Anda di halaman 1dari 16

KESALAHAN PENULISAN PADA PAMFLET DAN

PAPAN NAMA PERTOKOAN


DI KOTA MEDAN

Warniatul Ulfah
8156191019
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Abstrak
Kajian ini bertujuan untuk menggambarkan kesalahan bahasa dalam penulisan
pamflet dan papan nama pertokoan. Sampel di ambil di wilayah medan dengan 3
sampel untuk pamflet dan 3 sampel untuk papan nama pertokoan. Tulisan ini
merupakan studi deskriptif yang difokuskan pada penggalian data-data kualitatif,
dengan harapan akan diperoleh gambaran lebih detail dan rinci terhadap objek
penelitian. Dari hasil kajian ini, secara umum dapat dikatakan bahwa kesalahan
berbahasa Indonesia pada penulisan pamflet dan papan nama pertokoan masih
sering dijumpai yang belum sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan penulisan meliputi kesalahan penulisan
tanda baca, singkatan, pemilihan kata, ejaan dan makna yang disampaikan belum
jelas. Kesalahan penulisan pada pamflet dan papan nama pertokoan diakibatkan
oleh pengaruh penggunaan bahasa sehari-hari atau tulisan yang ditulis
berdasarkan ucapan lisan masyarakat, keterbatasan pengetahuan mengenai aturan
bahasa Indonesia, serta adanya kecenderungan sekadar meniru. Selain itu,
masyarakat juga kurang menghiraukan bagaimana penggunaan bahasa dalam
tulisan yang benar, sehingga kesalahan tersebut berpotensi memicu persoalan
problematika kesalahan bahasa dalam penulisan pamflet dan papan nama
pertokoan.

