Anda di halaman 1dari 14

Analisis Fungsi dan Kategori Frasa pada Artikel “Singapura Tarik Mie

Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam Surat Kabar Suara Bali


Elsa Megi1, Isna Febria2, Luluk Mufidah3, Dewi Larasati4, Khusnul Khotimah5
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Tidar
1
elsmerd@gmail.com
2
isnafebria12@gmail.com
3
lulukmufidah009@gmail.com
4
larasatydewy97@gmail.com
5
khusnul191003@gmail.com

Abstrak.Penelitian ini berjudul analisis fungsi dan kategori frasa pada artikel "singapura
tarik mie sedaap karena kandungan pestisida" Dalam surat kabar suara bali. Tujuan penelitian
ini adalah untuk memperoleh deskripsi fungsi dan kategori frasa pada teks berita "singapura
tarik mie sedaap karena kandungan pestisida. Landasan teori penelitian ini menggunakan
linguistik, Bahasa, Sintaksis, dan Frasa. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Adapun data yang dikumpulkan menggunakan metode simak, dengan teknik baca catat. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa frasa meliputi frasa eksosentrik, frasa endosentrik,
frasa numeralia, frasa nomina, frasa verba, frasa preposisi. Frasa terdapat dalam salah satu
fungsi, fungsi sintaksis meliputi Subjek, Predikat, Objek, dan Keterangan. Selain itu,
diperoleh juga hasil analisis berupa kolom atau tabel dalam kategorinya.
Kata kunci : Sintaksis, fungsi, frasa.
Abstract. Analysis of function and category phrases in the article "Singapore pulls mie
sedaap because of pesticide content" in the Suara Bali newspaper. The theoretical basis of
this study uses linguistics, language, syntax, and phrases. This type of research is descriptive
qualitative. The data collected uses the listening method, with note-reading techniques. The
results of this study indicate that phrases include exocentric phrases, endocentric phrases,
numeral phrases , noun phrases, verb phrases, prepositional phrases. Phrases are contained
in one of the functions, syntactical functions include Subject, Predicate, Object, and
Description. In addition, the results of the analysis are also obtained in the form of columns
or tables in the categories.
Keywords : Syntax, function, phrase.

I. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan komponen penting dalam kehidupan manusia, bahasa digunakan dalam
berbagai kegiatan sehari-hari. Bahasa merupakan alat paling efektif untuk berkomunikasi
guna menyampaikan gagasan, pesan, ide, atau perasaan. Kridalaksana (2008:24) bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri. Pentingnya peran bahasa tersebut
memicu para ahli untuk mengkaji bahasa.
Metode pengkajian seluk-beluk bahasa disebut dengan linguistik. Ilmu linguistik
dibagi menjadi beberapa jenis pembahasannya berdasarkan objek yang dikaji yaitu, fonetik
dan fonologi yang membahas bunyi bahasa, morfologi yang membahas tentang pembentukan
kata, semantik yang membahas makna kata, dan sintaksis yang membahas tentang aturan
pembentukan kata. Sintaksis merupakan cabang linguistik yang mengkaji seluk-beluk
wacana, kalimat, kalusa, dan frasa. Keraf (1978:158) Sintaksis adalah bagian tata bahasa
yang mempelajari dasar-dasar dan proses-proses pembantukan kalimat dalam suatu bahasa.
Crystal (dalam Putrayasa, 2017:2) sintaksis sebagai studi tentang kaidah-kaidah pembentukan
kalimat dari gabungan kata-kata dalam sebuah bahasa. Ruang lingkup sintaksis sangat luas,
sehingga perlu melakukan pembatasan dalam menganalisis dan berfokus pada analisis frasa.
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang membentuk satu kesatuan,
dengan syarat kata-kata tersebut tidak membentuk subjek-predikat dan tidak membentuk
makna baru. Khairah dan Ridwan (dalam Putrayasa, 2017:19) Frasa tersusun atas dua kata
atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Artinya, konstruksi frasa hanya
menduduki satu fungsi klausa, unsur S (subjek) saja, unsur P (predikat) saja, unsur O (objek)
saja, unsur Pelengkap saja, atau unsur K (keterangan) saja. Tidak mungkin suatu konstruksi
frasa menduduki fungsi S dan P sekaligus. Frasa dibagi menjadi du ajika dilihat dari
hubungan kedua unsur pembentuk frasa menjadi frasa eksosentris dan frasa endosentris.
Kridalaksana (1985:115--119) Frasa endosentris adalah frasa yang keseluruhannya
mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan komponennya, baik semua komponen-
komponennya maupun dengan salah satu dari komponennya. Frasa eksosentris adalah frasa
yang sebagian atau seluruhnya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan
komponen-komponennya. Frasa eksosentris terbagi atas dua, yaitu frasa eksosentris direktif
adalah seluruhnya tidak berperilaku sama dengan komponen-komponennya, baik dengan
preposisinya maupun dengan sumbu- sumbunya, dan frasa eksosentris nondirektif adalah ada
yang seluruhnya tidak berperilaku sama dengan bagian-bagiannya, ada yang seluruhnya
berperilaku sama dengan salah satu bagiannya, yaitu dengan sumbunya.
Frasa dapat ditemukan dalam berbagai jenis teks, salah satunya ialah teks berita. Frasa
dalam teks berita menggunakan bahasa tulis sebagai penggambaran peristiwa dalam teks
berita tersebut. Penelitian analisis frasa dalam teks berita sudah dilakukan sebelumnya
Sutrisna, dkk (2021) “Analisis Fungsi dan Kategori Frasa pada Artikel “Pipa PDAM
Tersumbat Sampah” dalam Surat Kabar Radar Majalengka Edisi 8 Januari 2021” dengan
hasil, frasa pada teks berita “Pipa PDAM Tersumbat Sampah” memiliki 5 pola kalimat yang
dapat dibagi menjadi 19 frasa. Sedangkan fungsi frasa dari beberapa kalimat artikel tersebut
ditemukan susunan kalimat dasar berupa Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), dan Keterangan
(K/Ket.) pada setiap kalimat yang telah di analisis. Berdasarkan fungsi dan kategori dapat
disimpulkan bahwa setiap unsur dalam klausa terdiri dari beberapa frasa.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah objek yang digunakan
yakni artikel surat kabar, selain itu metode yang digunakan juga sama yakni metode
deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada
pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Analisis Fungsi dan Kategori Frasa pada
Artikel Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” ialah menggunakan
pendekatan pragmatic. Perbedaan selanjutnya terletak pada subjek penelitian, subjek
penelitian yang sudah dilakukan adalah analisis frasa, sedangkan penelitian yang sedang
dilakukan yakni analisis fungsi dan kategori frasa. Kesamaan objek yang digunakan berupa
artikel surat kabar, akan tetapi sumbernya berbeda, penelitian yang sudah dilakukan
bersumber dari surat kabar harian rakyat Bengkulu, sedangkan penelitian yang sedang
dilakukan bersumber dari surat kabar harian Bali.
Octavianti, dkk (2022) “Analisis Penggunaan Frasa Verba pada Surat Kabar Suara
Merdeka yang Berjudul “Kurikulum Ruh Pembelajaran Tingkat Paling Dasar hingga Bangku
Kuliah” dengan hasil penelitian menujukkan adanya 10 frasa verba, 2 frasa merupakan
kategori frasa verba koordinatif, dan 8 lainnya menggunakan kategori frasa suboordinatif.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama menggunakan
metode deskriptif kualitataif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
jurnal sebelumnya menggunakan data tertulis sedangkan jurnal penelitian ini menggunakan
simak baca.
Melani, dkk (2019) “Analisis Frasa pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu”
dengan hasil penelitian, berita tindak kejahatan kolom borgol yang dimuat dalam surat kabar
harian Rakyat Bengkulu edisi Februari 2019 sebanyak 27 berita tindak kejahatan. Jumlah
kalimat yang mengandung frasa pada berita sebanyak 628 kalimat. Golongan frasa
endosentrik dan eksosentrik yang diperoleh, yaitu golongan frasa endosentrik meliputi; frasa
endosentrik koordinatif, frasa endosentrik atributif, dan frasa endosentrik apositif. Golongan
frasa eksosentrik aeksosentrik yang ditemukan yaitu; frasa eksosentrik direktif, dan frasa
eksosentrik nondirektif. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-
sama menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya adalah terletak pada sumber data dimana dalam penelitian ini menggunakan
sumber data berita online sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sumber data surat
kabar atau koran, tidak hanya itu perbedaan lainnya adalah terletak pada teknik analisis yang
dimana penelitian ini menggunakan metode simak dan teknik baca catat, sedangkan
penelitian terdahulu menggunakan delesi dan teknik substitusi.
Penelitian ini dilakukan mengingat pentingnya mengkaji bahasa guna berkomunikasi
dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, selain itu judul yang dipilih sudah sesuai
dengan topik yang diteliti, yakni bidang bahasa khususnya pada tataran sintaksis. Alasan
dipilihnya judul penelitian “Analisis Fungsi dan Kategori Frasa pada Artikel “Singapura
Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam Surat Kabar Suara Bali” karena berita
yang dipilih masih tergolong baru sehingga belum banyak penelitian dengan objek berita,
tertarik dengan kepenulisan atau tata bahasa dalam artikel ini, selain itu memilih objek
penelitian ini karena mie sedap mempunyai dampak yang besar bagi masyarakat. “Singapura
Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam surat kabar Suara Bali.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian “Analisis Fungsi dan Kategori Frasa
pada Artikel “Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam Surat Kabar
Suara Bali” adalah pendekatan sintaksis. Bidang kajian yang digunakan untuk mengkaji frasa
endosetrik dan eksosentrik yaitu bidang sintaksis. Chaer (2009:3) sintaksis merupakan
subsistem kebahasaan yang membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata itu ke dalam
satuan-satuan yang lebih besar, yang disebut satuan sintaksis, yakni kata, frasa, klausa,
kalimat, dan wacana.

