Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MANDIRI

BAHASA INDONESIA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN


BAHASA INDONESIA DALAM LAPORAN
HASIL OBSERVASI PADA SISWA SMP

Nama : Rahmawati
NPM : 220810085
Dosen : Yunisa Oktavia, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI AKUTANSI


ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ilahi yang Mahakuasa karena sudah memberikan


kesempatan pada penulis buat menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat serta hidayah-
Nya lah penulis dapat menuntaskan makalah yang berjudul “Analisis kesalahan
penggunaan Bahasa Indonesia pada laporan akibat observasi di peserta didik SMP”
sempurna ketika.

Makalah “Analisis Kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia dalam laporan


yang akan terjadi observasi di peserta didik SMP” disusun guna memenuhi tugas ibuk
Yunisa Oktavia, S.Pd., M.Pd. di bidang studi Bahasa Indonesia pada Universitas
Putera Batam. Selain itu, penulis jua berharap agar makalah ini bisa menambah
wawasan bagi pembaca wacana Kesalahan penggunaan Bahasa Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-besarnya kepada Yunisa


Oktavia, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah ini. Tugas yg telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan serta wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis jua mengucapkan terima kasih di seluruh pihak yg telah membantu proses
penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh berasal kata sempurna. oleh karena
itu, kritik dan saran yang membentuk akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Batam, 02 Januari 2024

Rahmawati

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
II METODE ANALISIS........................................................................................................5
2.1 Metode Penelitian...................................................................................................5
III PEMBAHASAN................................................................................................................6
3.1 Hasil Penelitian dan Pembahsan...........................................................................6
3.2 Kesalahan Ejaan.....................................................................................................6
3.3 Kesalahan Diksi......................................................................................................8
3.4 Kesalahan Kalimat.................................................................................................9
3.5 Kesalahan Paragraf..............................................................................................10
IV PENUTUP.......................................................................................................................16
4.1 Saran dan Kesimpulan.........................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................18

ii
I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bahasa Indonesia artinya bahasa yang memenuhi faktor-faktor
komunikasi. Pada berkomunikasi, baik verbal juga tulisan, kita menggunakan
keterampilan berbahasa yang telah dimiliki, meskipun setiap orang
mempunyai tingkatan atau kualitas yang berbeda-beda. Orang yang
mempunyai keterampilan berbahasa secara optimal, setiap tujuan
komunikasinya akan bisa menggunakan praktis tercapai. Lain halnya bagi
orang yang memiliki taraf keterampilan bahasa lemah, pada melakukan
komunikasi bukan tujuannya yang akan tercapai, namun justru akan acapkali
muncul kesalahpahaman antara penutur dan kawan tuturnya.

terdapat empat macam keterampilan berbahasa yang harus dikuasai


sang siswa, yaitu: (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3)
keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis. kegiatan menulis
dipengaruhi sang keterampilan produktif, yaitu aspek berbicara juga
keterampilan reseptif yg terdiri berasal aspek membaca serta menyimak dan
pemahaman kosakata, diksi, keefektifan kalimat, penggunaan ejaan serta
pertanda baca.

Keterampilan menulis merupakan kemampuan yang paling sulit serta


paling akhir dikuasai. Hal tadi sinkron menggunakan pernyataan Javed, Juan,
serta Nazli (2013: 130) bahwa kemampuan menulis lebih sulit dibandingkan
dengan kemampuan berbahasa lainnya. Hal ini desebabkan kemampuan
menulis menghendaki dominasi berbagai unsur kebahasaan serta unsur di luar
bahasa itu sendiri yang akan menjadi karangan. Baik unsur bahasa juga unsur

1
isi haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga membentuk karangan yang
runtut dan padu.

