Anda di halaman 1dari 19

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL RUMAH BERATAP

BUGENVIL DAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA

PROPOSAL SKRIPSI

DI SUSUN OELEH :

RISTI SANTI

1610301039

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TIDAR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
makhluk lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, seseorang saat berinteraksi pasti
berkomunikasi dengan orang lain untuk menyatakan perasaan, keinginan, pikiran
bahkan memberikan tanggapan atas pembicaraan. Berkomunikasi tersebut diperlukan
suatu alat agar tercapai suatu alat agar tercapai suatu komunikasi. Alat untuk
mencapai tujuan komunikasi yang dapat memahami maksud pembicaraan seseorang
adalah bahasa.

Bahasa merupakan alat komunikasi yang sempurna dibandingkan dengan alat


komunikasi lainnya. Adanya bahasa, manusia dapat saling menyampaikan informasi
berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Bahasa
yang dihasilkan manusia berupa tuturan-tuturan. Oleh sebab itu, dalam setiap proses
komunikasi terjadi peristiwa tutur dan tindak tutur yang mempunyai fungsi dalam
situasi tutur. Yule (2006, p. 82) mendefinisikan tindak tutur sebagai tindakan-
tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Tujuan tuturan dalam komunikasi
merupakan upaya mencapai suatu hasil yang dikehendaki oleh penutur kepada mitra
tutur. Tuturan tidak hanya ada dalam komunikasi lisan, tetapi juga terdapat di dalam
komunikasi secara tulis, seperti yang terdapat dalam novel. Di dalam novel terdapat
pertuturan dan tindak tutur yang dihubungkan dalam percakapan antar tokoh yang
dapat dianalisi dengan pragmatik.

Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang penggunaan bahasa.


Pragmatik merupakan studi tentang makna yang disampaikan oleh penutur atau
penulis dan ditafsirkan oleh pendengar atau pembaca (Yule, 2006, p. 3). Pragmatik
juga mengkaji maksud ujaran dengan satuan analissinya berupa tindak tutur (speech
act), misalanya dalam berkomunikasi, satu maksud atau satu fungsi dapat
diungkapkan dengan berbagai bentuk dan struktur (Putrayasa, 2014, p. 3). Pragmatik
dianalisis menggunakan kajian tuturan untuk mengungkapkan maksud dari sebuah
tuturan. Analisis tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan konteks tuturan yaitu
latar belakang pengetahuan yang harus dipahami oleh penutur dan mitra tutur. Austin
(dalam Chaer dan Agustina, 2014, p. 53) menyatakan bahwa tindak tutur dibagi atas
tiga peristiwa tindakan yang berlangsung sekaligus, yaitu (1) tindak tutur ilokusi, (2)
tindak tutur ilokusi, dan (3) tindak tutur perlokusi. Dalam penelitian ini, akan dilihat
dari segi tindak tutur ilokusi. Yule (2006, p. 92) mengklasifikasikan secara umum
mencantumkan lima jenis funsi umum yang ditunjukkan oleh tindak tutur ilokusi
yakni deklarasi, representative, ekspresif, direktif, dan komisisf. Tindak tutur yang
kaji oleh peneliti salah satunya adalah tindak tutur ekspresif. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti akan mengkaji tindak tutur ekspresif dalam sebuah karya sastra
yaitu novel.

Novel Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica sudah ada yang
mengkaji dari berbagai pendekatan dalam bentuk skripsi dan jurnal. Tetapi dalam
kajian pragmatik terutama tindak tutur belum ada yang mengkajinya. Penelitian ini
memiliki manfaat antara penutur dan mitra tutur, seperti komunikasi lancar, mitra
tutur mengerti yang dimaksud penutur, dll (Wijana, 1996. P). Pada novel Rumah
Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica, dijadikan sebagi bahan penelitian oleh peneliti
dilandasi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu tindak tutur ekspresif yang
digunakan dalam novel yang sangat sederhana dan unik. Tindak tutur ekspresif yang
unik dan sederhana membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
penggunaan tindak tutur ekspresif. Selain novel yang sudah menjadi daya tarik
tersendiri, ternyata isi novel yang berupa jenis tuturan pada dialog antar tokoh
berkaitan dengan penelitian yang akan peneliti kaji yaitu tindak tutur ekspresif,
meskipun pragmatik dalam tindak tutur ekspresif tidak ada dalam silabus tetapi
masuk dalam materi guna melatih ketrampilan berbicara peserta didik khususnya
dalam materi drama.

