Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA PADA RUANG


PUBLIK DI GIANYAR

Dewa Gede Bambang Erawan


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Mahasaraswati Denpasar
Email: bambangerawandewa@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif.
Pendekatan deskriptif digunakan karena data yang diperoleh tidak dapat dituangkan dalam bentuk
bilangan atau angka statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan berbahasa
Indonesia pada ruang publik di Gianyar. Data dalam penelitian ini berupa uraian, kalimat, atau wacana
dan gambar yang diperoleh langsung oleh peneliti di lapangan. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan dokumentasi. langkah-langkah yang dilalui dalam analisis data adalah
sebagai berikut: (1) mengumpulkan seluruh foto/gambar yang terdapat di ruang publik yang
mengandung kesalahan dalam berbahasa Indonesia, (2) membaca secara cermat seluruh sumber data,
(3) menandai dan memberikan kode klasifikasi pada data, (4) mengklasifikasi data berdasarkan bentuk
kesalahan penggunaan bahasa, (5) menyajikan dan mendeskripsikan data berdasarkan bentuk kesalahan
penggunaan bahasa. Hasil penelitian yang diperoleh terkait dengan penggunaan bahasa Indonesia pada
ruang publik di Gianyar meliputi kesalahan yang berkaitan dengan penggunaan afiks, kata serapan,
pemilihan diksi, konjungsi, tanda baca, serta kalimat efektif. Secara umum kesalahan berbahasa
Indonesia pada ruang publik di Gianyar terdapat pada poster atau papan nama lembaga, toko, spanduk,
tempat makan, dan lain-lain.

Kata kunci: kesalahan, bahasa, Indonesia, ruang publik

ABSTRACT
This research is a qualitative research that uses a descriptive approach. Descriptive approach
is used because the data obtained cannot be expressed in the form of numbers or statistical figures.
This study aims to analyze Indonesian errors in public spaces in Gianyar. The data in this study are in
the form of descriptions, sentences, or discourses and images obtained directly by researchers in the
field. Data collection methods used are observation and documentation. The steps taken in data analysis
are as follows: (1) collecting all photos/images contained in public spaces that contain errors in
Indonesian, (2) carefully reading all data sources, (3) marking and providing classification codes on
the data, (4) classifying the data based on the form of language use error, (5) presenting and describing
the data based on the form of language use error. The results obtained related to the use of Indonesian
in public spaces in Gianyar include spelling errors, diction, and structure. In general, errors in
Indonesian language in public spaces in Gianyar are found on posters or name boards of institutions,
shops, banners, and other places.

Keywords: error, language, Indonesia, public space

PENDAHULUAN mengekspresikan atau menjelaskan sesuatu


Bahasa merupakan salah satu alat yang dapat dimengerti atau dipahami oleh
komunikasi baik secara lisan maupun orang lain
tertulis. Bahasa adalah suatu sistem Dalam konteks sebagai makhluk sosial,
lambang bunyi, bersifat arbiter, dan bahasa digunakan oleh manusia untuk
digunakan oleh masyarakat untuk bekerja berinteraksi yang berkaitan dengan
sama, komunikasi, dan mengidentifikasi penyampaian sebuah pernyataan,
diri (Chaer, 2006). Bahasa dijadikan mengajukan pertanyaan, hingga
sebagai alat untuk menyampaikan, memerintah (Dardjowidjojo, 2003).

