Anda di halaman 1dari 22

i

MAKALAH
PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA
DI TEMPAT PUBLIK



















Dikerjakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Rini Adiati Ekoputranti
Disusun oleh Kelompok 5

Aditya Riandika (131020001476)
Bagaskoro Primasakti M (131020001437)
Ibnu Yudhi Wibowo (131020001111)
Robert Caropa R. T (131020001343)

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2013-2014
1

KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Allah Swt. yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kita semua karena dengan
kehendak dan kuasa-Nya jua penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah yang berjudul Kesalahan Berbahasa Indonesia di Tempat Publik ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini tidaklah lepas dari
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dengan penuh rasa hormat dan
kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Rini Adiati Ekoputranti selaku
dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atas ilmu,
pengalaman, arahan, dan motivasi yang diberikan kepada penulis selama pengerjaan
makalah.Tak lupa jua penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelas 1 B yang
telah memberikan pengalaman, bantuan, dan dukungan kepada penulis serta semua pihak
yang terkait.
Walaupun penulis telah berusaha dengan kemampuan yang terbaik namun penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis meminta
maaf kepada semua pihak apabila dalam proses pengumpulan data dan dalam penulisan ini
terdapat tindakan ataupun ucapan yang tidak berkenan. Penulis berharap makalah ini dapat
memberikan manfaat baik bagi penulis secara pribadi dan juga bagi para pembaca.

Tangerang,08 Juli 2014

Penulis




2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 3
1.2. Ruang lingkup .......................................................................................................................... 4
1.3. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 4
1.4. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 4
1.5. Manfaat Penulisan .................................................................................................................. 4
1.6. Metode penyusunan ............................................................................................................... 5
1.7. Sistematika Penyusunan ......................................................................................................... 5
BAB II ISI .................................................................................................................................................. 6
2.1. Kesalahan berbahasa Indonesia.............................................................................................. 6
2.2. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar ................................................................ 7
2.2.1. Bahasa yang Baik ............................................................................................................. 7
2.2.2. Bahasa yang Benar .......................................................................................................... 7
2.3. Pengertian Bahasa Baku.......................................................................................................... 7
2.4. Fungsi Bahasa Baku ................................................................................................................. 8
2.5. Ejaan yang Sesuai dengan kaidah EYD ................................................................................... 9
2.5.1. Pengertian ejaan ............................................................................................................. 9
2.5.2. Pemakaian huruf ............................................................................................................. 9
2.5.3. Penulisan huruf ............................................................................................................... 9
2.5.4. Penulisan Kata ............................................................................................................... 10
2.5.5. Pemakaian Tanda Baca ................................................................................................. 10
2.6. Penulisan Unsur Serapan ...................................................................................................... 11
2.7. Hasil pengamatan ................................................................................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 19
3.1. Simpulan ............................................................................................................................... 19
3.2. Saran ..................................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

3


BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau orang
luar negeri. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya lembaga-lembaga yang mengajarkan
bahasa Indonesia sebagai bahasa asing di luar negeri. Namun tidak bisa juga disangkal bahwa
orang Indonesia sendiri masih begitu banyak yang salah menggunakannya. Kesalahan
tersebut ada beberapa macam seperti kesalahan penggunaan istilah, kesalahan penulisan
diksi, kesalahan pembentukan kata, dan kesalahan lainnya. Kesalahan-kesalahan tersebut
terjadi karena adanya kesulitan dalam belajar dan juga keragaman ajaran para guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang tidak konsisten dan tidak seragam.
Banyak masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam
kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan sering kali tidak tepat dalam penggunaannya.
Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa
baku. Masyarakat/pelajar acap kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau
tidak. yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidakpahaman
penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak kesalahan dalam penulisan tanda baca di
spanduk, papan nama, selebaran, majalah dinding, dsb.
Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam
penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya
meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. kaidah tata bahasa
Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa
yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia
yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Dengan gambaran
kondisi yang demikian itu, di dalam makalah ini akan di jelaskan tentang pengertian
kesalahan berbahasa, kemudian apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, Pengertian bahasa baku dan fungsinya, dan kaidah ejaan yang sesuai dengan EYD
seperti penulisan huruf, penulisan kata , penulisan tanda baca dan juga akan dijelaskan
bagaimana penulisan unsur serapan yang benar.
4



