Dosen Pengampuh :
Disusun oleh:
Nama : Mahnim
NIM : L1C019063
Prodi : Sosiologi
UNIVERSITAS MATARAM
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Taufiq Ramdani, S. Th.I., M.Sos
atas bimbingannya selaku dosen pengampuh mata kuliah Dasar Metodelogi Penelitian,
sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Besar harapan penulis supaya proposal ini bisa memberikan manfaat untuk
para pembaca dan khalayak umum.
Penyusun
Mahnim
L1C019063
i
DAFTAR ISI
Cover ...................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahasa ibu adalah bahasa yang pertama kali dipelajari oleh individu sekaligus
bahasa pertama yang dikuasai. Bahasa ibu dipelajari melalui interaksi dengan sesama
anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan masyarakat lingkungannya,
sedangkan bahasa Indonesia adalah bahasa yang resmi digunakan oleh seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
Bedasarkan hasil sensus penduduk tahun 1980, penduduk yang bisa berbahasa
Indonesia baru 61,4% dan yang sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia baru
12%. Sedangkan yang menggunakan bahasa Jawa 40%, bahasa Sunda 15%.
Penggunaan bahasa Indonesia yang sangat meluas ini, dan dilakukan oleh orang-
orang yang berlatar belakang bahasa daerah yang berbeda-beda, menjadikan bahasa
Indonesia sangat bervariasi dan beragam-ragam. Mengapa? Karena bahasa
Indonesia itu saling memengaruhi dengan bahasa-bahasa daerah setempat. Akibatnya
kita bisa mengatakan adanya bahasa Indonesia ragam Jawa Barat yang sangat
kesunda-sundaan, ada bahasa Indonesia kejawa-jawaan, ada bahasa Indonesia yang
kebatak-batakan dan sebagainya (Abdul Chaer, Leonie Agustina, 2010: 227).
Dengan hal ini bahasa daerah(bahasa ibu) sangat memengaruhi hasil belajar
bahasa Indonesi. Di dalam perkembangan pendidikan satu di antaranya dipengaruhi
oleh budaya. Dari itulah diperlukan suatu tindakan baik dari pendidik itu sendiri
maupun bagi orang tua. Bahasa daerah boleh saja digunakan karena bahasa daerah
juga sebagai salah satu bahasa pengantar, namun jangan terlalu sering
dipergunakan. Karena jika sering dipergunakan maka akan memberi dampak negatif
bagi peserta didik, seperti peserta didik tidak dapat mengerti apa yang dijelaskan oleh
pendididik, peserta didik tidak dapat berkomunikasi dengan orang asing, peserta didik
tidak dapat berbicara formal dengan pendidik maupun menjawab pertanyaan yang
diberikan dan sulit menerima mata pelajaran lain selain bahasa Indonesia.
2
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:
a. Untuk mengetahui pengaruh bahasa ibu terhadap kemampuan menggunakan
bahasa Indonesia siswa kelas 1-2 SDN 1 Batunampar.
b. Untuk menganalisis dan mengetahui peran bahasa ibu sebagai pengantar
pembelajaran bahasa siswa kelas 1-2 SDN 1 Batunampar.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Astuti
Rahman (2016). Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh bahasa daerah (bahasa ibu) terhadap hasil belajar bahasa Indonesia peserta
didik SD Inpres Maki Kecematan Lamba-Leda Kabupaten Manggarai Timur. Adapun
metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kuantatif dengan jenis
penelitian korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HO ditolak dan Ha
diterima. Ho= tidak adanya pengaruh positif yang signifikan terhadap penggunaan
bahasa daerah terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Ha= adanya pengaruh positif
yang signifikan terhadap penggunaan bahasa Indonesia kelas 1 SD Inpres Maki.
Sehingga penggunaan bahasa daerah pada hasil belajar bahasa Indonesia siswa
kelasn 1 SD Inpres Maki menghasilkan pengaruh yang negatif.
Definisi konseptual yaitu suatu definisi yang masih berupa konsep dan
maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami
maksudnya.
Bahasa ibu (bahasa asli, bahasa pertama; secara harafiah mother tongue,
mother language, native language, atau first language dalam bahasa Inggris)
merupakan bahasa pertama yang dikuasai manusia sejak lahir melalui interaksi
dengan sesama anggota masyarakat bahasanya, seperti keluarga dan
masyarakat lingkungannya. Kepandaian dalam bahasa asli sangat penting
untuk proses belajar berikutnya, karena bahasa ibu dianggap sebagai dasar
cara berpikir. Kepandaian yang kurang dari bahasa pertama sering kali
membuat proses belajar bahasa lain menjadi lebih sulit. Oleh karena itu bahasa
ibu memiliki peran penting dalam pendidikan. Bahasa ibu adalah bahasa yang
4
pertama dipakai dalam komunikasi pertama seorang anak dengan orang
tuanya serta menjadikan bahasa ibu sebagai alat komunikasi sehari hari
b. Bahasa Indonesia
Bahasa (dari bahasa Sanskerta भाषा, bhāṣā) adalah kemampuan yang dimiliki
manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lainnya menggunakan tanda,
misalnya kata dan gerakan.
Bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak varietas bahasa Melayu.
Dasar yang dipakai sebagai dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa
Melayu Tinggi ("Melaka/Riau"). Dalam perkembangannya, ia mengalami
perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa" apabila
nama bahasa Melayu tetap digunakan. Proses ini menyebabkan berbedanya
bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau
dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing.
c. Siswa
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan
informal, pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang
pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
Siswa/siswi adalah istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang
selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu
komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara
5
lain: pendekatan sosial, pendekatan psikologis, dan pendekatan
edukatif/pedagogis.
Menurut Wibowo bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh aalat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang
dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekolompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran (Wahyu Wibowo, 2001: 3). Sedangkan daerah adalah tempat
sekeliling atau yang termasuk di lingkungan suatu kota (wilayah dan sebagainya)
( Wjs Poerwo Darminto, 1993: 220). Bahasa daerah merupakan simbol atau bunyi
yang bermakna dan berartikulasi yang digunakan di lingkungan suatu kota atau
wilayah yang dipakai sebagai bahasa penghubung antardaerah di wilayah Republik
Indonesia. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup
sesuai dengan penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang berhubungan dengan
bab XV pasal 36. Bahasa daerah merupakan bahasa tradisional disebuah daerah yang
menjadi warisan turun menurun bagi masyarakat pemakai di tempat bahasa itu
digunakan ( Joss Daniel Parera, 1989: 16).
B1 adalah bahasa ibu yang dipelajari dan digunakan sejak kecil dalam
lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal. B2 adalah bahasa yang dipelajari
setelah menguasai B1 (bahasa ibu). Pengaruh B1 terhadap B2 tergantung pada tingkat
penguasaan terhadap B2. Para ahli pengajaran bahasa kedua percaya bahwa bahasa
pertama atau yang dipelajari sebelumnya berpengaruh terhadap proses penguasaan
bahasa berikutnya. Bahasa pertama sudah sejak lama dianggap sebagai pengganggu
atau penghalang peserta didik untuk menguasai bahasa kedua. Pandangan ini lahir
karena peserta didik mentransfer unsur-unsur bahasa pertama terhadap bahasa kedua
yang digunakannya. Jika struktur bahasa pertama sama atau mirip dengan bahasa
kedua, maka hal itu akan membuat peserta didik akan lebih mudah mentransfernya.
Menurut Mackey (sebagaimana dikutip dari oleh Iskandar dan Dadang) ada beberapa
tahap dalam perkembangan bahasa:
a. Umur 3 bulan
6
Pada usia ini anak mulai mengenali suara-suara, ingatan sederhana yang
sudah ada, tapi belum ada yang tampak. Segala sesuatunya terkait dengan
apa yang dilihat.
b. Umur 6 bulan
Anak sudah bisa membedakan nada yang halus dan nada yang kasar
setasudah mulai membuat vocal.
c. Umur 9 bulan
Anak sudah mulai bereaksi terhadap isyarat, sudah mulai mengucapkan
berbagai suara.
d. Umur 12 bulan
Mulai menunjukkan reaksi terhadap perintah, kerap kali mengeluarkan suara
yang bisa diamati, dan sudah mampu mengucapkan beberapa kata tertentu.
e. Usia 18 bulan
Sudah mulai bisa mengikuti petunjuk. Kosa kata yang dikuasainya pun sudah
lumayan banyak, sekitar dua puluhan kosa kata. Saat mengucapkan kalimat
tidak hanya satu kata, tapi bisa dua kata.
f. Umur 2-3 tahun
Sudah bisa memahami kalimat pertanyaan dan perintah sederhana. Kosa
katanya pun mencapai ratusan. Selain itu, pada usia 2-3 tahun, anak sudah
bisa mengeluarkan isi hatinya.
g. Umur 4-5 tahun
Pemahaman anak makin bagus, meskipun kerap kali merasa kebingungan
mengenai hal-hal yang menyangkut waktu. Kosa kata aktif yang dikusainya
bisa mencapai dua ribuan, sedangkan kosa kata pasif semakin banyak. Pada
masa ini, anak mulai belajar berhitung dan kalimat-kalimat yang agak rumit.
h. Umur 6-8 tahun
Tidak sulit memahami kalimat yang biasa digunakan oleh orang dewasa dalam
kehidupan sehari-hari. Sudah mulai belajarmembaca dan sudah menguasai
bahasa daerah (bahasa ibu).
7
ciri khas, seperti baju tradisional, lagu daerah, makanan khas, dan tentu saja
bahasa daerah.
b. Sarana perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah. Bahasa
daerah tentu saja menjadi alat komunikasi yang digunakan oleh suatu daerah.
