Anda di halaman 1dari 11

Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022

Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

DERIVASI VERBA DENOMINA BAHASA INDONESIA PADA


WEBSITE BERITA ONLINE (KAJIAN MORFOLOGI)

Galuh Mustikasari, Ninik Pratiwi, Bakdal Ginanjar


Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami
No.36, Kentingan, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
galuhms@student.uns.ac.id

ABSTRAK: Penelitian ini membahas tentang derivasi verba denomina bahasa Indonesia pada artikel
berita online. Pada tahap pembahasan penelitian ini akan menguraikan proses morfologis data yang
berbentuk kata pada artikel berita periode tahun 2021. Tujuan penelitian ini agar pembaca dapat
memahami proses morfologis sekaligus fenomena perpindahan kategori kelas kata yang ditemui pada
tulisan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni cara kerja dalam penelitian yang
mendeskripsikan data yang berupa kalimat maupun kata berdasarkan nomina pembentuk verba dan
distribusi afiks pembentuk verba denomina. Metode penyediaan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode simak dengan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode Agih dengan teknik
lanjutan Ultimate Constituent Analysis (UCA) atau Urai Unsur Terkecil untuk menguraikan satuan
lingual tertentu atas unsur-unsur terkecilnya. Data akan disajikan dalam bentuk nonformal dengan
mengklasifikan data yang didapat, lalu diuraikan setiap pola pada masing-masing bentuk yang ditemukan.
Hasil penelitian ini menemukan 18 bentuk proses afiksasi yang menyebabkan perpindahan kategori kata
dan makna kata. Kesimpulannya adalah tidak semua verba berasal dari bentuk dasar verba, melainkan
dapat berasal dari bentuk nomina. Benuk afiksasi yang membentuk verba tidak hanya berdasarkan
prefiks, tetapi juga konfiks. Selain itu, proses verba denomina akan menghasilkan derivasi pada kata yang
diturunkan.
KATA KUNCI: Afiksasi; berita; derivasi; verba denomina

DERIVATION OF INDONESIAN VERB DENOMINATIONS IN TERMINAL MOJOK

ABSTRACT: This study discusses the derivation of Indonesian denominational verbs in online news
articles. At the discussion stage, this research will describe the morphological process of data in the form
of words in news articles for the period 2021. The purpose of this study is so that readers can understand
the morphological process as well as the phenomenon of word class category displacement encountered
in writing. This study uses a qualitative descriptive method, namely the way of working in research that
describes data in the form of sentences and words based on the noun forming the verb and the distribution
of affixes forming the denominational verb. The method of providing data used in this study is the
method of listening to the technique of note-taking. The data were analyzed using the agih method with
an advanced technique of 'Ultimate Constituent Analysis' (UCA) to describe certain lingual units of the
smallest elements. The data will be presented in a non-formal form by classifying the data obtained, then
describing each pattern in each of the forms found. The result of this research is that there are 18 forms of
affixation process that cause the displacement of word categories and word meanings. The conclusion is
that not all verbs come from the basic form of the verb, but can come from the noun form. The forms of
affixation that form verbs are not only based on prefixes, but also confixes. In addition, the process of
denominational verbs will result in the derivation of the derived word.
KEYWORDS: Affixation; berita; derivation; noun verb
Diterima: Direvisi: Distujui: Dipublikasi:
2021-12-03 2021-12-14 2022-02-10 2022-10-30
Pustaka : Mustikasari, G., Pratiwi, N., & Ginanjar, B. (2022). DERIVASI VERBA DENOMINA
BAHASA INDONESIA PADA WEBSITE BERITA ONLINE (KAJIAN MORFOLOGI). Fon:
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 18(2), 261-271.
doi:https://doi.org/10.25134/fon.v18i2.5147

