Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KESALAHAN BAHASA BIDANG FONOLOGI

PADA KEMASAN PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Ujian akhir Semester


Mata Kuliah Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia
diampu oleh Mulasih Tary, M.Pd.

Oleh:

Faris Nur Hikmah NIM. 40421012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
BUMIAYU

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah Swt., yang telah melimpahkan begitu
banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu banyak
nikmat yang telah didapatkan dari Allah Swt. Selain itu, kami juga merasa sangat
bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan


makalah sebagai tugas Ujian Akhir Semester mata kuliah Analisis Kesalahan
Bahasa Indonesia denga topik inti “Analisis Kesalahan Bahasa Bidang Fonologi
Pada Kemasan Produk Makanan dan Minuman”. Kami sampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada ibu Mulasih Tary, M.Pd. selaku dosen pengampu
mata kuliah Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia serta semua pihak yang turut
membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan
baik isinya maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.

Demikian, semoga makalah ini memberikan manfaat uumnya pada para


pembaca.

Bumiayu, 02 Februari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................

A. Latar Belakang....................................................................................................

B. Rumusan Masalah...............................................................................................

C. Tujuan.................................................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI .....................................................................................

A. Analisis Kesalahan Berbahasa ...........................................................................

B. Fonologi..............................................................................................................

C. Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi..............................................................

BAB III METODELOGI PENELITIAN................................................................

A. Desain Penelitian...............................................................................................
B. Latar Penelitian..................................................................................................
C. Data dan Sumber Data Penelitian......................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................

E. Keabsahan Data..................................................................................................

F. Teknik Analisis Data..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................

BAB III PENUTUP...................................................................................................

A. Kesimpulan .........................................................................................................

B. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ada dua jenis bahasa yang bisa digunakan untuk berkomunikasi, yaitu bahasa
lisan dan bahasa tulis. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat
lebih sering menggunakan bahasa lisan ketika berkomunikasi. Manusia
sebagai makhluk sosial tidak bisa hidup sendiri dan selalu membutuhkan
orang lain, oleh karena itu manusia memerlukan alat komunikasi untuk
bersosialisasi (Muryani, 2017:1). Tanpa bahasa, manusia akan kesulitan untuk
mengekspresikan perasaan atau menyampaikan informasi kepada orang lain.
Kemampuan berbahasa sangat penting, tidak hanya bisa berbahasa dengan
baik tetapi juga menggunakan bahasa yang benar sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang ada, (Nurrahmi, 2020:8). Kebiasaan menggunakan bahasa
yang sesuai kaidah saat berkomunikasi, akan memudahkan pendengar untuk
mengerti maksud yang disampaikan. Namun, sering terjadi kesalahan
berbahasa ketika masyarakat berkomunikasi.
Masyarakat sekarang tidak peduli bagaimana bahasa yang digunakan saat
berkomunikasi. Masyarakat tidak sadar apakah bahasa tersebut sudah
memenuhi kaidah kebahasaan yang berlaku atau tidak. Penggunaan bahasa
yang tidak sesuai ini, jika terus dilakukan akan menjadi kebiasaan buruk.
Fenomena ini bisa disebut sebagai kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa
adalah penggunaan tuturan seperti kata, kalimat, atau paragraf yang tidak
sesuai dengan kaidah kebahasaan (Sebayang dan Sofyan, 2019:50). Kesalahan
berbahasa berdasarkan struktur internalnya mencakup empat aspek, yaitu
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik (R dan Yusri, 2020:16).
Kesalahan fonologi bisa berupa perubahan, penghilangan, dan penambahan
fonem, juga posisi pemenggalan kata yang salah.
Aturan-aturan penulisan dalam bahasa Indonesia telah diatur dengan jelas
diantaranya pada buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI),
buku penyuluhan kalimat oleh badan bahasa, buku penyuluhan paragraf oleh
badan bahasa, serta banyak buku-buku teori lain yang menjelaskan perihal

