Anda di halaman 1dari 48

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai afiks sudah pernah dilakukan antara lain oleh Eva

Susandra dan Santiatun. Kedua peneliti tersebut merupakan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Purwokerto. Penelitian tersebut ditinjau secara singkat sebagai

berikut.

1. Kajian Bentuk dan Makna Verba Berprefiks Ber- dalam Cerpen Karya Siswa
SMP Negeri 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2014-2015.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Eva Susandra, mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Purwokerto tahun 2016. Hasil penelitiannya yaitu berupa verba

berprefiks ber- terdiri dari bentuk ber-, be-, dan bel-. Makna verba berprefiks ber-

yang ditemukan pada hasil analisis yaitu makna memiliki atau mempunyai seperti

bentuk dasar, mempergunakan sesuatu seperti pada bentuk dasar, mengerjakan dan

mengadakan sesuatu, memperoleh atau menghasilkan sesuatu, mengeluarkan sesuatu

seperti yang disebut bentuk dasar, berada dalam keadaan yang terkait dengan bentuk

dasar, menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri (reflekstif) jika bentuk dasarnya

berkategori nomina. Jika bentuk dasarnya berkategori bilangan (numeralia), maka

prefiks ber- mengandung arti himpunan, jika bentuk dasarnya verba atau adjektiva,

verba berprefiks ber- menyatakan perbuatan berbalas atau resiprok, atau melakukan

seperti yang disebut pada bentuk dasar, menjadi yang tersebut pada bentuk dasar, dan

memberikan sesuatu seperti pada bentuk dasar. Verba berprefiks ber- dapat melekat

7
Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
8

pada bentuk dasar yang berkategori verba (kata kerja), adjektiva (kata sifat), dan

numeralia (kata bilangan). Penelitian Eva Susandra (2016) dalam tahap penyediaan

data menggunakan metode simak, teknik sadap dan teknik catat. Kemudian dalam

menganalisis data menggunakan metode agih dengan teknik dasar BUL (Bagi Unsur

Langsung) yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan teknik ganti. Hasil

analisis data disajikan secara formal dan informal. Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti membahas mengenai bentuk, fungsi, dan makna afiks yang

meliputi prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks pada judul berita surat kabar Radar

Banyumas edisi Februari 2017 dan implikasinya bagi pembelajaran bahasa Indonesia.

Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu tahap penyediaan data digunakan

metode simak dilanjutkan dengan teknik catat. Kemudian dalam menganalisis data

menggunakan tiga teknik yaitu teknik ganti, teknik lesap, dan teknik perluas. Hasil

analisis data disajikan dengan cara formal dan informal. Persamaan penelitian Eva

Susandra dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu objek yang sama

mengenai kajian kata berimbuhan.

2. Perbandingan Afiks Bahasa Indonesia dan Afiks Bahasa Jawa pada Rubrik
Edutaiment dan Rubrik Mblaketaket dalam Surat Kabar Radar Banyumas
Edisi Januari 2016

Penelitian tersebut dilakukan oleh Santiatun, mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Purwokerto tahun 2012. Hasil penelitiannya yaitu berupa

perbandingan afiks bahasa Indonesia dan afiks bahasa Jawa pada rubrik Pendidikan

dan rubrik Mblaketaket yang meliputi persamaan dan perbedaan bentuk afiks bahasa

Indonesia dan bahasa Jawa. Penelitian Santiatun (2012) meliputi tiga tahap yaitu tahap

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
9

pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian data. Tahap pengumpulan

data menggunakan metode simak dengan teknik dasar berupa teknik catat, tahap

analisis data menggunakan metode agih dengan teknik Bagi Unsur Langsung (BUL)

dan teknik lanjutan adalah teknik ganti dan teknik ubah parafrasa. Hasil analisis data

disajikan secara formal dan informal. Perbedaan penelitian Santiatun dengan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian Santiatun membandingkan

afiks bahasa Indonesia dan afiks bahasa Jawa dalam rubrik Pendidikan dan rubrik

Mblaketaket dalam surat kabar Radar Banyumas edisi Januari 2016, sedangkan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas mengenai bentuk, fungsi, dan

makna afiks yang meliputi prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks bahasa Indonesia pada

judul berita surat kabar Radar Banyumas edisi Februari 2017 dan implikasinya bagi

pembelajaran bahasa Indonesia. Tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu

pada tahap penyediaan data dengan metode simak dengan teknik catat. Kemudian

dalam menganalisis data menggunakan tiga teknik yaitu teknik ganti, teknik lesap, dan

teknik perluas. Hasil analisis data disajikan dengan cara formal dan informal.

Persamaan penelitian Eva Susandara dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

yaitu objek yang sama mengenai kajian kata berimbuhan.

B. Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh

anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi dan mengidentifikasi diri

(Chaer, 2012: 32). Keraf (1982: 15) mendefinisikan bahasa sebagai alat komunikasi

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
10

antar anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat

ucap manusia. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan

bahwa bahasa adalah simbol atau lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipergunakan oleh masyarakat untuk

berkomunikasi, bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri.

C. Morfologi

Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berarti „bentuk‟.

Dan kata logi yang berarti „ilmu‟. Jadi morfologi memiliki arti „ilmu mengenai

bentuk‟. Dalam kajian linguistik, morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk-bentuk

dan pembentukan kata (Chaer, 2008: 3). Ramlan (2012: 22-23) berpendapat bahwa

morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang menyelidiki seluk-beluk bentuk kata dan

arti yang timbul sebagai peristiwa gramatik atau biasa disebut arti gramatik. Sejalan

dengan pendapat sebelumnya, Keraf (1984: 51) berpendapat bahwa morfologi adalah

bagian dari tata bahasa yang membicarakan bentuk kata. Dari beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa morfologi merupakan ilmu yang mengkaji

mengenai seluk-beluk pembentukan kata.

D. Proses Morfologi

1. Pengertian Proses Morfologi

Muslich (2009: 32) berpendapat bahwa proses morfologis adalah peristiwa

penggabungan morfem satu dengan morfem yang lain menjadi kata. Pendapat lain

dikemukakan oleh Chaer (2008: 25), yakni proses morfologis adalah proses

pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
11

afiksasi), pengulangan (dalam proses reduplikasi), penggabungan (dalam proses

komposisi), pemendekan (dalam proses akronimisasi), dan pengubahan status (dalam

proses konversi).

Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Ramlan (2012: 53) mengatakan bahwa

proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang

merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasarnya dapat berupa kata, seperti pada kata

menggergaji yang dibentuk dari kata gergaji. Kata berjalan-jalan, dibentuk dari kata

berjalan, kata terjatuh yang dibentuk dari kata jatuh. Dari pendapat yang telah

dipaparkan oleh para ahli, peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai proses

morfologis. Proses morfologis adalah proses perubahan bentuk dasar dalam rangka

pembentukan kata yang baru.

2. Macam Proses Morfologi

Kridalaksana (1992: 12) membagi proses morfologis menjadi lima, yaitu

derivasi zero, afiksasi, reduplikasi, abreviasi (pemendekan), komposisi (perpaduan),

dan derivasi terbalik. Selanjutnya pendapat lain dikemukakan oleh Chaer (2008: 27),

yakni proses morfologis meliputi (a) afiksasi, (b) pengulangan, (c) proses komposisi,

(d) pemendekan dalam proses akronimisasi, dan (e) pengubahan status dalam

konversi.

Menurut Ramlan (2012: 55), terdapat tiga proses morfologis, yaitu proses

pembubuhan afiks, proses pengulangan, dan proses pemajemukan. Dalam penelitian

yang dilakukan oleh peneliti, proses morfologis yang diteliti hanya berpusat pada

afiksasi.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
12

E. Kata dan Morfem

1. Kata

a. Pengertian Kata

Menurut Ramlan (2012: 34), kata adalah satuan bebas yang paling kecil, atau

dengan kata lain, setiap satuan bebas merupakan kata. Kata terdiri dari dua macam

satuan, yaitu satuan fonologik dan satuan gramatik. Sebagai satuan fonologik kata

terdiri dari satu atau beberapa suku, dan suku itu terdiri dari satu atau beberapa fonem.

Misalnya, kata belajar terdiri dari tiga suku ialah be-, la-,-jar. Suku be terdiri dari

fonem /b/ dan /ә/, suku la terdiri dari fonem /l/ dan /a/, dan suku jar terdiri dari fonem

/j/, /a/, /r/. Jadi kata belajar terdiri dari tiga suku kata dan tujuh fonem /b, ә, l, a, j, a,

r/. Sebagai satuan gramatik, kata terdiri dari satu atau beberapa morfem. Misalnya,

belajar terdiri dari dua morfem ber- + ajar = belajar. Blomfield dalam Tarigan (2009:

7) mengartikan kata sebagai bentuk bebas yang paling kecil, yaitu kesatuan terkecil

yang dapat diucapkan secara mandiri. Putrayasa (2008: 44), kata merupakan bentuk

bebas terkecil yang mempunyai kesatuan fonologis dan kesatuan gramatis yang

mengandung suatu pengertian. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat

disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas terkecil yang mempunyai makna.

b. Jenis Kata

1) Kata Kerja

Alwi, dkk dalam Putrayasa (2010: 71) menjelaskan bahwa kata kerja adalah

kata yang menyatakan tindakan. Menurut Alwi, dkk (2010: 91), secara umum kata

kerja dapat diidentifikasi dan dibedakan dari kelas kata lainnya karena ciri-ciri berikut

ini:

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
13

(1) Verba memiliki fungsi utama sebagai predikat atau sebagai inti predikat dalam

kalimat walaupun juga memiliki fungsi lain.