Bahasa Indonesia ragam tulis digunakan baik dalam tulisan tidak resmi
maupun pada tulisan resmi. pada tulisan resmi, mirip laporan, penggunaan
kalimat yang teratur dan lengkap serta penggunaan ejaan yang cermat sangat
dibutuhkan. Keteraturan dan kelengkapan kalimat serta ejaan dalam sebuah
goresan pena dapat mengungkapkan gagasan atau pikiran yang jelas.
Kejelasan gagasan dalam sebuah goresan pena akan memudahkan pembaca
tahu goresan pena itu.

Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), baik sekolah


negeri juga partikelir, peserta didik dituntut buat terampil menulis. Adanya
kompetensi menulis akan membentuk peserta didik menjadi terlatih buat
menuangkan inspirasi/pikiran dan informasi pada ihwal tulis berbentuk teks
pelukisan, narasi, eksposisi, persuasi serta argumentasi, ringkasan, laporan,
karya ilmiah, proposal, atau makalah.

Keluhan perihal rendahnya kemampuan menulis siswa, khususnya


siswa SMP (SMP) bukan problem yang baru lagi dalam global pendidikan.
Hal tersebut bisa dicermati di lapangan bahwa siswa sporadis mengunjungi
perpustakaan ketika jam istirahat sekolah. dengan demikian, dapat dipastikan
aktivitas membaca mereka berkurang. Padahal secara tidak langsung
membaca dapat menambah pengetahuan dan repertoar kebahasaan pada
memori siswa sebagai akibatnya apabila peserta didik rajin membaca kitab
maka akan lebih simpel dalam menuangkan pandangan baru ataupun gagasan
pada bahasa tulis yang lancar dan tertib. Selain membaca, kemampuan
menguasai bahasa terutama dalam hal menulis dapat dilakukan dengan cara
berlatih berulang-berulang.

2
Laporan yang akan terjadi penelitian adalah suatu laporan yang
didasarkan hasil penelitian, baik penelitian lapangan, laboratories maupun
penelitian pustaka (Murtono, 2010: 139). Jadi, laporan yang akan terjadi
observasi ialah salah satu jenis laporan penelitian. Suatu penulisan laporan
yang baik terlebih dahulu wajib mempunyai bahasa yg baik serta setiap aspek
yang disampaikan pada penulisan juga wajib sesuai dengan apa yang sudah
dilakukan dalam pengamatan.

Jadi, laporan observasi ialah suatu laporan yang ditulis melalui


menganalisis serta mengadakan pencatatan secara sistematis dengan melihat
atau mengamati secara langsung. Melalui observasi, kita bisa membuktikan
persepsi yang kita buat sesuai kabar yang ada.

Penulisan laporan observasi diawali dengan melakukan pengamatan,


hal ini supaya akibat tulisan semakin terpercaya. Pihak pelapor hendaknya
menyampaikan hal-hal yang esensial.

dalam KTSP pembelajaran menulis laporan yang akan terjadi


observasi ada di kelas VIII pada semester 1. aktivitas menulis laporan hasil
observasi perlu memperhatikan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta berpedoman pada EYD. pada hal ini, peneliti sering
menemukan kesalahan di penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sempurna
dalam penulisan laporan hasil observasi yang didesain oleh peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 43 Batam.

Analisis kesalahan berbahasa ialah suatu prosedur yang digunakan


sang peneliti juga guru yang mencakup pengumpulan sampel,
pengidentifikasian kesalahan yang ada pada sampel, penerangan kesalahan
tadi, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta
pengevaluasian atau evaluasi taraf keseriusan kesalahan itu (Ellis dalam
Tarigan & Tarigan, 2011: 170). Jadi, menggunakan adanya analisis kesalahan

3
berbahasa ini diperlukan menyampaikan banyak keuntungan, khususnya yang
berhubungan dengan aktivitas pedagogi bahasa Indonesia. Menggunakan
adanya analisis kesalahan berbahasa tadi akan bisa dipahami serta
diungkapkan berbagai kesalahan yang dirancang siswa kelas VIII SMP Negeri
43 Batam.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti melakukan penelitian di


