Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KATA BAKU PADA

BALIHO MAKANAN

Honest Lazuardi1 19034010054


Nathanael Ifanda2 19034010067
Aditya Rizky Dwicahya3 19034010091

ABSTRAK
Bahasa memiliki peran penting dalam penggunaan kata baku pada spanduk
atau baliho makanan. Masih banyak masyarakat yang kurang mengerti
penulisan kata baku bahasa Indonesia yang baik pada baliho makanan.
Penelitian yang kami lakukan adalah bertujuan untuk memperbaiki juga
mengetahui kesalahan penggunaan kata baku yang didapatkan pada baliho
makanan. Penelitian ini menggunakan cara menyimak sebuah foto baliho
makanan. Data didapatkan dari suatu model gambar atau foto yang ditemukan
melalui media internet. Sumber data atau foto yang di digunakan adalah media
baliho yang diperoleh dari sebuah artikel di internet. Teknik yang dilakukan
pada penelitian ini adalah mengumpulkan data foto atau gambar baliho
makanan. Berdasarkan dari data foto yang dikumpulkan dan dianalisis bisa
disimpulkan masih banyak ditemukan kesalahan berbahasa, kata baku dan
penulisan kata yang kurang tepat dalam penulisan baliho makanan. Penelitian
ini meneliti lima data yang berkaitan dengan kesalahan penggunaan kata baku
dan penulisan huruf.

Kata kunci: Kesalahan Berbahasa, Kata Baku dan Baliho Makanan

ABSTRACT
Language has an important role in the use of standard words on food packages
or billboards. There are still many people who do not understand the writing
of good standard Indonesian words on food billboards. The research we did
aims to improve as well as find errors in the use of standard words that are
obtained on food billboards. This study uses a way of listening to a photo of a
food billboard. The data is obtained from an image or photo model found
through the internet. The source of data or photos used is billboard media
obtained from an article on the internet. The technique used in this study was
to collect photo data or food billboards. Based on the photo data collected and
analyzed, there are still many language errors, standard words and inaccurate
word writing in the writing of food billboards. This study examines five data
relating to errors in the use of standard words and letter writing

PENDAHULUAN (Cambria 12, cetak tebal, rata kiri)