(2) Verba mengandung makna inheren perbuatan (aksi), proses atau keadaan yang

bukan sifat atau kualitas.

(3) Verba khusunya yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter- yang

berarti paling. Verba seperti mati, tidak dapat diubah menjadi termati.

(4) Verba tidak dapat bergabung dengan kata-kata yang menyatakan makna

kesangatan. Tidak ada bentuk seperti *agak belajar, *sangat belajar, dan lain

sebagainya.

2) Kata Sifat

Kata sifat adalah kata yang memberikan keterangan yang lebih khusus tentang

sesuatu yang dinyatakan oleh nomina dalam kalimat (Alwi, dkk, 2010: 177).

Kridalaksana (1994: 59), kata sifat adalah kategori kata yang ditandai oleh

kemungkinan sebagai berikut:

(1) Bergabung dengan partikel tidak, lebih, sangat, agak, dan lain sebagainya.

(2) Menyatakan tingkat kualitas dan tingkat bandingan acuan nomina yang

diterangkannya. Perbedaan tingkat ditegaskan dengan pemakaian kata seperti

sangat dan agak disamping kata verba (Alwi, dkk, 2010: 177).

3) Kata Benda

Alwi, dkk (2010: 221) mengatakan bahwa kata benda dapat dilihat dari tiga segi

yaitu segi semantis, segi sintaksis, dan segi bentuk. Dari segi semantis, kata benda

adalah kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda dan konsep atau pengertian.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
14

Misalnya kucing, meja, dan kebangsaan. Dari segi sintaksis, kata benda memiliki ciri-

ciri:

(1) Dalam kalimat yang predikatnya kata kerja, kata benda menduduki fungsi subjek,

objek, atau pelengkap.

(2) Kata benda tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak.

(3) Kata benda umumnya dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun

dengan diantarai oleh kata yang.

4) Kata Bilangan

Kridalaksana (1994: 79), kata bilangan memiliki ciri-ciri yaitu: (1) dapat

mendampingi kata benda dalam konstruksi sintaksis, (2) mempunyai potensi untuk

mendampingi kata benda lain, dan (3) tidak dapat bergabung dengan tidak atau

dengan sangat. Kata bilangan mewakili bilangan yang terdapat di luar bahasa.

2. Morfem

a. Pengertian Morfem

Menurut Muslich (2009: 3), morfem adalah bentuk-bentuk berulang yang

paling kecil beserta artinya. Hokcet dalam Tarigan (2009: 6) menjelaskan bahwa

morfem adalah unsur yang terkecil yang secara individual mengandung pengertian

dalam ujaran suatu bahasa. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, dapat

disimpulkan bahwa morfem adalah satuan terkecil dalam ujaran suatu bahasa.

b. Jenis Morfem

Chaer (2012: 151), dalam bahasa Indonesia morfem dapat dibagi menjadi dua

macam yaitu morfem bebas dan morfem terikat. Morfem bebas adalah morfem yang

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
15

tanpa kehadiran morfem lain dapat muncul dalam pertuturan. Dalam bahasa

Indonesia, misalnya, bentuk pulang, rumah, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan

menurut Muslich (2009: 17), morfem bebas adalah morfem-morfem yang dipakai

secara tersendiri dalam kalimat atau tuturan biasa. Dari beberapa pendapat di atas

dapat disimpulkan bahwa morfem bebas adalah morfem yang dapat berdiri sendiri

tanpa suatu tuturan.

Menurut Muslich (2009: 17), morfem terikat adalah mofem yang tidak dapat

berdiri sendiri, baik dalam kedudukannya sebagai kalimat maupun sebagai kata yang

menjadi unsur pembentuk kalimat. Chaer (2012: 151), berpendapat bahwa morfem

terikat adalah morfem yang tanpa digabung dulu dengan morfem lain tidak dapat

muncul dalam pertuturan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

morfem terikat adalah morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam sebuah tuturan.

Semua afiks dalam bahasa Indonesia termasuk dalam morfem terikat. Contohnya

terdapat pada kata berambut. Kata rambut merupakan morfem bebas karena rambut

dapat berdiri sendiri, sedangkan yang melekat pada bentuk lain, seperti prefiks ber-

disebut dengan morfem terikat.

F. Afiksasi

Afiksasi adalah proses yang mengubah leksem menjadi kata yang kompleks

(kata berimbuhan). Dalam proses ini, leksem (1) berubah bentuknya, (2) menjadi

kategori tertentu, sehingga berstatus kata (atau bila telah berstatus kata berganti

kategori), (3) sedikit banyak berubah maknanya (Kridalaksana, 1992: 28). Ramlan

(2012: 56) mengatakan bahwa afiksasi (proses pembubuhan afiks) adalah

pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik satuan itu berupa satuan tunggal maupun

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
16

bentuk kompleks untuk membentuk kata. Misalnya pembubuhan afiks ber- pada kata

jalan menjadi berjalan, pada kata gerilya menjadi bergerilya, dan pada kata sepeda

menjadi bersepeda. Ada juga afiks yang tidak membentuk kata, melainkan

membentuk pokok kata, ialah afiks per-, -kan , dan -i. Pendapat lain dikemukakan

Chaer (2008: 27), yakni afiksasi adalah proses penambahan afiks pada bentuk dasar

sehingga hasilnya menjadi sebuah kata.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa afiksasi adalah

proses morfologis mengenai pembentukan kata dengan menambahkan afiks pada

bentuk dasar baik tunggal maupun kompleks yang hasilnya menjadi kata yang lebih

kompleks (kata berimbuhan). Dengan demikian, kata kompleks (kata berimbuhan)

disebut dengan kata berafiks. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan afiks

yang produktif.

G. Afiks

1. Pengertian Afiks

Menurut Muslich (2009: 41), afiks adalah bentuk kebahasaan terikat yang

hanya mempunyai arti gramatikal, yang merupakan unsur langsung suatu kata tetapi

bukan merupakan bentuk dasar, yang memiliki kesanggupan untuk membentuk kata-

kata baru. Pendapat lain dikemukakan oleh Ramlan (2012: 57), yakni afiks adalah

satuan gramatik terikat yang di dalam satu kata merupakan unsur yang bukan kata dan

pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk

membentuk kata atau pokok kata baru. Pendapat tersebut diperkuat oleh Chaer (2012:

177), yaitu afiks merupakan sebuah bentuk, biasanya berupa morfem terikat, yang

diimbuhkan pada sebuah dasar dalam proses pembentukan kata. Putrayasa (2010: 5),

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
17

mengatakan bahwa afiks adalah bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan

unsur langsung dan bukan kata atau pokok kata, yang memiliki kemampuan melekat

pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Dari beberapa

pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa afiks adalah satuan gramatik terikat dalam

satu kata merupakan unsur bukan kata dan pokok kata yang memiliki kesanggupan

melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata-kata baru.

2. Jenis Afiks

Menurut Kridalaksana (1992: 28), dalam bahasa Indonesia jenis-jenis afiks

diklasifikasikan atas prefiks, infiks, sufiks, simulfiks, konfiks, superfiks, dan

kombinasi afiks. Prefiks yaitu afiks yang diletakkan di muka dasar. Contoh: me-, di-,

ber-, ke-, ter-, pe-, per-, dan se-. Infiks yaitu afiks yang diletakkan di tengah bentuk

dasar. Contoh: -el-, -er-, -em-, dan –in-. Sufiks yaitu afiks yang diletakkan di belakang

bentuk dasar. Contoh: -an, -kan, dan –i. Simulfiks yaitu afiks yang dileburkan pada

bentuk dasar. Contoh: kopi – ngopi, soto – nyoto, sate - nyate, dan kebut – ngebut.

Konfiks yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, satu di muka bentuk dasar dan satu di

belakang bentuk dasar. Contoh dalam bahasa Indonesia yaitu ke-an, pe-an, per-an,

dan ber-an. Superfiks atau superafiks yaitu afiks yang berhubungan dengan morfem

suprasegmental. Afiks ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Kombinasi afiks yaitu

kombinasi dari dua afiks atau lebih yang bergabung dengan bentuk dasar. Contoh: me-

kan, me-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, ter-kan, per-kan, pe-an, dan se-nya.

Menurut Chaer (2008: 27) berkenaan dengan jenis afiks, proses afiksasi

dibedakan atas prefiksasi yaitu proses pembubuhan prefiks yang dilakukan oleh

prefiks ber-, me-, di-, ter-, ke-, dan se-. Infiksasi yaitu proses pembubuhan infiks pada

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
18

bentuk dasar. Infiks tersebut, yaitu -el-, -em-, dan –er-. Sufiksasi yaitu proses

pembubuhan sufiks, dilakukan oleh sufiks –an, -kan, dan –i. Konfiksasi yaitu proses

pembubuhan konfiks pada bentuk dasar. Konfiks tersebut, yakni pe-an, per-an, ke-an,

se-nya, dan ber-an.

Ramlan (2012: 60) membagi jenis afiks menjadi empat yaitu prefiks, infiks,

sufiks, dan konfiks. Prefiks merupakan afiks yang melekat di depan bentuk dasar.