SMP Negeri 43 Batam, yang kemudian diambil beberapa sampel buat
dianalisis guna mengetahui kesalahan berbahasa yang ada dalam laporan
akibat observasi siswa. Adapun letak kesalahan-kesalahan berbahasa yang
mereka lakukan pada menulis laporan akibat observasi, misalnya: kesalahan
penggunaan ejaan, diksi, penyusunan kalimat, dan paragraf. Hal tadi bisa
digunakan sebagai umpan balik pada upaya memperbaiki serta
menyempurnakan pengajaran bahasa. untuk itu, analisis di atas sangat krusial
untuk mengefektifkan pedagogi bahasa Indonesia, yang difokuskan di training
kemampuan menulis peserta didik.

4
II
METODE ANALISIS

2.1 Metode Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 43 Batam. Subjek
penelitiannya yaitu siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 43
Batam. Penelitian ini berupa penelitian naratif kualitatif pendekatan analisis
isi menggunakan jenis penelitian studi kasus. Data dan asal data yg digunakan
dalam penelitian ini berupa dokumen serta informan dengan menggunakan
teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan cara menyelidiki
dokumen yg berupa laporan hasil observasi peserta didik dan melakukan in-
dept interview atau wawancara mendalam dengan beberapa siswa kelas VIII,
dan pengajar Bahasa Indonesia buat memperoleh data mengenai faktor
penyebab terjadinya kesalahan ejaan, diksi, kalimat dan paragraf dalam
laporan yang akan terjadi observasi siswa. Selanjutnya, data divalidasi dengan
memakai teknik triangulasi dan review informan melalui analisis interaktif
yang terdiri berasal empat tahap, yaitu: (1) pengumpulan data, (dua) reduksi
data, (tiga) penyajian data, dan (4) penarikan simpulan atau verivikasi.

5
III
PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian dan Pembahsan


Kegiatan menganalisis kesalahan pemakaian bahasa dalam penelitian
ini adalah mengidentifikasi jenis kesalahan pemakaian bahasa Indonesia pada
laporan akibat observasi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri
43 Batam. Kesalahan tadi diklasifikasikan ke pada empat bidang, yaitu ejaan,
diksi, kalimat, serta paragraf.

Mengingat temuan kesalahan berbahasa Indonesia pada penelitian ini


cukup banyak, maka tidak semua jenis kesalahan yang terdapat dijelaskan
disini. Peneliti hanya menyebutkan kesalahan berbahasa pada laporan akibat
observasi peserta didik menjadi model. Berikut beberapa akibat temuan
kesalahan berbahasa.

3.2 Kesalahan Ejaan


Contoh temuan:

(a) Danau ini terletak di desa candi kuning. (L1.ISI-C.P1.K1)


(b) Paheman radyapustaka didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh
KRA Sosrodiningrat IV. (L10.ISI-A.P2.K1)
(c) Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali yang beragama Hindu
percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa, yaitu
Brahmana (Yang Menciptakan); Wisnu (Yang Melindungi dan
Memelihara); Siwa (Yang Merusak).
(d) Jauh sebelum program keluarga berencana digalakkan, masyarakat
sudah meperhitungkan tentang resiko dari program keturunan. (L3.ISI-
B.P5.K2)

6
(e) Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari
terbenam atau sunset... (L6.ISI-T.LOT.P3.K3)
(f) Wisma Yudistira juga di fungsikan sebagai tempat peristirahatan para
pejabat seperti para menteri. (L1.ISI-F.P4.K1)
(g) ... tanah hibah seluas 2 hektar dari PT. Bali Tourism Development
Corporation. (L6.ISI-G.P2.K1)
(h) Istana Tampang Siring berdiri diprakarsai oleh Ir Soekarno. (L1.ISI-
F.P1.K2)
(i) Menara tersebut menimbulkan kepercayaan umat Hindu di Bali
terhadap tiga Dewa, yakni Dewa Wisnu, Dewa Brahma dan Dewa
Siwa. (L9.ISI-D7.P1.K3)
(j) ... membangun Sad Khahyangan tersebut pada abad ke 16.
(L1.ISIB.P1.K1)
(k) ... sebagian besar adalah milik rakyat yang sebelumnya tinggal disitu.
(L1.ISI-F.P5.K2)