Bahasa daerah juga digunakan sebagai sarana perhubungan di dalam keluarga
dan masyarakat daerah tersebut.
c. Sarana pengembangan serta pendukung kebudayaan daerah
d. Bahasa daerah dapat digunakan sebagai pengantar dalam tahap awal
pendidikan diperlukan dalam penyampaian pengetahuan dan atau keterampilan
tertentu.
Adapun pengaruh atau dampak positif dari penggunaan bahasa daerah terhadap
bahasa Indonesia, yakni:
a. Bahasa Indonesia memiliki banyak kosa kata. Bahasa Indonesia tidak hanya
diambil dari bahasa Melayu, tetapi juga diambil dari bahasa daerah (ibu) yang
ada di Indonesia.
b. Sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia
c. Sebagai identitas atau ciri khas dari suatu suku atau daerah
a. Bahasa daerah yang satu sulut dipahami oleh daerah lain. Karena perbedaan
bahasa antardaerah membuat setiap orang merasa kesulitan untuk
berkomunikasi.
8
b. Terlalu banyak kosa kata. Orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia
menjadi kesulitan karena terlalu banyak kosa kata yang harus dikuasai.
Kata hasil dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai
suatu yang menjadi akibat dari usaha, pendapatan panen, dan sebagainya (D. Yanto
S.S: 252). Salah satu ciri yang yang ada pada diri manusia adalah hasrat selalu ingin
tahu, kemudian setelah mengetahuinya, ia cendrung ingin mengetahui lebih jauh lagi.
Menurut Syaiful Bahri dan Aswana Zaim berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes
prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam jenis penilaian sebagai berikut: tes
formatif, tes sub formstif, dan tes sumatif. (Syaiful Bahri dan Aswana Zaim).
Adapun hasil belajar yang dimaksud di dalam penelitian ini adalah hasil tes
pembelajaran bahasa Indonesia yang diperoleh oleh siswa kelas 1 dan 2 SDN 1
Batunampar.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Paradigma Kuantitatif
B. Disain Penelitian
Metodologi survei mempelajari pengambilan sampel unit individu dari suatu populasi
dan teknik terkait pengumpulan data survei, seperti pembuatan kuesioner dan metode
untuk meningkatkan jumlah dan akurasi tanggapan dalam survei. Metodologi survei
mencakup instrumen atau prosedur yang mengajukan satu atau lebih pertanyaan yang
mungkin atau mungkin tidak dijawab.
Metode survey adalah penelitian yang sumber data dan informasi utamanya diperoleh
dari responden sebagai sampel penelitian dengan menggunakan kuesioner atau
angket sebagai instrumen pengumpulan data.
10
3.2 Populasi dan Sampel
A. Populasi
Adapun dalam penelitian ini jumlah populasinya sebanyak 50 orang siswa, 26 orang
siswa kelas 1 dan 24 siswa kelas 2.
B. Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti megambil 50% dari jumlah populasi. Jadi jumlah
sampelnya sebanyak 25 orang siswa.
Sampel random
n = N/d2+1
= 50 / 50. (0.025) 2 +1
= 50 / 50. (0.0025) + 1
= 50/ 0. 125 +1
11
= 50/ 1.125
= 44,444
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data seperti angket
dan wawancara.
A. Angket
Angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan
mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data,
angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab pertanyaan yang
ditujukan untuk kepentingan penelitian).
Dalam hal ini, peneliti menginstruksikan kepada siswa untuk menjawab beberapa
pertanyaan. Tes ini dilakukan guna mendapatkan data tentang sejauh mana
pemahaman siswa tentang pertanyaan tersebut.
B. Wawancara
A. Validitas
12
untuk mencari validitas sebuah item, kita mengkorelasikan skor item dengan total item
tersebut. jika koefisien antara item dengan total item sama atau di atas 0.3 maka item
tersebut dinyatakan valid, tetapi jika korelasinya di bawah 0.3 maka item tersebut tidak
valid.
B. Reabilitas
Uji reabilitas adalah sejauh mana hasil pengkuran dengan menggunakan objek yang
sama yang akan menghasilkan data yang sama ( Sugiyono, 2012: 177).
Rumus reabilitas
Statistik Deskriftif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisisd ata
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk
deskripsi semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan,
menguji hipotesis, membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan. Teknik
analisis statistik deskriptif yang dapat digunakan antara lain:
13
Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi frekuensi dan tabulasi
silang(crosstab). Dengan analisis ini akan diketahui kecenderungan hasil
temuan penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah, sedang atau tinggi.
Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram, poligon, ogive, diagram
batang, diagram lingkaran, diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.
Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median modus)
Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi, varians, range,
deviasikuartil, mean deviasi, dan sebagainya).
14
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Astuti. 2016. Pengaruh Bahasa Daerah terhadap Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Peserta Didik Kelas 1 SD INPRES Maki Kecematan Lamba-Leda Kabupaten
Manggarai Timur: Jurnal Pendidikan Dasar Islam. Vol.3 (hlm. 72-75).
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_ibu
https://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik#Siswa
http://repository.unpas.ac.id/32885/4/BAB%20III%20revisi.pdf
15