4
syarat-syarat maupun aturan penulisan perihal ejaan, diksi, kalimat, dan
paragraf (Dinanti, 2018). Rahardi menegaskan bahwa sesungguhnya
kesalahkaprahan disebabkan oleh pembiaran kesalahan bahasa yang
berkepanjangan (Rahardi, 2009). Oleh karena itu, apabila membiarkan hal
tersebut berakibat kesalahkaprahan dan ketidaknyamanan berbahasa.
Kesalahkaprahan yang terjadi dalam pemakaian bahasa Indonesia ini harus
segera diluruskan, khususnya kesalahan-kesalahan ejaan yang terjadi pada
produk-produk kemasan. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian
mengenai penyimpangan bahasa pada kemasan produk makanan dan minuman
di toko kelontong perlu dilakukan untuk mengetahui fakta-fakta kebahasaan
yang beredar pada produk-produk komersial.

B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu: bagaimana bentuk kesalahan berbahasa bidang fonologi
pada kemasan produk makanan dan minuman?

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk kesalahan berbahasa
bidang fonologi pada kemasan produk makanan dan minuman.

5
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Analisis Kesalahan Berbahasa


Bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dengan
sesamanya. Komunikasi akan lebih lancar ketika bahasa menjadi perantara,
(Lathifah, Febiana, dan Selvi, 2021:92). Manusia bisa saling menukar
informasi, memberi pendapat, menyampaikan ide, atau hal lainnya. Kegiatan
berkomunikasi yang menggunakan bahasa, sebaiknya tetap mengikuti aturan
berbahasa yang ada. Hal ini bisa membantu lawan bicara untuk mengerti apa
maksud yang sebenarnya. Namun, saat ini penggunaan bahasa yang sesuai
aturan sudah mulai diabaikan. Hal ini membuka kesempatan untuk terjadinya
kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bentuk tuturan
seperti kata, kalimat atau paragraf yang tidak sesuai dengan aturan kebahasaan
(Sebayang dan Sofyan, 2019:50).
Faktor dari kesalahan itu biasanya disebabkan oleh adanya pengaruh
bahasa pertama, terbiasa menggunakan kosa kata yang salah, dan juga tidak
memiliki kemauan untuk belajar bahasa yang baik dan benar, (Sikana, Antoni,
Pasiyah, 2021:75). Kesalahan berbahasa bukan sesuatu yang harus dihindari,
malah kesalahan itu merupakan fenomena yang bisa dipelajari (R dan Yusri,
2020:2). Bagi pengajar, dengan mempelajari adanya kesalahan berbahasa akan
mempermudah dalam memberikan solusi yang sesuai dengan jenis kesalahan
yang terjadi. Pembahasan mengenai kesalahan berbahasa, menurut Tarigan
(dalam R dan Yusri, 2020:3) terdapat dua istilah yaitu kesalahan (erorr) dan
kekeliruan (mistake). Kesalahan (erorr) yaitu penggunaan bahasa yang tidak
sesuai kaidah yang berlaku. Kesalahan itu biasanya disebabkan karena ada
perbedaan tata bahasa yang dimiliki penutur. Selanjutnya ada kekeliruan
(mistake) yaitu penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah kebahasaan,
namun penyimpangan itu tidak dikatakan sebagai pelanggaran berbahasa.
Biasanya kesalahan ini terjadi karena penutur kurang tahu penggunaan
kaidah berbahasa yang baik. Kekeliruan ini cenderung dianggap sepele,
sifatnya yang sementara dan tidak permanen. Sejalan dengan pendapat

