Anda di halaman 1dari 7

MEMBUDAYAKAN PENUTURAN BERBAHASA INDONESIA

TERHADAP MAHASISWA PARIWISATA


1
Haris Muktafin, 2Rayna Putri, 3Solagracia Valentina M

Manajemen Industri Katering, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas


Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia

E-mail: hariiismuktafin@gmail.com
raynafputri@gmail.com
solagracia@upi.edu

Abstract
Research is conducted to find out the development and speaking of Indonesian
language that is good and right as a social function that needs to be developed in its
position and role as a means of national communication, a means of developing national
culture, a means of developing science and technology, and a means to pass down
essential and national values to successor and heir to the ideals and essential values of
culture and the ideals of Indonesian independence. Even though English must be
mastered and used every day in serving foreign and domestic tourists. But to what extent
the students (students) master the Indonesian language in the field of tourism (BIPar) as a
means of effective communication both verbally and in writing. Researchers conducted
quantitative methods during the study by means of indirect interviews through
questionnaires.

Key words: civilize;student communication;tourism

Abstrak
Penelitian dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan penuturan bahasa
Indonesia yang baik dan benar sebagai fungsi sosial yang perlu dibinakembangkan dalam
kedudukan dan perannya sebagai sarana komunikasi nasional, sarana pengembangan
kebudayaan nasional, sarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sarana
untuk mewariskan tata nilai hakiki dan nasional kepada penerus dan pewaris cita-cita dan
nilai-nilai hakiki dari kebudayaan serta cita-cita kemerdekaan Inonesia. Meskipun bahasa
Inggris harus dikuasai dan digunakan setiap hari dalam melayani wisatawan manca-
negara maupun domestik. Namun sejauh mana para peserta didik (mahasiswa)
menguasai bahasa Indonesia di bidang pariwisata (BIPar) sebagai sarana berkomunikasi
efektif baik secara lisan maupun tulisan. Peneliti melakukan metode kuantitatif selama
penelitian dengan cara wawancara tidak langsung melalui kuesioner.

Kata kunci: membudayakan;komunikasi mahasiswa;pariwisata

PENDAHULUAN masyarakat penuturnya. Dalam


Keberadaan serta keberlangsungan perkembangan kehidupan masyarakat
bagasa Indonesia memiliki kekuatan Indonesia telah terjadi berbagai
hukum yang jelas dan kuat. Bahkan perubahan, terutama yang berkaitan
Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun dengan tatanan baru kehidupan dunia
2009 khusus dibahas bahasa, bendera, dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan lambang negara. Meliputi masalah serta teknologi, khususnya teknologi
kebahasaan tidak terlepas dari kehidupan informasi. Kondisi itu telah
menempatkan bahasa asing, terutama bahasa gaul/pokem/slang, bahasa daerah
bahasa lnggris, pada posisi strategis disetiap plosok daerah, bahkan bahasa
yang memungkinkan bahasa itu asing bagi yang bisa. Padahal Indonesia
memasuki berbagai sendi kehidupan merupakan salah satu negara
bangsa dan mempengaruhi berkembang yang memiliki wilayah
perkembangan bahasa Indonesia. yang sangat luas dengan berbagai
Kondisi itu telah membawa perubahan sumber daya alam yang beraneka ragam
perilaku masyarakat Indonesia dalam yang berpotensi untuk diolah dan
bertindak dan berbahasa. Gejala dimanfaatkan. Bahkan tak hanya itu
munculnya penggunaan bahasa asing di Indonesia juga kaya akan seni budaya
pertemuan-pertemuan resmi, di media daerah, adat istiadat, serta beragamnya
elektronik, dan di tempat-tempat umum bahasa daerah yang ada di Indonesia.
menunjukkan perubahan perilaku Melalui objek wisata yang ada di
masyarakat tersebut. Selain itu, Indonesia, pentingnya Mahasiswa
penguasaan terhadap bahasa asing dapat pariwisata berperan dalam
memudahkan seseorang dalam membudayakan Bahasa Persatuan
berkomunikasi di media sosial. Semakin Indonesia yaitu, Bahasa Indonesia
terbuka dan mudahnya komunikasi lintas sebagai bahasa pemersatu disetiap
negara telah memunculkan fenomena daerah-daerah yang berada di Indonesia.
tertentu terhadap bahasa Indonesia. Dapat dilakukan melalui Individu
Hidup bermasyarakat dan sebagai usaha mencari keseimbangan
bersosialisasi tidak lepas dari dan kebahagiaan dengan lingkungan
komunikasi dan komunikasi tidak lepas hidup dalam dimensi sosial, budaya,
dari bahasa penghubung pikiran alam dan ilmu. Seperti yang
seseorang ke dalam pikiran orang lain. dikemukakannya bahwa komunikasi
Besarnya kegunaan bahasa sehingga merupakan salah satu terobosan (break-
bahasa dibuat sedemikian rupa sesuai through) di lingkungan ilmu-ilmu sosial
dengan kaidah kebahasaan dan unsur dan merupakan inovasi yang harus
gramitika yang benar agar tidak terjadi diusahakan agar diketahui orang dan
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. diterima sebelum digunakan (Nasution,
Padahal sebagaian besar negara di dunia 1996: 128)
begitu mengagungkan bahasa nasional Dalam masa ini banyak Mahasiswa
mereka seperti Perancis, Jepang, dan khususnya Mahasiswa Pariwisata di
Jerman. Mereka bisa dikatakan Universitas Pendidikan Indonesia yang
mengharamkan untuk menggunakan mayoritas masih melakukan kesalahan
bahasa asing selain bahasa nasional tata-bahasa serta penuturan dalam
mereka dalam berkomunikasi karena berbahasa yang baik, serta membuat
begitu hormatnya mereka terhadap pembelajar tidak mencerminkan bahasa
bahasa nasional mereka. Sekarang dapat pertamanya.
dibandingkan dengan Indonesia,
minimnya masyarakat terkhususnya METODE PENELITIAN
mahasiswa dalam penggunaan dan
berbicara dengan bahasa Indonesia asli Penelitian ini berupa penelitian secara
yang sesuai dengan kaidah bahasa daring atau menggunakan sumber-
Indonesia yang telah ditetapkan, bahkan sumber yang ada. Data dan sumber data
mungkin hanya bisa dikatakan hanya yang digunakan dalam penelitian ini
orang-orang yang berkepentingan saja berupa dokumen dan informasi daring
atau yang butuh karena suatu tuntutan. dengan menggunakan teknik
Bahasa Indonesia saat ini bisa pengumpulan data mengkaji dokumen
dikatakan sebagai bahasa yang di- yang berupa karangan eksposisi siswa
nomerduakan. Masyarakat Indonesia dan melakukan in-dept interview dengan
terkhususnya dikalangan mahasiswa beberapa mahasiswa penutur Bahasa
pariwisata rata-rata berbicara Indonesia untuk kalangan mahasiswa
kesehariannya dengan menggunakan dan membudayakan nya di kalangan
pariwisata pula untuk memperoleh data