Bahasa disebut sebagai alat komunikasi baik secara lisan maupun juga
secara tulisan, serta bahasa digunakan sebagai media yang berfungsi untuk
menyalurkan pola pikir, perasaan, ide, konsep. gagasan, dan Penyusunan tata
letak huruf, kata, dan kalimat turut berpengaruh terhadap pemaknaan dalam
penggunan bahasa. Seperti dalam penggunaan bahasa, sering kali terjadi
kesalahan, baik dari penyusunan tata letak huruf, kata, maupun kalimat nya,
sehingga bahasa yang digunakan menjadi tidak baku. Penggunaan bahasa, baik
secara lisan maupun tulisan yang tidak baku inilah yang tidak sesuai dengan
kaidah bahasa serta pedoman umum ejaan bahasa Indonesia atau PUEBI.
Bahasa sendiri ialah suatu alat yang digunakan sebagai sebagai alat untuk
berkomunikasi yang baik dan memiliki peran penting untuk menyampaikan
suatu informasi, juga bahasa Indonesia merupakan suatu media untuk
mengembangkan pikiran, menyampaikan pendapat, ide, konsep, gagasan,
susunan dalam huruf dan memiliki suatu makna di dalamnya.(Sari, 2015)
Kesalahan berbahasa masuk pada bagian internal dari perolehan
bahasa dan pengajaran bahasa. Pemerolehan bahasa berasal dari proses
penguasaan bahasa pertama yang berlangsung tanpa adanya perencanaan
yang terstruktur, serta biasanya berkaitan erat dengan bahasa ibunya yang
diperoleh dari dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Sedangkan
pengajaran bahasa yaitu proses belajar bahasa kedua yang berlangsung secara
terstruktur baik secara formal maupun tidak formal. Proses terjadinya
kesalahan berbahasa berkaitan erat dengan proses belajar bahasa, hal ini
karena, kesalahan berbahasa merupakan bagian dari proses bahasa serta
kesalahan berbahasa, yang berbeda dengan kekeliruan. Kekeliruan mengacu
pada performansi, sedangkan kesalahan mengacu pada kompetensi.
Kesalahan berbahasa terjadi baik secara lisan maupun tulisan. Dengan adanya
kesalahan berbahasa yang ada, sangat penting utuk menganalisis kesalahan
berbahasa. Analisis itu bertujuan untuk memperbaiki dan meluruskan
kesalahan-kesalahan berbahasa yang ada yang sering dijumpai pada baliho
makanan.
Disisi lain, seperti yang terjadi pada masyarakat, terdapat masyarakat
yang tidak menyadari, apakah bahasa yang mereka gunakan sudah baku dan
juga ada masyarakat yang menyadari bahwa bahasa yang mereka
gunakantidak baku, tetapi tidak peduli akan hal itu. Hal itu terjadi, karena
kebanyakan masyarakat hanya mementingkan informasi, maksud dan tujuan
mereka dapat tersampaikan. Kesalahan dalam penulisan bahasa dapat
dijumpai pada memo, surat, spanduk, serta baliho. Berdasarkan data maupun
pengamatan yang ditemukan dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa tulisan
pada baliho sering dijumpai kesalahan berbahasa yang berkaitan dengan
penulisan kata, baik dengan kesalahan bahasa ataupun kata baku dan tidak
baku.
Bahasa baku lebih mengarah kepada penggunaan bahasa yang sesuai
dengan kaidah kebahasaan. Selain itu terdapat ketidak pahaman penggunaan
tanda baca, yang menyebabkan banyaknya tulisan di baliho, papan nama, dan
yang lainnya salah. Banyak ditemui kata tidak baku yang ditemukan dari
kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang
disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan pada sebuah tulisan tidak
sesuai dengan EYD. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang wajib
dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi
penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Tata bahasa Indonesia yang baku, meliputi penggunaan kata, serta EYD yang
sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku yaitu
kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan
oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang baku yaitu kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Seperti pada baliho makanan, banyak kesalahan yang terjadi dalam
penggunaan kalimat maupun bahasa. Banyak masyarakat yang tidak
memperhatikan penggunaan kata baku yang sesuai EYD pada baliho makanan.
Masyarakat hanya memikirkan kata-kata yang dapat dibaca dan mudah
dimengerti tanpa memperhatikan EYD. Hal tersebut mengakibatkan
bertambah banyaknya kesalahan dalam penggunaan bahasa maupun kata
yang tidak baku. Apabila penjual memperhatikan penggunaan EYD, maka
penggunaan EYD bisa lebih diperhatikan. Padahal masyarakat juga memiliki
peranan penting dalam melestarikan kaidah kebahasaan. Kesalahan
berbahasa dapat terjadi dalam situasi dan kondisi apapun, Kesalahan bisa
terjadi ketika seseorang sedang mempelajari bahasa tertentu ataupun
kesalahan bisa terjadi terhadap seseorang yang sudah fasih dalam hal
berbahasa. (Apriwulan et al., 2021)
Alasan pemilihan penulisan pada karya tulis ilmiah yang berjudul
“Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Baku pada Baliho Makanan” yaitu
sebagai data penelitian, karena yang pertama, mengenai baliho makanan yang
sering dijumpai. Kedua, pada pemasangan baliho yang lama. Ketiga, baliho
menjangkau semua kalangan masyarakat, karena pemasangannya dilakukan
di tempat yang strategis, sehingga mudah dijumpai di tempat umum dan di
pinggir-pinggir jalan. Penelitian ini menggunakan metode simak, foto, dan
catat, dengan cara memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa,
di mana menyimak tidak hanya digunakan untuk penggunaan bahasa secara
lisan saja, tetapi juga secara tulisan. Setelah itu data direkam dalam bentuk
pendokumentasian, dan dicatat. Adapun teknik pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan deskriptif, bertujuan membuat deskripsi secara sistematis,
faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek
tertentu. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kalimat yang
mengandung kesalahan berbahasa pada baliho.

TINJAUAN PUSTAKA

Baliho adalah sebuah kekuatan yang bisa menarik simpatik public dan
menarik simpatik terhadap sekelompok dan dapat mempengaruhi juga dapat
menguntungkan bagi suatu masyarakat atau kelompok yang memasang baliho
tersebut. Bali merupakan tempat sebagai bentuk alat komunikasi dari ide
seseorang yang diekspresikan ke dalam bentuk bahasa yang memiliki tujuan
untuk berbagai macam hal dan keperluan promosi. Baliho sendiri sebagai
tempat untuk media yang dipublikasikan yang mempunyai ukuran yang
sangat besar dan berlebih-lebihan, hal tersebut ditujukan untuk dapat
menarik simpatik juga perhatian terhadap masyarakat di tempat keramaian
atau umum agar bisa dibaca oleh semua masyarakat di luar sana. Baliho adalah
suatu sarana yang berfungsi untuk menciptakan suatu promosi juga
mempunyai unsur sebagai informasi dari kegiatan yang memiliki
hubungannya dengan masyarakat yang luas di luar sana, serta baliho sendiri
berguna sebagai alat untuk mempromosikan suatu produk yang baru. Dengan
adanya kemajuan suatu teknologi di dunia digital yang ada saat ini khususnya
pada media mesin cetak hal tersebut digunakan sebagai alat yang dapat
membuat dan memperkenalkan suatu baliho tersebut (Yunanto, 2014)

Baliho sendiri dapat didesain sesuai dengan keinginan kita, ukurannya


beragam dan secara umum baliho dipromosikan dan dicetak dengan ukuran
yang sangat besar. Baliho sendiri di tempatnya pada suatu ruang masyarakat
yang ramai untuk dilalui oleh masyarakat, berikut fungsi dari baliho yaitu
sebagai suatu media penyampaian ikan, sebagai alat untuk melaksanakan
promosi yang tidak membutuhkan biaya yang besar karena tergolong promosi
yang tergolong murah. Sebagai alat untuk meningkatkan pamor iklan, sebagai
media untuk menaikkan penjualan yang di jual, dan sebagai suatu alat untuk
menyampaikan suatu kegiatan. Dalam pemasangan suatu media baliho sendiri
harus dipikirkan secara matang, agar apa yang kita inginkan sesuai dengan apa
yang diharapkan, tahap untuk pemasangan baliho sendiri membutuhkan besi,
kayu serta benda lainnya yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk
menegakkan baliho.

Ejaan berkaitan pada cara pelafalan maupun penulisan. Penulisan kata


atau kalimat dengan memperhatikan tanda baca dan huruf juga disebut Ejaan.
Selain itu ejaan merupakan kaidah penulisan dalam kata, kalimat, dan
sebagainya baik dalam bentuk tulisan (huruf) maupun penggunaan tanda
baca. Hal itu juga didukung oleh pendapat (Rahmaningsih, 2016) bahwa ejaan
merupakan keseluruhan peraturan yang melambangkan bunyi ujaran,
pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, serta tanda baca.
Dari pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa ejaan yaitu cara pelafalan dan
penulisan tanda baca, kata, dan kalimat dalam bentuk tulisan sesuai dengan
kaidah ejaan. Pentingnya kaidah ejaan dalam penulisan dapat mempengaruhi
pada kesalahan ejaan. Ejaan yang salah akan berdampak pada kesalahan
tanggapan pembaca terhadap apa yang disampaikan. Dalam berbahasa
Indonesia, ejaan yang digunakan sudah berubah dan berkembang. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia atau yang dikenal dengan PUEBI merupakan
ejaan yang berlaku sekarang. Badan pengembangan dan pembinaan bahasa,
kementerian pendidikan dan kebudayaan, ejaan dalam bahasa Indonesia telah
diubah, dikembangkan, dan disempurnakan, yang menghasilkan peraturan
kementerian pendidikan dan kebudayaan nomor 50 Tahun 2015 tentang
PUEBI.

Ejaan yang telah disempurnakan mencakup diantaranya: penulisan


kata, pemakaian tanda baca, pemakaian huruf, serta penulisan unsur serapan.
Selama 114 tahun, dimulai dari 1901 sampai dengan 2015, terjadi
pengubahan, pengembangan, dan penyempurnaan ejaan dalam bahasa
Indonesia dan berbagai nama telah diletakkan pada ejaan bahasa Indonesia
saat ini. Terdapat 7 nama ejaan bahasa Indonesia diantaranya: ejaan van
ophuijsen, ejaan pembaharuan, ejaan melindo, ejaan republik, ejaan baru,
PUEBI, dan EYD. Saat ini ejaan yang digunakan dalam bahasa Indonesia yaitu
ejaan yang disempurnakan (EYD). Setelah diresmikan oleh presiden republik
Indonesia, Soeharto, pada tanggal 16 Agustus 1972, EYD ditetapkan pada
tanggal 12 Oktober 1972. Lalu panitia pengembangan bahasa Indonesia,
departemen pendidikan dan kebudayaan, mengeluarkan buku “pedoman
umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan” disertai dengan
penjelasan kaidah penggunaan yang menyeluruh. Menteri pendidikan dan
kebudayaan melalui surat keputusan nomor 196/1975 memberlakukan
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan serta pedoman
umum pembentukan istilah sampai 2015.

Kata baku merupakan sebuah kosakata atau kata yang memiliki cara
penulisan dan pengucapannya menggunakan kata yang sesuai dengan kaidah-
kaidah yang sudah dibakukan. Kaidah sesuai standar yang dimaksudkan
berupa berpedoman dengan ejaan (EYD), kamus dan tata bahasa baku. Kata
baku banyak digunakan pada konteks ragam kata baku, baik secara tulisan
maupun lisan. Sedangkan kata yang tidak baku digunakan pada ragam tidak
baku. Suatu ragam bahasa kata baku tersebut bisa dibatasi melalui berbagai
sudut pandang. Diantaranya ialah sudut pandang penggunaan bahasa, sudut
pandang kebakuan bahasa yang digunakan, dan sudut pandang sebuah
informasi. (Setiawati, 2016)

Bahasa baku tidak selalu sama dengan bahasa yang baik dan benar.
Bahasa baku berkaitan dengan penggunaan bahasa sesuai kaidah, sedangkan
bahasa yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan
konteks pemakaian bahasa seperti tempat, suasana, waktu, siapa dan kepada
siapa berkomunikasi (Tribana, 2012)

Penelitian dan analisis kesalahan penerapan bahasa baku sangat


penting dilaksanakan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran bahasa
Indonesia. Dengan mengadakan analisis kesalahan, guru dapat mengetahui
dan meramalkan kesalahan yang dialami para siswa dalam menggunakan kata
baku untuk mengadakan perencanaan pembelajaran kelanjutan sehingga
kesalahan yang sama tidak terulang lagi (Tribana, 2012)

Kesalahan berbahasa merupakan kesalahan yang dilakukan oleh


pemakai bahasa dalam menggunakan bahasa baik bahasa lisan maupun
tulisan terutama dalam penggunaan bahasa Indonesia. Kesalahan itu dapat
terjadi karena pengguna bahasa tidak memahami kaidah kebahasaan yang
baik dan benar juga tidak berhati hati dalam menggunakan bahasa. Kesalahan
itulah yang menjadi bidang kajian analisis kesalahan berbahasa. Analisis
kesalahan berbahasa memiliki hubungan yang erat dengan linguistik. Secara
umum, linguistik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa, yang termasuk di
dalamnya yakni fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. (Rahmawati et al.,
2015)

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak dari kita yang sering menemukan


kesalahan bahasa pada lingkungan sekitar. kesalahan itu seringkali muncul di
papan-papan nama, baik itu di pertokoan, periklanan, pusat perbelanjaan, dan
lain-lain. kesalahan yang paling sering muncul adalah penggunaan bahasa
baku. bahasa baku sering disalahgunakan, apalagi dalam pembicaraan secara
lisan. kesalahan itu seringkali muncul karena pengguna bahasa masih belum
benar-benar paham bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. maka dari itu, diperlukannya analisis atas penggunaan bahasa, agar
bisa melakukan rencana pembelajaran di lingkungan masyarakat umum
sehingga kesalahan yang sudah ada tidak terulang kembali.

METODE
Pada penelitian kali ini, metode yang digunakan adalah metode simak,
foto, dan catat. Data diperoleh dengan cara menyimak penggunaan bahasa,
menyimak dilakukan secara tulisan. Setelah itu data yang diperoleh di potret
menggunakan alat bantu berupa kamera ataupun dicatat dalam kertas.
Analisis data yanf dilakukan peneliti, dilakukan secara deskriptif yang
bertujuan membuat deskripsi secara sistematis dan akurat tentang data atau
objek tertentu. Penelitian ini menggunakan data dari kalimat yang
mengandung kesalahan berbahasa dalam baliho atau spanduk makanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian mengenai baliho makanan pada suatu hakikat mendasari
banyak aspek yang dapat ditetili. Seperti dalam kesalahan dalam berbahasa,
kesalahan kata baku dan lain sebagainya. tetapi, penelitian ini semata-mata
hanya menganalisis tentang kesalahan penggunaan kata yang baku dan kata
yangtidak baku di dalam bahasa Indonesia. Aspek terjadinya kesalahan dalam
berbahasa dianalisis melibatkan kesalahan saat berbahasa dalam penggunaan
sebuah kata yang baku juga kata yang tidak baku, unsur asing, dan singkatan.
Ada lima contoh kesalahan gambar baliho makanan yang kami ambil untuk
dianalisis. Kesalahan dalam penulisan yang sering dijumpai juga tidak sesuai
besama kata baku bahasa Indonesia yang baik dan benar. Berikut merupakan
hasil dari analisis dan kesalahan di dalam penggunaan kata baku serta
perbaikan penulisan kata baku yang baik dan benar sesuai atas dasar kaidah
bahasa Indonesia.
Gambar 1. Contoh Baliho Makanan

