Oleh:
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt., yang telah melimpahkan begitu
banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Allah Swt. Selain itu, kami juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang....................................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
B. Fonologi..............................................................................................................
A. Desain Penelitian...............................................................................................
B. Latar Penelitian..................................................................................................
C. Data dan Sumber Data Penelitian......................................................................
E. Keabsahan Data..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ada dua jenis bahasa yang bisa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu bahasa
lisan dan bahasa tulis. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
lebih sering menggunakan bahasa lisan ketika berkomunikasi. Manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
orang lain, oleh karena itu manusia memerlukan alat komunikasi untuk
bersosialisasi (Muryani, 2017:1). Tanpa bahasa, manusia akan kesulitan untuk
mengekspresikan perasaan atau menyampaikan informasi kepada orang lain.
Kemampuan berbahasa sangat penting, tidak hanya bisa berbahasa dengan
baik tetapi juga menggunakan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang ada, (Nurrahmi, 2020:8). Kebiasaan menggunakan bahasa
yang sesuai kaidah saat berkomunikasi, akan memudahkan pendengar untuk
mengerti maksud yang disampaikan. Namun, sering terjadi kesalahan
berbahasa ketika masyarakat berkomunikasi.
Masyarakat sekarang tidak peduli bagaimana bahasa yang digunakan saat
berkomunikasi. Masyarakat tidak sadar apakah bahasa tersebut sudah
memenuhi kaidah kebahasaan yang berlaku atau tidak. Penggunaan bahasa
yang tidak sesuai ini, jika terus dilakukan akan menjadi kebiasaan buruk.
Fenomena ini bisa disebut sebagai kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa
adalah penggunaan tuturan seperti kata, kalimat, atau paragraf yang tidak
sesuai dengan kaidah kebahasaan (Sebayang dan Sofyan, 2019:50). Kesalahan
berbahasa berdasarkan struktur internalnya mencakup empat aspek, yaitu
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (R dan Yusri, 2020:16).
Kesalahan fonologi bisa berupa perubahan, penghilangan, dan penambahan
fonem, juga posisi pemenggalan kata yang salah.
Aturan-aturan penulisan dalam bahasa Indonesia telah diatur dengan jelas
diantaranya pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),
buku penyuluhan kalimat oleh badan bahasa, buku penyuluhan paragraf oleh
badan bahasa, serta banyak buku-buku teori lain yang menjelaskan perihal
4
syarat-syarat maupun aturan penulisan perihal ejaan, diksi, kalimat, dan
paragraf (Dinanti, 2018). Rahardi menegaskan bahwa sesungguhnya
kesalahkaprahan disebabkan oleh pembiaran kesalahan bahasa yang
berkepanjangan (Rahardi, 2009). Oleh karena itu, apabila membiarkan hal
tersebut berakibat kesalahkaprahan dan ketidaknyamanan berbahasa.
Kesalahkaprahan yang terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia ini harus
segera diluruskan, khususnya kesalahan-kesalahan ejaan yang terjadi pada
produk-produk kemasan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian
mengenai penyimpangan bahasa pada kemasan produk makanan dan minuman
di toko kelontong perlu dilakukan untuk mengetahui fakta-fakta kebahasaan
yang beredar pada produk-produk komersial.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: bagaimana bentuk kesalahan berbahasa bidang fonologi
pada kemasan produk makanan dan minuman?
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa
bidang fonologi pada kemasan produk makanan dan minuman.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
Tarigan, Parera (dalam R danYusri, 2020:34) berpendapat bahwa kekeliruan
yaitu penyimpangan yang terjadi karena beberapa faktor performance seperti
daya ingatan yang terbatas, mengeja dalam lafal, dan juga tekanan emosional.
