Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN

MEDIA LUAR RUANG DI KABUPATEN BOJONEGORO

Cahyo Hasanudin
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, IKIP PGRI Bojonegoro
E-mail: cahyo.hasanudin@ikippgribojonegoro.ac.id
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/bs_jpbsp.v17i1.6963

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan bentuk kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan
media luar ruang di Kabupaten Bojonegoro, 2) kesalahan penggunaan unsur asing, dan 3)
mengetahui kesesuaian hasil penelitian dengan materi ajar bahasa Indonesia pada Sekolah Menengah
Pertama. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan sampel tulisan pada media
luar ruang di Kabupaten Bojonegoro. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel
purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah rekam, simak, dan catat. Validasi data
dengan menggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah model
analisis interaktif yang meliputi empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan verifikasi. Simpulan penelitian ini sebagai berikut. Pertama, unsur kebahasaan yang sering
terjadi kesalahan berbahasa dalam media luar ruang yaitu kesalahan pada aspek pemakaian tanda
baca, khususnya tanda titik (.), penulisan kata depan di, penggunaan kata pukul dan jam, dan
singkatan. Kedua, jenis kesalahan pemakaian istilah asing didominasi dengan penggunaan bahasa
Inggris dan bahasa Jawa. Kedua bahasa tersebut digunakan bersamaan pada setiap kata atau frasa
bahasa Indonesia. Ketiga,hasil penelitian ini sesuai jika digunakan sebagai materi ajar
matapelajaran bahasa Indonesia di jenjang Sekolah Menengah Pertama, khususnya pada materi
tentang ejaan dan istilah asing (unsur serapan).
Kata kunci: kesalahan bahasa, media luar ruang, ejaan, istilah asing, bahan ajar.

ERROR ANALYSIS ON LANGUAGE WRITING IN OUTDOOR MEDIA


IN BOJONEGORO

Abstract
This research aims at: 1) describing the errors of writing in bahasa Indonesia in outdoor media
in Bojonegoro, 2) describing the errors in using foreign elements, and 3) determining the
suitability of the results of research with teaching materials of bahasa Indonesia at Junior High
School. This research is qualitative descriptive with a sample of articles in outdoor media in
Bojonegoro. The sampling technique used was purposive. Data collection techniques used were
recording, observation, and note-taking. Data validation techniques used were triangulation and
peer assessment. The data analysis technique was an interactive analysis which includes four
components, namely data collection, data reduction, data presentation, and verification. The
conclusions of this study are as follows. First, the linguistic elements of language errors in outdoor
media are related to the use of punctuations, especially a period (.), writing the preposition of
“di”, the use of the word “pukul” and “jam”, and abbreviations. Secondly, the type of improper
use of foreign terms is dominated by the use of the English and the Javanese. Both languages are
used simultaneously on any word or Indonesian phrase. Third, the result of this research can be used
as teaching materials of bahasa Indonesia at junior high school level, especially on the subject of
spelling and foreign terms (borrowing).
Keywords: language error, outdoor media, spelling, foreign terms, teaching materials

