Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDHULUAN

1.1 latar belakang


sndiri
Bahasa memang sangat penting dalam komunikasi baik tertulis maupun lisan. Sehingga
pengunaanya harus berdasar pada kebahasaan dan pembendaharaan setiap katanya dan pasti
memiliki makna ,kata yang kaya dan lengkap . begitu juga dengan Bahasa Indonesia yang
merupakan milik bangsa Indonesia dan alat komunikasi masyarakat indonesia yang sangat
efektif dan efisien dalam pemersatu bangsa ini . tata Bahasa harus berlangsung sesuai
dengan kelaziman dan pengunaanya sehingga dapat yaitu tata Bahasa yang dapat di mengerti.
dan seperti hal nya bahasaa gaul dan Bahasa daerah ,dan tentunya pengunaan Bahasa tersebut
lebih mendapatkan keleluasaan dalam bertata Bahasa ,dalam ilmu morofologi dikenalkan
system afikisasi berupa simulfiks yang mempelajari Bahasa baik gaul maupun daerah .
Simulfiks ( simultaneous affix) adalah imbuhan yang terletak hanya pada awalan kata
dasar simulfiks dan bukan sekedar menjadi imbuhan tetapi masuk secara simultan ke
dalam suku kata pertama dan dari kata dasar .contoh kata dasar similfiks berupa prefix adalah
N- yang masuk pada kata dasar seperti omong ,sate ,kopi ,otot yang semuanya merupakan
Bahasa non baku dan mendapatakan keleluasaaan jika dalam simulfiks contoh nya :
Ngomong ,Nyate ,Ngopi ,Ngotot ,dan juga sebagainya .
simulfiks dipilih untuk dijadikan bahan pembelajaran untuk penganalisisan ke-tata Bahasa
Indonesia berupa Bahasa gaul dan Bahasa daerah. ,dapat diketetahui tata Bahasa juga
memiliki pembendaharaan nya . system afikisasi sangat mendukung penganalisis dapat
memilah dah menganalisis setiap kata baik verba ,nomina ,adjektiva dan sebagainya .sehinga
pembaca dapat mengetahui bahasa indonesia baik gaul dan daerah memiliki pembendaharaan
dan makna nya masing-masing .

1.2 Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di uaraikan dalam analisis ini yaitu dirumuskan
berdasarkan masalah dan identifikasi masalah dalam proses penganalisisa simulfiks pada
objek Bahasa Indonesia baik gaul maupun daerah ,dalam bentuk pertanyaan bagaimana
menganalisis Bahasa daerah mengunakan sisitem afikisasi berupa simulfiks ?
1.3 Tujuan penelitian

Adapun tujuan analisis untuk mencapai hasil dari rumusan masalah ialah menjelaskan
perkembangan dalam proses analisis Bahasa Indonesia baik gaul maupun daerah dalam
mengunakan sisitem afikisasi berupa simulfiks .

1.4 Manfaat penelitian


Analisis ini bagi peneleiti sendiri sangat diharapkan berhasil dan dapat mencapai tujuan
penganalisisan dengan optimal. Selain itu,peneliti juga berharap agara penganalisisan ini
menghasilkan laporan dan jawaban yang bermanfaat bagi perkembangan sastera dan
masyarakat umum .adapun manfaat penelitian ini secara teoritis dan praktis adalah sebagai
berikut :

1. Manfaat teoritis
a. Manfaat penganalisisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai studi sastera Indonesia ,terutama dalam bidang penganalisisan pada
mata pelajaraan morfologi dalam system afikisasi dengan mengunakan
pendekatan kajian morfologi .

b. Menambah pemahaman dan membantu pembaca dalam memahami kajian


morfologi dalam system afikisasi berupa simulfiks pada objek Bahasa
Indonesia,baik gaul maupun daerah. Terlebih dalam kaitanya dengan
perkembangan dalam ke-tata Bahasa pada kajian morfologi ini.

