Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk memaparkan kesalahan ejaan bahasa Indonesia dalam Surat
Kabar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata ( UNIKA ) edisi 08 Juni 2020 . Penelitian
ini menggunakan Surat Kabar sebagai sumber data yang dipublikasikan dalam Jurnal ini.
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia merupakan data dalam penelitian yang terdiri atas
kesalahan pada pemakaian huruf, tanda baca, penulisan kata, serta kesalahan pada penulisan
kata serapan yang ditemukan pada Surat Kabar. Artikel ini menggunakan metode kualitatif
deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa teknik baca-catat setiap kesalahan yang
ditemukan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan sebanyak 16 kesalahan
ejaan yang terdiri atas kesalahan pemakaian huruf sebanyak 4 data, kesalahan tanda baca
sebanyak 9 data, kesalahan penulisan kata sebanyak 3 data; dan kesalahan penulisan kata
serapan tidak ditemukan. Hasil ini membuktikan bahwa surat kabar pun tidak luput dari
terjadinya kesalahan ejaan. Dengan demikian, penguasaan kaidah ejaan bahasa Indonesia
pada para penulis berita masih perlu ditingkatkan.
Abstract
This research was conducted to describe language errors in the Soegijapranata Catholic
University (UNIKA) Campus Newspaper, June 8, 2020 edition. This study uses newspapers
as a source of data published in this journal. Indonesian spelling errors are the data in the
study consisting of errors in the use of letters, punctuation, word writing, and errors in
writing loan words found in newspapers. This article uses a descriptive qualitative method
with data collection techniques in the form of a read-note technique for any errors found.
From the results of the research that has been done, it was found that there were 16 spelling
errors consisting of 4 data errors in the use of letters, 9 data punctuation errors, 3 words
writing errors; and spelling errors of loanwords were not found. This result proves that
newspapers are not free from spelling errors. Thus, the mastery of Indonesian spelling rules
for news writers still needs to be improved.
Keywords: Analysis, Indonesian spelling, Newspapers
PENDAHULUAN
Bahasa memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sehari- hari yakni
berfungsi sebagai alat komunikasi. Di dalam kehidupan sehari- hari, peran bahasa begitu
penting. Baik itu bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa dan manusia adalah dua hal yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer
yang digunakan oleh sekelompok masyarakat dalam berinteraksi sesuai dengan konvensi
(kesepakatan) masyarakatnya (Achmad dan Abdullah ; 2013) .
Di dalam kehidupan manusia yang kompleks ini, penggunaan bahasa seharusnya
mampu menjadi warna dalam berbagai bidang kegiatan manusia, salah satunya komunikasi.
Melalui bahasa, penyampaian informasi dapat menjadi lebih baik. Artinya, antar sesama
manusia dapat saling memahami dan mengerti setiap informasi yang disampaikan atau
diterima. Inilah yang kemudian kita kenal sebagai bahasa yang komunikatif.
Sebenarnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi. Kita bisa
menggunakan isyarat, sandi, lambang, ataupun kode-kode tertentu lain dalam berkomunikasi.
Akan tetapi Chaer (2006: 2) mengemukakan bahwa dalam berkomunikasi dan bekerja sama
di dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa menjadi alat yang paling utama.
Dalam penggunaannya, komunikasi dengan bahasa dapat dilakukan dalam bentuk
lisan dan tulisan. Ceramah, pidato, percakapan langsung ataupun yang dilakukan melalui
telepon, radio, bahkan televisi merupakan bentuk komunikasi lisan yang dilakukan dengan
mulut sebagai alat ucap. Sedangkan komunikasi yang dilakukan melalui media tulis seperti
surat, buku, majalah, koran, telegram, dan sebagainya, merupakan bentuk komunikasi tulis.
Bahasa tulis adalah bentuk komunikasi yang paling mampu untuk merekam segala
bentuk peristiwa dan kejadian yang dialami manusia. Untuk itu, penggunaan bahasa tulis
harus sesuai dengan ejaan dan aturan tanda baca yang berlaku. Hal ini semata-mata bertujuan
agar apa yang dimaksudkan dalam percakapan lisan akan mampu tersampaikan meski
diwujudkan dalam bentuk tulisan. Karena dalam penggunaan bahasa tulis, ada hal yang tidak
bisa dilakukan seperti yang dapat dilakukan dalam bahasa lisan. Begitu pun sebaliknya.
Surat kabar menjadi salah satu media penyampai informasi yang dalam kegiatan
menggunakan bahasa tulis. Berbagai informasi disajikan dalam surat kabar, baik informasi di
bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, maupun sosial. Sajian informasi ini terbagi atas
beberapa kolom khusus yang disebut dengan rubrik. Setiap rubrik berisi beberapa judul
informasi yang disebut artikel.
