Menurut Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan dan Drs. Djago Tarigan didalam
bukunya Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa menjelaskan bahwa kesalahan
berbahasa itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran B1 (bahasa
pertama) maupun B2 (bahasa kedua). Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa
kesalahan itu ada yang sesuai dengan prakiraan tetapi banyak juga di luar prakiraan
guru. Faktor penyebab kesalahan berbahasa tidak dapat disalahkan sepenuhnya
kepada pengajar maupun masyarakat. Bahasa ibu juga dapat menjadi salah satu
penyebab kesalahan berbahasa. Masalah sudah menjadi hal yang biasa, sebab setiap
hari masyarakat menggunakan bahasa ibu mereka di lingkungannya. Selain itu,
lingkungan dan kebiasaan juga dapat menjadi faktor terjadinya kesalahan berbahasa.
Kesalahan berbahasa ini sering kali terjadi tanpa disadari. Contohnya pada
kalimat berikut “para siswa-siswa”, sekilas kalimat tersebut nampak biasa, namun
sebenarnya kalimat tersebut tidak efektif, seharusnya kalimat tersebut diganti
menjadi “siswa-siswa”. Dalam lingkungan sehari-hari kita juga sering menemui
kesalahan seperti pada kalimat berikut “anaknya Buk Ani masuk rumah sakit”,
kalimat yang benar dari contoh tersebut adalah “ anak Buk Ani masuk rumah sakit”.
selain itu, masyarakat juga sering melakukan kesalahan pada kaidah ejaan tentang
pemenggalan, contohnya pada kata instruksi. Orang awam sering kali memenggal
kata instruksi menjadi ins-truk-si, padahal seharunya kata instruksi dipenggal
menjadi in-struk-si. Selain contoh-contoh tersebut sebenarnya masih banyak lagi
contoh kesalahan bahasa yang ada ditengah-tengah masyarakat.