Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

SANTUN BAHASA

KELOMPOK I
Ketua :enjel
Anggota :-sesilia jutra zamili
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.Manusia menggunakan


bahasa sebagai sarana berkomunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud pembicara
kepada pendengar.Pemakaian bahasa sebagai alat komunikasi dipengaruhi oleh faktor social dan faktor
situasional. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaianbahasa adalah status sosial, jenis
kelamin, umur, tingkat pendidikan,tingkat ekonomi dan sebagainya. Faktor situasional meliputi siapa
yang berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, di mana, mengenai halapa, dalam situasi
yang bagaimana, apa jalur yang digunakan, ragambahasa mana yang digunakan, serta tujuan
pembicara (Nababan, 1986:7).Orang yang ketika berbicara menggunakan pilihan kata, ungkapanyang
santun, struktur kalimat yang baik menandakan bahwa kepribadianorang itu memang baik.
Sebaliknya, jika ada orang yang sebenarnyakepribadiannya tidak baik, meskipun berusaha
berbahasa secara baik,benar, dan santun di hadapan orang lain, pada suatu saat tidak
mampumenutup-nutupi kepribadian buruknya sehingga muncul pilihan kata,ungkapan, atau
struktur kalimat yang tidak baik dan tidak santun. Kehidupan berbahasa dalam bermasyarakat
merupakan sutu kunci untukmemperbaiki atau meluruskan tata cara berkomunikasi. Dewasa ini,
tidaksedikit orang menggunakan bahasa secara bebas tanpa didasari olehpertimbangan-
pertimbangan moral, nilai, maupun agama. Akibatkebebasan tanpa nilai itu, lahir berbagai
pertentangan dan perselisihan dikalangan masyarakat. Kini tidak sedikit kaum remaja Indonesia
yangtampak seolah tidak mengenal etika kesantunan yang semestinya iatunjukan sebagai
hasil dari pendidikan di keluarga, sekolah danmasyarakat. Kondisi demikian menjadikan
terkikisnya karakter bangsaIndonesia yang sejatinya dikenal dengan bangsa berkarakter santun.

Dalam berbahasa, manusia perlu memperhatikan adanya kesantunanberbahasa ketika


berkomunikasi dengan manusia lainnya. Hal itubertujuan agar manusia bisa menggunakan bahasa
yang santun dan tidakmelakukan kesalahan dalam berbahasa. Sebuah tuturan dikatakan santunatau
tidak, sangat tergantung pada ukuran kesantunan masyarakat penuturbahasa yang dipakai. Tuturan
dalam bahasa Indonesia secara umum sudahdianggap santun jika penutur menggunakan kata-kata
yang santun,tuturannya tidak mengandung ejekan secara langsung, tidak memerintahsecara langsung,
serta menghormati orang lain. Oleh karena itu,kesantunan berbahasa ini perlu dikaji guna
mengetahui seberapa banyakkesalahan atau penyimpangan kesantunan berbahasa pada manusia
ketikaberkomunikasi satu sama lain.

Dalam berkomunikasi dengan orang lain, kesantunan berbahasamerupakan aspek yang


sangat penting untuk membentuk karakter dansikap seseorang. Dari penggunaan bahasa
seseorang dalam bertutur kepadaorang lain, dapat diketahui karakter dan kepribadian yang
dimilikiseseorang tersebut. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang<Kesantunan
Berbahasa=.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian santun berbahasa?

2. Bagaimana prinsip santun bahasa?

3. Bagaimana ciri-ciri santun berbahasa?

4. Apa faktor penyebab munculnya bahasa yang tidak santun?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian santun berbahasa.

2. Untuk mengetahui prinsip santun bahasa.

3. Untuk mengetahui ciri-ciri santun berbahasa.

4. Untuk mengetahui faktor penyebab munculnya bahasa yang tidak santun.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Santun Berbahasa

Pamungkas (2016: 298) mengungkapkan kesantunan berbahasa


merupakan salah satu kajian pragmatik yang membahas tentang
tingkah laku berbahasa. Tingkah laku berbahasa tersebut merupakan
kesantunan, kesopansantunan (etiket/tata cara), adat atau kebiasaan
yang berlaku dalam masyarakat.
https://repository.stkippacitan.ac.id/id/eprint/446/8/PUTRI
%20WULANDARI_BAB%202_PBSI2021.pdf
Menurut Zamzani, dkk. (2010: 2), kesantunan merupakan perilaku yang diekspresikan
dengan cara yang baik atau beretika. Kesantunan merupakan fenomena kultural, sehingga apa yang
dianggap santun oleh suatu kultur mungkin tidak demikian halnya dengan kultur yang lain.

https://jurnal.uns.ac.id/prosidingprasasti/article/download/520/482

Santun bahasa adalah tata cara dalam menyampaikan sesuatu hal yang diungkapkan secara sopan,
baik dan beretika.

