Anda di halaman 1dari 8

Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Di Media Sosial

Dzaikra F (2115221022)

Moch.Rifki (2115221005)

Bayu Maulana (2115221023)

Oktavis Zai (2115221026)

Ficario (2115221004)

Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin

Fakultas Teknik

Universitas Sangga Buana YPKP Bandung

e-mail: dzaikrafirjatulloh@gmail.com

Abstrak

Dalam media digital sering kita jumpai kesalahan dalam bahasa Indonesia. Kita masih
sering menemui kesalahan, kesalahan sintaksis, dan kesalahan morfologi ketika berkomunikasi
atau membaca berita di berbagai media. Oleh karena itu, kesalahan-kesalahan tersebut akan
menjadi bahasan utama dalam artikel ini. Tujuan utama penulisan artikel ini adalah untuk
menjelaskan kesalahan, kesalahan morfologi, dan kesalahan sintaks bahasa pada media sosial.
Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk memberikan perbaikan yaitu dengan penulisan tulisan
Indonesia. Metode deskriptif digunakan sebagai metode utama dalam menganalisis kesalahan
penulisan bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan
mencari, membaca, dan memahami isi media di internet. Hasil analisis kesalahan penggunaan
bahasa Indonesia pada media sosial ditemukan bahwa masih banyak yang melakukan kesalahan
di media sosial.

Key Words: Analisis kesalahan berbahasa, bahasa indonesia.


A. PENDAHULUAN
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia.
Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa adanya bahasa.
Tanpa adanya bahasa setiap orang akan merasa kesulitan untuk menyampaikan pendapat,
gagasan, atau ide yang sedang mereka pikirkan. Bisa dikatakan bahwa segala aktivitas
yang akan dilakukan di atas muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. Pada
hakikatnya, fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa digunakan
untuk menyampaikan informasi dan memperluas wawasan. setiap manusia memerlukan
bahasa agar dapat menyampaikan apa yang ada dalam pikirannya. Dalam pemakaiannya,
bahasa menjadi sangat beragam. Keragaman bahasa sangat bergantung pada kebutuhan
dan tujuan komunikasi.

Bahasa sebuah sistem, yang artinya bahasa terdiri oleh sejumlah kompenen yang
memiliki pola secara tetap dan bisa dikaidahkan. Aminah (2020:1) menegaskan “Sistem
bahasa berbentuk tanda bunyi, tiap tanda menandakan sesuatu yang disebut makna
sehingga disimpulkan bahwa tiap bahasa memiliki makna.” Kemampuan berkomunikasi
baik secara lisan maupun tulis dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia meliputi
kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

Semakin berkembangnya zaman dari waktu ke waktu, semakin berkembang pula


penggunaan bahasa (Rachman, 2016). Penggunaan unsur bahasa dalam berbagai aspek di
masyarakat, sangat memungkinkan untuk terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia.

Banyak pengguna media sosial yang mungkin tidak memiliki pemahaman yang
baik tentang tata bahasa Indonesia. Mereka mungkin tidak mengerti atau tidak
memperhatikan aturan tata bahasa yang benar dan cenderung menggunakan bahasa
dengan cara yang tidak baku.

Dalam penggunaan bahasa indonesia berdasarkan KBBI harus memperhatikan


kata-kata yang harus di ucapkan dan tuliskan agar dapat dipahami orang dan tidak akan
menimbulkan kesalahpahaman dalam membaca tulisan yang terdapat di media sosial
facebook (Martaulina, 2018).
B. Landasan Teori

Salah satu tanda kemampuan bahasa yang baik adalah sedikitnya kesalahan
penggunaan bahasa oleh masyarakat. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin & Hadi
(2001) yang menyatakan bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar diuraikan dengan
lengkap dengan norma dan aturan sosial yang berlaku. Pada kondisi saat ini, kesalahan
bahasa Indonesia dapat ditemukan, baik dalam tulisan ilmiah maupun wacana lainnya
berada di ruang publik. Kesalahan penggunaan bahasa dapat kita temukan di ruang
publik, seperti dalam brosur, baliho dan sejenisnya.

Kesalahan berbahasa merupakan fakta yang melekat dalam setiap penggunaan


bahasa termasuk bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. Kesalahan berbahasa dapat
disebabkan oleh faktor pemahaman, bakat atau kompetensi. Jika masyarakat tidak
memahami sistem dari bahasa yang dipelajari, maka akan sering dilakukan kesalahan saat
menggunakan bahasa ini. Kesalahan ini sering berulang secara konsisten dan sistematis.
Dalam hal ini, kesalahan berbahasa adalah penyimpangan yang terjadi secara sistematis,
konsisten, dan mendeskripsikan kemampuan berbahasa penggunanya. Hal tersebut sesuai
dengan pendapat yang menyatakan kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang
terjadi secara tidak sengaja. Kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki oleh pelaku
kesalahan berbahasa karena penyebab kesalahannya adalah ketidaktahuan pengguna
(James, 2013). Batasan tersebut menunjukkan kesalahan berbahasa berelasi dengan
pemahaman atau kompetensi berbahasa seseorang.

Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Corder (1974)


menggunakan tiga istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa yakni (1) Lapses, (2)
Error, dan (3) Mistake. Corder (1974) menjelaskan: Lapses adalah kesalahan berbahasa
akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat)
selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk berbahasa lisan, jenis kesalahan ini diistilahkan
dengan “slip of the tongue” sedang untuk berbahasa tulis, jenis kesalahan ini diistilahkan
“slip of the pen”. Kesalahan ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak disadari oleh
penuturnya; selanjutnya adalah Error yang merupakan kesalahan berbahasa akibat
penutur melanggar kaidah atau aturan Bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi
akibat penutur sudah memiliki aturan (kaidah) tata Bahasa yang berbeda dari tata bahasa
yang lain; yang terakhir adalah Mistake yakni kesalahan berbahasa akibat penutur tidak
tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu. Ketiga hal tersebut dapat
kita temukan dalam tataran ejaan maupun kalimat. Oleh karena itu, artikel ini akan
membahas kesalahan penggunaan bahasa indonesia yang terjadi di ruang publik dengan
mempergunakan teori yang telah disebutkan sebelumnya.

C. METODE
Metode yang dipergunakan dalam penelitiian ini adalah metode kualitatif. Data
dalam penelitian ini adalah unsur-unsur kebahasaan yang memuat kesalahan berbahasa
Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbagai kesalahan
berbahasa Indonesia yang muncul di ruang publik. Adapun teknik analisis data dalam
penelitian ini menggunakan teknik reduksi data yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman (2014) yang menyatakan bahwa aktivitas analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas atau sampai data
sudah jenuh. Aktivitas analisis data tersebut terdiri atas pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
(Aminah, & Rokaian, 2019:65), Penelitian ini termasuk dalam deskriptif
kualitatif karena lebih menekankan pada sebuah proses, melakukan sebuah pembahasan
dengan fokus. Data-data yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini berupa kata-kata
dan kalimat-kalimat pada bagian status dan komentar teman di Media Sosial.

Penelitian ini mengacu pada metode dan teknik pengumpulan data simak dan
tangkapan layar, yaitu dengan menyimak berbagai data yang terdapat kesalahan dalam
berbahasa kemudian lanjut dengan mengambil gambar gambar tersebut dengan
menggunakan teknik tangkapan layar.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kesalahan berbahasa Indonesia di media sosial twitter

Gambar 1. Kesalahan menulis kata “hakekat”

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia dalam gambar tersebut di tunjukkan pada


kata “hakekat”. Yang seharusnya kata tersebut diganti dengan kata “hakikat”.
Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2. Kesalahan berbahasa Indonesia di media social twitter

Gambar 2. Kesalahan menulis kata “mengkoordinasi”

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia dalam gambar tersebut di tunjukkan pada


kata “mengkoordinasi”. Yang seharusnya kata tersebut diganti dengan kata
“mengoordinasi”. Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
3. Kesalahan berbahasa Indonesia di media social Instagram

Gambar 3. Kesalahan menulis kata “sebenernya”

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia dalam gambar tersebut di tunjukkan pada


kata “sebenernya”. Yang seharusnya kata tersebut diganti dengan kata
“sebenarnya”. Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

4. Kesalahan berbahasa Indonesia di media sosial whatsapp

Gambar 4. Kesalahan menulias kata “tobat”


Kesalahan dalam berbahasa Indonesia dalam gambar tersebut di tunjukkan pada
kata “tobat”. Yang seharusnya kata tersebut diganti dengan kata “taubat”.Sesuai
dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

5. Kesalahan berbahasa Indonesia di media sosial Instagram

Gambar 5. Kesalahan menulis kata “nggak”

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia dalam gambar tersebut di tunjukkan pada


kata “nggak”. Yang seharusnya kata tersebut diganti dengan kata “enggak”.
Sesuai dengan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

E. KESIMPULAN
Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh faktor pemahaman, bakat atau
kompetensi. Jika masyarakat tidak memahami sistem dari bahasa yang dipelajari, maka
akan sering dilakukan kesalahan saat menggunakan bahasa ini. Maka dengan adanya
penelitian kesalahan dalam berbahasa indonesia dalam media sosial kita menjadi tahu
bahwa yang selama ini kita anggap benar itu belum tentu benar sesuai dengan kamus
besar bahasa indonesia, salah satunya seperti contoh kelima pada kata “nggak” seringkali
kita temukan dalam beberapa status namun itu salah, seharusnya “enggak” sesuai dengan
yang ada di kamus besar bahasa indonesia.
F. DAFTAR PUSTAKA

Jurnal

Hendrawan, Ari Yunus. (2021). Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol. 2 No. 2Februari 2021.
Jurnal Bindo Sastra Volume 2 Nomer 2 Tahun 2018
https://japendi.publikasiindonesia.id/index.php/japendi/article/view/98/848

https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/2578214

Corder, Pit. (1974). Error Analysis. London: Oxford University Press.

E. Zaenal Arifin, Farid Hadi . (2001). 1001 Kesalahan Berbahasa. CV Akademika


Presindo.

James, C. (2013). Errors in Language Learning and Use: Exploring Error and Analysis.
Routledge.

Milles, Matthew B. & Hubberman, M. A. (2014). Qualitative Data Analysis A Method


Sourcebook Third Edition. Sage Publication.

Rachman, Reza Saeful. (2016). Analisis Kebahasaan Kosakata Bahasa Indonesia


Serapan Dari
Bahasa Belanda. Jurnal Techno-Socio Ekonomika, Vol 9 (2) 2016, 158-176

Anda mungkin juga menyukai