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 261


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

PENDAHULUAN yang dibendakan. Proses morfologis


Kajian morfologi dibagi menjadi bahasa Indonesia sangat dinamis sehingga
dua fokus pembahasan, yakni morfologi menyebabkan perpindahan-perpindahan
infleksional dan morfologi derivasional. kategori dalam kelas kata, salah satunya
Penelitian ini akan berfokus pada kajian adalah perpindahan nomina menjadi
morfologi derivasional. Subroto (1995) verba. Verhaar (2001) memaparkan satu
mengatakan bahwa morfologi derivasional contoh verba denomina, apabila asal kata
merupakan kajian yang membahas tentang sebuah nomina gambar diturunkan
kaidah pembentukan kata baru dimana menjadi verba menggambar, maka verba
kata sebelumnya yang secara leksikal menggambar disebut verba denomina.
akan berbeda dan menghasilkan identitas Fenomena perpindahan kategori
baru yang lain dari kata yang menjadi kelas kata ini menjadi menarik untuk
dasarnya. Derivasi adalah proses dikaji berkaitan dengan pentingnya
pengimbuhan afiks non-inflektif pada melakukan kajian-kajian bahasa secara
dasar untuk membentuk kata menurut deskriptif. Dengan menggunakan model
Kridalaksana (2009). Singkatnya, derivasi deskriptif, kajian ini disusun untuk
adalah proses menghasilkan kata baru menyajikan penggunaan bahasa Indonesia
yang memiliki arti leksikal berbeda serta secara konkret. Berbeda dari model
memiliki identitas kelas kata yang berbeda preskriptif yang memfokuskan objek
pula dengan kata sebelumnya. penelitian pada ranah cara bahasa
Kelas kata dalam bahasa Indonesia digunakan secara normatif, kajian ini
memiliki banyak ragam, namun penelitian menyajikan gambaran fenomena
ini berfokus pada salah satu kelas kata konstruksi verba denomina yang
yakni verba. Verba dalam bahasa digunakan sebagai pengisi fungsi predikat
Indonesia dibagi menjadi dua bentuk, oleh penutur bahasa Indonesia.
yakni verba dasar dan verba turunan. Ada banyak pakar bahasa yang
Verba dasar merupakan kata yang membicarakan derivasi dan infleksi
memiliki kedudukan leksikal sebagai seperti Uhlenbeck (1983) berfokus pada
verba, sedangkan verba turunan adalah masalah morfologi verba. Subroto (1985)
kata yang berkedudukan sebagai verba dalam disertasinya yang berjudul
karena melalui proses morfologis. Transposisi dari Adjektiva menjadi Verba
Sulchair (1987) mengatakan bahwa dan Sebaliknya. Bauer (1983) juga
proses morfologi ada tiga macam, yaitu memilah morfologi menjadi dua bentuk,
afiksasi, reduplikasi, dan pemajemukan. infleksi dan word formation
Perubahan kata dengan afiksasi dapat (membicarakan tentang afiksasi
dilihat pada contoh kata kantong (N) derivasional dan pemajemukan). Hasan
menjadi mengantongi (V) dan paku (N) Alwi, dkk (2003) membahas mengenai
menjadi memaku (V). Akibatnya, akan proses afiksasi dalam buku Tata Bahasa
terjadi perpindahan kategori dari bentuk Baku Bahasa Indonesia. Penelitian yang
dasarnya. Perpindahan kelas kata tersebut mengambil topik verba denomina juga
salah satunya dikarenakan melalui proses pernah dilakukan sebelumnya, seperti
afiksasi. Perpindahan kelas kata dapat pada penelitian (Sujarwanti & Mukhlish,
ditemui pada kasus kelas kata nomina 2016; Nugraha, 2021; Herawati dkk.,
menjadi verba yang sering disebut sebagai 2016; dan Indri dkk., 2012). Perbedaan
verba denomina. dari penelitian sebelumnya, belum
Nomina atau kata benda adalah terdapat kajian yang mengaji semua
kelas kata yang menyatakan nama bentuk afiksasi yang menyebabkan
seseorang, tempat, atau benda dan segala