Dari beberapa contoh di atas kesalahan ejaan yang seringkali terjadi


pada laporan yang akan terjadi observasi mencakup: kesalahan penggunaan
huruf modal, penggunaan huruf miring, penulisan istilah turunan, penulisan
singkatan serta akronim, penggunaan indikasi titik, penggunaan indikasi
koma, penggunaan indikasi hubung, serta penulisan kata depan. Hal ini
membagikan dominasi kaidah bahasa Indonesia peserta didik kurang
memadai. Kesalahan bentuk ejaan tersebut bisa diperbaiki sebagai kalimat
berikut.

(a) Danau ini terletak di Desa Candi Kuning. (L1.ISI-C.P1.K1)


(b) Paheman Radyapustaka didirikan pada tanggal 28 Oktober 1890 oleh
KRA Sosrodiningrat IV. (L10.ISI-A.P2.K1)
(c) Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali yang beragama Hindu
percaya adanya satu Tuhan dalam bentuk Trimurti yang Esa, yaitu

7
Brahmana (Yang Menciptakan); Wisnu (Yang Melindungi dan
Memelihara); Siwa (Yang Merusak).
(d) Jauh sebelum program Keluarga Berencana digalakkan, masyarakat
sudah meperhitungkan tentang resiko dari program keturunan. (L3.ISI-
B.P5.K2)
(e) Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah untuk melihat matahari
terbenam atau sunset... (L6.ISI-T.LOT.P3.K3)
(f) Wisma Yudistira juga difungsikan sebagai tempat peristirahatan para
pejabat seperti para menteri. (L1.ISI-F.P4.K1)
(g) ... tanah hibah seluas 2 hektar dari PT Bali Tourism Development
Corporation. (L6.ISI-G.P2.K1)
(h) Istana Tampang Siring berdiri diprakarsai oleh Ir. Soekarno. (L1.ISI-
F.P1.K2)
(i) Menara tersebut menimbulkan kepercayaan umat Hindu di Bali
terhadap tiga Dewa, yakni Dewa Wisnu, Dewa Brahma, dan Dewa
Siwa. (L9.ISI-D7.P1.K3)
(j) ... membangun Sad Khahyangan tersebut pada abad ke-16. (L1.ISI-
B.P1.K1)
(k) ... sebagian besar adalah milik rakyat yang sebelumnya tinggal disitu.
(L1.ISI-F.P5.K2)

3.3 Kesalahan Diksi


Pemilihan istilah dalam sebuah karya tulis sangat berpengaruh
terhadap makna yang terkandung pada sebuah kalimat. Diksi yang dipilih
adalah diksi yg memenuhi syarat kebakuan. Selain itu, diksi yg dipergunakan
harus tepat serta sesuai agar tidak ambigu dan ambiguitas. Hal tersebut sejalan
menggunakan pendapat Sumarwati (2015: 109) bahwa pilihan istilah
mengarah di pengertian penggunaan suatu istilah, berasal sejumlah besar kata

8
yg dikuasai penulis. telah absolut pemilihannya didasarkan di kaidah-kaidah
pilihan kata.

