Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS WACANA

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Wacana
Semester IV tahun akademik 2022/2023

Disusun oleh :
Akilah Khalwa Tsaroya BI721004
Dianka Andrianita BI721085
Sahri Romadon BI721040

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS MAARIF NAHDLATUL ULAMA
KEBUMEN
2023
Wacana
A. Wacana
Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yakni bagian
dari kajian dari pragmatik. Wacana memiliki kedudukan lebih luas dari klausa
dan kalimat, karena wacana mencakup suatu gagasan dan konsep suatu teks.
Alex Sobur (2001) mengemukakan, wacana merupakan rangkaian ujar
atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang
disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren,
dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa.
Bentuk utuh dari sebuah wacana dapat dilihat dalam beragam buah karya
dari seorang pembuat wacana. Buah karya tersebut, dalam kajian analisis
wacana, disebut teks.
B. Bahasa Peka Terhadap Konteks
Bahasa tidak hanya selalu muncul dalam suatu kontek tetapi pola-pola
bahasa seperti bentuk dan fungsi baik pada struktur dalam maupun luar peka
terhadap fitur-fitur konteks. Contoh, penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Fasold (1983), Fasold dan Shuy (1975), Labov dan Sankoff (1980), dan
Sankoff dan Cedergren (1981) menunjukkan bagaimana keterbatasan yang
berasal dari domain tekstual, psikologis, sosial dan kultural mempengaruhi
variasi sintaksis, morfologis dan fonologis.
Van Dijk (1997: 3) juga mengupas tentang keambiguan wacana dalam
aspek penggunaan wacana dalam cara abstrak dan kongkrit. Dalam tataran
abstrak, dia menggunakan istilah wacana sebagai suatu peristiwa komunikati.
Dalam hal yang lebih khusus, wacana juga digunakan untuk merujuk pada
tipe-tipe khusus atau domain sosial penggunaan bahasa dan wacana, seperti
istilah ‘wacana medis’ atau ‘wacana politis’.
C. Definisi Analisis Wacana
Analisis wacana merupakan analisis unit linguistik terhadap
penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang melibatkan orang penyampai
pesan dengan penerima pesan dalam tindak komunikasi (Slembrouck,
2003:1). Analisis wacana bertujuan untuk mengetahui adanya pola – pola
atau tatanan yang di ekspresikan oleh suatu teks, Interpretasi satu unit
kebahasaan dapat diketahui secara jelas termasuk pesan yang ingin
disampaikan, mengapa harus disampaikan, dan bagaimana pesan
disampaikan.
Analisis wacana mengkaji unit kebahasa-an dalam cakupan ilmu
linguistik baik mikro seperti sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi
dan linguistik makro seperti sosiolinguisitk, pragmatik, psikolinguistik.
Suatu tindak komunikasi berusaha untuk menyampaikan pesan,
akan tetapi jika pesan yang berusaha disampaikan tidak ada maka
terjadilah kegagalan. Melalui analisis wacana dapat digunakan untuk
mengetahui kandungan pesan sebuah teks. .Edmonson (1981: 4)
membedakan antara wacana dan teks. Dia mengemukakan bahwa wacana
adalah suatu peristiwa yang terstruktur yang dimanifestasikan dalam
perilaku linguistic (atau yang lainnya). Sedangkan teks adalah suatu urutan
ekspresi-ekspresi linguistic yang terstruktur yang membentuk suatu
keseluruhan yang padu atau uniter.
Stubbs (1983: 1) mengemukakan bahwa analisis wacana
merupakan kajian organisasi bahasa di atas kalimat atau klausa. Dengan
demikian, analisis wacana mengkaji unit-unit linguistik yang lebih luas,
seperti pertukaran dalam percakapan atau teks-teks tertulis. Selanjutnya,
analisis wacana juga berkenaan dengan bahasa dalam penggunaannya
dalam konteks-konteks sosial, khususnya interaksi atau dialog antar
pembicara. Menurut schiffrin (1987: 1), penekanan yang disampaikan
Stubbs tentang suatu unit analisis tertentu (‘di atas kalimat’) membawa dia
pada suatu penekanan pragmatic terhadap ‘bahasa dalam penggunaan
wacana.
Berdasarkan pada berbagai macam definisi analisis wacana yang
ada, Schiffrin (1994: 20-41) mengelompokkan mereka ke dalam tiga
ketegori besar. Kategori pertama adalah kajian wancana yang didasarkan
pada paradigma formalis, yang menganggap analisis wacana sebagai suatu
kajian organisasi bahasa yang lebih luas dari kajian kalimat
Menurut Van Dijk dalam Schiffrin (1994: 23) deskripsi structural
menjadi ciri bagi wacana pada beberapa tingkatan atau dimensi analisis
dan dalam hal yang berkatitan dengan unit, kategori, pola skematis, atau
hubungan yang berbeda-beda.Walaupun ada perbedaan pendekatan
structural yang ditunjukkan oleh Van Dijk, terdapat suatu persamaan yang
umum bahwa analisis structural berfokus pada bagaimana unit-unit yang
berbeda-beda ini berfungsi dalam kaitannya satu sama lain.
Suatu analisis percakapan dalam kajian wacana tidak dibatasi
jumlahnya, apakah jumlahnya sedikit atau banyak, selama tujuan analisis
sudah didapat dan data sudah jenuh maka sudah dianggap cukup untuk
dianalsis. Hal ini dapat diterapkan untuk semua pendakatan dalam kajian
wacana.

Anda mungkin juga menyukai