1.2. Ruang lingkup
Ruang lingkup makalah ini mencakup pendapat para ahli mengenai bahasa Indonesia
yang baik dan benar, pengertian bahasa baku, ejaan yang sesuai dengan EYD meliputi
pemakaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, penulisan tanda baca, dan penulisan unsur
serapan. Semua teori tersebut kami pakai dalam menganalisis hasil pengamatan kami di
lapangan dan daring melalui internet.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. pengertian kesalahan dalam berbahasa,
2. pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar,
3. pengertian bahasa baku dan fungsinya,
4. bagaimana ejaan yang sesuai dengan EYD,
5. bagaimana penulisan unsur serapan yang benar,
6. Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia di tempat publik.
1.4. Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Mengetahui pengertian kesalahan dalam berbahasa.
2. Mengetahui bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Mengetahui bahasa baku dan fungsinya.
4. Mengeerti ejaan yang benar dan sesuai dengan EYD.
5. Mengetahui penulisan unsur serapan yang benar.
6. Mengetahui kesalahan umum penggunaan bahasa indonesia di tempat publik.
7. Menyimpulkan dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari pembaca.
1.5. Manfaat Penulisan
Hasil analisis ini diharapkan dapat membantu pembaca khususnya pelajar mengetahui
bahasa yang baku/standar dan mengetahui kesalahan-kesalahan umum yang kerap dijumpai
di tempat publik, sehingga pembaca tidak mengulangi kesalahan yang sama dalam berbahasa
sehari-hari baik dalam ragam tulis maupun ragam lisan. Bagi seorang pelajar menggunakan
bahasa indonesia yang baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena pelajar atau
5

mahasiswa sebagai kaum intelektual yang telah mempelajari penggunaan bahasa Indonesia
yang baik dan benar bertanggung jawab memberikan teladan dan contoh yang baik kepada
masyarakat sekitar.
1.6. Metode penyusunan
Analisis penggunaan kata dan tata bahasa baku pada tulisan ini, dilakukan dengan
studi pustaka dan observasi. Sebagai alat bantu digunakan kaidah tata bahasa Indonesia
sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Sementara pengumpulan bahan, penulis menggunakan telepon
seluler sebagai alat dokumentasi dari kegiatan observasi serta laptop untuk observasi daring
melalui internet.
1.7. Sistematika Penyusunan
Sistematika makalah ini meliputi halaman judul, kata pengantar, pendahuluan (latar
belakang, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penyusunan), Isi
(kesalahan berbahasa Indonesia, pengertian bahasa Indonesia yang baik dan benar, Pengertian
Bahasa Baku, fungsi bahasa baku, Ejaan yang sesuai dengan kaidah EYD, penulisan unsur
serapan dan hasil pengamatan), penutup (simpulan dan saran), dan daftar pustaka.








6




BAB II ISI
2.1. Kesalahan berbahasa Indonesia
Ada dua pandangan yang bertolak belakang mengenai kesalahan berbahasa. Yakni
pandangan dari sudut guru dan pandangn dari sudut siswa . Dari sudut guru, kesalahan itu
adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa yang dibuat
oleh siswa itu menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal. Karena itu
kesalahan berbahasa itu harus dihindari agar pengajaran bahasa berhasil.
Sementara dari sudut pandang siswa kesalahan berbahasa merupakan bagian integral
dari proses belajar bahasa. Kesalahan itu tentunya dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan
dengan menata lebih sempurna komponen proses belajar-mengajar bahasa.
Lalu akan timbul apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Untuk menjawab
pertanyaan ini, menurut Djago Tarigan (1997:29) dapat dilihat dengan berpedoman pada
semboyan Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam semboyan itu, ada dua
ukuran yang dapat dijadikan dasar.
Ukuran pertama berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi.
Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu ialah: siapa berbahasa dengan siapa, untuk
tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain,
kebudayaan, dan suasana), dengan jalur mana (lisan atau tulisan), media apa (tatap muka,
telepon, surat, buku, koran, dsbnya), dan dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah,
upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta dan sebagainya). Sementara ukuran kedua
berkaitan dengan aturan kebahasaan yang dikenal dengan istilah tatabahasa.
Dengan demikian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang
sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan
kebahasaannya. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktror-faktor penentu
berkomunikasi bukanlah bahasa Indonesia yang baik. Bahasa Indonesia yang menyimpang
dari kaidah bahasa jelas pula bukan bahasa Indonesia yang benar.
7