Kata kunci: kesalahan bahasa, penulisan pamflet dan papan nama pertokoan

PENDAHULUAN dianggap awam atau kurang mampu


Masalah kesalahan berbahasa berbahasa, mereka yang dianggap mahir
dalam menerapkan kaidah bahasa juga sangat mungkin mengalaminya. Hal
Indonesia yang baik dan benar merupakan ini disebabkan karena ketidak berlakuan
“problem wajar” yang hampir terjadi pada hukum yang mutlak bagi pengguna bahasa
setiap pemakai bahasa. Orang bisa saja yang salah, seandainya hal tersebut
melakukan sebuah kesalahan atau diberlakukan, pasti banyak para terpidana
“terpeleset” dari kaidah walaupun yang masuk ke dalam penjara akibat salah
sebenarnya sudah berusaha menerapkan menggunakan bahasa baik secara lisan
kaidah bahasa tersebut dengan sebaik dan maupun tulisan.
sebenar mungkin. Masalah tersebut tidak Kehidupan masyarakat yang
hanya menimpa orang-orang yang majemuk menimbulkan sebuah perilaku
1
yang berbeda, sehingga menciptakan Penelitian ini dimaksudkan untuk
sebuah proses komunikasi yang beragam. menganalisis kesalahan berbahasa
Proses komunikasi inilah yang dinamakan Indonesia pada penulisan pamflet dan
tindak ujar atau tindak tutur. Tindak ujar papan nama pertokoan. Pamflet
atau tindak tutur adalah kajian tuturan merupakan salah satu dari media publisitas
berdasarkan makna atau arti tindakan yang ditujukan pada masyarakat. Pamflet
dalam tuturannya (Chaer dan Agustina, adalah tulisan yang dapat disertai dengan
2004: 65). Dalam hubungan dengan gambar atau tidak, tanpa penyampulan
kehidupan masyarakat, bahasa Indonesia maupun penjilidan, yang dicantumkan
telah terjadi pelbagai perubahan. Terutama pada selembar kertas di satu sisi atau
yang berkaitan dengan tatanan baru kedua sisinya, lalu dilipat atau dipotong
kehidupan dunia dan perkembangan ilmu setengah, sepertiga, atau bahkan
pengetahuan serta teknologi, khususnya seperempatnya, sehingga terlihat lebih
teknologi informasi yang semakin sarat kecil (dapat juga disebut selebaran). Papan
dengan tuntutan dan tantangan globalisasi. nama pertokoan adalah elemen yang harus
Kondisi itu telah menempatkan bahasa didahulukan keberadaanya sebelum
Asing terutama bahasa Inggris pada posisi perlengkapan kantor yang lain. Karena
strategis yang memungkinkan bahasa itu dengan papan nama orang lain menjadi
memasuki berbagai sendi kehidupan lebih mengetahui dimana lokasi kantor
bangsa dan mempengaruhi perkembangan kita, pada papan nama pertokoan terdapat
bahasa Indonesia. identitas, penunjuk dan adversiting. Sering
Penggunaan bahasa asing dan bahasa ditemukan kesalahan penulisan pada papan
daerah tersebut telah mempengaruhi cara nama pertokoan dan pamflet. Untuk itu,
pikir masyarakat Indonesia dalam peneliti tergerak untuk melakukan
berbahasa Indonesia resmi. Kondisi itulah penelitian atas pelbagai kesalahan
yang menyebabkan terjadinya kesalahan penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah
berbahasa Indonesia. Untuk itu, diperlukan baku bahasa Indonesia pada media luar
tata cara penggunaan bahasa Indonesia ruang tersebut. Dalam penelitian ini
yang baik dan benar. Atas dasar tersebut, diambil tiga sampel untuk pamflet dan 3
peneliti ingin memberikan pengetahuan sampel papan nama pertokoan.
tentang perkembangan Bahasa Indonesia Pada dasarnya kesalahan berbahasa
dalam fenomena pemilihan diksi yang yang terjadi di masyarakat merupakan
tepat dalam proses komunikasi, baik sebuah kebiasaan yang sudah melekat
secara lisan maupun dalam tulisan. turun-temurun hingga sulit untuk
2
dilepaskan. Selain itu, bahasa sehari-hari hanya berdasarkan fakta yang ada atau
lebih mudah dilafalkan dan kurangnya fenomena yang ada sehingga yang
wawasan masyarakat tentang bagaimana dihasilkan atau dicatat berupa perincian
bahasa Indonesia yang baik dan benar. seperti potret paparan sebagaimana adanya
Dengan demikan terjadilah penulisan- (Sudaryanto 1988:62).
penulisan yang tidak sesuai dengan kaidah a. Teknik Pengumpulan Data
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pengumpulan data penelitian ini
Berdasarkan uraian di atas, dalam menggunakan teknik observasi dan teknik
penelitian ini dapat dirumuskan catat atau rekam (Mahsun, 2005). Teknik
permasalahan sebagai berikut. ini dilakukan untuk memperoleh data
1. Bagaimanakah bentuk kesalahan secara langsung dari objek penelitian.
berbahasa Indonesia pada penulisan Pengamatan dilakukan pada pamflet dan
pamflet dan papan nama pertokoan? papan nama pertokoan yang terdapat di
2. Bagaimana hasil analisis terhadap lokasi penelitian. Data kesalahan penulisan
bentuk-bentuk kesalahan berbahasa bahasa pada media tersebut teramati
Indonesia pada penulisan pamflet dan dicatat atau direkam sebagai korpus data.
papan nama pertokoan? b. Teknik Penganalisisan Data
Penelitian ini bertujuan sebagai berikut Data yang sudah terkumpul atau data
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk teridentifikasi dicatat dalam korpus data.
kesalahan berbahasa Indonesia pada Selanjutnya, data tersebut diklasifikasikan
penulisan pamflet dan papan nama dan dianalisis berdasarkan aspek dan tipe
pertokoan kesalahan. Sesuai dengan karakteristikdata
2. Untuk megetahui hasil analisis yang ingin diperoleh, penganalisisan data
bentuk-bentuk kesalahan berbahasa penelitian ini menggunakan teknik
Indonesia pada penulisan pamflet dan kualitatif. Hal ini sesuai dengan
papan nama pertokoan. karakteristik data yang akan
dideskripsikan (Mahsun, 2005). Berkaitan
METODE PENELITIAN dengan ini, Ellis (dalam Tarigan, 2011: 68)
Penelitian ini menggunakan metode mengemukakan bahwa langkah kerja
deskriptif. Penggunaan metode tersebut analisis kesalahan berbahasa adalah
untuk memperoleh deskripsi secara faktual mengumpulkan data, mengidentifikasikan
mengenai hal-hal yang akan di teliti yang data, menjelaskan kessalahan, dan
sedang berlangsung pada masa sekarang. mengevaluasikan.
Penelitian yang dilakukan semata-mata

3
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN disampaikan, penggunaan kata hari

A. Analisis Penulisan Pada Pamflet dan jum’at, penggunaan tanda baca

Peneliti mengambil tiga sampel pamflet koma (,) dan penggunaan singkatan.

yang akan diteliti, berikut pembahasannya 3. Penulisan pada kalimat nomor 3


ditemukan beberapa kesalahan yaitu
penggunaan kata dihimbau, kunci
tambahan dan kenderaan.
4. Pada kalimat nomor 4 kesalahan yang
ditemukan yaitu pada kata kenderaan
(tidak baku) yang seharusnya menjadi
kendaraan (baku).

1. Pembahasan kesalahan nomor 1


a. Penggunaan kata Pemberitahuan
dan Disampaikan

PEMBERITAHUAN
DISAMPAIKAN KEPADA SELURUH
Gambar 1
MAHASISWA, PEGAWAI DAN DOSEN
Gambar 1 di ambil pada parkiran
UNIVERSITAS MEDAN AREA
Universitas Medan Area tanggal 29
TENTANG PARKIR KENDERAAN
Agustus 2015. Pada pamflet tersebut
RODA DUA SEBAGAI BERIKUT :
ditemukan beberapa kesalahan yang akan
Kata Pemberitahuan terdiri dari
dibahas, berikut ini pembahasannya.
awalan pem+ dan akhiran +an (pem+…..-
Kesalahan yang ditemukan pada
an) dengan dua kata dasar beri dan tahu,
pamflet di atas.
jika digabung menjadi beritahu yang
1. Kesalahan yang ditemukan pada bermakna menjadikan supaya tahu
pernyataan kalimat pembuka yaitu (mengerti). Setelah kata beritahu dibentuk
pada penggunaan kata disampaikan, dengan penghubung pem+ dan akhiran
kenderaan dan tanda baca titik dua (:). +an maka menjadi morfem terikat yaitu
2. Penulisan pada kalimat nomor 1 pemberitahuan yang bermakna
ditemukan beberapa kesalahan yaitu pengumuman, maklumat, proses, cara serta
makna kalimat yang belum jelas perbuatan memberitahukan suatu
tentang informasi apa yang informasi. Suatu informasi yang