6
Tarigan, Parera (dalam R danYusri, 2020:34) berpendapat bahwa kekeliruan
yaitu penyimpangan yang terjadi karena beberapa faktor performance seperti
daya ingatan yang terbatas, mengeja dalam lafal, dan juga tekanan emosional.
Namun, kesalahan itu masih mudah untuk diperbaiki dan bersifat sementara,
sedangkan error atau kesalahan yaitu penyimpangan yang sistematis dan
konsisten. Kesalahan berbahasa yang dialami oleh pelajar biasanya disebabkan
karena beberapa hal, seperti strategi pembelajaran, teknik mengajar, kerumitan
bahasa, dan juga usia dari pelajar, Norrish dan Richard (dalam R danYusri,
2020:4). Mempelajari kelemahan pembelajar dapat meningkatkan strategi
pengajaran yang lebih baik lagi. Analisis kesalahan berbahasa sangat
bermanfaat bagi pengajar untuk mengetahui jenis dan juga penyebab dari
kesalahan itu terjadi. Setelah memahami kesalahan itu, pengajar dapat
memilih langkah apa yang harus dilakukan. Bisa dengan mengembangkan
teknik pembelajaran, meningkatkan interaksi belajar mengajar, perencanaan
pengajaran, dan juga pembelajaran remidial.
Selain itu, analisis kesalahan berbahasa juga memiliki tujuan teoretis dan
praktis. Tujuan praktis dari analisis kesalahan berbahasa yaitu, peningkatan
metode pembelajaran yang dibuat dapat secara langsung diterapkan pada saat
proses pengajaran. Tujuan teoretisnya yaitu adanya usaha untuk memahami
proses pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing (Corder, dalam R dan
Yusri, 2020:7). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan
berbahasa adalah bentuk penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah
kebahasaan yang ada. Kesalahan itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satunya yaitu adanya campuran dua bahasa. Kesalahan itu tidak perlu
dihindari, tetapi bisa dipelajari melalui analisis kesalahan berbahasa, hal itu
dilakukan agar bisa mengetahui jenis kesalahan dan penyebabnya,

B. Fonologi
Fonologi merupakan ilmu tentang bunyi dengan cakupan segi bunyi bahasa
yang bersangkutan dengan pembentukan bunyi, bunyi sebagai getaran udara,
dan bunyi yang terdengar, maupun yang bersangkutan dengan fungsi bunyi
dalam berkomunikasi (Eliyanti, 2017). Salah satu hakikat dari bahasa adalah

7
bunyi, oleh karena itu bahasa tidak akan lepas dari pembahasan seputar bunyi
(Nugraha, 2020). Pada Bunyi bahasa yang diucapkan dalam kehidupan sehari-
hari pastinya memiliki sistem, susunan suku kata dan arti yang berbeda-beda.
Fonologi merupakan gabungan dari dua kata yaitu fon dan logi. Fon berarti
bunyi logi berarti ilmu, fonologi dapat diartikan sebagai cabang ilmu bahasa
yang membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi bahasa yang
dihasilkan dari alat ucap manusia (Chaer, 2013:1).
Ilmu fonologi mempelajari seputar bunyi-bunyi ujaran secara mendalam
(Indrasari, 2015:22). Secara umum fonologi yaitu ilmu yang membicarakan
mengenai sistem bunyi bahasa yang berasal dari organ wicara manusia, yang
disebut sebagai ilmu tata bunyi (Yendra, 2018:64). Bunyi merupakan kajian
dalam ilmu fonologi, yang berarti satuan terkecil dari ujaran dengan
"gabungan" antara bunyi yang membentuk silabel atau suku kata (Chaer,
2013:5).
Fonologi mempelajari bunyi bahasa secara umum dan juga fungsional, objek
dari kajian fonologi ada dua, fonetik dan fonemik. Fonetik ialah ilmu fonologi
yang membahas mengenai bagaimana bunyi bahasa itu dihasilkan, cara
produksi, tempat produksi, dan sifat bentuk fisik bunyi. Selain fonetik ada
juga fonemik, yaitu cabang ilmu fonologi yang membicarakan seputar sistem
bunyi bahasa dengan menitik beratkan pembahasan terkait bentuk yang
berkaitan dengan bunyi bahasa sebagai pembeda makna (Yendra, 2018:65).
Jadi, dapat disimpulkan pengertian dari fonologi ialah cabang ilmu linguistik
yang membicarakan dan membahas mengenai bunyi bahasa.

