahami secara tepat. *2)Nurchasanah & Widodo (1993:22) juga menjelaskan bahwa kalimat-kalimat dalam paragraf harus menunjukkan a
una agar informasi yang disampaikan penulis mudah diterima oleh pembaca.

Keterangan:
Latar belakang alasan mengapa “x” diteliti: alasan pertama
Teori Utama
Latar belakang alasan mengapa “x” diteliti: alasan kedua
Teori utama
Latar belakang alasan mengapa “x” diteliti: alasan ketiga
5. Metode Penelitian. Metode penelitian menguraikan bagimana penelitian
dilakukan, dengan materi pokok rancangan penelitian, teknik pengumpulan data,
dan teknik analisis data.

ikan keefektifan kalimat dalam teks eksposisi karya siswa kelas X SMA Negeri 2 Lamongan tahun pelajaran 2014/2015 dilihat dari segi kesepadanan,

Keterangan:
Kurang lebih 10% dari total halaman artikel
Pendekatan dan desain penelitian

wa kelas X ISS 1 dan X IBB. Dalam penelitian ini tidak semua teks yang ditulis siswa dapat dijadikan sumber data. Keseluruhan teks eksposisi berjuml

Keterangan:
Sumber data/subjek penelitian

igunakan untuk menunjang pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu: (1) panduan wawancara, (2) panduan kriteria kelayakan data, dan (3) pan

Keterangan:
Instrumen penelitian

1)Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan studi dokumen.

Keterangan:
Teknik pengumpulan data

pada semester ganjil minggu pertama, yaitu pada bulan Oktober. Teks eksposisi tersebut diperoleh dari buku tugas siswa. Penulisan teks eksposisi d

Keterangan: Wujud data


i tabel ini, data terorganisasi dan tersusun dalam tiga bagian, yaitu kesepadanan, keparalelan, dan kehematan kalimat. Selama mengorganisasi data

Keterangan: Teknik analisis

6. Hasil Penelitian. Bagian hasil penelitian memuat hasil akhir analisis data,
artinya hasil pengujian hipotesis dan penggunaan teknik statistic tidak termasuk
dalam bagian ini.Penyajian hasil penelitian umumnya dibantu dengan table dan
grafik.

anggu oleh keterangan atau fungsi lain. Kesepadanan kalimat dapat dilihat dari kejelasan subjek dan predikat sejumlah 186 kalimat, serta objek seju

Keterangan:
Kurang-lebih 10% dari keseluruhan halaman/isi artikel
Kesesuaian dengan pembahasan pertama (I), belum ada pembahasan

ata dan makna yang terkandung dalam kalimat. Kepararelan makna secara tepat yang terdapat dalam teks eksposisi karya siswa sejumlah 10 kalima

Keterangan:
Kesesuaian dengan pembahasan kedua (II)
subjek sejumlah 52 kalimat dan penghematan kata tugas sejumlah 120 kalimat. Ketidakhematan dalam teks eksposisi karya siswa kelas X SMA Neg

Keterangan:
Kesesuaian dengan pembahasan ketiga (III)

7.      Pembahasan. Bagian pembahasan merupakan bagian terpenting dari artikel


hasil penelitian. Penulis dalam bagian pembahasan akan menjawab pertayaan-
pertanyaan yang telah dikemukakan dalam tujuan penelitian dan menguji jawaban
di dalam hipotesis.

butir tersebut dipaparkan sebagai berikut.


ng koheren. Kalimat yang koheren ditandai dengan kesepadanan kalimat. Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur

ian atau kesesuaian. Maimunah (2011:18) menjelaskan bahwa yang dimaksud keparalelan atau kepararelan adalah terdapatnya unsur-unsur yang s

t adalah kalimat yang unsur-unsurnya tidak ada berlebih. Kehematan kalimat dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: kata tugas, subjek, kata yan

Keterangan:
Kurang-lebih beirsi 35% dari keseluruhan halaman/isi artikel
Sesuai dengan tujuan pembahasan pertama (I)
Sesuai dengan tujuan pembahasan kedua (II)
Sesuai dengan tujuan pembahasan ketiga (III)
8. Kesimpulan dan Saran. Bagian kesimpulan menyajikan ringkasan dari
pembahasan hasil penelitian, namun tetap menyelaraskan dengan tujuan dan
hipotesis penelitian.

