DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH:
MANAJEMEN A2
Puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul (MENGANALISIS KESALAHAN PADA SPANDUK DI
WILAYAH MUARA BULIAN) ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah (BAHASA
INDONESIA) . Selain itu, tugas ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia yang baku bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan Terima kasih kepada (bapak/ibu) selaku dosen yang memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Mutiara Selvi
Abstrak
bahasa Indonesia papan nama dan spanduk di Muara Bulian. Masalah penelitian ini
adalah kesalahan penggunaan bahasa papan nama dan spanduk di Muara Bulian.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian
ini adalah dokumen yang berupa arsip hasil dari pemantauan penggunaan bahasa
papan nama dan spanduk di Muara Bulian. Teknik pengambilan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengkaji dokumen atau arsip
dengan menggunakan teknik analisis isi atau disebut content analysis. Validitas data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah trianggulasi teori, trianggulasi sumber,
triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data dalam penelitian ini
penelitian bahwa banyak ditemukan kesalahan berbahasa, baik dalam bidang kata,
ejaan, kalimat, dan penggunaan serapan asing. (1) Sumber kesalahan bahasa yang
bersangkutan, (2) Sumber kesalahan bahasa lain, dan (3) Sumber kesalahan diri sendiri
yang terdiri dari ketidaktahuan konsep pemakai akan sistem bahasa dan kebiasaan
yang salah.
Abstract
This study aims to describe and explain the misapplication of Indonesian in boards
name and banners in the Muara Bulian. This research is a qualitative descriptive
study. Sources of data in this study are in the form of archive documents which are
collected from monitoring of language use in outdoor media. Data collection techniques
used in this research is purposive sampling and snowball sampling. Data collection
content analysis technique called content analysis. The validity of the data used in
review the informant. Data analysis technique uses an interactive model (interactive
models of analysis). Based on the results of this study, it is found errors in form of word,
spelling, sentence, and the use of foreign uptake. (1) Source of the language error, (2)
Sources of other languages’ errors, and (3) Sources of errors composed of ignorance of
the user’s concept about the language system and wrong use.
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Kajian teori
B. Penelitian yang relevan
C. Kerangka konseptual
A. Temuan penelitian
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai kegiatan seolah mulai
surut. Banyak kalangan mulai dari mahasiswa, pengusaha, maupun pejabat publik lebih
menyukai menggunakan bahasa asing. Menggunakan bahasa atau istilah-istilah asing terasa
lebih membanggakan dan terlihat intelektual dari pada menggunakan bahasa Indonesia
meskipun susah dicerna orang lain.
Tidak dapat dimungkiri bahwa bahasa Indonesia kini mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Agar bahasa Indonesia bisa sejajar dengan bahasa negara-negara maju,kita
seharusnya sebagai pemilik bahasa Indonesia harus belajar pada pengalaman bahasa Jepang
dan Korea. Kemajuan Negara Jepang dan Korea tersebut juga didorong oleh kecintaan warga
negaranya untuk memanfaatkan bahasa negara mereka supaya bisa mendorong kita untuk
mewujudkan produk bangsanya sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah mengubah
kecintaan menjadi bahasa Indonesia bukan bahasa orang asing. Ketika bahasa Indonesia
telah berpotensi menjadi bahasa ilmu dan teknologi, warga negara Indonesia perlu didorong
untuk meningkatkan potensi bahasa negara kita sendiri agar menggunakan potensi negara
tersebut dalam berbagai bidang kehidupan.
Pentingnya penggunaan bahasa Indonesia dalam menyosialisasikan produk maupun
nama instansi mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembentukan bahasa oleh
masyarakat, karena fasilitas umum haruslah bersifat mendidik dan memenuhi selera yang
baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Pemakaian bahasa yang sesuai dengan Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia merupakan guru yang paling berpengaruh dan akan mempunyai
dampak yang besar dalam penggunaan bahasa di masyarakat. Banyaknya media informasi di
tempat-tempat umum, mempengaruhi masyarakat dalam berkomunikasi. Penggunaan
bahasa Indonesia sebagai media komunikasi ditempat-tempat umum memiliki peranan yang
sangat penting dalam perkembangan bahasa Indonesia, Karena tanpa diketahui dengan
intensitas melihat dan membaca yang berulang-ulang membentuk karakter berbahasa
masyarakat itu sendiri.
Kondisi itu telah menempatkan bahasa asing terutama bahasa Inggris pada posisi
strategis yang memungkinkan bahasa itu memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan
mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.