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 262


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

terjadinya perpindahan kelas kata verba Indonesia, Sport Tempo, Kincir, Bisnis
denomina. Tempo, dan Nasional Tempo.
Data penelitian diambil dari website Pengumpulan data dilakukan dengan
berita online yang merupakan media menggunakan teknik simak dan catat.
sumber informasi faktual dan menghibur, Beberapa kriteria yang digunakan peneliti
serta memuat kata-kata yang mendukung untuk menyeleksi sumber data diantaranya
untuk penemuan data penelitian ini. 1) Artikel harus faktual atau terbit pada
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam tahun 2021. 2) Mengandung kata yang
berita juga beragam, seperti bahasa baku, memiliki kelas kata verba denomina.
bahasa kekinian, sampai bahasa yang Penyajian hasil analisis data pada
tabu. Dengan beragamnya variasi bahasa penelitian ini adalah secara informal.
dari berbagai tulisan di media, maka Analisis data menurut Noeng
penulis tertarik untuk menggunakan Muhadjir (1998) adalah cara untuk
sumber data tersebut sebagai bahan mencari dan menyusun secara sistematis
penelitian. Data akan dibatasi pada data hasil observasi, wawancara, dan lain-
periode terbit tahun 2021 agar data tidak lain guna meningkatkan pemahaman
terlalu melimpah untuk diteliti. peneliti mengenai fenomena yang diteliti
Penelitian ini akan menguraikan dan menyajikan ke khalayak sebagai hasil
proses morfologis derivasi verba dari penelitian yang dilakukan. Sedangkan
denomina pada berita online yang untuk meningkatkan pemahaman tersebut
trending bulan Oktober tahun 2021. analisis perlu dilanjutkan dengan berupaya
Tujuan penelitian ini agar pembaca dapat mencari makna.
memahami proses morfologis fenomena Metode penyediaan data yang
perpindahan kategori kelas kata yang digunakan dalam penelitian ini adalah
ditemui pada tulisan. Selain itu, pembaca metode simak dengan teknik catat.
dapat membedakan kategori kelas kata Sudaryanto (2015, hlm. 203) menyatakan
pada sebuah kata, selanjutnya proses metode simak atau penyimakan adalah
pembentukan kata, serta klasifikasi metode dengan cara menyimak
afiksasi pembentuk kata tersebut. penggunaan bahasa yang diteliti tersebut.
Teknik penyediaan data penelitian ini
METODE adalah teknik catat, proses catat dilakukan
Penelitian ini menggunakan metode setelah data terkumpul semua agar proses
deskriptif kualitatif yakni cara kerja dalam pencatatan data dapat dilakukan. Pada
penelitian yang mendeskripsikan data teknik catat, peneliti melakukan
yang berupa kalimat maupun kata pencatatan data untuk dimasukkan ke
berdasarkan nomina pembentuk verba dan dalam tabel klasifikasi data berdasarkan
distribusi afiks pembentuk verba kriteria tertentu. Data dianalisis
denomina. Cakupan responden yang menggunakan metode Agih, yakni metode
diharapkan dari penelitian ini adalah analisa data dengan alat penentunya dari
semua kalangan usia, terutama usia remaja bahasa yang bersangkutan itu sendiri
sampai dewasa. (Sudaryanto, 1993, hlm. 15). Teknik
Data yang digunakan pada lanjutan menggunakan teknik Urai Unsur
penelitian ini adalah setiap kata yang Terkecil 'Ultimate Constituent Analysis'
mengalami perpindahan kelas kata verba (UCA) untuk menguraikan satuan lingual
denomina dan mengalami perubahan tertentu atas unsur-unsur terkecilnya.
makna (derivasi). Sumber data penelitian Unsur terkecil yang mempunyai makna
berasal dari artikel yang diambil website biasanya disebut morfem. Contoh:
berita online, seperti JPNN, Kompas, CNN

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 263


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Berpotensi, unsur terkecilnya adalah ‘ber- yang trending bulan Oktober tahun
’ dan ‘potensi’. 2021
Data akan disajikan dalam bentuk Afiksasi Jumlah data
nonformal dengan mengklasifikan terlebih Ber- 5
dahulu data yang didapat. Setelah data Me- 20
dikelompokkan ke masing-masing bentuk, Di- 10
lalu diuraikan setiap pola pada masing- Ter- 2
masing bentuk yang ditemukan. Total 37
Sudaryanto (2015, hlm. 241) menjelaskan
metode informal adalah perumusan Proses afiksasi Ber- yang membentuk
dengan menggunakan kata-kata biasa verba denomina
walaupun dengan terminologi yang teknis Proses afiksasi ber- pada berita
sifatnya. online yang ditemukan mengandung
kategori kata verba denominal dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN dilihat pada kata berikut, berinisial,
Berdasarkan data yang diperoleh, bernanas, berpotensi, berkulifikasi.
terdapat 37 kata dalam artikel berita
online dari beberapa judul mengalami Tabel 2. Data afiksasi Ber- yang
proses verba denomina. Kata tersebut membentuk verba denomina
mengalami proses perpindahan kelas kata Afiks Data
dibarengi dengan perubahan makna antara
kata dasar dengan kata yang dibentuk. - Berinisial
Perpindahan ini disebabkan oleh proses Ber- - Bernanah
morfologis, yakni afiksasi. Proses afiksasi Ber- - Berpotensi
yang membentuk verba denomina - Berkualifikasi
diantaranya prefiks ber-, me-, di-, dan ter-. Ber- kan - Berdasarkan
Adapun beberapa konfiks yang diturunkan
melalui prefiks-prefiks tersebut, seperti
konfiks ber- i, ber- kan, me- i, me- kan, Berikut contoh uraian proses
di- i, di- kan, dan ter- kan. afiksasi ber-
Selain beberapa penambahan prefiks (1) Saat ini tim investigasi Polda
dan konfiks yang menyebabkan Sulteng telah mengantongi
perpindahan kelas kata serta makna bukti chat pesan WhatsApp
seperti yang sudah disebutkan, terdapat (WA) antara oknum kapolsek
kasus perubahan fon pertama pada kata itu dengan korban yang
dasar karena bertemu prefiks tertentu. berinisial S. tersebut.”
Pembentukan fon baru pada tararan fon (JPNN/17/10/21).
pertama kata dasar tersebut ditemukan Berinisial pada data (1) merupakan
pada proses afiksasi me-. Pembentukan verba denomina yang dihasilkan dari
fon baru itu menghasilkan 4 prefiks baru nomina dasar inisial karena tidak
yang diturunkan dari prefiks me-, yakni berkemungkinan ditambahi adverbia
mem-, men-, meng-, dan meny-. negasi ‘tidak’ sebagai salah satu ciri
Selengkapnya dapat dilihat pada nomina, menjadi verba berinisial yang
pembahasan berikut. memiliki kemungkinan ditambahi kata
‘tidak’ sebagai salah satu ciri verba.
Tabel 1. Jumlah kata yang mengandung Proses penurunan kelas kata tersebut
verba denomina pada berita online disebabkan oleh karena kata dasar inisial
melalui proses denominal. Proses afiksasi