Pada penulisan gambar baliho makanan yang tertera pada data


pertama terdapat suatu kesalahan pada penulisan yang kata baku menjadi
kata yang tidak baku diantaranya dalam tulisan kalimat mie. Kalimat mie yang
tertera pada baliho tersebut sangat alternatif jika diberi pembenaran yang
terdapat pada penulisan tersebut menjadi mi. pada kata mie pada baliho
tersebut yang dimaksud yaitu mi. menurut KBBI mi merupakan suatu bahan
suatu makanan yang terbuat dari bentuknya seperti tali, tepung terigu, diberi
bumbu, udang, sayuran, daging, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau
direbus, dan sebagainya. Penggunaan kata Mie merupakan gambaran kalimat
tidak baku dari kata Mi, sehingga dapat disimpulkan tulisan kalimat yang
benar yaitu mi

Gambar 2. Contoh Baliho Makanan

Pada penulisan baliho makanan yang tertera diatas merupakan data


analisis ke dua terdapat sebuah kesalahan pada penulisan kata yang baku
menjadi kata yang tidak baku diantaranya dalam tulisan sebuah kata duren.
Pada penulisan Kata duren pada baliho di atas tersebut sangat alternatif jika
diberi pembenaran pada kalimat penulisan tersebut menjadi durian. kata
duren pada baliho tersebut yang dimaksud yaitu durian. dalam KBBI durian
yaitu pohon dengan batang lurus, tingginya mencapai 20-40 m, kulit
batangnnya kasar, jarang terdapat dahan, dan warnanya kelabu, bunga
tersusun malai, berwarna kuning. Buah durian, berkulit terbal, dan berduri,
berbentuk bundar telur juga bundar lonjong, kuning tua atau putih kekuning-
kuningan, dagingnya berwarna putih, berbau tajam dan dapat memabukkan.
duren merupakan bentuk kata yang tidak baku pada kata durian, jadi dapat
disimpulkan tulisan yang benar ialah durian.

Gambar 3. Contoh Baliho Makanan

Pada penulisan baliho makanan yang tertera diatas merupakan data


analisis ke tiga terdapat dua kesalahan pada penulisan kata baku menjadi
sebuah kalimat tidak baku yang sudah ditunjuk oleh panah berwarna biru
yaitu pertama dalam penulisan kata sostel. Kata sostel pada baliho di atas
tersebut merupakan bukan kata baku, melainkan kata singkatan yang tidak
terdapat dalam KBBI dan juga tidak cukup sesuai dengan keidah berbahasa
Indonesia yang baik dan benar. Sebaiknya ditulis dengan baik menjadi kata
sosis telur. Kesalahan kata yang kedua yaitu kata telor yang sudah di panah
biru pada baliho di atas tersebut alternatif diberi pembenaran pada penulisan
tersebut menjadi telur, dalam KBBI telur yaitu sel yang terdapat di wanita yang
akan menjadi anak, jika dibuahi oleh sperma, telur juga benda yang
bercangkang mengandung zat hidup bakal menjadi anak yang dihasilkan oleh
unggas (burung, ayam itik,), biasanya dimakan dengan diceplok, didadar, atau
di rebus, benda kecil-kecil bercangkat yang berkelompok mengandung bakal
menjadi anak, dihasilkan oleh binatang (cecak, buaya, penyuh), berbagai-bagai
benda yang bentuknya (rupanya, sidatnya) menyerupai sebuah telur. telor
merupakan bentuk kalimat tidak baku sebuah telur, jadi dapat disimpulkan
tulisan kata yang benar ialah telur
Gambar 4. Contoh Baliho Makanan

Pada penulisan baliho makanan yang tertera diatas merupakan data


analisis ke empat terdapat sebuah kesalahan pada penulisan kalimat baku
menjadi suatu kalimat yang tidak baku yaitu dalam tulisan kata coklat. Kata
coklat tertera di baliho atas tersebut sangat alternatif jika diberi pembenaran
pada tulisan tersebut menjadi cokelat. kata coklat pada gambar baliho tersebut
yang dimaksudkan yaitu cokelat. pada KBBI cokelat yaitu (gula-gula yang
dibuat dari bahan bubuk cokelat). coklat merupakan bentuk kalimat tidak
baku dari cokelat, akibatnya dapat disimpulkan penulisan yang benar ialah
kata cokelat.