2. Manfaat praktis
a. Menjadi bahan bacaan pembaca sekaligus acuan bagi pembaca untuk
meningkatkan wawasan tentang perkembangan analisis dalam Bahasa
indoensia dan sebagainya .dengan demikian,pembaca dapat mengambil
pembelajaran dari segi penelitian dan kajian pada ilmu Bahasa .

b. Menjadi refrensi bagi penelitian dan penganalisian selanjutnya

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan pustaka


skripsi ama jurnal
Dalam suatu penelitian diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
Pertama,(W Bawa 1981). Dengan judul penelitianya yaitu “Kemungkinan asal muasal
[in] dan Simulfiks [N—in] dalam dialek jakarta berasal dari bali” dalam (Bahasa dan sastera
Magazine 1981) Bahasa melayu dialek jakarta ,lebih dikenal dengan sebutan dialek Jakarta
(DJ),dalam kaitanya dengan gejala diatas ,barangkali apa yang di kutip oleh (muhjir 1977-14)
dari pendapat (Anderson 1966-107) bahwa Bahasa melayu dialek Jakarta adalah ngokonya
Bahasa indonesia (BI) ,dikaitkanya dengan pendapat muhajir yang mengatakan bahwa DJ akan
menjadi Bahasa tidak resmi BI ,merupakan pendapat yang terlalu gegabah (Muhajir 1976
,Firman Muntanoco 1076)
Kedua,putri,simpen,widarsini(2019) dengan judul penelitianya ( proses pembentukan
kata dalam kumpulan cerpen cinta paling rumit karya Boy Candra ) dengan mengunakan teori
Morfologi.dan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif .dan hasil dari penelitian
tersebu peneliti mennemukan afikisasi ,reduplikasi,dan komposisi .Afikisasi yang ditemukan
adalah sebanyak 681 kata (31%) reduplikasi 150 kata (7%) dan komposisi sebanyak 93 kata
(45%).
Ketiga,( S U Albab 2011) dengan judul pennelitianya “interferensi afikisasi Bahasa jawa
ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar jawa pos rubrik Wayang Durangpo edisi januari –
juni 2010) dengan mengunakan teori Morfologi .penelitian ini mengunakan rancangan penelitian
kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Dan kesimpulan hasil penelitian menunjukan bahwa
interfrensi afikisasi Bahasa jawa ke Bahasa Indonesia pada surat kabar jawa pos “rubric wayang
durangpo” edisi januari-juni 2010 meliputi interferensi afikisasi bidang prefiks ,sufiks ,dan
Simulfiks .sedangkan infiks tidak ditemukan.
Keempat,( Huzaena & Munawarah 2018) dengan judul penelitianya “ Bahasa sunda di
jalawastu ;perspektif sosio-Geolinguistik” dengan mengunakan teori pembentukan kata dalam
Bahasa sunda tiga diantaranya adalah;panjangan ,simulfiks dan pengulangan sebagai hasil dari
penelitian ini juga dengan mengunakan metode peelitian sosiolingusitik dan Geolingusitik.
Kelima, (Rasul,Marafaad,Ino 2019/6/19) pada jurnal pendidikan Bahasa JPB pada
terbitan pertama dengan judul “ Derivasiona nomina Bahasa muna dialek labora” ,denngan
mengunakan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian
Distribusional ,hasil sumber data dalam penelitian ini adalah data lisan yang berasal dari
informan. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukan bahwa derivasional nomina Bahasa muna
dialek laboora adalah derivasi dengan kata dasar nomina menjadi kateogri verba atau adjectiva.
Derivasi ini terbentuk oleh prefiksasi,infiksasi,sufiksasi dan simulfiks.
2.2 Landasan teori
buku

Seperti yang sudah dijelaskan dalam Bab sebelumnya ,analisis ini mengemukakan system
afikisasi berupa simulfiks yang terdapat pada Bahasa gaul maupun daerah dalam ke-tata
bahasaan Indonesia non-baku .
2.2.1 proses morfologis
Buku