Berikut adalah gambaran contoh kesalahannya.

a) Karena persahabatan itu, Mpu Sidhimantra tiap-tiap bulan


purnama raya selalu datang ke Besakih. (L6.ISI-A.P3.K4)
b) Setelah kita mengetahui kebudayaan di Bali, kita harus bisa
mengembangkan dan melestarikan kebudayaan Bali. (L7.Sar)
c) Sebagai modal menapak dunia yang semakin berat dengan
tantangan. (L9.ISI-B.P2.K3)

Kata istilah tercetak tebal pada kalimat a) adalah model pilihan kata
yang tidak tepat. pada kalimat a), istilah tiap-tiap menunjuk pada bagian-
bagian eksklusif, istilah yang sempurna ialah setiap. Sedangkan pada kalimat
b) mencerminkan pengulangan istilah yg tidak perlu karena telah disebutkan
sebelumnya sehingga sebainya dihilangkan, sedangkan untuk menggantikan
kata Bali bisa dipergunakan istilah ganti -nya. pada kalimat c), istilah berat
berdekatan maknanya menggunakan sarat, hanya saja istilah berat lazimnya
digunakan sebab berisi muatan yang terlalu poly, sedangkan sarat memiliki
makna yg mengandung kesusahan. sehingga istilah yg lazim ialah
menggunakan sarat.

3.4 Kesalahan Kalimat


Penulisan kalimat dalam laporan akibat observasi peserta didik kelas
VIII SMP Negeri 43 Batam tentu tidak terlepas asal banyak sekali kesalahan
sebab tidak memperhatikan kaidah penulisan serta kondisi pada menulis
kalimat efektif. dalam menulis kalimat efektif wajib memenuhi aneka macam
kondisi. Terkait kondisi-kondisi kalimat efektif yg harus dipenuhi meliputi a)
kesatuan gagasan; b) koherensi atau kepaduan yang kompak; c) kesejajaran
atau paralelisme; dan d) kehematan. Berikut ialah beberapa contoh temuan

9
kesalahan kalimat efektif dalam laporan yang akan terjadi observasi siswa
kelas VIII.

1) Wisma ini difungsikan sebagai tempat istirahat para tamu-tamu


negara. (L1.ISI-F.P5.P2)
2) Sekarang semakin jarang anak yang bernama Ketut, karena di
zaman era globalisasi yang ekonominya makin sulit. (L3.ISI-
B.P3.K1)
3) Dibangun oleh Pakoe Boewono II pada tahun 1745 Masehi.
(L2.ISIA.P3.K1)

Kalimat 1) dan 2) dapat dikategorikan sebagai kalimat yang tidak


hemat atau tidak ekonomis. Terdapat pengulangan makna sehingga untuk
memperbaikinya harus digunakan salah satu saja. Sedangkan pada kalimat 3),
dapat dikategorikan sebagai kalimat yang tidak lengkap karena subjek tidak
jelas.

3.5 Kesalahan Paragraf


Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam bidang paragraf
laporan akibat observasi siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri
43 Batam ditemukan sebesar 12 kesalahan menggunakan persentase
lima,30%. Kesalahan tersebut meliputi masalah kohesi, koherensi, serta
kelengkapan pada paragraf. Kesalahan kelengkapan pada paragraf ialah
kesalahan yang paling banyak ditemukan asal akibat penelitian.

Kesalahan kelengkapan pada paragraph ditemukan dalam laopran hasil


observasi peserta didik, misalanya pada paragraph berikut, “Bedgul
merupakan objek wisata Bali yang terletak di perbukitan drngan cuca yang
sangat sejuk dimana Bedugul jua terdapat sebuah danau yg bernama danau
beratan”. contoh tersebut adalah kesalahan paragraph yang fatal kerena setiap
paragraph tidak hanya ada satu kalimat saja melainkan terdiri dari beberapa

10
kalimat yang disusun secara runtut dan sistematis serta mempunyai pandangan
baru utama. Hal tersebut sesuai menggunakan penyataan Pamungkas (2012:
60-61) bahwa sebuah karya ilmiah harus berisi kalimat-kalimat penjelas yg
relatif buat menunjang kejelasan kali,at topik.

