Kami panjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua,sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas karangan karya ilmiah yang berjudul “pentingnya penerapan gaya bahsa dalam
komunikasiSehari-hari pada siswa kelas 6 SDN brumbung 1”
Secara garis besar,karangan karya ilmiah ini membahas tentang pengertian
Kesantunan,manfaat,dan seterusnya.Sikap kesantunan ini sangat penting untuk anak SDN
BRUMBUNG 1 agar mereka lebih santun dilingkungan manapun.
Karangan ilmiah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan berbagai pihak.Penulis
berharap karangan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Tak ada gading yang tak retak.Demikian pula karya ilmiah ini,yang masih jauhdari
kata kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan
demi kesempurnaan karya ilmiah.
ABSTRAK
Penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Pentingnya penerapan gaya bahasa dalam
komunikasi sehari – hari pada siswa kelas 6 SDN Brumbung 1” ini bertujuan untuk mengkaji
ulang apakah penerapan gaya bahasa yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif, efisien
serta fapat bermanfaat bagi siswa SDN Brumbung 1. Selain itu penelitian ini di lakukan oleh
siswa yang menjadi target daripada penerapan gaya bahasa tersebut sehingga penulis dapat
mengetahui tanggapan siswa mengenai penerapan gaya bahasa dan menyimpulkan dalam
sebuah karya tulis ilmiah. Selanjutnya semoga pihak penyelenggara dapat mengetahui letak
kekurangan dan segera memperbaiki program yang sudah baik ini. Semoga dengan adanya
karya tulis ilmiah ini program penerapan gaya bahasa di SDN Brumbung 1 dapat menjadi
lebih baik dan siswa atau kalangan remeja pada masa kini semakin sadar akan pentingnya
budaya membaca dan dapat ikut serta melestarikan budaya penerapan gaya bahasa sehingga
dapat memberikan manfaat bagi masa yang akan mendatang.
Kata Kunci : Gaya bahasa, Komunikasi sehari – hari
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan begitu maka dapat disimpulkan kalau gaya bahasa berfungsi sebagai alat
untuk mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Selain pengertian gaya
bahasa secara umum terdapat pula pengertian gaya bahsa menurut para ahli. Berikut ini
beberapa pengertian gaya bahasa yang dikemukakan oleh para ahli. Gaya bahasa
adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam menulis dan bertutur,
penggunaan ragam tertentu untuk mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri
bahasa sekolompok penulis sastra, cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Pengertian Gaya Bahasa oleh Ducrot dan Todorov (1972)
Gaya bahasa menurut tataran bahasa dalam Ditionnaire encyclopédique des sciences du
langage yaitu tataran bunyi grafis (contohnya aliterasi, asonasi, dan lain-lain) tataran sintaksis
(contohnya kalimat tidak langsung yang bebas, inversi, dan lain-lain), tataran semantik
(ironi, metafora dan lain-lain).
Pengertian Gaya Bahasa menurut Leech dan Short [1981]
Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentuk
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Jenis – jenis Gaya bahasa
1. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari
kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau
meminta perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit
ke-7.
2. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan
dengan kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya:
Aku tidaklah Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.
3. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau
2 (dua) pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku
merasa kesepian di kota yang ramai ini.
4. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda
ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang
berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang
menonton film tersebut.
6. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas
dilakukan oleh seorang siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
7. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan
hati. Seperti contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus
mengerjakan!
8. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat
tersebut. Seperti contohnya: Besar sekali kolamnya.
9. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan
kesangsian ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang
kau ucapkan tadi?
10. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk
penegasan didalam bahasa puisi.
6. Fungsi Regulasi
Dalam hal ini bahasa berfungsi untuk mengatur dan juga mengendalikan seseorang.
Artinya bahwa bahasa dijadikan sebagai alat pengatur dan juga pengendali tingkah laku
seseorang. Hal ini biasanya digunakan dalam komunikasi organisasi yang meibatkan
antara pimpinan dan bawahan.
Baca juga: Komunikasi Persuasif
7. Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional memiliki arti bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi
dengan orang lain. Bahwa bahasa digunakan oleh manusia sebagai alat dalam bergaul
dengan sesamanya. Dalam hal ini bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan Manusia sebagai alat komunikasi mengingat manusia yang tak bisa hidup
sendiri memerlukan interaksi untuk senantiasa berhubungan dengan orang lain.
Baca juga: Komunikasi visual
8. Fungsi Personal
Bahasa memiliki fungsi untuk menyampaikan dan menggambarkan apa yang dirasakan
atau hendak disampaikan oleh penggunanya kepada orang lain. Bahasa dalam hal ini juga
dapat memberitahu keadaan pribadi seseorang. Misalkan saja melalui bahasa yang
digunakan kita dapat mengetahui kondisi orang tersebut apakah dia sedang sedih, marah
maupun senang.
9. Fungsi Heuritik
Dalam hal ini bahasa memiliki fungsi penting sebagai alat komunikasi dalam rangka
mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebuah ilmu pengetahuan akan dapat
dipelajari apabila tertuang dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami oleh mereka yang
mempelajarinya.
10. Fungsi Imajinatif
Dalam hal ini bahasa berfungsi guna mengkomunikasikan sebuah imajinasi dalam diri
seseorang. Misalkan saja apa yang tertuang dalam sebuah novel fiksi merupakan hasil
dari imajinasi seseorang yang kemudian dibaca dan pesanya tersampaikan kepada
pembacanya sehingga terjadi sebuah arus komunikasi.
Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah
akibat dari perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia
pendidikan sampai teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia
dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai
bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia
dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa
dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari
hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gaya bahasa ialah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis pada hakikatnya adalah cara menggunakan bahasa
yang setepat-tepatnya untuk melukiskan perasaan dan pikiran penulis yang berbeda dari
corak bahasa sehari-hari dan bersifat subyektif. Majas dibagi menjadi 4 kelompok yaitu gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran, gaya bahasa penegasan dan gaya bahasa
pertentangan.
Gaya bahasa perbandingan meliputi : metafora, personifikasi, asosiasi, alegori,
simbolik, metonimia, litotes, sinekdoke (pars pro toto dan totem proparte), eufemisme,
hiperbola, parifrasis. Sedangkan gaya bahasa sindiran meliputi : ironi, sinisme,dan sarkasme.
Gaya bahasa penegasan meliputi : pleonasme, paralelisme, interupsi, retoris, koreksio,
asimdeton. Gaya bahasa pertentangan meliputi : paradoks, antitesis, dan kontradiksio
interminis.
3.2 Saran
Gaya bahasa dipakai pengarang hendak memberi bentuk terhadap apa yang ingin
disampaikan. Dengan gaya bahasa tertentu pula seorang pengarang dapat mengekalkan
pengalaman rohaninya dan penglihatan batinnya, serta dengan itu pula ia menyentuh hati
pembacanya. Karena gaya bahasa itu berasal dari dalam batin seorang pengarang maka gaya
bahasa yang digunakan oleh seorang pengarang dalam karyanya secara tidak langsung
menggambarkan sikap atau karakteristik pengarang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/35952/3/jiptummpp-gdl-muhammadha-48558-3-babii.pdf/
akses 08 April 2019
http://anugrahsetyourgoals.blogspot.com/2013/10/solusi-agar-bahasa-indonesia-yang-
baik.html/ akses 09 Mei 2019