Contoh: meN- {mem-, men-, meng-, meny-, menge-, dan me-}, ber- {ber-, be-, dan bel-

}, di-, ter-, peN-, se-, per-, dan ke-. Namun dalam prefiks terdapat afiks yang berasal

dari bahasa asing yaitu maha-, para-, pra-, dan a-. Infiks merupakan afiks yang

melekat di tengah bentuk dasar. Contoh: –el-, –er-, -em- dan –in-. Sufiks merupakan

afiks yang melekat di belakang bentuk dasar. Contoh: -kan, -an, -i, dan –nya. Selain

contoh tersebut, terdapat sufiks yang berasal dari bahasa asing yaitu –is, -wati, -wan, -

is, -man, -wi, -al, -or, -ik, -at, -in, dan –im. Afiks terakhir yaitu konfiks, misalnya pada

ke-an, ber-an, peN-an, per-an, dan se-nya. Ramlan (2012: 62-64) membagi afiks

berdasarkan bahasa sumber dan berdasarkan keproduktifan. Berdasarkan bahasa

sumber terdapat afiks yang berasal dari bahasa asing dan bahasa Indonesia. Afiks

yang berasal dari bahasa Indonesia meliputi meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, se-, -el-, -

er-, -em-, -kan, -an, -i, dan -nya. Afiks yang berasal dari bahasa asing meliputi pra-, a-

,-wan, -wati, -is, -man, dan –wi

Satuan -in seperti pada kata muslimin dan –at seperti pada kata muslimat,

merupakan afiks dalam bahasa aslinya ialah bahasa Arab, tidak atau belum

digolongkan afiks dalam bahasa Indonesia, meskipun dari kata muslimin dan muslimat

terdapat muslim, oleh karena afiks-afiks asing tersebut belum dapat keluar dari

lingkungannya yang berasal dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Arab. Selanjutnya,

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
19

berdasarkan keproduktifan terbagi menjadi afiks produktif dan afiks improduktif.

Menurut Ramlan, afiks produktif adalah afiks yang hidup, memiliki kesanggupan

untuk melekat pada kata-kata, dapat didistribusikan dan membentuk kata-kata baru.

Misalnya, afiks yang berasal dari bahasa asing -wan pada kata bangsawan, jutawan,

sukarelawan, dan bahasawan. Kemudian afiks improduktif adalah afiks yang sudah

usang, distribusinya terbatas pada beberapa kata, yang tidak lagi membentuk kata-kata

baru. Misalnya, afiks -man yang hanya terdapat pada kata budiman dan seniman, afiks

-el-, -em-, dan -er- yang hanya terdapat pada kata gemetar, geletar, gerigi, gerenyut,

temali, dan seruling. Afiks -da yang hanya terdapat pada kata yang menyatakan

hubungan kekeluargaan misalnya adinda, ayahanda, dan ibunda.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa jenis afiks

terdiri dari prefiks, infiks, sufiks, konfiks, simulfiks, dan kombinasi afiks. Prefiks

(awalan) yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Infiks (sisipan) yaitu afiks

yang diletakkan di dalam bentuk dasar. Sufiks (akhiran) yaitu afiks yang diletakkan di

belakang bentuk dasar. Konfiks yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, satu di muka

bentuk dasar dan satu di belakang bentuk dasar. Simulfiks yaitu afiks yang dileburkan

pada bentuk dasar, dan kombinasi afiks yaitu kombinasi dari dua afiks atau yang

bergabung dengan bentuk dasar. Berdasarkan pembagian afiks, dalam penelitian ini

peneliti berpusat pada prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.

a. Prefiks

Prefiks (awalan) yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Prefiks

dalam bahasa Indonesia meliputi meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, se-, per-, dan ke-

(Ramlan, 2012: 60).

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
20

1) Prefiks meN-

a) Bentuk Prefiks meN-

Menurut Ramlan (2012: 33) bentuk prefiks meN- terdiri dari alomorf mem-, men-,

meng-, meny-, menge-, dan me-.

(1) Bentuk mem- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /b/, /p/,

/f/ dan /v/. Fonem /b/, /f/, dan /v/ tetap berwujud, sedangkan fonem /p/ mengalami

peluluhan (Putrayasa, 2010: 10).

Contoh: meN- + bantu  membantu


meN- + pukul  memukul
meN- + fitnah  memfitnah
meN- + veto  memveto

(2) Bentuk men- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /d/ dan

/t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.

Contoh : meN- + dengar  mendengar


meN- + tendang  menendang

(3) Bentuk meng- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /k/, /g/,

/h/, /kh/, /z/, /a/, /i/ /u/, /e/, dan /o/. Fonem /k/ mengalami peluluhan.

Contoh: meN- + kunyah  mengunyah


meN- + harap  mengharap
meN- + khususkan  mengkhususkan
meN- + ambil  mengambil
meN- + usap  mengusap
meN- + ikat  mengikat
meN- + ejek  mengejek
meN- + olah  mengolah

(4) Bentuk meny- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /c/, /j/,

/s/, dan /sy/. Dalam bahasa tulis bunyi /ny/ pada prefiks diganti atau dituliskan dengan

huruf /n/ pada dasar dengan fonem /c/ dan /j/. Sedangkan fonem /s/ mengalami

peluluhan.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
21

Contoh: meN- + curi  mencuri (lafalnya: menycuri)


meN- + jual  menjual (lafalnya: menyjual)
meN- + sikat  menyikat

(5) Bentuk menge- digunakan apabila bentuk dasarnya terdiri dari sebuah suku

kata.

Contoh: meN- + bom  mengebom


meN- + tik  mengetik

(6) Bentuk me- digunakan apabila bentuk dasarnya dimulai dengan fonem /r/, /I/,

/m/, /n/, /ny/, /n/, /y/, dan /w/.

Contoh: meN- + lebar  melebar


meN- + makan  memakan
meN- + nasihat  menasihati
meN- + yakinkan  meyakinkan
meN- + warnai  mewarna

b) Fungsi Prefiks meN-

Fungsi prefiks meN- yaitu untuk membentuk kata kerja, baik kata kerja transitif

maupun kata kerja intransitif. Kata kerja transitif yaitu kata kerja yang diikuti kata

atau kata-kata sebagai objeknya. Kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak

dapat diikuti kata atau kata-kata sebagai objeknya (Ramlan, 2012: 106).

Contoh: Kata Kerja Transitif Kata Kerja Intransitif


memegang melebar
menanam meluas
menggali menepi
membaca menyempit
menyusun membesar

c) Makna Prefiks meN-

Makna prefiks meN- dapat ditinjau dari dua segi, yaitu sebagai unsur pembentuk kata

kerja transitif dan intransitif (Putrayasa, 2010: 13). Sebagai unsur pembentuk kata

kerja intransitif, prefiks meN- memiliki arti sebagai berikut:

(1) Melakukan suatu perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
22

Contoh: 1. Ibu menyanyi keroncong dengan merdu.


2. Penari latar di acara tadi malam menari dengan lihainya.

(2) Menghasilkan atau membuat suatu hal

Contoh: 3. Bu Darso sangat mahir menggulai kambing.


4. Timah akan melebur jika dipanaskan pada suhu tertentu.

(3) Jika kata dasarnya menyatakan tempat, prefiks meN- mengandung makna menuju

ke arah.

Contoh: 5. Setelah menabrak seorang polisi wanita, pengendara tersebut diminta


menepi oleh warga.
6. Meskipun hujan lebat, nelayan tetap melaut untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

(4) Berbuat seperti, berlaku seperti, atau menjadi seperti.

Contoh: 7. Polisi yang sedang bertugas ditembak dengan membabibuta oleh orang
bertopeng.
8. Pak Rusdi membatu setelah melihat rumahnya hangus terbakar.

(5) Jika kata dasarnya adalah kata sifat atau kata bilangan, kata yang mengandung

prefiks meN- memiliki arti menjadi.

Contoh: 9. Perutnya mulai mengecil setelah ia rutin berolahraga.


10. Wajahnya menghitam setelah seharian berjemur di pantai.

Sebagai unsur pembentuk kata kerja transitif, prefiks meN- mengandung makna

sebagai berikut:

(1) Melakukan suatu perbuatan.

Contoh: 11. Kakak mengaduk sayur agar matang merata.


12. Koki itu memasak ikan dengan lihainya.

(2) Mempergunakan atau bekerja dengan apa yang terkandung dalam kata dasar.

Contoh: 13. Ibu menyapu halaman rumah yang sangat kotor.


14. Adik menggunting kertas untuk dijadikan kerajinan tangan.

(3) Membuat atau menghasilkan apa yang disebut dalam kata dasar.

Contoh 15: Ibu sedang menggulai daging kambing.


16. Bibi sangat pandai menyambal terasi.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
23

2) Prefiks ber-

a) Bentuk Prefiks ber-

Menurut Ramlan (2012: 33) bentuk prefiks ber- terdiri dari tiga alomorf yaitu ber-,

be-, dan bel-.

(1) Prefiks ber- berubah menjadi ber- (tidak mengalami perubahan) jika

ditempatkan pada bentuk dasar yang suku pertamanya tidak bermula dengan fonem /r/

atau suku pertamanya tidak mengandung /er/ Putrayasa (2010: 17).

Contoh: ber- + main  bermain


ber- + dasi  berdasi
ber- + kerudung  berkerudung

(2) Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditempatkan pada bentuk dasar yang

bermula pada fonem /r/ atau bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.

Contoh: ber- + kerja  bekerja


ber- + rantai  berantai
ber- + serta  beserta

(3) Prefiks ber- berubah menjadi bel- jka diletakkan pada bentuk dasar ajar.

Contoh: ber- + ajar  belajar

b) Fungsi Prefiks ber-

Prefiks ber- memiliki fungsi yaitu membentuk kata-kata yang termasuk kedalam

golongan kata kerja (Putrayasa, 2010: 18). Misalnya: berlayar dengan cepat: bergerak

dengan layar.

c) Makna Prefiks ber-

Makna prefiks ber- antara lain menyatakan:

(1) Arti mempunyai atau memiliki.

Contoh: 17. Laki-laki itu beristri dua.


18. Wanita cantik itu bernama Siti.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
24

(2) Mempergunakan atau mengenakan sesuatu yang disebut dalam kata dasar.

Contoh: 19. Ayah sedang bersepeda di taman kota.


20. Wanita berhijab itu sangat cantik

(3) Mengerjakan sesuatu atau mengadakan sesuatu.

Contoh: 21. Petani itu bersawah setiap pagi.


22. Perayaan malam tahun baru dirayakan dengan berpesta kembang api.

(4) Memperoleh atau menghasilkan.

Contoh: 23. Ayamnya bertelur delapan.


24. Kambingnya beranak kembar.

(5) Berada dalam keadaan sebagai yang disebut dalam kata dasar.

Contoh: 25. Warga desa beramai-ramai memburu pencuri motor.


26. Para pedagang itu bergegas-gegas mengemasi barang dagangan karena
ada satpol PP.

(6) Bila kata dasarnya adalah kata bilangan atau kata benda yang menyatakan

ukuran, maka ber- mengandung arti himpunan.

Contoh: 27. Pemuda dan pemudi Indonesia harus bersatu.


28. Ayah sudah bertahun-tahun menjadi seorang relawan.

(7) Menyatakan perbuatan mengenai diri sendiri.

Contoh: 29. Sony bercukur karena rambutnya sudah panjang.


30. Terpaksa saya harus berlindung di gedung kosong karena hujan lebat.

(8) Menyatakan perbuatan berbalas atau timbal balik.

Contoh: 31. Siswa SMA Kasih berkelahi lagi meskipun sudah dilerai oleh polisi.
32. Bertinju merupakan salah satu olahraga yang sedang digemari oleh
banyak kalangan.

3) Prefiks di-

a) Bentuk Prefiks di-

Menurut Ramlan (2012: 112), bentuk dasar kata berprefiks di- sebagian besar berupa

pokok kata.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
25

Contoh: dikata
disayang
dicintai

b) Fungsi Prefiks di-

Fungsi di- adalah membentuk kata kerja pasif. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang

subjeknya berperan sebagai penderita, sasaran, atau hasil (Kridalaksana, 1994: 53).

Contoh: dipukul
dibangun

c) Makna Prefiks di-

Makna prefiks di- ialah menyatakan makna suatu perbuatan yang pasif. (Putrayasa,

2010: 20).

Contoh: 33. Perampok rumah mewah itu sudah ditangkap polisi.


34. Pelajar yang terlibat tawuran dipanggil oleh kepala sekolah.

4) Prefiks ter-

a) Bentuk Prefiks ter-

Menurut Putrayasa (2010: 19), prefiks ter- mengalami perubahan morfofonemik

menjadi alomorf ter- dan tel-.

b) Fungsi Prefiks ter-

Fungsi prefiks ter- yaitu untuk membentuk kata sifat dan kata kerja pasif (Ramlan,

2012: 113). Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya berperan sebagai

penderita, sasaran, atau hasil (Kridalaksana, 1994: 53).

c) Makna Prefiks ter-

Keraf (1984: 106) makna prefiks ter-, ada beberapa makna yaitu sebagai berikut:

(1) Menyatakan aspek perspektif yaitu suatu perbuatan telah selesai dikerjakan.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
26

Contoh: 35. Buku, sepatu, dan tas adalah peralatan sekolah yang terjual habis
ketika kenaikan kelas.
36. Kerajaan Mataram yang sudah susut itu, kini terbagi menjadi empat
buah kerajaan.

(2) Menyatakan aspek kontinuatif yaitu suatu perbuatan tengah atau terus

berlangsung.

Contoh: 37. Lampu itu terpasang sampai pagi.


38. Perahu itu terapung sepanjang malam.

(3) Menyatakan aspek spontanitas, yaitu suatu perbuatan terjadi dengan tiba-tiba

atau tidak sengaja.

Contoh: 39. Ibu tertusuk jarum ketika menjahit baju.


40. Rumah disamping pabrikpun ikut terbakar.

(4) Menyatakan kesanggupan, dan dalam hal ini dapat diartikan dengan dapat di-.

Contoh: 41. Peti itu tidak terangkat oleh kami.


42. Terkait olehku buah mangga itu.

(5) Bila kata dasarnya mengalami reduplikasi maka ter- mengandung arti intensitas

(kesangatan) atau perulangan suatu peristiwa (aspek repetitif).

Contoh: 43. Anak itu tertawa terbahak-bahak.


44. Ia berjalan tergesa-gesa.

(6) Prefiks ter- menyatakan makna paling. Makna tersebut memiliki bentuk dasar

berupa kata sifat.

Contoh: 45. Toni adalah murid terpandai di kelas.


46. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia.

5) Prefiks peN-

a) Bentuk Prefiks peN-

Menurut Putrayasa (2010: 14), bentuk prefiks peN- mengalami perubahan sesuai

dengan kondisi bentuk dasar yang mengikutinya. Prefiks peN- dapat berubah menjadi

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
27

pem-, pen-, peng-, dan peny-. Keempat bentuk tersebut merupakan alomorf dari

prefiks peN-.

(1) Prefiks peN berubah menjadi pem- jika diikuti oleh bentuk dasar yang berawal

dengan fonem /b/, /f/, dan /p/. Fonem /p/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + bantu  pembantu


peN- + fitnah  pemfitnah
peN- + pukul  pemukul

(2) Prefiks peN- berubah menjadi pen- jika diikuti oleh bentuk dasar yang berawal

dengan fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + datang  pendatang


peN- + tanam  penanam

(3) Prefiks peN- berubah menjadi peng- jika diikuti oleh bentuk dasar yang berawal

dengan fonem /k/, /g/, /h/ , /kh/, dan vokal (a, i, u, e, o).

Contoh: peN- + halus  penghalus


peN- + kuat  penguat
peN- + ambil  pengambil

(4) Prefiks peN- berubah menjadi peny- jika diikuti oleh bentuk dasar yang berawal

dengan fonem /c/, /j/, dan /s/. Fonem /s/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + sayang  penyayang


peN- + curi  penycuri (ditulis pencuri)
peN- + jual  penyjual (ditulis penjual)

b) Fungsi Prefiks peN-

Fungsi prefiks peN- adalah membentuk kata benda, tetapi terdapat prefiks peN- yang

membentuk kata sifat.

Contoh: Kata Benda: Ia seorang pemalu Kata Sifat: Ia sangat pemalu


Ia seorang peramah Ia sangat peramah

c) Makna Prefiks peN-

Makna prefiks peN- dapat digolongkan sebagai berikut:

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
28

(1) Menyatakan orang yang biasa melakukan tindakan.

Contoh: 47. Pencukur di salon itu adalah pamanku.


48. Pengarang novel itu konsisten dalam menggunakan tema disetiap hasil
karyanya.

(2) Menyatakan alat yang dipakai untuk melakukan tindakan.

Contoh: 49. Kayu itu digunakan sebagai pemukul korban.


50. Truk itu seharusnya digunakan sebagai pengangkut barang, bukan
manusia.

(3) Menyatakan yang menyebabkan adanya sifat.

Contoh: 51. Citra pendingin sudah melekat pada diri Tini.


52. Semangat dari kedua orangtualah yang dijadikan sebagai penguat
hidupnya.

(4) Chaer (2008: 150) menambahkan dua makna prefiks peN- yaitu menyatakan

makna yang me- (dasar) dan yang me-kan (dasar).

Contoh: 53. Penulis novel itu bernama Asma Nadia.


54. Salah satu pekerjaan densus 88 adalah penjinak bom.

6) Prefiks pe-

a) Bentuk Prefiks pe-

Bentuk prefiks pe- tidak mengalami perubahan morfofonemik (Keraf, 1984: 99).

b) Fungsi Prefiks pe-

Fungsi dari prefiks pe- adalah membentuk kata benda (Ramlan, 2012: 126).

c) Makna Prefiks pe-

Makna yang didukung oleh prefiks pe- adalah sebagai berikut:

(1) Menyatakan orang yang mengerjakan sesuatu.

Contoh: 55. Pelempar bom di minimarket sudah diamankan oleh pihak berwajib.
56. Pedagang makanan tradisional kini sudah jarang ditemui.

(2) Menyatakan alat.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
29

Contoh 57. Lidah merupakan indra perasa.


58. Lem kayu itu digunakan sebagai perekat.

(3) Menyatakan sesuatu yang di-.

Contoh 59. Buku itu merupakan petunjuk.


60. Pak Aman sudah menjadi pesuruh di sekolah selama lima tahun.

(4) Menyatakan orang yang biasa bekerja disuatu tempat.

Contoh 61. Ayahnya bekerja sebagai seorang pelaut.


62. Setiap harinya pak Toni menjadi peladang gandum.

(5) Menyatakan sesuatu atau seseorang yang mempunyai sifat itu.

Contoh 63. Ia terkenal sebagai seorang pemarah.


64. Dari kelima saudaranya, Soni sangat pemalas.

7) Prefiks se-

a) Bentuk Prefiks se-

Menurut (Putrayasa, 2010: 23), prefiks se- berasal dari morfem sa yang berarti satu,

tetapi karena pengaruh tekanan struktur kata, vokal /a/ dilemahkan menjadi /e/.

Bentuk awalan se- tidak mengalami perubahan.

b) Fungsi Prefiks se-

Fungsi prefiks se- yaitu membentuk kata benda dan kata sifat. Membentuk kata benda

pada umumnya melekat pada bentuk dasar yang berupa kata benda misalnya serumah,

sedunia, seminggu dan sehari, sedangkan fungsi membentuk kata sifat melekat pada

bentuk dasar berupa kata sifat misalnya setinggi, seluas, sebaik, seindah dan secerdas

(Putrayasa, 2010: 23).

c) Makna Prefiks se-

Putrayasa (2010: 23), makna prefis se- yaitu sebagai berikut:

(1) Menyatakan makna seluruh.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
30

Contoh: 65. Pamanku sekampung dengan pencuri motor itu.


66. Ia selalu merepotkan orang serumah.

(2) Menyatakan makna sama.

Contoh: 67. Ombak itu setinggi gunung.


68. Anak itu sepandai abangnya

(3) Menyatakan makna setelah.

Contoh: 69. Sesampainya di rumah, Ayah memberikan cenderamata.


70. Ibu menangis setibamu di bandara

Keraf (1984: 107), menambahkan makna prefiks se- yaitu menyatakan satu.

Pengertian satu dipakai sebagai penanda bilangan pertama lipatan puluhan, ratusan

dan sebagainya, serta sebagai penanda di depan kata-kata bantu bilangan.

Contoh: 71. Ibu membeli beras sepuluh kilogram.


72. Ayah memiliki sebuah novel baru.

8) Prefiks per-

a) Bentuk Prefiks per-

Menurut Keraf (1984: 101), bentuk prefiks per- mengalami perubahan menjadi pe-,

terutama pada kata-kata yang mulai dengan fonem /r/.

Contoh: per- + rebut  perebut

b) Fungsi Prefiks per-

Fungsi prefiks per- yaitu untuk membentuk kata kerja.

c) Makna Prefiks per-

Makna yang didukung prefiks per- dalam pembentukan kata kerja pada umumnya

mengandung arti kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya atau adanya sesuatu. Arti

kausatif dapat diperinci lagi dengan:

(1) Menjadikan, membuat sesuatu jadi.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
31

Contoh: 73. Pamannya perbudak seorang wanita tua.


74. Laki-laki itu ingin sebagai pertuan semua orang.

(2) Memanggil atau menganggap sebagai.

Contoh: 75. Sinta sudah seperti peradik dalam keluarga.


76. Orang itu sudah dijadikan perengku adat.

(3) Bila kata dasarnya kata bilangan maka artinya adalah membagi dan membuat

jadi.

Contoh: 77. Perempat bagian hartanya disumbangkan ke panti asuhan.


78. Tanah itu dibagi perlima sesuai dengan jumlah anaknya.

(4) Bila kata dasarnya keadaan maka berarti membuat lebih.

Contoh: 79. Kemacetan yang terjadi setiap harinya semakin perbesar tingkat polusi
udara.
80. Rambut lurusmu akan percantik wajahmu.

9) Prefiks ke-

a) Bentuk Prefiks ke-

Menurut Putrayasa (2010: 22), prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk pada

saat digabungkan dengan bentuk dasar. Perbedaan antara ke- sebagai prefiks dan ke-

sebagai kata depan, ke- sebagai kata depan penulisannya dipisahkan. Ke- sebagai

awalan (prefiks) penulisannya disambung.

b) Fungsi Prefiks ke-

Fungsi prefiks ke- yaitu membentuk kata benda dan kata bilangan. Sebagai pembentuk

kata benda, penggunaan prefiks ke- menjadi tidak produktif, misalnya pada kata-kata

ketua, kehendak, dan kekasih. Sedangkan sebagai pembentuk kata bilangan,

penggunaan prefiks ke- masih produktif. Misalnya keempat, kelima, keenam, ketujuh

(Putrayasa, 2010: 22).

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
32

c) Makna Prefiks ke-

Menurut (Putrayasa, 2010: 22), makna prefiks ke- yaitu sebagai berikut:

(1) Menyatakan kata bilangan kumpulan, yakni menyatakan himpunan yang terdiri

atas jumlah yang tersebut pada bentuk dasar.

Contoh: 81. Ketujuh pemuda itu merupakan anak pak Salim.


82. Kedua anaknya telah wisuda dengan predikat cumlaude.

(2) Menyatakan urutan.

Contoh: 83. Dia adalah pelanggan ketiga hari ini.


84. Rumah pak sony kedua dari sini.

b. Infiks

Infiks yaitu afiks yang diletakkan di dalam bentuk dasar. Infiksasi dalam bahasa

Indonesia sudah tidak produktif lagi. Artinya, yaitu tidak digunakan untuk membentuk

kata-kata baru (Chaer, 2008: 165). Infiks dalam bahasa Indonesia meliputi –el-, -er-,

dan -em- ( Ramlan, 2012: 60).

1) Bentuk Infiks

Bentuk infiks menurut Putrayasa (2010: 26) yaitu terdiri dari –el-, -er-, dan –em-.

a) Infiks –el-

Contoh: tunjuk + -el-  telunjuk


patuk + -el-  pelatuk
gigi + -el-  geligi
getar + -el-  geletar

b) Infiks –er-

Contoh: gigi + -er-  gerigi


gendang + -er-  genderang
suling + -er-  seruling

c) Infiks –em-

Contoh: getar + -em-  gemetar


gertak + -em-  gemeretak
guruh + -em-  gemuruh

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
33

2) Fungsi Infiks

Fungsi infiks yaitu untuk membentuk kata benda.

3) Makna Infiks

Makna infiks terbagi menjadi 3 yaitu:

(1) Menyatakan banyak dan bermacam-macam

Contoh: 85. Semua anggota pramuka harus menguasai temali.


86. Indonesia memiliki gemunung yang sangat indah.

(2) Menyatakan intensitas atau frekuensi

Contoh: 87. Suara gemuruh tadi malam sangat kencang.


88. Badan Ayah gemetar karena kehujanan.

(3) Mempunyai sifat atau memiliki hal yang disebut dalam kata dasar dan dapat

berarti melakukan suatu perbuatan.

Contoh: 89. Resep membuat makanan tradisional itu sudah temurun dari nenek
moyang.
90. Yani sedang bermain gelembung sabun.

c. Sufiks

Sufiks merupakan afiks yang diletakkan di belakang bentuk dasar. Jumlah sufiks

dalam bahasa Indonesia terbatas yaitu hanya pada –kan, -an, -i, dan –nya (Ramlan,

2012: 60).

1) Sufiks –kan

a) Bentuk Sufiks –kan

Menurut Keraf (1984: 112), sufiks –kan tidak mengalami perubahan morfofonemik.

b) Fungsi Sufiks –kan

Fungsi sufiks –kan yaitu membentuk kata kerja.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
34

c) Makna Sufiks –kan

Chaer (2008: 117), sufiks –kan memiliki makna sebagai berikut:

(1) Makna jadikan.

Contoh: 91. Mengikuti pengajian rutin akan tenangkan hati.


92. Gemericik air damaikan suasana.

(2) Makna jadikan berada di.

Contoh: 93. Pinggirkan cabai yang sudah busuk itu!


94. Tengahkan gelas itu!

(3) Makna lakukan untuk orang lain.

Contoh: 95. Tolong ambilkan obat!


96. Tolong bukakan pintu itu!

(4) Makna lakukan akan.

Contoh: 97. Hapuskan pesan masuk yang tidak penting!


98. Semoga Ayah kabulkan permintaanku.

(5) Makna bawa masuk ke.

Contoh: 99. Tolong, gudangkan kursi yang sudah rusak!


100. Hujan semakin lebat, rumahkan kucingmu!

(Putrayasa, 2010: 29) menambahkan makna sufiks –kan yaitu menyatakan benefaktif

atau membuat untuk orang lain.

Contoh: 101. Kepala sekolah majukan penguasaan iptek guru.


102. Orang itu sengaja hancurkan nama baik perusahaan.

2) Sufiks -an

a) Bentuk Sufiks –an

Menurut Chaer (2008: 54), morfofonemik yang terjadi dalam pengimbuhan sufiks –an

dapat berupa pemunculan fonem dan pergeseran fonem. Fonem yang dimunculkan

pada pengimbuhan sufiks –an yaitu fonem /w/, fonem /y/, fonem gotal /?/. Fonem /w/

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
35

muncul apabila sufiks –an diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir dengan vokal

/u/. Fonem /y/ muncul apabila sufiks –an diimbuhkan pada bentuk dasar yang berakhir

dengan vokal /i/. Fonem glotal/?/ muncul apabila sufiks –an diimbuhkan pada bentuk

dasar yang berakhir dengan vokal /a/, namun pada ejaan tidak dituliskan.

Contoh: tuju + -an  tujuwan


isi + -an  isiyan
(ber) dua + -an  berdua?an

b) Fungsi Sufiks –an

Menurut Putrayasa (2010: 28), fungsi sufiks –an yaitu membentuk kata benda atau

membedakan.

c) Makna Sufiks –an

Menurut (Putrayasa, 2010: 28), kata-kata yang mengandung sufiks –an dapat memiliki

makna sebagai berikut:

(1) Menyatakan tempat.

Contoh: 103. Pangkalan ojek dekat pasar sudah sepi sejak sore.
104. Labuhan itu tidak jauh dari rumah kepala desa.

(2) Menyatakan kumpulan atau seluruh.

Contoh: 105. Sayuran hijau itu didapat langsung dari kebun.


106. Bau busuk itu berasal dari kotoran sapi.

(3) Menyatakan alat.

Contoh: 107. Timbangan yang digunakan kurang akurat.


108. Kurungan ayam yang dijual terbuat dari bambu.

(4) Menyatakan hal atau cara.

Contoh: 109. Aturan yang berlaku sekarang pengendara harus menyalakan lampu
setiap saat.
110. Didikan orang tua berpengaruh terhadap perilaku anak.

(5) Menyatakan akibat atau hasil perbuatan.

Contoh: 111.Hukuman yang diterimanya sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.


112. Karangan puisinya membuat pembaca terkesima.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
36

(6) Suatu yang di….

Contoh: 113. Pamannya sekarang berstatus sebagai tahanan.


114. Larangan untuk tidak merokok masih banyak dilanggar.

(7) Menyerupai atau tiruan dari.

Contoh: 115. Mobil-mobilan yang dijual adalah barang impor dari Cina.
116. Kuda-kudaan yang dibeli dari pasar sangat murah.

(8) Menyatakan tiap-tiap.

Contoh: 117. Biasanya ia diberi upah oleh Pak Amar mingguan.


118. Jadwal piket dilaksanakan harian.

(9) Suatu yang mempunyai sifat sebagai yang disebutkan pada kata dasar.

Contoh: 119. Asaman mangga sangat cocok dimakan ketika cuaca panas.
120. Manisan carica merupakan produk khas Wonosobo.

(10) Menyatakan intensitas.

Contoh: 121. Besaran uang yang diterima setiap hari hanya cukup untuk makan.
122. Baik buruknya manusia tidak dapat diukur dari tinggian kekuasaan.

3) Sufiks –i

a) Bentuk Sufiks –i

Menurut Putrayasa (2010: 29), sufiks –i tidak mengalami perubahan bentuk.

b) Fungsi Sufiks –i

Fungsi sufiks -i yaitu untuk membentuk kata kerja transitif. Dalam hal ini kata-kata

dalam sufiks –i objeknya bersifat diam (Putrayasa, 2010: 29).

c) Makna Sufiks –i

Chaer (2008: 119), makna yang terdapat dalam sufiks –i adalah sebagai berikut:

(1) Makna berulang kali.

Contoh: 123. Pemabuk itu lempari minimarket dengan batu.


124. Warga pukuli penjambret yang gagal dalam aksinya.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
37

(2) Makna tempat.

Contoh: 125. Kementrian Kelautan dan Perikanan datangi milad ke-52 UMP.
126. Seorang wisatawan terkena teguran karena duduki pagar pembatas.

(3) Makna merasa sesuatu pada.

Contoh: 127. Hormati orang tua adalah kewajiban bagi seorang anak.
128. Senangi pekerjaan akan meringankan beban hati dan pikiran.

(4) Makna memberi atau membubuhi.

Contoh: 129. Tolong, lengkapi berkas formulir pendaftaran!


130. Cukupi adonan kue dengan 1 sendok pewarna makanan!

(5) Makna lakukan pada.

Contoh: 131. Orang itu tanggapi pendapat Toni secara berlebihan.


132. Tulisi kertas kosong itu dengan puisi karyamu.

4) Sufiks –nya

a) Bentuk Sufiks –nya

Menurut (Chaer, 2008: 163) ada dua macam –nya. Jenis –nya yang pertama dalah kata

ganti orang ketiga tunggal. Bentuk –nya kedua adalah –nya sebagai akhiran.

b) Fungsi Sufiks –nya

Fungsi sufiks –nya mengemban fungsi yaitu (a) sebagai alat nominalisasi atau

substantivasi yaitu mengubah sebuah kata menjadi kata benda, (b) menjelaskan atau

menekan kata yang di depannya, dan (c) menyatakan keterangan situasi atau suasana

(Putrayasa, 2010: 31).

c) Makna Sufiks –nya

Makna sufiks –nya yaitu memiliki makna hal (dasar).

Contoh: 133. Naiknya harga kebutuhan rumah tangga semakin menambah beban
masyarakat Jakarta.
134. Datangnya kepala desa membuat semangat kerja bakti warga.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
38

d. Konfiks

Konfiks adalah afiks yang terdiri dari dua unsur yaitu di depan dan di belakang.

Dalam bahasa Indonesia konfiks terbagi menjadi ke-an, peN-an, per-an, ber-an, dan

se-nya (Ramlan, 2012: 65).

1) Konfiks ke-an

a) Bentuk Konfiks ke-an

Menurut Keraf (1984: 116), konfiks ke-an tidak mengalami perubahan bentuk.

b) Fungsi Konfiks ke-an

Fungsi konfiks ke-an yaitu membentuk kata benda dan membentuk kata yang

termasuk golongan kata sifat (Ramlan, 2012: 150).

c) Makna Konfiks ke-an

Makna konfiks ke-an yaitu sebagai berikut:

(1) Menyatakan tempat atau daerah.

Contoh: 135. Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat resmi menjadi bagian dari


Republik Indonesia sejak tahun 1950.
136. Kerajaan itu sangat megah disertai penjagaan yang ketat.

(2) Menyatakan hal yang disebut dalam kata dasar atau peristiwa yang telah terjadi.

Contoh: 137.Perbedaan suku, ras maupun agama tidak menghancurkan kesatuan


Republik Indonesia.
138.Kebersihan kelas berpengaruh pada kenyamanan proses belajar
mengajar.

(3) Menyatakan kena atau menderita sesuatu hal.

Contoh: 139. Toni kehujanan saat pulang sekolah.


140. Desa selalu itu kekurangan air saat musim kemarau.

(4) Menyatakan perbuatan yang dilakukan tidak dengan sengaja.

Contoh: 141. Seharusnya Eti membantu Ibu membuat menu berbuka puasa tetapi dia
ketiduran.
142. Sania mengalami keguguran akibat jatuh di kamar mandi.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
39

(5) Menyatakan terlalu.

Contoh: 143. Seragam baru Adik kebesaran.


144. Kopi itu kepahitan meskipun sudah ditambah beberapa sendok gula.

(6) Mengandung sedikit sifat seperti yang disebut dalam kata dasar, atau

menyerupai.

Contoh: 145. Sifatnya yang masih kekanak-kanakan membuat dia cepat marah.
146. Pipinya kemerah-merahan ketika merasa malu.

2) Konfiks peN-an

a) Bentuk Konfiks peN-an

Menurut Chaer (2008: 153), bentuk konfiks peN-an yaitu pe-an, pem-an, peny-an,

peng-an, dan penge-an.

(1) Konfiks pe-an

Bentuk atau alomorf pe-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan fonem

/r/. /i /w/, /y/, /m/, /n/, /ny/, dan /ng/.

Contoh: peN- + rawat + an  perawatan


peN- + yakin + an  peyakinan
peN- + mantap + an  pemantapan
peN- + laris + an  pelarisan
peN- + waris + an  pewarisan
peN- + nanti + an  penantian

(2) Konfiks pem-an

Bentuk atau alomorf pem-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan

fonem /b/, /p/, /f/, dan /v/. Fonem /p/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + bakar + an  pembakaran


peN- + pilih + an  pemilihan
peN- + fitnah + an  pemfitnahan
peN- + veto + an  pemvetoan

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
40

(3) Konfiks pen-an

Bentuk atau alomorf pen-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan

fonem /d/ dan /t/. Fonem /t/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + dengar + an  pendengaran


peN- + tertib + an  penertiban

(4) Konfiks peng-an

Bentuk atau alomorf peng-an digunakan apabila bentuk dasarnya berawal dengan

fonem /k/, /g/, /h/, /kh/, /a/, /i/, /u/, /e/, dan /o/. Fonem /k/ mengalami peluluhan.

Contoh: peN- + kirim + an  pengiriman


peN- + gali + an  penggalian
peN- + hukum + an  penghukuman
peN- + khianat +an  pengkhianatan
peN- + ambil + an  pengambilan
peN- + intai + an  pengintaian
peN- + urus + an  pengurusan
peN- + edar + an  pengedaran
peN- + operasi + an  pengoperasian

(5) Konfiks penge-an

Bentuk atau alomorf penge-an digunakan apabila bentuk dasarnya berupa suku kata.

Contoh: peN- + bom + an pengeboman


peN- + cat + an pengecatan

b) Fungsi Konfiks peN-an

Fungsi konfiks peN-an yaitu membentuk kata benda (Putrayasa, 2010: 39).

c) Makna Konfiks peN-an

Menurut Ramlan (2012: 154), konfiks peN-an jika digabungkan dengan kelas kata

kerja menyatakan makna berupa :

(1) Menyatakan makna hal melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang

sejalan.

Contoh: 145. Santi mengikuti lomba penulisan sastra kreatif di kampusnya.


146. Penampilan Sania berubah setelah melaksanakan ibadah umrah.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
41

(2) Menyatakan cara melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan.

Contoh: 147. Pengajuan pinjaman di bank saat ini sangat mudah.


148. Materi yang dibicarakan sangat menarik, tetapi dari sisi penampilan
kurang baik.

(3) Menyatakan makna hasil perbuatan yang tersebut pada kata yang sejalan.

Contoh: 149. Menurut pendengaran saya, ia termasuk mahasiswa yang sangat rajin
dan cerdas.
150. Dia memiliki pengetahuan yang luas karena dia sangat suka membaca
buku.

(4) Menyatakan makna alat yang digunakan untuk melakukan perbuatan yang

tersebut pada kata yang sejalan.

Contoh: 151. Penglihatannya sudah kabur.


152. Pendengaran Kakek itu sudah tidak terang lagi.

(5) Menyatakan makna tempat melakukan perbuatan yang tersebut pada kata yang

sejalan.

Contoh: 153. Terdakwa dibawa ke pengadilan.


154. Pembuangan sampah itu sudah penuh.

3) Konfiks per-an

a) Bentuk Konfiks per-an

Menurut Chaer (2008:156), bentuk konfiks per-an yaitu per-an, pe-an, dan pel-an.

(1) Konfiks per-an

Bentuk atau alomorf per-an digunakan apabila diturunkan dari dasar melalui verba

berbentuk ber-.

Contoh: perdagangan (dari verba berdagang)


perladangan (dari verba berladang)
perdebatan (dari verba berdebat)

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
42

(2) Konfiks pe-an

Bentuk atau alomorf pe-an digunakan apabila diturunkan dari dasar melalui verba

berbentuk be-.

Contoh: pekerjaan (dari verba bekerja)


peternakan (dari verba beternak)

(3) Konfiks pel-an

Bentuk atau alomorf pel-an hanya digunakan satu-satunya pada dasar ajar melalui

verba belajar sehingga menjadi pelajaran.

b) Fungsi Konfiks per-an

Fungsi konfiks per-an yaitu membentuk kata benda.

c) Makna Konfiks per-an

Menurut Keraf (1984: 116) terdapat tiga makna konfiks per-an yaitu:

(1) Menyatakan tempat.

Contoh: 155. Gang sempit itu terkenal sebagai tempat perjudian.


156. Persembunyian pencuri sepeda motor akhirnya ditemukan.

(2) Menyatakan hasil perbuatan.

Contoh: 157. Berdasarkan perhitungan suara menyatakan bahwa Toni Dermawan


sebagai ketua kelas.
158. Permainan itu semakin ramai karena banyak warga yang mengikuti.

(3) Menyatakan peristiwa itu sendiri atau hal perbuatan.

Contoh: 159. Orang itu ditangkap polisi karena sedang melakukan perjudian.
160. Perkenalan dengan tokoh agama itu berlangsung sangat singkat.

4) Konfiks ber-an

a) Bentuk Konfiks ber-an

Menurut Keraf (1984: 118), konfiks ber-an dapat mengalami perubahan bentuk

menjadi be-an.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
43

b) Fungsi Konfiks ber-an

Fungsi konfiks ber-an adalah membentuk kata kerja.

c) Makna Konfiks ber-an

Makna yang didukung konfiks ber-an adalah sebagai berikut:

(1) Mengandung arti saling atau perbuatan dilakukan secara timbal-balik, terutama

bila kata dasar diulang.

Contoh: 161. Berkenalan secara langsung dengan Ahmad Tohari adalah impian
sejak SMA.
162. Pelajar bertangisan saat doa bersama menjelang ujian nasional.

(2) Menyatakan perbuatan terjadi berulang-ulang atau perbuatan tetap berlangsung,

atau pelakunya banyak.

Contoh: 163. Orang-orang berdatangan untuk melayat pendakwah itu.


164. Warga berebutan tumpeng hasil bumi.

5) Konfiks se-nya

a) Bentuk Konfiks se-nya

Bentuk konfiks se-nya tidak mengalami perubahan bentuk dalam penggabungannya

dengan bentuk dasar (Ramlan, 2012: 164).

b) Fungsi Konfiks se-nya

Menurut Ramlan (2012: 164), fungsi konfiks se-nya yaitu untuk membentuk kata

keterangan dari kata sifat.

c) Makna Konfiks se-nya

Konfiks se-nya memilki makna tingkat yang paling tinggi yang dapat dicapai atau

superlatif (Ramlan, 2012: 165).

Contoh: 165. Nilai yang bagus akan didapat dari hasil belajar serajn-rajinnya.
166. Secepatnya dokumen ini harus diselesaikan.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
44

Tabel 1. Jenis Afiks Bahasa Indonesia

Afiks
Prefiks Infiks Sufiks Konfiks
meN- -el- -kan ke-an
ber- -er- -an peN-an
di- -em- -i ber-an
ter- -nya per-an
peN- se-nya
pe-
se-
per-
ke-
pra- -is
a- -wan
maha- -wati
para- -man
-da
-w
-nda
-al
-il
-iah
-if
-ik
-istis
-at
-si
-ika
- in
-ir
-ur
-ris
-us
-
isme
-isasi
-
isida
-ita
-or
-tas
(Ramlan, 2012: 60)

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
45

H. Morfofonemik

1. Pengertian Morfofonemik

Menurut Ramlan (2012: 83), morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan

fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem lain. Chaer (2012: 196),

menjelaskan bahwa morfofonemik disebut juga morfonemik, morfofonologi, atau

morfonologi, atau peristiwa berubahnya wujud morfemis dalam suatu proses

morfologis, baik afiksasi, reduplikasi, maupun komposisi. Berdasarkan pendapat dari

beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa morfofonemik adalah perubahan fonem yang

terjadi akibat proses morfologi.

2. Jenis Proses Morfofonemik

Menurut Ramlan (2012: 84), dalam bahasa Indonesia terdapat tiga proses

morfofonemik yaitu proses perubahan fonem, proses penambahan fonem, dan proses

hilangnya fonem. Menurut Chaer (2012: 196), proses morfofonemik terbagi menjadi

pemunculan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, perubahan fonem, dan

pergeseran fonem. Berdasarkan pembagian proses morfofonemik tersebut, peneliti

berfokus pada pemunculan fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, dan perubahan

fonem.

a. Proses Pemunculan Fonem

Proses pemunculan fonem yaitu munculnya fonem pada proses morfologi yang

pada mulanya tidak ada. Pemunculan fonem dapat dilihat dalam proses pengimbuhan

prefiks me- dengan bentuk dasar kata baca yang menjadi membaca, di mana terlihat

muncul konsonan /m/. Selain itu, dalam proses pengimbuhan sufiks –an dengan

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
46

bentuk dasar hari yang menjadi /hariyan/ dimana terlihat muncul konsonan /y/ yang

semula tidak ada (Chaer, 2012: 196).

Contoh: me- + baca → membaca


-an + hari → hariyan

b. Pelesapan Fonem

Pelesapan fonem merupakan hilangnya fonem dalam proses morfologi.

Pelesapan fonem dapat dilihat dalam prefiks ber- pada kata renang di mana fonem /r/

dari prefiks itu dihilangkan (Chaer, 2012: 196).

Contoh: ber- + renang → berenang

c. Proses Peluluhan Fonem

Proses peluluhan fonem merupakan luluhnya atau disenyawakannya suatu

fonem karena proses morfologi. Peluluhan fonem dapat dilihat dalam proses

pengimbuhan dengan prefiks meN- pada kata sikat di mana fonem /s/ pada kata sikat

itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/ dari prefiks tersebut.

Demikian juga dalam pengimbuhan dengan prefiks peN- pada kata sikat di mana

fonem /s/ dari kata sikat itu diluluhkan dan disenyawakan dengan bunyi nasal /ny/ dari

prefiks tersebut (Chaer, 2012: 197).

Contoh: meN- + sikat → menyikat


peN- + sikat → penyikat

d. Proses Perubahan Fonem

Proses perubahan fonem yaitu berubahnya sebuah fonem karena proses

morfologi. Hal ini dapat dilihat pada proses pengimbuhan prefiks ber- pada kata ajar

di mana /r/ dari prefiks itu berubah menjadi fonem /l/ (Chaer, 2012: 197).

Perhatikan!

ber- + ajar → belajar

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
47

I. Judul Berita

Menurut Komarrudin (2007: 110), judul berita adalah salah satu baris dari

baris-baris kalimat yang terletak di atas suatu berita atau artikel pada surat kabar yang

menunjukkan subjek dalam bentuk singkat dan lazimnya mencolok. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1991: 420), judul berita adalah judul yang merupakan inti

berita dalam surat kabar, yang dicetak dengan huruf besar (tebal). Berdasarkan

pengertian dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa judul berita

adalah salah satu baris yang dicetak dengan huruf besar dan merupakan inti suatu

berita.

J. Surat Kabar Radar Banyumas

Santana (2005: 87), mendefinisikan surat kabar adalah lembaran kerja yang

berisi berbagai topik isu dan peristiwa tentang segala perisitiwa atau kejadian yang

terjadi. Informasi dalam surat kabar merupakan yang dibutuhkan masyarakat.

Selanjutnya pengertian lain mengenai surat kabar yaitu menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1991: 979) yang mengartikan bahwa surat kabar adalah lembaran-

lembaran kertas yang bertuliskan berita-berita dan sebagainya. Dari beberapa

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa surat kabar adalah lembaran-lembaran

kertas yang berisi tentang peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat.

Salah satu surat kabar yang beredar di Banyumas adalah surat kabar Radar

Banyumas. Surat kabar Radar Banyumas dijadikan sebagai sumber data dalam

penelitian. Radar banyumas merupakan surat kabar yang terbit harian yaitu Senin

sampai Minggu. Radar banyumas menyajikan berita dari lima kabupaten/kota

meliputi Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Dalam

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
48

menyajikan berbagai macam berita, pemakaian imbuhan tidak lepas dalam Radar

Banyumas, salah satunya yaitu pada judul berita.