117
118 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm 117-126

PENDAHULUAN Kesalahan berbahasa menurut Setyawati


Persoalan pemartabatan bahasa dan sastra (2010, p. 15) adalah penggunaan bahasa
Indonesia dari tahun ke tahun senantiasa baik secara lisan maupun tertulis yang
selalu berubah sesuai dengan perkembangan menyimpang dari faktor-faktor penentu
dan tuntutan masyarakat. Persolan yang berkomunikasi atau menyimpang dari
cukup mendasar terkait dengan pemartabatan norma kemasyarakatan dan menyimpang
bahasa antara lain, kehidupan masyarakat dari kaidah tata bahasa Indonesia. Istilah
Indonesia telah berubah baik sebagai akibat kesalahan berbahasa memiliki pengertian
tatanan kehidupan dunia yang baru, seperti yang beragam, Corder (1985, p. 1-35)
pemberlakuan pasar bebas dalam rangka menggunakan 3 (tiga) istilah untuk
globalisasi, akibat perkembangan teknologi membatasi kesalahan berbahasa, yaitu: 1)
informasi yang sangat pesat maupun Lapses adalah kesalahan berbahasa akibat
pemberlakuan otonomi daerah. Interaksi penutur beralih cara untuk menyatakan
global dalam berbagai bidang dewasa ini sesuatu sebelum seluruh tuturan (kalimat)
menurut Warsiman dan Rosyida (2009, p. selesai dinyatakan selengkapnya. Untuk
2) tidak bisa dihindari. Akibatnya proses berbahasa tulis, jenis kesalahan
transaksi nilai-nilai global dengan sendirinya inidiistilahkan “slip of the pen”. Kesalahan
juga akan terjadi. ini terjadi akibat ketidaksengajaan dan tidak
Secara empiris, kenyataan disadari oleh penuturnya, 2) Error adalah
membuktikan akhir-akhir ini terutama dalam kesalahan berbahasa akibat penutur
kaitannya dengan munculnya fenomena melanggar kaidah atau aturan tata bahasa
merosotnya komitmen masyarakat dalam (breaches of code), 3) Mistake adalah kesalahan
berbagai lapisan khususnya masyarakat pelajar berbahasa akibat penutur tidak tepat dalam
pada segala jenjang pendidikan terhadap memilih kata atau ungkapan untuk suatu
etika kehidupan bermasyarakat dan situasi tertentu.
berbangsa serta bernegara. Hal ini dapat Atas dasar tersebut, peneliti
dilihat dengan banyaknya praktisi yang ingin menyampaikan perihal penggunaan
mencampuradukkan penggunaan bahasa bahasa Indonesia yang tepat dalam proses
Indonesia atau bahkan mengutamakan komunikasi tulis melalui media luar ruang
penggunaan bahasa asing dalam yang ada di Kabupaten Bojonegoro. Media
percakapan sehari-hari. luar ruang merupakan media yang berukuran
Hal senada diungkapkan oleh Lestari besar di pasang di tempat-tempat terbuka
(2015, p. 1) bolehkah kita menggabungkan seperti di pinggiran jalan, di pusat keramaian
atau merangkaikan istilah asing dengan istilah atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di
bahasa Indonesia dalam satu rangkaian dalam bus kota, gedung, pagar tembok dan
frasa? atau haruskah ditulis dalam dua sebagainya (Tjiptono, 2008, p. 243). Media
bahasa yang berbeda secara terpisah? Luar Ruang memiliki banyak jenis, menurut
misalnya, Jatim Park. Jatim menggunakan Ghifary (2014, p. 32-33) ada 9 jenis media
istilah Indonesia, yaitu Jawa Timur, sedang luar ruang, yaitu poster, billboard atau
park menggunakan istilah asing, yaitu baliho, spanduk, balon udara, videotron/
taman/kebun. Bukankah seharusnya ditulis megatron, transit ad, kiosk, painted wall, dan
secara bilingual, yaitu Taman Jawa neon box.
Timur atau East Java Park. Sebagai tempat penelitian, di
Ketidakkonsistenan kita dalam berbahasa Kabupaten Bojonegoroberdasar data BPS
menimbulkan terjadinya kesalahan di sana- (2014, p. 220) terdapat 140 papan nama
sini. Ada yang salah hurufnya, spasi, dan (name board) dan 157 spanduk (banner)
lain sebagainya. yang memiliki izin penerbitan untuk
Kesalahan seperti ini dapat dikatakan kegiatan usaha. Penulisan iklan pada papan
sebagai wujud kesalahan berbahasa. nama (name board) dan spanduk (banner)

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Hasanudin, Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan.....119
ini banyak

