Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kesalahan Penulisan Ejaan Bahasa Indonesia dalam Surat Kabar

di Masyarakat

Penulis:

Rani Rizqiani1

Deni Serfiyan2

Adit Gustiansyah3

Rido Aksanu Amal4

Elias Tonce Wafom5

1,2,3,4,5
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

Universitas Sangga Buana YPKP

Email: rizqianirani@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan kesalahan berbahasa dari segi penulisan dan ejaan pada
surat kabar di media sosial. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskritif. Dengan menggunakan
metode penelitian simak, baca dan catat. Data dalam penelitian ini yakni unsur-unsur kesalahan berbahasa
Indonesia. Dalam hasilnya saya banyak menemukan kesalahan dalam ejaan dan penulisan dalam surat kabar di
media sosial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa masih terdapat bentuk kesalahan pada
penulisan dan ejaan berbahasa yang terjadi pada surat kabar di medsos (media sosial). Seharusnya sebagai
seorang editor pada surat kabar atau berita harus lebih teliti dalam Penulisan Bahasa Indonesia, agar
terwujudnya penggunaan bahasa yang baik dan benar.

A. PENDAHULUAN

Surat kabar adalah publikasi dan berita terbaru yang tersedia, biasanya dicetak di atas
kertas koran murah dan kontennya dibagi menjadi beberapa kolom dan di terbitkan setiap
hari secara teratur. Surat kabar memiliki empat fungsi, yaitu informasi, edukasi, hiburan dan
persuasif (Ermanto, 2005:164) namun surat kabar sendiri juga memiliki fungsi penting
sebagai sarana komunikasi. Seiring berkembangnya zaman, surat kabar tidak lagi hanya
berupa surat kabar cetak, sekarang berita sudah dapat dibaca secara online. Selain itu, surat
kabar sebagai media cetak memanfaatkan bahasa sebagai medianya. Artikel dan berita-berita
di dalamnya disampaikan melalui bahasa tulisan yang ditunjukan untuk khalayak luas.
Semakin berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, semakin berkembang pula
penggunaan bahasa (Rachman, 2016). Penggunaan unsur bahasa dalam berbagai aspek di
masyarakat, sangat memungkinkan untuk terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia.

Akan tetapi banyak surat kabar yang melakukan kesalahan penulisan. Kesalahan ejaan
yang sering kita jumpai sampai sekarang adalah penulisan. Kekeliruan dalam penulisan
bahasa disebabkan karena meliputi keterbatasan waktu dalam menulis, kurangnya
penguasaan kaidah penulisan ejaan, dan kurang ketelitian dalam menulis.

Surat kabar merupakan salah satu media yang membantu pembelajaran bahasa Indonesia
pada masyarakat. Tata penulisan bahasa Indonesia yang baik sebenarnya sangat dibutuhkan
seperti halnya pada penggunaan kaidah bahasa, penulisan tanda baca, pemilihan kata dan
lain- lain. Surat kabar yang menggunakan bahasa yang baik dan benar secara tidak langsung
telah bertindak sebagai pembina bahasa bagi generasi muda dan pembacanya. Oleh karena
itu, kita harus lebih teliti untuk menulis ejaan agar lebih mudah dipelajari dan di pahami
orang lain. Cintailah bahasa nasional kita dengan bukti yang konkret, yaitu dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin melihat secara lebih detail bagaimana kesalahan
bahasa yang terjadi pada media massa.

B. LANDASAN TEORI

Salah satu tanda kemampuan bahasa yang baik adalah sedikitnya kesalahan penggunaan
bahasa oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin & Hadi (2001) yang
menyatakan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar diuraikan dengan lengkap dengan
norma dan aturan sosial yang berlaku. Pada kondisi saat ini, kesalahan bahasa Indonesia
dapat ditemukan, baik dalam tulisan ilmiah maupun wacana lainnya berada di ruang publik.
Kesalahan penggunaan bahasa dapat kita temukan di ruang publik, seperti dalam brosur,
baliho dan sejenisnya.