4
diberitahukan melaui tulisan hendaknya itu, kata disampaikan sebaiknya tidak
dapat dimengerti oleh setiap pembaca. ditulis.
Penggunaan di pada kata disampaikan b. Kata Kenderaan atau Kendaraan
yang terletak pada awal kalimat tidak Penggunaan kata Kenderaan
berfungsi sebagai kata depan, melainkan merupakan bahasa yang tidak baku. Kata
awalan, karena di sebagai kata depan kenderaan umumnya digunakan
sesuai dengan fungsinya, maka di masyarakat pada bahasa lisan. Badudu
merupakan kata tersendiri yang (1986:22) menjelaskan “Gejala salah
menunjukkan tempat, tujuan dan arah, kaprah yang terjadi merupakan kesalahan
penulisannya dipisahkan dari kata yang yang menjadi umum, lumrah, biasa karena
mengikutinya. Contoh: di rumah. pemakaian bahasa yang salah itu menjadi
Sedangkan Secara umum fungsi awalan di tinggi frekuensinya, kekerapannya,
adalah pembentuk kata kerja pasif, sehingga kebanyakan pemakai bahasa
penulisannya digabungkan dengan kata tidak lagi sadar bahwa bentuk atau
yang mengikutinya. Contoh: diterbitkan. susunan yang digunakannya itu
Akhiran +kan pada kata disampaikan sebenarnya salah”. Hal tersebut jelas
bermakna benefaktif. Dalam kamus Besar terlihat dengan munculnya kata kenderaan
Bahasa Indoneisa (2007:132) benefaktif yang berulang seperti pada kalimat nomor
berarti bersangkutan dengan perbuatan 3 dan nomor 4 yang ada pada pamflet
(verba) yang dilakukan untuk orang lain. tersebut. Penulisan kata kenderaan yang
Kata disampaikan (di+sampai+kan) salah tertulis itu merupakan
merupakan bentuk pasif dari pengaplikasian bahasa lisan yang
menyampaikan yang artinya memberikan digunakan masyarakat sehari-hari atau
sesuatu pada yang dituju atau tiba pada bahasa lisan yang diubah ke dalam bentuk
yang dituju. Jika pada awal kata sudah ada tulisan. Kata tersebut sering terdengar
kata pemberitahuan yang menjadi judul, pada pelafalan yang diucapkan oleh
maka kata disampaikan tidak perlu masyarakat menjadi kendraan, secara tidak
dituliskan lagi karena makna kata langsung bunyi huruf “d” dari susunan
pemberitahuan sudah menjelaskan huruf ke-4 yang didengar menjadi [de].
perbuatan memberitahukan suatu Pengucapan kata kenderaan tersebut
informasi yang sama juga pada makna kata terbentuk secara terus menerus di kalangan
disampaikan, artinya kedua kata tersebut masyarakat, sehingga kata tersebut kurang
sama-sama memberitahukan. Oleh karena dihiraukan lagi kebenaran maknanya,
padahal kata kenderaan tidak memiliki
5
makna jika dilihat dari Kamus Besar a. Makna Kalimat Belum Jelas
Bahasa Indonesia. Dalam Kamus Besar Kalimat diatas masih keliru, karena
Bahasa Indonesia (2007:543) kendaraan tidak dijelaskan apa yang dimaksud oleh
adalah sesuatu yang digunakan untuk keterangan hari dan waktu yang tertera
dikendarai atau dinaiki (seperti kuda, pada pamflet tersebut. Seharusnya terdapat
kereta, mobil). Oleh karena itu, penulisan penjelasan mengenai aturan apa yang
yang benar adalah kendaraan. berlaku pada waktu yang disampaikan.
c. Penggunaan Tanda Baca Titik Dua Untuk memperjelas makna, pada awal
(:) kalimat ditambahkan kalimat aturan
Menurut Ejaan Yang Disempurnakan parkir belaku pada, penambahan 4 unsur
(2012:41), Tanda titik dua dipakai pada kata tersebut memberikan makna yang
akhir suatu pernyataan lengkap yang jelas mengenai keseluruhan kalimat.
diikuti rangkaian atau pemerian. Selain itu, b. Penggunaan kata Hari
sebelum tanda baca titik dua (:) tidak Menurut Kamus Umum Bahasa
dibenarkan menggunakan jarak atau spasi. Indoneisa (2003:406) Hari adalah waktu
Oleh karena itu pada akhir kata dari dari pagi sampai pagi lagi (yaitu satu
kalimat pernyataan pertama tidak diberi putaran bumi pada sumbunya, 24 jam).
jarak sebelum menggunakan tanda baca Sedangkan Senin dalam Kamus Besar
titik dua (:), Bahasa Indonesia (2007:1038) adalah
Perbaikan kalimat pembuka menjadi: nama hari ke-2 dalam jangka waktu 1
“KEPADA SELURUH MAHASISWA, minggu. Dapat disimpulkan bahwa kata
PEGAWAI DAN DOSEN Senin sudah menunjukkan keterangan hari.
UNIVERSITAS MEDAN AREA Oleh karena itu, kata Hari pada nomor 1
TENTANG PARKIR KENDARAAN tidak perlu dituliskan lagi.
RODA DUA SEBAGAI BERIKUT:”. c. Kata Jum’at atau Jumat
2. Pembahasan kesalahan pada Kata Jum’at merupakan nama hari ke-
nomor 2 6 yang ada dalam seminggu, penulisan
Penulisan kalimat pada nomor satu yaitu: kata tersebut tidak memerlukan tanda baca