Pasal 38 UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta
Lagu Kebangsaan (1) bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam rambu umum,
penunjuk jalan, fasilitas umum, spanduk, dan alat informasi lain yang merupakan pelayanan
umum. Tidak dapat dipungkiri, era globalisasi memberikan dampak besar terhadap
masyarakat pada penggunaan bahasa. Bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris menjadi
lebih berterima di masyarakat apabila melihat bahasa di media Iklan dan informasi di
tempat-tempat umum. Walaupun sekarang media masa cetak dan elektronik mulai
menggunakan kata-kata asing lebih sedikit dari pada sebelumnya dan menggantinya dengan
bahasa Indonesia, tidak secara otomatis mengubah kebiasaan berbahasa di masyarakat
menjadi lebih Indonesia.
Penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum akan berkembang tanpa batasan
yang jelas, terutama dari segi kebahasaan. Adanya penertiban penggunaan bahasa Indonesia
di tempat-tempat umum, membantu berbagai pihak baik produsen maupun konsumen
untuk lebih memahami dan mengaplikasikan bahasa Indonesia di papan nama (spanduk) dan
pengumuman di tempat-tempat umum. Kantor Bahasa selaku kepanjangan tangan dari
berbagai bahasa membantu berbagai pihak untuk mengaplikasikan bahasa Indonesia untuk
digunakan sesuai untuk media di atas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kesalahan penggunaan bahasa
di papan nama dan spanduk di Muara Bulian dan bagaimana analisis kesalahan penggunaan
bahasa di papan nama dan spanduk di Muara Bulian.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran umum
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada papan nama dan spanduk di Muara Bulian
dan mendeskripsikan hasil analisis kesalahan bahasa yang digunakan dalam papan nama dan
spanduk di Muara Bulian.
Untuk mencegah masalah dan tujuan di atas, penelitian ini menggunakan teori
analisis kesalahan dalam berbahasa. Ketepatan berbahasa merupakan hal yang diharapkan
oleh setiap pemakai bahasa. Sebaliknya, kesalahan berbahasa akan menimbulkan berbagai
kesalahan berkomunikasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi dampak negatif nya, diperlukan
adanya analisis kesalahan tersebut. Sebelum membahas penelitian secara dalam perlu
adanya pemahaman Pandangan tentang konsep kesalahan berbahasa, analisis kesalahan
berbahasa, dan fungsi dari menganalisis kesalahan berbahasa.
Maksudnya segala kesalahan yang terjadi di dalam proses pembelajaran baik formal
maupun nonformal perlu didata atau Dicatat dan dikumpulkan.
Metode penelitian yang digunakan Dalam penelitian ini adalah metode Penelitian
kualitatif. Sugiyono (2013, hlm.13) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada fi lsafat postpositivisme digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek Yang alamiah, di mana penelliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generallisasi. Pengambilan data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/Kualitatif.
Pengamatan awal diprioritaskan pada papan nama instansi dan spanduk. Hal ini
Dilatarbelakangi oleh urgensi sebuah papan nama yang menjadi dasar penyampaian
informasi kepada masyarakat. Secara tidak langsung memberikan pembelajaran pada
Masyarakat pola dan ejaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan ketentuan. Peneliti
mengumpulkan materi papan nama pertokoan, Papan nama instansi, dan spanduk dengan
berbagai kesalahan penulisan yang ada di instansi-instansi dan sarana pelayanan umum di
Kabupaten Batang Hari. Setelah observasi terpenuhi, peneliti melakukan analisis dengan
metode deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mengkaji
dokumen atau Arsip dengan menggunakan teknik analisis isi atau disebut content analysis.
Teknik ini bukan sekedar mencatat isi yang penting yangTersurat dalam dokumentasi atau
arsip, tetapi juga maknanya yang tersirat. Pengolahan data Dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut, menelaah data, mereduksi data, menyusun Data, menafsirkan, dan
membuat simpulan. Sehingga teknik diterapkan untuk mengetahui bentuk-bentuk kesalahan
Berbahasa Indonesia pada media luar ruang kesalahan itu. Jos Daniel Parera (1993, hlm. 7)
berusaha menyampaikan pengertian Tentang analisis kesalahan secara tersendiri.
Menurutnya, analisis kesalahan adalah kajian Dan analisis mengenai kesalahan berbahasa
Yang dibuat oleh siswa atau peserta didik Atau pelajar asing atau seseorang atau bahasa
Kedua.Pendapat berikutnya datang dari Daroe Iswatiningsih (2003, hlm. 1). Ia
Mengungkapkan bahwa analisis kesalahan (anakes) merupakan prosedur kerja dalam
Menelaah kesalahan berbahasa yang meliputi: Mengenali data kesalahan, mengelompokkan
Jenis-jenis kesalahan, selanjutnya menjelaskan Serta menemukan pola kesalahan
berdasarkan Sumber-sumber tersebut. Henry Guntur Tarigan dan Djago Tarigan (1990, hlm.
68) juga memberikan Pendapatnya. Menurutnya, analisis kesalahan Berbahasa adalah suatu
proses kerja yang Digunakan oleh para guru dan peneliti bahasa Dengan langkah-langkah
pengumpulan data, Pengidentifi kasian kesalahan yang terdapat Di dalam data, penjelasan
kesalahan tersebut, Pengklasifi kasian kesalahan itu berdasarkan Penyebabnya, serta
pengevaluasian taraf Keseriusan kesalahan itu. Berbeda dari pendapat para ahli bahasa Di
atas, menurut Purwadi (2000, hlm. 22) Istilah analisis kesalahan mengacu dalam Dua hal,
yakni sebagai teknik dan sebagai Ilmu. Sebagai teknik kita temukan untuk Mengukur
keberhasilan metode pembelajaran Bahasa yang digunakan guru. Sedangkan Sebagai ilmu,
analisis kesalahan berbahasa Menyajikan berbagai teori tentang analisis Kesalahan
berbahasa, berbagai model analisis Yang ditawarkan, dan penerapannya. Tentang
pengertian analisis yang Telah dijelaskan di atas, penulis mencoba Memaknai tentang
analisis kesalahan Berbahasa, yaitu suatu cara atau langkah Kerja yang biasa digunakan oleh
peneliti Atau guru bahasa untuk mengumpulkan data, Mengidentifikasi kesalahan,
menjelaskan Kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan Dan mengevaluasi taraf keseriusan
kesalahan Berbahasa. Hal tersebut dapat dijabarkan Sebagai berikut.
Penelitian tentang media luar ruang pada hakikatnya memiliki banyak aspek yang bisa diteliti,
seperti kesalahan berbahasa, analisis wacana, dan sebagainya. Akan tetapi, penelitian ini hanya
menganalisis tentang kesalahan pemakaian bahasa Indonesia. Aspek kesalahan berbahasa yang
dianalisis meliputi kesalahan dalam bidang huruf, tanda baca, singkatan,akronim, dan unsur asing.
Ada lima contoh kesalahan berbahasa pada media luar ruang yang kami analisis. Contoh diambil
berdasarkan pada kesalahan dalam penulisan tempat, penulisan kata baku dan tidak baku,
penulisan pada kata ganti, penulisan pada kata depan, dan penulisan pada kata tempat.
1.APOTIK=APOTEK
Kesalahan yang terdapat pada gambar di atas adalah pada kata apotik. Dalam penulisan bahasa
Indonesia, kata apotik merupakan Kata yang tidak baku. Namun, karena kita tinggal dan
berkewarganegaraan Indonesia. Sebaiknya kita memang menjunjung tinggi bahasa Indonesia,
salah satunya dengan cara menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai dengan aturan yang
berlaku. Aturan tersebut menyangkut kata baku dan tidak baku. Jadi seharusnya penulisan apotik
menggunakan kata yang baku, yaitu apotek.Kata apotek dalam KBBI (2008,hlm. 82) berarti toko
tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang
medis; rumah obat. Jadi penulisan kata apotik adalah salah sehingga kalimat tersebut dapat
diperbaiki menjadi Apotek Abila Farma.
Pada penulisan baliho makanan ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi tidak
baku yaitu pada penulisan kata baso. Alternatif pembenaran pada penulisan tersebut adalah
bakso, dengan keterangan bahwa kata baso adalah bentuk kata tidak baku dari bakso sehingga
penulisan yang benar adalah bakso. Kata baku merupakan sebuah kata yang digunakan sudah
sesuai dengan pedoman atau kaidah bahasa yang sudah di tentukan, Atau kata baku merupakan
kata yang sudah benar dengan aturan maupun ejaan kaidah bahasa Indonesia dan sumber utama
dari bahasa baku yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia.
4.TELOR=TELUR
Baliho di atas terdapat dua kesalahan berbahasa. Kesalahan yang pertama ditandai dengan
kotak berwarna biru muda, sedangkan kesalahan yang kedua kotak berwarna biru tua. Kesalahan
yang pertama ini merupakan kesalahan berbahasa Indonesia baku dan tidak baku. Kata telor
yang dimaksud dalam kotak biru muda ini merupakan telur yaitu benda Bercangkang yang
mengandung zat hidup bakal anak yang dihasilkan oleh unggas (ayam,itik, burung, dan
sebagainya) biasanya dimakan (direbus, di ceplok, didadar dan sebagainya). Namun penulisannya
memiliki kesalahan, karena yang tertulis pada baliho tersebut adalah Telor. Kata Telor sendiri
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti tidak dapat mengucapkan kata-kata
dengan lafal yang betul (seperti kurang diucapkan kulang). Kesalahan yang kedua atau yang
terdapat pada kotak berwarna biru tua. Kesalahan ini merupakan kesalahan pada penulisan
singkatan. Singkatan kata jl merupakan kesalahan Berbahasa pada penulisan. Karena penulisan
yang benar yaitu jalan atau jika ingin disingkat Bisa dengan penulisan jln.
5.GEPREK=PENYEK
Pada baliho makanan ini terdapat kesalahan berbahasa Indonesia berupa kata baku dan tidak
baku. Kata baku yang berada dalam kotak berwarna biru muda ini merupakan kata tidak baku
dari geprak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata geprak berarti tiruan Bunyi
galah dipukulkan ke kelompok dahan dan daun dengan keras. Menurut saya kata yang tepat
untuk mewakili ayam yang berbentuk pipih ini lebih mengarah ke penyek. Karena kata penyek
dalam KBBI merupakan sesuatu yang berbentuk pipih karena terimpit atau Sebagainya.
6.COKLAT=COKELAT
Kesalahan ini merupakan kesalahan berbahasa Indonesia baku dan tidak baku. Pada penulisan
baliho makanan ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi tidak baku yaitu pada
penulisan kata coklat. Kata coklat pada baliho tersebut yang dimaksud adalah cokelat dalam KBBI
(gula-gula yang dibuat dari bubuk cokelat). Kata coklat adalah bentuk kata tidak baku dari
cokelat, sehingga penulisan yang benar adalah cokelat.
7.ES DUREN=ES DURIAN
Kesalahan ini merupakan masih kesalahan berbahasa Indonesia baku dan tidak baku. Pada
penulisan baliho makanan ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi tidak baku
yaitu pada penulisan kata duren. Kata duren pada baliho tersebut yang dimaksud adalah durian
dalam KBBI (buah durian, berkulit tebal dan berduri, berbentuk bundar lonjong atau bundar telur,
dagingnya berwarna putih, kuning tua atau putih kekuning-kuningan, berbau tajam dan dapat
memabukkan). Kata duren adalah bentuk kata tidak baku dari durian, sehingga penulisan yang
benar adalah durian.
9.CILOK KUWAH=CILOK KUAH
Kesalahan ini merupakan masih kesalahan berbahasa Indonesia baku dan tidak baku. Pada
penulisan baliho makanan ini terdapat kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi tidak baku
yaitu pada penulisan kata Cilok kuwah. Kata Kuwah pada baliho tersebut yang dimaksud adalah
Kuah dalam KBBI Kata kuwah adalah bentuk kata tidak baku dari kuah, sehingga penulisan yang
benar adalah Kuah.
11.CERVICE=SERVIS
Pada baliho ini terdapat kesalahan berbahasa Indonesia berupa kata baku dan
tidak baku. Kata baku yang berada dalam kotak berwarna biru muda ini merupakan kata tidak
baku dari Cervice. Menurut saya kata yang Tepat untuk mewakili yang berbentuk pipih ini lebih
mengarah ke Servis. Karena kata Servis dalam KBBI merupakan sesuatu yang berbentuk pipih
karena terimpit atau sebagainya.
12.PENGGUNAAN TANDA TITIK
Penggunaan tanda titik yang tidak perlu dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, bahasa atau Organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata yang ditulis dengan Huruf kapital (Pusat Bahasa, 2005, hlm. 33). Penulisan
PT yang benar tidak diikuti tanda titik.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian pada dasarnya pemakaian bahasa Indonesia pada papan nama
Departemen, lembaga non departemen, dan tempat-tempat umum telah merujuk pada aturan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa
departemen, lembaga non departemen dan Tempat-tempat umum yang papan namanya masih
belum sesuai. Ketidaktepatan itu berupa kesalahan penggunaan tanda baca,penyingkatan, dan
pemakaian kata yang belum tepat pada konteksnya dan mubazir,penggunaan istilah asing yang
tidak perlu dan
Kesalahan penulisan kata.Masih banyak ditemukan kesalahan Berbahasa, baik dalam bidang kata,
ejaan,kalimat, dan penggunaan serapan asing.
Berdasarkan data yang ditemukan dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa tulisan pada
baliho makanan masih sering dijumpai kesalahan berbahasa dalam tataran morfologiBerkaitan
dengan penulisan kata. Penelitian ini meneliti lima data yang berkaitan dengan kesalahan kata
baku dan tidak baku, singkatan kata, penulisan huruf. Penelitian ini juga banyak dijumpai
pemilihan kata yang tidak tepat sehingga menimbulkan makna yang Berbeda. Kesalahan
berbahasa yang sering terjadi karena kurangnya pemahaman dalam menulis tanpa
memperhatikan pemilihan makna dan kaidah bahasa yang benar.