Kenyataannya sekarang banyak pemakai bahasa yang tidak menyadari bahwa bahasa
yang digunakan tidak benar atau masih terdapat kesalahan - kesalahan. Kesalahan berbahasa
Indonesia masih banyak di temukan dalam media cetak majalah, tabloid bahkan dalam koran
sekalipun. Tulisan dalam media cetak khususnya koran dibaca oleh banyak kalangan
masyarakat, Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan dalam koran hendaklah bahasa yang baik
dan benar, yang mengikuti kaidah-kaidah kebahasaan yang berlaku. Media koran yang tidak
mematuhi kaidah-kaidah kebahasaan akan berdampak buruk secara tidak langsung akan
memengaruhi bahasa seorang pembaca atau masyarakat yang kurang menguasai bahasa
karena ada kemungkinan dia meniru bahasa yang salah itu.
Surat kabar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata ( UNIKA ) merupakan media
cetak yang memuat berita yang aktual seperti iklan, tentang kampus dan sebagainya. Pada
saat seseorang membaca koran, pertama kali yang dibaca adalah isi berita tersebut. Setelah
selesai dibaca, kemudian koran akan dilipat kembali lalu diletakan di meja yang khusus
koran. Jarang sekali seseorang meneliti kebahasaannya, padahal belum tentu setiap wacana
tidak terdapat kesalahan.
Kesalahan ejaan bahasa Indonesia dalam penulisan isi berita masih sering ditemukan
dalam media koran. Hal ini tidak sejalan dengan pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia. Karena, media cetak (koran) juga berperan penting dalam pembinaan bahasa
Indonesia.
Kesalahan bahasa pada masalah ejaan mungkin sepele, namun itulah yang akhirnya
terus berulang dan menjadi kebiasaan. Padahal pedoman ejaan, kamus, dan tata bahasa bisa
saja digunakan sebagai rambu-rambu bagi seorang penulis artikel. Ketepatan dalam
penggunaan ejaan ini sebenarnya dapat dijadikan ukuran sejauh mana “pemahaman bahasa”
seseorang. Bahkan, penggunaan ejaan yang tepat juga dapat dijadikan ukuran sejauh mana
seseorang dikatakan “melek bahasa” (Putrayasa, 2007: 21). Masalah ejaan sebetulnya
bukanlah hal yang sulit. Penulis hanya perlu membiasakan menulis sesuai pedoman ejaan
yang berlaku hingga hal tersebut kemudian menjadi kebiasaan. Itulah mengapa sebaiknya
penulis memberikan perhatian yang serius terkait masalah ejaan ini. Tanpa mempelajarinya
dengan sengaja, kita tidak akan pernah menguasainya dengan baik (Badudu, 1994: 99).
Banyaknya kesalahan berbahasa yang terjadi pada media cetak khususnya koran
memotivasi penulis untuk mengadakan penelitian terhadap media koran tersebut. Peneliti
ingin melihat kesalahan penggunaan bahasanya dan selanjutnya, penulis ingin memperbaiki
setiap bentuk kesalahan tersebut. Adapun judul penelitian yaitu “Analisis Kesalahan
Berbahasa pada Surat Kabar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata ( UNIKA )”.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis ingin meneliti masalah yang telah
diuraikan di atas tersebut. Peneliti ingin mengkaji masalah kebahasaan dalam sebuah media
cetak surat kabar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata ( UNIKA ). Untuk itu, peneliti
ingin mengetahui seberapa besar kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang terdapat
dalam surat kabar Kampus Universitas Katolik Soegijapranata ( UNIKA ).
METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang ditetapkan (Sugiyono, 2014: 375). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik trianggulasi, teknik baca dan teknik catat.
Instrumen dalam penelitian ini adalah penulis sendiri atau human instrument yang
berperan sebagai penafsir dan menganalisis data pada surat kabar Kampus Universitas
Katolik Soegijapranata ( UNIKA ). Dalam penelitian ini penulis mencari, menemukan, dan
menganalisis data pada kesalahan penggunaan ejaan dan diksi. Penelitian ini menggunakan
teknik trianggulasi, teknik pustaka, teknik baca dan teknik catat yang dibantu oleh tabel kerja
yang digunakan untuk memudahkan melakukan pengelompokan data yang ada.
Berdasarkan teori oprasional terkait pembangun cerita tersebut, maka penulis dapat
membentuk sebuah instrument sebagai berikut.