HARI SENIN S/D JUM’AT, PUKUL koma („) setelah penulisan Jum.
08.00 S.D 17.00 WIB Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
HARI SABTU PUKUL 08.00 S/D 12.30 Indonesia (2007:480) kata tersebut ditulis
WIB dengan kata Jum’at. Kata Jum’at pada
pamflet tersebut ditulis berdasarkan lafal
yang sering diucapkan masyarakat, bunyi
6
pada [‘at] yang keluar dari tenggorokan Penyingkatan “S/D” tidak dibenarkan
membacakan lafal hari dalam bahasa arab penggunakan garis miring (/), karena garis
yaitu “Jumu’ati”. miring (/) berfungsi sebagai pengganti kata
d. Penggunaa Tanda Baca Koma (,) atau dan tiap. Contoh: dikirimkan lewat
Tanda baca koma (,) pada pamflet darat/laut. Oleh karena itu, penulisan yang
tersebut berfungsi untuk memisahkan benar adalah ”s.d.” (sampai dengan),
keterangan waktu pada hari dan pukul. selain itu untuk huruf “s” dan “d” tidak
Jika itu yang dimaksud, seharusnya menggunakan huruf kapital.
penulis pada pamflet tersebut konsisten Perbaikan kalimat nomor 1 menjadi:
dalam menggunakan tanda baca koma (,) ATURAN PARKIR BERLAKU PADA
karena keterangan waktu hari dan pukul SENIN S.D. JUMAT PUKUL 08.00 S.D.
terdapat pada dua bagian yaitu pada 17.00 WIB DAN SABTU PUKUL 08.00
“SENIN S/D JUMAT, PUKUL 08.00 S.D S.D. 12.30 WIB”.
17.00 WIB” dan “SABTU PUKUL 08.00
S/D 12.30 WIB”. Sehingga tanda baca 3. Pembahasan Kesalahan pada
koma (,) seharusnya dituliskan pada kedua Nomor 3
bagian tersebut, begitu juga sebaliknya Penulisan pada kalimat nomor 3 yaitu:
ketika pada keterangan waktu kedua tidak “DIHIMBAU UNTUK
menggunakan tanda baca koma (,), MENAMBAHKAN KUNCI
keterangan waktu pada bagian pertama TAMBAHAN SEBAGAI
juga tidak menggunakan tanda baca koma PENGAMANAN KENDERAAN”
(,). Peneliti menyarankan tidak perlu lagi a. Penggunaan kata Kunci Tambahan
menggunakan tanda baca koma (,) pada atau Gembok
kedua bagian keterangan waktu tersebut. Penggunaan kata kunci tambahan
e. Penggunaan Singkatan “S/D” masih keliru. Kata tersebut memiliki
Singkatan adalah bentuk singkat yang makna menggunakan kunci lebih dari satu,
terdiri atas satu huruf atau lebih. Aturan sedangkan yang dimaksud menggunakan
singkatan menurut Ejaan Yang gembok. Kunci merupakan alat yang
isempurnakan pada gabungan kata yang terbuat dari logam yang berfungsi untuk
terdiri atas dua huruf masing-masing membuka, menghidupkan atau
diikuti tanda titik, yaitu: mengancing pintu, besi, gembok,
a.n. (atas nama) kendaraan dan sebagainya dengan cara
u.b. (untuk beliau) memasukkannya ke dalam lubang yang
u.p. (untuk perhatian) ada pada induk kunci; anak kunci.
7
Penggunaan kata kunci tambahan diganti PEMBERITAHUAN
dengan kata gembok. Karena kunci KEPADA SELURUH MAHASISWA,
PEGAWAI DAN DOSEN
tambahan yang dimaksud sebagai alat
UNIVERSITAS MEDAN AREA
untuk membuka gembok yang sama TENTANG PARKIR KENDARAAN
fungsinya dengan kunci yang berfungsi RODA DUA SEBAGAI BERIKUT:
1. ATURAN PARKIR BERLAKU
untuk menghidupkan atau menjalankan PADA SENIN S.D. JUMAT PUKUL
mesin kendaraan. Gembok merupakan 08.00 S.D. 17.00 WIB DAN SABTU
PUKUL 08.00 S.D. 12.30 WIB”.
induk kunci yang digunakan sebagai 2. MEMINTA KARTU PARKIR PADA
pengunci tambahan yang biasanya pada PETUGAS SATPAM SESUAI
DENGAN KETENTUAN YANG
kendaraan roda dua dipasang di jari-jari ADA DI LOKASI PARKIR
ban. Oleh karena itu, penggunaan yang 3. DIIMBAU UNTUK
MENAMBAHKAN GEMBOK
tepat adalah Gembok. SEBAGAI PENGAMANAN
b. Penggunaan Kata Dihimbau atau KENDARAAN
4. KEHILANGAN KENDERAAN
Diimbau TIDAK MENJADI TANGGUNG
Penulisan kata dihimbau tidak benar. JAWAB
INSTANSI/PERUSAHAAN
Awalan di pada kata dihimbau yang
terletak pada awal kalimat berfungsi
sebagai awalan. Sedangkan jika diambil
kata himbau, penulisan kata yang baku
sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan
(2012:206) adalah Imbau yang bermakna
seruan ajakan serius. Seharusnya imbau-
mengimbau yang artinya meminta
(menyerukan) dengan sungguh-sungguh,
mengajak, memanggil, menyebut nama
orang. Oleh karena itu, penulisan kalimat
nomor 3 menjadi:
“DIIMBAU UNTUK MENAMBAHKAN Gambar 2
GEMBOK SEBAGAI PENGAMANAN Gambar 2 di atas yang di ambil pada
KENDARAAN”
parkiran Universitas Medan Area tanggal
Setelah peneliti mengalisis, penulisan
29 Agustus 2015. Pada pamflet tersebut
perbaikan pada pamflet tersebut yaitu:
ditemukan beberapa kesalahan yang akan
dibahas, berikut ini pembahasannya.

