Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KONTRASTIF

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Bahasa Untuk


Pembelajaran Bahasa Indonesia
Dosen pengampu Dr. Kuntoro, M.Hum.

Oleh kelompok 2:

1. Devi Agung Ramadhani 1901040054


2. Izah Cahya Novembrilianti 1901040056
3. Sabita Salsa Sabila 1901040063
4. Nanda Andrea Saputri 1901040090
5. Ivan Akbar Winasis 2001040048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga pada akhirnya makalah ini yang berjudul “Analisis
Konstrastif” dapat disusun dan disajikan dengan waktu yang telah di tetapkan. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga pada umatnya sampai akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Kuntoro, M.Hum. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Analisis Bahasa Untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga
makalah ini dapat disusun dengan baik dan rapi. Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Bahasa Untuk Pembelajaran
Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari segi isi, struktur penulisan maupun hal-hal lainnya. Penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran positif yang membangun dari pembaca sekalian untuk perbaikan di kemudian
hari. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat berguna dan menambah pengetahuan
kepada para pembaca.

Purwokerto, 25 September 2022

Penulis,

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................1


A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan ...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................3


A. Pengertian Analisis Kontrastif .................................................................................3
B. Objek Analisis Kontrastif .......................................................................................4
C. Cara Kerja Analisis Kontrastif ...............................................................................5
D. Manfaat Analisis Kontrastif Bagi Pembelajan Bahasa ............ .............................6
E. Contoh Analisis Kontrastif ............................................................................... ....7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................16


A. Simpulan .......................................….....................................................................16
B. Saran …..................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bagi seseorang yang mempelajari linguistik akan menemukan istilah
“dwibahasawan”. Dwibahasawan merupakan seseorang yang mampu berbicara dua
bahasa, dan hampir semua manusia memiliki kemampuan tersebut. Bahasa yang
pertama kali digunakan dan dikuasai ialah bahasa ibu atau diistilahkan dengan B1,
bahasa ini merupakan bahasa yang digunakan oleh seseorang dalam lingkungan
sosialnya. Kemudian, ketika seseorang berinteraksi dengan dunia luar atau dengan
masyarakat luas tidak menutup kemungkinan ia akan mempelajari bahasa kedua (B2).
Diantara faktor yang menjadi kurang berhasilnya pengajaran bahasa asing atau
bahasa kedua (B2) adalah adanna interferensi bahasa ibu (B1) terhadap bahasa asing
(B2) yang sedang dipelajari. Kebiasaan berbahasa ibu sebagai bahasa pertama dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar bahasa asing sebagai bahasa kedua.
Pengetahuan bahasa pertama yang telah dimiliki oleh seseorang yang sedang
mempelajari bahasa asing akan ditransfer kepada bahasa yang sedang dipelajarinya.
Semua gejala bahasa yang mirip, baik dalam bentuk, arti maupun distribusinya
diduga akan mempercepat proses belajar, sedangkan gejala bahasa yang berbeda
diduga akan dapat menghambat proses belajar bahasa asing.
Untuk menemukan dan menggambarkan problem yang dihadapi oleh para
pembelajar bahasa asing dapat diadakan perbandingan di antara kedua bahasa itu,
sehingga akhirnya dapat membuat suatu diagnosis (ramalan) terhadap kemungkinan
kesukaran para pembelajar secara tepat kemudian dapat menerka dan menggambarkan
pola-pola yang akan menyebabkan kesukaran. Adapun perbandingan di antara kedua
bahasa tersebut dinamakan Analisis Kontrastif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis

1
a. Mampu memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para pembaca terkait
analisis kontrastif.
b. Makalah ini bermanfaat untuk mengenali dan mengetahui lebih dalam
mengenai analisis kontrastif.
2. Manfaat Praktis
a. Bisa dijadikan bahan referensi berikutnya terutama mengenai penelitian
analisis kontrastif.
b. Makalah ini bisa dijadikan bahan bandingan dengan makalah lain, terutama
mengenai makalah yang meneliti analisis kontrastif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kontrastif