Tindak tutur ekspresif tidak hanya ditemukan dalam novel saja, tetapi
mempunyai manfaat dalam dunia pendidikan. Penelitian ini dapat diimplementasikan
ke dalam bentuk pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA khususnya pada materi
memerankan tokoh dalam sebuah pementasan drama. Materi drama tersebut ada pada
KD 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama
yang dibaca atau ditonton dan 4.18 Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama
yang dibaca atau ditonton secara lisan. Tindak tutur ekspresif dapat diajarkan kepada
peserta didik sebagai bahan ajar dalam memerankan tokoh drama, misalnya ekspresif
sedih, jengkel, marah, heran, senang, meminta maaf dan sebagainya. Guru dapat
mengajarkan bagaimana cara mengekspresikan tuturan tersebut dalam drama.
Misalnya tuturan senang, guru dapat menggambarkan kepada siswa tuturan senang
dan ekspresi senang kepada siswa yaitu dengan menggambarkan mimik muka
tersenyum gembira atau dengan tuturan ekspresif berupa kata “hore aku senang
sekali”.
1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah-masalah


yang dapat diidentifikasi sebagai bahan penelitian, yaitu (1) penggunaan jenis-jenis
tindak tutur deklarasi, representative, ekspresif, direktif, dan komisif dalam dialog
antar tokoh dalam novel Rumah Beratap Bugenvil (2) konflik dan perkembangan
karakter tokoh dalam novel novel Rumah Beratap Bugenvil, dan (3) setting dan
penokohan tokoh utama dalam novel Rumah Beratap Bugenvil.

1.3.Batasan Masalah

Masalah-masalah yang telah ada perlu dibatasi supaya penelitian lebih


terfokus. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penelitian ini
dibatasi pada bentuk dan fungsi tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel
Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumuskan


permasalahan sebagai berikut.

1. Apa saja bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel “Rumah Beratap
Bugenvil” karya Agnes Jessica?
2. Bagaimana implementasi bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel “Rumah
Beratap Bugenvil” karya Agnes Jessica pada pembelajaran drama di SMA?
1.5.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel “Rumah Beratap