8
a. Kalimat Roda Dua Dilarang Parkir tempat sini sering terlihat di berbagai
Disini pamflet dan tulisan lainnya. Hal ini
Roda Dua terdiri dari dua unsur kata
dipengaruhi oleh pengucapan bahasa lisan
yaitu Roda dan Dua . Dalam Kamus Besar
yang tidak memperlihatkan jarak antara
Bahasa Indonesia (2007: 959 dan 276)
pengucapan di dengan kata penunjuk
roda memiliki arti barang bundar
tempat sini, sehingga pengguna bahasa
(berlingkar dan biasanya berjeruji)
yang tidak mengetahui kaidah penulisan
sedangkan dua artinya bilangan yang
bahasa yang benar tidak menghiraukan
dilambangkan dengan angka 2. Makna dari
bagaimana penulisan yang benar, sehingga
kata Roda Dua adalah roda yang memiliki
penulisan kata disini dianggap sudah
jumlah dua, sedangkan maksud dari
benar.
kalimat pada pamflet tersebut memberi
Setelah peneliti mengalisis, penulisan
informasi yang ditujukan kepada perbaikan pada pamflet tersebut yaitu:
kendaraan yang berroda dua roda yaitu
PENGUMUMAN
sepeda motor. Parkir merupakan keadaan
PENGGUNA RODA DUA DILARANG
tidak bergerak yang bersifat sementara
MEMARKIRKAN DISINI
karena ditinggalkan oleh pengemudinya.
Jika yang pamflet tersebut memerintahkan
aturan parkir kepada pengguna roda dua,
penulisan yang benar adalah
“PENGGUNA RODA DUA DILARANG
MEMARKIRKAN DISINI”. Penulis
menambah imbuhan Me+…+kan pada
kata dasar Parkir menjadi Memarkirkan
agar terbentuk suatu kegiatan melakukan.
b. Penggunaan kata Disini atau Di sini
Kata depan di pada kata disini
berfungsi sebagai imbuhan dan bukan kata
depan. Di sebagai imbuhan yang jika
diikuti oleh tempat atau penunjuk tempat,
Gambar 3
maka penulisannya dipisah. Jadi kata
Gambar 3 di ambil pada parkiran
disini pada pamflet tersebut ditulis di sini. Universitas Medan Area tanggal 29
Penulisan kata disini yang tidak diberi
Agustus 2015. Pada pamflet tersebut
jarak antara imbuhan di dan kata penunjuk

