Anda di halaman 1dari 1

HUKUM KPTS

Hukum KPTS adalah hukum yang membuat kata kerja berawalan K, P, T, dan S menjadi
lebur ketika mendapatkan imbuhan me-, men-, meng-, menge-, meny-, menye-, 

Contoh:
patuk=mematuk
sapu=menyapu
tilang=menilang
kayuh= mengayuh

Namun ada kalanya peleburan tersebut tidak berlaku apabila kata kerja K, P, T, S huruf
keduanya diikuti dengan huruf konsonan juga.

Contoh:
Proses=memproses bukan memroses

khusus = mengkhususkan

1. Nasalisasi berlangsung atas dasar HOMORGAN. Artikulator dan titik artikulasi sama


seperti fonem yang dinasalkan. Rumusnya agak sulit, tapi sangat mudah dipraktikkan
orang Indonesia. Contoh: p dan b bernasal m [PUKUL jadi MEMUKUL, BUAT jadi
MEMBUAT]. Fonem k dan g bernasal ng [KAIS jadi MENGAIS, GAMBAR jadi
MENGGAMBAR].
2. Konsonan bersuara tetap, konsonan tak bersuara [k, p, t, s] luluh.
3. Nasalisasi hanya berlaku pada kata-kata dasar atau yang dianggap kata dasar. Kata
berimbuhan tidak mengalami nasalisasi.
4. Fonem y, r, l, w tidak mengalami nasalisasi. Istilahnya, nasalisasi zero.
5. Kata-kata serapan yang masih terasa asing, meski menggunakan k, p, t, s tidak
diluluhkan untuk menjaga jangan sampai menimbulkan salah paham.

PR :

CARILAH 10 KATA (KPTS)

1. KPTS LULUH 5
2. KPTS TIDAK LULUH 5

Anda mungkin juga menyukai