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


120 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm 117-126

sekali didapati kesalahan penulisan. Untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual,
itu, peneliti tergerak untuk melakukan dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-
penelitian pada media luar ruang yang ada di sifat populasi atau objek tertentu untuk
Kabupaten Bojonegoro. menggambarkan realitas yang sedang terjadi
Alasan memilih media luar ruang tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel
di Kabupaten Bojonegoro ini sebagai (Kriyantono, 2008, p. 67-68).
data penelitian, yaitu pertama media luar Data dan sumber data yang
ruang seperti baliho dan spanduk lebih digunakan dalam penelitian ini berupa
mudah ditemukan dibandingkan dengan dokumen dengan menggunakan teknik
di media elektronik. Kedua, rentang waktu purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
pemasangannya lebih lama. Ketiga, media cara mengkaji dokumen yang berupa huruf,
luar ruang menjangkau semua lapisan tanda baca, singkatan, akronim, dan unsur
masyarakat. Keempat, penelitian terhadap asing pada media luar ruang di Kabupaten
media luar ruang di Kabupaten Bojonegoro yang terjadi kesalahan penulisan
Bojonegoro ini sejauh pengetahuan peneliti dan melakukan pengumpulan data dengan
belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian menggunakanrekam, simak, dan catatuntuk
di atas, peneliti merumuskan permasalahan di memperoleh data mengenai bentuk
antaranya: (1) Bagaimanakah bentuk kesalahan. Data divalidasi dengan
kesalahan berbahasa Indonesia pada menggunakan teknik triangulasi sumber,
penulisan media luar ruang di Kabupaten selanjutnya data dianalisis melalui analisis
Bojonegoro?; (2) Bagaimanakah bentuk interaktif yang terdiri dari empat tahap yaitu
kesalahan penggunaan unsur asing pada pengumpulan data, reduksi data, penyajian
penulisan media luar ruang di Kabupaten data, dan penarikan simpulan atau
Bojonegoro?,d an; (3) Bagaimanakah verifikasi.
kesesuaian hasil penelitian dengan materi
ajar bahasa Indonesia pada Sekolah HASIL DAN PEMBAHASAN
Menengah Pertama? Penelitian tentang media luar ruang pada
hakikatnya memiliki banyak aspek yang
METODE bisa diteliti, seperti kesalahan berbahasa,
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten analisis wacana, dan sebagainya. Akan
Bojonegoro. Waktu pelaksanaan penelitian tetapi, penelitian ini hanya menganalisis
berlangsung selama enam bulan yaitu dari tentang kesalahan pemakaian bahasa
bulan April 2015 sampai September 2015. Indonesia. Aspek kesalahan berbahasa yang
Subjek penelitian yaitu media luar ruang dianalisis meliputi kesalahan dalam bidang
di Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini huruf, tanda baca, singkatan, akronim, dan
menggunakan tipe penelitian kualitatif unsur asing.
dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Jumlah sampel media luar ruang
Penelitian kualitatif menurut Strauss dalam di Kabupaten Bojonegoro diambil dengan
Golafshani (2003, p. 600) yaitu suatu jenis teknik purposive sampling. Sampel diambil
penelitian tentang segala hal yang hasil sebanyak 10 media luar ruang yang terdapat
penelitiannya tidak melalui prosedur statistik kesalahan berbahasa Indonesia dan 10
atau hitungan. Sedangkan, pendekatan media luar ruang yang terdapat kesalahan
deskriptif dalam penelitian ini bertujuan penggunaan unsur asing dalam bahasa
Indonesia.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Hasanudin, Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan.....121

Poster ini dipasang di taman alun-


alun kota Bojonegoro. Poster yang terbitkan
oleh dinas Kebersihan dan Pertamanan
Kabupaten Bojonegoro dengan logo
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro di pojok
kiri atasnya ini terdapat kesalahan pemakain
kata depan di pada kata DI LARANG.
Baliho yang di tempatkan di Jalan
Alternatif pembenaran pada
Diponegoro, Bojonegoro ini merupakan
penulisan tersebut adalah DILARANG,
Perda no. 19 tahun 2011. Pada bagian kiri
dengan keterangan bahwa tidak perlu
atas baliho tersebut terdapat logo Pemerintah
menggunakan spasi antara kata depan di
Kabupaten Bojonegoro dan sebelah kanan
dengan kata berikutnya, yaitu LARANG.
atas terdapat logo Dinas Perhubungan. Pada
berdasar pada Permendiknas (2009, p. 16-
baliho tersebut terdapat kesalahan
17) menjelaskan bahwa kata depan di, ke, dan
pemakaian singkatan, tanda titik (.), koma
dari, ditulis terpisah dari kata yang
(,) dan tanda hubung (-) pada penulisan
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan
Rp. 2000,-.
kata yang sudah lazim dianggap sebagai
Alternatif pembenaran pada
satu kata, seperti kepada dan daripada.
penulisan tersebut adalah Rp2000,00,
Terkait ada pengecualian pada
dengan keterangan 1) tidak ada spasi antara
Permendiknas tersebut, menurut Moeliono
penulisan mata uang dan rupiah, 2) tidak
(1987, p. 78) pemakaian kata depan di dibagi
menggunakan tanda titik (.) setelah mata
menjadi dua, kata depan di sebagai awalan
uang, dan 3) sen tidak dilambangan dengan
dan kata depan di sebagai kata depan. Ciri-
tanda koma (,) dan hubung (-) melainkan
ciri kata depan di sebagai awalan harus 1)
cukup dengan angka (00).Hal ini berdasar
ditulis serangkai, 2) diikuti kata kerja, dan 3)
pada Permendiknas (2009, p. 19)
membentuk kata kerja pasif. Contoh. disapu,
menjelaskan bahwa lambang kimia,
diperbaiki, dibersihkan, dll. Sedangkan,
singkatan satuan ukuran, takaran,
kata depan di sebagai kata depan harus 1)
timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda
ditulis terpisah, 2) menyatakan keterangan
dengan titik. Misalnya kata“rupiah” cukup
tempat, dan 3) diikuti kata benda. Contoh.
ditulis dengan RP tanpa titik. Selanjutnya,
di halaman, di pasar, di atas, dll.
pada halaman 25-26 menjelaskan bahwa
Jika berdalih pada teori tersebut,
tanda titik (.) dipakai untuk memisahkan
maka kata “DI LARANG” pada poster
bilangan ribuan atau kelipatannya yang
yang diterbitkan oleh dinas Kebersihan
menunjukkan jumlah. Pemisahan bilangan
dan Pertamanan Kabupaten Bojonegoro
ribuan atau kelipatannya dan desimal
bukanlah ditulis DI LARANG, namun ditulis
dilakukan sebagai berikut. Rp200.250,75.
DILARANG (tanpa spasi), hal ini karena
Pada halaman 28 menjelaskan bahwa tanda
kata “DILARANG” merupakan bentuk
(,) dipakai dimuka angka desimal atau di
dasar “LARANG” dengan mendapat
antara rupiah dan sen yang dinyatakan
imbuhan kata depan di sehingga menjadi
dengan angka. Misalnya, Rp750,00 tanpa
DILARANG. Cara menulisnya harus
titik.
digabung, karena