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 264


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

dengan prefiks ber- menghasilkan kata Afiks me- memiliki variasi pola
kompleks yakni verba berinisial. Proses turunan yang cukup banyak untuk
penurunan leksem inisial menjadi membentuk proses verba denominal. Kata
berinisial termasuk derivasi karena selama pada berita online yang ditemukan
proses morfologi, terjadi perubahan mengalami proses afiksasi me- verba
kategori kata dari nomina menjadi verba. denominal, yakni merespons, menilai,
Selain itu, juga terjadi perubahan makna mewakili, memiliki, mendatang,
antara nomina dasar inisial menjadi verba menalangi, menambahkan,
berinisial sebagai hasil dari proses mendokumentasikan, mensyaratkan,
morfologi. Prefiks ber- menyebabkan membentuk, membuahkan, menyoal,
timbulnya makna kata baru pada menyebabkan, mengonfirmasi,
berinisial yakni “memiliki nama” atau mengatasnamakan.
“memiliki ciri” pada kata kompleks
tersebut. Tabel 3. Data afiksasi Me- yang
Pola lain pada proses afiksasi verba membentuk verba denomina
denominal ditemukan pada konfiks ber- Afiks Data
kan. Berikut contoh verba denomina - Merespons
konfiks ber- kan. Me-
- Menilai
(2) Berdasarkan informasi resmi Me-
- Mewakili
yang diterima dari Corporate Me- i
- Memiliki
Communications Strategit PT Men- - Mendatang
Lion Air Danang Mandala Men- i - Menalangi
Prihantoro. (Kompas/16/10/21) Men-
- Menambahkan
Pada data (2) terdapat bentuk (t) Men-
- Mendokumentasikan
berdasarkan. Nomina dasarnya adalah kan
- Mensyaratkan
dasar yang memiliki identitas kategori Mem- - Membentuk
kata nomina karena kata tersebut Mem-
Mem- - Membuahkan
berkemungkinan ditambahi kata ‘bukan’ (p)
kan - Mempromosikan
sebagai salah satu ciri nomina serta
Meny- - Menyoal
bermakna ‘lapisan terbawah, bakat atau Meny-
pembawaan sejak lahir, alas, fondasi, Meny- - Menyebabkan
(s)
pokok atau pangkal suatu pendapat’. kan - Menyematkan
Setelah mengalami proses afiksasi ber- Meng- - Mengonfirmasi
kan, nomina dasar tersebut mengalami - Menghadapi
perubahan bentuk, kategori kata, dan Meng- Meng- i - Mengantongi
makna. Nomina turunan menghasilkan (k) - Mengatasi
bentuk kata baru yakni berdasarkan yang Meng-
- Mengatasnamakan
memiliki identitas kategori kata verba kan
karena memiliki kemungkinan ditambahi
kata ‘tidak’ sebagai salah satu ciri verba Berikut contoh uraian proses
dan memiliki makna ‘menurut, memakai afiksasi me-
sebagai dasar, dan bersumber pada (3) Namun pemerintah tak mau
sesuatu’. Maka, proses penurunan leksem masyarakat berlebihan
dasar menjadi berdasarkan ini termasuk merespons tren positif ini.
dalam derivasi. (CNN Indonesia/17/10/21)
Kata merespons pada data (3) berasal dari
Proses afiksasi Afiks Me- yang kata dasar respons kategori nomina karena
membentuk verba denomina berkemungkinan ditambahi kata ‘bukan’