Kesalahan berbahasa merupakan fakta yang melekat dalam setiap penggunaan bahasa
termasuk bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan
oleh faktor pemahaman, bakat atau kompetensi. Jika masyarakat tidak memahami sistem dari
bahasa yang dipelajari, maka akan sering dilakukan kesalahan saat menggunakan bahasa ini.
Kesalahan ini sering berulang secara konsisten dan sistematis. Dalam hal ini, kesalahan
berbahasa adalah penyimpangan yang terjadi secara sistematis, konsisten, dan
mendeskripsikan kemampuan berbahasa penggunanya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
yang menyatakan kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang terjadi secara tidak
sengaja. Kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki oleh pelaku kesalahan berbahasa karena
penyebab kesalahannya adalah ketidaktahuan pengguna (James, 2013). Batasan tersebut
menunjukkan kesalahan berbahasa berelasi dengan pemahaman atau kompetensi berbahasa
seseorang.

Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)


menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa yakni (1) Lapses, (2) Error,
dan (3) Mistake. Corder (1974) menjelaskan: Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat
penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai
dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan dengan
“slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan “slip of the
pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh penuturnya;
selanjutnya adalah Error yang merupakan kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar
kaidah atau aturan Bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur sudah
memiliki aturan (kaidah) tata Bahasa yang berbeda dari tata bahasa yang lain; yang terakhir
adalah Mistake yakni kesalahan berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam memilih kata atau
ungkapan untuk situasi tertentu. Ketiga hal tersebut dapat kita temukan dalam tataran ejaan
maupun kalimat. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas kesalahan penggunaan bahasa
indonesia yang terjadi di ruang publik dengan mempergunakan teori yang telah disebutkan
sebelumnya.

Kesalahan berbahasa biasanya ditentukan berdasarkan ukuran keberterimaan. Apakah


bahasa (ujaran atau tulisan) si pembelajar bahasa itu berterima atau tidak bagi penutur asli
atau pengajarnya. Jadi, jika pembelajar bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran
yang digunakan adalah apakah kata atau kalimat yang digunakan pembelajar benar atau salah
menurut penutur asli bahasa Indonesia.

Ada beberapa fakor yang mempengaruhi penggunaan bahasa dalam media sosial salah
satunya yaitu,faktor pergaulan. Faktor pergaulan,pergaulan remaja saat ini bisa dikatakan luas
karena banyaknya sosial media dunia maya yang menghubungkan mereka satu sama lain.

Misalnya, muncul dan berkembang bahasa Alay yang dituliskan pada status yang
kemudian akan dibaca oleh remaja lain dan akan mengikuti pemakaian bahasa Alay sehingga
semakin banyak digunakan oleh para remaja. Semakin lama bahasa ini berkembang dan
digunakan terus menerus jadi telah dianggap wajar pada kalangannya.Sebenarnya sah-sah
saja bagi remaja yang
menggunakan bahasa alay dalam media sosial, karena hal tersebut merupakan bentuk
kreatifitas yang mereka buat. Tetapi, walaupun remaja sering menggunakan bahasa gaul/alay
dalam kehidupan di media sosial,tak lupa remaja zaman sekarang harus tau menempatkan
dimana bisa menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. (pahlevi, 2022).

C. METODE

Metode yang dipergunakan dalam penelitiian ini adalah metode kualitatif. Data dalam
penelitian ini adalah unsur-unsur kebahasaan yang memuat kesalahan berbahasa Indonesia.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai kesalahan berbahasa Indonesia
yang muncul di ruang publik. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan
teknik reduksi data yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (2014) yang menyatakan
bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus- menerus sampai tuntas atau sampai data sudah jenuh. Aktivitas analisis data tersebut
terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi.

Wujud data yang dipergunakan dalam penelitian ini menggunakan kualitatif dan deskritif.
Kalimat dan gambar yang diperoleh langsung oleh peneliti melalui internet. Data dalam
penelitian ini bersumber dari tv dan surat kabar.

D. HASIL & PEMBAHASAN

1. Data 1 kesalahan penulisan bahasa Indonesia di siaran langsung Televisi.

Gambar 1 “kesalahan penulisan pada siaran langsung Televisi”


Kesalahan penulisan pada gambar tersebut tertulis “MINTA IJIN” sebenarnya kata yang
harus di tulis adalah “MINTA IZIN”. Dikutip dari buku Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Revisi (2014) yaitu, IJIN adalah kata tidak baku. IZIN artinya pernyataan mengabulkan (tidak
melarang dan sebagainya); persetujuan membolehkan meminta izin; memohon izin
sedangkan IJIN merupakan kata tidak baku dari IZIN.