Tabel Data 1
Kesalahan Pemakaian Huruf pada Artikel
Jenis
Kalimat yang Kata-kata Kesalahan
No. Paragraf Kalimat Perbaikan
Salah yang salah Pemakaian
Huruf
“Dibutuhkan 4 Korona Huruf Kapital “Dibutuhkan
ketegasan ketegasan
pemerintah dalam pemerintah dalam
penerapan disiplin penerapan disiplin
dan keterbukaan dan keterbukaan
1
dalam membuat dalam membuat
kebijakan untuk kebijakan untuk
memutus pesebaran memutus
virus Korona ini. persebaran virus
korona ini.
2 Yang saat ini 2 New normal Huruf Miring Yang saat ini
sedang ramai sedang ramai
dibicarakan sebagai dibicarakan sebagai
kenormalan baru kenormalan baru
atau new normal. atau new normal.
Secara bergantian 6 Zoom Huruf Miring Secara bergantian
para pembicara itu para pembicara itu
mengutarakan mengutarakan
3 pendapat melalui pendapat melalui
layar monitor layar monitor
menggunakan menggunakan
aplikasi zoom aplikasi zoom
Pembicara dari 10 Sucsess Huruf Miring Pembicara dari
Taiwan Dr. Shin story Taiwan Dr. Shin
4 mengutarakan mengutarakan
sucsess story yang sucsess story yang
dialami Taiwan dialami Taiwan
Keterangan:
Pemakaian Huruf
1. Huruf Abjad
2. Huruf Vokal
3. Huruf Konsonan
4. Huruf Diftong
5. Gabungan Huruf Konsonan
6. Huruf Kapital
7. Huruf Miring
8. Huruf Tebal
Tabel Data 2
Kesalahan Penulisan Huruf pada Artikel
Jenis
Kata-kata Kalimat
No. Kalimat yang Salah Paragraf Kesalahan
yang salah Perbaikan
PenulisanKata
Keempat nara 1 Nara sumber Kata Dasar Keempat
sumber dalam narasumber dalam
seminar yang seminar yang
1
diadakan Pusat Studi diadakan Pusat
Hukum Kesehatan Studi Hukum
Kesehatan
Seminar berjalan 10 Nampak Kata Dasar Seminar berjalan
dinamis dan hal itu dinamis dan hal itu
nampak dari respon tampak dari respon
peserta yang antusias peserta yang
2
untuk mengajukan antusias untuk
berbagai pertanyaan. mengajukan
berbagai
pertanyaan.
3 Keterbukaan dalam 4 Pesebaran Kata Keterbukaan dalam
membuat kebijakan Berimbuhan membuat kebijakan
untuk memutus untuk memutus
pesebaran virus penyebaran virus
korona ini. korona ini.
Catatan
Penulisan Kata
1. Kata Dasar
2. Kata Berimbuhan
3. Bentuk Ulang
4. Gabungan Kata
5. Pemenggalan Kata
6. Kata Depan
7. Partikel
8. Singkatan dan Akronim
9. Angka dan Bilangan
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya
11. Kata Sandang si dan sang
Tabel Data 3
Kesalahan Penulisan Tanda Baca pada Artikel
Jenis
Kalimat yang Kata-kata
No. Paragraf Kesalahan Kalimat Perbaikan
Salah yang salah
Tanda Baca
Prof David 5 Prof David Tanda Titik Prof. David Bamford
Bamford dari Bamford dari Fakultas Hukum
Fakultas Hukum Universitas Flinders
1
Universitas Adelaiden Australia
Flinders Adelaide Selatan
Australia Selatan,
Sheila M Trajera 5 Sheila M Tanda Titik Sheila M Trajera,
PhD dari Sekolah Trajera PhD Ph.D. dari Sekolah
Tinggi Tinggi Keperawatan
2 Keperawatan Universitas St Lam
Universitas St Salle Bacolod Filipina,
Lam Salle
Bacolod Filipina,
Sheila M Trajera 5 Sheila M Tanda koma Sheila M Trajera,
PhD dari Sekolah Trajera PhD Ph.D. dari Sekolah
Tinggi Tinggi Keperawatan
3 Keperawatan Universitas St Lam
Universitas St Salle Bacolod Filipina,
Lam Salle
Bacolod Filipina,
4 Dr Endang 5 Dr Endang Tanda Titik Dr. Endang Wahyanti
wahyanti Y SH Wahyanti Y Y, S.H., M.H. dari
MH dari Fakultas SH MH Fakultas Hukum dan
Hukum dan Komunikasi (FHK),
Komunikasi
(FHK),
Dr Endang 5 Dr Endang Tanda koma Dr. Endang Wahyanti
wahyanti Y SH Wahyanti Y Y, S.H., M.H. dari
MH dari Fakultas SH MH Fakultas Hukum dan
5
Hukum dan Komunikasi (FHK),
Komunikasi
(FHK),
Dr Shin China Li 5 Dr Shin Chia Tanda Titik Dr. Shin Chia Li dari
dari school of Li school of Hukum
Hukum Universitas Tunghai
6
Universitas Taichung Taiwan.