Namun, kesalahan itu masih mudah untuk diperbaiki dan bersifat sementara,
sedangkan error atau kesalahan yaitu penyimpangan yang sistematis dan
konsisten. Kesalahan berbahasa yang dialami oleh pelajar biasanya disebabkan
karena beberapa hal, seperti strategi pembelajaran, teknik mengajar, kerumitan
bahasa, dan juga usia dari pelajar, Norrish dan Richard (dalam R danYusri,
2020:4). Mempelajari kelemahan pembelajar dapat meningkatkan strategi
pengajaran yang lebih baik lagi. Analisis kesalahan berbahasa sangat
bermanfaat bagi pengajar untuk mengetahui jenis dan juga penyebab dari
kesalahan itu terjadi. Setelah memahami kesalahan itu, pengajar dapat
memilih langkah apa yang harus dilakukan. Bisa dengan mengembangkan
teknik pembelajaran, meningkatkan interaksi belajar mengajar, perencanaan
pengajaran, dan juga pembelajaran remidial.
Selain itu, analisis kesalahan berbahasa juga memiliki tujuan teoretis dan
praktis. Tujuan praktis dari analisis kesalahan berbahasa yaitu, peningkatan
metode pembelajaran yang dibuat dapat secara langsung diterapkan pada saat
proses pengajaran. Tujuan teoretisnya yaitu adanya usaha untuk memahami
proses pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing (Corder, dalam R dan
Yusri, 2020:7). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan
berbahasa adalah bentuk penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang ada. Kesalahan itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu adanya campuran dua bahasa. Kesalahan itu tidak perlu
dihindari, tetapi bisa dipelajari melalui analisis kesalahan berbahasa, hal itu
dilakukan agar bisa mengetahui jenis kesalahan dan penyebabnya,
B. Fonologi
Fonologi merupakan ilmu tentang bunyi dengan cakupan segi bunyi bahasa
yang bersangkutan dengan pembentukan bunyi, bunyi sebagai getaran udara,
dan bunyi yang terdengar, maupun yang bersangkutan dengan fungsi bunyi
dalam berkomunikasi (Eliyanti, 2017). Salah satu hakikat dari bahasa adalah
7
bunyi, oleh karena itu bahasa tidak akan lepas dari pembahasan seputar bunyi
(Nugraha, 2020). Pada Bunyi bahasa yang diucapkan dalam kehidupan sehari-
hari pastinya memiliki sistem, susunan suku kata dan arti yang berbeda-beda.
Fonologi merupakan gabungan dari dua kata yaitu fon dan logi. Fon berarti
bunyi logi berarti ilmu, fonologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu bahasa
yang membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi bahasa yang
dihasilkan dari alat ucap manusia (Chaer, 2013:1).
Ilmu fonologi mempelajari seputar bunyi-bunyi ujaran secara mendalam
(Indrasari, 2015:22). Secara umum fonologi yaitu ilmu yang membicarakan
mengenai sistem bunyi bahasa yang berasal dari organ wicara manusia, yang
disebut sebagai ilmu tata bunyi (Yendra, 2018:64). Bunyi merupakan kajian
dalam ilmu fonologi, yang berarti satuan terkecil dari ujaran dengan
"gabungan" antara bunyi yang membentuk silabel atau suku kata (Chaer,
2013:5).
Fonologi mempelajari bunyi bahasa secara umum dan juga fungsional, objek
dari kajian fonologi ada dua, fonetik dan fonemik. Fonetik ialah ilmu fonologi
yang membahas mengenai bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan, cara
produksi, tempat produksi, dan sifat bentuk fisik bunyi. Selain fonetik ada
juga fonemik, yaitu cabang ilmu fonologi yang membicarakan seputar sistem
bunyi bahasa dengan menitik beratkan pembahasan terkait bentuk yang
berkaitan dengan bunyi bahasa sebagai pembeda makna (Yendra, 2018:65).
Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari fonologi ialah cabang ilmu linguistik
yang membicarakan dan membahas mengenai bunyi bahasa.
8
C. Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa fonologi ialah cabang ilmu linguistik
yang membahas terkait bunyi yang dihasilkan dari organ wicara manusia.