Analisis konstrastif adalah analisis

B. Objek Analisis Kontrastif

C. Cara Kerja Analisis Kontrastif


Analisis kontrastif adalah suatu prosedur kerja yang mempunyai empat
langkah, yakni memperbandingkan B1 dan B2 memperkirakan kesulitan belajar dan
kesalahan berbahasa, menyusun bahan, dan memilih cara penyajian. Dengan
menerapkan langkah-langkah kerja analisis kontrastif tersebut diharapkan pengajaran
bahasa kedua atau bahasa asing itu akan menjadi lebih efisien dan efektif. Tarigan
(1997) menjelaskan langkah-langkah analisis kontrastif yaitu sebagai berikut:
Langkah Pertama, guru memperbandingkan struktur bahasa pertama dan
kedua yang akan dipelajari oleh siswa. Butir-butir yang diperbandingkan adalah setiap
tataran linguistik, misalnya fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik kedua bahasa.
Melalui perbandingan itu dapat diidentifikasikan perbedaan antara bahasa pertama
dan bahasa kedua. Aliran linguistik yang sering digunakan dalam memperbandingkan
bahasa pertama dan kedua tersebut adalah linguistik struktural. Kadang-kadang
digunakan juga linguistik generatif yang terkenal dengan kesemestaan linguistiknya.
Langkah Kedua, adalah memprediksi kesulitan belajar dan kesalahan
berbahasa. Perkiraan ini didasarkan kepada perbedaan antara lain bahasa pertama dan
bahasa kedua yang diperoleh dari hasil perbandingan struktur kedua bahasa itu.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan antara kedua bahasa itu, guru dapat
memperkirakan kesulitan belajar yang akan dialami siswa dalam mempelajari bahasa
kedua. Perbedaan struktur bahasa pertama dan kedua beserta kesulitan belajar yang
ditimbulkannya diyakini sebagai sumber dan penyebab kesalahan berbahasa yang
sering dibuat oleh siswa dalam mempelajari bahasa kedua. Kesulitan belajar bahasa
dan kesalahan berbahasa Inggris, tidak sama pada siswa yang berbahasa ibu bahasa
Indonesia dengan siswa yang berbahasa ibu bahasa ibu. Bila dikaitkan dengan

3
pengajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, dapat dikatakan bahwa kesulitan
belajar dan kesalahan berbahasa yang dialami siswa di daerah Sunda berbeda dengan
yang dialami oleh siswa di daerah Jawa, Bali, Karo, Aceh, dan lainnya.
Langkah Ketiga, berkaitan dengan pemilihan penyusunan, pengurutan, dan
penekanan bahan pengajaran. Perbandingan struktur bahasa pertama dengan bahasa
kedua menghasilkan deskripsi perbedaan antara bahasa pertama dan kedua. Perbedaan
bahasa pertama dan kedua dipakai sebagai dasar untuk memperkirakan kesulitan
belajar yang bakal dihadapi oleh siswa dalam mempelajari bahasa kedua. Perbedaan
struktur beserta kesulitan belajar dan kesalahan berbahasa ini dipakai sebagai dasar
untuk menentukan pemilihan, pengurutan, dan penekanan bahan pengajaran bahasa
kedua.
Langkah Keempat, berkaitan dengan pemilihan cara-cara penyajian bahan
pengajaran. Siswa yang mempelajari bahasa kedua sudah mempunyai kebiasaan
tertentu dalam menggunakan bahasa ibunya. Kebiasaan tersebut harus diatasi agar
tidak mengintervensi dalam penggunaan bahasa kedua. Pembentukan kebiasaan yang
sesuai dengan penggunaan bahasa kedua dilakukan dengan penyajian bahan
pengajaran bahasa kedua dengan cara-cara tertentu pula.
Ada empat cara yang dianggap sesuai untuk menumbuhkan kebiasaan dalam
menggunakan bahasa kedua itu, yakni (a) peniruan, (b) pengulangan, (c) latihan
runtun, dan (d) penguatan (hadiah dan hukuman). Dengan cara-cara tersebut di atas
dapat diharapkan siswa memiliki kebiasaan berbahasa kedua yang kuat sehingga
dapat mengatasi kebiasaan dalam bahasa ibunya.
Sedangkan, menurut Whitman (dalam Brown, 1980:150) mengemukakan
empat langkah untuk menerapkan analisis kontrastif. Keempat langkah tersebut
adalah (1) deskripsi, (2) seleksi, (3) pengontrasan, dan (4) penentuan kesalahan.
Keempat langkah itulah yang seharusnya dilakukan oleh guru bahasa target. Lebih
lanjut, keempat langkah dalam prosedur kerja analisis kontrastif tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1. Deskripsi
Yang dimaksudkan dengan deskripsi adalah ahli bahasa atau guru bahasa berusaha
mendeskripsikan sistem bahasa pertama dan bahasa kedua. Anda sebagai guru
bahasa bisa memanfaatkan hasil deskripsi sistem kedua bahasa, misalnya bahasa