Selain kesalahan kelengkapan dalam paragraf, peneliti juga


menemukan adanya unsur kohesi dan koherensi yang tidak terpenuhi dalam
laporan hasi observasi siswa. Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh paragraf,
“Waktu di perjalanan menuju Joger, Bli Kentung memperlihatkan kami
tentang pohon kelapa yang bercabang 4. Lalu kami semua menengok ke arah
kanan dan tidak menyangka ada pohon kelapa yang memiliki cabang 4. Kami
tiba di Joger pada pukul 16.00 WITA. Pada saat itu Joger masih buka”.
Contoh tersebut adalah paragraf yang tidak baik karena gagasan utamanya
masih kabur. Suatu paragraf yang baik harus memiliki gagasan utama yang
jelas agar pembaca mengerti apa yang ingin disampaikan oleh penulis.

Kesulitan buat menyusun paragraf yg baik, kohesif, dan koheren inilah


yang biasa dialami siswa dalam menyusun laporan. Beberapa siswa memang
mampu menyusun paragraf dengan baik, namun tak sedikit juga yang susunan
paragrafnya kurang baik. Beberapa kesalahan tadi terjadi karena peserta didik
belum tahu serta menguasai tata cara penulisan ejaan ragam baku, kosakata yg
dimiliki terbatas, serta kurang menguasai penyusunan kalimat efektif. Hal tadi
sejalan menggunakan pernyataan Ariningsih (2012) bahwa dengan tidak
memperhatikan struktur bahasa yang dipergunakan serta pertanda baca yang
dipakai, unsur kohesi juga koherensi dalam suatu paragraf menjadi tidak
terpenuhi. Kohesi dan koherensi yang kurang menghasilkan yang terdapat
tidak bisa memberikan gagasan penulis menggunakan sempurna.

Data kesalahan berbahasa dalam laporan hasil observasi siswa kelas


VIII SMP Negeri 43 Batam dapat dilihat dalam gambar 1 berikut.

Perbandingan Pola Kesalahan Berbahasa


11
80%
60%
Perbandingan
40%
Gambar 1. Perbandingan Pola Kesahalan Berbahasa

Berdasarkan Gambar 1 dapat dinyatakan bahwa persentase kesalahan


berbahasa yang sering terjadi dalam laporan hasil observasi siswa dibedakan
menjadi tiga, yaitu: (1) kesalahan aspek ejaan (72,12%), (2) diksi (15,92%),
(3) kalimat (6,63%), dan paragraf (5,30%).
Bisa dicermati bahwa kesalahan ejaan merupakan kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia yang paling secara umum dikuasai. Kesalahan
ejaan ialah kesalahan yang paling seringkali ditemukan pada tentang tulis.
Hal tadi sinkron dengan penelitian yang dilakukan sang Anjarasari (2012),
yaitu kesalahan ejaan ialah kesalahan yang paling poly ditemukan dalam
karangan peserta didik daripada kesalahan diksi maupun kalimat.
Terjadinya kesalahan berbahasa Indonesia dalam laporan hasil
observasi peserta didik kelas VIII SMP Negeri 43 Batam tentu tidak terlepas
berasal faktor-faktor penyebabnya. Sebagian siswa mengalami kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia pada bidang ejaan, bahkan bisa dikatakan asal
seluruh laporan akibat observasi peserta didik lebih banyak didominasi
mengalami kesalahan pada bidang ejaan. Hal ini dirasa sangat masuk akal
karena pedagogi perihal ejaan sangat sedikit. waktu yang dipergunakan
unutk mengajarkan ihwal kaidah pemakaian bahasa Indonesia perihal ejaan
sangat terbatas karena materi ejaan terintegrasi menggunakan mata pelajaran
bahasa Indonesia yang diajarkan. dengan keterbatasan saat tadi berakibat
pemahaman perihal ejaan pun menjadi tidak aporisma. Setyawati (2010: 16)
menyatakan bahwa keliru satu penyebab kesalahan berbahasa merupakan
pemakai bahasa yang kurang memahami kaidah bahasa yang dipakainya.
menggunakan istilah lain, pemakai bahasa melakukan kesalahan atau
kekeliruan penerapan kaidah kebahasaan.
Selain kesalahan pada bidang ejaan, kesalahan lain jua ditemukan
seperti kesalahan pada bidang diksi serta kalimat. keluarnya kesalahan-

