Anda di halaman 1dari 4

Kesalahan Berbahasa Indonesia Zaman Kini

Pengertian bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Hasan Alwi,


2002: 88) berarti sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh semua
orang atau anggota masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi, dan
mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan yang baik, tingkah laku yang baik,
sopan santun yang baik. Sedangkan kesalahan adalah bagian konversasi atau
komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku (atau norma terpilih) dari
performasi bahasa orang dewasa (Dulay [et al], 1982 : 277). Dari pernyataan tersebut
dapat diketahui bahwa kesalahan berbahasa yaitu penggunaan bahasa baik
pengucapan, penulisan, pengejaan, penggunaan tanda baca, dan kaidah bahasa
lainnya yang tidak sesuai atau menyimpang dari peraturan atau norma baku yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pada saat ini, penggunaan Bahasa Indonesia semakin
hari semakin memburuk. Sangat jarang ditemukan Masyarakat Indonesia yang
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Anak-anak hingga para pejabat
pemerintah sering kali menggunakan bahasa yang tak sesuai dengan kaidah yang
berlaku. S. Piet Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistik menjelaskan
bahwa kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa.

Kesalahan penggunaan bahasa ini sangat mengancam Bangsa Indonesia.


Hal ini dapat mempengaruhi pertahanan bangsa. Kesalahan berbahasa yang sangat
fatal terjadi pada kalangan remaja pada saat ini. Mereka lebih senang menggunakan
bahasa asing dan bahasa gaul daripada menggunakan Bahasa Indonesia. Mereka
menganggap jika mereka keren dan gaul ketika menggunakan bahasa tersebut.
Pemikiran seperti inilah yang mendorong para generasi penerus bangsa ini lebih
memilih bahasa asing daripada bahasa negaranya sendiri.

Menurut Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan dan Drs. Djago Tarigan didalam
bukunya Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa menjelaskan bahwa kesalahan
berbahasa itu erat kaitannya dengan pengajaran bahasa, baik pengajaran B1 (bahasa
pertama) maupun B2 (bahasa kedua). Di dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa
kesalahan itu ada yang sesuai dengan prakiraan tetapi banyak juga di luar prakiraan
guru. Faktor penyebab kesalahan berbahasa tidak dapat disalahkan sepenuhnya
kepada pengajar maupun masyarakat. Bahasa ibu juga dapat menjadi salah satu
penyebab kesalahan berbahasa. Masalah sudah menjadi hal yang biasa, sebab setiap
hari masyarakat menggunakan bahasa ibu mereka di lingkungannya. Selain itu,
lingkungan dan kebiasaan juga dapat menjadi faktor terjadinya kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa sangat beraneka ragam. Kesalahan berbahasa ini


dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok tergantung cara pandang masing-
masing orang. Ada pakar yang membedakannya atas dua jenis, yaitu:

1) Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan


kurangnya perhatian, yang oleh Chomsky (1965) disebut faktor performansi,
kesalahan performansi ini, yang merupakan kesalahan penampilan, dalam
beberapa kepustakaan disebut “mistakes”;
2) Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-
kaidah bahasa, yang disebut oleh Chomsky (1965) sebagai faktor kompetensi,
merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh
pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 (atau
bahasa kedua) disebut “errors”(Corder, 1967).

Kesalahan berbahasa ini sering kali terjadi tanpa disadari. Contohnya pada
kalimat berikut “para siswa-siswa”, sekilas kalimat tersebut nampak biasa, namun
sebenarnya kalimat tersebut tidak efektif, seharusnya kalimat tersebut diganti
menjadi “siswa-siswa”. Dalam lingkungan sehari-hari kita juga sering menemui
kesalahan seperti pada kalimat berikut “anaknya Buk Ani masuk rumah sakit”,
kalimat yang benar dari contoh tersebut adalah “ anak Buk Ani masuk rumah sakit”.
selain itu, masyarakat juga sering melakukan kesalahan pada kaidah ejaan tentang
pemenggalan, contohnya pada kata instruksi. Orang awam sering kali memenggal
kata instruksi menjadi ins-truk-si, padahal seharunya kata instruksi dipenggal
menjadi in-struk-si. Selain contoh-contoh tersebut sebenarnya masih banyak lagi
contoh kesalahan bahasa yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Kesalahan berbahasa ini sangat berbahaya dan mengancam pertahanan


Negara Indonesia. Oleh karena itulah, kesalahan berbahasa ini harus dapat
diminimalisir dan diatasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi
kesalahan berbahasa ini adalah dengan membiasakan diri menggunakan Bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sekolah juga harus turut berperan dalam hal ini, yaitu
dengan cara meningkatkan kualitas guru-guru di sekolah tersebut. Keluarga
merupakan bagian terpenting dalam usaha mengatasi kesalahan berbahasa ini,
keluarga dapat membiasakan diri menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kegiatan sehari-hari. Pemerintah juga harus turut andil dalam masalah
ini, pemerintah dapat memberikan penyuluhan-penyuluhan tentang pentingnya
berbahasa yang baik dan benar, sehingga para remaja serta masyarakat dapat
mengetahui betapa pentingnya Bahasa Indonesia.
Daftar Pustaka

 Guntut,Henry,Djago.1988.Pengajaran Analisis Kesalahan


berbahasa.Bandung:Angkasa
 Sugono,Dendy.2011.Buku Praktis Bahasa Indonesia 1.Edisi
Kedua,Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
 https://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/
(diakses pada 26 Januari 2019).
 https://www.kompasiana.com/ridwan-
arifinjazz/551930b9a33311d215b6594e/10-kesalahan-yang-sering-terjadi-
dalam-berbahasa-indonesia (diakses pada 26 Januari 2019).
 https://indahqonieeth.wordpress.com/2011/04/12/kesalahan-berbahasa-dan-
proses-terjadinya-kesalahan-berbahasa/ (diakses pada 26 Januari 2019)
 https://www.academia.edu/7440902/MAKALAH_ANALISIS_KESALAHA
N_BERBAHASA_INDONESIA (diakses pada 26 Januari 2019).

Anda mungkin juga menyukai