Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

TEHNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

PENTINGNYA PENERAPAN GAYA BAHASA DALAM KOMUNIKASI


SEHARI – HARI PADA SISWA KELAS VI SDN BRUMBUNG 1
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua,sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas karangan karya ilmiah yang berjudul “pentingnya penerapan gaya bahsa dalam
komunikasiSehari-hari pada siswa kelas 6 SDN brumbung 1”
Secara garis besar,karangan karya ilmiah ini membahas tentang pengertian
Kesantunan,manfaat,dan seterusnya.Sikap kesantunan ini sangat penting untuk anak SDN
BRUMBUNG 1 agar mereka lebih santun dilingkungan manapun.

Karangan ilmiah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan berbagai pihak.Penulis
berharap karangan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Tak ada gading yang tak retak.Demikian pula karya ilmiah ini,yang masih jauhdari
kata kesempurnaan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun tetap penulis nantikan
demi kesempurnaan karya ilmiah.
ABSTRAK
Penulisan karya tulis ilmiah dengan judul “Pentingnya penerapan gaya bahasa dalam
komunikasi sehari – hari pada siswa kelas 6 SDN Brumbung 1” ini bertujuan untuk mengkaji
ulang apakah penerapan gaya bahasa yang dilaksanakan dapat berjalan dengan efektif, efisien
serta fapat bermanfaat bagi siswa SDN Brumbung 1. Selain itu penelitian ini di lakukan oleh
siswa yang menjadi target daripada penerapan gaya bahasa tersebut sehingga penulis dapat
mengetahui tanggapan siswa mengenai penerapan gaya bahasa dan menyimpulkan dalam
sebuah karya tulis ilmiah. Selanjutnya semoga pihak penyelenggara dapat mengetahui letak
kekurangan dan segera memperbaiki program yang sudah baik ini. Semoga dengan adanya
karya tulis ilmiah ini program penerapan gaya bahasa di SDN Brumbung 1 dapat menjadi
lebih baik dan siswa atau kalangan remeja pada masa kini semakin sadar akan pentingnya
budaya membaca dan dapat ikut serta melestarikan budaya penerapan gaya bahasa sehingga
dapat memberikan manfaat bagi masa yang akan mendatang.
Kata Kunci : Gaya bahasa, Komunikasi sehari – hari
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa sastra memiliki sifat antara lain: emosional, konotatif, bergaya atau berjiwa,
dan ketidaklangsungan ekspresi. Emosional berarti bahasa sastra mengandung ambiguitas
yang luas yakni penuh homonim, manasuka atau kategori tak rasional; bahasa sastra diresapi
peristiwa sejarah, kenangan dan asosiasi. Bahasa sastra konotatif, artinya bahasa sastra
mengandung banyak arti tambahan, jauh dari hanya bersifat referensial (Wellek dan Werren,
1989:22-25).
Bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa lisan
dan bahasa tulis. Kedua bahasa tersebut mempunyai hubungan yang erat satu dengan yang
lainnya. Bahasa tulis sebagai salah satu alat komunikasi banyak dimanfaatkan dalam berbagai
situasi dan tujuan yang berbeda. Situasi dan tujuan yang berbeda memungkinkan setiap
penutur atau penulis dalam bahasa tulis memilih variasi bahasa yang digunakan. Pemakaian
variasi bahasa yang digunakan oleh seseorang disebut ragam bahasa (Panuju, 2002:148).
Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting keberadaanya. Setiap manusia
tentunya membutuhkan alat komunikasi yang berupa bahasa guna sebagai interaksi dan alat
bertutur dalam kehidupan bermasyarakat. Kehadiran bahasa ditengah-tengah masyarakat
sangat berguna sebagai alat penghubung antar anggota masyarakat. Hal ini sejalan dengan
pendapat Badudu (dalam Nurbiana, 2005:8)
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai oleh anggota suatu
masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinterraksi antar sesamanya, berlandaskan
pada budaya yang mereka miliki bersama (Dardjowidjojo, 2005:16).
Sedangkan menurut Chusairi dan Damanik (2002:188), “bahasa meliputi suatu sistem
simbol yang kita gunakan untuk berkomunikasi satu sama lain. Sistem itu ditandai oleh
penciptaan yang tidak pernah berhenti dan adanya sistem atau aturan.” Vygotsky
mengemukakan, „a child is not a miniature adult and his mind not the mind of an adult on a
small scale’ (Amanda, 2012:270).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat disusun rumusan
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Apa pengertian dari Gaya bahasa ?
1.2.2 Apa saja jenis – jenis Gaya bahasa ?
1.2.3 Mengapa Gaya bahasa sangat penting di terapkan untuk siswa kelas 6 SDN
Brumbung 1 ?
1.2.4 Apa fungsi Penerapan Gaya bahasa dalam komunikasi sehari – hari pada siswa
kelas 6 SDN Brumbung 1?
1.2.5 Apa kendala Proses Penerapan Gaya bahasa pada siswa kelas 6
SDN Brumbung 1 ?
1.2.6 Bagaimana solusi untuk penerapan Gaya bahasa pada siswa kelas 6
SDN Brumbung 1 ?

