Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol.

2 Nomor 5 Juni Tahun 2016

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA PENULISAN


IKLAN LUAR RUANG DI KOTA SURAKARTA

Ratna Susanti, S.S.,M.Pd. (Penulis 1)


Komunikasi Massa Politeknik Indonusa Surakarta
ratnasusanti19@yahoo.co.id
Dewi Agustini, S.Sos.,M.M. (Penulis 2)
Komunikasi Massa Politeknik Indonusa Surakarta
dwtini@gmail.com

ABSTRAK

Penulisan pada media iklan luar ruang yang ada di wilayah Kota Surakarta masih
dijumpai banyak kesalahan, baik dari segi kesalahan diksi, kesalahan ejaan, dan kesalahan
struktur katanya.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kesalahan berbahasa pada
penulisan media iklan luar ruang di wilayah Kota Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia yang
terdapat pada penulisan media iklan luar ruang di wilayah Kota Surakarta.Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teoretis dan metodologis.Pendekatan teoretis
dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis kesalahan berbahasa Indonesia, sedangkan
pendekatan metodologis yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.Pengumpulan
data dilakukan menggunakan metode observasi langsung (pengamatan), teknik catat, dan
dokumentasi.Analisis datanya menggunakan teknik pilah dan teknik ganti.Pemaparan hasil
analisis data menggunakan metode informal.
Desain penelitian yang dilakukan adalah: (1) Tahap awal adalah tahap persiapan untuk
mengidentifikasi masalah dan pencarian studi pustaka khususnya dengan referensi jurnal
penelitian sebelumnya, (2) Setelah masalah teridentifikasi dan dasar-dasar studi pustaka
ditemukan, tahap berikutnya mengadakan pengumpulan data dengan observasi langsung atau
pengamatan, (3) Setelah data-data terkumpul, dicatat, dan didokumentasikan, lalu dianalisis
dengan memanfaatkan sumber referensi, (4) mengevaluasi untuk mendapatkan data-data yang
baru sebagai dasar untuk menyimpulkan hasil penelitian.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah kesalahan berbahasa Indonesia pada penulisan
media iklan luar ruang di Kota Surakarta masih banyak dijumpai yang belum/tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bentuk-bentuk kesalahan penulisan pada media
iklan luar ruang di Kota Surakarta meliputi kesalahan penulisan tanda baca, kesalahan penulisan
singkatan, kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan pemilihan diksi, dan kesalahan
penulisan ejaan.

Kata kunci: ejaan, diksi, media luar ruang, kesalahan berbahasa

1
ERROR ANALYSIS OF LANGUAGE IN WRITING
OUTDOOR ADVERTISING SPACE IN THE CITY SURAKARTA

Ratna Susanti, S.S., M.Pd. (Author 1)


D3 Mass Communication Polytechnic Indonusa Surakarta
ratnasusanti19@yahoo.co.id
Dewi Agustini, S. Sos., M.M. (Author 2)
D3 Mass Communication Polytechnic Indonusa
Surakarta dwtini@gmail.com

ABSTRACT

Writing on outdoor advertising media in the region Surakarta still found a lot of mistakes,
both in terms of diction errors, spelling mistakes, and the mistakes he said structure. The aim of
this study is to analyze the language errors in the writing of outdoor advertising media in the city
of Surakarta.
This study aimed to describe the error in Indonesian language contained in the writing of
outdoor advertising media in the city of Surakarta. The approach used in this study is theoretical
and methodological approaches. Theoretical approaches in this study using Indonesian language
error analysis approach, while the methodological approach used is a qualitative descriptive
approach. Data is collected using direct observation method (observation), engineering notes, and
documentation. Use aggregated data analysis techniques and techniques change. Exposure data
analysis using informal methods.
Design research is: (1) The initial stage is the preparation phase to identify problems and
search literature in particular with reference journals previous studies, (2) Once the problem is
identified and the basics of literature is found, the next stage to hold the collection of data by direct
observation or observation, (3) After the data is collected, recorded and documented, and analyzed
by utilizing the reference source, (4) evaluating to acquire new data as a basis for concluding
research.
The conclusion of this study was to speak Indonesian error in writing outdoor advertising
media in Surakarta still found many were not / are not in accordance with the rules of Indonesian
language is good and true. Forms of writing errors on outdoor advertising media in Surakarta
include writing errors of punctuation, writing errors abbreviations, capitalization errors, errors
elections diction and spelling errors.