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


122 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm 117-126

bentukan kata DILARANG membentuk kata Hal ini diperkuat dengan pendapat
kerja pasif bukan menyatakan keterangan Warsiman (2010: 66) bahwa lambang bilangan
tempat. yang menyatakan ukuran panjang, berat, isi,
satuan waktu, dan nilai uang, dapat ditulis
dengan angka. Misal. Pukul 11.30.Selain
itu, berdasar pada Permendiknas (2009: 25)
dijelaskan bahwa penulisan waktu dengan
angka dalam sistem 24 tidak memerlukan
Baliho ini dipasang di jalan keterangan pagi, siang, atau malam. Misal.
Untung Suropati, Bojonegoro. Baliho yang Pukul 07.30, pukul 22.00. Aturan tersebut
dibuat oleh perorangan ini menawarkan selalu menggunakan kata “pukul” bukan
jasa penukaran mata uang asing. Pada “jam”. Terkait penggunaan WIB, dalam
penulisanPENUKARAN UANG Permendikas nomor 46 Tahun 2009 tidak
ASING“DEN BEY” tidak didapati dijelaskan. Sehingga penggunaan “WIB”
kesalahan penulisan. Namun, pada tulisan menurut penulis sudah benar atau tulisan
BUKA: JAM 08.00 S/D 16.00 WIB, terdapat “WIB” dapat dihilangkan saja, karena
kesalahan penulisan. Kesalahan pertama dengan dalih bahwa seseorang yang
terkait penggunaan kata “JAM”, kedua membaca baliho tersebut tahu dan mengerti
terkait penulisan “S/D”. jika Kabupaten Bojonegoro ini berada di
Alternatif pembenaran pada baliho Waktu Indonesia bagian Barat (WIB).
tersebut adalah. Kesalahan selanjutnya pada
1. BUKA: PUKUL 08.00 s.d.16.00 WIB penulisan “S/D”, pada baliho tersebut
atau “S/D” dimaksudnya dengan kata “sampai
2. BUKA: PUKUL 08.00—16.00 WIB dengan”, namun penulisan “sampai
atau dengan” tersebut tidak tepat. Berdasar
3. BUKA: PUKUL 08.00 s.d. 16.00 pada Permendiknas (2009, p. 19)
Hal ini karena, satuan untuk dijelaskan bahwa singkatan gabungan kata
menyatakan waktu itu digunakan istilah yang terdiri atas dua huruf (lazim
“pukul”.Sedangkan, “jam” alat yang digunakan dalam surat-menyurat) masing-
digunakan untuk mengukur waktu. Jadi, jika masing diikuti oleh tanda titik. Selanjutnya,
“jam” yang dimaksud untuk menyatakan Waridah (2008: 120) memberikan contoh
pelayanan penukaran uang pada balio yang untuk penulisan sampai dengan, yaitu
dibuat, maka baliho tersebut haruslah dengan bentuk s.d. hal ini dapat dijelaskan
menggunakan kata “pukul” bukan “jam”, bahwa penulisan “S/D” tidak perlu kapital
uraian lebih lanjut dapat diperjelas dengan dan menggunakan tanda garis miring (/) di
contoh berikut. antara huruf “s” dan “d”, karena jika
“S/D” dibaca bukan sampai dengan
Ani belajar dua jam bukan Ani belajar maksudnya, akan tetapi menjadi S per D
dua pukul (artinya, Ani belajar selama dua atau sampai per dengan.
jam. Hal ini menyatakan lama/durasi belajar) Sebagian besar kesalahan dari data
yang sudah teranalisis, dapat dikatakan
Ani belajar pukul 2 bukan Ani bahwa media luar ruang yang ada di
belajar jam 2 (artinya, Ani belajar dimulai Kabupaten Bojonegoro banyak memakai
pukul 2. Hal ini menyatakan waktu/saat ejaan yang tidak sesuai dengan pedoman
mulai belajar) EYD. Kesalahan tersebut dapat dilihat dari
ketidaktepatan dalam memakai tanda titik
(.), kata pukul, kada depan/awalan di dan
singkatan.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Hasanudin, Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan.....123