Tunghai
Taichung Taiwan.
Drs Hermawan 6 Drs Tanda Titik Drs. Hermawan
Pancasiwi BA Hermawan Pancasiwi, B.A., M.Si.
7
Msi Pancasiwi
BA Msi
Drs Hermawan 6 Drs Tanda koma Drs. Hermawan
Pancasiwi BA Hermawan Pancasiwi, B.A., M.Si.
8
MSi Pancasiwi
BA Msi
Dr Marcella 8 Dr Marcella Tanda Titik Dr. Marcella Elwina
Elwina Elwina Simanjuntak yang
9 Simanjuntak yang Simanjuntak membuka seminar itu.
membuka
seminar itu.
Catatan
Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
2. Tanda Koma (,)
3. Tanda Titik Koma (;)
4. Tanda Titik Dua (
5. Tanda Hubung (-)
6. Tanda Pisah (—)
7. Tanda Tanya (?)
8. Tanda Seru (!)
9. Tanda Elipsis (...)
10. Tanda Petik (“...”)
11. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
12. Tanda Kurung ((...))
13. Tanda Kurung Siku ([...])
14. Tanda Garis Miring (/)
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Tabel 4
Rekapitulasi Kesalahan Ejaan pada Artikel
1. Huruf Abjad 0
2. Huruf Vokal 0
3. Huruf Konsonan 0
4. Huruf Diftong 0
1 Pemakaian huruf 0
5. Gabungan Huruf Konsonan
0
6. Huruf Kapital 1
7. Huruf Miring 3
8. Huruf Tebal 0
1. Kata Dasar 2
2. Kata Berimbuhan 1
3. Bentuk Ulang 0
4. Gabungan Kata 0
0
5. Pemenggalan Kata
0
2 Penulisan kata 6. Kata Depan 0
7. Partikel 0
8. Singkatan dan Akronim 0
9. Angka dan Bilangan 0
10. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, -nya 0
11. Kata Sandang si dan sang
1. Tanda Titik (.) 6
2. Tanda Koma (,) 3
3. Tanda Titik Koma (;) 0
4. Tanda Titik Dua (:) 0
0
5. Tanda Hubung (-)
0
6. Tanda Pisah (—) 0
7. Tanda Tanya (?) 0
3 Tanda baca 8. Tanda Seru (!) 0
9. Tanda Elipsis (...) 0
10. Tanda Petik (“...”) 0
11. Tanda Petik Tunggal (‘...’) 0
12. Tanda Kurung ((...)) 0
13. Tanda Kurung Siku ([...]) 0
14. Tanda Garis Miring (/) 0
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
Total keseluruhan 16
1. Pemakaian Huruf
a. Huruf Kapital
1) Pada kalimat “Dibutuhkan ketegasan pemerintah dalam penerapan disiplin dan
keterbukaan dalam membuat kebijakan untuk memutus pesebaran virus Korona ini.”
Analisis
Kata Korona pada kalimat di atas seharusnya tidak menggunakan huruf kapital,
sehingga kalimat tersebut menjadi tidak sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia dan Kesalahan Berbahasa yaitu huruf kapital dipakai sebagai huruf
pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa (Rahmadi, 2015: 28). Maka perbaikan
kalimat yang sesuai dengan kaidah tersebut dapat ditulis sebagai berikut.
b. Huruf Miring
1) Pada kalimat “Yang saat ini sedang ramai dibicarakan sebagai kenormalan baru atau
new normal.”
Analisis
Kata new normal pada kalimat di atas seharusnya menggunakan huruf miring, karena
merupakan kata bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan kaidah ejaan dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Kesalahan Berbahasa, yaitu huruf
miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing (Rahmadi, 2015: 33). Perbaikan kalimat yang sesuai dengan kaidah
tersebut adalah sebagai berikut. “Yang saat ini sedang ramai dibicarakan sebagai
2) Pada kalimat “Secara bergantian para pembicara itu mengutarakan pendapat melalui
Analisis
Kata zoom pada kalimat di atas seharusnya menggunakan huruf miring, karena
merupakan kata bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan kaidah ejaan dalam buku
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Kesalahan Berbahasa, yaitu huruf
miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing (Rahmadi, 2015: 33). Perbaikan kalimat yang sesuai dengan kaidah
tersebut adalah sebagai berikut. “Secara bergantian para pembicara itu mengutarakan
3) Pada kalimat “Pembicara dari Taiwan Dr. Shin mengutarakan sucsess story yang
dialami Taiwan.”