Keywords: spelling, diction, word, outdoor media, language errors

I. PENDAHULUAN dasarnya akan selalu hadir di tengah-tengah


masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan
Bahasa memegang peranan penting
bertutur merupakan sarana berinteraksi
dalam proses komunikasi. Peran tersebut
masyarakat satu dengan lainnya.
akan mampu memainkan fungsinya jika
Bahasa sebagai hasil bertutur
dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang
mempunyai beragam fungsi dalam kehidupan
baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua
bermasyarakat.Oleh karena itu, kegiatan
hal utama, yaitu penutur (komunikator) dan
berkomunikasi selalu berhubungan dengan
petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada
bahasa, sehingga bahasa sering dianggap pada penulisan media luar ruang di wilayah
sebagai komunikasi karena pada kenyatannya Kota Surakarta. Objek penelitiannya adalah
sistem lambang yang paling prinsipil dalam penulisan pada papan nama pertokoan, papan
komunikasi adalah bahasa.Bahasa juga nama instansi, baliho, dan spanduk yang ada
berperan dalam menyatukan masyarakat. di wilayah Kota Surakarta. Peneliti memilih
Kehidupan yang dipenuhi semangat media luar ruang yang ada di Kota Surakarta
kekeluargaan akan mampu terwujud jika sebagai tempat penelitian karena di wilayah
antarmasyarakat mampu berkomunikasi ini banyak sekali didapati kesalahan
dengan baik. Tidak bisa diingkari bahwa alat penulisan pada papan nama pertokoan, papan
komunikasi yang mampu mewujudkan nama instansi, baliho, dan spanduk. Untuk
tersebut adalah bahasa.Bahasa juga itu, peneliti tergerak untuk melakukan
merupakan media bagi setiap manusia untuk penelitian atas berbagai kesalahan penulisan
menyampaikan ide, pikiran, gagasan, konsep, yang tidak sesuai dengan kaidah baku bahasa
dan perasaan. Indonesia pada media luar ruang tersebut.
Dalam hubungan dengan kehidupan Alasan pemilihan penulisan pada iklan
masyarakat, bahasa Indonesia telah terjadi luar ruang di wilayah Kota Surakarta ini
berbagai perubahan. Terutama yang sebagai data penelitian, yaitu pertama media
berkaitan dengan tatanan baru kehidupan luar ruang seperti baliho dan spanduk lebih
dunia dan perkembangan ilmu pengetahuan mudah ditemukan dibandingkan dengan di
serta teknologi, khususnya teknologi media elektronik.Kedua, rentang waktu
informasi yang semakin sarat dengan pemasangannyalebih lama.Ketiga, media luar
tuntutan dan tantangan globalisasi.Kondisi itu ruang menjangkau semua lapisan masyarakat
telah menempatkan bahasa Asing, terutama karena pemasangannya dilakukan sampai ke
bahasa Inggris, pada posisi strategis yang pelosok daerah, sehingga mudah dijumpai di
memngkinkan bahasa itu memasuki berbagai pinggir-pinggir jalan atau di tempat
sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi umum.Keempat, penelitian terhadap media
perkembangan bahasa Indonesia. Selain luar ruang di wilayah Kota Surakarta sejauh
bahasa asing, penggunaan bahasa daerah pengetahuan peneliti belum pernah
khususnya bahasa Melayu Jakarta dan bahasa dilakukan. Oleh karena itu, dalam penelitian
“gaul” telah mewarnai penggunaan bahasa ini dirumuskan sebagai berikut:
Indonesia lisan. Bahkan, bahasa iklan sangat “Bagaimanakah bentuk kesalahan berbahasa
diwarnai oleh penggunaan bahasa daerah Indonesia pada penulisan media luar ruang
tersebut. yang ada di wilayah Kota Surakarta?”
Penggunaan bahasa asing dan bahasa
daerah tersebut telah mempengaruhi cara II. KAJIAN LITERATUR
pikir masyarakat Indonesia dalam berbahasa a. Teori Kesalahan Berbahasa
Indonesia resmi. Kondisi itulah yang Dalam kaitannya dengan pengertian
menyebabkan terjadinya kesalahan berbahasa analisis, Chrystal (dalam Pateda, 1989:32)
Indonesia. Untuk itu, diperlukan tata cara mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah
suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan
benar. Atas dasar tersebut, peneliti ingin secara sistematis kesalahan-kesalahan yang
memberikan pengetahuan tentang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa
perkembangan Bahasa Indonesia dalam kedua atau bahasa asing dengan
fenomena pemilihan diksi yang tepat dalam menggunakan teori-teori dan prosedur-
proses komunikasi, baik secara lisan maupun prosedur berdasarkan linguistik. Kesalahan
dalam tulisan. itu biasanya ditentukan berdasarkan ukuran
keberterimaan.Apakah bahasa (ujaran atau
Penelitian ini dimaksudkan untuk tulisan) si pembelajar bahasa itu berterima
menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia atau tidak bagi penutur asli atau
pengajarnya.Jadi, jika pembelajar bahasa jika mengatakan, “Yesterday I go to the
Indonesia membuat kesalahan, maka ukuran market”, atau “Ini hari saya tidak masuk
yang digunakan adalah apakah kata atau sekolah”, hal ini termasuk bidang
kalimat yang digunakan pembelajar benar pemahaman, karena itu tergolong kesalahan.
atau salah menurut penutur asli bahasa Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang
Indonesia. Jika kata atau kalimat yang tidak sistematis, misalnya karena kesalahan,
digunakan pembelajar bahasa tadi salah, emosi, atau salah ucap, sedangkan kesalahan
dikatakan pembelajar bahasa membuat adalah penyimpangan-penyimpangan yang
kesalahan. sifatnya sistematis, taat asas, dan
Analis kesalahan berbahasa menggambarkan kemampuan si perabelajar
berdampak positif terhadap pembelajaran bahasa pada tahap tertentu.
bahasa.Bahasa sebagai perangkat kebiasaan Dalam kehidupan sehari-hari, kita
dipakai setiap orang sebagai media mengenal istilah kesalahan dan
komunikasi yang sangat kompleks.Pada kekeliruan.Istilah kesalahan (error) dan
umumnya pemakai bahasa dalam berbahasa kekeliruan (mistake) dalam pengajaran
cenderung menggunakan jalan pikirannya bahasa dibedakan yakni penyimpangan
tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang dalam pemakaian bahasa.Kesalahan
ada dalam bahasa.Di samping itu ada juga disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya
pembelajar bahasa yang memperhatikan siswa belum memahami sistem linguistik
kaidah-kaidah atau aturan bahasa yang bahasa yang digunakan.Kesalahan biasanya
berlaku sehingga menghasilkan konsep terjadi secara konsisten, secara
sesuai dengan struktur bahasa yang sistematis.Sebaliknya, kekeliruan pada
dipelajari.Seperti telah dijelaskan di atas umumnya disebabkan oleh faktor
bahwa pengkajian terhadap segala aspek performansi.Kekeliruan itu bersifat acak,
kesalahan itu disebut analisis kesalahan.Agar artinya dapat terjadi pada setiap tataran
dapat menganalisis kesalahan berbahasa linguistik (Tarigan, 2011:75).
secara baik diperlukan langkah- Berdasarkan teori-teori yang telah
langkah.Langkah-langkah yang dimaksud dikemukakan di atas, penulis memandang
sebagai berikut. bahwa kesalahan dalam berbahasa terjadi
1. Pengumpulan data karena adanya suatu aturan atau kaidah
2. Pengidentifikasian kesalahan bahasa yang diabaikan, baik disengaja
3. Penjelasan kesalahan maupun tidak disengaja oleh pemakai bahasa
4. Pengklasifikasian kesalahan dalam pemakaian suatu bahasa.
5. Pengevaluasian kesalahan
Atas dasar langkah-langkah di atas b. Ejaan dalam Bahasa Indonesia
dapat dikatakan bahwa yang dimaksud Ejaan adalah seperangkat aturan atau
dengan analisis kesalahan berbahasa adalah kaidah pelambangan bunyi bahasa,
suatu proses kerja yang digunakan oleh para pemisahan, penggabungan, dan penulisannya
peneliti bahasa dengan langkah-langkah dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur
pengumpulan data, pengidentifikasian keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan
kesalahan yang terdapat di dalam data, menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
penjelasan kesalahan tersebut, sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa
penyebabnya, serta pengevaluasian taraf demi keteraturan dan keseragaman bentuk,
keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 2011:68). terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
Corder (dalam Pateda, 2000: 32) bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan
membedakan pengertian antara kesalahan kejelasan makna.
(error) dengan kekeliruan Ejaan ibarat merupakan rambu lalu
(mistakes).Kesalahan mengacu pada lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pemahaman (kompetensi), sedangkan pengemudi.Jika pengemudi mematuhi rambu
kekeliruan mengacu pada penampilan lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas yang
(performansi).Jadi jika si pembelajar bahasa tertib, teratur, dan tidak semrawut.Seperti
melafalkan intruksi yang seharusnya instruksi itulah bentuk hubungan antara pemakai
atau bisah yang seharusnya bisa, kejadian bahasa dan ejaan (Finoza, 2001:13).
semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi
Ejaan yang berlaku sekarang ketepatan juga tidak akan menimbulkan
dinamakan Ejaan yang Disempurnakan kesalahpahaman antara kedua pihak yang
(EYD). EYD yang resmi mulai diberlakukan sedang berkomunikasi.
pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan Secara umum, persyaratan pilihan
upaya penyempurnaan ejaan yang sudah kata, meliputi (1) ketepatan, (2) kelaziman,
dipakai selama 25 tahun sebelumnya yang (3) kecermatan (Keraf, 2002: 88). Beberapa
dikenal dengan nama Ejaan Republik atau butir perhatian dan persoalan berikut ini
Ejaan Soewandi. Sebelum Ejaan Soewandi, hendaknya diperhatikan setiap orang agar
telah ada ejaan yang merupakan ejaan bisa mencapai ketepatan pilihan kata, yaitu:
pertama bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Van 1. Membedakan secara cermat denotasi dan
Ophuysen. Ruang lingkup Ejaan yang konotasi,
Disempurnakan (EYD) mencakup lima 2. Membedakan secara cermat kata-kata
aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) yang hampir bersinonim
penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) 3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam
penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian ejaannya
tanda baca (Finoza, 2001:15). 4. Menghindari kata-kata ciptaan sendiri
1. Pemakain huruf membicarakan bagian- 5. Waspada terhadap penggunaan akhiran
bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu asing
abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan 6. Membedakan kata umum dan kata khusus
nama diri.
2. Pemakaian huruf membicarakan beberapa d. Penggunaan Nama Indonesia pada
perubahan huruf dari ejaan yang Badan Usaha, Kawasan, dan
sebelumnya, meliputi huruf kapital dan Bangunan
huruf miring. 1. Nama badan usaha, kawasan, dan
3. Penulisan kata membicarakan bidang bangunan dapat diambil dari nama diri,
morfologi dengan segala bentuk dan seperti Wijaya, Jayakarta, Gunung Muria
jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, atau kata umum Indah Abadi, Taman Jelita,
kata ulang, gabungan kata, kata ganti kau, Sumber Agung atau gabungan keduanya,
ku, mu,dan nya, kata depan di, ke, dan misalnya Sanjaya Cemerlang, Mataram Elok,
dari, kata sandang si dan sang, pertikel, Semarang Sakti (Sugono dkk. 2008:6).
singkatan dan akronim, angka dan 2. Istilah juga dapat menjadi bagian nama
lambing bilangan. badan usaha, kawasan, dan bangunan untuk
4. Penulisan unsur serapan membicarakan memperjelas identitas.
kaidah cara penulisan unsur serapan, Contoh: Bank Jateng
terutama kosakata yang berasal dari Kawasan Industri
bahasa asing. Mitra Usaha
5. Pemakaian tanda baca membicarakan Penerbit
teknik penerapan kelima belas tanda baca Gemilang Jaya
dalam penulisan dengan kaidahnya 3. Jika badan usaha, kawasan, dan bangunan
masing-masing. menggunakan nama, baik nama Indonesia
maupun nama asing, nama Indonesia
ditempatkan di atas nama asing.
c. Diksi (Pilihan Kata) Contoh:
Ketepatan adalah kemampuan Balai Sidang Jakarta
sebuah kata untuk menimbulkan gagasan Jakarta Convention Center
yang sama pada imajinasi pembaca atau
pendengar, seperti yang dipikirkan atau e. Jenis Media Iklan Luar Ruang
dirasakan oleh penulis atau pembicara. Setiap Media periklanan luar ruangan
penulis atau pembicara harus berusaha merupakan salah satu media yang diletakkan
secermat mungkin memilih kata-kata untuk di luar ruangan yang pada saat ini telah
mencapai maksud tertentu.Kata yang dipakai menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
oleh penulis atau pembicara dikatakan sudah yang memiliki tujuan menyampaikan pesan
tepat apabila ada reaksi selanjutnya, baik promosi suatu produk atau jasa. Menurut
berupa aksi verbal maupun nonverbal dari Fandy Tjiptono (2008:243), media luar
pembaca atau pendengar. Selain itu, ruangan adalah media yang berukuran besar