Bugenvil” karya Agnes Jessica.
2. Mengimplentasikan bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel “Rumah
Beratap Bugenvil” karya Agnes Jessica pada pembelajaran drama di SMA.
1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian secara optimal dan
memberikan manfaat. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini
yaitu
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khasanah pengembangan
pengetahuan keterampilan berekspresi, pengalaman pribadi serta memberikan
alternatif dalam pemilihan teknik pembelajaran. Manfaat dari penelitian ini
adalah peserta didik diharapkan mampu mengembangkan teori pembelajaran
memerankan drama dengan berekspresi yang baik.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru dan penulis.
a. Bagi siswa
Manfaat bagi siswa adalah meningkatkan keterampilan memerankan tokoh
drama, menciptakan suasana belajar siswa yang menyenangkan karena model
yang dihadirkan mampu memberi inspirasi bagi siswa, sehingga siswa dapat
termotivasi dan lebih menemukan dan mengembangkan ide dalam
memerankan tokoh dalam pementasan drama.
b. Bagi guru
Manfaat bagi guru adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi
alternatif dikelas untuk diajarkan kepada peserta didik tentang pembelajaran
drama.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1.Kajian Pustaka
Kajian pustaka memuat hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Dengan kajian pustaka, kita dapat
mengetahui sejauh mana keaslian hasil dari penelitian yang kita lakukan.
Kajian pustaka ini bertujuan untuk membendaharakan pemahaman pustaka
dalam rangka memperkaya pemikiran penelitian.
Novel Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica yang banyak
mengandung tindak tutur ekspresif menjadi menarik untuk dijadikan objek
penelitian.
Pada subbab ini dikemukakan artikel dalam jurnal yang dilakukan oleh
penelitian lain yang meneliti mengenai tindak tutur ekspresif antara lain Sari
(2013), Oktavianti dkk (2015), Nofrita (2016), Firdaus (2017), Irma (2017),
Murti dkk (2018).
Sari (2013) dari Fakultas Ilmu Budaya menulis artikel dalam Jurnal
Cendekia (Vol. 1, No. 2) yang berjudul Tindak Tutur Dan Fungsi Tuturan
Ekspresif Dalam Acara Galau Nite Di Metro Tv: Suatu Kajian Pragmatik
bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penggunaan tindak tutur yang
disampaikan penutur kepada lawan tutur dalam acara Galau Nite di Metro TV
berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan tuturan ekspresif yang
berfungsi untuk mengucapkan selamat, terima kasih, mengkritik, mengeluh,
menyalahkan, memuji, meminta maaf, serta menyindir. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Masalah
pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Pertama,
bagaimanakah jenis-jenis tindak tutur yang terdapat pada acara Galau Nite di
Metro TV? Kedua, bagaimanakah bentuk-bentuk dan fungsi tuturan ekspresif
yang terdapat pada acara Galau Nite di Metro TV? Kemudian, tujuan dari
penelitian ini adalah mendeskripsikan jenis-jenis tindak tutur dan fungsi
tuturan ekspresif yang terdapat pada acara Galau Nite di Metro TV. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak,
rekam dan catat. Hasil dari penelitian ini adalah data berupa jenis-jenis tindak
tutur yang terdapat dalam acara Galau Nite di Metro TV. Dari data ujaran
tersebut, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan jenis-jenis tindak tutur dan
fungsinya. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
pada acara Galau Nite di Metro TV terdapat jenis-jenis tindak tutur lokusi,
ilokusi, perlokusi dan fungsi tuturan ekspresifnya yang terdiri dari tuturan
ekspresif mengucapkan selamat, terima kasih, mengkritik, mengeluh,
menyalahkan, memuji, meminta maaf, serta menyindir. Persamaan dalam
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan metode deskripstif kualitatif
dan fungsi tuturan ekspresif yang berupa mengucapkan selamat, terima kasih,
megkritik, mengeluh, memuji, meminta maaf, serta menyindir. Perbedaan
dalam penelitian ini adalah fungsi tindak tutur ekspresif yang dilakukan Sari
(2013) terdapat ekspresif menyalahkan dan data yang dilakukan juga berbeda.
Oktavianti (2015) dari Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) PGRI Sumatera Barat menulis artikel dalam Jurnal Cendekia yang
berjudul Tindak Tutur Ekspresif Dalam Novel Burung Terbang Di Kelam
Malam Karya Arafat Nur (Kajian Pragmatik) menggunakan metode kualitatif
deskriptif. Data penelitian ini adalah bentuk tindak tutur ekspresif dan strategi
bertutur dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam karya Arafat Nur.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut, Pertama, terdapat tujuh
bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam
karya Arafat Nur, yaitu, (1) tindak tutur mengucapkan terima kasih, (2) tindak
tutur mengucapkan selamat, (3) tindak tutur memohon maaf, (4) tindak tutur
memuji, (5) tindak tutur menyalahkan, (6) tindak tutur mencaci, dan (7) tindak
tutur mengkritik, tindak tutur ekspresif yang paling banyak digunakan adalah
tindak tutur ekspresif memuji. Kedua, strategi bertutur dalam merealisasikan
tuturan ekspresif dalam novel Burung Terbang di Kelam Malam karya Arafat
Nur ada empat macam, yaitu (1) strategi bertutur terus terang tanpa basa-basi,
(2) strategi bertutur dengan basa-basi kesantunan positif, (3) strategi bertutur
dengan basa-basi kesantunan negatif, dan (4) strategi bertutur samar-samar.
Jenis strategi bertutur yang lebih banyak digunakan dalam novel Burung
Terbang di Kelam Malam karya Arafat Nur adalah strategi bertutur dengan
basa-basi kesantunan positif. Persamaan dalam penelitian Oktavianti (2015)
adalah bentuk tindak tutur ekspresif yang digunakan sama dan sumber data
yang digunakan adalah novel. Perbedaan yang terdapat dalam penelitian
Oktavianti (2015) dengan peneliti yakni strategi yang digunakan dalam
mengkaji permasalahan dalam tindak tutur ekspresif.
Nofrita (2016) dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia STKIP Rokania menulis artikel dalam Jurnal Cendekia (Vol. I (No.
1/2016) 51 - 60 | 53) yang berjudul Tindak Tutur Ekspresif Mengkritik Dan
Memuji Dalam Novel Padang Bulan Dan Cinta Di Dalam Gelas Karya
Andrea Hirata menggunakan metode deskriptif kualitatif. peneliti mengkaji