Fonologi mengkaji struktur internal bahasa khususnya bunyi, atau disebut
dengan istilah fonem (R dan Yusri, 2020:16). Sebagai satuan terkecil, bunyi
bahasa dapat menjadi pembeda makna. Mantasiah (2020) menambahkan dua
kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan pada meletakkan jeda dan intonansi
atau tekanan pemenggalan kata.
a. Perubahan Fonem
Kesalahan perubahan fonem ini terjadi karena penutur salah dalam
pelafalan bunyi bahasa (Setyawati, 2013:24), seperti pada contoh berikut.
1) Perubahan fonem vokal Baku Tidak Baku
9
Fonem /f/ diucapkan/p/ wakaf wakap
10
Fonem /z/ diucapkan/y/
madya madia
5) Pelafalan pelafalan kata atau
singkatan
Singkatan sdr saudara es de er
Singkatan dst dan seterusnya de es te u
yu nes ko yu ni nes co u
Singkatan UNESCO
syef ni tsef
Singkatan UNICEF
b. Penghilangan Fonem
Kesalahan penghilangan fonem ini terjadi karena penutur tidak
mengucapkan bunyi bahasa secara lengkap (Setyawati, 2013:33), seperti
pada contoh berikut.
1) Penghilangan fonem vokal Baku Tidak Baku
11
2) Penghilangan fonem konsonan
Fonem /h/
lihat liat
Fonem /k/
Fonem /t/
12
c. Penambahan Fonem
Kesalahan penambahan fonem ini terjadi karena penutur menambahkan
bunyi lain di luar bunyi bahasa yang seharusnya diucapkan (Setyawati,
2013:38), seperti pada contoh berikut.
1) Penambahan Fonem Vokal Baku Tidak Baku
Fonem /r/
Fonem /s/
Fonem /t/
Fonem /w/
uwang
uang mulia
Fonem /y/ mulya
13
(yang dilambangkan ‘)
premier
4) Pembentuk gabungan atau gugus
suvenir ozon
konsonan dari fonem konsonan
tunggal
Gugus konsonan /dh/
sandhiwara
Gugus konsonan /kh/
sandiwara mukhrim
Gugus konsonan /ss/ muhrim masa massa
d. Peletakkan Jeda
Kesalahan ini terjadi karena penutur salah dalam penempatan jeda pada
kata atau frasa tertentu (R dan Yusri, 2020:17), seperti pada contoh
berikut,
Baku Tidak Baku
antarkota
antar kota dari
daripada
pada dimakan
dimakan
14
e. Intonansi atau Tekanan Pemenggalan Kata
Kesalahan intonansi berkaitan dengan cara pelafalan dalam pemenggalan
kata, kesalahan terjadi karena penutur salah dalam pelafalan silabel kata
(R dan Yusri, 2020:18), seperti pada contoh berikut.
Baku Tidak Baku
bel-ajar
be-la-jar ma-
ka-nan mu-a-ra mak-anan
ne-ga-ra sau- muar-a negar-
da-ra a sa-u-dar-a
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari dan membaca
tulisan yang ada pada produk makanan dan minuman. Pemahaman mengenai isi
dari pidato kemudian mengerucut menjadi rumusan masalah yang membutuhkan
jawaban. Langkah ini kemudian ditindak lanjuti melakukan analisis kesalahan
bahasa dalam produk makanan dan minuman.
B. Latar Peneltian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini merupakan lokasi yang digunakan dalam penelitian.
Adapun tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah fleksibel.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu.
Adapun untuk memudahkan proses pelaksanaan penelitian yakni mulai hari
Sabtu, 28 Januari 2024 sampai Sabtu, 02 Februari 2024.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian membahas mengenai orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pertumbuhan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia,
1989: 862). Adapun subjek penelitiannya membahas mengenai kesalahan
berbahasa dalam kemasan produk makanan dan minuman.
16
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang diambil berupa hasil
kajian tentang kesalahan berbahasa yang diambil dari kemasan produk makanan
dan minuman. Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tulisan yang ada di dalam kemasan produk makanan dan minuman.
E. Keabsahan Data
Keabsahan data ialah tindakan yang bertujuan untuk menunjukkan kevalidan
suatu data yang dapat dipertanggung jawabkan (Yusmita, 2020:29). Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi, yang bertujuan untuk
meminimalisasi kekeliruan ketika sedang mengumpulkan data temuan. Metode
triangulasi ini merupakan teknik yang dilakukan untuk memeriksa keabsahan
suatu data dengan menggunakan sesuatu yang lainnya sebagai pembanding data,
(Moleong, 2017:330).
Selanjutnya Moleong membedakan triangulasi menjadi empat jenis,
triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik, dan tringulasi teori.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teori sebagai teknik keabsahan data.
Tringulasi teori yaitu menggunakan dua teori untuk dipadukan, antara teori milik
Nanik Setyawati (2013) dipadukan dengan teori milik Mantasiah R dan Yusri
(2020).
17
F. Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi
data, sajian data, dan penarikan simpulan dengan verifikasinya. Pertama, reduksi
data yakni dilakukannya pengumpulan data di dalam jurnal dan buku-buku teori
yang relevan dengan penelitian. Kedua, sajian data atau analisis data, hal ini
sangat penting dilakukan agar data hasil reduksi terorganisirkan dan tersusun
dengan pola yang sistematis setelah melewati tahapan pengumpulan data berupa
hal yang akan ditulis dalam pembahasan. Data yang ada dalam sajian data ini
berupa kutipan kemasan produk makanan dan minuman. Ketiga, penarikan
simpulan atau verifikasi digunakan sebagai tahap akhir untuk menentukan bukti-
bukti berdasarkan temuan yang terdapat di dalam pembahasan.
18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada hasil dan pembahasan akan menjabarkan hasil pengamatan dan analisis
pada kemasan produk makanan dan minuman ringan di minimarket atau
supermarket. Kajian fonologi yang dilakukan mencangkup perubahan fonem,
penghilangan fonem, dan penambahan fonem. Hasil dari penelitian ini diperoleh
data sebagai berikut.
a. Kesalahan Perubahan Fonem
1. Sari Kacang Ijo
19
Gambar 2. Kemasan Produk Qtela
20
karena itu, kata yang benar ditulis adalah cabai.
4. Zegar
21
Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Slai”
2. Krupukku
22
c. Kesalahan Penambahan Fonem
1. Pop Mie
2. Kopie Si Mbok
23
Gambar 8. Kemasan Produk Kopie
3. Susu Baa..gus
4. Gerry Saluut
24
Gambar 10. Kemasan Produk Gerry Saluut
Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Saluut”
25
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa bidang fonologi pada
kemasan produk makanan dan minuman, menunjukkan bahwa masih
adanya penyimpangan aturan penulisan yang masih tidak sesuai dengan
KBBI. Namun ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya
yaitu pengurangan fonem pada kemasan produk karena keterbatasan ruang
pada kemasan atau menyesuaikan dengan preferensi pengguna,
penambahan fonem pada kemasan produk yang bertujuan untuk
meningkatkan daya tarik produk atau memenuhi syarat regulasi, dan
perubahan fonem pada kemasan produk dikarenakan menyesuaikan
dengan dialek atau variasi bahasa yang digunakan pada area tertentu.
Namun, produsen harus tetap memperhatikan aturan penulisan yang benar
agar pesan yang disampaikan tetap jelas dan tidak kehilangan maknanya
sehingga mudah dimengerti.
B. Saran
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi pendidik
dalam bahan ajar Bahasa Indonesia mengenai kesalahan berbahasa.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peserta didik
mengenai kesalahan berbahasa dan bagaimana menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan
yang berlaku.
26
DAFTAR PUSTAKA
27