8
C. Kesalahan Berbahasa Bidang Fonologi
Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa fonologi ialah cabang ilmu linguistik
yang membahas terkait bunyi yang dihasilkan dari organ wicara manusia.
Fonologi mengkaji struktur internal bahasa khususnya bunyi, atau disebut
dengan istilah fonem (R dan Yusri, 2020:16). Sebagai satuan terkecil, bunyi
bahasa dapat menjadi pembeda makna. Mantasiah (2020) menambahkan dua
kesalahan yang terjadi yaitu kesalahan pada meletakkan jeda dan intonansi
atau tekanan pemenggalan kata.
a. Perubahan Fonem
Kesalahan perubahan fonem ini terjadi karena penutur salah dalam
pelafalan bunyi bahasa (Setyawati, 2013:24), seperti pada contoh berikut.
1) Perubahan fonem vokal Baku Tidak Baku

Fonem /a/ diucapkan /ə/ akta aktə

Fonem /a/ diucapkan /i/ universal tawaf universil


towaf
Fonem /a/ diucapkan /o/

Fonem /ə/ diucapkan/a/ ritmə ritma

Fonem /ɛ/ diucapkan/i/

Fonem /i/ diucapkan/ɛ/ ril


rɛl senin
khotbah
Fonem /o/ diucapkan/u/ senɛn
truk
khutbah
saus
Fonem /u/ diucapkan/ə/ trək saos

Fonem /u/ diucapkan/o/

2) Perubahan fonem konsonan

Fonem /b/ diucapkan/p/


sabtu abad saptu abat
Fonem /d/ diucapkan/t/

9
Fonem /f/ diucapkan/p/ wakaf wakap

Fonem /g/ diucapkan/h/

Fonem /g/ diucapkan/j/

Fonem /j/ diucapkan/g/ mahnet

Fonem /j/ diucapkan/y/ dirijen


magnet
Fonem /k/ diucapkan/c/ dirigen manager
manajer subyek
Fonem /k/ diucapkan/h/ subjek masculin
maskulin tehnik
Fonem /n/ diucapkan/ng/ teknik bank bang

Fonem /p/ diucapkan/f/ pihak fihak


iqra saat ikra taat
Fonem /q/ diucapkan/k/ variasi fariasi
vaksin paksin
Fonem /s/ diucapkan/t/ proyek projek
nazar nadar
Fonem /v/ diucapkan/f/ zaman jaman
maizena maisena
Fonem /v/ diucapkan/p/ zakat yakat
makmur ma’mur
Fonem /y/ diucapkan/j/

Fonem /z/ diucapkan/d/

Fonem /z/ diucapkan/j/

Fonem /z/ diucapkan/s/

10
Fonem /z/ diucapkan/y/

Fonem /k/ diucapkan/ain/


3) Perubahan fonem vokal
kalaw
menjadi fonem konsonan kalau kualitas
kwalitas
panitia
panitya

4) Perubahan fonem konsonan


menjadi fonem vokal
satwa saya satua saia

madya madia
5) Pelafalan pelafalan kata atau
singkatan
Singkatan sdr saudara es de er
Singkatan dst dan seterusnya de es te u
yu nes ko yu ni nes co u
Singkatan UNESCO
syef ni tsef

Singkatan UNICEF

b. Penghilangan Fonem
Kesalahan penghilangan fonem ini terjadi karena penutur tidak
mengucapkan bunyi bahasa secara lengkap (Setyawati, 2013:33), seperti
pada contoh berikut.
1) Penghilangan fonem vokal Baku Tidak Baku

Fonem /a/ pena pen

Fonem /e/ karier karir

Fonem /u/ suporter sporter

11
2) Penghilangan fonem konsonan

Fonem /h/
lihat liat
Fonem /k/

Fonem /s/ bank spons ban apon

Fonem /t/

sprint wujud sprin ujud


Fonem /w/

3) Penghilangan fonem vokal rangkap


menjadi vokal tunggal

Fonem /ai/ menjadi /e/ santai sante


Fonem /au/ menjadi /o/ kerbau kerbo

4) Penghilangan deret vokal

menjadi vokal tunggal surve netron


suplir
Vokal /ei/ menjadi /e/

Vokal /eu/ menjadi /e/


survei neutron
Vokal /ie/ menjadi /e/ suplier
5) Penghilangan gugus konsonan

Konsonan /kh/ menjadi /h/

Konsonan /kh/ menjadi /k/


ahlak
akhlak khusus kusus
Konsonan /ks/ menjadi /k/
matriks matrik
Konsonan /sy/ menjadi /s/ syahadat sahadat