2.2. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
2.2.1. Bahasa yang Baik
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab,
seperti di warung kopi, di pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang santai dan akrab yang tidak terlalu terikat oleh patokan.
Dalam situasi resmi dan formal, seperti dalam kuliah, dalam seminar, dalam sidang DPR,
dan dalam pidato kenegaraan hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan
formal, yang selalu memperhatikan norma bahasa.
2.2.2. Bahasa yang Benar
Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesuai
dengan aturan atau kaidah bahas Indoneia yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia itu
meliputi kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat, kaidah
penyusunan paragraf, dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah ejaan digunakan dengan
cermat, kaidah pembentukan kata ditaati dengan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia
dikatakan benar. Sebaliknya, jika kaidah-kaidah bahasa itu kurang ditaati, pemakaian
bahasa tersebut dianggap tidak benar/tidak baku.
Oleh karena itu, kaidah yang mengatur pemakaian bahasa itu meliputi kaidah
pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat, pembentukan paragraf, penataan
penalran, serta penerapan ejaan yang disempurnakan. Kaidah-kaidah itu diungkapkan
lebih lanjut pada bagian lain, dengan dilengkapi contoh yang salah dan contoh yang
benar.
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang digunakan sesusai
dengan norma kemasyarakatan yan berlaku dan sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
Indonesia.
Saat kondisi santai gunakanlah bahasa yang santai jangan gunakan bahasa resmi
begitu juga sebaliknya jika dalam kondisi resmi gunakanlah bahsa yang resmi yang sesuai
dengan norma kaidah yang berlaku.
2.3. Pengertian Bahasa Baku
8

Bahasa baku adalah bahasa standar (pokok) yang kebenaran dan ketetapannya telah
ditentukan oleh negara. Baku berarti bahasa tersebut tidak dapat berubah setiap saat. Baku
atau standar beranggapan adanya keseragaman. Berdasarkan teori, bahasa baku merupakan
bahasa pokok yang menjadi bahasa standar dan acuan yang digunakan sehari-hari dalam
masyarakat. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa percakapan lisan
maupun bahasa tulisan. Tetapi pada penggunaanya bahasa baku lebih sering digunakan pada
sistem pendidikan negara, pada urusan resmi pekerjaan, dan juga pada semua konteks resmi.
Sementara itu, di dalam kehidupan sehari-hari lebih banyak orang yang menggunakan
bahasa tidak baku dan sesuka hati.
Berdasarkan pengertian di atas, bahasa baku adalah bahasa standar yang benar dan
digunakan oleh suatu masyarakat pada suatu negara. Bahasa baku atau standar itu harus
diterima dan berterima bagi masyarakat bahasa.
2.4. Fungsi Bahasa Baku
Menurut Hasan Alwi, dkk (2003:15) bahasa baku mendukung empat fungsi, yaitu
sebagai berikut.
1. Fungsi pemersatu.
Indonesia terdiri dari beragam suku dan bahasa daerah. Jika setiap masyarakat
menggunakan bahasa daerahnya, maka dia tidak dapat berkomunikasi dengan
masyarakat dari daerah lain. Fungsi bahasa baku memperhubungkan semua penutur
berbagai dialek bahasa itu. Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka
menjadi satu masyarakat bangsa.
2. Fungsi pemberi kekhasan.
Suatu bahasa baku membedakan bahasa itu dari bahasa yang lain. Melalui fungsi itu,
bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa yang
bersangkutan.
3. Fungsi pembawa kewibawaan.
Pemilikan bahasa baku membawa serta wibawa atau prestise. Fungsi pembawa
wibawa bersangkutan dengan usaha orang mencapai kesederajatan dengan peradaban
lain yang dikagumi lewat pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara
(masyarakat) yang mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh
wibawa di mata orang lain.
9