Proses morfologis pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk
dasar melalui pembubuhan afiks dalam proses afikisasi ,atau pengulangan kaa dalam proses
reduplikasi ,pengabungan kata dalam komposisi ,pemendekan kata lewat akronimisasi dan
pengubahan status dalam proses konversi . (Chaer 2008:25)

2.4 Afikisasi dalam simulfiks .


Buku
Afiks adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur
yang bukan kata dan bukan pokok kata,yang memiliki kesangupan melekat pada satuan-satuan
lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru ( Ramlan ,1987:55).
Dari segi penempatanya ,afiks Bahasa Indonesia terbagi menjadi enam salah satunya
adalah afiks yang dimanefestasikan dengan ciri-ciri suprasegmental yang dileburkan pada dasar
yang lazim disebut simulfiks .dalam Bahasa Indonesia simulfiks dimanfestasikan dengan
nasalisasi dari fonem pertama sutau bentuk dasar ,dan fungsinya ialah membentuk verba atau
memverbalkan nomina ,adjektivia ,atau kelas kata lain .contohnya terdapat dalam bahasa
Indonesia nonstandar,seperti kopi-ngopi ,sate-nyatae ,kebut-ngebut (kridaklaksana ,1996:29)
BAB III
ANALISIS

3.1 bentuk proses Simulfiks Bahasa daerah dan gaul


Data 1

(Dah pada nyampe nih )

kalimat pada data 1 tersebut mengandung afiks berupa simulfiks berupa kata, nyampe
,kata nyampe terbentuk dari dua kata yaitu ( ny + sampai ) lalu terjadi proses Morfemis
menjadi sebuah kata dari Sampai menjadi Nyampe
a)

( Nitip cetakan kartu nun )

Kalimat pada data tesebut mengandung afiks berupa simulfiks berupa kata ,Nitip,kata
nitip terbentuk dari dua kata yaitu ( N + Titip ) lalu terjadi proses Morfemis menjadi
sebuah kata dari Titip menjadi Nitip.
b)
( kuliah jg skrg Cuma Ngasih kisi2)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks berupa kata ,Ngasih ,kata
ngasih terbentuk dari dari dua kata yaitu ( Ng + Kasih ) lalu terjadi proses morfemis
menjadi sebuah kata dari Kasih menjadi Ngasih .

c)

(Ngarti tugas morfologi ga ?)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks berupa pada kata Ngarti
,kata ngasih terbentuk dari dua kata yaitu (Ng + Mengerti ) lalu terjadi proses morfemis
menjadi sebuah kata dari Mengerti menjadi Ngerti .
d)

( Ngumpul sini )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngumpul
,kata ngumpul terbentu dari dua kata yaitu ( Ng + Kumpul ) lalu setelah pertemuan dua
kata tersebut terjadi proses morfemis menjadi sebuah kaa kumpul menjadi Ngumpul .

e)

( lagi Nyuci bajuu )


Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Nyuci ,kata
nyuci terbentuk dari dua kata yaitu ( Ny + Cuci ) lalu setelah itu terjadi proses morfemis
menjadi sebuah kata Cuci menjadi Nyuci .

f)

( tugas Numpuk )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Numpuk, kata
numpuk terbentuk dari dua kata yaitu ( N + Tumpuk ) lalu terjadi proses morfemis dari
sebuah kata tumpuk menjadi Numpuk .
g)

( enak ora Ngopi ma ora berrbut ama ungkug )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngopi ,kata
Ngopi terbentuk dari dua kata yaitu ( Ng + Kopi ) lalu terjadi proses morfemis dari
sebuah kata Kopi menjadi Ngopi .
h)

(Ngajak keluarga dan santri2 bahrul ulum ke negeri di atas awan gunung luhur
citoreh sambal jarrah ke banten dan hadir haul di pondok pesantren Al Futuhiyah
Kh Buya Kurtubi Jaelani Imam besar FPI Banten)
Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngajak, kata
Ngajak terbentuk dari dua kata ( Ng + Ajak ) lalu terjadi morfemis dari sebuah kata
Ajak menjadi Nagajak .

i)

( yakin kamu gak Ngiler sai ,promo akhir tahun nih ,setiap km boxing paket
wedding di alfattah sangarms free makeup + gaun prewed.keren ga she free
nyaaaa)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngiler, kata
ngiler terbentuk dari dua kata yaitu ( Ng + Iler ) lalu terjadi proses morfemis dari kata
Iler menjadi Ngiler .