12
c. Penambahan Fonem
Kesalahan penambahan fonem ini terjadi karena penutur menambahkan
bunyi lain di luar bunyi bahasa yang seharusnya diucapkan (Setyawati,
2013:38), seperti pada contoh berikut.
1) Penambahan Fonem Vokal Baku Tidak Baku

Fonem /a/ tanah tanaah

Fonem /e/ mentri menteri

2) Penambahan fonem konsonan

Fonem /d/ spons sponds

Fonem /h/ magrib maghrib


medali mendali
Fonem /n/ sanksi ubah sangksi
instan hadis rubah instans
Fonem /ng/ hadist

Fonem /r/

Fonem /s/

Fonem /t/
Fonem /w/
uwang
uang mulia
Fonem /y/ mulya

Penambahan ain saat taat sa’at ta’at

13
(yang dilambangkan ‘)

3) Pembentukan daret vokal

Vokal /ai/ dari vokal /e/


premair

Vokal /ou/ dari vokal /u/ souvenir


ozoon
Vokal /oo/ dari vokal /o/

premier
4) Pembentuk gabungan atau gugus
suvenir ozon
konsonan dari fonem konsonan
tunggal
Gugus konsonan /dh/

sandhiwara
Gugus konsonan /kh/
sandiwara mukhrim
Gugus konsonan /ss/ muhrim masa massa

d. Peletakkan Jeda
Kesalahan ini terjadi karena penutur salah dalam penempatan jeda pada
kata atau frasa tertentu (R dan Yusri, 2020:17), seperti pada contoh
berikut,
Baku Tidak Baku

antarkota
antar kota dari
daripada
pada dimakan
dimakan

matahari mata hari

14
e. Intonansi atau Tekanan Pemenggalan Kata
Kesalahan intonansi berkaitan dengan cara pelafalan dalam pemenggalan
kata, kesalahan terjadi karena penutur salah dalam pelafalan silabel kata
(R dan Yusri, 2020:18), seperti pada contoh berikut.
Baku Tidak Baku

bel-ajar
be-la-jar ma-
ka-nan mu-a-ra mak-anan
ne-ga-ra sau- muar-a negar-
da-ra a sa-u-dar-a

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari dan membaca
tulisan yang ada pada produk makanan dan minuman. Pemahaman mengenai isi
dari pidato kemudian mengerucut menjadi rumusan masalah yang membutuhkan
jawaban. Langkah ini kemudian ditindak lanjuti melakukan analisis kesalahan
bahasa dalam produk makanan dan minuman.

B. Latar Peneltian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini merupakan lokasi yang digunakan dalam penelitian.
Adapun tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah fleksibel.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 1 minggu.
Adapun untuk memudahkan proses pelaksanaan penelitian yakni mulai hari
Sabtu, 28 Januari 2024 sampai Sabtu, 02 Februari 2024.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian membahas mengenai orang, tempat, atau benda yang
diamati dalam rangka pertumbuhan sebagai sasaran (Kamus Bahasa Indonesia,
1989: 862). Adapun subjek penelitiannya membahas mengenai kesalahan
berbahasa dalam kemasan produk makanan dan minuman.

C. Data dan Sumber Data Penelitian


Menurut Endraswara (dalam Lubis 2017:35) sumber data yaitu asal mula suatu
data ditemukan. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa beberapa
kemasan produk makanan dan minuman. Hasil data yang ditemukan berupa
kutipan dari kalimat yang mengandung kesalahan penulisan nama produk di
kemasan makanan dan minuman. Jenis kesalahan dipilih sesuai dengan teori
Nanik Setyawati (2013) dan Mantasiah R dan Yusri (2020).

16
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang diambil berupa hasil
kajian tentang kesalahan berbahasa yang diambil dari kemasan produk makanan
dan minuman. Sumber data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tulisan yang ada di dalam kemasan produk makanan dan minuman.