Analisis
Kata sucsess story pada kalimat di atas seharusnya menggunakan huruf miring,
karena merupakan kata bahasa Inggris. Hal ini sesuai dengan kaidah ejaan dalam
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan Kesalahan Berbahasa, yaitu
huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing (Rahmadi, 2015: 33). Perbaikan kalimat yang sesuai dengan kaidah
tersebut adalah sebagai berikut. “Pembicara dari Taiwan Dr. Shin mengutarakan
2. Pemakaian Kata
a. Kata Dasar
1. Pada kalimat “Keempat nara sumber dalam seminar yang diadakan Pusat Studi
Hukum Kesehatan”
Analisis
Kata nara sumber merupakan bukan kata baku, karena kata nara sumber seharusnya
menjadi narasumber, menurut aturan yang berlaku di dalam PUEBI (2016: 19), Unsur
gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah. Namun, pada kata di atas, kata “nara sumber” yang bukan kata majemuk
ditulis terpisah. Seharusnya, penulisan kata “nara sumber” yang tepat adalah
“narasumber”. Hal ini juga sesuai panduan dalam KBBI, bahwa penulisan
“narasumber” digabung yang disebut kata dasar dalam PUEBI. Maka perbaikan
kalimat yang sesuai dengan kaidah tersebut adalah “Keempat narasumber dalam
2. Pada kalimat “Seminar berjalan dinamis dan hal itu nampak dari respon peserta yang
Analisis
Pada kalimat ditemukan kesalahan penulisan kata yang berdampak kata menjadi tidak
baku. Menurut KBBI kata “nampak” merupakan bentuk tidak baku dari “tampak”.
Seharusnya, penulisan kata yang tepat adalah “tampak”. Jadi, penulisan yang tepat
adalah “Seminar berjalan dinamis dan hal itu tampak dari respon peserta yang
b. Kata Berimbuhan
Analisis
Kata pesebaran pada kalimat di atas adalah kata berimbuhan pe-(n) merupakan kata
tidak baku. Hal ini terjadi karena Menurut KKBI kata “pesebar” merupakan bentuk
tidak baku dari “penyebaran”. Seharusnya, penulisan kata yang tepat adalah
“penyebaran”. Makna ini terjadi jika imbuhan pe-(n) dibubuhkan pada kata dasar
sifat (adjektiva) yang menyatakan sebab suatu perbuatan. Karena kata yang
sebenarnya adalah penyebaran, jadi penulisan yang tepat adalah “Keterbukaan dalam
Australia Selatan,”
(FHK),”
Taiwan.”
Analisis
Pada kalimat diatas terdapat kesalahan penulisan singkatan gelar akademis yang
seharusnya diikuti dengan tanda titik pada tiap unsur singkatannya. Hal ini sesuai
dengan kaidah ejaan dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Kesalahan Berbahasa, yaitu singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu (Rahmadi, 2015:
43). Perbaikan kalimat yang sesuai dengan kaidah ejaan bahasa Indonesia adalah
sebagai berikut.
Australia Selatan,”
3. “Dr. Endang Wahyanti Y, S.H., M.H. dari Fakultas Hukum dan Komunikasi
(FHK),”
Taiwan.”
5. “Drs. Hermawan Pancasiwi, B.A., M.Si.”
1. Pada kalimat
(FHK),”
Analisis
Pada kalimat diatas terdapat kesalahan penulisan singkatan gelar akademis yang
seharusnya diikuti dengan tanda koma pada tiap unsur singkatannya. Hal ini sesuai
dengan kaidah ejaan dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia dan
Kesalahan Berbahasa yaitu nama orang yang menyandang gelar dengan gelar yang
dimiliki dipisahkan menggunakan tanda koma dan apabila gelar yang dimiliki lebih
dari satu, maka harus dipisahkan menggunakan tanda koma antara gelar yang satu
dengan yang lain. Maka dari kalimat di atas untuk penulisan yang tepat adalah
2. “Dr. Endang Wahyanti Y, S.H., M.H. dari Fakultas Hukum dan Komunikasi
(FHK),”
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA