Anda di halaman 1dari 8

Kemampuan Mahasiswa Dalam Penggunaan Bahasa Indonesia Di Era Globalisasi

Nida Diana Hanifa


Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya
nidaadianaa@gmail.com

Abstrak
Ketika menjadi mahasiswa sudah seharusnya kemampuan yang dimiliki semakin meningkat
terutama dalam menggunakan bahasa indonesia. Bahasa indonesia penting dikuasai oleh
mahasiwa sebab untuk membuatkan kepribadian mahasiswa dan mengasah kemampuan dalam
berbahasa. Di era globalisasi ini, mahasiswa harus bisa menggunakan bahasa indonesia yang
baik dan benar agar terhindar dari kesalahan. Karena di era globalisasi interakasi budaya
meningkat melalui adanya media massa. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian untuk
mengetahui bagaimana kemampuan mahasiwa dalam menggunakan bahasa indonesia di era
globalisasi ini. Metode yang digunakan untuk penelitian kali ini adalah studi literatur, dimana
mencari informasi sebanyak-banyaknya yang relevan dengan judul yang diteliti dan menganalisis
terhadap pengetahuan yang akan diteliti untuk melakukan penelitian dan menemukan suatu hal
yang baru. Temuan penelitian ini merupakan deskripsi dari data yang diperoleh dalam
pengumpulan sumber-sumber yang didapat oleh penulis yang tentunya sesuai dengan judul.
Temuan dalam penelitian ini merupakan 100% hasil dari penjumlahan antara sumber jurnal
dengan buku yang dikumpulkan lalu dianalisis oleh penulis.
Kata Kunci: Kemampuan, Bahasa Indonesia, Era Globalisasi
Pendahuluan
Kemampuan dimiliki oleh setiap manusia yang pastinya, kemampuan yang dimiliki oleh manusia
itu berbeda-beda. Meningkatkan suatu kemampuan memang harus bagi setiap manusia, baik itu
dimulai dari anak kecil, sampai yang sudah dewasa. Salah satunya oleh mahasiswa. Mahasiwa
sebagai agent of change yang artinya mahasiwa harus dapat membuat suatu perubahan positif
melalui berkembangnya terknologi, termasuk salah satunya membawa perubahan untuk bangsa
dan juga negara. Dengan mengikuti peran mahasiwa dan memamfaatkan kemampuan mahasiwa,
itu sangat dibutuhkan dan diperlukan bagi negara indonesia.
Negara indonesia yang menggunakan bahasa indonesia sebagai bahasa negara dan bahasa
nasional, yang otomatis warganya harus bisa berbahasa indonesia. Apalagi dalam era globalisasi,
globalisasi merupakan era terjadinya perubahan masa akibat adanya pengaruh dari busaya asing.
Globalisasi berdampak terhadap semua aspek, baik bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi,
lingkungan, budaya, termasuk bahasa.
Bahasa adalah alat yang digunakan untuk berinteraksi atau alat yang digunakan untuk
berkomunikasi menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, ataupun perasaan (Krissandi et al.,
2018). Sedangkan, bahasa Indonesbuia sebagai bahasa persatuan yang digunakan oleh
masyarakat indonesia untuk berkomunikasi dalam lingkup yang luas dan resmi. Bahasa yang
semakin global dipakai oleh semua manusia didunia ialah bahasa inggris, yang pemakainya lebih
dari satu milyar (Asmadewi, 2021).
Era globalisasi juga berpengaruh terhadap adanya alat komunikasi yang begitu canggih.
Pengaruh dari alat komunikasi itu, harus dihadapi oleh masyarakat indonesia untuk
mempertahankan jati diri bangsa indonesia yang menyangkut kedisiplinan berbahasa nasional
yang akan membantu bangsa indonesia untuk mempertahankan dirinya dari pengaruh negatif
asing yang timbul atau datang terhadap pribadi dirinya (Asmadewi, 2021). Karena bahasa
indonesia saat ini juga berfungsi sebagai bahasa media massa. Baik cetak atau elektronik, visual,
audio, dsb yang bisa menggunakan bahasa indonesia khusunya di negara indonesia. Menurut
(Arifin et al., 2010) dalam buku Bahasa Indonesia Akademik, media massa menjadi tumpuan
masyarakat indonesia untuk menyebar luaskan bahasa indonesia secara baik dan juga benar .
Apalagi mahasiwa, yang selalu tidak bisa jauh dari alat komunikasi baik itu dalam pengerjaan
tugas, atau juga dalam berinteraksi dengan orang-orang dekat ataupun juga jauh. Maka, disini
penulis memberikan penjelasan mengenai diperlukannya bagaimana mahasiwa dapat
memamfaatkan kemampuannya dalam menggunakan bahasa indonesia di era globalisasi ini.
Kajian Teori
Kemampuan Menurut Ramayulis, dalam bukunya yang berjudul Metodologi Pendidikan Agama
Islam, kemampuan adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untu melakukan tugas ataupun
suatu pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kemampuan seseorang akan turut serta
menentukan bagaimana perilaku seseorang dan hasilnya. Kemampuan menurut Soehardi,
2003:24 dalam artikel Robbins, S. P. (2008), ialah bakat yang melekat pada seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan secara fisik ataupun mental yang dia peroleh sejak lahir, belajar dan
dari pengalaman. Kemampuan dimiliki oleh setiap manusia yang harus atau seharusnya
kemampuan itu ditingkatkan. Karena setiap manusia pasti mempunyai kemampuan yang
mungkin berbeda dengan manusia yang lainnya. Seperti mahasiwa, meskipun sama-sama
mahasiwa tapi pasti ada perbedaan dari mahasiwa yang satu dengan mahasiwa lainnya. Mereka
mempunyai kemampuan masing-masing.
Kemampuan yang dimiliki mahasiwa akan bermamfaat bagi mahasiswa untuk menghadapi dunia
kerja (Thaib, 2017). Karena pada umunya, ketika mahasiwa lulus dari dunia pendidikan tinggi
lebih banyak memilih untuk bekerja di perusahaan. Tetapi, tidak sedikit pula mahasiwa yang
memilih untuk membuat lapangan pekerjaan. Sebuah kesuksesan memang tidak akan didapat
secara mudah. Semua itu membutuhkan suatu kemampuan, salah satunya kemampuan seorang
mahasiwa dalam berkomunikasi, seperti harus bisa membujuk, bisa bekerja sama dengan sesama.
Ketika dalam berkomunikasi itu, mahasiwa harus mampu berbicara dengan baik dan juga benar,
terutama dalam menggunakan bahasa indonesia. Bahasa indonesia yang baik dan benar harus
didukung oleh kesatuan berbahasa.
Bahasa indonesia yang digunakan sekarang dulunya adalah bahasa melayu. Bahasa indonesia
tumbuh dan juga berkembang dari bahsa melayu, yang sejak dulunya sudah dipakai sebagai
bahasa penghubung atau lingua franca, bukan hanya dikepuluan nusantara saja, melainkan
hampir diseluruh asia tenggara. Bahasa indonesia perlahan pasti berkembang dan tumbuh terus-
menerus bahkan perkembangannya semakin pesat, sehingga menjadi bahasa modern yang kaya
kosakata dan mantap dalam struktur. Pada tanggal 28 Oktober 1928, para pemuda indonesia
mengikrarkan sumpah pemuda. Dengan diikrarkannya sumpah pemuda itu, resmilah bahasa
melayu yang sudah dipakai sejak pertengahan abad VII itu berganti menjadi Bahasa Indonesia
(Suyatno et al., 2017). Kedudukan bahasa indonesia di era globalisasi yaitu sebagai bahasa
pengantar pendidikan yang menunjukkan jati dirinya sebagai milik bangsa yang beradab dan
berbudaya di tengah-tengah pergaulan antarbangsa di dunia. Dalam dunia pendidikan, posisi
bahasa indonesia sebagai bahsa pengantar pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan
dapat dibanggakan. Bahasa indonesia juga telah membuktikan kemampuannya bukan hanya
sekedar sebagai bahasa pengantar pendidikan ditingkat lembaga pendidikan dasar dan menengah
saja, tetapi juga sebagai sarana penyebaran ilmu pengetahuan dan teknologi serta sarana
pengetahuan dan teknologi ditingkat lembaga pendidikan tinggi (Dewantara et al., 2019).
Dengan adanya perkembangan teknologi ini, memberikan dampak bagi perkembangan bahasa.
Era globalisasi menghilangkan batasan ruang dan juga waktu yang dapat berpengaruh dengan
penggunaan bahasa. Karena dengan bahasa, segala ilmu pengetahuan yang diciptakan dan
ditemukan dapat disebarluaskan kepada orang lain dengan tujuan untuk memajukan
kesejahteraan dan juga keberlangsungan hidup manusia menjadi ke arah yang lebih baik
(Ningsih, 2019).
Dengan adanya perkembangan teknologi juga penguasaan teknologi menjadi semakin cepat. Era
internet telah melahirkan mahasiwa yang cakap dalam penguasaan diberbagai bidang teknologi.
Penguasaan teknologi itu memberikan dampak positif bagi mahasiwa karena memudahkan dalam
proses pembelajaran (Muslim, 2020). Tapi, tetap mahasiwa harus bisa menjaga etikanya dalam
menggunakan alat teknologi. Seperti berinteraksi dengan sesama, berhubungan dengan
bagaimana mahasiwa menggunakan bahasa indonesia dalam berinteraksi itu.
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian literature review, dimana literature review adalah
sebuah metode yang sistematis, eksplisit dan respodusibel untuk melakukan identifikasi,
evaluasi, serta penarikan kesimpulan atas hasil penelitian (Cahyono et al., 2019).
Literature review bertujuan untuk membuat analisis dan sintesis terhadap pengetahuan
yang sudah ada terkait topik yang akan diteliti untuk menemukan hasil baru. Literature
review dapat memberikan inspirasi yang mendorong peneliti untuk melakukan kajian
melalui berbgai cara. Lietrature review yang dipelajari dapat mengarahkan pada bidang
kajian yang relatif masih perlu dikembangkan.
B. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 12 sampai tanggal 15 bulan Maret 2023.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini, yaitu data yang diperoleh dari
jurnal, sebanyak 11 jurnal dan buku digital sebanyak 6 buku. Dengan memperolehnya
dari google scholar, web dan e-book. Dengan data-data yang saya peroleh, akan menjadi
pendukung dan argumentasi sekaligus dapat menjadi rujukan kembali literature yang
digunakan sebagai landasan dalam analisis yang akan dikemukakan (Vanida Amani1 &
1, 2022).
D. Analisis Data
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dinalisis dengan metode analisis deskriptif
kualitatif. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta
yang kemudia disusul dengan analisis, tidak semata-mata menguraikan, melainkan juga
memberikan pemahaman dan penjelasan yang secukupnya (Moleong, L. J. 2005).
Pada dasarnya penelitian kualitatif itu tidak berawal dari sesuatu yang ksosong, namun
dimulai dengan persepsi seseorang (peneliti) terhadap suatu masalah yang ada atau
terdapat disekitar.
Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang dapat digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari masalah-masalah sosial atau
kemanusiaan (Metode penelitian). Waters (dalam Basrowi & Suwandi, 2008:187),
menyampaikan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengutamakan
pemahaman dan penafsiran mendalam mengenai makna, kenyataan dan fakta yang
relevan.
Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting seperti:
(1). Mengajukan pertanyaan,
(2). Menyusun prosedur,
(3). Mengumpulkan data yang spesifik dari para informan atau partisipan.
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya diarahkan oleh paradigma yang digunakan
peneliti dalam kajian pada setiap kasusnya.
Temuan dan Pembahasan

Indonesia telah memasuki era globalisasi. Dimana, pada era sekarang ini, batas negara semakin
buram karena dengan mudahnya orang dari berbagai negara dapat masuk ke wilayah indonesia.
Fenomena ini tentu harus dihadapi dengan berbagai persiapan, terutama menyangkut
kemampuan mahasiwa dalam kaitannya dengan faktor internal (dalam diri mahasiwa itu sendiri).
Faktor internal ini sangat menentukan kapasitas sumber daya manusia. Jika mahasiswa tidak
memiliki kemampuan dalam berbahasa itu, maka akan kalah dalam bersaing dengan calon tenaga
kerja yang kainnya. Persiapan serta penguatan yang matang pada faktor internal ini, merupakan
suatu kunci kemenangan dalam persaingan global (Triana et al., 2018).
Globalisasi telah mejadi suatu kesempatan sekaligus juga suatu tantangan bagi bangsa indonesia.
Mengapa? karena jika sumber daya manusia indonesia mampu bersaing dengan tenaga-tenaga
kerja yang lain, maka tenaga kerja yang lain itu akan datang ke indonesia, dan kemampuan
tenaga kerja yang lain itu dapat diandalkan untuk menaklukkan pasar tenaga kerja di indonesia.
Demikian juga sebaliknya, tenaga kerja indonesia yang berkualitas, pasti akan mampu bersaing
dinegara-negara lain. Sumber daya manusia di indonesia yang berkualitas akan mampu
berkompetisi dengan tenaga-tenaga kerja yang lain (Triana et al., 2018).
Leli Triana menyatakan penguatan faktor internal diri sangat penting dilakukan agar sumber
daya manusia memiliki keunggulan dibanding dengan sumber daya manusia di negara yang
lainnya. Karena, dengan memiliki keunggulan tersebut, maka kesempatan untuk memenangkan
suatu persaingan sangatlah terbuka. Sehingga sumber daya manusia indonesia menjadi sumber
daya manusia yang bisa unggul dan tidak kalah unggul dengan sumber daya manusia di negara
yang lain. Salah satu penguatan faktor internal ini adalah kemampuan seseorang dalam
berbahasa. Kemampuan menguasai bahasa inggris menjadi kunci utama dalam berkomunikasi.
Oleh sebab itu, sumber daya manusia indonesia harus menguasai bahasa inggris. Namun,
kemampuan bahasa indonesia yang baik dan benar harus dimiliki oleh sumber daya manusia
indonesia dan juga harus dikembangkan untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah bangsa
indonesia.
Karena walaupun bahasa inggris sudah menjadi bahasa internasional atau sering digunakan
untuk berkomunikasi, tetapi kita sebagai orang indonesia harus tetap menggunakan bahasa
indonesia sesuai dengan keadaan dan harus tetap bangga dengan bahasa indonesia.
Bahasa indonesia memiliki ciri-ciri umum dan juga kaidah-kaidah pokok tertentu yang dapat
membedakan bahasa indonesia dengan bahasa-bahasa lainnya yang ada di dunia ini, baik itu
bahasa asing maupun bahasa daerah. Dengan ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok inilah
yang dapat digunakan untuk membedakan mana bahasa indonesia dan mana bahasa asing atau
mana bahasa daerah. Oleh sebab itu, ciri-ciri umum dan kaidah-kaidah pokok tersebut yang
merupakan jati diri dari bahasa indonesia (Muslich, M. 2017).
Tentunya, berbahasa indonesia yang baik dan benar harus didukung oleh kesatuan berbahasa,
karena kesatuan tersebut menunjukkan kepribadian dari bangsa indonesia. Di dalam struktur
bahasa indonesia yang baik dan benar terdapat struktur kesatuan. Deng, dapat disimpulkan
bahwa berbahasa indonesia yang baik dan benar akan menimbulkan suatu sikap yang positif di
kalangan masyarakat indonesia. Dengan adanya kesatuan berbahasa juga, ketika ada pengaruh-
pengaruh yang bersifat negatif yang berasal dari negara asing, tentu tidak akan dapat
mempengaruhi sikap dari masyarakat indonesia (Triana et al., 2018).
Menurut Tarigan (2009), kesatuan berbahasa adalah menghormati atau melaksanakan suatu
prinsip-prinsip kesopanan. Hal itu bisa dibentuk melalui proses perkuliahan di perguruan tinggi.
Kesatuan diterapkan oleh dosen dalam pembelajarabikan kesatuan di dalam kelas. Karena,
kesatuan berbahasa ini akan menimbulkan sifat dan sikap yang positif dalam diri mahasiwa, juga
dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, mempunya akhlak mulia dan berbudi
pekerti luhur.
Bahasa indonesia sebagai perekat bangsa memegang peranan yang sangat penting dalam
menjaga keutuhan dan rasa persatuan antara warga negara indonesia. Karena hal ini, upaya
antisipasi ancaman terhadap negara sudah sepantasnya tidak hanya dititikberatkan kepada
ancaman militer saja, namun ada juga ancaman militer yang berupa ancaman terhadap bahasa
indonesia. Dan, jika bahasa yang dijadikan fondasi bagi bangsa di ancam atau dihancurkan, maka
kan menjadi masalah yang besar kedepannya bagi bangsa indonesia (Dewantara et al., 2019).
Dalam era globalisasi bahasa Indonesia tidak sekedar bahasa pengantar dalam pelaksanaan
pendidikan,tetapi bahasa Indonesia merupakan bahasa yang sangat penting bagi kehidupan.
Bahasa Indonesia menjalankan segala pemberitan bahkan menyampaikan pikiran,pandangan dan
juga menjalankan segala pemberitaan bahkan menyampaikan pikiran,pandangan dan juga
perasaan menurut (Syahroni;DwiWahyu Candra Dewi; Mahmudi,2013: vi ) dalam artikel
(Hanum et al., 2020).
Di era globalisasi ini, kedudukan bahasa indonesia sebagai bahsa resmi negara harus tetap dapat
menunjukkan jati dirinya sebagai milik bangsa indonesia yang beradab dan berbudaya di tengah-
tengah pergaulan antarbangsa didunia (Dewantara et al., 2019).
Di era globalisasi mahasiwa perlu diajarkan atau perlu memahami bagaimana cara
berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Dalam pembelajaran di
kelas selama perkuliahan, dosen bisa memberitahu bagaimana etika ketika mahasiwa
berkomunikasi di whatsapp. Mahasiswa bisa diarahkan untuk menerapkan hal-hal berikut.
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang sesuai dengan ragam dan
situasinya. Mahasiswa harus tahu kepada siapa dia berbicara, kapan berbicara, dimana berbicara.
b. Memperhatikan waktu ketika menulis whatsapp. Whatsaap dilakukan pada jam kerja.
Whatsapp tidak boleh dilakukan pada waktu tenaga pendidik sedang beristirhat di rumah.
c. Mencantumkan nama, prodi, kelas, dan keperluan dengan singkat dan jelas.
d. Menggunakan salam dan kata maaf untuk memulai obrolan whatsapp.
e. Mengucapkan kata terima kasih untuk mengakhiri obrolan whatsapp. Di samping
pembelajaran kesantunan verbal lisan dan verbal tulis (Triana et al., 2018).
Dalam pembelajaran juga, mata kuliah bahasa indonesia mempunyai peranan agar mahasiwa
dapat mempunyai kemampuan dalam menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu proses interaksi antara mahasiswa dengan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar yang berorientasi mengalihkan ilmu pengetahuan, dan juga
mengembangkan empat keterampilan berbahasa. Pembelajaran bahasa Indonesia pada
hakikatnya belajar berkomunikasi yang tujuannya mengembangkan kemampuan bahasa
Indonesia dalam segala bidang fungsinya,mulai dari sarana
berpikir,bernalar,berkomunikasi,sarana persatuan dan kebudayaan, menurut (Rosya,2014 : 35)
dalam artikel (Hanum et al., 2020). Pembelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi harus
disesuaikan dengan perkembangan zaman. Dan Mahasiswa diharapkan untuk dapat mampu
membaca dan menjawab tantangan tersebut.Mahasiswa di perguruan tinggi merupakan insan
yang memiliki kesadaran mengembangkan potensi intelektual,ilmuwan,praktisi dan
professional.Mata kuliah bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar karena penguasaan
mahasiswa dalam berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat dijadikan tolak ukuran
nasionalisme seseorang.
Dalam praktiknya pembelajaran bahasa Indonesia berwawasan literasi teknologi di perguruan
tinggi dalam menghadapi era globalisasi tidak hanya pada penggunaan media teknologi. Namun
juga lebih mengenalkan kepada mahasiswa tentang pengetahuan bahasa Indonesia dengan
berbasis e- learning,menggunakan alat modern seperti gadget,smartphone yang dapat
mengembangkan pengetahuan mahasiswa melalui teknologi (Hanum et al., 2020). Dalam
pembelajaran peran dosen bahasa Indonesia yang memiliki wawasan literasi sangat penting.
Selain memiliki kompetensi digital,dosen bahasa Indonesia harus menciptakan pembelajaran
yang kreatif baik bidang kebahasaan,kesusastraan atau menjadi fasilitator dan memberikan
sumber belajar yang berbasis online sesuai dengan perkembangan zaman.
Kesuksesan pembelajaran mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi dapat dicapai ketika
mahasiswa tersebut mampu memahami tuturan / tulisan orang lain dan menggunakan bahasa
tersebut dalan bentuk tuturan atau tulisan ( ekspresif / produktif ). Dalam pembelajaran
bahasa,keterampilan reseptif lebih di tekankan pada aspek menyimak dan membaca,sedangkan
produktif lebih pada berbicara dan menulis. Pembelajaran mata kuliahbahasa Indonesia
berwawasan literasi di perguruan tinggi dalam menghadapi era globalisasi mengharuskan
mahasiswa bisa berpikir kritis dan kreatif dan tidak hanya pada penguasaan materi,tetapi juga
pada peningkatan keterampilan berbahasa pada aspek produktif/reseptik harus diutamakan
karena dalam literasi syarat akan tulisan,baik jurnalistik,karya ilmiah maupun hasil karya sastra
(Hanum et al., 2020).

Simpulan 300

Kemampuan manusia melekat pada diri setiap manusia itu. Karena pada hakikatnya kemampuan
manusia ada setelah manusia sendiri lahir ke muka bumi. Seiring bertambahnya usia,
kemampuan manusia seharusnya berkembang atau meningkat. Baik itu anak-anak, remaja,
dewasa, orang tua. Begitupun oleh mahasiwa. Mahasiwa memiliki peran yang cukup penting
berkaitan dengan kenegaraan. Mahasiwa memiliki kemampuan yang salah satunya dalam
berinteraksi. Karena seiirng berkembang nya aman, hingga negara indonesia telah memasuki era
globalisasi, dalam penggunaan bahasa indonesia sangat perlu diperhatikan. Era Globalisasi
merupakan era di mana manusia hidup berorientasi pada teknologi. Globalisasi yang terjadi
ditandai dengan berkembangnya teknologi. Karena di era globalisasi ini, alat teknologi menjadi
sangat canggih. Penguasaan teknologi, di dunia maya, big data, dan yang lainnya yang menjadi
tantangan bagi manusia generasi saat ini. Segala bentuk kesalahan dengan cepat akan diketahui
oleh khalayak orang. Dalam menjaga kesalahan, mahasiwa dapat mengikuti pembelajaran bahasa
indonesia di perkuliahan. Dimana, mahasiwa akan dibantu oleh dosen yang akan mengarahkan
sekaligus mendorong agar kemampuan mahasiwa dapat berkembang dengan baik. Seperti dalam
menggunakan bahasa indonesia. Bahasa Indonesia dapat bertahan di era globalisasi seiring
dengan perkembangan teknologi, asalkan dibatasi dari pencampuran bahasa asing yang
berlebihan serta digunakan sebagai bahasa di internet. Untuk itu, diperlukan sebuah kesadaran
dari masyarakat, terutama masyarakat Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia, dalam
menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memang memegang peranan penting dalam
membangun manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan sumber daya manusia. Penggunaan
bahasa Indonesia di era globalisasi akan terus dapat ditingkatkan hingga dunia mengetahui akan
kualitas bahasa Indonesia sendiri.
Perkembangan teknologi yang semakin hari semakin berkembang mempengaruhi adanya
perkembangan bahasa, karena pada dasarnya perkembangan bahasa selalu mengikuti arah
perkembangan teknologi. Bahasa Indonesia tidak menutup diri untuk tidak mengikuti arus
globalisasi. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya kosa kata yang ditambahkan dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bukan hanya dengan menciptakan kosa kata baru, penambahan
kosa kata dalam KBBI juga dipengaruhi oleh penyerapan dari bahasa asing. Tidak dipungkiri
bahwa perkembangan bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh adanya bahasa asing.

Daftar Pustaka

Arifin, Z., Wibowo, W., & Somadi Sosrohadi. (2010). Buku Bahasa Indonesia-compressed.pdf
(pp. 1–164).
Asmadewi. (2021). EKSISTENSI PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DI ERA
GLOBALISASI. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(2), 6.
Cahyono, E. A., Sutomo, & Harsono, A. (2019). Literatur Review: Panduan Penulisan dan
Penyusunan. Jurnal Keperawatan, 12.
Dewantara, I. P. M., Suandi, I. N., Putrayasa, I. B., & Rasna, I. W. (2019). Membangun Sikap
Bahasa Positif terhadap Bahasa Indonesia. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Sains
Dan Humaniora, 2(2), 73. https://doi.org/10.23887/jppsh.v2i2.15974
Hanum, F., Harahap, N. J., Hsb, E. R., & Hasibuan, M. N. S. (2020). Pembelajaran Mata Kuliah
Bahasa Indonesia Berwawasan Literasi di Perguruan Tinggi dalam Menghadapi Era
Globalisasi. Jurnal Education and Development, 8(3), 33–36.
Krissandi, A., Widharyanto, & Dewi, R. P. D. (2018). Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
SD:Pendekatan dan Teknis. In Media Maxima.
Muslim. (2020). Peran Pendidikan IPS Dalam Pembentukan Perilaku Sosial Dan Tanggung
Jawab Sosial Era Abad 21. SOCIAL PEDAGOGY: Journal of Social Science Education,
1(2), 83. https://doi.org/10.32332/social-pedagogy.v1i2.2745
Ningsih, A. N. M. (2019). Penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam Menunjang
Ilmu Pengetahuan di Era Global (pp. 1–13).
Siti Nurhasanah, Agus Jayado, Rika Sa’diyah, S. (2020). Strategi Pembelajaran. 21(1), 1–9.
Suyatno, Pujiati, T., Nurhamidah, D., & Faznur, L. S. (2017). Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi (Membangun Karakter Mahasiswa melalui Bahasa). In In Media.
Thaib, Z. B. H. (2017). Urgensi Penguasaan Soft Skill bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi. L
Education > L Education (General), 2(2009), 1–24.
Triana, L., Purwanto, B. E., & Tegal, U. P. (2018). Pembelajaran kesantunan berbahasa untuk
menunjukkan jati diri bangsa indonesia pada era global. Ibsi, 755(2), 755–764.
Vanida Amani1, S. A., & 1, 2Universitas. (2022). Literasi digital safety orang tua peserta didik
sekolah dasar di kota tasikmalaya. 5(6), 1113–1118.

Anda mungkin juga menyukai