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik ini merupakan tindakan penting dalam suatu penelitian yang berfokus
pada pengumpulan data, Suryana (dalam Nurrahmi, 2020:33). Teknik ini
dilakukan bertujuan untuk memperoleh data sesuai dengan apa yang dirumuskan
pada masalah penelitian, (Yusmita, 2020:28). Penelitian ini, untuk mengumpulkan
data menggunakan teknik simak catat.
Pertama, mencari produk yang terdapat kesalahan dalam kemasannya.
Selanjutnya teknik lanjutan berupa catat, teknik ini digunakan untuk pengumpulan
data. Kemudian peneliti mencatat data-data kesalahan berbahasa yang telah
ditemukan yang nantinya akan diklasifikasikan berdasarkan kesalahan fonologi.

E. Keabsahan Data
Keabsahan data ialah tindakan yang bertujuan untuk menunjukkan kevalidan
suatu data yang dapat dipertanggung jawabkan (Yusmita, 2020:29). Teknik
keabsahan data dalam penelitian ini yaitu triangulasi, yang bertujuan untuk
meminimalisasi kekeliruan ketika sedang mengumpulkan data temuan. Metode
triangulasi ini merupakan teknik yang dilakukan untuk memeriksa keabsahan
suatu data dengan menggunakan sesuatu yang lainnya sebagai pembanding data,
(Moleong, 2017:330).
Selanjutnya Moleong membedakan triangulasi menjadi empat jenis,
triangulasi sumber, triangulasi metode, triangulasi penyidik, dan tringulasi teori.
Penelitian ini menggunakan triangulasi teori sebagai teknik keabsahan data.
Tringulasi teori yaitu menggunakan dua teori untuk dipadukan, antara teori milik
Nanik Setyawati (2013) dipadukan dengan teori milik Mantasiah R dan Yusri
(2020).

17
F. Teknik Analisis Data
Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok yaitu reduksi
data, sajian data, dan penarikan simpulan dengan verifikasinya. Pertama, reduksi
data yakni dilakukannya pengumpulan data di dalam jurnal dan buku-buku teori
yang relevan dengan penelitian. Kedua, sajian data atau analisis data, hal ini
sangat penting dilakukan agar data hasil reduksi terorganisirkan dan tersusun
dengan pola yang sistematis setelah melewati tahapan pengumpulan data berupa
hal yang akan ditulis dalam pembahasan. Data yang ada dalam sajian data ini
berupa kutipan kemasan produk makanan dan minuman. Ketiga, penarikan
simpulan atau verifikasi digunakan sebagai tahap akhir untuk menentukan bukti-
bukti berdasarkan temuan yang terdapat di dalam pembahasan.

18
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan akan menjabarkan hasil pengamatan dan analisis
pada kemasan produk makanan dan minuman ringan di minimarket atau
supermarket. Kajian fonologi yang dilakukan mencangkup perubahan fonem,
penghilangan fonem, dan penambahan fonem. Hasil dari penelitian ini diperoleh
data sebagai berikut.
a. Kesalahan Perubahan Fonem
1. Sari Kacang Ijo

Gambar 1. Kemasan Produk Sari Kacang Ijo

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Ijo”

Lafal tidak baku Lafal baku


Ijo Hijau

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena perubahan fonem. Dalam KBBI kata hijau berarti 1 n warna yang
serupa dengan warna daun pada umumnya; 2 n gabungan warna biru dan
kuning dalam spektrum; 3 a mengandung atau memperlihatkan warna
yang serupa warna daun. Terjadi penghilangan fonem /h/, perubahan
fonem /a/ dan /u/ menjadi /o/ pada kata ijo yang berasal dari kata hijau.
Oleh karena itu, kata yang benar ditulis adalah hijau.
2. Qtela

19
Gambar 2. Kemasan Produk Qtela

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Qtela”

Lafal tidak baku Lafal baku


Qtela Ketela

Pada gambar di atas, terlihat adanya penyimpangan pelafalan akibat perubahan


fonem. Menurut KBBI, kata ketela artinya 1 tanaman yang berumbi, daunnya
bisa dimakan sebagai sayur, umbinya juga biasanya dapat dikonsumsi; 2 ubi
jalar. Pada kata qtela, terjadi perubahan fonem /k/ dan /e/ menjadi /q/ yang
berasal dari kata ketela. Oleh karena itu, kata yang benar ditulis adalah ketela.
3. Boncabe