9
ditemukan beberapa kesalahan yang akan KURANGI KECEPATAN
dibahas, berikut ini pembahasannya. KENDARAAN
Km 20
a. Penggunaan kata Kenderaan
Kesalahan terletak penulisan kata B. Analisis Penulisan Pada Papan
Kenderaan (tidak baku) yang seharusnya Nama Pertokoan
dituliskan Kendaraan (Baku). Kesalahan Peneliti mengambil tiga sampel papan
yang sama ditemukan pada gambar nama pertokoan yang akan diteliti, berikut
pamflet nomor 1 karena pamflet tersebut pembahasannya
diambil dilokasi yang sama yaitu
Universitas Medan Area.
b. Penggunaan simbol lalu lintas (Ø)
Simbol yang berbentuk lingkaran
dengan garis miring (Ø) memiliki makna
dilarang, seharusnya tidak digunakan pada
pamflet tersebut, karena akan bermakna
dilarang melaju pada kecepatan Km 20
yang artinya boleh melaju pada kecepatan
40 atau kecepatan tinggi diatas Km 20.
Kesalahan juga terlihat pada penulisan
Km.20. Berdasarkan aturan pada Ejaan
yang Disempurnakan (2012:22) penulisan
lambang satuan ukuran, takaran,
timbangan dan mata uang tidak diikuti
tanda titik. Kilometer dalam Kamus Besar
Bahsa Indonesia (2007:569) merupakan Gambar 4

satuan ukuran yang disingkat dengan Km. Gambar 4 terdapat di jalan Gatot

Oleh karena itu, tidak dibenarkan Subroto, kota Medan. diambil pada tanggal

menggunakan tanda baca titik di belakang 28 Agustus 2015. Pada papan nama

huruf m. Jadi penulisan yang benar adalah pertokoan tersebut jelas terlihat salah