pragmatik dengan data tekstual yang terdapat dalam novel Padang Bulan dan
Cinta di Dalam Gelas. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan
jenis tindak tutur ekspresif, (2) mendeskripsikan strategi bertutur yang
digunakan dalam tindak tutur ekspresif, (3) mendeskripsikan konteks situasi
yang mempengaruhi penggunaan strategi bertutur dalam tindak tutur
ekspresif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tindak tutur yang paling
dominan digunakan adalah mengkritik dan memuji. Persamaan dalam
penelitian Nofrita (2016) adalah meneliti mengenai tindak tutur ekspresif dan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Perbedaan dalam penelitian Nofrita
(2016) adalah Jurnal yang dilakukan oleh Nofrita (2016) hanya meneliti
mengenai fungsi tindak tutur ekspresif tentang mengkritik dan memuji saja.
Firdaus (2017) menulis artikel dalam jurnal Vol. / 10 / No. 02 yang
berjudul Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti
Karya Partini B dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kutipan-
kutipan novel Emas Sumawur Ing Baluarti karya Partini B. Dalam
pengumpulan data digunakan teknik pustaka, teknik simak dan catat.
Instrumen yang digunakan adalah penulis sebagai sumber instrumen dibantu
dengan alat tulis, buku dan kartu pencatat data. Dalam analisis data digunakan
teknik analisis isi. Penyajian hasil analisis digunakan teknik informal. Dari
hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) hasil analisis terdapat 7 tindak tutur
ekspresif, sebagai berikut: tindak tutur ekspresif memuji terdapat 11 data,
tindak tutur ekspresif berterima kasih terdapat 12 data, tindak tutur ekspresif
mengkritik terdapat 12 data, tindak tutur ekspresif mengeluh terdapat 10 data,
tindak tutur ekspresif menyalahkan terdapat 10 data, tindak tutur ekspresif
mengucapkan selamat terdapat 6 data, dan tindak tutur ekspresif menyanjung
terdapat 10 data; (2) dari 7 jenis tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam
novel Emas Sumawur ing Baluarti karya Partini B, mempunyai fungsi sendiri-
sendiri, yaitu untuk menyatakan sesuatu yang dirasakan penutur. Tuturan
tersebut meliputi: tindak tutur ekspresif memuji, mengucapkan terima kasih,
mengkritik, mengeluh, menyalahkan, mengucapkan selamat, dan menyanjung
yang semuanya itu mempunyai tujuan untuk menyatakan sesuatu yang
dirasakan penutur. Persamaan pada penelitian Firdaus (2017) dengan peneliti
adalah metode yang digunakan dan fungsi tindak tutur ekspresif berupa
ekspresif memuji, mengucapkan terima kasih, mengkritik, mengeluh, dan
mengucapkan selamat. Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti dengan
penelitian milik Firdaus (2017) adalah data pada fungsi tindak tutur ekspresif
berbeda yang berupa tuturan menyalahkan dan menyanjung.
Irma (2017) menulis artikel dalam Jurnal Cendekia SAP Vol. 1 No. 3
yang berjudul Tindak Tutur Dan Fungsi Tuturan Ekspresif Dalam
Acararumah Perubahan Rhenald Kasali dari Jurusan Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, Universitas Peradaban menggunakan metode deskriptif
kualitatif dengan teknik simak, rekam, dan catat. Penelitian yang dilakukan
oleh Irma bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan tindak tutur yang
digunakan penutur kepada lawan tutur dalam acara Rumah Perubahan
Rhenald Kasali berupa tindak tutur lokusi, ilokusi, perlokusi, dan tuturan
ekspresif yang berfungsi untuk mengucapkan selamat, ucapan terima kasih,
mengkritik, mengeluh, heran, memuji, serta meminta maaf. Hasil penelitian
ditemukan adalah 10 tuturan dan tindak tutur ekspresif ditemukan 11 tuturan.
Tuturan tersebut terdiri dari 3 tuturan lokusi, 2 tuturan ilokusi, 5 tuturan
perlokusi, 2 tuturan ekspresif ucapan selamat, 2 tuturan ekspresif ucapan
terima kasih, 1 tuturan ekspresif mengkritik, 1 tuturan ekspresif mengeluh, 2
tuturan ekspresif heran, 2 tuturan ekspresif memuji, dan 1 tuturan ekspresif
meminta maaf. Persamaan penelitian milik Irma (2017) dengan peneliti adalah
fungsi atau bentuk ekspresif sama yang berupa mengucapkan selamat, ucapan
terima kasih, mengkritik, mengeluh, dan memuji. Perbedaan pada penelitian
Irma (2017) adalah metode yang digunakan oleh Irma menggunakan rekam.
Murti, Muslihah, & Sari (2018) menulis artikel dalam jurnal Vol. 1,
No. 1, yang berjudul Tindak Tutur Ekspresif Dalam Film Kehormatan Di
Balik Kerudung Sutradara Tya Subiakto Satrio dari STKIP PGRI
Lubuklinggau menggunakan metode deskriptif kualitatif. Tujuan penelitian ini
untuk mendeskripsikan tindak tutur ekspresif dalam film Kehormatan di Balik
Kerudung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik
dokumentasi. Teknik analisis data berupa tahap deskripsi, klasifikasi, analisis,
interpretasi data, evaluasi, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tindak tutur ekspresif dalam film Kehormatan di Balik Kerudung
terdiri atas tindak tutur ekspresif berupa: a) memuji dalam konteks: memuji
kecantikan dan ketampanan yang dimiliki petutur, dan terkesan dengan pakain
dan wewangian yang petutur kenakan; b) mengucapkan terima kasih dengan
ciri: mengucapkan terima kasih karena perbuatan baik yang sudah dilakukan
petutur, mengucapkan terima kasih atas kenikmatan yang Allah berikan, dan
mengucapkan terima kasih karena merasa merepotkan; c) mengucapkan maaf
dengan ciri: karena telah mengecewakan petutur, karena tidak menepati janji,
mengucapkan maaf atas perlakuan kasar dan tidak menyenangkan, serta
berbuat kesalahan; d) kebahagiaan dengan ciri: situasi yang membuat nyaman,
bersyukur atas apa yang dimiliki, tersenyum indah, saling menyukai, dan
orang tua yang dikaruniai anak; serta e) mengeluh dalam konteks: perasaan
sedih karena ditinggal menikah, perasaan sakit karena dilarang menikah, dan
dikecewakan, diberi cobaan atau halangan dan rintangan. Dengan demikian,
tindak tutur ekspresif dalam film Kehormatan di Balik Kerudung terdiri atas
tindak tutur ekspresif dalam bentuk memuji, ucapan terima kasih, ucapan
permohonan maaf, kebahagiaan, dan tindakan mengeluh. Persamaan dalam
penelitian Murti dkk (2018) dengan peneliti yaitu pada bentuk tindak tutur
ekspresif. Perbedaan dalam penelitian Murti, Muslihah, & Sari (2018) dengan
peneliti adalah pada teknik pengumpulan data, Murti dkk (2018)
menggunakan teknik dokumentasi.

2.2. Landasan Teori

Landasan terori merupakan teori-teori yang berkaitan dan digunakan sebagai


dasar oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Menganalisis novel Rumah
Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica menggunakan teori pragmatik. Pragmatik
merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna dan konteks. Peneliti
menggunakan beberapa teori yaitu : (a) pragmatik (b) tindak tutur (c) tindak tutur
ekspresif (d) jenis tindak tutur (e) pembelajaran drama di SMA. berikut lebih
lanjut tentang penjelasan teori-teori tersebut.

2.2.1. Pragmatik

Pragmatik adalah studi tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan


pemakai bentuk-bentuk itu (Yule, 2006, p. 5). Menurut Wijana (1996, p. 2)
pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang menelaah satuan lingual yang
mempelajari makna secara internal. Sedangkan menurut Leech (dalam Wijana,
1996, p. 3) pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji penggunaan
bahasa yang terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik.

2.2.1.1. Jenis-jenis Tindak Tutur

Austin (dalam Chaer dan Agustina, 2014, p. 53) menyatakan bahwa tindak tutur
dibagi atas tiga peristiwa tindakan, yaitu :
2.2.1.1.1. Tindak Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam
arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat
dipahami (Chaer dan Agustin, 2014, p. 53). Sedangkan menurut Yule (2006, p. 83)
tindak lokusi merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan satu ungkapan
linguistik yang bermakna. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
dalam bentuk lokusi ini tidak dipermasalahkan fungsi tuturannya karena makna
yang dimaksudkan adalah makna yang terdapat pada kalimat yang diujarkan.

2.2.1.1.2. Tindak Ilokusi


Tindak tutur ilokusi merupakan tindak tutur yang biasanya
diidentifikasikan dengan kalimat perfrmatif yang eksplisit. Tindak tutur ilokusi ini
biasanya berkenaan dengan pemberian izin, mengucapkan terimakasih, menyuruh,
menawarkan dan menjanjikan. Tindak tutur ilokusi berkaitan dengan makna
(Chaer dan Agustin, 2014, p. 53). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tindak tutur ilokusi merupakan tuturan yang dipahami maknanya secara berbeda
oleh mitra tutur dalam menangkap maksud yang disampaikan oleh penutur.
Tindakan ilokusi tidak hanya dilakukan untuk memberikan suatu informasi tetapi
juga untuk melakukan sesuatu.
2.2.1.1.3. Tindak Perlokusi

Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan


adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku non linguistik
dari orang lain itu (Chaer dan Agustin, 2014, p. 53). Sebuah tuturan yang
diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya pengaruh (perlocutionary
force) atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat
secara sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya
dimaksudkan untuk mempengaruhi lawat tutur disebut dengan perlokusi (Wijana,
1996, p. 19-20). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

2.2.1.2. Tindak Tutur


Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan
keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa si penutur dalam
menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti
tindakan dalam tuturannya. Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala
yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi (Chaer dan Agustina,
2014, p. 50). Dengan demikian dapat dipahami bahwa tindak tutur yang digunakan
oleh seseorang sangat ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor bahasa,
situasi, mitra tutur dan struktur bahasa yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas,
maka dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan kegiatan yang berupa
interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia untuk menyampaikan makna berupa
informasi dan tujuan penggunaan bahasa guna menghadapi situasi tertentu.
Banyak macam jenis tindak tutur baik yang dikatakan secara lisan maupun tulis,
salah satunya tindak tutur ilokusi ekspresif.
2.2.1.2.1. Tindak Tutur Ekspresif
Penelitian ini akan membahas mengenai tindak tutur ekspresif sehingga
kajian teori yang menjadi acuan adalah menegnai seluk beluk tindak tutur
ekspresif. Ekspresif merupakan jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang
dirasakan oeh penutur (Yule, 2006, p.93). Menurut Searle (dalam Putrayasa, 2014,
p. 90) espresif ialah mengungkapkan atau mengutarakan sikap psikologis penutur
terhadap keadaan yang tersirat dalam ilokusi, misalnya mengucapkan terimakasih,
mengucapkan selamat, memberi maaf, memuji, mengucapkan belasungkawa,
mengeluh dan sebagainya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tindak
tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar
tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentanghal yang disebutkan dalam tuturan
itu. Dapat disimpulkan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang
dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentanghal
yang disebutkan dalam tuturan itu.
2.2.2. Pembelajaran Drama di SMA
Dunia pendidikan tidak terlepas dari adanya kegiatan belajar dan mengajar
baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang dilakukan oleh guru dan peserta
didik. Pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan non formal.
Kurikulum yang berlaku saat ini adalah kurikulum 2013. Terdapat beberapa mata
pelajaran, salah satunya Bahasa Indonesia . di dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia banyak macam materi tentang kebahasaan, diantaranya materi drama.
Materi drama terdapat dalam KD 3.18 Mengidentifikasi alur cerita, babak demi
babak, dan konflik dalam drama yang dibaca atau ditonton dan 4.18
Mempertunjukkan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca atau ditonton secara
lisan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini mengambil Novel Rumah Beratap Bugenvil
Karya Agnes Jessica novel yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama yang
beralamat Gedung Kompas Gramedia Blok 1, Lt.5 Jl. Palmerah Barat 29-37, Jakarta
10270. Novel ini terbit pada tahun 2018 dengan ketebalan 260 halaman.

3.2.Objek Data

Objek penelitian ini tindak tutur ekspresif dalam novel Rumah Beratap Bugenvil
Karya Agnes Jessica.

3.3.Wujud Data

Wujud data pada penelitian ini adalah teks dengan penanda datanya berupa
kalimat yang menunjukkan tindak tutur ekspresif pada dialog antar tokoh dalam
novel Rumah Beratap Bugenvil Karya Agnes Jessica.

3.4.Metode dan Teknik Penyediaan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuatifikasi lainnya (Meleong, 2016, p. 6). Penelitian ini
merupakan studi pragmatik sehingga dalam menganalisis tuturan dari segi tindak
tutur ekspresif.

3.4.1. Metode Penyediaan Data

Metode yang digunakan adalah metode simak yang dikaji adalah kalimat yang
bersifat bentuk ekspresif dalam novel Rumah Beratap Bugenvil Karya Agnes Jessica.
Metode ini dalam penyediaan data dilakukan dengan cara menyimak menyangkut
penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis (Mahsun, 2012, p. 92). Setelah
menyimak penggunaan bahasa dalam novel, kemudian menandai data yang relevan
dengan penelitian.
3.4.2. Teknik Penyediaan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dasar sadap dan
teknik lanjutan catat. Teknik sadap merupakan teknik dasar dari metode simak karena
penyimakan diwujudkan dengan cara penyadapan. Upaya untuk mendapatkan data
dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang sebagai informan
(Mahsun, 2012, p. 92). Teknik sadap yang dilakukan yaitu menggunakan penyadapat
secara tertulis karena data yang diteliti berupa novel yang berjudul Rumah Berata
Bugenvil karya Agnes Jessica. Setelah menggunakan teknik sadap, penelitian
selanjutnya menggunakan teknik catat. Teknik catat merupakan teknik yang
pemerolehan data dengan mencatat beberapa bentuk yang relevan bagi penelitian
penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2012, p. 94). Adapun langkah-langkah
dalam penelitian ini menggunakan teknik, sebagai berikut.

1. Mencatat data yang telah ditandai dalam metode simak.

2. Mendata tindak tutur ekspresif dalam novel Rumah Berata Bugenvil karya
Agnes Jessica dengan memberikan kode.

Berikut agar lebih jelas alur dalam teknik penyediaan data.

Menyediakan Membaca Menandai Mencatat


Novel Rumah novel Rumah data yang data yang
Beratap Beratap berkaitan telah
Bugenvil Bugenvil dengan ditandai
Karya Agnes Karya Agnes tindak tutur sebelumnya
Jessica. Jessica secara ekspresif
teliti.

Data siap
untuk Reduksi
Pengkodean
dianalisis Data

Bagian 1. Alur Penyediaan Data


Adapun langkah-langkah yang lebih jelas sebagai berikut.

1. Menyediakan Novel Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica

Pada bagian ini, Novel Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica
disediakan guna untuk menganalisis bagian-bagian yang menunjukkanan
tindak tutur ekspresif.

2. Membaca secara menyeluruh isi novel

Langkah berikutnya, peneliti membaca obejek penelitian yaitu membaca


keseluruhan isi bacaan pada novel dan memperhatikan kata, frasa, ataupun
kalimat yang mengandung tindak tutur ekspresif.

3. Menandai data yang berkaitan dengan tindak tutur ekspresif

Data yang telah ditemukan dalam kegiatan memabaca secara keseluruhan,


kemudian ditandai menggunakan stabile agar mempermudah proses
selanjutnya.

4. Mencatat data yang telah ditandai sebelumnya

Mencatat data yang ditemukan dalam teknik simak, agar data tidak tercecer
dan menjadi satu dalam kartu data.

Tabel 1. Data Penelitian

No. Data Halaman

1. “Kalau Jelita, ibu yakin bisa. Lagi pula jelita Hal.87


jauh lebih cantik, lebih terpelajar, lebih
pandai membawa diri. Ibu sudah
mengenalnya dengan baik. Ayahmu juga
pernah melihatnya sekali waktu Ibu
mengundangnya kemari dan Ayah langsung
suka padanya. Tutur ibunya panjang lebar.”

2. “Lianka melangkah gontai keluar ruang guru. Hal.46


Sebenarnya hukuman menulis tidak terlalu
berat tapi ia jadi tidak enak pada Feriz. Gara-
gara dia, anak baru itu ketiban masalah
“Terimakasih”, kata lianka perlahan pada
cowok itu”

“Terimakasih untuk apa? Kita yang disuruh,


aku juga ikut bertanggung jawab atas
kejadian ini.”

3. “Makanya kalau dibangunin sekali, langsung Hal.7


bangun! Mama sudah bangunin kamu jam
lima, belum bangun. Bangunin lagi jam
setengah enam, masih ngoro juga!”

4. “Pasti si jabrik lagi numpang buang air besar, Hal.6


heran nggak tahu malu banget numpang BAB
di rumah orang, padahal di rumahnya sendiri
juga bisa. Lagian nggak tahu waktu pula,
masuk WC jam segini, pas orang lagi mau
berangkat sekolah”

5. “Oh ya, terakhir saya mau bilang.. Sharon Hal.74


selamat ulang tahun. Makanan mala mini
enak sekali. Ujarnya lantang”

5. Pengkodean

Pengodean dilakukan agar dapat mempermudah dalam melakukan proses


analisis data. Kode dipergunakan untuk mewakili judul novel dan halaman.

Contoh pengodean data

Judul novel

Rumah Beratap Bugenvil : RBB

Bentuk data

Mengucapkan Selamat : MS

Memberi Maaf : MM

Mengucapkan terimakasih : BT
Memuji : MJ

Mengucapkan Belasungkawa : MB

Contoh Pengodean data

Tabel 2. Pemberian Kode

No. Data Kode

1. “Kalau Jelita, ibu yakin bisa. Lagi pula RBB/MJ/Hal.87


jelita jauh lebih cantik, lebih terpelajar,
lebih pandai membawa diri. Ibu sudah
mengenalnya dengan baik. Ayahmu juga
pernah melihatnya sekali waktu Ibu
mengundangnya kemari dan Ayah langsung
suka padanya. Tutur ibunya panjang lebar.”