Gambar 3. Kemasan Produk BonCabe

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Cabe”

Lafal tidak baku Lafal baku


Cabe Cabai

Pada gambar di atas, terlihat adanya penyimpangan pelafalan karena


perubahan fonem. Dalam KBBI kata cabai berarti 1 tanaman perdu yang
buahnya berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah
tua berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji
yang pedas rasanya; lombok (Capsicum annuum); 2 buah cabai (biasa
dibuat sambal atau campuran sayur). Terjadi perubahan fonem vokal /a/
dan /i/ menjadi /e/ pada kata cabe yang berasal dari kata cabai. Oleh

20
karena itu, kata yang benar ditulis adalah cabai.

4. Zegar

Gambar 4. Kemasan Produk Zegar

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Zegar”

Lafal tidak baku Lafal baku


Zegar Segar

Pada gambar di atas, terlihat adanya penyimpangan pelafalan akibat


perubahan fonem. Dakam KBBI kata segar berarti 1 berasa nyaman dan
ringan (tentang perasaan badan); 2 merasa nyaman (tentang udara); 3
nyaman dan sehat (tentang kesehatan badan); 4 baik tumbuhnya (tentang
tumbuhan dan sebagainya, pakai juga dalam arti kiasan). Terjadi
perubahan fonem vokal /s/ menjadi /z/ pada kata zegar yang berasal dari
kata segar. Oleh karena itu, kata yang benar ditulis adalah segar.

b. Kesalahan Penghilangan Fonem


1. Slai O’lai

Gambar 5. Kemasan Produk Slai O’lai

21
Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Slai”

Lafal tidak baku Lafal baku


Slai Selai

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan karena


penghilangan fonem. Dalam KBBI kata selai berarti bubur dari buah-buahan
yang dimasak dengan gula sampai kental (biasanya dioleskan pada roti, kue, dan
sebagainya); jem: -- nanas; -- stroberi. Terjadi penghilangan fonem vokal /e/
pada kata slai yang berasal dari kata selai. jadi penulisan kata yang tepat adalah
selai.

2. Krupukku

Gambar 6. Kemasan Produk Krupukku

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Krupuk”

Lafal tidak baku Lafal baku


Krupuk Kerupuk

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena penghilangan fonem. Dalam KBBI kata krupuk merupakan
bentuk tidak baku dari kata kerupuk yang bermakna makanan yang
dibuat dari adonan tepung dicampur dengan lumatan udang atau ikan,
setelah dikukus disayat-sayat tipis atau dibentuk dengan alat cetak,
dijemur agar mudah digoreng. Penyimpangan pelafalan yang terjadi
pada kata Krupuk adalah penghilangan fonem vokal /e/. Oleh karena itu,
kata yang benar ditulis adalah kerupuk.

22
c. Kesalahan Penambahan Fonem
1. Pop Mie

Gambar 7. Kemasan Produk Pop Mie

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Mie”

Lafal tidak baku Lafal baku


Mie Mi

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena penambahan fonem. Dalam KBBI kata mi berarti; 1 bahan
makanan dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak
dengan cara digoreng atau direbus, diberi daging, udang, sayuran,
bumbu dan sebagainya. Oleh karena itu, kata yang benar ditulis yaitu mi.

2. Kopie Si Mbok

23
Gambar 8. Kemasan Produk Kopie

Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Kopie”

Lafal tidak baku Lafal baku


Kopie Kopi

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena penambahan fonem. Dalam KBBI kata kopi berarti; 1 pohon yang
banyak ditanam di Asia, Amerika Latin, dan Afrika, buahya digoreng dan
ditumbuk halus untuk dijadikan bahan pencampuran minuman; 2 buah
(biji) kopi; 3 seruk kopi. Oleh karena itu, kata yang benar ditulis yaitu kopi.