( foto profil kamu bisa gak diganti anime aja ,soalnya aku kalo liat bawaanya jadi
pengen Nyulik )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Nyulik ,kata
nyulik terbentuk dari dua kata yaitu (Ny + culik ) ,lalu terjadi proses morfemis berupa
dari kata culik menjadi Nyulik.
j)
( apaan Nembak aja ;v )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Nembak ,kata
nembak terbentuk dari dua kata yaitu (N + Tembak ) ,lalu terjadi proses morfemis
berupa kata Tembak menjadi Nembak .

k)

( abis duit Ngeprint bae ,mayan buat gua beli somay ma pan wkwk)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngeprint ,kata
ngeprint terbentuk dari dua kata yaitu ( Ng+ print ) lalu terjadi proses morfemis berupa
kata print menjadi Ngeprint .
l)

( ku pengen Ngantuk )

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks ,pada kata Ngantuk
,kata Ngantuk terbentuk dari dua kata yaitu (Ng+ kantuk ) lalu terjadi proses morfemis
berupa kata kantuk menjadi Ngantuk .
m)
(Nunggu temen)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks,pada kata Nunggu ,kata
Nunggu terbentuk dari dua kata yaitu (Ng + Tunggu ) lalu terjadi proses morfemis dari
kata Tunggu menjadi Nunggu.

n)

( Ngerondain siapa ?)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngerondain
,kata ngerondain terbentuk dari dua kata yaitu (N+ Ronda + in ) .lalu mengalami proses
morfemis dari kata Ronda menjadi Ngerondain .
o)

(kalo Nemu ginian di tong sampah ,bakal lo apain ?)

Kalimat pada data tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Nemu
Kata Nemu terbentuk dari dua kata yaitu ( N + Temu ),lalu mengalami proses morfemis
dari kata Temu menjadi Nemu .
p)

( keluar gk pada Ngomong.. tar susah Nyariin )

pada data tersebut mengandung dua afiks berupa simulfiks diantaranya adalah Nomong
dan Nyariin ,dua kata tersebut masing-masing mengalami proses morfemis yaitu 1 (Ng
+ Omongan ) dan 2 ( Ny + Cari ) kemudian dirangkai menjadi Bahasa daerah sebagai
produk afikisasi dari kata Omongan menjadi Ngomong dan Cari menjadi Nyari .

q)

( cewe jir td mah dokter nya ,tapi yg Ngecek darah cowo )

Kalimat tersebut mengandung afiks berupa simulfiks pada kata Ngecek ,kata Ngcek
terbentuk dari dua rangkaian kata yaitu ( Ng + Cek ) lalu mengalami proses morfemis
dari kata Cek menjadi Ngecek.
r)

( Cerpen udah baru kelar tadi ,au dah Nyambung or kaga itu tulisanya ,yg
penting kelar be )

Pada data diatas tertulis kalimat yang satu kata nya mengandung afiks berupa
simulfiks ,pada kata Nyambung ,kata tersebut terbentuk dari dua kata yaitu (Ny+
Sambung ) lalu mengalami proses morfemis dari kata Sambung menjadi Nyambung .
s)

( Ngapa nun )

Pada data diatas terdapat kalimat pada satu katanya mengandung afiks berupa
simulfiks ,pada kata Ngapa ,kata tersebut terbentuk dari dua kata yaitu (Ng+kenapa )
kata tersebut mengalami proses morfemus dari kata Kenapa menjadi Mengapa .
BAB III
PENUTUP