2
mengenai faktor penyebab terjadinya Metode kajian (analisa) yang dipakai
kesalahan berbahasa tersebut. dalam penganalisaan adalah dengan
Selanjutnya, data divalidasi dengan Analisa induktif. Menurut Sugiyono
menggunakan teknik review informan (2005:89) Analisa data kualitatif adalah
melalui analisis interaktif yang terdiri bersifat induktif, yaitu suatu analisa
dari empat tahap yaitu pengumpulan berdasarkan data yang diperoleh
data, reduksi data, penyajian data, dan selanjutnya dikembangkan. Sementara
penarikan kesimpulan atau verifikasi. Djajasudarma (1993:13) menyebutkan
bahwa data secara induktif yaitu data
Metode kualitatif digunakan dalam yang dikaji melalui proses yang
penelitian bahasa karena metode ini berlangsung dari data ke teori.
lebih peka dan lebih dapat
Metode kajian (analisa) distribusional
menyesuaikan diri dengan banyak
menurut Djajasudarma (1993: 60-61)
penajaman pengaruh bersama dan
adalah metode kajian dengan teknik
terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
pemilihan data berdasarkan kategori
(Moleong, 2000).
(kriteria) tertentu dari segi kegramatikalan.
Metode ini menyajikan secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung data kebahasaan yang didapat
sesuai dengan penggunaannya. Oleh Berdasarkan metode penelitian melalui
karena itu peneliti kualitatif merasa informasi daring dan dokumen yang
perlu menangkap perspektif-perspektif menggunakan kuesioner dapat diperoleh
subjek penelitiannya secara akurat, serta data dari 40 responden. Masing-masing
memperhatikan dengan cermat apa saja responden mengungkapkan pendapat
informasi yang diberikan oleh informan mengenai hal yang dipaparkan oleh
mereka. Dengan demikian, para peneliti peneliti.
dapat memberikan “makna” yang benar Diketahui dari 40 responden, 39
terhadap segala fenomena yang orang adalah generasi milenial. Dari 40
ditemuinya. responden, 16 responden menggunakan
dwibahasa hanya saat kegiatan
Metode kualitatif mencerminkan akademis. 24 responden menggunakan
suatu perspektif fenomenologis. Artinya, dwibahasa dalam kegiatan akademis dan
penelitian yang menggunakan perspektif kehidupan sehari-hari. Dari 40
fenomenologis ini berusaha untuk responden 16 responden selalu
memahami makna dari peristiwa- menggunakan Bahasa Indonesia, 20
peristiwa dan interaksi-interaksi manusia responden sering menggunakan bahasa
dalam situasi tertentu. Mereka berusaha Indonesia, 4 responden kadang
untuk masuk ke dalam dunia konseptual menggunakan bahasa Indonesia.
subjek-subjeknya guna memahami apa Menurut 32 responden membudayakan
makna yang mereka konstruksikan penuturan berbahasa Indonesia di
dalam peristiwa-peristiwa kehidupan kalangan mahasiswa sangat penting dan
mereka. Dari pemahaman makna dari 8 responden menganggap
terhadap peristiwa kehidupan akan membudayakan penuturan berbahasa
ditemukan makna makna baru yang Indonesia penting. Pendapat responden
dapat digunakan oleh masyarakat yang secara garis besar mengenai pentingnya
selalu berubah. Gorys Keraf (1997:1) membudayakan penuturan berbahasa
mengungkapkan bahwa Bahasa ialah Indonesia di kalangan mahasiswa
alat komunikasi antara anggota pariwisata adalah karena bahasa
masyarakat berupa simbol bunyi yang Indonesia merupakan bahasa nasional,
dihasilkan oleh alat ucap manusia. sarana perhubungan antarbudaya dan
Adapun menurut Felicia (2001:1), antardaerah. Mahasiswa adalah sebagai
Bahasa ialah alat yang digunakan untuk penggerak rakyat yang harusnya
dapat berkomunikasi sehari-hari, baik membudayakan penuturan berbahasa
bahasa lisan atupun bahasa tulis. Indonesia yang baik dan benar. Seluruh
kalangan yang ada di generasi milenial