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 265


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

sebagai salah satu ciri nomina dan pada mewakili, yakni ‘bertindak sebagai
bermakna ‘tanggapan, reaki, jawaban’. wakil (atas nama)’ atau ‘menyulihi’ pada
Proses morfologi yang dialami adalah kata kompleks tersebut.
afiksasi atau lebih tepatnya prefiks me-. Variasi pola lain yang dilahirkan
Proses afiksasi dengan prefiks me- oleh afiks me- adalah men-, mem-, meng-,
menghasilkan kata kompleks, yakni verba dan meny-.
merespons karena memiliki kemungkinan Afiks men-
ditambahi kata ‘tidak’ sebagai salah satu Lahir dari prefiks me- + (kata dasar)
ciri verba. Proses penurunan leksem = kata dasar yang berawalan huruf t akan
respons menjadi merespons ini termasuk digantikan menjadi huruf n sehingga
dalam derivasi. Hal ini disebabkan selama menghasilkan afiks men-.
proses morfologi terjadi perubahan Afiks mem-
kategori kata dari nomina menjadi verba. Lahir dari prefiks me- + (kata dasar)
Selain itu, juga terjadi perubahan makna = kata dasar yang berawalan huruf p akan
antara nomina dasar respons menjadi digantikan menjadi huruf m sehingga
verba merespons sebagai hasil dari proses menghasilkan afiks mem-.
morfologi. Prefiks me- menyebabkan Afiks meny-
timbulnya makna kata baru pada Lahir dari prefiks me- + (kata dasar)
merespons, yakni ‘memberikan respons, = kata dasar yang berawalan huruf s akan
menanggapi’ pada kata kompleks tersebut. digantikan menjadi huruf ny sehingga
Pola me- memiliki beberapa variasi menghasilkan afiks meny-.
pada proses afiksasi pembentukan verba Afiks meng-
denomina. Variasi pola itu seperti Lahir dari prefiks me- + (kata dasar)
penambahan konfiks me- i pada nomina = kata dasar yang berawalan huruf k akan
dasar sebagai bentuk proses morfologi digantikan menjadi huruf ng sehingga
sehingga menghasilkan verba denomina. menghasilkan afiks meng-.
(4) Selama ada sanksi; tidak bisa Berikut uraian variasi afiks men-
mengibarkan bendera merah putih yakni men-, men- i, dan men- kan. Dapat
saat menang di kejuaraan yang dilihat pada kata mendatang, menalangi,
mewakili negara. (Sport menambahkan, mendokumentasikan,
Tempo/17/10/21) mensyaratkan.
Dalam data (4) nomina dasar wakil (5) Lewat film Eternals mendatang,
diturunkan menjadi kata kompleks verba kita akan disajikan dengan
mewakili setelah melalui proses afiksasi. penampilan aktris Gemma Chan
Proses tersebut termasuk derivasi karena sebagai Sersi. (Kincir/18/10/21)
mengalami perubahan kategori kata dari Dalam data (5), kata mendatang berasal
nomina menjadi verba. Kata wakil dari kategori kata nomina dasar datang
memiliki kategori kata nomina karena yang berkemungkinan ditambahi kata
berkemungkinan ditambahi kata ‘bukan’ ‘bukan’ sebagai salah satu ciri nomina,
sebagai salah satu ciri nomina, sedangkan serta memiliki arti ‘kelak kemudian’ atau
kata yang diturunkan, yakni mewakili ‘nanti’. Nomina dasar ini mengalami
merupakan kelas kata verba karena proses afikasasi penambahan prefiks men-
memiliki kemungkinan ditambahi kata sehingga membentuk kata kompleks verba
‘tidak’ sebagai salah satu ciri verba Selain mendatang karena memiliki kemungkinan
itu, juga terjadi perubahan makna antara ditambahi kata ‘tidak’ sebagai salah satu
kata dasar wakil menjadi mewakili sebagai ciri verba serta memiliki arti berbeda
hasil dari proses morfologi. Prefiks me- i dengan arti kata dasarnya, yaitu ‘datang
menyebabkan timbulnya makna kata baru menyusul’ atau ‘yang akan datang