2.5. Ejaan yang Sesuai dengan kaidah EYD
2.5.1. Pengertian ejaan
Yang dimaksud dengan ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana
melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-
lambang itu (Pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara
teksnis, yang dimaksud dengan ejaan adalah
1. pemakaian huruf,
2. penulisan huruf,
4. penulisan kata,
5. pemakaian tanda baca,
6. penulisan unsur serapan.
2.5.2. Pemakaian huruf
Pemakaian huruf meliputi nama-nama huruf, lafal singkatan dan kata, persukuan
dan penulisan nama diri
2.5.3. Penulisan huruf
Dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, penulisan huruf
menyangkut dua masalah, yaitu penulisan huruf besar atau huruf Kapital dan
Penulisan huruf miring.
Penulisan Huruf Kapital
Kaidah penulisan huruf kapital adalah sebagai berikut.
a) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat berupa petikan langsung.
b) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan ha-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk
kata ganti-Nya.
c) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, jabatan, dan pangkat
yang diikuti nama orang.
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
e) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf nama tahun, bulan, hari, hari raya ,
peristiwa sejarah
f) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi
g) Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah, karangan.
h) Huruf kapital dipakai singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali gelar dokter.
10

i) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara , kakak, adik, dan paman yang dipakai
sebagai kata ganti atau sapaan.
Penulisan huruf miring
Kaidah penulisan huruf miring adalah sebagai berikut.
a) Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam karangan.
b) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan
bahasa asing.
2.5.4. Penulisan Kata
a) Gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran, bentuk kata
turunannya itu harus ditulis serangkai.
b) Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
c) Kata depan , di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali jika berupa gabungan kata yang sudah dianggap padu benar, seperti
kepada dan daripada.
d) Partikel pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya karena pun sudah
hampir seperti kata lepas yang berarti saja, kecuali 12 kata yang termasuk
dalam kelompokn kata yang sudah dianggap padu benar.
e) Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian-
bagian kalimat yang mendampinginya.
f) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Angka
digunakan untuk menyatakan (a) ukuran panjang, berat, dan isi, (b) satuan
waktu, dan (c) nilai uang. Selain itu, angka lazim digunakan untuk menandai
nomor jalan, rumah, apartemen. Contoh :
Hotel Sahid Jaya, kamar 125
Bab XV, Pasal 26
5 cm
10 kg
15 jam
Rp10.000,00
g) Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan tiga cara yang berikut.
h) Abad XX atau (b) Abad ke-20 atau (c) Abad kedua puluh
2.5.5. Pemakaian Tanda Baca
11

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yng disempurnakan
mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4)
tanda titik dua, (5) tanda hubung, (6) tanda pisah, (7) tanda elipsis, (8) tanda
tanya, (9) tanda seru, (10) tanda kurung,(11) Tanda petik, (12) Tanda garis miring,
dan (13) Pernyingkat(apostrof)
Kami tidak akan menjelasklan semua, kami hanya akan menjelaskan yang
ada kaitannya dengan penjelasan dalam permasalahan yang akan kami bahas.
Tanda titik
Kaidah Penggunaan Tanda titik sebagai berikut.
(a) Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Misalnya, Hadi N.
(b) Tanda titik dipakai pada singkatan gelar, jabatan, pangkat dan sapaan. Misalnya,
Dr.(doktor), dr.(dokter), Ny.(nyonya)
(c) Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum, yang
ditulis dengan huruf kecil. Misalnya, s.d.(sampai dengan), a.n.(atas nama),
d.a(dengan alamat).
(d) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya 1.150 halaman
(e) Tanda titk tidak digunakan pada singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata
atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata (akronim). Misalnya,
DPR, SMA Negeri XX.
(f) Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang. Misalnya, Rp1.500,00
(g) Tanda titk tidak digunakan di belakang judul yang merupakan kepala karangan.