3
harus turut serta membantu, mudahnya bahasa dalam hubungannya dengan
arus informasi di era digital berdampak masalah efisiensi pembicaraan, (3)
globalisasi yang sangat besar serta dapat fungsi identitas yaitu fungsi bahasa yang
melunturkan kebiasaan berbahasa menunjukkan identitas dan latar
indonesia, dan dapat terjadi pergeseran penuturnya, bahwa dia adalah anggota
budaya serta bahasa lain yang dianggap kelompok atau etnis tertentu, dan (4)
lebih penting atau lebih keren. Dengan fungsi prestisius adalah fungsi bahasa
terbiasa menggunakan bahasa Indonesia untuk menunjukkan prestise atau harga
yang baik dan benar maka akan terjadi diri penuturnya.
perubahan kondisi sosial yang lebih Makna Sosial Pemakaian Bahasa Makna
baik. Menurut 15 responden dari 40 yang dimaksud dalam kajian ini adalah
responden menganggap pengembangan makna sosial (social semiotic), yang
bahasa Indonesia sudah terealisasikan. berkaitan dengan pemilihan dan pemakaian
Namun 26 responden belum setuju suatu bahasa. Bahasa sebagai semiotik
mengenai terealisasikannya bahasa sosial berarti bahasa sebagai tanda, yang
Indonesia saat ini. Melestarikan bahasa penggunaannya menggambarkan sistem
Indonesia di era milenial secara garis sosial budaya suatu masyarakat. Dalam
besar adalah Dengan mebudayakan mengkaji makna sosial pemakaian bahasa,
penuturan bahasa indonesia yang baik pilihan bahasa dikelompokkan menjadi
dan benar saat berkomunikasi dimana dua, yaitu (1) makna pemakaian bahasa
pun kita berada baik itu kehidupan nyata Indonesia dan (2) makna pemakaian bahasa
sehari-hari ataupun bertutur kata di campur.
sosial media. Perlu diadakannya Makna Pemakaian Bahasa Indonesia
program yang menarik perhatian serta Sebagai media komunikasi perhubungan
minat setiap individu dan ikut serta luas (language for wider communication),
berkontribusi dalam dunia literasi dan bahasa Indonesia digunakan sesuai dengan
atau kesastraan Indonesia, Lalu dengan fungsi dan kedudukannya. Fungsi dan
memanfaatkan media online membuat kedudukan tersebut menyiratkan sejumlah
suatu informasi seperti berita dengan peran sosial budaya tertentu. Makna sosial
bahasa yang baik dan benar. yang terungkap dari pemakaian bahasa
Indonesia oleh mahasiswa pariwisata
Fungsi Bahasa adalah (1) Makna perubahan/kemajuan
Fungsi bahasa sangat erat kaitannya yaitu pemakaian bahasa Indonesia dalam
dengan kedudukan bahasa itu sendiri. ranah ini, merupakan simbol perubahan
Kedudukan bahasa adalah status bahasa atau modernisasi (2) Makna relasional yaitu
sebagai sistem lambang nilai budaya, sejauh mana peran hubungan antara
yang dirumuskan atas dasar nilai sosial masyarakat penutur bahasa. Makna
yang dihubungkan dengan bahasa yang hubungan akrab ditunjukkan dengan
bersangkutan, sedangkan fungsi bahasa pemakaian bahasa yang tidak gramatikal
adalah peran bahasa yang bersangkutan atau kurang formal (3) Makna
di dalam masyarakat pemakainya. penghormatan yaitu adanya hubungan dan
Fungsi bahasa dalam hubungannya sikap yang akrab saling menghargai dan
dengan penelitian ini lebih mengacu menghormati hal-hal yang khas di
kepada fungsi bahasa secara khusus, masyarakat (4) Makna kedekatan
yaitu fungsi bahasa dalam hubungannya hubungan kekerabatan yaitu pemilihan
dengan pemakaian bahasa oleh orang. penggunaan bahasa antar anggota keluarga,
Berdasarkan data yang diperoleh, fungsi keluarga antar etnik, dan keluarga campur
bahasa mahasiswa pariwisata di (5) Makna keakraban yaitu penggunaan
Universitas Pendidikan Indonesia bahasa Indonesia tercermin secara utuh
dibedakan menjadi empat, yaitu (1) dalam ranah keluarga (6) Makna rasa
fungsi relasional, adalah fungsi bahasa kebanggaan yaitu penggunaan bahasa
dalam hubungannya dengan hubungan berkaitan dengan rasa bangga dapat
peran partisipan atau hubungan peserta menggunakan bahasa Indonesia dengan
bicara, (2) fungsi praktis adalah fungsi baik dalam berkomunikasi.