epadanan, (2) kepararelan, dan (3) kehematan kalimat dalam teks eksposisi karya siswa kelas X SMA Negeri 2 Lamongan.
k didahului oleh kata yang, dan (3) kejelasan fungsi objek disebabkan oleh predikat transitif selalu diikuti oleh objek. Kedua, kepararelan kalimat dap

pat melakukan perbaikan pada proses belajar mengajar selanjutnya. Bagi siswa disarankan agar lebih memerhatikan keefektifan kalimat, khususnya

Keterangan:
Kurang-lebih 10% dari keseluruhan isi/halaman
Merupakan inferensi dari pembahasan, apabila pembahasan terdiriempat bahasan, maka simpulan/inferensi harus ada empat
Berisi tentang saran peneliti/penulis yang sesuai dengan tujuan penelitian/penulisan
Sesuai dengan tujuan, hasil, dan pembahasan
Isinya sejalan dengan simpulan, bukan saran yang bersifat umum, serta dinyatakan dalam kalimat saran ditujukan kepada siapa, dalam bentuk apa, agar bagaimana
9.  Daftar Pustaka. Bagian pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar pustaka
hanya sumber pustaka yang benar-benar dirujuk di dalam tubuh artikel hasil
penelitian.

sar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.


K. 2003. Text Type in English: 2. Melbourne: Macmillan Education Australia PTY LTD.
8. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: CV. Akademika Pressindo.
efektifan Kalimat dalam Karangan Eksposisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Grogol Kabupaten Kediri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra

jukan, dan sumber yang ada dalam daftar rujukan harus benar-benar dikutip

u (Nama penulis. Tahun terbit. Judul buku. Kota tempat penerbitan: Nama penerbit. Nama penulis (a) berapa pun jumlahnya ditulis semua, tetapi dalam teks bila 4 penulis, ditulis dkk, (b

2.6.2 Artikel konseptual


Artikel konseptual adalah artikel yang ditulis berdasarkan hasil pemikiran
atas suatu obyek kajian berupa gagasan atau telaah dan analisis kritis. Bahan yang
ditulis untuk artikel hasil penelitian lebih ditekankan pada isi (temuan penelitian,
pembahasan temuan, dan kesimpulan yang disajikan secara singkat dan tepat).
Kajian pustakan ditempatkan pada bagian pendahuluan yang berfungsi sebagai
paparan latar belakang masalah dan diakhir dengan rumusan tujuan penelitian.
Penulis dalam menulis artikel konseptual terlebih dahulu mengkaji sumber
pustaka yang relevan dengan ermasalahan, baik yang sejalan atau yang
bertentangan dengan pemikiran penulis.Pemikiran penulis atau pendapat penulis
tentang hasil yang dibahas dalam artikel konseptual merupakan bagian yang
paling penting.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
                        Artikel ilmiah berisi tentang suatu masalah yang penyampaiannya
disertakan bukti dan argumentasi yang mendukung, kemudian diakhiri dengan
ringkasan dan kesimpulan.Artikel disajikan dengan bahasa yang relative
sederhana, sehingga dapat dimengerti oleh semua lapisan masyarakat.Pembuatan
artikel ilmiah harus memperhatikan langkah-langkah pembuatan artikel ilmiah
yang benar.Tidak hanya sekedar menyampaikan pendapat tetapi harus mencapai
aturan-aturannya.                                                                                                                                     
·       Jenis-jenis artikel berdasarkan cara penulisannya ada 2 yaitu:
1.        Artikel ilmiah.
2.        Artikel popular.
·      Sedangkan jenis-jenis artikel berdasarkan sistematika penulisan dan isinya
terbagi atas 2 yaitu:
1.        Artikel Hasil Penelitian.
2.        Artikel Konseptual.
·       Adapun 4 dimensi dari artikel ilmiah itu sendiri terbagi atas :
1.        Dimensi hasil pemikiran atas suatu obyek kajian yang dapat berupa temuan
penelitian atau gagasan analitis kritis.
2.        Dimensi bahsa tulis sebagai alat mempresentasikan hasil pemikiran penulis
dalam bentuk satuan-satuan makna dan penanda hubungan satuan – satuan
makna secara eksplisit.
3.        Dimensi sistematika yang dijadikan unsure pembeda antara bentuk karya
tulis artikel dengan bentuk karya tulis lain.
4.         Dimensi kaidah penulisan yang hars ditaati, baik yang bersifat universal
(umum).

3.2  Saran
Adapun kiranya agar makalah ini dapat dijadikan suatu referensi bagi
pembaca terutama mahasiswa pertanian sendiri.agar lebih memahami apa itu
sebenarnya Artikel Ilmiah.
1. Pengantar
Menulis karya ilmiah

2. Pengertian Makalah

Makalah adalah salah satu jenis karya ilmiah tentang suatu masalah yang
dipresentasikan dalam suatu forum di suatu persidangan dan yang sering disusun
untuk diterbitkan. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil
pelaksanaan tugas sekolah atau perguruan tinggi;
3. Makalah adalah suatu karya tulis ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang
tercakup dalam ruang lingkup suatu perkuliahan;
4. Karangan yang termasuk tugas pelajar selama pendidikannya di sekolah. (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 546);
5. Jenis tugas kuliah yang harus diselesaikan secara tertulis, baik sebagai hasil
pembahasan buku (book report) maupun sebagai hasil karangan tentang suatu
pokok persoalan. (A.E. Fachrudin, 1988 : 214);
6. Tugas penulisan untuk mengakhiri suatu satuan bidang studi dalam rentang waktu
seperti semester dan sejenisnya guna memperlihatkan penguasaan atas bidang
studi tersebut. (A.E. Fachrudin, 1988 : 214);
7. Karya tulis pelajar atau mahasiswa sebagai laporan hasil pelaksanaan tugas sekolah
atau perguruan tinggi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999 : 616);
8. Selembar kertas yang berisi pernyataan tertulis atau tercetak. (Kamus Istilah Karya
Tulis Ilmiah, 2000 : 111);
9. Uraian tertulis yang membahas suatu masalah tertentu dikemukakan untuk
mendapat pembahasan lebih lanjut. (Kamus Bahasa Indonesia. W.J.S
Poerwadarminta, 1994 : 496);
10. Karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya
berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris – objektif. (E. Zaenal Arifin,
2000 : 2);
11. Naskah semester. Biasanya paper dituntut oleh seorang dosen atas mata kuliahnya
apabila semester akan berlangsung atau kuliah akan berakhir. Karangan tidak
begitu panjang mungkin 10 – 15 halaman ukuran folio. (Drs. S. Imam Asy‟ari,
1984 : 17);
12. Karangan prosa, bukan cerita rekaan, yang membicarakan pokok tertentu.
Biasanya makalah dimuat di majalah atau koran, tetapi makalah dapat juga
merupakan sebuah buku antologi. (Panuti Sudjiman, 1990 : 50);
Taujih Risalah 2
13. Suatu karya tulis yang dipergunakan untuk publikasi jurnal atau periodikal atau
lisan. (Prof. Komarudin, M. Pd, 2000 : 111);
14. Tulisan yang berisikan prasaran, pendapat yang turut membahas suatu pokok
persoalan yang akan dalam rapat kerja, simposium, seminar, dan sejenisnya.
(Drs. Madyo Ekosusilo dan Drs. Bambang Triyanto, 1991 : 16);
15. Karya tulis ilmiah yang pembahasannya difokuskan pada suatu masalah tertentu.
Biasanya berhubungan dengan suatu mata kuliah atau bidang spesialisi tertentu.
(Muhamad Ali, 1984 : 61) ;
16. Suatu bentuk tugas kuliah atau prasyarat diskusi dan seminar. (Burhan, 1979 :
226);
17. Suatu karya tulis, baik yang ditulis oleh para mahasiswa sebagai pemenuhan tugas
mata kuliah maupun yang ditulis oleh para sarjana sebagai hasil studi atau
penyelidikan. (Siswoyo Harjodipuro, 1982 : 47);
18. Suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok yang membahas
suatu pokok bahasan yang merupkan hasil penelitian di bidang pendidikan dan
kebudayaan. (M. Widyamartaya dan Veronika Sudiarti, 1997 : 74).

3. Jenis-jenis Makalah
4. Langkah-langkah Penyusunan Makalah
5. Memilih Masalah
6. Merumuskan Judul
7. Mengembangkan Kerangka

B. Karakteristik Makalah

Suatu makalah mempunyai karakteristik sebagai berikut:


1. Merupakan hasil kajian literatur 1 dan/atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan
lapangan yang sesuai dengan cakupan permasalahan suatu perkuliahan;
2. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan teoritik yang
dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau
teori yang berhubungan dengan perkuliahan;
3. Menunjukkan kemampuan pemahaman terhadap isi dari berbagai sumber yang
digunakan;
4. Mendemonstrasikan kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu
kesatuan sintesis 2 yang utuh.

1 Literatur (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Li.te.ra.tor: Ahli sastra; pengarang


profesional; 2 Paduan atau campuran berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan
kesatuan yang selaras Diktat: (1) catatan pelajaran yang dibuat oleh siswa pada waktu
mengikuti pelajaran; (2) buku pelajaran yang disusun oleh guru berupa stensilan (bukan
cetakan); (3) berita yang didiktekan melalui radio; Taujih Risalah 3
C. Jenis Makalah

Ada duajenis makalah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia,


yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper).Makalah
biasa (common paper) oleh seseorang untuk menunjukkan pemahamannya terhadap
suatu masalah yang dibahas.Dalam makalah jenis ini seseorang mengemukakan
pandangan tentang masalah yang dikaji, baik berupa pendapat, kritik atau saran
mengenai pendapat yang dikemukakan tanpa berpihak pada salah satu pandangan
atau pendapat tersebut. Dengan demikian, ia tidak berargumentasi mempertahankan
pendapat tersebut.

Berbeda dengan makalah biasa, makalah posisi (position paper), menunjuk-


kan posisi teoretiknya dalam suatu kajian. Makalah jenis ini meminta seseorang untuk
tidak saja menunjukkan penguasaan pengetahuannya tetapi juga dipersyaratkan untuk
menunjukkan di pihak mana ia berdiri beserta alasannya yang didukung oleh teori-
teori atau data yang relevan.

Untuk dapat membuat makalah posisi, seseorang tidak hanya dituntut untuk
mempelajari sumber tentang tertentu suatu pandangan melainkan berbagai sumber
atau yang pandangannya berbeda-beda dan bahkan mungkin bertentangan.Dengan
demikian, dapat terjadi seseorangberpihak pada salah satu pandangan atau dapat pula
membuatsuatu sintesis dari berbagai pendapat yang ada. Jadi kemampuan analisis,
sintesis dan evaluasi sangat diperlukan untuk membuat makalah posisi

D. Jenis Makalah dan Jenjang Pendidikan

Makalah biasa dipersyaratkan sebagai tugas setiap jenjang pendidikan, baik


mahasiswa program S1, S2 atau S3. Pada mahasiswa program Diploma dan S1, untuk
setiap 2 SKS mahasiswa dituntut membuat 1 (satu) makalah biasa. Jadi mahasiswa
yang mengambil beban semester sebesar 20-22 SKS diharuskan membuat 10-11
makalah.Taujih Risalah 4
E. Sistematika Makalah

Untuk makalah biasa maupun makalah posisi terdiri atas:


1. Judul Nama yang dipakai untuk buku, skripsi, makalah atau bab yang di dalamnya
dapat menyiratkan secara pendek isi atau maksud;

“Bahaya Rokok Bagi Kesehatan”


2. Pendahuluan Pada bagian ini dikemukakan persoalan yang akan dibahas (latar
belakang masalah, masalah, prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian;

Dewasa ini rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak


negara– negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku yang
secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah hasil
penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah, melainkan
oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak perusahaan – perusahaan.
(Urgensi I) Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok
belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena industri rokok
merupakan sumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan kerja, juga
karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang, dana untuk ini
walaupun ada, sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan oleh
perusahaan –perusahaan rokok untuk memasarkan rokok. Industri rokok
melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup
modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.
(Urgensi II) Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi
rokok dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama
seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit
dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh orang yang
merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan. Oleh sebab
itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam
bentuk makalah dengan judul “ Bahaya Rokok Bagi Kesehatan “

Pada contoh makalah yang berjudul “ Bahaya Rokok Bagi Kesehatan “,


terdapat dua urgensi pemilihan judul, yaitu (1) Di negara berkembang,
penyuluhan tentang bahaya merokok belum dilaksanakan secara intensif
dan (2) Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi
rokok dengan berlebih.
3. Isi Mendemonstrasikan kemampuannya dalam menjawab masalah yang
diajukan. Bagian ini boleh saja terdiri atas lebih dari satu bagian;
BAB II ISI berisi uaraian tentang (1) penyebab orang mulai merokok, (2) bahan-
bahan berbahaya dalam rokok, (3) bahaya rokok terhadap kesehatan, dan (4)
upaya menanggulangi bahaya rokok terhadap kesehatan.
1) Penyebab orang mulai merokok
Pada makalah tersebut, dipaparkan bahwa penyebab orang merokok
beragam, sebagaimana dipaparkan sebagai berikut.

(a) Rasa ingin tahu

Setelah mengenal rokok, sebagian orang ada yang masih penasaran dan ada juga
yang masa bodoh dengan adanya rokok. Orang yang masih penasaran memiliki
rasa ingin tahu yang sangat besar. Hal ini sama apabila seseorang masih penasaran
dengan rokok, tentunya mereka akan mencari tahu bagaimana cara
menggunakannya.

(b) Peniruan

Menurut Jeanne (1996:153) biasanya orang mulai merokok karena orang lain
merokok. Hal ini pada umumnya akan berdampak sangat cepat menyerang anak –
anak. Tentunya mereka mulai merokok karena meniru dari orang terdekat, yaitu
orang tuanya yang merokok atau saudara yang diam – diam merokok. Selain itu,
karena faktor lingkungan dan teman – teman di sekelilingnya yang telah merokok
dan terbiasa dengan merokok, maka seorang anak mulai bisa merokok. Umumnya,
anak – anak melakukan hal ini karena mereka beranggapan bahwa dengan
merokok akan membuat mereka dipandang sudah dewasa dan pemberani. Jika
seseorang telah mencoba menghisap rokok, biasanya lama – lama hal ini akan
berkembang menjadi suatu kebiasaan.

(c) Rasa tenang akibat merokok

Menurut Sue Armstrong (1991: 25) : “ Beberapa alasan mengapa orang dewasa
itu merokok adalah karena mereka benar – benar menikmatinya sewaktu merokok,
mereka menjadi ketagihan terhadap rokok sehingga tanpa adanya rokok hidupnya
terasa hampa, mereka menjadi terbiasa untuk menghisap rokok agar dapat merasa
santai, merokok telah menjadi suatu kebiasaan dan merokok merupakan penopang
bermasyarakat.

(d) Sarana sosialisasi dengan lingkungan

Namun, penjabaran yang diberikan Sue Armstrong ini pada umumnya


bukanlah alasan orang untuk mulai merokok. Beberapa orang merasa terangsang
jika merokok, namun ada pula yang merokok karena ingin tenang dan merasa
terbebas dari rasa takut dan gelisah. Ada pula merokok karena ingin lebih akrab
dengan teman – teman yang mengharuskan merokok dalam suatu
Kelompok
2) Bahan-bahan berbahaya dalam rokok. Dalam makalah disebutkan bahwa
ada tiga bahan berbahaya dalam rokok, yaitu nikotin, karbon monoksida,
dan tar.

(a) Nikotin

Menurut Jeanne Mandagi, (1996 :152) nikotin dalam jumlah kecil mempunyai
pengaruh menenangkan, tetapi kadang – kadang bisa meradang. Ditambahkan
pula oleh Sue Armstrong (1991 : 7) bahwa nikotin merupakan bahan kimia yang
tidak berwarna dan merupakan salah satu racun paling keras yang kita kenal.
Kedua pendapat ini memberikan penjelasan tentang dampak nikotin pada tubuh
dan karakterisiknya. Hal ini tentunya tergantung pada jumlah dan keadaan
fisiologis serta psikologis orangnya. Dalam jumlah besar, nikotin sangat
berbahaya, yaitu antara 20 mg sampai 50 mg nikotin dapat menyebabkan
terhentinya pernapasan.

(b) Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berbau sama sekali. Gas ini
bisa kita jumpai pada asap yang dikeluarkan mobil. Karbon monoksida yang
terkandung dalam rokok dapat mengikat dirinya pada HB darah dengan akibat
oksigen tersingkir dan tidak dapat digunakan oleh tubuh ( padahal yang
diperlukan tubuh adalah oksigen). Tanpa oksigen ini, baik otak maupun organ
tubuh yang lain tidak dapat berfungsi. Seperti halnya mesin yang perlu udara
untuk membakar bensin agar mesin tersebut bergerak, maka tubuh kita perlu
oksigen untuk membakar makanan yang disimpan dalam jaringan tubuh untuk
memberikan energi.

(c) Tar

Tar adalah komponen dalam asap rokok yang tinggal sebagai sisa sesudah
dihilangkan nikotin dan tetesan – tetesan cairannya. Sebatang rokok menghasilkan
10 – 30 mg tar. Cerutu dan rokok pipa justru menghasilkan tar yang lebih banyak.
Tar merupakan kumpulan berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau
sendiri, maupun yang ditambahkan pada tembakau dalam proses pertanian dan
industri sigaret serta bahan pembuat rokok lainnya. Jeanne Mandagi, (1996 :152).
Oleh karena itu, kadar tar yang terkandung dalam rokok inilah yang berhubungan
dengan resiko timbulnya kanker karena tar mempunyai efek karsinogen.

3) Bahaya rokok terhadap kesehatan. Dalam makalah, disebutkan bahaya


rokok yang dipaparkan sebagai berikut.

Partikel dalam asap rokok dapat menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik).


Nikotin, karbon monoksida, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti
merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya
penggumpalan darah.
Rokok merupakan faktor risiko untuk sekurang – kurangnya 25 jenis penyakit,
diantaranya adalah kanker pundi kencing, kanker perut, kanker usus dan rahim,
kanker mulut, kanker esophagus, kanker tekak, kanker pancreas, kanker payudara,
kanker paru, penyakit saluran pernapasa kronik, strok, osteoporosis, jantung,
kemandulan, putus haid awal, melahirkan bayi yang cacat, keguguran bayi,
bronchitis, batuk, penyakit ulser peptic, emfisima, otot lemah, penyakit mulut, dan
kerusakan mata.

4) Upaya menanggulangi bahaya rokok terhadap kesehatan. Dalam makalah


disebutkan beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi
bahaya rokok sebagai berikut.

Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama, guru, petugas
kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan dengan tidak
merokok.

Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam penyuluhan dan
menjadi contoh bagi masyarakat.

Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan


umum, tempat kerja, pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok, memasang
peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok. Iklim tidak merokok harus
diciptakan.

Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster, film dan
diskusidiskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok.

Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan
tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia. Maksud utama dari Hari Bebas
Tembakau ini adalah untuk mendorong para perokok secara sukarela berhenti merokok
sebagai langkah awal untuk mengurangi atau berhenti sama sekali, menghimbau para
penjual rokok untuk secara sukarela tidak menjual rokok selama sehari sebagai suatu
tindakan demi kepentingan dan kebaikan umum, menghimbau media massa terutama di
negara – negara yang sedang bekembang untuk tidak memuat atau menyebarluaskan iklan
rokok selama sehari demi kepentingan dan kebaikan umum juga.

4. Kesimpulan Bagian ini merupakan kesimpulan5 dan bukan ringkasanan6


isi.Kesimpulan adalah makna yang diberikan penulis terhadap hasil diskusi/uraian
yang telah dibuatnya pada bagian isi. Dalam mengambil kesimpulan tersebut, penulis
makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan dalam bagian
pendahuluan
Pada BAB III PENUTUP dipaparkan Kesimpulan dan Saran.
Kesimpulan yang terdapat dalam makalah dipaparkan sebagai berikut.
1. merokok merupakan kegiatan yang dilakukan manusia hanya untuk
mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif dan
sebagainya.
2. Banyak penyakit yang muncul akibat dari rokok dan kebiasaan merokok.
3. Tidak ada obat yang bisa menyembuhkan sebagian dari penyakit ini, tetapi obat
yang ada hanya untuk meringankan gejalanya saja.
4. Upaya untuk penanggulangan bahaya rokok ini antara lain dengan upaya
penerangan dan penyuluhan khususnya bagi generasi muda, upaya prevensi dan
motivasi untuk menghentikan kebiasaan merokok, dan menguyah permen bagi
perokok yang susah mengentikan kebiasaan merokoknya.
Saran yang terdapat dalam makalah dipaparkan sebagai berikut.
1. Jika seseorang menawarkan rokok, maka tolak dengan baik.
2. Merasa kasihanlah pada mereka yang merokok karena mereka hanya ingin
menambah koleksi penyakit yang ada dalam tubuh.
3. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika
tidak ikut – ikutan merokok karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras,
mereka sebenarnya ingin berhenti merokok.
DAFTAR PUSTAKA

Eneste, Pamusuk. 2005. Buku Pintar Penyuntingan Naskah Edisi Kedua. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Jamaludin, Jajang. 2006. Menulis Populer. http://www.smeru.or.id /report/


training/menjembatani_penelitian_dan_kebijakan/untuk_organisasi_advo
kasi/file/83.Diakses tanggal 09 November 2010 pukul 14.20 WIB.

Keraf, Gorys. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Soeseno, Slamet. 1982. Teknik Penulisan Ilmiah-Populer. Jakarta: Gramedia.

Wiyata, A. Latief. 2008. Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah-Pendahuluan,


Pendekatan, dan Metodologi. http://www.unissula.ac.id/ perpus/
images/stories/Jurnal/latief%20wiyata%20(pendahuluan). Diakses 09
November 2010 pukul 14.10 WIB.

Anda mungkin juga menyukai