Kesantunan bersifat relatif di dalam masyarakat. Ujaran tertentubiasa dikatakan santun di


dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, akantetapi di kelompok masyarakat lain bisa dikatakan
tidak santun. Tujuankesantunan termasuk kesantunan berbahasa adalah membuat
suasanaberinteraksi menyenangkan, tidak mengancam muka dan efektif. Kesantunanmencakup
intonasi. Menyatakan bahwa intonasi adalah tinggi-rendahsuara, panjang-pendek suara, keras-
lemah, jeda, dan irama yang menyertaituturan. Intonasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni
intonasi yangmenandai berakhirnya suatu kalimat atau intonasi final, dan intonasi yangberada di
tengah kalimat atau intonasi nonfinal. Intonasi berfungsi untukmemperjelas maksud tuturan. Oleh
karena itu, intonasi dapat dibedakanlagi menjadi intonasi berita, intonasi tanya, dan intonasi seruan.
Intonasiseruan itu sendiri masih dapat diperinci lagi menjadi intonasi perintah,ajakan, permintaan,
dan permohonan, Sunaryati (dalam Rahardi, 123)
Kesantunan berbahasa merupakan salah satu kajian dari ilmupragmatik. Jika seseorang
membahas mengenai kesantunan berbahasa,berarti pula membicarakan pragmatik. Kesantunan
berbahasa merupakankesadaran penutur akan martabat orang lain dalam berbahasa lisan maupuntulis.
Dalam berbahasa lisan, penutur sadar terhadap martabat mitratuturnya yang diwujudkan
dengan pemilihan kata-kata yang tidakmenyinggung perasaan atau mempermalukan mitra tutur
baik diikuti gerakair muka (mimik) dan gerakan tubuh (gesture) maupun tidak.
Dalamberbahasa tulis, penulis sadar terhadap martabat pembaca yang diwujudkan dengan
pemilihan kata-kata yang tepat yang tidakmenunjukkan kekuasaan atau menyinggung
perasaan pembaca.Kesantunan berbahasa tecermin dalam tatacara berkomunikasi lewat tandaverbal
atau tatacara berbahasa. Ketika berkomunikasi, kita tunduk padanorma-norma budaya, tidak hanya
sekedar menyampaikan ide yang kitapikirkan. Tatacara berbahasa harus sesuai dengan unsur-
unsur budayayang ada dalam masyarakat tempat hidup dan dipergunakannnya suatubahasa
dalam berkomunikasi

Struktur bahasa yang santun adalah struktur bahasa yang disusunoleh penutur atau penulis
agar tidak menyinggung perasaan pendengaratau pembaca. Bahasa yang benar adalah
bahasa yang dipakai sesuaidengan kaidah yang berlaku. Seseorang sedang berkomunikasi
dalamsituasi tidak resmi, mereka menggunakan kaidah bahasa tidak resmi.Ketika seseorang
sedang menulis karya ilmiah untuk makalah, skripsi,tesis, atau disertasi mereka menggunakan
kaidah bahasa baku. Jika penulissedang memerankan tokoh pejabat, maka bahasa yang digunakan
adalahkaidah bahasa resmi. Masih ada satu kaidah lagi yang perlu diperhatikanyaitu kesantunan.
Ketika seseorang sedang berkomunikasi, hendaknyadisampaikan baik dan benar juga santun. Kaidah
kesantunan dipakai dalamsetiap tindak bahasa. Agar pemakaian bahasa terasa semakin
santu,penutur dapat berbahasa menggunakan bentuk-bentuk tertentu yang dapatdirasa sebagai bahasa
santun, seperti:

1. Menggunakan tuturan tidak langsung biasanya terasa lebih santun jika

dibandingkan dengan tuturan yang diungkapkan secara langsung.

2. Pemakaian bahasa dengan kata-kata kias terasa lebih santun

dibandingkan dengan pemakaian bahasa dengan kata-kata lugas.

3. Ungkapan memakai gaya bahasa penghalus terasa lebih santun

dibandingkan dengan ungkapan biasa.

4. Tuturan yang dikatakan berbeda dengan yang dimaksud biasanya

tuturan lebih santun.

Anda mungkin juga menyukai