Hasil analisis kesalahan berbahasa pada karangan mahasiswa tersebut. Perbedan


ini, juga ditemukan oleh Anjarsari, Suwandi, penelitian tersebut dengan penelitian ini
dan Mulyono (2013, p. p.1-13) dalam adalah pada waktu dan tempat. Selain itu,
penelitiannya yang berjudul Analisis pada penelitian terdahulu objek penelitiannya
Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia dalam adalah karangan mahasiswa penutur bahasa
Karangan Mahasiswa Penutur Bahasa Asing di asing di Universitas Sebelas Maret, sedangkan
Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini pada penelitian ini adalah media luar ruang
membahas kesalahan bahasa Indonesia dan di Kabupaten Bojonegoro. Persaman
kesalahan yang paling dominan dalam penelitian terdahulu dengan ini adalah sama-
tulisan-tulisan mahasiswa asing di sama mengkaji kesalahan pemakain bahasa
Universitas Sebelas Maret, serta penyebab Indonesia dari unsur ejaan.
kesalahan berbahasa

Hal ini dapat disimpulkan bahwakata


Poster yang dipasang di jalan desa dan kota wajib dipakai dalam penulisan
Untung Suropati, Bojonegoro ini dibuat poster tersebut agar tidak terjadi kesalahan
oleh perorangan untuk memasarkan berbahasa. Akan tetapi, apabila penulis ingin
makanan. Pemakaian kata pada poster ini mempertahankan bentuk asing tetap ada
terdapat percampuran bahasa asing (bahasa pada poster tersebut, alangkah sebaiknya
Jawa) dengan bahasa Indonesia.Hal ini padanan dalam bahasa Indonesia harus
dapat dikatakan bahwa pemakaian kata ditulis/ dikutsertakan seperti yang
pada poster tersebut terdapat kesalahan diamanatkan dalam pasal 38 ayat 1 UU
berbahasa. Kesalahan tersebut dapat dilihat RI Nomor 24
pada pemakaian kata DHESO dan tahun 2009, yaitu.
KUTHO. Pemakaian bahasa asing (bahasa
Jawa) seperti yang terdapat pada spanduk HARGA DESA RASA KOTA
tersebut seharusnya ditulis dalam bahasa Pas Untuk Anak Sekolah
Indonesia karena kata-kata itu sudah ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. atau
Padanan kata DHESO dalam bahasa
Indonesia adalah ‘Desa’ dan kata KUTHO HARGA DESA RASA KOTA
adalah ‘kota’, kedua kata ini sudah tidak asing Rego Dheso Roso Kutho
didengar oleh masyarakat Indonesia, Pas Untuk Anak Sekolah
sehingga kata desa dan kota bila Pas Kanggo Bocah Sekolahan
dimunculkan dalam sebuah poster maka
tidak akan membuat masyarakat bertanya-
tanya atau menanyakan maksud dari kedua
kata tersebut. Artinya, kata desa dan kota
tetap harus dipakai dalam penulisan agar
terhindar dari kesalahan berbahasa. Selain
itu, pemakaian kata desa dan kota sudah
sesuai dengan Pasal 36ayat 3 UU RI Nomor
24 Tahun 2009.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


124 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm 117-126

Reklame yang dipasang di jalan TOP


Gajah Mada nomor 10 (Pertokoan KAI), hangat dari kompor
Bojonegoro ini milik perorangan yang Fresh From The Oven
memiliki usaha dagang pembuatan kue. TANPA BAHAN PENGAWET
Kata TANPA BAHAN PENGAWET Without preservative
pada reklame asli terletak di pojok kanan Sebagian besar kesalahan dari data
atas dan berbahasa Indonesia, namun yang sudah teranalisis, dapat dikatakan
untuk mempermudah penulisan, sehingga bahwa media luar ruang yang ada di
diletakkan di bawah. Pemakaian kata pada Kabupaten Bojonegoro banyak yang
reklame tersebut didominasi dengan adanya menggunakan bahasa asing. Bahasa asing
unsur asing (bahasa Inggris), sehingga yang mendominasi pada media luar ruang
dapat dikatakan bahwa reklame ini terdapat tersebut adalah bahasa Inggris dan bahasa
kesalahan berbahasa. Kesalahan tersebut Jawa. Berdasarkan temuan tersebut, dapat
dapat dilihat pada pemakaian kata cake, bakery, ditarik simpulan bahwa pengguna bahasa
dan fresh from the oven, Pemakaian bahasa asing belum dapat memakai bahasa asing pada
(bahasa Inggris) seperti yang terdapat pada media luar ruang secara tepat dalam bahasa
reklame tersebut seharusnya ditulis dalam Indonesia. Hal ini terbukti bahwa bahasa
bahasa Indonesia karena kata-kata itu sudah Indonesia dipakai dengan campur aduk
ada padanannya dalam bahasa Indonesia. dengan bahasa asing sehingga bahasa
Padanan kata cake dalam bahasa Indonesia tekesan kuat tidak bermartabat di
Indonesia adalah ‘kue’, bakery adalah ‘toko negaranya sendiri.
roti’, fresh from the oven adalah ‘hangat dari Penggunaan bahasa daerah dan
kompor’. Kata-kata yang sudah ada padanan bahasa inggris tersebut telah mempengaruhi
dalam bahasa Indonesia ini harus digunakan cara pikir masyarakat Indonesia dalam
dalam menulis media luar ruang agar tidak berbahasa Indonesia resmi. Bahasa Inggris
terjadi kesalahan berbahasa. Kesalahan menurut Amir (2014, p. 4) semakin sering
berbahasa ini karena banyak pengguna diserap untuk dijadikan cara bertutur dalam
yang mengabaikan Pasal 36 ayat 3 UU RI keseharian masyarakat Indonesia, setidaknya
Nomor 24 Tahun 2009. Akan tetapi, apabila oleh mereka yang hidup di kota besar.
penulis ingin mempertahankan bentuk asing Stigmatisasi tersebut melahirkan sebuah
tetap ada pada reklame tersebut, alangkah paradigma yang mau tidak mau harus diakui
sebaiknya padanan dalam bahasa Indonesia keadaannya. Saat ini,menurut Mahmud
harus ditulis/dikutsertakan. Dengan (2014, p.4) di lingkungan pemuda perlu
demikian, bentuk penulisan reklame tersebut dimunculkan Gerakan Cinta Bahasa
seharusnya diganti seperti bentuk yang Indonesia (GCBI) sebagai upaya
diamanatkan dalam pasal 38 ayat 1 UU RI pengutamaan pemakaian bahasa
Nomor 24 tahun 2009, yaitu. Indonesia, baik lisan maupun tulis,
Toko Roti & Kue terutama bahasa tulis ruang (bahasa iklan,
TOP imbauan, papan nama, baliho, dan lain-lain).
hangat dari kompor Menurut Sugono (2008, p. 3)
TANPA BAHAN PENGAWET ada beberapa pertimbangan hukum yang
atau menjadi landasan untuk menggunakan
Toko Roti & Kue bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Cake & Bakery Salah satu landasan hukum yang dimaksud
adalah Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 24, tahun 2009.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Hasanudin, Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan.....125

Kesesuaian Hasil Penelitian dengan tentang serapan.


Materi Ajar Bahasa Indonesia pada Berdasar hasil penelitian dan
Sekolah Menengah Pertama materi ajar tentang EYD dan serapan pada
Hasil penelitian tentang analisis matapelajaran bahasa Indonesia di jenjang
kesalahan berbahasa pada penulisanmedia Sekolah Menengah Pertama, dapat dikatakan
luar ruang di Kabupaten bahwa hasil penelitian ini sesuai jika
Bojonegoroditemukan kesalahan pada digunakan sebagai materi ajar pada materi
tataran penggunaan tanda baca, kata, dan EYD dan serapan. Hasil temuan ini sangat
bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan tepat dan cocok sebagai literatur untuk
Jawa. Kesalahan tersebut dapat dijumpai menunjukkan kesalahan dalam tataran ejaan
hampir di setiap media luar ruang yang dan penggunaan unsur bahasa asing, guru
ada di Kabupaten Bojonegoro. Kesalahan tidak usah bingung dan susah mencarikan
dalam pemakaian bahasa pada media luar contoh bentuk kesalahan tersebut karena
ruang sangat mudah ditemukan bagi hasil penelitian ini sudah cukup memberikan
seseorang yang paham betul terkait gambaran kesalahan penggunaan bahasa.
pemakaian bahasa dengan benar, akan tetapi Guru dengan mudah mengajak Peserta didik
bagi seseorang yang tidak paham dengan langsung mengamati objek sekaligus dapat
pemakaian bahasa, hal ini dirasa sulit dan menganalisisnya, hal ini dapat memberikan
bahkan tidak tahu jika apa yang ditulisnya inovasi baru dalam pembelajaran bahasa
itu salah. Kegiatan menulis pada media luar Indonesia sekaligus memberikan rasa
ruang juga memerlukan keterampilan untuk ketertarikan pada peserta didik untuk belajar
menguasi EYD dan pedoman penggunaan bahasa Indonesia.
unsur asing/serapan. Terkait dengan adanya rasa tertarik
Ejaan bahasa Indonesia yang untuk belajar bahasa Indonesia Muslimin
Disempurnakan sudah diajarkan sejak (2011, p. 1-8)menjelaskanbahwa agar kegiatan
di Sekolah Dasar, sedangkan pedoman pembelajaran lebih menarik perhatian siswa
penggunaan unsur asing/serapan mulai dapat dilakukan dengan membawa siswa
diajarkan di Sekolah Menengah Pertama pada suasana belajar di luar kelas atau di
(SMP). Penggunaan EYD dapat dilihat alam terbuka dengan mengambil objek alam
pada kurikulum KTSP matapelajaran (laut, pantai, sungai, gunung, perkebunan,
bahasa Indonesia kelas IX semester satu pesawahan, dan pedesaan), lingkungan di
pada standar kompetensi mengungkapkan sekitar sekolah, budaya (peninggalan sejarah,
informasi dalam bentuk iklan baris, resensi, museum, kesenian, kerajinan), industri,
dan karangan, dengan kompetensi dasar teknologi, dan sebagainya.Pembelajaran di
menyunting karangan dengan berpedoman luar kelas sebaiknya difokuskan pada kegiatan
pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan ekspresi bahasa misalnya membaca karya,
kata, keefektifan kalimat, keterpaduan menulis karangan, menulis karya sastra,
paragraf, dan kebulatan wacana menulis resensi, menulis hasil wawancara,
(Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006). dan yang lainya. Berbedaan penelitian yang
Hal ini dapat dibuktikan pada 1) dilakukan oleh Muslimin dengen peneliti
buku matapelajaran bahasa Indonesia yang adalah, Muslimin mengkaji solusi promblem
ditulis Anindiyarini, Yuwono, dan klasik dalam pengajaran bahasa Indonesia,
Suhartanto(2008, p.27-29)yang membahas sedang peneliti mengkaji analisis kesalahan
tentang pemakaian ejaan dan Anindiyarini, berbahasa. Persamaan penelitian yang
Yuwono, dan Suhartanto (2008, p. 50-52) dilakukan oleh Muslimin dengan penulis
membahas tentang serapan, 2) buku adalah sama-sama mengkaji pembelajaran
matapelajaran bahasa Indonesia bahasa di sekolah.
karanganSuwandi dan Sutarmo (2008,
p.127-129) membahas

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


126 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 17, Nomor 1, April 2017, hlm 117-126

SIMPULAN memberi sanksi administrasi kepada pihak


Berdasarkan hasil penelitian, secara yang tidak menaati aturan yang berlaku.
ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut. Pertama, unsur DAFTAR RUJUKAN
kebahasaan yang sering terjadi kesalahan Amir, F.A.S. (2014). “Anak Muda Media
berbahasa dalam media luar ruang yaitu Massa, dan Sikap Berbahasa:
kesalahan pada aspek pemakaian tanda Menjaga Mutu Bahasa Indonesia di
baca, khususnya tanda titik (.), penulisan Era Globalisasi”. dalam Kumpulan
kata depan di, penggunaan kata pukul dan makalah rapat koordinasi pemuda
jam, dan singkatan. Kedua, jenis kesalahan penggerak cinta bahasa Indonesia se-
pemakaian istilah asing didominasi dengan Jawa Timur. Surabaya: Badan
penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Jawa. Pengembangan dan Pembinaan
Kedua bahasa tersebut digunakan bersamaan Bahasa.
pada setiap kata atau frasa bahasa Indonesia, Anindiyarini, Atikah, Yuwono, & Suhartanto.
ketumpangtindihan penggunaan istilah asing (2008). Bahasa Indonesia untuk
ini sangat menyimpang dari Undang-Undang SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Pusat
Nomor 24 Tahun 2009. Ketiga, hasil penelitian Perbukuan Departemen Pendidikan
ini sesuai jika digunakan sebagai materi ajar Nasional.
matapelajaran bahasa Indonesia di jenjang Anjarsari, Suwandi, S., & Mulyono, S. (2013).
Sekolah Menengah Pertama, khususnya pada Analisis Kesalahan Pemakaian
materi tentang ejaan dan istilah asing (unsur Bahasa Indonesia dalam Karangan
serapan). Mahasiswa Penutur Bahasa Asing
Untuk meminimalkan kesalahan di Universitas Sebelas Maret.
berbahasa dalam karangan, hal-hal yang BASASTRA Jurnal Penelitian Bahasa,
dapat dilakukan pelajar/mahasiswa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya. 2
dan pemerintah antara lain : (1) pelajar/ (1): 1-13.
mahasiswaharus memperluas pengetahuan BPS. (2014). Bojonegoro dalam Angka 2014.
tentang kaidah bahasanya, aktif bertanya Bojonegoro: BPS Kabupaten
kepada guru/dosen jika mengalami kesulitan, Bojonegoro.
dan sering berlatih menulis; (2) pemerintah Corder, S.P. (1982). Error analysis and
Kabupaten Bojonegoro harus memberikan interlanguage. Oxford: Oxford
sosialisasi Peraturan Menteri Pendidikan University Press.
Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Ghifary. (2014). Efektivitas Penggunaan
Tahun 2009 Tentang Pedoman Umum Ejaan Media Iklan Baliho dalam
Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Mensosialisasikan Bahaya Kebakaran
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor di Kota Samarinda. eJournal Ilmu
24 Tahun 2009, tentang Bendera, Bahasa, Komunikasi.2 (3): 26-39.
Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, Golafshani, N. (2003). Understanding
yang di dalamnya memuat aturan atau Reliability and Validity in
ketentuan tentang penggunaan bahasa Qualitative Research. The Qualitative
Indonesia yang baik dan benar di tempat Report. 8 (4):597-607.
umum. Selain itu, pemerintah Kabupaten Kriyantono. R. (2008). Teknik praktis riset
Bojonegoro diharapkan untuk melakukan komunikasi :disertai contoh praktis
upaya penertiban penggunaan bahasa riset media, public relation, advertising,
Indonesia di tempat umum dan membuat komunikasi organisasi, komunikasi
Peraturan Daerah tentang penggunaan pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada
bahasa Indonesia di tempat umum serta Media Group.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312