1.3 Tujuan Penelitian


Sebuah penelitian pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian
tersebut. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.3.1 Mendiskripsikan pengertian dari Gaya Bahasa.
1.3.2 Mendiskripsikan jenis – jenis Gaya Bahasa.
1.3.3 Mendiskripsikan Gaya bahasa sangat penting di terapkan untuk siswa kelas 6 SDN
Brumbung 1.
1.3.4 Mendiskripsikan Proses Penerapan Gaya bahasa dalam komunikasi sehari – hari pada
siswa kelas 6 SDN Brumbung 1.
1.3.5 Mendiskripsikan kendala Proses Penerapan Gaya bahasa pada siswa kelas 6 SDN
Brumbung 1.
1.3.6 Mendiskripsikan solusi untuk penerapan Gaya bahasa pada siswa kelas 6
SDN Brumbung 1.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gaya bahasa


Gaya bahasa adalah cara pengarang menguraikan cerita yang telah dia buat. Atau definisi
gaya bahasa yaitu cara pengarang cerita mengungkapkan isi pemikirannya mmelalui bahasa-
bahasa yang khas sehingga bisa menimbulkan suatu kesan tertentu. Ruang lingkup gaya
bahasa meliputi pengguaan kalimat, pemilihan kata (pemilihan diksi), penggunaan majas,
dan penghematan kata. Secara umum pengertian gaya bahasa ialah pengaturan kata-kata dan
kalimat-kalimat oleh pengarang atau penulis dalam mengekspresikan ide, gagasan serta
pengalamannya dalam mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Gaya
bahasa berkaitan dengan suasana dan situasi dimaan gaya bahasa dapat menciptakan keadaan
perasaan hati tertentu, misalkan kesan senang, enang, baik, buruk dan lain-lain yang diterima
perasaan dan pikiran melalui penggambaran tempat , benda-benda, kondisi tertentu atau suatu
keadaan.

Dengan begitu maka dapat disimpulkan kalau gaya bahasa berfungsi sebagai alat
untuk mempengaruhi atau meyakinkan pendengar atau pembaca. Selain pengertian gaya
bahasa secara umum terdapat pula pengertian gaya bahsa menurut para ahli. Berikut ini
beberapa pengertian gaya bahasa yang dikemukakan oleh para ahli. Gaya bahasa
adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam menulis dan bertutur,
penggunaan ragam tertentu untuk mendapatkan efek-efek tertentu, keseluruhan ciri-ciri
bahasa sekolompok penulis sastra, cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam
bentuk lisan maupun tulisan.
Pengertian Gaya Bahasa oleh Ducrot dan Todorov (1972)
Gaya bahasa menurut tataran bahasa dalam Ditionnaire encyclopédique des sciences du
langage yaitu tataran bunyi grafis (contohnya aliterasi, asonasi, dan lain-lain) tataran sintaksis
(contohnya kalimat tidak langsung yang bebas, inversi, dan lain-lain), tataran semantik
(ironi, metafora dan lain-lain).
Pengertian Gaya Bahasa menurut Leech dan Short [1981]
Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentuk
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.2 Jenis – jenis Gaya bahasa
1. Hiperbola
Hiperbola yaitu gaya bahasa yang berupa suatu pernyataan yang terlalu berlebihan dari
kenyataan yang ada dengan maksud untuk memberikan kesan yang mendalam atau
meminta perhatian. Seperti contohnya: Dia berteriak sampai suaranya menembus langit
ke-7.

2. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara-cara yang berlawanan
dengan kenyataan, dengan cara mengecilkan ataupun menguranginya. Seperti contohnya:
Aku tidaklah Pintar itulah mengapa aku selalu bekerja keras.

3. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang bertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada atau
2 (dua) pengertian yang bertentangan sehingga seperti tidak masuk akal. Contohnya: Aku
merasa kesepian di kota yang ramai ini.

4. Antitesis
Antitesis yaitu gaya bahasa yang pengungkapannya berhubungan dengan situasi, benda
ataupun sifat yang keadaannya saling bertentangan dan juga memakai kata-kata yang
berlawanan arti. Seperti contohnya: Tua muda, laki-laki perempuan banyak yang
menonton film tersebut.

5. Ironi atau sindiran halus


Ironi yaitu gaya bahasa yang menyatakan hal yang bertentangan dengan maksud yang
digunakan untuk menyindir seseorang tapi dengan cara yang halus. Seperti contohnya:
Rajin sekali kau masuk sekolah, sampai keterangan tidak hadirmu banyak sekali di
absensi.

6. Sinisme
Sinisme yaitu gaya bahasa sindiran lebih kasar dari Ironi, dengan cara menyindir secara
langsung kepada orang lain. Seperti contohnya: Kelakuanmu tadi sangat tidak pantas
dilakukan oleh seorang siswa / Badanmu sangat bau sekali pasti kamu belum mandi.
7. Sarkasme
Serkasme yaitu gaya bahasa sindiran yang sangat kasar, terkadang dapat menyakitkan
hati. Seperti contohnya: Bisa kerja ga sih kamu? Yang begini juga tidak becus
mengerjakan!

8. Inversi
Inversi yaitu gaya bahasa yang kalimat predikatnya berada di depan subjek kalimat
tersebut. Seperti contohnya: Besar sekali kolamnya.

9. Retoris
Retoris yaitu gaya bahasa yang kalimat tanya tidak bertanya, yang dimana menyatakan
kesangsian ataupun bersifat mengejek. Seperti contohnya: Apa itu bukti dari janji yang
kau ucapkan tadi?

10. Paralelisme
Paralelisme yaitu gaya bahasa yang pengulangan kata-katanya digunakan untuk
penegasan didalam bahasa puisi.

2.3 Pentingnya Penerapan Gaya bahasa


Dalam kehidupan sehari-hari, kita diharuskan untuk mampu menjalin hubungan
dengan orang-orang disekitar kita. Oleh sebab itu, diperlukan kemampuan untuk
berkomunikasi dengan baik dan benar. Ada beragam alat komunikasi yang digunakan
untuk berkomunikasi. Menurut Wahyono (2013:19), apabila dilihat dari media (sarana)
yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, pemakaian bahasa dapat dibedakan ke
dalam dua macam ragam bahasa, yaitu (1) ragam bahasa lisan dan (2) ragam bahasa tulis.
Dan salah satu alat yang paling efektif untuk berkomunikasi adalah berbicara. Dengan
berbicara, orang akan lebih mudah dalam berkomunikasi dan mengutarakan
keinginannya. Menurut Rahardi (2006: 14), sosok bahasa memiliki salah satu peran dan
fungsi yang mendasar, yakni sebagai medium penyampai maksud atau tujuan, sebagai
saluran atau lorong penyampai pikiran, gagasan, ide, dan keinginan.
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak
akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
masa depan kita (Keraf, 1997 : 4).
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, keterampilan berbicara merupakan sesuatu
yang penting. Apalagi bagi seorang siswa, berbicara bukan hanya sebagai alat
komunikasi, melainkan juga sebagai alat untuk mencapai tujuan. Keterampilan berbicara
ini tidaklah mudah untuk didapatkan. Untuk mendapatkan keterampilan berbahasa yang
baik dan benar, para siswa harus belajar untuk menggunakannya setiap hari. Mereka
harus terus melatih keterampilan berbicara mereka hingga mereka tidak perlu lagi
membuka kamus untuk mengetahui benar tidaknya yang mereka ucapkan. Sebenarnya,
setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan menggunakan bahasa. Namun,
keterampilan menggunakan bahasa bukan merupakan warisan, melainkan dapat diperoleh
melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman (Sugono, 2009:14).
Akan tetapi, hal ini tidaklah didukung oleh lingkungan tempat para siswa ini belajar.
Kebanyakan siswa di Indonesia menggunakan bahasa Indonesia hanya pada waktu proses
belajar mengajar terjadi. Namun, ada juga guru yang membiarkan siswa mereka untuk
menggunakan bahasa daerah mereka sebagai bahasa komunikasi pada waktu proses
belajar mengajar terjadi, bukan bahasa Indonesia. Padahal, bahasa resmi yang digunakan
dalam proses belajar mengajar adalah bahasa Indonesia. Sikap acuh tak acuh guru inilah
yang malah akan membuat kedudukan bahasa Indonesia tergeser. Oleh karena itu, peran
pemerintah sangatlah penting dalam melestarikan bahasa Indonesia.
Pemerintah harus mulai lebih tegas dalam hal pemakaian bahasa Indonesia. Mereka
harus mampu bekerja sama dengan pihak sekolah dan masyarakat dalam upaya
pelestarian bahasa Indonesia. Paling tidak, pemerintah bekerja sama dengan para guru
untuk membuat pemakaian bahasa Indonesia ini menjadi sesuatu yang bernilai, penting,
dan wajib di mata para siswa. Sehingga para siswa menjadi lebih bersemangat dan tertarik
dalam menggunakan bahasa indonesia.
Sungguh ironis bila hal ini tidak segera diatasi. Siswa akan melupakan fungsi penting
dari bahasa Indonesia, yaitu sebagai bahasa persatuan. Untuk itu, penerapan bahasa
Indonesia sejak dini harus mulai ditanamkan pada diri siswa agar tercipta generasi masa
depan yang berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air. Karena bagaimanapun juga, bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia yang harus kita jaga dan
lestarikan agar tidak kalah dengan bahasa asing.

