WACANA DALAM
SEBUAH KARYA
SASTRA
Kelompok D
Jalanmu
Wacana
Pengertian Wacana
Secara etimologis istilah “wacana” berasal dari bahasa
sansekerta wac/wak/vak yang berarti berkata/berucap.
Dalam istilah linguistik kata wacana digunakan sebagai
terjemahan dari istilah bahasa inggris “Discourses”, bila
ditelusuri Kata wacana (discourse) berasal dari bahasa Latin
“discurrere” yang berarti “lari kian kemari.” Menurut
Foucault 1972 (48-49) Wacana merupakan rangkaian ujaran
yang untuh pada suatu tindak komunikasi yang teratur dan
sistematis yang mengandung gagasan, konsep, atau efek
yang terbentuk pada konteks tertentu. Sedangkan menurut
Kridalaksana (1982: 179) wacana adalah satuan lingual
terlengkap dan merupakan perwujudan pemakaian bahasa
yang utuh.
Konsep Wacana
Fungsional
Strukturalisme
Dari sudut pandang fungsional wacana juga memiliki fungsi-fungsi
Wacana dalam sudut pandang bahasa diantaranya:
strukturalisme didefinisikan 1. Emotif : fungsi bahasa yang bertumpu pada penutur
sebagai satuan bahasa dalam 2. Konatif : fungsi bahasa yang bertumpu pada petutur atau mitra
tataran gramatikal berada diatas tutur
3. Deferensial : fungsi bahasa yang bertumpu pada konteks
kalimat. Dalam batasan wacana
4. Fatik : fungsi bahasa yang bertumpu pada kontak
terdapat frase yang berbunyi
5. Puitik : fungsi bahasa yang bertumpu pada amat atau pesan
“satuan bahasa yang terlengkap
6. Metalingual : fungsi bahasa yang bertumpu pada kode
dan tertinggi di atas kalimat
atau klausa”. Dalam batasan
Sosiolinguistik
wacana pada satuan-satuan
bahasa di jumpai frase “dengan Konsep wacana pada sudut pandang sosiolinguistik yakni tidak
koherensi dan kohesi tinggi”. melihat pada strukturnya melainkan langung melihat pada
konteksnya.
Jenis-Jenis Wacana
(Tarigan, 2009:48) Wacana dapat diklasifikasikan dengan berbagai
cara, tergantung dari sudut pandangan kita, antara lain:
1. Berdasarkan tertulis atau tidaknya wacana
2. Berdasarkan langsung atau tidaknya pengungkapan wacana
3. Berdasarkan cara penuturan wacana
Syarat-syarat 2 . K O H E S I D A N K O H E R E N SI
2. Koteks
.
Dalam Kamus Linguistik (2011:137), koteks diartikan sebagai kalimat atau unsur-
unsur yang mendahului atau mengikuti sebuah unsur lain dalam wacana.
3. Konteks
Kridalaksana (2011:134) mengartikan konteks adalah aspek-aspek lingkungan fisik
.
atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, pengetahuan yang sama-sama
memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud
pembicara.
Contoh Konteks:
Dalam program acara Mata Najwa espisode ini mengusung tema “Babak Final Pilkada
Jakarta”. Topik ini merupakan tema episode yang diangkat berkaitan dengan gemuruh
suasana politik pemilihan kepala daerah Jakarta. Secara umum dari tujuh segmen yang
ditayangkan, bermuara pada detik-detik final atau akhir perebutan kursi gubernur DKI
Jakarta.
“Bertarung secara ide dan program. Adu gagasan dan pikiran, bukan adu sorak
dan teriak. Apa prioritas utama program yang Anda bawa dan memiliki daya
tambah dalam pilkada ini?
(S1: NS :2017)