4
Jawa dan bahasa Indonesia yang telah dilakukan para ahli bahasa. Namun
alangkah baiknya jika Anda mencoba melakukannya sendiri. Sebagai contoh,
Anda membandingkan sistem fonologi bahasa Jawa dan bahasa Indonesia seperti
berikut ini. Vokal bahasa Jawa adalah /a/, /a/, /i/, /I/, /e/, / eˆ /, /a /, /o/, /u/, dan /U/.
Lalu bagaimana vokal bahasa Indonesia? Vokal dalam bahasa Indonesia adalah
/a/, /i/, /I/, /u/, /U/, /e/, / eˆ /, /a/, /o/, / a/.
2. Seleksi
Dalam langkah kedua ini, ahli bahasa atau guru bahasa menentukan unsur
kebahasaan yang berbeda, baik yang berhubungan dengan fonologi, morfologi
maupun sintaksis. Misalnya, dari contoh pada langkah (1) di atas, apakah yang
berbeda?
3. Pengontrasan
Langkah ketiga adalah mengontraskan unsur-unsur yang diperbandingkan.
Dengan mengontraskan unsur-unsur yang diperbandingkan akan ditemukan unsur-
unsur yang berbeda dari sistem kedua bahasa ataupun unsur-unsur yang sama.
4. Penentuan Kesalahan
Setelah diketahui perbedaan dan atau persamaan dalam kedua bahasa yang
diperbandingkan, ahli bahasa atau guru bahasa menentukan kesalahan yang dibuat
siswa terhadap bahasa yang sedang dipelajari/bahasa target karena pengaruh
bahasa pertama yang lebih dulu dikuasainya (hubungkan dengan langkah (1)
deskripsi). Sebagai contoh, dari hasil perbandingan sistem vokal dalam bahasa
Jawa dan bahasa Indonesia tadi, siswa yang belajar bahasa Indonesia akan
melakukan kesalahan dalam pelafalan vokal /a/.

D. Manfaat Analisis Kontratif Bagi Pembelajan Bahasa

E. Contoh Analisis Kontrastif

5
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran
Pada makalah ini, diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk peneliti yang akan
meneliti mengenai analisis kontrastif. Di samping itu, makalah ini diharapkan agar bisa
lebih dikembangkan oleh penulis atau peneliti baru.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2016/08/14/analisis-kontrastif/ (Diakses pada tanggal


28 September 2022 : 19.00)

http://repository.ut.ac.id/4808/1/PBIN4326-M1.pdf (Diakses pada tanggal 28 September


2022 : 19.00)

Anda mungkin juga menyukai