Km 20. dalam penulisan kata Apotik, berikut

Setelah peneliti mengalisis, penulisan penjelasannya:

perbaikan pada pamflet tersebut yaitu: Menurut Kamus Besar Bahasa

KAWASAN Indonesia (2007:62), Apotek berarti toko


KAMPUS tempat meramu dan menjual obat

10
berdasarkan resep dokter serta itu, kata tersebut sering muncul pada
memperdagangkan barang medis. Kata media luar ruang lain yang juga dituliskan
apotek sering disebut juga rumah obat. apotik, sehingga masyarakat pengguna
Jika kita jeli, kata apotik masih banyak bahasa kurang memerdulikan lagi
ditulis di depan toko yang menjual obat kebakuan kata tersebut. Kesalahan tersebut
ini. Beberapa pemilik toko dan karyawan sama halnya dengan kata nasihat yang
tidak mengetahui jika kata “apotik” yang sering dilafalkan dan ditulis dengan kata
digunakan salah. nasehat.
Kata apotek dan apotik diserap dari
ejaan asing yaitu bahasa Belanda
“apotheek” yang berarti tempat menjual
dan kadang membuat atau meramu obat.
Istilah “apotheek” ini berasal dari bahasa
Yunani “apotheca” yang secara harfiah
berarti “gudang” atau "penyimpanan".
Dalam bahasa asalnya tersebut, dapat kita
lihat bahwa gugus vokal yang digunakan
Gambar 5
pada suku kata ketiga kata “apotheek”
Gambar 5 di atas yang terdapat di
adalah “ee”, bukan “ie”. Sesuai dengan
jalan Suluh, Kecamatan Medan
kaidah atau ketentuan penyesuaian Ejaan
Perjuangan. Diambil pada tanggal 29
Asing ke dalam bahasa Indonesia yang
Agustus 2015. Pada papan nama pertokoan
telah diatur dalam buku Pedoman Umum
tersebut jelas terlihat salah dalam
Ejaan Bahasa Indonesia yang
penulisan kata Praktek, penggunaan huruf
Disempurnakan, huruf “ee” diserap ke
kapital, dan tanda baca pisah (−). Berikut
dalam bahasa Indonesia menjadi “e”. Oleh
penjelasannya.
karena itu, penulisan yang baku adalah
a. Penggunaan kata Praktek atau
Apotek, bukan Apotik. Selanjutnya, ahli
Praktik
dalam ilmu obat-obatan‟ disebut sebagai
Penulisan yang benar adalah Praktik.
Apoteker. Penggunaan kata apotik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
dipengaruhi oleh anggapan masyarakat
(2007: 892) 1. praktik adalah pelaksanaan
bahwa bahasa tersebut sudah baku karena
secara nyata apa yang disebut dalam teori;
sering dilafalkan demikian, sehingga
2. praktik adalah pelaksanaan pekerjaan
masyarakat lupa bahwa kata apotik
(dokter, pengacara,dsb). Penyesuaian
merupakan kata yang tidak baku. Selain
11
akhiran –ic dalam bahasa Inggris atau -ijk „sampai dengan‟, seperti pada gambar di
dalam bahasa Belanda menjadi –ik dalam atas tertulis Senin – Sabtu (08.00 – 13.00)
bahasa Indonesia. Praktik merupakan dan no. 139 – 141. Penulisan yang
serapan yang tepat, sehingga kata yang seharusnya tidak memberikan jarak (spasi)
tepat adalah kerja praktik, malpraktik, dan pada kedua keterangan waktu tersebut
praktik dokter. Kata praktek pada papan sehingga menjadi Senin–Sabtu (08.00–
nama pertokoan tersebut jelas tertulis 13.00) dan no. 139–141.
berdasarkan pelafalan masyarakat dalam
bahasa lisan. Penggunaan kata praktek
dipengaruhi oleh anggapan masyarakat
bahwa bahasa tersebut sudah baku karena
sering dilafalkan demikian, sehingga
masyarakat lupa bahwa kata praktek
merupakan kata yang tidak baku. Selain
itu, kata tersebut sering muncul pada
media luar ruang lain yang juga dituliskan
praktek, sehingga masyarakat pengguna Gambar 6
bahasa kurang memerdulikan lagi Gambar 6 di atas yang terdapat di
kebakuan kata tersebut. jalan Pancing, Diambil pada tanggal 30
b. Penggunaan Huruf Kapital Agustus 2015. Pada papan nama pertokoan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf tersebut jelas terlihat salah dalam
pertama unsur-unsur nama orang, penulisan kata Foto Copy, tanda baca titik
sedangkan singkatan kata dokter disingkat dua (:), tanda baca pisah (−), penggunaan
menjadi dr. sehingga penulisan yang tepat kata jilid lux dan singkatan kata Simp.
yang terdapat pada papan nama pertokoan Berikut penjelasannya.
di atas ialah dr. Yunita.
a. Penulisan Foto Copy atau Foto Kopi
c. Penggunaan Tanda Baca Pisah (−)
Penulisan yang tidak tepat adalah pada
Tanda baca pisah (−) dipakai di antara
kata Copy yang berasal bahasa Inggris
dua bilangan, tanggal atau tempat dengan
yang berarti salinan. Kata copy dalam
arti „sampai dengan‟ atau „sampai ke‟.
bahasa Indonesia ditulis kopi, foto
Penulisan yang salah kerap terjadi
bermakna potret. Menurut kamus Besar
dikalangan masyarakat dalam penulisan
Bahasa Indonesia (2007: 321) Foto kopi
yaitu penggunaan tanda baca pisah (−)
adalah hasil reproduksi (penggandaan)
pada keterangan waktu yang menunjukkan
12
fotografis terhadap barang cetakan KALENDER
(tulisan). Jika penulis papan nama DAN LAIN-LAIN
pertokoan ingin menggunakan bahasa d. Pengguaan kata Jilid Lux
Inggris, seharusnya kata foto juga ditulis Menurut Kamus Besar Bahasa
dalam bahasa Inggris yaitu Photo sehingga Indonesia (2007: 473) jilid berarti jahitan
menjadi Photo Copy. buku (majalah dsb), sedangkan lux
b. Penggunaan tanda baca titik dua (:) merupakan penggalan kata luxury dari
Penggunaan tanda baca titik dua (:) bahasa Inggris yang berarti kemehawan
setelah kata menerima tidak dibenarkan atau barang mewah. Penggunaan kata lux
menggunakan jarak atau spasi. Menurut tidak tepat jika yang dimaksud adalah Jilid
Ejaan Yang Disempurnakan (2012:41) Sampul depan keras atau dalam bahasa
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu Inggris disebut Hard Cover. Jilid hard
pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian cover merupakan jenis jilidan yang sampul
atau pemerian. Selain itu, sebelum tanda depannya dibuat dari bahan kardus khusus,
baca titik dua (:) dan menjadikan sampul terkesan kaku dan
c. Penggunaan Tanda Baca Pisah (−) tebal sehingga menjadi lebih awet. Ciri
Tanda baca pisah (−) dipakai di antara jilidan ini terdapat tali pita di dalam jilidan
dua bilangan, tanggal atau tempat dengan namun tidak semua ada. Umumnya kata
arti „sampai dengan‟ atau „sampai ke‟. Lux yang dimengerti oleh kalangan
Penggunaan tanda tersebut tidak mahasiswa atau masyarakat lainnya pada
dibenarkan menggunakan jarak atau spasi. saat melakukan penjilidan jenis tulisan
Selain itu untuk menjelaskan „kategori‟ skripsi, tesis dan disertasi. Sedangkan
yang diterima, seharusnya penulis papan makna lux itu sendiri berbeda dengan hasil
nama tersebut mengurutkannya ke bagian akhir tujuan yang dimaksud. Oleh karena
bawah sejajar dengan kata menerima yang itu penulisan yang tepat pada papan nama
diikuti dengan kata cetakan. Menerima pertokoan tersebut adalah JILID Hard
memiliki makna mendapat atau Cover dalam bahasa Inggris atau jilid
memperoleh sesuatu dan cetakan memiliki Sampul Keras dalam bahasa Indonesia.
makna membentuk sebuah benda. Sesuai dengan kaidah penulisan bahasa
Sehingga penulisan yang tepat yaitu: asing kata tersebut dicetak miring.
MENERIMA CETAKAN: e. Singkatan kata Simp
UNDANGAN Aturan penyingkatan dan akronim
KARTU NAMA tidak diberlakukan pada kata simp yang
JILID LUX, TIMBUL DAN BIASA dimaksud adalah simpang. Arti kata
13
Simpang dalam Kamus Besar Bahasa tersebut mengakibatkan masyarakat tidak
Inodesia (2007: 1067) adalah sesuatu yang menghiraukan lagi penulisan yang sesuai
memisah (membelok, bercabang, dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik
melencong dsb) dari yang lurus atau dan benar karena bahasa yang digunakan
tempat berbelok. Penyingkata kata simp dalam penulisan pamflet dan papan nama
dipengaruhi oleh bahasa singkatan yang pertokoan merupakan bahasa yang mudah
ada pada bahasa SMS (Short Message dimengerti dan langsung dipahami dalam
Service) yang merupakan pesan singkat sekali dibaca. Kedua, bahasa yang
berupa teks yang dikirim dan diterima digunakan pada penulisan pamflet dan
antar sesama pengguna telepon genggam. papan nama pertokoan merupakan bahasa
Kriteria penulisan SMS terdapat banyak lisan yang sering diucapkan masyarakat
penggunakan bahasa yang tulisannya sehingga ditemukan kesalah kaprahan
disingkat, seperti kata makan disingkat dalam penulisannya. Ketiga, masyarakat
menjadi mkn, atau kata gang disingkat lain yang mengetahui kesalahan pada
menjadi gg. Pada penulisan papan nama penulisan pamflet dan papan nama
pertokoan hendaknya penulisan kata simp pertokoan tidak pernah memprotes tentang
tidak disingkat. Oleh karena itu, penulisan adanya kesalahan baik dalam segi
yang benar adalah Simpang. penulisan maupun kaidahnya, sehingga
tidak ada upaya untuk memperbaiki
Kondisi-Kondisi yang Berpotensi kesalahan yang secara langsung terbiarkan
Menjadi Penyebab Kesalahan Penulisan bebas terpampang pada media luar ruang
Pamflet dan Papan Nama Pertokoan
tersebut. Keempat, karena kesalahan
Dari hasil kajian yang telah
tersebut dianggap tidak menjadi masalah
dilaksanakan, terdapat kondisi-kondisi
yang serius sehingga kesalahan pada
yang berpotensi menjadi penyebab
penulisan pamflet dan papan nama
tingginya tingkat kesalahan bahasa dalam
pertokoan sering dijumpai dibeberapa
penulisan pamflet dan papan nama
jalan di wilayah medan. Kelima, terdapat
pertokoan di wilayah Medan. Pertama,
ketidakkonsistenan dalam penulisan
pamflet dan papan nama pertokoan
bahasa Inggris yang disebabkan oleh
merupakan media luar ruang yang ciri-
bahasa umum yang digunakan masyarakat
cirinya ditampilkan untuk dapat dilihat,
dalam pemilihan kata.
dibaca dan diketahui oleh masyarakat
bahwa adanya informasi pada pamflet dan
papan nama pertokoan tersebut, hal

14
PENUTUP menggunakan bahasa yang tidak logis
Berdasarkan data-data yang dalam sarana informasi umum sangat besar
ditemukan di lapangan dan hasil analisis, pengaruhnya terhadap masyarakat.
dapat disimpulkan bahwa kesalahan Penggunaan kata serapan dan pola kalimat
berbahasa Indonesia pada penulisan asing juga diperhatikan. Banyak upaya
pamflet dan papan nama pertokoan masih yang dapat dilakukan mulai dari
sering dijumpai yang belum/tidak sesuai penanaman kebiasaan berbahasa Indonesia
dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik yang baik dan benar, hingga penyuluhan
dan benar. Pada umumnya pemakai bahasa tentang penggunaannya.
dalam berbahasa cenderung menggunakan Masalah Bahasa Indonesia bukan
jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan hanya masalah orang-orang yang
aturan-aturan yang ada dalam bahasa. berkecimpung dalam dunia bahasa
Bentuk-bentuk kesalahan penulisan Indonesia, tetapi merupakan masalah
meliputi kesalahan penulisan tanda baca, seluruh warga Negara Indonesia. Itulah
kesalahan penulisan singkatan, kesalahan sebabnya setiap warga Negara Indonesia
pemilihan kata, dan kesalahan penulisan harus memiliki sikap positif terhadap
ejaan dan makna yang disampaikan belum bahasa Indonesia. Sikap positif tersebut
jelas. Kesalahan penulisan pada pamflet diwujudkan dengan melestarikan
dan papan nama pertokoan diakibatkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik
oleh pengaruh penggunaan bahasa sehari- dan benar sesuai kaidah-kaidah pokok dan
hari atau tulisan yang ditulis berdasarkan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
ucapan masyarakat. Selain itu, masyarakat hari. Bahasa Indonesia harus dipahami
juga kurang menghiraukan bagaimana dengan penuh kesadaran dan berbahasa
penggunaan bahasa dalam tulisan yang Indonesia yang baik dan benar seharusnya
benar, sehingga kesalahan tersebut sering ditanamkan sejak dini.
dijumpai.
Fenomena ketidakmahiran berbahasa DAFTAR PUSTAKA
Indonesia menjadi sangat lazim dan mudah Alwi, Hasan dkk. Kamus Besar Bahasa
ditemukan. Hampir di setiap tampat umum Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
terpampang tulisan-tulisan dalam sarana
informasi umum yang tidak Badudu. 1986. Inilah Bahasa Indonesia
Yang Benar II. Jakarta: PT
memperhatikan aspek kebakukan bahasa, Gramedia.
selain itu penggunaan istilah asing juga
sering dipakai. Kecenderungan
15
Chaer, Abdul. 20019. Pengantar Semantik
Bahasa Indonesia. Jakarta:
Rineka Cipta.

Chaer, Abdul dan Leone Agustina. 2010.


Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
Jakarta: Rineka Cipta.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa:


Tahapan Stategi, Metode, dan
Tekniknya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Nien & Gunawan. 2012. Aturan terbaru


EYD. Jakarta: Cakrawala.

Poerwadarminta. 2003. Kamus Umum


Bahasa Indonesia (Edisi ketiga).
Jakarta: Balai Pustaka

Tarigan, H.G. 2011. Pengajaran Analisis


Kesalahan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.

Tim Lima Adi Sekawan. 2012. EYD Plus.


Jakarta: Lima Adi Sekawan

16

Anda mungkin juga menyukai