4
Pada struktur kalimat bahasa Indonesia
Makna Pemakaian Bahasa Campur ditemukan konstituen dalam bentuk kata
Sebagai orang yang berdwibahasa, dan frasa. (a) Penyisipan kata Leksikon
mahasiswa pariwisata dalam bidang yang disisipkan pada struktur kalimat
pariwisata di Universitas Pendidikan bahasa Indonesia adalah nomina yang
Indonesia memiliki sejumlah repertoar berfungsi sebagai komplemen. Hal itu
kebahasaan yang memungkinkan dapat dilihat pada kalimat berikut: 1. Saya
percampuran bahasa/ percampuran kode. pesan nasi dengan semur ayam untuk main
Masyarakat yang sedang mengalami course nya ya. 2. Nanti malam ada dinner
proses perubahan (transisi), mereka untuk 20 orang. Kata main course dan
mengalami fenomena kontak bahasa dan dinner dikategorikan sebagai nomina dalam
kontak budaya yang juga bahasa Inggris. Dalam struktur bahasa
memungkinkan pemakaian bahasa Indonesia kata-kata tersebut berfungsi
campur kode/kode campur. Pemakaian sebagai komplemen. Dilihat dari pola
bahasa campur menyiratkan makna tuturannya, kalimat 1 memiliki pola a b,
soaial tertentu, seperti (1) Makna sedangkan kalimat 2 memiliki pola a b a.
keluwesan komunikasi yaitu (2) Penyisipan frasa Jenis- jenis frasa yang
penggunaan bahasa yang disisipkan pada bahasa Indonesia adalah
menggambarkan adanya adaptasi frasa nomina, frasa adjektiva,, dan frasa
mereka dalam berbahasa, (2) Makna verba. Frasa-frasa tersebut menduduki
penurunan tingkat keformalan yaitu fungsi yang berbeda-beda sesuai dengan
penggunaan bahasa yang tersirat dalam jenis frasa yang disisipkan pada bahasa
pemakaian bahasa campur, dan (3) Indonesia.
Makna penegasan yaitu penggunaan Contoh: 1. Saya pesan satu softdrink.
bahasa berupa pengulangan, imbauan, 2. Table cloth nya harus bersih. 3. Ambil
perintah, dan penolakan. bowl dan cuci bersih. Soft drink pada
kalimat 1 adalah frasa ajektiva yang
Penggunaan Campur Kode berfungsi sebagai komplemen pada
Dalam melaksanakan kehidupan bahasa Indonesia. Table cloth dan bowl
sehari-hari baik di kelas ataupun di luar merupakan frasa nomina yang
kelas para mahasiswa pariwisata saling menduduki fungsi subjek pada kalimat 1
berkomunikasi dengan tanpa sengaja dan objek pada kalimat 2. Check out
memasukkan istilah-istilah bahasa adalah frasa verba yang berfungsi
Inggris yang terkait dengan pariwisata sebagai predikat. Dilihat dari pola
pada kalimat-kalimat bahasa Indonesia tuturannya, kalimat 1 memiliki pola a b,
yang mereka pakai. Bentuk-bentuk kalimat 2 memiliki pola b a, dan kalimat
tuturan yang memasukan elemen-elemen 3 memiliki pola a b a.
asing pada sebuah struktur bahasa (3) Alternasi, Alternasi adalah proses
Indonesia dikategorikan sebagai campur pembentukan campur kode di mana elemen
kode. Berdasarkan teori yang yang dimasukkan tidak memiliki kaitan
diungkapkan oleh Muysken tipe secara strukural. Pola yang dibentuk adalah
pembentukan campur kode yang A…B atau A…B….A yang tidak memiliki
ditemukan pada kalimat-kalimat bahasa kaitan struktur. 1. Untuk barang-barang
Indonesia yang dipakai oleh para berharga supaya disimpan di safety box. 2.
mahasiswa pariwisata dapat dibedakan Grooming harus tetap dipelihara.
menjadi 3 (tiga), yaitu, (1) penyisipan, Konstituen safety box, grooming,
(2) alternasi, (3) leksikalisasi kongruen. pada kalimat di atas dibentuk melalui
(1) Penyisipan pada proses penyisipan para proses alternasi. Alternasi terjadi antara
mahasiswa pariwisata menyisipkan struktur yang dalam hal ini antara
konstituen konstituen bahasa asing ke struktur frasa nomina dan frasa
dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa preposisional. Hal itu dapat
matrik. Menurut Muysken konstituen diilustrasikan bahwa frasa safety box
mengacu pada unit sintaksis yang dapat disisipkan setelah preposisi di dalam
berupa kata (nomina,,adjektiva), atau frasa. artian bahwa adverbia pada kalimat