12
kesalahan tadi jua disebabkan karena faktor ketidaktelitian siswa pada
menulis.
Secara umum dikuasai peserta didik, ketika menulis, selalu ada
impian buat dapat selesai dengan cepat serta yang akan terjadi tulisan yang
banyak. Adanya dorongan buat cepat-cepat tersebut, menyebabkan siswa
kurang teliti pada membuat tulisan.
Adanya keinginan buat cepat menuntaskan tulisan dengan akibat
yang banyak, pula disebabkan kurangnya motivasi pada menulis. Bagi
sebagian peserta didik, menulis masih dianggap menjadi kegiatan yang
membosankan, karena mereka wajib berpikir buat menghasilkan dan
merangkai kalimat sebagai sebuah paragraf. Anggapan sulit pada menulis
tersebut, menghasilkan siswa seringkali mengulang-ulang istilah dalam
goresan pena serta menggunakan istilah-kata yang disebut mubazir sehingga
kalimat menjadi tidak efektif.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia tadi juga sinkron menggunakan penelitian yang
dilakukan oleh Jalal (2012). pada penelitian yang sudah dilakukannya,
disebutkan bahwa terjadinya kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
ditimbulkan oleh faktor pada antaranya, adanya keterbatasan pada
penyampaian materi pemakaian bahasa yang baik serta sahih, serta adanya
sikap kurang teliti serta kurang peduli menggunakan pemakaian kaidah-
kaidah bahasa dalam tulisan, sehingga yang akan terjadi penelitian ini
sinkron dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Jalal (2012).
Adanya kesalahan berbahasa pada laporan akibat observasi siswa
kelas VIII wajib diatasi supaya pada kemudian hari tak terjadi lagi kesalahan
berbahasa yang sama. Paling tidak, kesalahan berbahasa tadi bisa dikurangi
sekecil- kecilnya. Upaya yang dilakukan buat mengatasi kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia merupakan dengan menaikkan penguasaan

13
kaidah bahasa di peserta didik. Menulis tanpa disertai penerapan kaidah
bahasa yang sempurna belum mampu dikatakan berhasil sinkron tujuan.
Pemahaman kaidah bahasa ini meliputi penerapan ejaan, diksi, serta kalimat
yang tepat supaya maksud yang disampaikan penulis sempurna serta dapat
dipahami pembaca. galat satu cara agar lebih menguasai kaidah bahasa
dilakukan menggunakan poly membaca. siswa hendaknya poly membaca
buku perihal rapikan bahasa atau EYD, kamus, dan kitab -kitab lainnya
yang masih memiliki keterkaitan dengan bahan yang diperlukan.
Selain itu, guru juga wajib berperan aktif dalam memotivasi peserta
didik buat acapkali berlatih mengarang. Tentu saja, berdasarkan para guru,
latihan yang disarankan tidak hanya latihan saja namun jua tak jarang
membahas secara bersama- sama kesalahan yang seringkali terjadi apa,
dikoreksi, dan diulas balik. Bila dilakukan berkali-kali, usang-kelamaan
peserta didik akan semakin sadar.
Sehubungan dengan hal tadi, pendekatan proses dalam pembelajaran
menulis pula artinya galat satu solusi yang tepat buat mengatasi kesalahan
penggunaan bahasa Indonesia. Pendekatan proses pada aktivitas menulis
terbukti mampu menaikkan kemampuan menulis peserta didik. Hal ini
relevan menggunakan wacana pendekatan proses 5 fase dalam pembelajaran
menulis yang terdiri dari lima tahap, yaitu prewritting (prapenulisan),
drafting (penulisan), revising (revisi), editing (pengeditan), serta publishing
atau sharing (publikasi).