50
dipasang di tempat-tempat terbuka, seperti di 2. Spanduk
pinggir jalan, di pusat keramaian atau tempat- Spanduk adalah kain membentang
tempat khusus lainnya, seperti di dalam bus biasanya berada di tepi-tepi jalan yang
kota, gedung, pagar tembok, dan sebagainya. berisi teks, warna, dan gambar.Spanduk
Sedangkan menurut Sigit Santosa merupakan suatu media informasi.
(2009:168), media luar ruangan adalah semua Spanduk bisa dibuat sendiri dengan
iklan yang menjangkau konsumen ketika menggunakan cat, sablon (screen
mereka sedang berada di luar rumah atau printing) ataupun dengan cara cat mesin
kantor. Media luar ruangan membujuk (offset).
konsumen ketika mereka sedang di tempat- Spanduk juga termasuk media promosi
tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang yang cukup populer belakangan ini karena
tunggu, juga di tempat-tempat terjadi harganya yang murah dan proses
transaksi. pengerjaannya yang cepat. Zaman
Contoh media iklan luar ruang, di sekarang banyak perusahaan yang
antaranya sebagai berikut. bergerak di bidang periklanan memiliki
1. Billboard mesin digital print sendiri.
Billboard bentuk promosi iklan luar ruang 3. Sign Board
dengan ukuran besar. Bisa disebut juga Papan penunjuk letak toko atau instansi
billboard adalah bentuk poster dengan terkait, biasannya berpentuk papan atau
ukuran yang lebih besar yang diletakkan MMT yang bertuliskan nama dan arah
tinggi di tempat tertentu yang ramai menuju tempat.
dilalui orang. Billboard termasuk model 4. Neon Boks
iklan luar ruang (outdoor advertising) Neon Boks merupakan alternatif lain
yang paling banyak untuk media promosi, variasi bentuk dan
digunakan.Perkembangannya pun cukup warna sekaligus memadukan unsur
pesat.Sekarang di jaman digital, billboard pencahayaan sehingga dapat menarik
pun menggunakan teknologi baru perhatian khalayak. Neon boks adalah
sehingga muncullah digital billboard. Ada bagian media promosi luar ruang yang
juga mobile billboard yaitu billboard yang umumnya berbentuk kotak dan diterangi
berjalan ke sana ke mari karena dipasang lampu neon dari dalam boks itu sendiri.
di mobil (iklan berjalan). Mobile billboard Corak dan model biasanya mencerminkan
sendiri sekarang sudah ada yang digital identitas corporate/usaha itu sendiri.
mobile billboard. 5. Shop Sign
Di Indonesia, billboard punya definisi Shop Sign adalah sejenis papan nama
sendiri, yaitubillboard yang berbentuk usaha sebagai identitas dari perusahaan
bidang dengan bahan terbuat dari kayu, tersebut. Media ini biasanya menempel
logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha
sebagainya yang pemasangannya berdiri agar klien/konsumen juga tidak jauh-jauh
sendiri, menempel bangunan dengan bertanya dan mudah mengenali.
konstruksi tetap, dan reklame tersebut
bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas
toko pun masuk kategori billboard.