2. “Lianka melangkah gontai keluar ruang RBB/BT/Hal.46


guru. Sebenarnya hukuman menulis tidak
terlalu berat tapi ia jadi tidak enak pada
Feriz. Gara-gara dia, anak baru itu ketiban
masalah

“Terimakasih”, kata lianka perlahan pada


cowok itu”

“Terimakasih untuk apa? Kita yang disuruh,


aku juga ikut bertanggung jawab atas
kejadian ini.”

3. “Oh ya, terakhir saya mau bilang.. Sharon RBB/MS/Hal.74


selamat ulang tahun. Makanan mala mini
enak sekali. Ujarnya lantang”
6. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses untuk menyeleksi suatu data dengan


memfokuskan kemudian untuk disederhanakan sesuai dengan kriteria yang
akan diteliti. Reduksi data dengan cara mengumpulkan data yang akan diteliti
oleh peneliti pada sumber data yaitu Novel Rumah Beratap Bugenvil. Bekal
data direduksi guna memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian
yaitu mendeskripsikan bentuk tindak tutur ekspresif dalam novel Rumah
Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica. Selanjutnya menggolongkan ke dalam
tiap jenis-jenis tindak tutur melalui urutan singkat, mengarahkan, membuang
yang tidak perlu dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik serta
diverifikasi tentang bentuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel
Rumah Beratap Bugenvil karya Agnes Jessica. Informasi yang mengacu pada
permasalahan itu yang akan menjadi sebuah data dalam penelitian ini.

Data yang akan direduksi memberikan gambaran yang spesifik dan


mempermudah peneliti melakukan penyediaan data. Semakin lama peneliti
mengkaji, maka jumlah data akan semakin banyak dan rumit.oleh karena itu,
reduksi data perlu dilakukan agar data tidak bertumpuk dan tidak mempersulit
analisis selanjutnya.

Tabel 3. Reduksi Data Tindak Tutur Ekspresif

Bakal Data Halaman Keterangan

“Jam pertama apa sih” Tanya Hal.13 Bakal data ini bukan
Lianka merupakan data karena
tidak memiliki indikator
“Matematika.” bentuk tindak tutur
“Ada PR, nggak?” ekspresif seperti memuji,
berterimakasih,
“Ada. Lima nomor doing.” mengucapkan selamat,
mengkritik, mengeluh,
mengucapkan selamat,
menyesal, khawatir,
mengejek, marah, gembira.

“Kalau Jelita, ibu yakin bisa. Hal.87 Bakal data ini merupakan
Lagi pula jelita jauh lebih data karena memiliki
cantik, lebih terpelajar, lebih indikator memuji sesuai
pandai membawa diri. Ibu dengan tujuan penelitian
sudah mengenalnya dengan dan memuji termasuk
baik. Ayahmu juga pernah bentuk indak tutur
melihatnya sekali waktu Ibu ekspresif.
mengundangnya kemari dan
Ayah langsung suka padanya.
Tutur ibunya panjang lebar.”

7. Data siap untuk dianalisis

Data yang sudah direduksi, siap untuk dianalisis.

3.5.Analisis Data

Analisi data yang digunakan dalam penelitian iniyaitu metode padan. Menurut
(Sudaryanto, 2015, p. 15) metode padan merupakan alat penentunya di luar, terlepas
dan tidak menjadi bagian dari bahasa (language) yang bersangkutan. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik dasar Pilah Unsur
Penentu (PUP). Alat dalam teknik unsur penentu bersifat mental yang dimiliki oleh
penelitinya.daya pilah. Daya pilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya
pilah pragmatis (Sudaryanto, 2015, p.25-26). Berikut penjelasannya.

Data : “Oh ya, terakhir saya mau bilang.. Sharon selamat ulang tahun. Makanan
mala mini enak sekali. Ujarnya lantang”

Data tersebut merupakan data bentuk tindak tutur ekspresif berupa memeberi
ucapak selamat. Lianka memberikan ucapan selamat kepada temannya Sharon yang
sedang berbahagaia karena merayakan ulang tahun yang megah di sebuah hotel dan
dihadiri oleh teman-teman satu kelasnya.

Anda mungkin juga menyukai