156
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

Mengingat pentingnya fungsi bahasa dalam 2018). Berbagai macam aktivitas terjadi
kehidupan manusia, maka pemahaman baik berupa sifat, jenis, maupun pelakunya.
terkait dengan penggunaan bahasa perlu Salah satu ruang yang banyak dimanfaatkan
ditingkatkan. Pemahaman terhadap suatu oleh masyarakat adalah ruang terbuka
bahasa bisa ditingkatkan apabila secara publik. Berbicara mengenai ruang publik
rutin dilakukan analisis terhadap kesalahan dengan berbagai macam isu dan
dalam berbahasa yang dijadikan sebagai permasalahan yang terjadi di dalamnya,
bahan pembelajaran berbahasa. menjadi objek yang tidak akan pernah habis
Analisis kesalahan berbahasa dapat untuk dikaji. Signifikansi hasil kajian
dipandang sebagai suatu rangkaian terkait dengan ruang publik terletak pada
aktivitas dalam mengumpulkan, pengungkapan berbagai macam fenomena
mengidentifikasi, mengklasifikasi, ruang terbuka yang bersifat lokal dan
menjelaskan, dan mengevaluasi kesalahan partisipatif.
berbahasa (Johan, 2018). Dalam konteks Salah satu permasalahan yang sering
bahasa Indonesia, analisis kesalahan muncul di ruang publik adalah berkaitan
berbahasa Indonesia penting dilakukan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang
untuk mengatasi gangguan-gangguan baik dan benar. Penggunaan bahasa di
dalam berkomunikasi dalam konteks ruang publik harus menggunaan bahasa
berbahasa Indonesia. Kesalahan-kesalahan Indonesia yang baik dan benar.
berbahasa Indonesia tersebut menyebabkan Permasalahan terkait dengan
gangguan terhadap peristiwa komunikasi, pengimplementasian bahasa Indonesia
kecuali dalam pemakaian bahasa secara yang baik dan benar juga terjadi di Gianyar
khusus seperti lawak, iklan, serta karya sebagai salah satu ruang publik yang
sastra. Fenomena kesalahan berbahasa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
Indonesia dapat terjadi pada situasi atau beraktivitas. Kesalahan berbahasa
bidang-bidang tertentu terutama pada Indonesia yang terjadi di Gianyar sebagai
pemakaian bahasa yang tidak hanya salah satu ruang publik dalam konteks
mengutamakan faktor komunikatif sebagai berbahasa berkaitan dengan tiga kompenen
hasil akhir dalam aktivitas berbahasa, tetapi yang meliputi ejaan, diksi, penggunaan
juga memperhatikan kaidah berbahasanya afiks, kata serapan, dan kalimat efektif.
(Johan & Simatupang, 2017). Kesalahan-kesalahan tersebut terjadi
Penggunaan bahasa Indonesia yang hampir pada setiap sudut Kota Gianyar.
baik dan benar, mengacu kepada Kesalahan yang terjadi dalam konteks
penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai berbahasa yang dilakukan secara sadar
dengan kaidah dan konteks kebahasaan. ataupun tidak disengaja, akan
Kaidah-kaidah kebahasaan yang dimaksud menyebabkan rusaknya tatanan bahasa
bertalian erat dengan EYD dan tata bahasa Indonesia.
baku, sedangkan konteks kebahasaan Berdasarkan permasalahan tersebut,
berkaitan erat dengan situasi dan kondisi peneliti tertarik untuk menganalisis
dalam berbahasa termasuk penggunaan kesalahan berbahasa Indonesia pada ruang
bahasa Indonesia pada ruang publik. publik di Gianyar. Penelitian ini
Ruang kota adalah bagian yang tak diharapkan dapat bermanfaat bagi
terpisahkan dari kehidupan masyarakat dan pengguna bahasa terkait dengan
penggunanya (Hantono & Ariantantrie, penggunaan bahasa Indonesia yang baik

157
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

dan benar di ruang publik. Penelitian ini warga negara Indonesia atau badan hukum
juga dapat dijadikan sebagai bahan Indonesia. Pasal 37 juga menekankan
pertimbangan bagi pemangku kepentingan bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
dalam upaya membina dan informasi tentang produk barang atau jasa
mengembangkan bahasa Indonesia. produksi dalam negeri atau luar negeri yang
beredar di Indonesia. Begitu pula Pasal 38
METODE PENELITIAN mengungkap bahwa bahasa Indonesia
Metode yang digunakan dalam wajib digunakan dalam rambu umum,
penelitian ini adalah kualitatif dengan penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk,
pendekatan deskriptif. Pendekatan dan alat informasi lain yang merupakan
deskriptif digunakan karena data yang pelayanan umum.
diperoleh tidak dapat dituangkan dalam Penjelasan tambahan pada undang-
bentuk bilangan atau angka statistik. undang tersebut menyatakan bahwa bahasa
Wujud data dalam penelitian ini berupa daerah dan asing hanya berkedudukan
uraian, kalimat, atau wacana dan gambar sebagai pelengkap. Sejalan dengan
yang diperoleh langsung oleh peneliti di pernyataan tersebut, bahasa Indonesia harus
lapangan melalui observasi dan tetap diutamakan dan berkedudukan paling
dokumentasi. Data dalam penelitian ini tinggi dibandingkan dengan bahasa yang
berupa tulisan-tulisan yang terdapat pada lainnya.
papan pengumuman, brosur, dan iklan. Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor
Untuk menganalisis data, digunakan komersialisasi serta paradigma yang
langkah-langkah sebagai berikut: (1) berkembang di masyarakat menyebabkan
mengumpulkan seluruh foto/gambar yang kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
terdapat di ruang publik yang mengandung terpinggirkan dibandingkan dengan bahasa
kesalahan dalam berbahasa Indonesia, (2) yang lainnya. Nama lembaga, papan
membaca secara cermat seluruh sumber imbauan, fasilitas umum, nama usaha atau
data, (3) menandai dan memberikan kode toko rambu umum, media massa, iklan atau
klasifikasi pada data, (4) mengklasifikasi poster, serta kain rentang hanya
data berdasarkan bentuk kesalahan menggunakan bahasa daerah atau bahasa
penggunaan bahasa, dan (5) menyajikan asing.
dan mendeskripsikan data berdasarkan Berikut ini merupakan bentuk- bentuk
bentuk kesalahan penggunaan bahasa. kesalahan dalam konteks berbahasa
Indonesia yang baik dan benar pada ruang
HASIL DAN PEMBAHASAN publik di wilayah Gianyar.
Menurut Undang-undang Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan
Pasal 36, bahasa Indonesia wajib digunakan
dalam nama geografi di Indonesia serta
untuk nama bangunan atau gedung, jalan,
apartemen atau pemukiman, perkantoran,
kompleks perdagangan, merek dagang,
lembaga usaha, lembaga pendidikan,
organisasi yang didirikan atau dimiliki oleh Gambar 1. Kesalahan Penggunaan Prefiks