Garis Miring
Garis miring dipakai untuk menyatakan
(a) Dan atau atau
(b) Per yang artinya tiap
(c) Tahun akademik/tahun ajaran
2.6. Penulisan Unsur Serapan
Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat
dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur yang belum sepenuhnya terserap ke
12

dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle cock, unsur-unsur ini dipakai dalam
konteks bahsa Indonesia, tetapi pengucapannya masih mengikuti cara asing.
Kedua, unsur asing yang pengucapan dalam penulisannya disesuaikan dengan
kaidah bahsa Indonesia diusahakan agar ejaan asing hanya diubah seperlunya hingga
bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.



2.7. Hasil pengamatan
Hasil pengumpulan data yang penulis temukan di internet dan pengamatan lapangan di
Ceger adalah sebagai berikut.
No Gambar dan Analisisis
1.
0
1


1. Penulisan gelar magister sains di Indonesia sebelum 1995 adalah M.S., jadi
penulisan gelar di atas tidak tepat, seharusnya adalah dr.Bambang Priyadi, M.S.
2. Penulisan jalan tidak boleh disingkat menjadi Jl, seharusnya ditulis Jalan atau
Jln. Selain itu antara nomor rumah dengan alamat tidak perlu diberi tanda
hubung sehingga penulisan yang benar adalah Jalan Danau Bratan H2.A 46.
13

3. Kata praktek pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku. Kata praktek
seharusnya ditulis praktik dan orang yang melakukan praktikum disebut
praktikan bukan praktekan.
4. Kata jam menunjukan jangka waktu bukan menunjukkan waktu, seharusnya kata
jam diganti menjadi kata pukul yang menunjukan waktu.
5. Penulisan sampai dengan tidak boleh disingkat s/d karena merupakan bentuk
tidak baku, seharusnya bentuk bakunya adalah s.d. yang berarti sampai dengan.
6. Nama Hari jumat pada gambar di atas tidak baku, seharusnya adalah Jumat.
Hasil Koreksi : dr. Bambang Priyadi, M.S.
Jalan Danau Bratan H2.A 46
Malang
Praktek
Hari : Senin s.d Jumat
Pukul : 06.00 s.d. 07.30 WIB
18.00 s.d. 20.30 WIB
Hari Sabtu dan Minggu Libur



2.
.


1. Kata Iedul Adha tidak tepat untuk digunakan di ragam formal bahasa Indonesia.
bentuk formal bahasa Indonesianya adalah Iduladha bahkan KBBI
menggabungkan kedua kata tersebut.
2. Kata Sholat pada gambar diatas tidak baku, seharusnya salat.
3. Penulisan Jalan tidak boleh disingkat Jl, seharusnya Jalan.
4. Kata Khotib tidak baku, bentuk bakunya adalah Khatib.
14

5. Kata Ustadz pada gambar di atas tidak baku, seharusnya Ustaz dan penulisan
gelar sarjana ekonomi pada gambar di atas kurang tepat, seharusnya adalah S.E.
6. Nama Hari Jumat seharusnya diganti dengan Jumat, dan Jam diganti dengan
Pukul.
7. Kata Musholla juga tidak baku , bentuk bakunya Musala.
8. Penulisan Huruf Kapital yang salah
Hasil Koreksi Hadirilah ! Salat Iduladha 1433 H
Jalan Utan Kayu Raya (depan Gang Mangga, Srikaya, Jeruk)
Khatib : Al Ustaz Abdul Majid S.E.
Hari : Jumat 26 Oktober 2012 Pukul 06.00 WIB
Panitia : Musala Al-Awwabin



3.



1. Kata Laundry di KBBI tidak ada, Laundry dalam bahasa Indonesia digantikan
dengan kata Penatu atau Dobi yang artinya usaha atau orang yg bergerak di
bidang pencucian (penyetrikaan) pakaian.
2. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang mata uang, penulisan
kata Rp. diatas salah bentuk bakunya adalah Rp dan tanda titik digunakan pada
angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan jutaan dan seterusnya.
3. Kata kilo diatas tidak spesifik apakah kilometer atau kilogram, seharusnya ditulis
15

Kilogram atau disingkat menjadi Kg saja.
4. Kata Thamrin city adalah sebuah tempat, sehingga kita tidak bisa
mengoreksinya, seyogianya dalam memberikan sebuah nama tempat ataupun
yang lainnya menggunakan bahasa Indonesia.
5. Kata telepon tidak boleh disingkat, seharusnya ditulis Telepon.
Hasil Koreksi


Penatu kiloan Aje
Bersih & Berkualitas
Antar jemput
Rp8.000,00/Kg
Thamrin city lantai 3a Blok G 15/6
Telepon 081905944060
4.

1. Kata mas di toko tersebut masih berada pada ragam nonformal. Sebaiknya kata
emas lebih tepat digunakan untuk menerangkan apa saja yang dijual di dalam
toko tersebut. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mencatat dua definisi mas
; (1) emas, (2) kata sapaan untuk saudara laki-laki atau laki-laki yang dianggap
lebih tua. Memang KBBI memasukkan mas di dalam entri mereka, namun
definisi emas lebih jelas lagi yang berarti logam mulia berwarna kuning yang
dapat ditempa dan dibentuk. Ini mengindikasikan bahwa posisi kata emas
menjadi resmi karena rujukan kata mas pun diarahkan ke kata tersebut.
2. Nama provinsi Jogjakarta sebenarnya tidak ada, dalam wikipedia dan google
16

kata jogja hanyalah sebutan , dan nama geografisnya adalah Yogyakarta terlihat
dalam singkatan provinsinya yaitu DIY.
3. Penulisan Jalan pada gambar diatas tidak boleh disingkat Jl, seharusnya adalah
Jalan atau jln.
Hasil Koreksi Toko Emas
SEMAR
Yogyakarta
Cab. Jalan Brigjend Katamso 52 (Gondomanan) Yogyakarta
Pusat Jalan Solo 9 (Demangan) Yogyakarta

5.

1. Penggunaan kata praktek pada gambar di atas merupakan kata tidak baku.
Seharusnya diganti dengan praktik yang merupakan kata baku di bahasa Indonesia.
Karena pelajaran praktik adalah praktikum bukan praktekum dan orang yang
melakukan praktikum adalah praktikan bukan praktekan.
2. Pemakaian tanda baca (-) pada gambar di atas salah, karena (-) yaitu tanda hubung
digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagina ungkapan, maksud dari
pembuat papan nama adalah sampai dengan yang seharusnya memakai tanda (--).
Dan seharusnya ditambahin kata Pukul yang dimaksud untuk menunjukkan waktu.
3. Kesalahan penempatan gelar dr. di depan nama rossi, karena dr. itu adalah
menunjukkan profesi seseorang yang memeriksa dan mengobati orang sakit bukan
ahli cuci motor. Selain itu tidak ada sarjana yang bergelar Sp. CM. Penulisan seperti
17

pada gambar diatas tujuannya hanya untuk menarik perhatian para pelanggan.

Hasil Koreksi Rossi
(Spesialis Cuci Motor)
Cuci Salju
Praktik : Pukul 06.0020.00 WIB

6.

1. Kesalahan penempatan kalimat seharusnya tidak perlu ada kata mohon maaf di
awal kalimat peringatan ini dan apabila memang menggunakan kalimat mohon
maaf maka tidak perlu menggunakan tanda () di kata maaf.
2. Dalam hal Pemilihan kata sebaiknya kata tidak bisa diganti dengan kata dilarang
Dan alangkah baiknya kata parkir ditambahkan awalan meng-, sehingga menjadi
memarkir.
3. Seharusnya kata menghalangi bisa dijadikan anak kalimat dengan ditambahkan
kata karena dan ditambahkan objek berupa para pejalan kaki.
Hasil Koreksi Sehingga yang menurut kami yang benar adalah seperti ini, dilarang
memarkir motor di sepanjang trotoar ini karena menghalangi
para pejalan kaki.
18

7.

1. Penggunaan kata Juwal pada gambar di atas merupakan bentuk tidak baku,
seharusnya diganti dengan kata Jual.
2. Penggunaan kata Materiyal tidak tepat, seharusnya bentuk bakunya adalah
Material yang berarti bahan yg akan dipakai untuk membuat barang lain; bahan
mentah untuk bangunan.
Hasil Koreksi Jual Material
Telepon 02748326200






















19

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan
Pekembangan bahasa Indonesia yang baik dan benar di Indonesia saat ini masih
cukup mengecewakan, terutama implementasi bahasa Indonesia yang baik dan benar itu
sendiri. Padahal Bahasa Indonesia yang baik dan benar itu adalah karakter Negara kita dan
merupakan alat atau saran untuk menyatukan setiap individu dari sabang sampai merauke.
Tetapi kenyataannya masih banyak di lingkungan sekitar kita yang tidak memperdulikan dan
mengimplementasikan dengan baik terutama dalam konteks bahasa Indonesia yang benar,
cukup banyak masyarakat yang masih belum mengerti tentang bagaimana ejaan yang benar ,
penulisan kata yang benar, pemilihan kata yang tepat, penyusunan struktur kalimat dan
paragraf yang tepat, terbukti dengan foto-foto yang telah disajikan sebelumnya baik itu
penulisan nama toko, penulisan kalimat peringatan, dan lain sebagainya masih banyak
kesalahan.
.
3.2. Saran
Beberapa saran dari kelompok kami adalah sebagai berikut.
1. Menurut kami perlunya peningkatan informasi tentang materi berbahasa Indonesia yang
baik dan benar, tentunya melalui fasilitas utama yaitu sekolah formal. Peningkatkan ilmu
pengetahuan para guru atau pengajar Bahasa Indonesia melalui pendidikan dan pelatihan
tentang Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dirasa penulis sangat perlu ,
karena selama ini dari SMP sampai dengan sekarang materi seperti ejaan, pemilihan
kalimat, dan lainnya yang disampaikan oleh para guru sedikit berbeda sehingga bisa
membuat muridnya bingung.
2. Selain itu juga masih dalam upaya meningkatkan penyampaian informasi tentang materi-
berbahasa indnesia yang baik dan benar adalah dengan membuka kembali kelas bahasa di
setiap sekolah menengah atas agar bisa mengkaji lebih dalam lagi tentang pelajaran
bahasa Indonesia, karena sekarang kelas bahasa cukup sedikit ditemukan, bahkan di
Jakarta sudah sangat sulit ditemukan.
20

3. Untuk meningkatkan pengimplementasian Bahasa Indonesia yang baik dan benar
menurur kami dengan cara meningkatkan intesitas pemakaian bahasa yang baik dan benar
tersebut di lingkungan tempat pendidikan. Seperti hal nya pada setiap pelajaran para guru
dan para siswa atau mahasiswa harus memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar di
dalam percakapan, sehingga para siswa atau mahasiswa pun tidak aneh dan terbiasa untuk
menggunakannya. Hal ini dianggap perlu karena sebagian waktu para siswa atau
mahasiswa banyak dihabiskan di sekolah atau dikampusnya.
4. Melanjutkan saran yang pertama, selain memiliki pengetahuan yang memadai para guru
terutama dari SD sampai dengan SMA juga harus bisa mengefektifkan dan
mengefisiensikan proses pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran lebih banyak
diarahkan ke hal hal yang lebih bersifat praktis bukan hal-hal yang bersifat teoritis,
sehingga siswanya pun bisa lebih mengerti dan memahami apa yang disebut dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar itu.




















21

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Arifin, E. Zaenal. dan S. Amran Tasai. 2010. Cermat Berbahasa Indonesia. Edisi revisi 2010.
Jakarta: Akademika Pressindo.
Enyusz, Ap Det. 2012. Inilah Kesalahan Berbahasa Indonesia di Tempat
Publik.Aptudetnyus blogspot.November 2012. Diunduh dari
http://aptudetnyus.blogspot.com/2012/11/foto-inilah-kesalahan-berbahasa.html
/09/07/2014.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga 2008. Jakarta: Pusat bahasa.
Sutrisna.2012. Analisis Kesalahan Penggunaan Kata dan Tanda Baca dalam Spanduk dan
Papan Nama di Wilayah Tajur Bogor. Laporan Penelitian. Bogor.Universitas Pakuan.
Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analasis Kesalahan Berbahasa. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen.

Anda mungkin juga menyukai