Gambar 5. Contoh Baliho Makanan

Pada penulisan baliho makanan yang tertera diatas merupakan data


analisis ke lima terdapat sebuah kesalahan pada tulisan kata yang baku
menjadi kata yang tidak baku adalah dalam tulisan kata baso. Kata baso pada
baliho di atas tersebut alternatif diberi pembenaran pada penulisan tersebut
menjadi bakso. kata baso pada baliho tersebut yang dimaksud yaitu bakso.
dalam KBBI bakso yaitu makanan terbuat dari daging sapi, udang, ikan yang
dicincang dan dilumatkan bersama tepung kanji dan putih telur, biasanya
dibentuk bulat-bulat. Baso merupakan bentuk kata tidak baku pada bakso, jadi
dapat disimpulkan tulisan yang benar ialah kata bakso.

KESIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak kesalahan penulisan kata
baku pada baliho makanan. Adanya kesalahan penulisan kata baku ini berkaitan
dengan proses belajar bahasa, kesadaran masyarakat dan kemajuan budaya bahasa
gaul. Selain itu masih kurangnya kesadaran apakah bahasa yang digunakan sudah
baku atau tidak baku masih ditemukan di kalangan masyarakat. Pentingnya
pengetahuan tentang bahasa terutama penggunaan bahasa baku diperlukan agar
tidak ada kesalahan penulisan kata baku dan sesuai dengan EYD.

DAFTAR PUSTAKA
Apriwulan, H. F., Romania, T., & Restiana, M. (2021). Analisis Kesalahan
Berbahasa Pada Baliho Makanan (Kajian Morfologi). Lingua Rima: Jurnal
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 10(1), 65.
https://doi.org/10.31000/lgrm.v10i1.4090
Rahmaningsih, P. (2016). Mengajarkan Ejaan pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 20(1), 60–69.
Rahmawati, L. E., Kartikasari, F., & Sukoco, Y. W. T. (2015). Analisis Kesalahan
Berbahasa pada 20 Paket Soal Ujian Nasional Bahasa Indonesia SMP
2012/2013. Jurnal VARIDIKA, 26(2).
https://doi.org/10.23917/varidika.v26i2.682
Sari, B. P. (2015). Dampak penggSari, Beta Puspa, ‘Dampak Penggunaan
Bahasa Gaul Di Kalangan Remaja Terhadap Bahasa Indonesia
Dilingkungan Elhusna’, Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB,
2015, 171–76 unaan . Prosiding Seminar Nasional Bulan Bahasa UNIB,
171–176. http://repository.unib.ac.id/11122/1/17-BETA PUSPA
SARI.pdf
Setiawati, S. (2016). Penggunaan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Kbbi) Dalam
Pembelajaran Kosakata Baku Dan Tidak Baku Pada Siswa Kelas Iv Sd.
Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 2(1).
https://doi.org/10.22202/jg.2016.v2i1.1408
Tribana, I. G. K. (2012). Dan Benar Pada Lulusan Sma. MENUJU PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR PADA LULUSAN SMA (
SEBUAH ANALISIS KESALAHAN PENERAPAN KATA BAKU DALAM
KARYA ESAI SISWA SMAN 8 DENPASAR) I GUSTI KETUT TRIBANA
SMAN 8 Denpasar Jalan Antasura Peguyangan Kaja Denpasar Utara
Telsel 0361, 1, 1–15.
Yunanto, A. T. (2014). LKP: Perancangan Display dan Dekorasi Program Seni
Budaya di UPT. Taman Budaya Jawa Timur. Perancangan Display Dan
Dekorasi Program Seni Budaya Di UPT. Taman Budaya Jawa Timur, 1–
64.
Internet. (2020). Tersedia dari :
https://www.masvian.com/2020/09/template-desain-bannerwarung-
mie-ayam.html?m=1
Google Chrome. (2018) tersedia dari :
https://www.desainfree.com/2018/12/contoh-desainspanduk-sosis-
telor-atau.html?m=1
Internet: BigGo. (2020). Tersedia dari : https://biggo.id/s/x+banner+coklat/

Anda mungkin juga menyukai