4.1 kesimpulan
Berdasarkan seluruh hasil tahapan penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis
Bahasa daerah mengunkan system afikisasi berupa simulfiks dapat ditarik sedikit kesimpulanya
adalah sebagai berikut :
1. Pengertian afikisasi berupa simulfiks dan penerapan analisis Bahasa derah dan gaul
dalam dialek dan komunikasi .
2. Pengunaan bahasa daerah dapat menjadi bahasa gaul dan sehari-hari karena Bahasa
bersifat alami .
3. Pengunaan Bahasa non baku lebih sering digunakan pada masyarakat Indonesia
karena tidak memiliki keterbasaan dalam pengucapan.
4. Hasil morfofonemik bentuk simulfiks menghasilkan kaidah morfofonemik untuk
simulfiks N- .
5. Dari hasil analisis bentuk simulfiks yang mendapatkan pandangan langsung dalam
Bahasa daerah karena pengunakan fonem nasalisasi lebih cenderung
6. Hasil analisis dari sudut ketransitifan menunjukan bahwa bentuk verba yang paling
dominan dan produktif dalam data yang telah di jabarkan diatas adalah bentuk verba
transitif
4.2 saran .
Setiap kajian Bahasa perlu adanya peninjauan kembali guna memperoleh hasil yang
optimal sehingga tidak ada lagi kesalahan yang ditimbulkan dalam kajian morfologi.
daftar pusataka

cahaer,abdul .2008 .mofologi Bahasa Indonesia (pendekatan proses ),Jakarta : Rineka cipta
chaer,abdul .2012 .lingusitik umum ,Jakarta :Rineka cipta Dola .
Alwi,Hasan ,Dkk.2000. Tata Bahasa baku Indonesia . Jakarta : balai psutaka.
Ramlan,M.1987.Morfologi .Yogyakarta :C.V .karyono
Kridalaksana ,Harimurti .2008.kamus lingusitik , Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
Kridalaksana.H.2007.pe,nemtukan kata dalam Bahasa Indonesia .jakarta : Gramedia pustaka
utama
Wayan bawa.1981.bahasadansasteraMagazine.:kemungkinan asal mula sufiks [in] dan simulfiks
[N-in] dalam dialek Jakarta berasal dari bali : Google scholer
Sabiq ulul albab-2011-reposity.unej.ac.id interferensi afikisasi Bahasa jawa ke dalam Bahasa
Indonesia pada surat kabar jawa pos rubric “waang durangpo” edisi jamuari : Google scholer
Huzaena.munawarah.2018.bahasa sunda di jalawastu: perspektif sosio-geolingistik : Google
scholer
Rasul,Marafaad,Ino 2019/6/19 pada jurnal pendidikan Bahasa JPB pada terbitan pertama dengan
judul “ Derivasiona nomina Bahasa muna dialek labora” :Google Scholer
http://widiawati04.blogspot.co.id/2015/04/makalah-morfologi-bahasa-indonesia.html
http//kmbsi.blogspot.in/2013/05/kata-berimbuhan-afikisasi-html
http//morfologibahasaindonesia.blogspot.in/2011/03/afikisasi.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/simulfiks.html
https://laelitm.com/kalimat-simulfiks/hatml.
https://www.materibelajar.id/2016/10/pengertian-dan-5-contoh-afikisasi-sufiks.html?m=1
https://enjiner.com/cara-membuat -kesimpulan/html
htttp;//dosensosiologi.com/tinjauan-pustaka.html
PROSES MORFOLOGIS BAHASA DAERAH DAN GAUL

Materi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah morfologi

Disusun oleh:
NUNI DAVINA NURAINI
181010700108

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA


FAKULTAS SASTEA
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Raya puspitek ,buaran,kec.pamulang kota Tangerang selatan ,banten 15310
2019-2120

Anda mungkin juga menyukai