III. METODE PENELITIAN mengetahui permasalah yang akan


3.1 Desain Penelitian diteliti.
Desain penelitian yang direncanakan 2. Setelah masalah teridentifikasi dan
secara garis besar dapat diuraikan sebagai dasar-dasar studi pustaka ditemukan,
berikut. tahap berikutnya mulai mengadakan
1. Tahap awal adalah tahap persiapan pengumpulan data dengan cara
untuk mengidentifikasi masalah dan observasi langsung melalui pengamatan
pencarian studi pustaka khususnya dan pendokumentasian. Objek yang
dengan referensi jurnal penelitian diamati adalah penulisan pada media
sebelumnya. Hal ini berguna untuk
iklan ruang yang ada di Kota
Surakarta,
khususnya di Jalan Slamet Riyadi Kota Surakarta, lalu menjelaskan
Surakarta, yang meliputi papan nama bentuk-bentuk kesalahan, dan
pertokoan dan instansi, baliho, serta dilanjutkan mengklasifikasikan
spanduk. kesalahan berbahasa Indonesia.
3. Setelah terkumpul data-data yang 5. Langkah terakhir adalah melakukan
diperlukan, data tersebut diolah dan evaluasi terhadap hasil
dijadikan dasar untuk pelaksanaan pengidentifikasian dan
penelitian. pengklasifikasian untuk mendapatkan
4. Langkah berikutnya adalah pelaksanaan kesimpulan akhir.
kegiatan yang menunjang dalam 6. Selama penelitian selalu diadakan
penelitian. Kegiatan yang dilakukan diskusi dengan peneliti senior guna
adalah mengidentifikasi kesalahan menjaga kualitas hasil penelitian.
berbahasa Indonesia dalam penulisan Berikut gambaran desain penelitian yang
media luar ruang yang ada di wilayah akan dilakukan oleh peneliti.

Persiapan Observasi

Identifikasi masalah, pencarian studi pustaka dengan jurnal yang relevan


Pengumpulan data

Identifikasi kesalahan

Penjelasan kesalahan Pengklasifikasian


kesalahan

Evaluasi

Hasil/
kesimpulan

Gambar 1. Desain Pelaksanaan Penelitian

53
3.2 Metodologi Penelitian temuan di lapangan dan memberi solusi atau
Metode yang digunakan dalam penelitian pemecahan atas masalah yang terdapat dalam
ini adalah metode simak dan teknik pemakaian bahasa Indonesia pada media luar
deskriptif.Metode simak adalah metode yang ruang yang ada di wilayah Kota Surakarta.
digunakan untuk memperoleh data dengan Penelitian ini akan dilaksanakan di
menyimak penggunaan bahasa.Istilah wilayah Kota Surakarta dengan
menyimak tidak hanya berkaitan dengan menggunakan media iklan luar ruang, seperti
penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga papan nama pertokoan, papan nama instansi,
penggunaan bahasa secara tertulis. spanduk, baliho yang ada di Kota Surakarta
Teknik analisis yang digunakan dalam sebagai objek penelitian. Berikut gambaran
penelitian ini adalah teknik yang bersifat dari metodologi penelitian yang akan
deskriptif kualitatif–preskriptif, yaitu dengan direncanakan.
mendeskripsikan dan menjelaskan hasil

Keberadaan iklan luar ruang

Kesalahan penulisan Solusi Perbaikan

Identifikasi kesalahan
Analisisi kesalahan

Gambar 2. Metodologi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN akandiuraikan data-data yang ditemukan di


lapangan, bentuk kesalahanan, serta analisis
Berdasarkan data-data yang diperoleh
kesalahan penulisan berdasarkan kaidah
di lapangan mengenai kaidah penulisan
kebahasaan.
media luar ruang, banyak ditemukan
kesalahan dalam penulisannya yang belum
a. Data Temuan Kesalahan di
memenuhi kaidah penulisan bahasa Indonesia
Lapangan
yang baik dan benar. Berikut ini
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8

56
Gambar 9 Gambar 10

Gambar 11 Gambar 12

Gambar 13 Gambar 14

Gambar 15 Gambar 16
Gambar 17 Gambar 18

Gambar 19 Gambar 20

4.2 Bentuk Kesalahan Penulisan dan merujuk pada kata “indekos”. Jadi, penulisan
Pembahasan Linguistik yang baku dan benar adalah “indekos” (v),
artinya tinggal di rumah orang lain dengan
Data Gambar 1 atau tanpa makan dengan membayar setiap
Penulisan yang salah : bulan (KBBI, 2008: 531)
TERIMA KOST dan DI KONTRAKAN Kata “di kontrakan” dengan membubuhkan
Penulisan yang benar : spasi setelah kata “di” yang berarti
TERIMA INDEKOS DAN menunjukkan tempat.Jadi penulisan “di
DIKONTRAKKAN kontrakan” berarti berada di sebuah tempat
Pembahasan Linguistik : (rumah) yang dikontrak atau disewa.Padahal,
Kata “kost” tidak ditemukan dalam Kamus yang dimaksud oleh pemasang tulisan
Besar Bahasa Indonesia edisi Keempat.Pada tersebut adalah menawarkan tempat/rumah
halaman 736 penulis menemukan kata “kos” untuk disewa atau dikontrak.Jadi, penulisan
(tanpa fonem /t/) yang diberi tanda panah yang benar adalah “dikontrakkan”.Kata
tersebut merupakan kata dasar “kontrak” Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya,
yang mendapat imbuhan gabung di- bahwa penulisan tanda baca apa pun menurut
kan.Dalam penulisan kalimat, fungsi Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009 adalah
imbuhan gabung di-kan adalah sebagai tanda baca tersebut tidak dipisah dari kata
imbuhan kata kerja yang pelakunya terletak sebelumnya. Oleh karena itu, penulisan kata
di belakang kata kerjanya. “hubungi :” pada iklan di gambar 3 adalah
salah. Penulisan yang benar adalah
Data Gambar 2 “hubungi:”, yang penulisan tanda titik dua (:)
Penulisan yang salah : tidak dipisah dari kata sebelumnya.
ADVOKAT / PENGACARA
Penulisan yang benar : Data Gambar 4
ADVOKAT/PENGACARA Penulisan yang salah : BERHENTI !
Pembahasan Linguistik : Penulisan yang benar : BERHENTI!
Kata “advokat” berarti ahli hukum yang Pembahasan Linguistik :
berwenang sebagai penasihat atau pembela Sesuai dengan Permendiknas Nomor 46
perkara dalam pengadilan (KBBI, 2008: 13). Tahun 2009 tentang Ejaan Bahasa Indonesia
Sebutan lain dari kata “advokat” adalah yang Disempurnakan, bahwa tanda baca seru
pengacara. Berkaitan dengan penulisan pada (!) digunakan untuk mengakhiri ungkapan
papan nama sebagaimana gambar 2 di atas, atau pernyataan yang berupa seruan atau
seharusnya tidak menggunakan tanda spasi peritah yang menggambarkan kesungguhan,
dalam penulisan tanda baca apa pun, baik ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), Kaidah penulisan tanda seru (1) adalah tidak
tanda seru (!), maupun tanda garis miring (/). diberi spasi dengan kata sebelumnya.
Salah satu fungsi tanda garis miring (/)
menurut Permendiknas Nomor 46 Tahun Data Gambar 5
2009 adalah sebagai pengganti kata atau. Penulisan yang salah : RS. KASIH IBU
Penulisan yang benar : RS KASIH IBU
Data Gambar 3 Penjelasan Linguistik :
Penulisan yang salah : DIKONTRAKAN Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri
dan HUBUNGI : atas satu huruf atau lebih. Kaidah penulisan
Penulisan yang benar : singkatan yang berupa nama resmi lembaga
DIKONTRAKKAN dan HUBUNGI: pemerintahan dan ketatanegaraan, badan atau
Pembahasan Linguistik : organisasi, serta nama dokumen resmi yang
Sufiks (akhiran) –kan sering dikacaukan terdiri atas gabungan huruf awal kata ditulis
dengan sufiks –an yang kata dasarnya dengan huruf besar dan tidak diikuti dengan
kebetulan berakhir dengan fonem /k/ seperti tanda titik. Contoh penulisan lain yang
pada kata kontrakan dan kontrakkan. Kata semacam dengan penulisan singkatan RS
kontrakan adalah nomina yang diturunkan adalah penulisan singkatan DPR, PT, KTP,
dari dasar kontrak dan sufiks –an, sedangkan WHO, dan PBB.
kontrakkan adalah verba yang diturunkan
dari kata dasar kontrak dan sufiks –kan. Data Gambar 6
Gabungan prefiks (awalan) dan sufiks Penulisan yang salah : MUSHOLA
(akhiran) yang membentuk satu kesatuan Penulisan yang benar : MUSALA
dinamakan konfiks.Kata dikontrakkan, Pembahasan Linguistik :
misalnya, dibentuk dari kata dasar kontrak Kata musala (v) sebagaimana dijelaskan
dan konfiks di-kan yang secara serentak dalam KBBI (2008: 942) artinya adalah
diimbuhkan. tempat salat.Berdasarkan etimologinya, kata
musala berasal dari bahasa Arab ar-

60
mushalla, yang artinya tempat atau rumah tipe yang sama serta memiliki fungsi yang
kecil menyerupai masjid yang digunakan tidak berbeda. Kata penghubung dan untuk
sebagai tempat mengaji dan salat bagi umat menyatakan ‘gabungan biasa’ digunakan:
Islam. 1. di antara dua buah kata benda,
2. di antara dua buah kata kerja,
Data Gambar 7 3. di antara dua buah kata sifat yang
Penulisan yang salah : HATI – HATI tidak bertentangan.
Penulisan yang benar : HATI-HATI Oleh karena itu, tidak mungkin kata dan
Pembahasan Linguistik : digunakan di awal kalimat dan ditulis dengan
Kata hati (n) menurut KBBI (2008: 487) huruf kapital pada awal kata.
artinya adalah organ badan yang berwarna
kemerah-merahan di bagian kanan atas Data Gambar 9
rongga perut. Sedangkan kata hati yang Penulisan yang salah : TERPERCAYA
ditulis berulang menjadi hati-hati (adv) Penulisan yang benar : TEPERCAYA
berarti waspada. Kaidah penulisan kata ulang Pembahasan Linguistik :
adalah dengan menggunakan tanda hubung (- Awalan ter- termasuk awalan yang produktif.
) di antara unsur-unsur kata.Hal ini selaras Pengimbuhannya dilakukan dengan cara
dengan fungsi tanda hubung (-), yang salah merangkaikannya di muka kata yang
satunya adalah digunakan untuk diimbuhinya. Awalan ter- mempunyai dua
menyambung unsur-unsur kata ulang yang macam bentuk, yaitu ter- dan te-.Awalan ter-
ditulisakan tanpa menggunakan spasi. digunakan pada kata-kata yang tidak mulai
dengan konsonan /r/, sedangkan awalan te-
digunakan pada kata-kata yang dimulai
Data Gambar 8 dengan konsonan /r/.Selain itu, imbuhan ter-
Penulisan yang salah : yang diikuti dengan kata yang suku kata
MIE AYAM Dan NASI SAYUR pertamanya berakhiran /er/ juga mengalami
Penulisan yang benar : perubahan menjadi imbuhan te-.Hal ini
MI AYAM DAN NASI SAYUR berarti, penulisan terpercaya yang terdiri atas
atau imbuhan ter- dan kata dasar percaya adalah
Mi Ayam dan Nasi Sayur penulisan yang salah.Jadi, penulisan yang
Pembahasan Linguistik : benar adalah tepercaya.Menurut KBBI
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia (2008: 1053) kata tepercaya artinya paling
menyerap unsur dari pelbagai bahasa, baik dapat dipercaya.
bahasa daerah maupun bahasa asing, seperti
Inggris, Belanda, Arab, dan sebagainya. Data Gambar 10
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur Penulisan yang salah : Dirgahayu Bank
serapan ie seperti dalam kata mie (asal kata Jateng ke 52 Tahun2015
dari bahasa Belanda) menjadi fonem /i/ jika Penulisan yang benar : Dirgahayu Bank
lafalnya tetap fonem /i/.Jadi, penulisan kata Jateng ke-52 Tahun 2015
mie di atas masih salah. Penulisan yang benar Pembahasan Linguistik :
adalah mi. Hal ini semacam dengan penulisan Kata dirgahayu (a) berarti berumur panjang
kata yang merupakan serapan dari fonem /ie/ (biasanya ditujukan kepada negara atau
yang dibaca dengan lafal fonem /i/, yaitu organisasi yang sedang memperingati hari
kata politik dari kata politiek dan kata rim jadinya). Penulisan kata ke 52, artinya bahwa
dari kata riem. ucapan doa panjang umur tersebut ditujukan
Kata dan (p) merupakan salah satu bentuk untuk memperingati hari jadi Bank Jateng
kata penghubung satuan bahasa (kata, frasa, yang telah berumur 52 tahun pada tahun
klausa, dan kalimat) yang setara, termasuk 2015. Kaidah penulisan angka dalam ejaan
bahasa Indonesia digunakan dua macam Akan tetapi, bentuk kata yang dianggap baku
angka, yakni angka Arab dan angka Romawi. harus mengacu pada Kamus Besar Bahasa
Angka Arab digunakan untuk menyatakan Indonesia. Oleh karena itu, penulisan kata
bilangan, nomor, atau jumlah. Salah satu ijin termasuk kata tidak baku. Menurut
aturan penulisan angka Arab adalah jika kaidah penulisan dalam Kamus Besar Bahasa
digunakan untuk menyatakan tingkat, di Indonesia, kata yang baku adalah izin (n),
depan angka itu haris diberi awalan ke- dan artinya pernyataan mengabulkan (tidak
garis tanda hubung (-). Oleh karena itu, melarang); persetujuan membolehkan (KBBI,
penulisan yang benar adalah ke-52. 2008: 553).
Data Gambar 13
Data Gambar 11 Penulisan yang salah :
Penulisan yang salah : DHARMA WANITADINAS SOSIAL,
Kami Hadir Di Jalan Slamet Riyadi No. 285 TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
Solo Penulisan yang benar :
Penulisan yang benar : DARMA WANITADINAS SOSIAL,
Kami Hadir di Jalan Slamet Riyadi No. 285 TENAGA KERJA, DAN TRANSMIGRASI
Solo
Pembahasan Linguistik : Pembahasan Linguistik :
Kata depan di (p) untuk menyatakan ‘tempat Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang
berada’ digunakan di muka kata benda yang Disempurnakan, salah satu jenis aturan
menyatakan tempat. Kaidah penulisan kata pemakaian huruf adalah gabungan huruf
depan di yang diletakkan di tengah kalimat konsonan yang meliputi kh, ng, ny, dan
(di antara kata-kata) adalah tidak syyang masing-masing melambangkan satu
menggunakan huruf kapital di awal kata. bunyi konsonan. Selain itu, dalam lafal
bahasa Indonesia dibagi atas dua, yaitu lafal
Data Gambar 12 vokal dan lafal konsonan. Salah satu jenis
Penulisan yang salah : lafal konsonan adalah lafal gugus konsonan,
Ijin Akuntan Publik yang meliputi gugus konsonan sp, pr, kl, st,
Penulisan yang benar : dan str yang berada pada suku pertama pada
Izin Akuntan Publik kata-kata spidol, pribadi, klasik, studi, dan
Pembahasan Linguistik : struktur.
Konsonan /z/ dilafalkan dengan cara mula- Berdasarkan uraian di atas, dalam bahas
mula menempatkan ujung lidah pada gusi Indonesia tidak ada gugus konsonan dh
gigi atas, lalu diembuskan ke luar secara seperti dalam penulisan kata dharma wanita.
bergeser. Konsonan /z/ berasal dari bahasa Oleh karena itu, penulisan yang benar adalah
asing. Dalam penulisannya, konsonan /z/ darmawanita, dengan penulisan tanpa spasi
hanya ada pada posisi awal suku kata, antara kata darma dan kata wanita. Hal ini
misalnya: i-zin, za-man, le-zat, za-kat, dan semacam dengan penulisan kata darmabakti,
sebagainya. darmasiswa, darmatirta, dan darmawisata.
Dalam proses penyerapannya, kata-kata yang Kaidah penulisan yang salah juga terjadi
berkonsonan /z/ sudah banyak dari kata-kata pada penulisan Dinas Sosial, Tenaga Kerja
tersebut yang lafal dan ejaannya disesuaikan dan Transmigrasi.Sebagaimana kaidah
dengan lafal dan ejaan bahasa Indonesia, penulisan tanda koma (,), salah satunya
misalnya: adalah tanda koma digunakan di antara
i-zin  i-jin unsur-unsur dalam suatu perincian atau
za-man  ja-man pembilangan.Oleh karena itu, penulisan yang
za-kat  ja-kat benar adalah Dinas Sosial, Tenaga Kerja,
za-hir  la-hir dan Transmigrasi.
tanggal, atau tempat dengan arti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’.Dalam
pengetikannya, tanda pisah dinyatakan
dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
Data Gambar 14 sebelum dan sesudahnya.
Penulisan yang salah :
12 Januari-12 Pebruari 2015 Data Gambar 15
Penulisan yang benar : Penulisan yang salah :
12 Januari __12 Februari 2015 Terdepan, Terpercaya
Pembahasan Linguistik : Penulisan yang benar :
Setiap bahasa sebenarnya mempunyai Terdepan, Tepercaya
ketetapan atau kesamaan dalam hal tata Pembahasan Linguistik :
bunyi, tata bentuk, tata kata, tata kalimat, dan Kasus kesalahan berbahasa pada papan nama
tata makna. Karena berbagai faktor yang Bank Mandiri di atas penjelasan
terdapat di dalam masyarakat pemakai linguistiknya sama dengan kasus kebahasaan
bahasa itu, seperti usia, pendidikan, agama, pada data gambar 9, bahwa imbuhan ter-
bidang kegiatan dan profesi, serta latar yang diikuti dengan kata yang suku kata
belakang budaya daerah, maka bahasa itu pertamanya berakhiran /er/ akan mengalami
menjadi tidak seragam benar. Mungkin tata perubahan menjadi imbuhan te-.Hal ini
bunyinya tidak persis sama, mungkin tata berarti, penulisan terpercaya yang terdiri atas
bentuk dan tata katanya, dan mungkin juga imbuhan ter- dan kata dasar percaya adalah
tata kalimatnya. Keragaman bahasa ini terjadi penulisan yang salah.Jadi, penulisan yang
juga dalam bahasa Indonesia. Akibat benar adalah tepercaya, yang artinya paling
berbagai factor di atas, maka bahasa dapat dipercaya (KBBI, 2008: 1053).
Indonesia memiliki ragam baku dan tidak
tidak baku. Ragam bahasa baku adalah salah Data Gambar 16
satu ragam bahasa Indonesia yang dijadikan Penulisan yang salah :
pokok, yang dijadikan dasar atau dijadikan PT. MITRA BISNIS INTERNASIONAL
standar. Penulisan kata Pebruari di atas Penulisan yang benar :
termasuk ragam tidak baku karena bentuk PT MITRA BISNIS INTERNASIONAL
kata yang baku adalah Februari. Hal ini Pembahasan Linguistik :
termasuk dalam ragam dialek, yaitu ragam Dalam penulisan ejaan bahasa Indonesia
bahasa yang digunakan oleh sekelompok yang disempurnakan, kata-kata yang
anggota masyarakat dari wilayah disingkat berkenaan dengan lembaga
tertentu.Masyarakat yang terbiasa mengucap pemerintahan, nama badan internasional,
konsonan /f/ dilafalkan menjadi konsonan /p/ nama dokumen kenegaraan, dan lain-lain,
adalah masyarakat Jawa Barat, khususnya maka ditulis dengan huruf besar dan di
suku Sunda. Contoh kata lain yang semacam belakang tiap huruf tidak diberi tanda titik (.).
dengan ini adalah kata fitnah yang dilafalkan Hal ini juga selaras dengan kaidah penulisan
menjadi kata pitnah. tanda baca (.), bahwa tanda baca titik (.) tidak
Penulisan tanda baca yang digunakan pun digunakan pada singkatan yang terdiri atas
juga belum sesuai dengan kaidah penulisan huruf awal kata atau suku kata atau gabungan
tanda baca dalam ejaan bahasa Indonesia keduanya, atau yang terdapat di dalam
yang disempurnakan. Penulisan tanda baca di akronim yang sudah lazim.
atas menggunakan tanda hubung (-), padahal
seharusnya yang benar menggunakan tanda Data Gambar 17
pisah (__).Salah satu fungsi tanda pisah adalah Penulisan yang salah : Berangkat Tiap 2
digunakan di antara dua bilangan, jam: pk 05 s/d 18
Penulisan yang benar : Berangkat Tiap 2 Indonesia. Jadi, penulisan yang baku adalah
Jam: Pukul 05.00 s.d. 18.00 cokelat dengan membubuhkan fonem /e/ di
Pembahasan Linguistik : tengah kata tersebut. Kata cokelat, jika
Pemilihan diksi jam dan pukul harus diuraiakan suku katanya menjadi co.ke.lat
dibedakan. Diksi jam menunjuk pada (n), yang artinya gula-gula yang dibuat dari
pengertian waktu yang lamanya 1/24 hari bubuk cokelat (KBBI, 2008: 272). Pelafalan
(dari sehari semalam) sama dengan 60 menit fonem /e/ dilakukan dengan cara menarik
atau 3.600 detik. Diksi pukul menunjuk pada lidah agak ke dalam dan ke tengah disertai
pengertian saat yang menyatakan dengan mengembuskan udara ke luar,
waktu.Pemilihan kedua diksi di atas sudah sedangkan bentuk mulut dilebarkan sedikit.
tepat.Hanya, penulisannya yang belum
tepat.Pada penulisan diksi pukul, hendaknya Data Gambar 19
tidak disingkat karena singkatan pk tidak Penulisan yang salah : Rp. 2.000.000
lazim digunakan. Penulisan yang benar : Rp2.000.000
Pada penulisan singkatan s/d juga belum Pembahasan Linguistik :
sesuai dengan kaidah penulisan ejaan bahasa Salah satu ketentukan penggunaan tanda baca
Indonesia yang disempurnakan. Kaidah yang titik (.) adalah bahwa tanda baca titik tidak
benar adalah bahwa penulisan singkatan yang digunakan untuk menuliskan lambang kimia,
berkenaan dengan istilah atau ungkapan, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata
maka ditulis dengan huruf kecil dan di uang.
belakang tiap hurf diberi tanda titik.Oleh Perhatikan contoh berikut.
karena itu, penulisan singkatan yang benar Cu Kuprum
adalah s.d., yang artinya sampai dengan. TNT Trinitroluen
cm Panjangnya 10 cm
Data Gambar 18 l Isinya 40 l premium
Penulisan yang salah : Biskuit coklat lezat, kg Beratnya 100 kg
cookies & wafer Rp Harganya Rp2.000.000
Penulisan yang benar : Biskuit cokelat Selain itu, kaidah penulisan singkatan salah
lezat, cookies, & wafer satunya adalah apabila yang disingkat nama
Pembahasan Linguitisk : satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama
Berkenaan dengan lafal bahasa Indonesia, mata uang, maka di belakang singkatan itu
sebagian besar bangsa Indonesia ketika tidak diberi titik.
berbahasa Indonesia ada kemungkinan
membaca unsur-unsur bahasa daerahnya.Ciri- Data Gambar 20
ciri lafal bahasa daerah ini sebenarnya tidak Penulisan yang salah :
menghambat jalannya komunikasi. Akan PUSAT MEUBEL
tetapi, demi tercapainya suatu ukuran lafal Penulisan yang benar :
bahasa Indonesia baku, sudah seharusnya PUSAT MEBEL
ciri-ciri lafal bahasa daerah jangan sampai Pembahasan Linguistik :
terbawa ketika berkomunikasi dalam bahasa Merujuk pada KBBI (2008: 892) pengertian
Indonesia. Salah satu bentuk pelafalan kata /mebel/ (n) adalah perabot yang diperlukan,
coklat yang sudah lazim dilafalkan berguna, atau disukai, seperti barang atau
masyarakat, yaitu dengan menghilangkan benda yang dapat dipindah-pindah,
fonem /e/ pada kata tersebut. Meskipun digunakan untuk melengkapi rumah, kantor,
lawan bicara memahami maksud dari kata dan sebagainya. Kaidah penulisan kata
tersebut, namun penulisan kata tersebut tidak serapan adalah bahwa kata-kata yang sudah
baku dan tidak sesuai dengan kaidah sepenuhnya diserap ke dalam bahasa
penulisan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata-kata tersebut sudah lazim
dieja secara Indonesia sehingga sudah tidak
dirasakan lagi kehadirannya sebagai kata
serapan.

V. PENUTU
P Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang ditemukan di
lapangan dan hasil analisis dapat
disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa
Indonesia pada penulisan media iklan luar
ruang di Kota Surakarta masih banyak
dijumpai yang belum/tidak sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Bentuk-bentuk kesalahan penulisan
pada media iklan luar ruang di Kota
Surakarta meliputi kesalahan penulisan
tanda baca, kesalahan penulisan singkatan,
kesalahan penggunaan huruf kapital,
kesalahan pemilihan diksi, dan kesalahan
penulisan ejaan.
Kesalahan berbahasa Indonesia
ditemukan paling banyak pada penerapan
kaidah ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Dengan adanya Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2009 yang
mengatur tentang penggunaan bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu
kebangsaan. Pasal 25 sampai 45 UU tersebut
mengatur penggunaan bahasa Indonesia,
termasuk pemakaian bahasa Indonesia untuk
nama bangunan, nama jalan, permukiman,
perkantoran, kompleks perdagangan, merek
dagang, dan sebagainya. Akan tetapi, UU ini
masih perlu disosialisasikan lebih lanjut agar
masyarakat Indonesia lebih peduli terhadap
bahasanya.
VI. REFERENSI Kridalaksana, Harimurti.1993. Kamus
Alwi, Hasan. 2008. Tata Bahasa Baku Linguistik Edisis III. Jakarta: PT
Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia.
Balai Pustaka. Lado, Robert.1966. Linguistics Across
Badudu, J.S. 1981. Pelik-Pelik Bahasa Culture: Aplied Linguisticsfor Language
Indonesia. Bandung: Pustaka Prima. Teacher. Ann Arbor: University Of
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Michigan Press.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Pateda, Mansoer.1989. Analisis Kesalahan.
. 2010. Tata Bahasa Praktis Bahasa Flores: Nusa Indah.
Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Pranowo.1993. Penerapan Analisis
Chaer, Abdul dan Agustina, Leonie. 2004. Kesilapan dalam Penelitian Bahasa.
Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta: Jakarta: MLI.
Bhineka Cipta Siregar, Bahren.1998. Pemertahanan Bahasa
Corder, S.P. 1981.Error Analysis and dan Sikap Bahasa.Jakarta: Pusat
Interlanguage. Oxford: Oxford University Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Press. Surakhmand,W. 1992. Metode dan Teknik
Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode Research: Pengantar Metodologi Ilmiah.
Linguistik: Ancangan Metode Penelitian Bandung: CV Tarsito.
dan Kajian. Bandung: PT Eresco. Tarigan, Henry Guntur. 2011.Pengajaran
Djiwandono, Soendjono. 1989. Tes Bahasa Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung:
dalam Pengajaran.Bandung: Penerbit Angkasa.
ITB Bandung.
Ellis, Rod. 1984. Understanding Second
Language Acquisition. Oxford: Oxford
University Press
James, Carl. 1998. Errors in Language
Learning and Use Exploring Errors
Analysis. New York: Longman.
Jurnal Sainstech Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5 Juni Tahun 2016

Anda mungkin juga menyukai