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 266


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

(tentang waktu)’. Proses ini termasuk tersebut mengalami perubahan kategori


derivasi karena mengubah kategori kata kata dari nomina menjadi verba karena
dan makna antara kata dasar dengan kata mengalami proses denominal. Kata
yang diturunkan. tambah termasuk nomina karena tidak
(6) Keempat, mendesak Negara dapat didahului oleh adverbia derajat agak
untuk memutihkan kredit macet (lebih, sangat, dan paling), sedangkan
di bawah Rp 10 juta demi menambahkan dapat didahului adverbia
menalangi dampak pandemi," derajat agak sebagai ciri verba. Selain itu,
(Bisnis Tempo/16/10/21) makna pada kedua kata yang mengalami
Pada data (6), kata menalangi berasal dari proses morfologi tersebut berubah
kata dasar talang yang dibubuhi konfiks menjadi ‘membubuhkan supaya lebih
men- i sehingga fon t lenyap karena banyak (lengkap)’.
bertemu prefiks me- menjadi men-. Proses Selanjutnya, uraian mengenai
morfologi tersebut termasuk derivasi beberapa kata yang menggunakan afiks
karena mengubah kategori kata yang mem-, yakni membentuk, membuahkan,
sebelumnya nomina pada kata talang mempromosikan.
menjadi verba menalangi. Kata talang (8) “Sebelumnya, Polda Sumatera
termasuk kelas kata nomina karena tidak Utara membentuk tim khusus
mempunyai potensi untuk didahului oleh untuk menyelidiki kasus
adverbia keharusan wajib yang merupakan pedagang di Pajak Gambir
salah satu ciri nomina, sedangkan Percut Seituan yang dianiaya
menalangi memiliki kemungkinan preman yang malah kemudian
ditambahi adverbia keharusan wajib yang menjadi tersangka di Polsek
merupakan salah satu ciri verba. Makna Percut Seituan.”
antara kata dasar dengan kata yang (JPNN/17/10/21)
diturunkan juga berbeda yakni talang Dalam data (8), kata membentuk berasal
memiliki arti ‘perantara dalam jual beli’ dari proses morfologi meN + bentuk yang
sedangkan menalangi memiliki arti menghasilkan kata kompleks membentuk.
‘memberi pinjaman uang untuk membayar Pada kata dasar bentuk saat bertemu
sesuatu’. dengan prefiks me- tidak lenyap, namun
(7) Irvan menambahkan, arah mengalami penambahan fon m karena
kebijakan Pemprov DKI menyesuaikan fon awal kata dasar, yakni
Jakarta, yang juga dibantu b yang keduanya merupakan bunyi
pemerintah pusat, untuk bilabial (sedaerah artikulasi). Maka,
mengurangi emisi polusi di proses afiksasi dapat digambarkan seperti
udara juga sudah menyasar berikut: mem + bentuk = membentuk.
pengaturan transportasi.” Proses ini termasuk derivasi karena
(Kompas./08/10/21) mengalami perubahan kategori kata dari
Dalam data (7), kata menambahkan nomina ke verba (denominal), serta
mengalami proses afiksasi dengan mengalami perubahan makna. Nomina
membubuhkan konfiks meN- kan pada dasar bentuk tidak memiliki kemungkinan
kata dasar tambah. Proses morfologi didahului oleh adverbia keharusan wajib
tersebut dapat dirumuskan seperti meN + karena merupakan salah satu ciri nomina,
tambah + kan = menambahkan. Konsonan serta memiliki arti ‘rupa’, ‘wujud’,
pada awal kata dasar lenyap karena ‘susunan’. Sedangkan kata yang
bertemu dengan prefiks me- sehingga fon t diturunkan yakni membentuk
lenyap menjadi berawalan men-. Antara berkemungkinan didahului adverbia
kata dasar dan kata yang diturunkan keharusan wajib sebagai ciri verba dan

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 267


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

memiliki arti ‘sudah dibentuk’ atau ‘dapat morfologi tersebut dapat dirumuskan
dibentuk’. seperti meN + soal = menyoal. Konsonan
(9) Pada pekan lalu, sebuah situs pada awal kata dasar lenyap karena
dari perusahaan permen yang bertemu dengan prefiks me- sehingga fon
bekerja sama untuk s lenyap menjadi berawalan meny-. Proses
mempromosikan Spider-Man. ini termasuk derivasi karena kata dasar
(Kincir/18/10/21) dan kata yang diturunkan tersebut
Kata mempromosikan merupakan kata mengalami perubahan kategori kata dari
kompleks yang berasal dari nomina dasar nomina menjadi verba setelah mengalami
promosi karena tidak dapat didahului oleh proses denominal. Kata soal termasuk
adverbia derajat agak (lebih, sangat, dan nomina karena tidak dapat didahului oleh
paling), yang artinya perkenalan dalam adverbia negasi tidak, sedangkan menyoal
rangka memajukan usaha dan sebagainya. dapat didahului adverbia negasi tidak
Kata ini mengalami perubahan kategori sebagai ciri verba. Selain itu, makna pada
dan makna setelah melalui proses afiksasi. kedua kata yang mengalami proses
Proses tersebut dapat digambarkan seperti morfologi tersebut berubah menjadi
meN + promosi + kan = mempromosikan. ‘mengemukakan pertanyaan atau
Pada fon pertama kata dasar p tidak menanyakan sesuatu’.
lenyap bertemu prefiks me- karena setelah (11) Kasus ini mendapat sorotan
konsonan pertama p diikuti dengan lantaran polisi menyematkan
konsonan lagi yakni r. Maka, pada prefiks status tersangka terhadap
me- mengalami penambahan fon m karena seorang pedagang yang menjadi
menyesuaikan fon awal kata dasar yakni p korban penganiayaan oleh
yang keduanya merupakan bunyi bilabial preman. (Nasional
(sedaerah artikulasi). Proses morfologi Tempo/18/10/21)
tersebut dapat digambarkan seperti Data (11) tidak jauh berbeda dengan
berikut: mem + promosi + kan = uraian data (10), yakni pelesapan fon s
mempromosikan. Kata turunan yang pada awal kata dasar sehingga
dihasilkan tersebut termasuk derivasi menimbulkan prefiks meny-. Proses
karena mengalami perubahan identitas morfologi kata tersebut dapat dirumuskan
kategori kata menjadi verba denominal menjadi meny + semat + kan =
karena kata mempromosikan dapat menyematkan. Proses ini termasuk
didahului oleh adverbia derajat agak derivasi karena kata dasar dan kata yang
(lebih, sangat, dan paling) sebagai ciri diturunkan tersebut mengalami perubahan
verba dan memiliki arti memperkenalkan kategori kata dari nomina menjadi verba
suatu usaha dan sebagainya. setelah mengalami proses denominal.
Variasi berikutnya adalah prefiks Kata semat termasuk nomina karena tidak
meny- yang dapat dilihat pada kata dapat didahului oleh adverbia negasi
menyoal, menyebabkan, menyematkan. tidak, sedangkan menyematkan dapat
(10) Beberapa kebijakan baru didahului adverbia negasi tidak sebagai
menyoal tata cara ibadah juga ciri verba. Selain itu, makna pada kedua
diterapkan di Masjidil Haram di kata yang mengalami proses morfologi
Mekah dan Masjid Nabawi di tersebut berubah menjadi ‘menambahkan,
Madinah. (CNN melampirkan, mencantumkan’.
Indonesia/17/10/21) Variasi yang terakhir adalah prefiks
Dalam data (10), kata menyoal mengalami meng- yang dapat dilihat pada kata
proses afiksasi dengan membubuhkan mengonfirmasi, menghadapi,
prefiks meN- pada kata dasar soal. Proses

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 268


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

mengantongi, mengatasi, - Diprakarsai


mengatasnamakan. - Dijanjikan
(12) Kapolres Halteng AKBP - Dirasakan
Nico Setiawan telah Di- kan
- Direkomenda
mengonfirmasi kejadian sikan
tersebut. (JPNN/17/10/21)
Dalam data (12), kata mengonfirmasi Berikut contoh uraian menggunakan
mengalami proses afiksasi dengan afiks di- pada verba denominal.
membubuhkan prefiks meN- pada kata (13) Akibat dari peristiwa
dasar konfirmasi. Proses morfologi tersebut, Kanit Reskrim Polsek
tersebut dapat dirumuskan seperti meN + Pecut Sei Tuan dicopot dari
konfirmasi = mengonfirmasi. Konsonan jabatannya karena dinilai tidak
pada awal kata dasar lenyap karena profesional. (JPNN/17/10/21)
bertemu dengan prefiks me- sehingga fon Penambahan prefiks di- dilakukan untuk
k lenyap menjadi berawalan meng-. menyampaikan pesan atau tuturan orang
Antara kata dasar dan kata yang lain ke dalam diri kita melalui telinga.
diturunkan tersebut mengalami perubahan Proses tersebut termasuk proses morfologi
kategori kata dari nomina menjadi verba yang fokus mengkaji pada teknik
karena mengalami proses denominal. Kata penyusunan kata maupun kalimat. Contoh
konfirmasi termasuk nomina karena tidak uraiannya pada data (13), kata kompleks
dapat didahului oleh adverbia negasi dinilai merupakan turunan dari nomina
tidak, sedangkan mengonformasi dapat dasar nilai yang berubah menjadi verba
didahului adverbia negasi tidak sebagai karena mengalami proses afiksasi. Kata
ciri verba. Selain itu, makna pada kedua nilai termasuk nomina karena tidak dapat
kata yang mengalami proses morfologi didahului oleh adverbia negasi tidak,
tersebut berubah menjadi ‘menyatakan sedangkan dinilai dapat didahului
dengan tegas’. adverbia negasi tidak sebagai ciri verba.
Kata dasar nilai memiliki arti ‘sebuah
Proses afiksasi Afiks Di- yang harga atau angka kepandaian atau banyak
membentuk verba denomina sedikitnya kadar sesuatu’. Sedangkan
Proses morfologi afiks di- pada kata yang diturunkan mengalami
memberikan makna berbeda pada setiap perubahan arti menjadi ‘ditetapkan
kata yang cenderug bersifat pasif. Kata nilainya atau kadar pada sesuatu’.
pada berita online yang ditemukan
mengandung verba denominal di- dapat Proses afiksasi Afiks Ter- yang
dilihat pada kata dinilai, diproyeksi, membentuk verba denomina
dimaksud, diadaptasi, dijanjikan, Verba dapat timbul melalui proses
direkomendasikan. afiksasi ter- yang melebur pada kelas kata
seperti verba, adjektiva, nomina, adverbia,
Tabel 4. Data afiksasi Di- yang dan preposisi. Pada artikel ini hanya
membentuk verba denomina dibahas verba yang berasal dari kata dasar
Afiks Data kategori nomina. Kata pada berita online
- Dinilai yang ditemukan berkelas kata verba yang
- Diproyeksi berasal dari afiks ter- + (nomina dasar)
Di- - Diprediksi cukup terbatas, hasil yang ditemukan ada
Di-
- Dimaksud pada kata terkendala, terhenti, terpaku,
- Diadaptasi terdakwa, ternama.
Di- i - Dihadapi

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 269


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Tabel 5. Data afiksasi Ter- yang Tidak semua prefiks dan konfiks
membentuk verba denomina dapat menimbulkan terjadinya perubahan
Afiks Data kategori kata dan makna. Beberapa
morfem terikat diantaranya yang dapat
Ter- - Terkendala menyebabkan proses denominal adalah
- Terhenti afiks ber-, me-, di-, dan ter-. Afiks-afiks
tersebut masih dispesifikasikan kembali
Berikut contoh uraian menggunakan menjadi beberapa afiks, yakni afiks ber-
afiks ter- pada verba denominal. menjadi ber- i dan ber- kan. Afiks me-
(14) dijelaskan untuk sampel menjadi me-, me- i, men-, men- i, men-
TDP 2020 terkendala pandemi kan, mem-, mem- kan, meny-, meny- kan,
yang menbuat seluruh meng-, meng- i, dan meng- kan. Afiks di-
kompetisi olahraga terhenti menjadi di-, di- i, dan di- kan. Terakhir
sehingga tidak memungkinkan afiks ter- yang tidak ditemukan
mengambil sampel. (Sport turunannya selain prefiks ter-.
Tempo/17/10/21) Berdasarkan temuan penelitian,
Dalam data (14), kata terkendala maupun perlu dilakukan penelitian lanjutan
terhenti mengalami proses afiksasi yang mengenai verba denomina pada sumber
sama, yakni penambahan prefiks ter- pada data yang lain. Selain itu, dapat juga
bentuk dasar masing-masing kata. Proses dilakukan penelitian mengenai proses
morfologi tersebut dapat dirumuskan pembentukan nomina yang berasal dari
seperti ter + kendala = terkendala. kategori kata verba ata yang lainnya.
Proses ini termasuk derivasi karena
kata dasar dan kata yang diturunkan, DAFTAR PUSTAKA
mengalami perubahan kategori kata dari Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa
nomina menjadi verba setelah mengalami Indonesia (Pendekatan Proses).
proses denominal. Selain itu, makna pada Jakarta: Rineka Cipta.
kedua kata yang mengalami proses Fitriah, L., & Asrini, H. W. (2021).
morfologi tersebut berubah dari kendala Morfofonemik Dalam Tulisan
‘halangan’ menjadi terkendala ‘menemui Artikel Karya Siswa Kelas Xii Smk.
halangan’. Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, 17(1), 85.
KESIMPULAN https://doi.org/10.25134/fjpbsi.v17i1.
Kata yang mengalami proses verba 3888
denomina pada artikel berita online terdiri Indri, Mujiman Rus Andianto, A. W.
dari bermacam variasi bentuk, seperti (2012). Derivasi Verba Denominal
penambahan fonem, pelesapan fonem, Aktif Dalam Koran Harian Kompas
peluluhan fonem, serta pengekalan fonem. Edisi Agustus 2012 Sebagai
Variasi pada kata yang mengalami proses Alternatif Materi Pembelajaran
denominal disebabkan adanya Pemahaman Struktur Teks Di Sma.
pembubuhan afiks yakni prefiks dan 2012–2015.
konfiks. Prefiks merupakan morfem Kesuma, T. M. J. (2010). Verba Transitif
terikat yang dilekatkan pada awal kata dan Objek Dapat Lesap dalam
dasar, seperti contoh prefiks me-. Bahasa Indonesia. Masyarakat
Sedangkan konfiks merupakan morfem Linguistik Indonesia, 9(1), 46–60.
terikat pula, namun peletakannya berada Kridalaksana. (2009). Pembentukan Kata
di awal dan akhir kata dasar, seperti dalam Bahasa Indonesia. Jakarta:
contoh prefiks me- kan. Gramedia Pustaka Utama.

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 270


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |
Fon : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Volume 18 Nomor 2 Tahun 2022
Diterbitkan Oleh : Halaman 261-271
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Kuningan

Nugraha, D. S. (2021). Makna-makna Ramlan, M. (1997). Morfologi Suatu


gramatikal konstruksi verba Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta:
denominatif dalam bahasa Indonesia. Karyono.
49(2), 224–239. Retrieved from Verhaar. (2001). Asas-Asas Linguistik
http://journal2.um.ac.id/index.php/jbs Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada
Nurina I. S. dan Mukhlish. (2016). Verba University Press.
Denominal dalam Bahasa Indonesia.
(3).

p-ISSN 2086-0609 https://journal.uniku.ac.id/index.php/FON/index | 271


e-ISSN 2614-7718 Journal.fon@uniku.ac.id |

Anda mungkin juga menyukai