K. Pemanfaatan Bentuk, Fungsi dan Makna Afiks bagi Pembelajaran Bahasa


Indonesia

Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang berkaitan erat satu sama

lain. Kurikulum pada dasarnya merupakan perencanaan yang menyeluruh yang

mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan dan memberikan

kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk belajar. Pembelajaran di sekolah

senantiasa berpedoman pada kurikulum yang telah ditetapkan. Dengan adanya

kurikulum maka akan tersedia kesempatan dan kemungkinan terselenggaranya proses

belajar mengajar (Hamalik, 2001: 1).

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang dicetuskan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai pengganti dari kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia

Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang

beriman, produktif, kreatif, inovatif dan afektif serta mampu berkontribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Kurikulum

2013 telah memenuhi dua dimensi kurikulum yaitu rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan untuk kegiatan

pembelajaran (Bintari, Sudiana dan Putrayasa 2014: 5). Dimensi kurikulum 2013

terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah tentang bahan pelajaran.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau

instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar baik berupa bahan tertulis

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
49

maupun bahan tidak tertulis. Dengan adanya bahan ajar memungkinkan peserta didik

dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan

sistematis sehingga akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan

terpadu (Majid, 2011: 173).

Kurikulum 2013 sudah berlangsung dibeberapa Sekolah Dasar (SD) hingga

Sekolah Menengah. Salah satu jenjang pendidikan yang dimaksudkan yakni jenjang

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pembelajaran bahasa Indonesia Kurikulum 2013,

khususnya pada jenjang SMP diarahkan untuk menerapkan pembelajaran bahasa

Indonesia berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks menjadi sangat

penting untuk diterapkan di sekolah-sekolah karena pembelajaran tersebut

berdasarkan empat prinsip yang mungkin sering terabaikan. Prinsip-prinsip itu

meliputi (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan

kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan

bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat

fungsional, yaitu penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks

karena bentuk bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi

penggunanya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir

manusia Kemendikbud (dalam Suryani, Wendi dan Suadi, 2014: 2).

Pada pembelajaran bahasa Indonesia, salah satu aspek bahasa yaitu aspek

menulis. Pada aspek menulis siswa diasumsikan banyak menggunakan kata-kata untuk

membentuk suatu kalimat sehingga nantinya akan menjadi kalimat yang efektif.

Penggunaan kata-kata tersebut biasanya menggunakan imbuhan atau afiksasi baik

awalan, sisipan, akhiran, maupun konfiks. Penggunaan afiks cenderung banyak

ditemukan dalam tulisan yang berupa teks eksposisi. Diasumsikan bahwa penggunaan

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
50

afiks terkait dengan bentuk, fungsi, dan makna serta teksnya dapat dijadikan sebagai

materi pembelajaran khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP.

L. Teks Eksposisi

Teks eksposisi merupakan teks yang memuat penilaian, dorongan, atau ajakan-

ajakan tertentu kepada khalayak. Bentuk teks eksposisi, terutama di media massa

dapat berupa esai, tajuk rencana, ataupun tanggapan kritis (Kemendikbud, 2017: 62).

Teks eksposisi memiliki struktur teks, unsur kebahasaan, dan cara penyajian teks

eksposisi.

1. Struktur Teks Eksposisi

Struktur teks eksposisi meliputi tesis, rangkaian argumen, dan penegasan ulang

(Kemendikbud, 2017: 75).

a. Tesis, yaitu berupa pengenalan isu, masalah, ataupun pandangan penulis secara

umum tentang topik yang akan dibahas.

b. Rangkaian argumen, berupa sejumlah pendapat penulis sebagai penjelasan

disertai sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen penulis.

c. Penegasan ulang, sebagai perumusan kembali secara ringkas. Penegasan ulang

disebut penutup atau simpulan.

2. Unsur Kebahasaan Teks Eksposisi

Teks eksposisi memiliki kaidah-kaidah yang khusus (Kemendikbud, 2017: 81).

a. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik

yang dibahas.

b. Menggunakan kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi. Misalnya,

jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Selain itu,

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
51

digunakan kata-kata yang menyatakan keterangan waktu ataupun kata-kata yang

menyatakan pertentangan atau perbandingan. Seperti sebelum itu, kemudian, pada

akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

c. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan,

memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, dan

menyimpulkan.

d. Menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data…, merujuk pada

pendapat….

e. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan,

perlu, harus. Selain itu menggunakan kata-kata denotatif, yaitu kata yang

bermakna sebenarnya.

3. Menyajikan Teks Eksposisi

Menurut Kemendikbud, (2017: 84), langkah-langkah penyajian teks eskposisi

sebagai berikut:

a. Menentukan isu ataupun masalah yang akan dibahas.

b. Membaca berbagai sumber yang berkaitan dengan isu yang dipilih; melakukan

sejumlah pengamatan lapangan.

c. Mendaftar topik-topik yang berkaitan dengan isu, berdasarkan hasil-hasil

membaca dan langkah-langkah pengamatan.

d. Menyusun kerangka karangan dan struktur teks eksposisi

e. Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi teks eksposisi.

Contoh Teks Eksposisi

Manajemen Pengelolaan Sampah


Sampah dipandang sebagai barang yang tidak berguna bisa dijadikan sumber
pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah merupakan sumber daya yang dapat
diolah menjadi barang bernilai ekonomis. Apa yang telah dilakukan warga Pasar
Ciputat, Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat berhasil mengolah sampah

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
52

dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui perjanjian dengan pemerintah
daerah.
Contoh lain yaitu kegiatan yang dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi.
Warga serta pengurus RW setempat melakukan pengolahan sampah lingkungan.
Sampah dapur atau sampah rumah tangga diubah menjadi kompos dan pupuk cair.
Sampah yang diolah adalah sampah basah langsung oleh warga. Langkah yang
dilakukan dengan sosialisasi kepada warga agar memisahkan sampah basah dan
kering. Hasil kompos yang diperoleh bisa mencukupi kebutuhan warga dan
lingkungan sekitarnya. Di samping itu, hasil kompos dari sampah lingkungan bisa
memberi kegiatan bagi warga dan pemasukan yang positif. Termasuk juga produksi
pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan tanah warga.
Berdasarkan contoh-contoh tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas
dari keterlibatan warga masyarakat. Masyarakat harus diajak memilah sampah organik
dan anorganik. Peranan pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan
pembudayaannya. Bagaimanapun masih banyak warga yang belum tahu cara
mengumpulkan dan mengolah sampah yang mereka hasilkan.
Dalam mengolah sampah diperlukan suatu teknologi. Biaya penyediaan
teknologi pengolahan sampah tersebut tidak sebanding dengan keharusan pemerintah
untuk menyiapkan dana ratusan miliar tiap tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara
sampah. Apabila pemerintah berhasil menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan
teknologi sampah, biaya dapat lebih ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di
dalam penyaluran dan pembelian produk-produknya. Usaha tersebut tentunya akan
lebih ringan lagi.
(Kemendikbud, 2017: 71)

M. Kerangka Berpikir

Skripsi yang berjudul “Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna Afiks pada Judul

Berita Surat Kabar Radar Banyumas Edisi Februari 2017 dan Implikasinya bagi

Pembelajaran Bahasa Indonesia” termasuk dalam ilmu bahasa. Bahasa terdiri dari

komponen fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Dalam hal ini penelitian yang

dilakukan oleh peneliti termasuk dalam morfologi. Sesuai dengan judul skripsi

berkaitan dengan perubahan bentuk kata yaitu pada proses morfologi. Perubahan kata

tersebut selanjutnya dianalisis bentuk, fungsi, dan maknanya dan bagaimana implikasi

bagi pembelajaran bahasa Indonesia. Macam-macam proses morfologi dijelaskan oleh

Harimurti Kridalaksana, Abdul Chaer, dan Prof.Drs.M.Ramlan. Dari ketiga ahli

tersebut, penelitian yang dilakukan oleh peneliti berpusat pada afiksasi yaitu meliputi

prefiks, infiks, sufiks, dan konfiks.

Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
53

Bagan 1. Kerangka Berpikir


Analisis Bentuk, Fungsi, dan Makna Afiks pada Judul Berita
Surat Kabar Radar Banyumas Edisi Februari 2017 dan
Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia
Bahasa

Fonologi Morfologi Sintaksis Semantik

Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Afiks pada Judul Berita


Proses Morfologi Surat Kabar Radar Banyumas Edisi Februari 2017 dan
Implikasinya bagi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Harimurti Kridalaksana Abdul Chaer Prof. Drs. M. Ramlan

1. Derivasi Zero 1. Afiksasi 1. Pembubuhan Afiks


2. Afiksasi 2. Pengulangan (Reduplikasi) 2. Pengulangan
3. Reduplikasi 3. Komposisi 3. Pemajemukan
4. Abreviasi (Pemendekan) 4. Pemendekan
5. Komposisi (Perpaduan) 5. Pengubahan Status
6. Derivasi Balik A.

53
Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018
54

1. Prefiks 1. Prefiksasi 1. Prefiks


2. Infiks 2. Infiksasi 2. Infiks
3. Sufiks 3. Sufiksasi 3. Sufiks
4. Simulfiks 4. konfiksasi 4. Konfiks
5. Konfiks
6. Superfiks
7. Kombinasi Afiks

Afiksasi (Pembubuhan Afiks): (a) Prefiks, (b) Infiks, (c) Sufiks dan (d) Konfiks

54
Analisis Bentuk, Fungsi,... Ratna Dwi Puspita Rini, FKIP UMP 2018

Anda mungkin juga menyukai