5
bahasa Indonesia sebagai bahasa matrik yaitu mempermudah pemahaman mitra
di bentuk oleh dua konstituen, yaitu tutur dalam menangkap informasi yang
preposisi di diikuti oleh frasa safety box. disampaikan oleh penutur. Dengan
Pada tingkat frasa tersebut dapat campur kode tersebut komunikasi yang
dikatakan bahwa pola pada frasa kalimat dilakukan pada guyub tutur dalam hal ini
1, 3, 4 adalah a…b, dan pada kalimat 2 guyub tutur mahasiswa pariwisata dapat
adalah b…a. Lesikalisasi Kongruen berjalan efektif dan efisien. Selain
Leksikalisasi kongruen merupakan memiliki dampak positif, campur kode
proses pembentukan campur kode di juga memiliki dampak negatif karena
mana dua unsur dari dua bahasa penutur tidak konsisten dengan bahasa
berkonstribusi kepada struktur yang digunakan. Dampak negatif yang
gramatikal pada kalimat dan terbagi rata ditimbulkan oleh adanya campur kode
oleh kedua bahasa yang terlibat) atau dalam kegiatan komunikasi para
konstituen asing diselipkan secara acak. karyawan hotel adalah tergesernya
fungsi bahasa Indonesia dalam kegiatan
Jika dicermati, tuturan di atas komunikasi para mahasiswa pariwisata.
dibentuk oleh dua unsur bahasa, yaitu Di samping itu, dampak negatif yang
bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. ditimbulkan oleh campur kode adalah
Kedua bahasa tersebut muncul secara munculnya struktur-struktur rancu
bergantian pada sebuah struktur kalimat. khususnya yang tentunya sangat
Proses pembentukan campur kode ini berpengaruh pada keberadaan bahasa
disebut leksikalisasi kongruen. Bentuk- Indonesia.
bentuk tuturan ini merupakan strategi
komunikasi yang dilakukan oleh KESIMPULAN
mahasiswa pariwisata agar komunikasi Berdasarkan kajian yang telah
dapat berjalan efektif dan efisien. dilakukan oleh tim penyusun bahwa
Faktor yang memengaruhi pemakaian membudayakan penuturan berbahasa
campur kode pada guyub tutur
Indonesia dengan baik dan benar
mahasiswa pariwisata yang dibentuk
melalui penyisipan, alternasi, dan dikalangan milenial saat ini hanya 40%
leksikalisasi kongruen berkaitan dengan yang menggunakan dwibahasa pada saat
psikolinguistik dan sosiolinguistik. Dari kegiatan akademis dan 60% yang
segi psikolinguistik dapat dikatakan menggunakan dwibahasa dalam kegiatan
bahwa faktor yang menyebabkan akademis dan kehidupan sehari-hari.
terjadinya campur kode adalah karena sudah sangat sedikit yang
adanya kekuatan untuk memproduksi
konstituen-konstituen (istilah-istilah memperhatikan. Dikarenakan banyaknya
perhotelan) tersebut yang sudah terpola wisatawan yang datang dari penduduk
pada pikiran pengguna bahasa sebagai luar negeri ke dalam negeri, yang
akibat dari kebiasaan yang diterapkan di membaur kedalam Bahasa Indonesia
lingkungan mahasiswa pariwisata. dengan bahasa asing.
Ditinjau dari sosiolinguistik pemakaian Penuturan Bahasa Indonesia tidak
campur kode pada guyub tutur tersebut
digunakan sebagaimana mestinya
disebabkan oleh alasan perseorangan
yaitu untuk membuat komunikasi di dikarenakan beberapa faktor antara lain
lingkungan itu berjalan secara efiesien faktor dari luar dan faktor dari dalam.
dan efektif sehingga pesan dapat Padahal fungsi Kedudukan bahasa
diterima dengan jelas. adalah status bahasa sebagai sistem
lambang nilai budaya, dirumuskan atas
Apakah Dampak Campur Kode dasar nilai sosial yang dihubungkan
Terhadap Bahasa Indonesia?
dengan bahasa yang bersangkutan.
Campur kode yang muncul dalam
tuturan sehari-hari para mahasiswa Melalui hal itu mahasiswa pariwisata
pariwisata memiliki dampak positif, di Universitas Pendidikan Indonesia

6
dibedakan menjadi empat, yaitu (1)
fungsi relasional, adalah fungsi bahasa
dalam hubungannya dengan hubungan
peran partisipan atau hubungan peserta
bicara, (2) fungsi praktis adalah fungsi
bahasa dalam hubungannya dengan
masalah efisiensi pembicaraan, (3)
fungsi identitas yaitu fungsi bahasa yang
menunjukkan identitas dan latar
penuturnya, bahwa dia adalah anggota
kelompok atau etnis tertentu, dan (4)
fungsi prestisius adalah fungsi bahasa
untuk menunjukkan prestise atau harga
diri penuturnya. Dengan Makna Sosial
Pemakaian Bahasa yang dimaksud
adalah makna sosial (social semiotic),
yang berkaitan dengan pemilihan dan
pemakaian suatu bahasa. Bahasa sebagai
semiotik social yang berarti bahasa
sebagai tanda, yang penggunaannya
menggambarkan sistem sosial budaya
suatu masyarakat terkhususnya di
kalangan Mahasiswa Pariwisata

DAFTAR PUSTAKA
Kasni, N. W. (2017). Pengaruh Pariwisata
Terhadap Bahasa Indonesia. Bali:
RETORIKA Jurnal Ilmu Bahasa.
Darmawan, R., Bahasa, P., Untuk, I.,
Pariwisata, B., Akademi, D., & Medan, P.
(2009). Pembelajaran Bahasa Indonesia
Untuk Bidang Pariwisata Di Akademi
Pariwisata Medan. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Manajemen, D. A. N., & Akademi, P.
(2008). Booni Tauhid : Analisis Campur
Kode Pada Mahasiswa Jurusan Manajemen
Perhotelan dan Manajemen Pariwisata
Akademi Pariwisata (AKPAR) Medan.
Medan: Universitas Sumatera Utara.
Indrya, M. (2017). Studi Kasus Di
Perguruan Tinggi. Cirebon: IAIN Syekh
Nurjati Cirebon.
Yoeti, O.A 1997. Perencanaan dan
Pengembangan Pariwiasata, Jakarta[ID]:
PT Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai