PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar dalam proses pembelajaran
merupakanhal yang lumrah terjadi. Fase ini merupakan fase umum sebagai bukti
nyatabahwa pembelajaran telah berlangsung sebagai sebuah proses yang berjalan
secarabertahap. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa sebagai sebuah
prosesdari belajar bahasa.Belajar bahasa merupakan sebuah proses untuk dapat
menggunakan bahasa yangdipelajari (bahasa target).
Dalam prosesnya, pembelajaran ini akan diarahkan pada kegiatan menerima
bahasa (reseptif) hingga akhirnya akan sampai pada kegiatanmemproduksi bahasa
(produktif). Kedua proses tersebut, reseptif-produkif merupakan proses yang
saling mempengaruhi satu sama lain. Pembelajar akanmampu memproduksi
bahasa dengan baik bila pada awalnya telah melalui prosesreseptif secara baik.
1
2
BAB II
PEMBAHASAN
bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang
menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan
sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Adapun sistem kaidah bahasa Indonesia yang digunakan
sebagai standar acuan atau kriteria untuk menentukan suatu bentuk tuturan salah
atau tidak adalah sistem kaidah bahasa baku. Kodifikasi kaidah bahasa baku
dapat kita lihat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.2
Pembahasan tentang kesalahan berbahasa merupakan masalah yang tidak
sederhana, tetapi bisa juga menjadi tidak ada masalah yang harus dibahas dalam
kesalahan berbahasa. Oleh karena itu, anda harus mengetahui terlebih dahulu
tentang pengertian kesalahan berbahasa. Tidak mungkin anda mengerti kesalahan
berbahasa apabila anda tidak memiliki pengetahuan atau teori landasan tentang
hal tersebut. Tidak mungkin anda memilikipengetahuan atau teori landasan
tentang kesalahan berbahasa apabila anda tidak pernah mempelajari tentang itu.
Tidak mungkin anda tidak mempelajari hal itu apabila anda ingin mengetahui
dan memiliki teori landasan tentang kesalahan berbahasa.
1) Lapses
2
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa(Bandung:
Angkasa, 1988), 7
4
2) Error
Error adalah kesalahan berbahasa akibat penutur melanggar kaidah atau
aturan tata bahasa (breaches of code). Kesalahan ini terjadi akibat penutur
sudah memiliki aturan (kaidah) tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa
yang lain, sehingga itu berdampak pada kekurang sempurnaan atau
ketidak mampuan penutur. Hal tersebut berimplikasi terhadap penggunaan
bahasa, terjadi kesalahan berbahasa akibat penutur menggunakan kaidah
bahasa yang salah.
3) Mistake
Dulay dan Burt (1982) dalam bukunya yang berjudul language Two
mengemukakan bahwa kesilapan (mereka memakai istilah goofing)
berdasarkan struktur lahirnya dikategorikan menjadi empat yaitu:
c. Kesilapan yang struktur lahirnya tidak dapat dikategorikan pada salah satu
struktur B1 dan B2 (ambiguous goof), dan
d. Kesilapan yang tidak mencerminkan struktur B1 dan strukturnya tidak
dapat ditemukan pada data pemerolehan B1 dan B2 (Unique goof).3
Kekhilafan (error), menurut Nelson Brook dalam Syafi’ie (1984), itu
“dosa/kesalahan” yang harus dihindari dan dampaknya harus dibatasi,
tetapi kehadiran kekhilafan itu tidak dapat dihindari dalam pembelajaran
bahasa kedua. Ditegaskan oleh Dulay, Burt maupun Ricard (1979),
kekhilafan akan selalu muncul betapa pun usaha pencegahan dilakukan,
tidak seorang pun dapat belajar bahasa tanpa melakukan kekhilafan
(kesalahan) berbahasa. Menurut temuan kajian dalam bidang psikologi
kognitif, setiap anak yang sedang memperoleh dan belajar bahasa kedua
(B2) selalu membangun bahasa melalui proses kreativitas. Jadi, kekhilafan
adalah hasil atau implikasi dari kreativitas, bukan suatu kesalahan
berbahasa.
Kekhilafan adalah suatu hal yang wajar dan selalu dialami oleh anak
(siswa) dalam proses pemerolehan dan pembelajaran bahasa kedua. Hal
itu merupakan implikasi logis dari proses pembentukan kreatif siswa
(anak). Hendrickson dalam Nurhadi (1990) menyimpulkan bahwa
kekhilafan berbahasa bukanlah sesuatu yang semata-mata harus dihindari,
melainkan sesuatu yang perlu dipelajari. Dengan mempelajari kekhilafan
minimal ada 3 (tiga) informasi yang akan diperoleh guru (pengajar)
bahasa, yakni:
1) Kekhilafan berguna untuk umpan balik (feedback), yakni tentang seberapa
jauh jarak yang harus ditempuh oleh anak untuk sampai kepada tujuan
serta hal apa (materi) yang masih harus dipelajari ole hank (siswa);
2) Kekhilafan berguna sebagai data/fakta e,piris untuk peneliti atau penelitian
tentang bagaimana seseorang memperoleh dan mempelajari bahasa;
3
Samsuri, Analis Bahasa(Jakarta : Erlangga, 1985), 22
8
4
Wojowasito, Pengajaran Bahasa Kedua (Bahasa Asing, Bukan Bahasa Ibu(Bandung: Shinta
Dharma, 1977), 42
10
secara baik sedang seandainya guru tidak menguasai BI siswa tidak ada
kesulitan untuk mendapatkan bantuan penutur asli,
c. Siswa-siswa kebanyakan bukan orang yang asing sama sekali dengan BI
sehingga kemungkinan keberhasilannya jauh lebih besar.6
Sekolah-sekolah formal di Indonesia dengan sistem klasikal dengan rasio guru
dengan siswa yang terlalu besar akan menimbulkan kendala di luar kebahasaan
yang tidak dapat diabaikan. Guru biasanya telah mendapat beban mengajar secara
maksimal (sekitar 18-24 jam per minggu) dan masih ditambah tugas-tugas
administratif yang tidak dapat dihindarkan. Belum lagi pendapatan yang tidak
memadai mendorong guru mencari tambahan jam mengajar di luar tugas
utamanya.
Di samping hal tersebut, penghargaan tugas guru tidak dihargai dari tetapi
dihargai dari masa kerja serta ijazah yang dimiliki menyebabkan timbulnya rasa
apatisme guru untuk bekerja secara optimal demi siswa.
Beban kurikulum yang terlalu banyak, target materi yang harus diselesaikan
“memasung” kreatifitas guru untuk bereksperimen dengan berbagai metode, teknik
dan pendekatan dalam pengajaran BI.
Betapapun demikian, guru yang bertanggung jawab terhadap tercapainya
kemampuan ber-BI para siswa harus berusaha dengan berbagai strategi mengajar
untuk tetap dapat menerapkan teori pengajaran yang dipandang paling efisien
untuk mencapai tujuan.
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak
diinginkan, khususnya suatu bentuk yang tidak diinginkan.
Kesalahan Penggunaan Ejaan
1.Analisis Penulisan Kata Dasar dan Jadian
6
Zaenal Arifin. Cermat BerbahasaIndonesia Untuk Perguruan Tinggi(Jakarta: AkademikaPrescindo,
2000), 55
14
a. Penambahan preposisi diantara kata kerja dan objek dalam klausa aktif.
b. Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalamklausa pasif.
c. Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif.
d. Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif.
e. Penghilangan preposisi dari kata kerja berpreposisi dalam klausa
pernyataan.
f. Penghilangan kata “yang” dalam klausa nominal.
g. Penghilangan kata kerja dalam klausa intransitif.
h. Penghilangan kata “untuk” dalam klausa pasif.
i. Penggantian kata “daripada” dengan kata “dari” dalam klausa bebas.
j. Pemisahan kata kerja dalamklausa medial.
k. Penggunaan klausa rancu.
1. Kekhilafan interlingual.
2. Kekhilafan intralingual.
Berdasarkan kategori kekhilafan, ditemukan bahwa strategi pemerolehan
konstruksi kalimat bahasa indonesia pada siswa berusia delapan tahun yang
berbahsa pertama (B1) bahasa jawa adalah:
1. Menaggalkan unsur-unsur linguistik yang diperlukan dalam bahasa
indonesia.
2. Menambahkan unsur-unsur linguistik yang tidak diperlukan dalam bahasa
indonesia.
8
Samsuri, Analisis Bahasa, memahami bahasa secara ilmiah (Jakarta: Erlangga, 2009), h.79
19
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan
berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang
menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian
ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca
yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan.
2. Istilah kesalahan berbahasa memiliki pengertian yang beragam. Untuk itu,
pengertian kesalahan berbahasa perlu diketahui lebih awal sebelum kita
membahas tentang kesalahan berbahasa. Corder (1974) menggunakan 3
(tiga) istilah untuk membatasi kesalahan berbahasa: (1) Lapses, (2) Errors,
dan (3) Mistake.
21
DAFTAR PUSTAKA
Indihadi, Dian . Analisis Kesalahan Berbahasa (PDF), diakses pada tanggal 20 April
2013
Samsuri, 2009. Analisis Bahasa, memahami bahasa secara ilmiah. Jakarta: Erlangga
Tarigan, Henry Guntur dan Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
Berbahasa, Bandung: Angkasa
22
Wojowasito. 1977. Pengajaran Bahasa Kedua (Bahasa Asing, Bukan Bahasa Ibu),
Bandung: Shinta Dharma