Hasanudin, Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan.....127

Lestari, F.T. (2015). “Peliknya masalah tata Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan
bahasa pada bahasa indonesia”, Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
(daring), Diakses 25 Agustus 2015 Surakarta: Yuma Pustaka.
dari http://www.kompasiana.com/ Sugono, D. (2008). Buku Praktis Bahasa
thefamouszgorgeousz/peliknya- Indonesia 1. Jakarta: Pusat Bahasa,
masalah-tata-bahasa-pada-bahasa- Departemen Pendidikan Nasional.
indonesia_55d447dea823bdcf0 Suwandi, S., & Sutarmo. (2008). Bahasa
7e05472. Indonesia 3: Bahasa kebanggaanku untuk
Mahmud, A. (2014). “Peningkatan sikap SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat
positif pemuda terhadap bahasa Perbukuan Departemen Pendidikan
Indonesia” dalam Kumpulan makalah Nasional.
rapat koordinasi pemuda penggerak Tjiptono, F. (2008). Service Management
cinta bahasa Indonesia se-Jawa Timur. Mewujudkan Layanan Prima edisi II.
Surabaya: Badan Pengembangan dan Yogyakarta: CV ANDI OFFSET.
Pembinaan Bahasa. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Moeliono, A.M. (1987). Masalah bahasa 24 Tahun 2009 tentang Bendera,
yang dapat anda atasi sendiri. Jakarta: Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Pustaka Sinar Harapan. Lagu Kebangsaan.
Muslimin. (2011). “Perlunya inovasi dalam Waridah, E. (2008). EYD dan Seputar
pembelajaran bahasa dan sastra KebahasaIndonesiaan. Jakarta: Kawan
Indonesia: solusi mengatasi problem Pustaka.
klasik pengajaran bahasa dan sastra Warsiman, & Rosyida, F. (2009). Bahasa
di sekolah”. Jurnal Bahasa, Sastra, dan Indonesia untuk Anda: Sebuah Renungan
Budaya. 1 (1): 1-8. Pengalaman Kesalahan Berbahasa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Surabaya: Unesa University Press.
Republik Indonesia Nomor 22 Warsiman. (2010). Bahasa Indonesia: Teori dan
Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Aplikasi. Surabaya: Unesa
(2006). Jakarta: Departemen University Press.
Pendidikan Nasional.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional UCAPAN TERIMA KASIH
Republik Indonesia Nomor 46 Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
Tahun 2009 Tentang Pedoman semua pihak (Pemerintah Kabupaten
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Bojonegoro, Perpusda Bojonegoro, BPS,
Yang Disempurnakan. (2009). dan kampus IKIP PGRI Bojonegoro) yang
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi telah membantu atau memfasilitasi dalam
Departemen Pendidikan Nasional. menyelesaikan penelitian ini.

p-ISSN 1412-0712 | e-ISSN 2527-8312

Anda mungkin juga menyukai