14
IV
PENUTUP

4.1 Saran dan Kesimpulan


Secara ringkas simpulan akibat penelitian ini bisa dirumuskan sebagai
berikut. Pertama, unsur kebahasan yg sering terjadi kesalahan berbahasa
dalam laporn yang akan terjadi observasi siswa dibedakan menjadi empat,
yaitu kesalahan ejaan, diksi, kalimat, serta paragraf. Kedua, kesalahan
pemakaian bahasa Indonesia yang paling secara umum dikuasai artinya
kesalahan pada bidang ejaan. Ketiga, kesalahan berbahasa pada laporan akibat
observasi siswa ditimbulkan oleh beberapa faktor, antara lain: dominasi
kaidah penggunaan ejaan kurang memadai, ketidaktelitian pada menulis,
kurangnya motivasi menulis, serta kurangnya kosakata siswa. Keempat, upaya
yang dilakukan buat mengatasi kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam
menulis laporan antara lain: menerapkan lima fase pendekatan proses dalam
pembelajaran menulis, menaikkan penguasaan kaidah kebahasaan peserta
didik menggunakan membaca, guru wajib berperan aktif dalam memotivasi
peserta didik buat acapkali berlatih mengarang, dan memberikan tugas
menulis.

Buat meminimalkan kesalahan berbahasa pada laporan hasil observasi,


hal-hal yang bisa dilakukan pengajar, peserta didik, maupun sekolah
diantaranya sebagai berikut. Pertama, siswa harus memperluas pengetahuan
ihwal kaidah bahasa Indonesia, siswa diharapkan lebih memperhatikan ketika
pengajar sedang menyebutkan materi, aktif bertanya pada guru Bila
mengalami kesulitan, dan acapkali berlatih menulis. kedua, pengajar
hendaknya mengungkapkan balik materi yang belum dipahami peserta didik,
pengajar senantiasa membenarkan kesalahan berbahasa peserta didik disertai
menggunakan analisis pembahasannya, pengajar wajib selalu memperluas

15
kosakata serta memberi model terkait menggunakan pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar baik secara verbal maupun tertulis. Ketiga,
pihak sekolah hendaknya melengkapi sumber pustaka terkait yang memadai,
misalnya buku-buku tentang keterampilan menulis, EYD, KBBI, dll.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ariningsih, N.E. (2012). “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia dalam


Karangan Eksposisi Siswa Sekolah Menengah Atas”. BASASTRA, Jurnal

Penelitian Bahasa, Satara Indonesia, dan Pengajarannya, Volume 1


Nomor 1, Desember 2012.

Anjarsari, N. (2012). “Analisis Kesahalan Pemakaian Bahasa Indonesia Dalam


Karangan Mahasiswa Penutur Asing di Universitas Sebelas Maret”.

Javed, M., Juan, Wu Xiao, Nazil, Saima. (2013). “A Study of Students’


Assessment in Writing skil of the English Language”. International
Journal of Instruction Vol. 6 No. 2. www.e-ji.net. Diakses tanggal 5
April 2016 Pukul 12.00 WIB.

Jalal, M. (2012). “Problematika Kesalahan Bahasa Pada Penulisan Skripsi


Mahasiswa Universitas Airlangga”. Mozaik: Junal Ilmu Humaniora,
Volume 12 Nomor 2, Juli-Desember 2012, 92-209.

Murtono. (2010). Menuju Kemahiran Berbahasa Indonesia Langkah Maju


Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: UNS Press

Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan Berbahasa: Teori dan Praktik.


Surakarta: Yuma Pustaka

Sumarwati. (2010). Penerapan Pendekatan Proses 5 Fase untuk Meningkatkan


Kualitas Pembelajaran Menulis pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar.
Jurnal Wacana Akademika.

17
Tarigan, D. & Tarigan, H.G. (2011). Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.

18

Anda mungkin juga menyukai