2.4 Fungsi Penerapa Gaya bahasa dalam komunikasi sehari-hari


1. Fungsi Informasi
Dalam komunikasi bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan informasi. Dalam
hal ini bahasa menjadi faktor yang teramat penting bagi tersampainya sebuah informasi
kepada penerimanya. Bahasa yang baik akan mempermudah sebuah informasi untuk
diterima dengan baik pula.
Baca juga: pengantar ilmu komunikasi

2. Fungsi Ekspresi Diri


Dalam komunikasi bahasa berfungsi sebagai penyalur untuk mengeluarkan apa yang kita
kehendaki. Bahasa sebagai ekspresi diri dapat diartikan bahwa bahasa merupakan alat
yang dapat menginterprestasikan segala hal baik berupa gagasan, perasaan, ide dan lain
sebagainya untuk disampaikan kepada orang lain. Fungsi bahasa sebagai ekspresi diri ini
memberikan kita kebebasa dalam menyampaikan sebuah ekspresi diri.
Baca juga: Komunikasi Massa

3. Fungsi Adaptasi dan Integrasi


Fungsi adaptasi dan integrasi ini bermakna bahwa bahasa menyatukan diri kita dalam
masyarakat. Bahasa menjadi modal bagi seorang manusia untuk beradaptasi dan
menyesuaikan diri dengan segala sesuatu yang ada pada lingkungannya. Lebih dari itu
bahasa menjadi pemersatu manusia dalam kehidupan masyarakat, bahkan bahasa menjadi
faktor pemersatu antar anggota masyarakat dalam satu negara.
Baca juga: Komunikasi Politik

4. Fungsi Kontrol Sosial


fungsi kontror sosial memiliki makna bahwa bahasa dapat digunakan untuk
mempengaruhi sikap dan juga pendapat orang lain. Dalam hal ini kemampuan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat tersebut dapat dijadikan sebagi alat guna mencapai
satu kehidupan masyarakat yang baik dan ideal. Sementara itu Hallyday (1992)
mengemukanan tujuh fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yakni :
5. Fungsi Instrumental
Dalam hal ini bahasa digunakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan
bahwa bahasa dalam pemaknaanya sebagai alat komunikasi memiliki tujuan dari orang
yang menyampaikan bahasa atau informasi tersebut yakni agar lawan bicaranya
melakukan apa yang ia kehendaki.
Baca juga: Komunikasi Organisasi

6. Fungsi Regulasi
Dalam hal ini bahasa berfungsi untuk mengatur dan juga mengendalikan seseorang.
Artinya bahwa bahasa dijadikan sebagai alat pengatur dan juga pengendali tingkah laku
seseorang. Hal ini biasanya digunakan dalam komunikasi organisasi yang meibatkan
antara pimpinan dan bawahan.
Baca juga: Komunikasi Persuasif