158
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

Pada Gambar 1, bentukan “Di Jual” Gambar 3 menunjukkan kesalahan


seharusnya ditulis dirangkaikan sehingga terkait dengan penggunaan konfiks.
menjadi “dijual”. “Di” pada bentuk asal Penggunaan konfiks di-kan pada kata asal
“jual” berkedudukan sebagai “sewa” seharusnya ditulis serangkai dengan
prefiks/awalan pasif yang menerangkan kata asalnya. Berdasarkan ketentuan
bahwa “rumah tersebut dijual”, dan bukan tersebut, seharusnya “di sewakan” ditulis
berkedudukan sebagai preposisi sehingga “disewakan” karena fungsi dari imbuhan
penulisannya harus dirangkaikan dengan di-kan sebagai konfiks, dan bukan sebagai
bentuk asalnya. preposisi.

Gambar 2. Kesalahan Penggunaan Kata


Serapan

Pada Gambar 2, kata “Photocopy” Gambar 4. Kesalahan Pemilihan Diksi


merupakan salah satu kata yang terdapat
dalam bahasa Inggris, kata tersebut Gambar 4 menunjukkan kekeliruan
diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia dalam pemilihan diksi “hati-hati”. Kata
menjadi “fotokopi”. Sesuai dengan kaidah “hati-hati” sesuai dengan konteks kalimat
penyerapan, setiap istilah asing yang yang terdapat pada Gambar 4 bermakna
diserap dan dijadikan sebagai padanan kata kegiatan upacara agama tersebut
dalam bahasa Indonesia, penulisan serta berbahaya. Sebaiknya kata yang digunakan
pelafalannya harus sesuai dengan tata cara yaitu, “mohon pelan-pelan” agar tidak
penulisan dan pelafalan dalam bahasa terjadi salah tafsir dalam memaknai kalimat
Indonesia. “Photocopy” seperti yang tersebut yang seolah-olah bermakna bahwa
terdapat pada spanduk di atas seharusnya upacara agama merupakan sesuatu yang
ditulis “fotokopi”. berbahaya.

Gambar 3. Kesalahan Penggunaan Prefiks,


Gambar 5. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak
Tanda Baca, dan Huruf Kapital
Baku

159
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

Kesalahan terdapat pada Gambar 5 predikat menyebabkan makna kalimat di


adalah kata “pick up” yang merupakan atas menjadi tidak jelas (ambigu).
kosakata dari bahasa asing. Kata tersebut Perbaikannya yaitu: zona wajib memakai
sudah ada padanannya dalam bahasa masker.
Indonesia yaitu “pikap”. Berdasarkan
penjelasan tersebut maka, “pick up”
merupakan bentuk tidak baku dari “pikap”.

Gambar 8. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak


Baku

Gambar 6. Kesalahan Konjungsi dan Tanda “Praktik” merupakan bentuk baku


Baca
sesuai dengan yang terdapat dalam kamus
besar bahasa Indonesia (KBBI). Kata
Pada Gambar 6 terdapat kesalahan
praktik diserap dari bahasa Belanda
terkait dengan tidakadanya kata
praktijik/ prak`tꜪik/ atau ak`tꜪ:k/.
penghubung (konjungsi) “dan” antara
Kemiripan lafal dengan kata dalam bahasa
“masker”, dan “helm”. Seharusnya antara
Belanda inilah yang membuat kesalahan
kata “masker” dan “helm” dihubungkan
penulisan menjadi “praktek” sering terjadi
oleh konjungsi “dan”. Selain itu,
sebagaimana Gambar 8.
penggunaan tanda baca seru (!) seharusnya
tidak menggunakan spasi.

Gambar 9. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak


Baku
Gambar 7. Kesalahan Ketidakefektifan Kalimat
Pada Gambar 9, kata “Berkwalitas”
Gambar 7 menunjukkan kalimat yang
merupakan kata tidak baku, “berkwalitas”
tidak efektif karena kurang dilengkapi
seharusnya ditulis “berkualitas” sebagai
dengan “memakai” yang berkedudukan
kata baku.
sebagai predikat. Tidak terdapatnya

160
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

Kata “kedae” pada Gambar 12


merupakan kata yang tidak baku, “kedae”
seharusnya ditulis “kedai” sebagai bentuk
baku yang bermakna bangunan tempat
berjualan (makanan dan sebagainya);
warung.

Gambar 10. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak


Baku

Kata “kos” pada Gambar 10 adalah


bentuk tidak baku dari “indekos”, sehingga
penulisan yang baku adalah “indekos”.
Indekos dalam KBBI berarti
indekos/in‧de‧kos/ v cak tinggal di rumah
orang lain dengan atau tanpa makan Gambar 13. Kesalahan Penggunaan Kata
Tidak Baku
(dengan membayar setiap bulan).

Gambar 13 menunjukkan bahwa bentuk


asal “mie” tidak baku, dan bentuk bakunya
adalah “mi” yang merupakan Nomina (kata
benda) bermakna bahan makanan dari
tepung terigu, bentuknya seperti tali,
biasanya dimasak dengan cara digoreng atau
direbus, diberi daging, udang, sayuran,
bumbu, dan sebagainya. Maka “Mie” pada
Gambar 11. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak “Mie Setan” seharusnya diganti menjadi
Baku “Mi Setan”.

“Waroeng” merupakan kata yang tidak


baku seperti yang ditulis pada spanduk
Gambar 11 di atas. “Waroeng seharusnya
diganti menjadi “warung” sesuai dengan
bentuk bakunya.

Gambar 14. Kesalahan Penyerapan Kata

Kata “Therapy” pada Gambar 14


merupakan kata yang berasal dari bahasa
Inggris. Kata tersebut diserap dan diadaptasi
Gambar 12. Kesalahan Penggunaan Kata Tidak kedalam bahasa Indonesia menjadi “terapi”
Baku

161
Jurnal Santiaji Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, Juli 2021 ISSN 2087-9016, e-ISSN 2685-4694

yang merupakan nomina (kata benda), Berbahasa Indonesia Dalam Proses


bermakna Istilah kedokteran usaha untuk Diskusi Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
memulihkan kesehatan orang yang sedang Pendidikan Bahasa Dan Sastra,
18(1), 136–149.
sakit; pengobatan penyakit; perawatan
Johan, G. M., & Simatupang, Y. J. (2017).
penyakit: mula-mula tim dokter Analisis Kesalahan Berbahasa
mempelajari gejala-gejala penyakitnya Indonesia Secara Sintaksis dalam
kemudian menentukan terapi nya yang tepa t. Proses Diskusi Siswa Kelas IV SDN
Maka, kata “kebugaran & therapy” Miri. Jurnal Visipena, 8(2), 241–253.
seharusnya ditulis “kebugaran & terapi”.

PENUTUP
Kesimpulan
Hasil penelitian yang diperoleh terkait
dengan penggunaan bahasa Indonesia pada
ruang publik di Gianyar meliputi kesalahan
dalam penggunaan afiks, kata serapan,
pemilihan diksi, konjungsi, tanda baca,
serta kalimat efektif. Secara umum
kesalahan berbahasa Indonesia pada ruang
publik di Gianyar terdapat pada poster atau
papan nama lembaga, toko, spanduk,
tempat makan, dan lain-lain.

Saran
Untuk meminimalisir kesalahan
berbahasa Indonesia di ruang publik perlu
dilakukan upaya pembinaan dan
pengembangan bahasa Indonesia secara
berkelanjutan dan berkesinambungan.
Peneliti lain hendaknya terus melakukan
kajian terkait dengan kesalahan berbahasa
Indonesia pada aspek yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2006). Tata Bahasa Praktis
Bahasa Indonesia. PT Rineka Cipta.
Dardjowidjojo, S. (2003). Psikolinguistik:
Pemahaman Bahasa Manusia.
Yayasan Obor Indonesia.
Hantono, D., & Ariantantrie, N. (2018).
Kajian Ruang Publik dan Isu yang
Berkembang Di Dalamnya. Jurnal
Arsitektur, Bangunan, &
Lingkungan, 8(1), 43–48.
Johan, G. M. (2018). Analisis Kesalahan

162

Anda mungkin juga menyukai