2. Data 2, kesalahan berbahasa Indonesia di akun Internet.

Gambar 2 “ kesalahan penulisan di media sosial”.

Kesalahan penulisan yang terdapat pada gambar tersebut berjudul “SUMBER TEHNIK
CENTRAL” seharusnya ditulis “SUMBER TEKNIK CENTRAL” Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan kata TEHNIK yang benar adalah TEKNIK
dengan menggunakan k, artinya pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang
berkenaan dengan hasil industri (bangunan, mesin): sekolah --; ahli --; cara (kepandaian
dan sebagainya) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni;
metode atau sistem mengerjakan sesuatu;. Kata TEHNIK merupakan ejaan lama yang
sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa baku saat ini. Kata yang benar dan baku adalah
TEKNIK.

3. Data 3, kesalahan berbahasa Indonesia di Internet.


Gambar 3 “kesalahan penulisan di sosial media”.

Pada gambar di atas kesalahan tampak pada tulisan “PIJET” yang sebenarnya penulisan kata
yang benar yaitu “PIJAT”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penulisan kata
yang benar dan baku adalah PIJAT yang artinya menekan dengan jari; memencet: dia ~
tombol itu; mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar;
memijit;. Sedangkan PIJET / PIJIT Memiliki arti dapat menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya dan merupakan kata tidak baku
dari kata PIJAT

4. Data 4, kesalahan berbahasa Indonesia di Internet.

Gambar 4 “kesalahan penulisan di Internet”

Pada gambar di atas kesalahan penulisan kata “APOTIK”, penulisan kata yang benar yaitu
“APOTEK”. Penulisan yang paling tepat menurut Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “APOTEK” yang memiliki arti toko tempat meramu
dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah
obat;. Sedangkan APOTIK adalah bentuk tidak baku dari APOTEK
5. Data 5, kesalahan berbahasa Indonesia di Internet.

Gambar 5 “kesalahan penulisan di Internet”

Kesalahan berbahasa pada frasa “GUNAKAN HELM STANDART” terletak pada kata
“STANDART”. Menurut KBBI, kata yang benar adalah “STANDAR” bukan
“STANDART”. Kata “STANDAR” memiliki arti sebagai suatu ukuran atau tolak ukur
yang diteta pkan sebagai pedoman atau patokan.
Jadi, frasa yang benar adalah “GUNAKAN HELM STANDAR” yang berarti
menggunakan helm yang sesuai dengan ukuran atau kualitas yang diteta pkan
sebagai patokan atau pedoman yang telah diteta pkan.

E. KESIMPULAN

1. Surat kabar adalah media penting dalam menyampaikan informasi, edukasi, hiburan,
dan persuasif kepada masyarakat. Bahasa tulisan yang digunakan dalam tulisan yang
digunakan dalam surat kabar berperan penting dalam menyampaikan pesan kepada
khalayak luas.
2. Surat kabar tidak hanya hadir dalam bentuk cetak, tetapi juga dapat diakses secara
online melalui media sosial.
3. Kesalahan penulisan bahasa Indonesia dalam surat kabar di media sosial masih sering
terjadi. Kesalahan tersebut terutama terkait dengan ejaan dan penulisan.
4. Para editor surat kabar dan berita perlu lebih teliti dalam penulisan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
5. Kesalahan penulisan bahasa Indonesia juga dapat ditemui dalam siaran langsung
televisi dan akun internet. Contoh kesalahan meliputi penggunaan kata yang tidak baku,
penulisan yang tidak sesuai dengan aturan, dan ejaan yang salah.
DAFTAR PUSTAKA

Corder, Pit. (1974). Error Analysis. London: Oxford University Press.

E. Zaenal Arifin, Farid Hadi . (2001). 1001 Kesalahan Berbahasa. CV Akademika Presindo.

James, C. (2013). Errors in Language Learning and Use: Exploring Error and Analysis.
Routledge.

Milles, Matthew B. & Hubberman, M. A. (2014). Qualitative Data Analysis A Method


Sourcebook Third Edition. Sage Publication.

Rachman, Reza Saeful. (2016). Analisis Kebahasaan Kosakata Bahasa Indonesia Serapan
Dari Bahasa Belanda. Jurnal Techno-Socio Ekonomika, Vol 9 (2) 2016, 158-176

Anda mungkin juga menyukai