II. POKOK PERMASALAHAN


1. Apa saja fungsi dan kategori frasa dalam artikel “Singapura Tarik Mie Sedap Karena
Kandungan Pestisida” dalam surat kabar Suara Bali

III. TUJUAN
Dari pokok permasalahan tersebut, penelitian analisis fungsi dan kategori frasa pada artikel
“Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam surat kabar Suara Bali
bertujuan untuk memperoleh deskripsi fungsi dan kategori frasa pada teks berita.
Secara praktis, penelitian ini dapat dipertimbangkan sebagai pengetahuan bagi
pembaca, sehingga dapat dipahami terkait fungsi dan kategori frasa yang digunakan dalam
objek yang dipilih yakni, teks berita Suara Bali dengan judul “Singapura Tarik Mie Sedap
Karena Kandungan Pestisida” edisi 6 Oktober 2022. Penelitian ini diharapkan memberikan
informasi kepada mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra untuk
melakukan penelitian selanjutnya terkait dengan frasa sebagai objek penelitian.

IV. LANDASAN TEORI


1. Surat Kabar
Surat kabar merupakan penerbitan pers dalam bentuk lembaran yang berisi berita, karangan
dan iklan. Umumnya surat kabar terbit secara periodik, atau diedarkan harian, mingguan,
maupun bulanan, dan isinya aktual terkait apa saja dan dimana saja dengan tujuan memberi
informasi kepada pembaca dan dapat memengaruhi kehidupan modern saat ini. Djudjuk
Joyoto (1983) aurat kabar ialah suatu lembaran sekurang-kurangnya terbit seminggu sekali
mengutamakan pemberitaan (kabar) dalam isi. Lembaran-lembaran yang berisi surat kabar,
dicetak dan terbit secara rutin, tertentu atau periodik. Surat kabar memiliki ciri khusus
sebagai berikut:
a. Publisitas
Publisitas ialah penyebaran kepada publik, penyebaran surat kabar bersifat umum dan
berisi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
b. Periodisitas
Periodisitas adalah keteraturan waktu terbitnya surat kabar periodisitas surat kabar berbeda
dengan penerbitan buku pada umumnya yang tidak diedarkan secara periodik meskipun
isinya menyangkut kepentingan umum.
c. Universalitas
Universalitas ialah luasnya isi dalam surat kabar, artinya isinya tidak dibatasi dan beraneka
ragam dari seluruh dunia. Pada penerbitan berkala yang isinya dibuat secara khusus pada
suatu profesi tidak dapat dikategorikan sebagai surat kabar karena informasi yang ada
hanya menyangkut suatu aspek kehidupan saja.
d. Aktualitas
Aktualitas merupakan kecepatan laporan tanpa menyampingkan kebenaran berita, dengan
kata lain berita harus disampaikan secepatnya kepada masyarakat supaya informasi yang
didapatkan masyarakat tidak terlambat, namun berita yang disampaikan harus berdasarkan
realita yang ada tanpa adanya rekayasa dalam informasi yang disampaikan. Pengedaran
surat kabar kepada masyarakat tentu saja memiliki fungsi dan peran diantaranya:
1) Surat kabar merupakan media masyarakat untuk mengetahui kejadian yang terjadi pada
lingkungan sekitar, negara, atau bahkan dunia.
2) Surat kapar mampu memusatkan perhatian masyarakat melalui berita atau pesan yang
termuat didalamnya.
3) Surat kabar mampu mengubah cara pandang masyarakat. Masyarakat dapat mengubah
kehidupan mereka dengan meniru apa yang disampaikan oleh media, serta membuka
pikiran untuk tujuan pembangunan melalui informasi yang disebarluaskan.

2. Bahasa
Kridalaksana (1983) Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh
para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.
Sejalan dengan pendapat Kridalaksana terkait definisi bahasa, Chaer (1994) mengemukakan
gagasannya terkait sifat atau ciri-ciri bahasa sebagai berikut:
a. Bahasa sebagai sistem
Samsuri (1983) menegaskan bahwa bahasa itu merupakan kumpulan aturan, pola, atau
kaidah yang secara singkat disebut dengan sistem. Bahasa merupakan susunan berpola
yang memiliki fungsi dan makna, pola ini tersusun atas komponen yang saling berkaitan
satu dengan lainnya secara fungsional.
b. Bahasa sebagai lambang
Bahasa memiliki wujud lambang atau simbol, dengan perwujudan sebagai bentuk bunyi,
yang merupakan satuan bahasa atau gabungan kata. Lambang bahasa bersifat arbitrer atau
manasuka sehingga tidak memiliki keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi tertentu harus
memiliki arti tertentu pula.
c. Bahasa sebagai bunyi
Bunyi masuk dalam kategori lambang bahasa, bunyi yang dimaksud ialah bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia yang memiliki makna serta berupa fon dan fonem.
d. Bahasa sebagai makna
Pada setiap bunyi yang keluar sebagai bentuk bahasa, tentu saja terdapat makna yang
terkandung didalamnya. Makna tersebut dapat berupa pikiran, ide, konsep, atau pesan
yang ingin disampaikan kepada orang lain.
e. Bahasa bersifat arbiter
Bahasa bersifat arbiter artinya adalah bunyi yang ditimbulkan adalah sembarang bunyi
atau simbol yang tidak terikat atau manasuka. Contohnya ialah nama buah mangga, pada
bahasa Jawa tidak disebut sebagai mangga, namun disebut dengan pelem.
f. Bahasa bersifat konvensional
Bahasa konvensional harus mematuhi penggunaan bahasa perlambang yang sudah ada.
Penggunaan lambang konsep berbahasa harus disepakati masyarakat walaupun bahasa
bersifat arbiter.
g. Bahasa bersifat produktif
Bahasa bersifat produktif artinya adalah bahasa memiliki banyak arti dan makna. Jumlah
unsur bahasa yang terbatas dapat disusun satuan bahasa yang jumlahnya relative tidak
terbatas.
h. Bahasa bersifat universal
Bahasa memiliki sifat bahasa yang dimiliki oleh bahasa lain yang bersifat universal.
Contohnya ialah ciri-ciri yang sama dimiliki leh setiap bahasa yang ada di dunia. Sifat
universal tersebut diantaranya dapat dipahami oleh daerah lain.
i. Bahasa bersifat dinamis
Bahasa merupakan alat komunikasi yang selalu digunakan dalam kegiatan manusia, oleh
karena itu bahasa harus sejalan dengan perubahan kehidupan atau perkembangan ilmu
pengetahuan, dengan ini dapat dikatakan bahwa bahasa memiliki sifat dinamis
j. Bahasa bersifat variasi
Variasi bahasa terbentuk karena pengaruh latar belakang budaya yang berbeda-beda.
Berkaitan dengan ragam variasi bahasa, terdapat tiga istilah yang digunakan dalam
berbahasa yakni, idiolek, dialek, dan ragam.

3. Sintaksis
Sintaksis merupakan ilmu bahasa yang menguraikan unsur-unsur bahasa dalam membentuk
kalimat. Ilmu bahasa sintaksis difokuskan pada unsur-unsur pembentuk kalimat dari segi
struktur maupun unsur-unsur pelengkapnya. Dapat dipahami bahwa sintaksis merupakan
kombinasi kata menjadi susunan yang lebih besar, yakni frasa dan kalimat. Ramlan (1789:21)
sintaksis adalah bagian atau cabang ilmu bahasa yang membicarakan seluk-beluk wacana,
kalimat, klausa, dan frasa. Sejalan dengan pendapat Ramlan, Muliono (1988:101) sintaksis
adalah studi kaidah kombinasi kata menjadi satuan yang lebih besar, yakni frasa, klausa, dan
kalimat. Menurut pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sintaksis
merupakan bagian tatabahasa yang di dalamnya menjelaskan tentang kaidah penggabungan
kata menjadi gramatik lebih besar disebut frasa, klausa, dan kalimat.

4. Frasa
Ramlan (1987:151) menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua
kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki dua ciri yakni,
satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang kedua yakni, tidak
meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S) subjek, (P) predikat,
(O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Zaenal (1948:83) dan Rusyana dan Samsuri
(1976) Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikat
atau satu kontruksi ketatabahasaan yang terdiri atas dua kata atau lebih. Tarmini (11:2012)
bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua konstituen atau lebih
yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak
melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan sebagai frasa itu
nonpredikatif. Sedangkan menurut Abdul Chaer (2015:39) Frasa didefinisikan sebagai satuan
gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif (hubungan antara kedua
unsur yang membentuk frasa tidak berstruktur subjek-predikat atau predikat-objek). Frasa
berdasarkan kategori kata yang menjadi unsur pusatnya dapat digolongkan menjadi enam,
yaitu frasa nomina, frasa verba, frasa adjektiva, frasa numeralia, frasa keterangan, dan frasa
preposisi, sedangkan frasa menurut persamaan distribusi dengan unsurnya dibedakan menjadi
dua jenis yakni, frasa endosentrik dan frasa eksosentrik.
a. Frasa berdasarkan kategori kata yang unsur pusatnya:
1) Frasa Nomina, adalah frasa yang memiliki inti berupa nomina atau kata benda.
2) Frasa Verba, adalah frasa yang mempunyai inti berupa verba atau kata kerja.
3) Frasa Adjektiva, adalah frasa yang mempunyai inti berupa adjektiva atau kata sifat.
4) Frasa Numeralia, adalah frasa mempunyai inti berupa numeralia atau kata bilangan.
5) Frasa Keterangan, adalah frasa yang mempunyai distribusi yang sama dengan kata
keterangan.
6) Frasa Preposisi, adalah frasa yang diawali oleh preposisi sebagai penanda seperi di, ke,
dari, sampai, dll yang diikuti oleh kata atau frasa kategori nomina, verba, numeralia,
atau keterangan.
b. Frasa menurut persamaan distribusi dengan unsurnya:
1) Frasa Endosentrik
Jenis frasa Endosentrik merupakan frasa yang memiliki kedudukan sejajar dan pada
fungsi tertentu dapat diganti oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan
fungsi tertentu pada frasa disebut unsur pusat.
2) Frasa Eksosentrik
Frasa eksosentrik merupakan frasa yang tidak memiliki persamaan kedudukan dengan
unsur yang terkandung di dalamnya. Jenis frasa ini berbeda dengan frasa endosentrik
karena tidak mempunyai unsur pusat di dalamnya.

V. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian analisis fungsi dan kategori frasa pada artikel
“Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dalam surat kabar Suara Bali
adalah metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan fungsi dan
kategori frasa pada artikel Suara Bali dengan judul “Singapura Tarik Mie Sedap Karena
Kandungan Pestisida” edisi 6 Okober 2022. Data yang dikumpulkan menggunakan metode
simak, dengan teknik baca catat. Digunakan metode simak karena merupakan penyimakan
terhadap fungsi dan kategori frasa. Teknik baca dilakukan dengan cara membaca dan
mengamati secara cermat dan teliti mengenai fungsi dan kategori frasa dalam artikel surat
kabar “Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” edisi 6 Oktober 2022.
Setelah kegiatan pembacaan kemudian dilakukan pencatatan. Kegiatan pencatatan dilakukan
dengan cara mencatat dan mendokumentasikan semua data yang dilakukan dengan
memindahkan data-data dari dalam artikel surat kabar kedalam table yang sudah dipersiapkan
untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang mendasarinya.

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Deskripsi Data
Dua varian Mie Sedaap ditarik oleh Badan Pangan Singapura (SFA) dari peredaran pada
Kamis (6/10/2022). Hal ini karena mi instan asal Indonesia itu disebut mengandung pestisida
jenis etilen oksida.Sebagaimana dilansir dari beritabali.com – jaringan suara.com, SFA
meminta Sheng Sheng F&B Industries untuk menarik dua varian Mie Sedaap, yakni Korean
Spicy Soup dan Korean Spicy Chicken. Adapun penarikan Mie Sedaap Korean Spicy Soup
berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 17 Maret 2023.Sedangkan, penarikan Mie
Sedaap Korean Spicy Chicken berlaku untuk produk dengan masa kedaluwarsa 21 Mei 2023.
"Etilen oksida adalah pestisida yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam
makanan," kata SFA dalam keterangan yang dilansir dari CNA. Pada aturan di Singapura,
etilen oksida diizinkan untuk digunakan dalam sterilisasi rempah-rempah."Batas Maksimum
Residu (MRL) etilen oksida dalam rempah-rempah tidak boleh melebihi 50mg/kg," terang
SFA. Badan tersebut mengatakan hanya mendeteksi kandungan etilen oksida pada produk
Mie Sedaap dari sekeranjang barang yang disurvei. Pada Agustus 2022 lalu, SFA juga
mendeteksi kandungan serupa dalam produk es krim Haagen-Dazs.
Selanjutnya, SFA akan melakukan pengujian regulasi produk mie instan Mie Sedaap
lainnya. Ia juga bekerja sama dengan importir dan otoritas Indonesia untuk menyelidiki dan
memperbaiki penyebab kontaminasi etilen oksida.Jika etilen oksida terdeteksi melampaui
tingkat maksimum yang ditentukan, badan tersebut akan memulai penarikan produk yang
terkena dampak sebagai tindakan pencegahan. "Meskipun tidak ada risiko langsung untuk
konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan etilen oksida tingkat rendah, paparan jangka
panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan," ujar SFA. Oleh karena itu, paparan etilen
oksida harus diminimalkan dalam produk makanan. SFA juga menyarankan konsumen yang
telah membeli produk yang terlibat untuk tidak mengonsumsinya.
Menurut lembaga tersebut, warga yang telah mengkonsumsi produk yang terkena
dampak dan memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mereka harus mencari nasihat medis.
Ini bukan kali pertama dua varian Mie Sedaap itu ditarik di luar negeri. Bulan lalu, Center for
Foods Safety (CFS) Hong Kong juga melakukan penarikan serupa karena temuan etilen
oksida. Sebelumnya, BPOM memastikan produk Mie Sedaap varian Korean Spicy Chicken
Flavour Fried Noodle yang ditarik dari peredaran berbeda dengan yang berbeda di Indonesia.
BPOM menjelaskan EtO merupakan pestisida yang digunakan untuk fumigasi. Temuan
residu EtO dan senyawa turunannya yaitu 2-Chloro Ethanol/2-CE dalam pangan merupakan
emerging issue atau isu baru yang dimulai dengan notifikasi oleh European Union Rapid
Alert System for Food and Feed (EURASFF) pada 2020.
"Berdasarkan penelusuran BPOM, produk mie instan yang ditarik di Hong Kong
berbeda dengan produk bermerek sama yang beredar di Indonesia. Produk yang beredar di
Indonesia memenuhi persyaratan yang ada," kata BPOM melalui keterangan tertulis yang
diterima CNNIndonesia.com, Kamis (29/9). Namun demikian, Media Relation Executive
Wings Food belum memberi tanggapan terkait penarikan produk Mie Sedaap di Singapura.
Pada artikel tersebut penulis hanya mengambil beberapa kalimat untuk diteliti, yaitu sebagai
berikut;
a. Dua varian Mie Sedap ditarik oleh Badan Pangan Singapura (SFA) dari peredaran pada
kamis (6/10/2022).
b. Pada Agustus 2022 lalu, SFA juga mendeteksi kandungan serupa dalam produk es krim
Haagen-Dazs.
c. SFA akan melakukan pengujian regulasi produk mie sedap instan lainnya.
d. Ia juga bekerja sama dengan importir dan otoritas Indonesia untuk menyelidiki dan
memperbaiki penyebab kontaminasi etilen oksida.
e. Menurut Lembaga tersebut, warga yang telah mengkonsumsi produk yang terkena dampak
dan memiliki kekhawatiran tentang kesehatan mereka harus mencari nasihat medis.
f. Namun demikian, Media Relation Executive Wings Food belum memberi tanggapan
terkait penarikan produk Mie Sedaap di Singapura.
g. BPOM menjelaskan EtO merupakan pestisida yang digunakan untuk fumigasi.
h. "Etilen oksida adalah pestisida yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam makanan,"
kata SFA dalam keterangan yang dilansir dari CAN.
i. Badan tersebut mengatakan hanya mendeteksi kandungan etilen oksida pada produk Mie
Sedaap dari sekeranjang barang yang disurvei.
j. Berdasarkan penelusuran BPOM, produk mie instan yang ditarik di Hong Kong berbeda
dengan produk bermerek sama yang beredar di Indonesia.

Tabel 1. Pembagian Kategori Frasa


No Data Kategori
1. Dua varian Frasa Numeralia
(FNum)
2. Mie sedap Frasa Nomina (FN)
3. Ditarik Frasa Verba (FV)
4. Badan Pangan Singapura (SFA) Frasa Nomina (FN)
5. Peredaran Frasa Verba (FV)
6. Kamis (6/10/2022) Frasa Keterangan (FK)
7. Pada Agustus 2022 lalu Frasa Keterangan (FK)
8. Mendeteksi kandungan Frasa Verba (FV)
9. Produk es krim Haagen-Dazs Frasa Nomina (FN)
10. Melakukan pengujian Frasa Verba (FV)
11. Ia Frasa Nomina (FN)
12. Bekerja sama Frasa Verba (FV)
13. Importir dan otoritas Indonesia Frasa Nomina (FN)
14. Menyelidiki dan memperbaiki Frasa Verba (FV)
15. Penyebab kontaminasi etilen oksida Frasa Keterangan (FK)
16. Lembaga tersebut Frasa Nomina (FN)
17. Warga Frasa Nomina (FN)
18. Mengkonsumsi Frasa Verba (FV)
19. Memiliki Kekhawatiran Frasa Adj (FA)
20. Berdasarkan penelusuran BPOM Frasa Keterangan
21. Di Hong Kong Frasa Keterangan
22. Beredar Frasa Verba
23. Media Relation Executive Wings Food Frasa Nomina
24. Pestisida yang digunakan untuk fumigasi Frasa Preposisi

Berdasarkan pembagian kategori frasa pada artikel yang berjudul “Singapura Tarik
Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” memiliki 5 pola kalimat dasar yang dapat dibagi
menjadi 19 frasa.

2. Analisis Data
Frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa yaitu; S, P, O, K. Dapat disimpulkan
dalam artikel “Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” Sebagian besar
fungsi frasa adalah memberikan keterangan kedudukan dalam unsur klausa yaitu S, P, O, K.
Pada judul artikel “Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dijelaskan
secara fungsi berikut:

Tabel 2. Hasil Fungsi dan Kategori No.1


Oleh Badan
Dua varian Pangan Dari Pada Kamis
No. 1 Ditarik
mie sedap Singapura peredaran (6/10/20220
(SFA)
Analisis
S P O Pelengkap K
Fungsi
Analisis
Num V N V Ket.waktu
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O, Pel, K. Pada analisis tersebut
sesuai dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa
memiliki dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri
yang kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa numeralia, frasa verba, frasa
nomina, dan frasa keterangan. Pada kalimat “Dua varian mie sedap ditarik oleh Badan
Pangan Singapura (SFA) dari peredaran pada kamis (6/10/2022). Pada frasa “Dua varian mie
sedap” merupakan subjek dengan kategori numeralia. “Ditarik” merupakan predikat dengan
kategori verba. “Oleh Badan Pangan Singapura (SFA)” merupakan objek dengan kategori
nomina. “Dari peredaran” merupakan pelengkap dengan kategori verba. “Pada kamis
(6/10/2022) merupakan keterangan dengan kategori keterangan waktu. Analisis tersebut
sesuai dengan teori Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang
terdiri dari dua konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang
terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang
dapat dikatakan sebagai frasa itu nonpredikatif.

Tabel 3. Hail dan Fungsi Kategori No.2


Kandungan
Pada Agustus Juga serupa dalam
No. SFA
2022 lalu mendeteksi produk es krim
Haagen-Dazs
Analisis
K S P O
Fungsi
Analisis
K.Waktu N V N
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut K, S, P, O. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari keterangan waktu, frasa nomina, frasa
verba. Pada kalimat “Pada Agustus 2022 lalu” merupakan keterangan dengan kategori
keterangan waktu. “SFA” merupakan subjek dengan kategori nomina. “Juga mendeteksi”
merupakan predikat dengan kategori verba. “Kandungan serupa dalam produk es krim
Haagen-Dazs” merupakan objek dengan kategori nomina. Analisis tersebut sesuai dengan
teori Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua
konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam
kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan
sebagai frasa itu nonpredikatif.
Tabel 4. Hasil Fungsi dan Kategori No.3
Akan melakukan Produk mie sedap
No. 3 SFA
pengujian regulasi instan lainnya.
Analisis Fungsi S P O
Analisis Kategori N V N

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba, dan frasa
nomina. Pada kalimat “SFA akan melakukan pengujian regulasi produk mie sedap instan
lainnya”. Dalam frasa “SFA” merupakan subjek dan juga merupakan kategori nomina.
Kalimat “Akan melakukan pengujian regulasi” merupakan predikat dan juga merupakan
kategori verba. Kalimat terakhir yakni “Produk mie sedap instan lainnya” merupakan objek
dan kategorinya adalah nomina. Analisis tersebut sesuai dengan teori Tarmini (11:2012)
bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua konstituen atau lebih
yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak
melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan sebagai frasa itu
nonpredikatif.

Tabel 5. Hasil Fungsi dan Kategori No.4


Dengan Untuk
Penyebab
Ia juga bekerja importir dan menyelidiki
No. 4 kontaminasi etilen
sama otoritas dan
oksida
Indonesia memperbaiki
Analisis
P S O K
Fungsi
Analisis
V N V Preposisi
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut P, S, O, K. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa verba, frasa nomina, frasa
keterangan preposisi. Pada kalimat “Ia juga bekerja sama” merupakan predikat dengan
kategori verba. “Dengan importir dan otoritas Indonesia” merupakan subjek dengan kategori
nomina. “Untuk menyelidiki dan memperbaiki” merupakan objek dengan kategori verba.
“Penyebab kontaminasi etilen oksida” merupakan keterangan dengan kategori preposisi.
Analisis tersebut sesuai dengan teori Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu
konstruksi yang terdiri dari dua konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis
tertentu yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi
klausa atau yang dapat dikatakan sebagai frasa itu nonpredikatif.
Tabel 6. Hasil Fungsi dan Kategori No. 5
Yang terkena
dampak dan
memiliki
kekhawatiran
Menurut
Yang telah tentang
No. 5 Lembaga Warga produk
mengkonsumsi Kesehatan
tersebut
mereka harus
mencari
nasehat
media
Analisis
K S P O Ket
Fungsi
Analisis
N N V N K.Pre
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut K, S, P, O, K. Pada analisis tersebut


sesuai dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa
memiliki dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri
yang kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari keterangan, frasa nomina, frasa verba.
Pada kalimat “Menurut Lembaga tersebut” merupakan keterangan dengan kategori nomina.
“Warga” merupakan subjek dengan kategori nomina. “Yang telah mengkonsumsi”
merupakan predikat dengan kategori verba. “Yang terkena dampak dan memiliki
kekhawatiran tentang Kesehatan mereka harus mencari nasehat media” merupakan
keterangan dengan kategori keterangan preposisi. Analisis tersebut sesuai dengan teori
Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua
konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam
kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan
sebagai frasa itu nonpredikatif.
Tabel 7. Hasil Fungsi dan Kategori No.6
Media Relation Belum memberi
produk mie sedap
No.6 Executive Wings tanggapan terkait
di Singapura
Food penarikan
Analisis Fungsi S P O
Analisis Kategori N V N

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba. Pada kalimat
“Media Relation Executive Wings Food”, merupakan subjek dengan kategori nomina.
“Belum memberi tanggapan terkait penarikan”, merupakan predikat dengan kategori verba.
“produk mie sedap di Singapura”, merupakan objek dengan kategori nomina.
Tabel 8. Hasil Fungsi dan Kategori No.7
Merupakan pestisida yang
No.7 BPOM Menjelaskan ETO
digunakan untuk fumigasi
Analisis Fungsi S P O Pel
Analisis
N V N Preposisi
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O, Pel. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba, dan frasa
preposisi. Pada kalimat “BPOM”, merupakan subjek dengan kategori nomina.
“Menjelaskan”, merupakan predikat dengan kategori verba. “ETO”, merupakan objek dengan
kategori nomina, dan “Merupakan pestisida yang digunakan untuk fumigasi”, merupakan
pelengkap dengan kategori preposisi. Analisis tersebut sesuai dengan teori Tarmini (11:2012)
bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua konstituen atau lebih
yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak
melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan sebagai frasa itu
nonpredikatif.
Tabel 9. Hasil Fungsi dan Kategori No.8
Adalah pestisida
yang tidak Dalam keterangan
No.8 Etilen oksida diizinkan untuk Kata SFA yang dilansir dari
digunakan CAN.
dalam makanan
Analisis Fungsi S P O Keterangan
Analisis
N V N Preposisi
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O, K. Pada analisis tersebut sesuai
dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik yang
terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa memiliki
dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri yang
kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba, dan frasa
preposisi. Pada kalimat “Etilen oksida”, merupakan subjek dengan kategori nomina. “Adalah
pestisida yang tidak diizinkan untuk digunakan dalam makanan”, merupakan predikat dengan
kategori verba. “Kata SFA”, merupakan objek dengan kategori nomina. “Dalam keterangan
yang dilansir dari CAN”, merupakan keterangan dengan kategori preposisi. Analisis tersebut
sesuai dengan teori Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang
terdiri dari dua konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang
terdapat dalam kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang
dapat dikatakan sebagai frasa itu nonpredikatif.
Tabel 10. Hasil Fungsi dan Kategori No.9
Dari
Mengatakan
Badan Kandungan Pada produk sekeranjang
No.9 hanya
tersebut etilen oksida mie sedap barang yang
mendeteksi
disurvei
Analisis
S P O K Pel
Fungsi
Analisis
N V N N Preposisi
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut S, P, O, K, Pel. Pada analisis tersebut
sesuai dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa
memiliki dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri
yang kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba, dan frasa
preposisi. Pada kalimat “Badan tersebut”, merupakan subjek dengan kategori nomina.
“Mengatakan hanya mendeteksi”, merupakan predikat dengan kategori verba. “Kandungan
etilen oksida”, merupakan objek dengan kategori nomina. “Pada produk mie sedap”,
merupakan keterangan dengan kategori nomina. “Dari sekeranjang barang yang disurvei”,
merupakan pelengkap dengan keterangan preposisi. Analisis tersebut sesuai dengan teori
Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua
konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam
kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan
sebagai frasa itu nonpredikatif.
Tabel 11. Hasil Fungsi dan Kategori No. 10
Berbeda
dengan
Berdasarkan produk
Produk Mie Di Hong
No.10 penelusuran Yang ditarik bermerek
instan Kong
BPOM sama yang
beredar di
Indonesia
Analisis
K S P K P
Fungsi
Analisis
N N V Preposisi V
Kategori

Secara fungsi susunan kalimat dasar tersebut K, S, P, K, P. Pada analisis tersebut


sesuai dengan teori Ramlan (1987:151) yang menyatakan bahwa frasa adalah satuan gramatik
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Farasa
memiliki dua ciri yakni, satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih, sedangkan ciri
yang kedua yakni, tidak meleihi batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi unsur klausa yaitu (S)
subjek, (P) predikat, (O) objek, (Pel) pelengkap, dan (K) keterangan. Sedangkan secara
kategori berdasarkan frasa pembentuknya terdiri dari frasa nomina, frasa verba, dan frasa
preposisi. Pada kalimat “Berdasarkan penelusuran BPOM”, merupakan keterangan dengan
kategori nomina. “Produk mie instan”, merupakan subjek dengan kategori nomina. “Yang
ditarik”, merupakan predikat dengan kategori verba. “Di Hong Kong”, merupakan keterangan
dengan kategori preposisi. “Berbeda dengan produk bermerek sama yang beredar di
Indonesia”, merupakan predikat dengan kategori verba. Analisis tersebut sesuai dengan teori
Tarmini (11:2012) bahwa pengertian frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua
konstituen atau lebih yang mampu mengisi fungsi sintaksis tertentu yang terdapat dalam
kalimat akan tetapi tidak melampui dari batas-batas fungsi klausa atau yang dapat dikatakan
sebagai frasa itu nonpredikatif.

VII. SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan analisis terhadap penggunaan frasa pada artikel berjudul “Singapura Tarik
Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” yang bersumber dari surat kabar harian Suara
Bali. Dapat disimpulkan bahwa struktur kalimat yang membentuk artikel dalam surat
kabar harian Suara Bali merupakan bahasa berita.
2. Dalam analisis fungsi dan kategori pada artikel yang berjudul “Singapura Tarik Mie Sedap
Karena Kandungan Pestisida” dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
sumber tulisan dan data buatan, lalu data dikumpulkan menggunakan metode simak,
dengan teknik baca catat. Analisis pada artikel tersebut penulis hanya mengambil beberapa
kalimat untuk diteliti.
3. Dari beberapa kalimat yang diambil penulis meneliti kategori frasa pada artikel yang
berjudul “Singapura Tarik Mie Sedap Karena Kandungan Pestisida” dengan hasil
memiliki 5 pola kalimat yang di bagi menjadi 24 frasa. Sedangkan fungsi frasa dari
beberapa kalimat artikel tersebut penulis menemukan susunan kalimat dasar berupa S
(Subjek), P (Predikat), O (Objek), K (Keterangan), Pelengkap. Pada setiap kalimat yang
telah di analisis. Berdasarkan fungsi dan kategori dapat disimpulkan bahwa setiap unsur
dalam klausa terdiri dari beberapa frasa.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Alwi, H., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Indonesia Edisi Keempat. Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa, Jakarta.
[2] Effendi, M. 2012. Linguistik sebagai Ilmu Bahasa. Jurnal. Sekolah Tinggi Keguruan dan
Ilmu Pendidikan PGRI, Lubuklinggau.
[3] Melani, S., dkk. 2019. Analisis Frasa pada Surat Kabar Harian Rakyat Bengkulu. Jurnal.
Universitas Bengkulu, Bengkulu.
[4] Octavianti, A., dkk. 2022. Analisis Penggunaan Frasa Verba pada Surat Kabar Suara
Merdeka yang Berjudul “Kurikulum Ruh Pembelajaran Tingkat paling Dasar hingga Bangku
Kuliah”. Jurnal. Politeknik Pratama, Purwokerto.
[5] Ramlan, M. 2005. Sintaksis. C.V. Karyono, Yogyakarta.
[6] Supriyadi. 2014. Sintaksis Bahasa Indonesia. UNG Press. Gorontalo.
[7] Sutrisna, D. dan Elyawati, L. 2021. Analisis Fungsi dan Kategori Frasa pada Artikel
“Pipa PDAM Tersumbat Sampah” dalam Surat Kabar Radar Majalengka Edisi 8 Januari
2021,. Jurnal. Universitas Majalengka, Majalengka.

Anda mungkin juga menyukai