3. Susu Baa..gus

Gambar 9. Kemasan Produk Susu Baa..gus


Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Baagus”

Lafal tidak baku Lafal baku


Baagus Bagus

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena penambahan fonem. Dalam KBBI kata bagus berarti; 1 baik
sekali; elok: permainannya—sekali; 2 bagus /ba-gus/ n, bagusan /ba-gu-
san/ Jk n penyakit menular seperti cacar air. Oleh karena itu, kata yang
benar ditulis yaitu bagus.

4. Gerry Saluut

24
Gambar 10. Kemasan Produk Gerry Saluut
Tabel 1. Pelafalan Kata Baku “Saluut”

Lafal tidak baku Lafal baku


Saluut Salut

Pada gambar di atas terlihat bahwa terdapat penyimpangan pelafalan


karena penambahan fonem. Dalam KBBI kata salut berarti hormat;
penghormatan: kita memberi -- kepada para petani yang telah
menyumbangkan padi mereka untuk rakyat Afrika yang kelaparan.
Terjadi penambahan fonem vokal /u/ pada kata saluut yang berasal dari
kata salut. Oleh karena itu, kata yang benar ditulis salut.

25
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis kesalahan berbahasa bidang fonologi pada
kemasan produk makanan dan minuman, menunjukkan bahwa masih
adanya penyimpangan aturan penulisan yang masih tidak sesuai dengan
KBBI. Namun ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, diantaranya
yaitu pengurangan fonem pada kemasan produk karena keterbatasan ruang
pada kemasan atau menyesuaikan dengan preferensi pengguna,
penambahan fonem pada kemasan produk yang bertujuan untuk
meningkatkan daya tarik produk atau memenuhi syarat regulasi, dan
perubahan fonem pada kemasan produk dikarenakan menyesuaikan
dengan dialek atau variasi bahasa yang digunakan pada area tertentu.
Namun, produsen harus tetap memperhatikan aturan penulisan yang benar
agar pesan yang disampaikan tetap jelas dan tidak kehilangan maknanya
sehingga mudah dimengerti.

B. Saran
1. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi pendidik
dalam bahan ajar Bahasa Indonesia mengenai kesalahan berbahasa.
2. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan peserta didik
mengenai kesalahan berbahasa dan bagaimana menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan
yang berlaku.

26
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. (2013). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Indrasari, Devi. 2015. “Analisis Kesalahan Fonologi Pada Karangan Berbahasa
Jawa Siswa Kelas III SD Negeri Kotagede 5 Yogyakarta.”Skripsi
Universitas Negeri Yogyakarta 13(3).
Keraf, G. (1984). Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
Kotler, P. (2002). Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium, Jilid 2. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Lubis, Abzia Marina. (2017). “Analisis Kesalahan Berbahasa Pidato Calon
Gubernur DKI Jakarta 2021.” Skripsi Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
Lestari, N. T., & Ni, H. (2021). Upaya Peningkatan Penjualan Melalui Strategi.
Abdimas Indonesia Journal, 1, 19–34.
Mustika, Ilham, M., & Riyanti, A. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
dalam Iklan Produk Minuman Melalui Televisi Nasional. Universitas
Borneo Tarakan.
R, Mantasiah, dan Yusri. (2020). Analisis Kesalahan Berbahasa (Sebuah
Pendekatan Dalam Pengajaran Bahasa). 1st ed. ed. Andi Tenri Ola Rivai.
Yogyakarta: Grup Penerbit Cv Budi Utama.
Rahardi, K. (2009). Bahasa Prevoir Budaya: Catatan Unik & Aktual Ihwal
Masalah - masalah Kebahasaan. Yogyakarta: PINUS.
Setyawati, Nanik. (2013). Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia (Teori Dan
Praktik). 4th ed. ed. Muhammad Rohmadi. Surakarta: Yuma Pustaka.
Yendra. 2018. Mengenal Ilmu Bahasa (Linguistik). 1st ed. Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Yulianti, Ria, dan Frida Unsiah. 2018. Fonologi. 1st ed. Malang: UB Press.
Kulsum, Umi. 2021. “Masalah Bunyi Dalam Bahasa Masyarakat Indonesia.”
Cakara: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta Bahasa
Daerah 10(1): 21–32.

27

Anda mungkin juga menyukai