MAKALAH
Mata Kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Nusantara PGRI Kediri
Disusun Oleh :
2014
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kekeliruan ....................................................................................... 9
Berbahasa ......................................................................................... 10
Simpulan ............................................................................................28
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat atau sarana komunikasi yang digunakan antar
manusia. Bahasa dapat mengekspresikan maksud dan tujuan seseorang. Dengan
pengertian di atas maka kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar penduduk di
dunia adalah dwibahasawan, maksudnya bahwa sebagian manusia di bumi ini
menggunakan dua bahasa atau lebih sebagai alat komunikasi.
Orang yang biasa menggunakan dua bahasa atau lebih secara bergantian
untuk tujuan yang berbeda merupakan agen per gontak dua bahasa. Semakin
besar jumlah orang yang seperti ini, maka semakin intensif pula kontak antara dua
bahasa yang mereka gunakan. Kontak ini menimbulkan saling pengaruh, yang
manifestasinya menjelma di dalam penerapan kaidah bahasa pertama (B1) di
dalam penggunaan bahasa kedua (B2). Keadaan sebaliknya pun dapat terjadi di
dalam pemakaian system B2, pada saat penggunaan B1. Salah satu dampak
negatif dari praktik penggunaan dua bahasa secara bergantian adalah terjadinya
kekacauan pemakaian bahasa, yang lebih dikenal dengan istilah interferensi
(Khairul Matien : 2-3).
Sebagai seorang calon guru khususnya guru Bahasa Indonesia sering kita
menjumpai kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh para siswa. Kesalahan-
kesalahan yang dibuat oleh para siswa tersebut ternyata dapat dibagi kedalam 2
kategori yaitu kategori kesalahan dalam bidang keterampilan yang meliputi
menyimak, membaca, menulis dan membaca, serta kesalahan dalam bidang
linguistik yang meliputi tata bentuk bunyi (fonologi), tata bentuk kata
(morfologi), tata bentuk kalimat (sintaksis).
4
B. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian dari kesalahan berbahasa?
B. Apa macam-macam kesalahan berbahasa?
C. Apa analisis kesalahan berbahasa?
D. Bagaimana analisis kesalahan berbahasa?
E. Bagaimana langkah-langkah dalam menganalisis kesalahan berbahasa?
F. Apa dasar atau acuan untuk melakukan analisis kesalahan berbahasa?
G. Bagaimana kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis?
H. Apa saja bentuk atau pola kesalahan pada tataran sintaksis?
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1) Lapses
Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat penutur beralih cara
untuk menyatakan sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai
7
Analisis:
10
Dalam ragam baku, unsur-unsur yang dicetak miring pada kalimat 1-2 di
atas merupakan contoh pemakaian frasa yang salah. Kesalahan itu disebabkan
oleh adanya pengaruh bahasa daerah.Perbaikan kalimat di atas sebagai berikut.
Bentuk Baku:
1. Katanya sudah besar, jadi makan sendiri saja.
2. Saya minta kepada anak-anak saya, adik-adik kita jangan sampai
terkontaminasi.
Kategori
Kesalahan Kekeliruan
Sudut Pandang
1. Sumber 1. Kompetensi 1. Performansi
2. Sifat 2. Sistematis 2. Tidak sistematis
3. Durasi 3. Agak lama 3. Sementara
4. Sistem 4. Belum dikuasai 4. Sudah dikuasai
Linguistik 5. Penyimpangan 5. Penyimpangan
5. Hasil 6. Dibantu oleh guru: 6. Siswa sendiri:
6. Perbaika latihan, pengajaran pemusatan
remedial perhatian
“sodara” melainkan “saudara” yang berarti kawan, teman, sapaan pada teman
yang diajak bicara.
Contoh lainnya yaitu pada kata “Nopember”, di dalam KBBI yang benar
ialah “November” yang berarti bulan ke-11.
Analisis:
Kalimat di atas terdapat kesalahan dalam bidang kalimat pada
penggunaan istilah asing. Kalimat-kalimat di atas belum tentu dapat
dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah karena pada kalimat-
kalimat tersebut terdapat istilah bahasa asing yang tidak dipahami.
Akan lain halnya jika istilah asing yang dicetak miring pada masing-
masing kalimat di atas diganti dengan istilah dalam bahasa Indonesia
sehingga menjadi kalimat-kalimat berikut ini.
Bentuk Baku:
1. Penampilan seni Gabano di malam ppembukaan Pekan Sastra se-
Sumatra di ruangan Hotel Pangeran, Pekanbaru, Selasa (9/9)
malam, mendapat tepuk tangan panjang dari ratusan peserta yang
datang dari berbagai daerah.
2. Atau uang muka (DP) untuk Honda Brio mulai dari Rp 20 juta.
3. Memang ada gladi resik, tapi memblokir waktu cuma beberapa
menit.
G. Kesalahan Berbahasa Pada Tataran Sintaksis
a. Pengertian Sintaksis
Tarigan (1984) mengemukakan bahwa sintaksis adalah salah satu cabang
dari tata bahasa yang membicarakan struktur kalimat, klausa, dan frasa. Oleh
Kridalaksana (1982 ) kalimat merupakan satuan bahasa yang secara relatif
berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual dan potensial
terdiri dari klausa, misalnya saya makan nasi. Sedang klausa adalah satuan
16
bentuk linguistik yang terdiri atas subjek dan predikat.Frasa adalah satuan
tatabahasa yang tidak melampaui batas fungsi subjekatau predikat (Ramlan,
1978).Kaitannya dengan hal tersebut, Tarigan dan Sulistyaningsih (1979) dan
Semi (1990) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa dalam bidang
sintaksismeliputi: kesalahan frasa, kesalahan klausa, dan kesalahan kalimat.
Seharusnya
Seharusnya
b. Satuan-Satuan Sintaksis
18
Sayur-sayur
Seharusnya
Sayur mayor
2. Frase adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau
lazim juga di sebut dengan gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi
sintaksis di dalam kalimat (Chaer 2003:222). Sama halnya dengan kata,
frase juga berperan sebagai pengisi fungsi sintaksis.Untuk lebih
memahami tentang frase, perhatikan contoh berikut :
Haus sangat
Seharusnya
Sangat haus
S P K
Seharusnya
19
S P O Ket
4. Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan
pikiran (widjono:1946). Berikut contohnya:
Anak kecil di sekolah itu dan bermain kelereng
Seharusnya
Anak kecil di sekolah itu bermain kelereng
Frasa kerja yang berstruktur kata kerja pasif + kata kerja aktif tidak
diantarai kata seperti untuk supaya makna yang ditunjuk tanpak jelas,
misalnya sebagaiberkut:
dididik untuk berani seharusnya dididik berani
dituduh untuk membunuh seharusnya dituduh membunuh
renang.
diperbaiki menjadi Ety membeli ikan ketika akan makan malam. Contoh
lain:
Ali menulis drama saat Ali telah membaca buku Rendra
tentang drama.
Seharusnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian dari Analisis Kesalahan Berbahasa itu sendiri adalah suatu
teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan
secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh si terdidik atau siswa yang
sedang belajar bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori
dan prosedur-prosedur berdasarkan linguistik.
Kesalahan berbahasa bidang sintaksis meliputi kesalahan frase,kesalahan
klausa, dan kesalahan kalimat. Kesalahan-kesalahan tersebut bersumber pada:
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran kata dan frase, antara lain:
a. Pengunaan kata depan tidak tepat.
b. Penyusunan frasa yang salah struktur.
c. Penambahan yang dalam frasa benda (B+S).
d. Penambahan kata dari atau tentang dalam Frasa Benda (B+B).
e. Penambahan kata kepunyaan dalam Frasa Benda (B+K Pr).
f. Penambahana kata untuk dalam frasa Kerja (K pasif + K lain).
g. Penghilangan kata yang dalam Frasa Benda (Benda+yang+K pasif).
h. Penghilangan kata oleh dalam Frasa Kerja Pasif (K pasif+oleh+B).
i. Penghilangan kata yang dalam frasa Sifat (yang +paling +sifat).
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran klausa, antara lain:
a. Penambahan preposisi di antara kata kerja dan objeknya dalam klausa
aktif.
b. Penambahan kata kerja bantu dalam klausa ekuasional.
c. Pemisahan pelaku dan kata kerja dalam klausa aktif.
d. Penghilangan kata oleh dalam klausa pasif.
e. Penghilangan kata kerja dalam klausa intranstif.
Sumber kesalahan berbahasa dalam tataran kalimat, antara lain:
a. Penyusunan kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa daerah.
b. Kalimat yang tidak bersubjek karena terdapat preposisi di awal.
29
31
DAFTAR PUSTAKA
Dian Indihadi, Analisis Kesalahan Berbahasa (PDF), diakses pada tanggal 1 April
2015.
Samsuri.1985.Analis Bahasa. Jakarta : Erlangga.(halaman22).
Wojowasito.1977.Pengajaran Bahasa Kedua (Bahasa Asing, Bukan Bahasa Ibu.
(Bandung: Shinta Dharma. (halaman 42).
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.