7. Fungsi Interaksional
Fungsi interaksional memiliki arti bahwa bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi
dengan orang lain. Bahwa bahasa digunakan oleh manusia sebagai alat dalam bergaul
dengan sesamanya. Dalam hal ini bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan Manusia sebagai alat komunikasi mengingat manusia yang tak bisa hidup
sendiri memerlukan interaksi untuk senantiasa berhubungan dengan orang lain.
Baca juga: Komunikasi visual

8. Fungsi Personal
Bahasa memiliki fungsi untuk menyampaikan dan menggambarkan apa yang dirasakan
atau hendak disampaikan oleh penggunanya kepada orang lain. Bahasa dalam hal ini juga
dapat memberitahu keadaan pribadi seseorang. Misalkan saja melalui bahasa yang
digunakan kita dapat mengetahui kondisi orang tersebut apakah dia sedang sedih, marah
maupun senang.

9. Fungsi Heuritik
Dalam hal ini bahasa memiliki fungsi penting sebagai alat komunikasi dalam rangka
mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sebuah ilmu pengetahuan akan dapat
dipelajari apabila tertuang dalam sebuah bahasa yang dapat dipahami oleh mereka yang
mempelajarinya.
10. Fungsi Imajinatif
Dalam hal ini bahasa berfungsi guna mengkomunikasikan sebuah imajinasi dalam diri
seseorang. Misalkan saja apa yang tertuang dalam sebuah novel fiksi merupakan hasil
dari imajinasi seseorang yang kemudian dibaca dan pesanya tersampaikan kepada
pembacanya sehingga terjadi sebuah arus komunikasi.

11. Fungsi Representasional


Artinya bahwa komunikasi memiliki fungsi untuk menggambarkan sesuatu baik benda,
perasaan, gagasan, pesan, informasi dan sebagainya. Sebagai contoh komunikasi dapat
menjelaskan bahwa gula itu memiliki rasa yang manis, komunikasi juga dapat
menjelaskan mana benda yang disebut meja dan juga mana yang disebut kursi.
Baca juga: komunikasi yang efektif

2.5 Kendala Proses Penerapan Gaya bahasa


Tentunya dalam setiap usaha pasti akan ada hambatan yang menghadang, begitu pula
dalam upaya pelestarian bahasa Indonesia. Berikut beberapa hambatan yang ada, antara lain
seperti di bawah ini :
1. Banyak guru di sekolah yang beranggapan kalau bahasa Indonesia itu tidak lazim
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Terutama bila sekolah itu terletak di daerah
terpencil.
2. Tidak adanya penilaian khusus dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Hal ini mengakibatkan siswa enggan untuk menggunakan bahasa Indonesia
dalam percakapan sehari-hari mereka. Tidak adanya penilaian dan pengawasan yang
nyata dari guru didalam maupun diluar kelas mengakibatkan sikap acuh tak acuh
dalam penggunaan bahasa Indonesia. Disini penggunaan hadiah serta penilaian yang
nyata bisa digunakan untuk menambah semangat para siswa dalam menggunakan
bahasa Indonesia.
3. Belum adanya peraturan ketat tentang penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa
sehari-hari.
4. Bahasa daerah masih menjadi bahasa yang paling digemari karena bahasa daerah
lebih mudah untuk digunakan.
5. Masuknya budaya asing yang dianggap lebih gaul dan modern.
2.6 Solusi untuk penerapan Gaya bahasa
Sebenarnya apabila kita mendalami bahasa menurut fungsinya yaitu sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara, maka bahasa Indonesia merupakan bahasa pertama dan
utama di negara Republik Indonesia. Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik
bertugas sebagai penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa
nasional, dan bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar di
daerah tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran lain.
Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa kedua.
Langkah-langkah penanggulangan :
1. Untuk menghindari pemakaian bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat pada masa
depan, perlu adanya usaha pada saat ini menanamkan dan menumbuhkembangkan
pemahaman dan kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap Bahasa Indonesia
sebagai Bahasa Nasional. Para orangtua, guru dan pemrintah sangat dituntut kinerja
mereka dalam menanamkan dan menumbuhkembangkan pemahaman dan kecintaan
anak-anak Indonesia terhadap Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemakaian
Bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa depan dapat
meningkat.
2. Perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa
Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar
dalam dunia pendidikan.
3. Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini,
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan
demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan
benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di
rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para
siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam
menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di
negara kita.
4. Menanamkan semangat persatuan dan kesatuan dalam diri generasi bangsa dan juga
masyarakat luas untuk memperkukuh Bangsa Indonesia dengan penggunaan Bahasa
Indonesia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan
yang dapat kita gunakan untuk merekatkan persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Dengan menanamkan semangat, masyarakat Indonesia akan lebih mengutamakan
Bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa gaul. Cara menanamkannya dapat
dilakukan di rumah, sekolah dan di masyarakat.
5. Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-
film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan
Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan
aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa
Indonesia seperti para idola mereka.
6. Meningkatkan pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dan di perguruan tinggi. Para
siswa dan mahasiswa dapat diberikan tugas praktik berbahasa Indonesia dalam bentuk
dialog dan monolog pada kegiatan bermain drama, dalam bentuk diskusi kelompok,
penulisan artikel dan makalah dan juga dalam bentuk penulisan sastra seperti cerita
pendek dan puisi. Dengan praktik-praktik berbahasa Indonesia, dapat
mengembangkan kreativitas berbahasa Indonesia mereka dan juga dapat
membiasakan mereka berbahasa Indonesia secar baik dan benar.
7. Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia dilakukan dengan jalur
media masssa dan jalur kepemimpinan. Pembinaan bahasa Indonesia dilakukan
melalui jalur media massa karena jangkauannya sangat luas. Kemudian, jalur
kepemimpinan dapat pula dilakukan sebagai salah satu alternatif membina sikap
positif terhadap bahasa Indonesia karena pemimpin merupakan panutan masyarakat.

Dapat kita simpulkan banyaknya kalangan remaja menggunakan bahasa gaul adakah
akibat dari perkembangan zamanyang kian mengalami kamjuan baik dari dunia
pendidikan sampai teknologi.
Gejala bahasa yang dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia
dianggap sebagai penyimpangan terhadap bahasa. Kurangnya kesadaran untuk mencintai
bahasa di negeri sendiri berdampak pada tergilasnya atau lunturnya bahasa Indonesia
dalam pemakaiannya dalam masyarakat terutama dikalangan remaja.
Apalagi dengan maraknya dunia kalangan artis menggunakan bahasa gaul di media massa
dan elektronik, membuat remaja semakin sering menirukannya di kehidupan sehari-hari
hal ini sudah menjadi wajar karena remaja suka meniru hal-hal yang baru.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Gaya bahasa ialah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Gaya bahasa yang digunakan oleh penulis pada hakikatnya adalah cara menggunakan bahasa
yang setepat-tepatnya untuk melukiskan perasaan dan pikiran penulis yang berbeda dari
corak bahasa sehari-hari dan bersifat subyektif. Majas dibagi menjadi 4 kelompok yaitu gaya
bahasa perbandingan, gaya bahasa sindiran, gaya bahasa penegasan dan gaya bahasa
pertentangan.
Gaya bahasa perbandingan meliputi : metafora, personifikasi, asosiasi, alegori,
simbolik, metonimia, litotes, sinekdoke (pars pro toto dan totem proparte), eufemisme,
hiperbola, parifrasis. Sedangkan gaya bahasa sindiran meliputi : ironi, sinisme,dan sarkasme.
Gaya bahasa penegasan meliputi : pleonasme, paralelisme, interupsi, retoris, koreksio,
asimdeton. Gaya bahasa pertentangan meliputi : paradoks, antitesis, dan kontradiksio
interminis.

3.2 Saran
Gaya bahasa dipakai pengarang hendak memberi bentuk terhadap apa yang ingin
disampaikan. Dengan gaya bahasa tertentu pula seorang pengarang dapat mengekalkan
pengalaman rohaninya dan penglihatan batinnya, serta dengan itu pula ia menyentuh hati
pembacanya. Karena gaya bahasa itu berasal dari dalam batin seorang pengarang maka gaya
bahasa yang digunakan oleh seorang pengarang dalam karyanya secara tidak langsung
menggambarkan sikap atau karakteristik pengarang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/35952/3/jiptummpp-gdl-muhammadha-48558-3-babii.pdf/
akses 08 April 2019

http://digilib.unila.ac.id/13465/2/BAB%20II.pdf/ akses 08 April 2019

http://eprints.ums.ac.id/63131/3/BAB%20I.pdf/ akses 09 April 2019

http://anugrahsetyourgoals.blogspot.com/2013/10/solusi-agar-bahasa-indonesia-yang-
baik.html/ akses 09 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai