Indonesia.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keterampilan Menulis Bahasa Indonesia.
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting untuk
dikuasai. Dengan keterampilan menulis, seseorang dapat mengekspresikan gagasan, pendapat, dan
perasaannya secara tertulis. Keterampilan menulis juga diperlukan untuk berbagai keperluan,
seperti menulis laporan, karya ilmiah, surat, dan sebagainya. Makalah ini disusun untuk membahas
tentang keterampilan menulis Bahasa Indonesia. Makalah ini akan membahas tentang pengertian,
komponen, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan menulis. Selain itu, makalah ini
juga akan membahas tentang cara meningkatkan keterampilan menulis. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca tentang keterampilan menulis Bahasa
Indonesia. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa dan
pelajar yang sedang mempelajari keterampilan menulis.
kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa yang akan
datang. kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
untuk dikuasai. Keterampilan menulis memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan
gagasan, pendapat, dan perasaannya secara tertulis. Keterampilan menulis juga diperlukan
untuk berbagai keperluan, seperti menulis laporan, karya ilmiah, surat, dan sebagainya.
3. Mencapai tujuan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1
1. Bagaimana penerapan PUEBI dalam keterampilan menulis Bahasa Indonesia?
2. Bagaimana pentingnya penggunaan diksi dalam keterampilan menulis Bahasa
Indonesia?
C. Tujuan
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Ejaan Serapan: Dalam ejaan serapan, kata-kata dari bahasa asing diadopsi
sesuai dengan aturan ejaan bahasa Indonesia. Contoh, “restoran” bukan
2. Ejaan Singkatan: Singkatan dan akronim harus diikuti aturan ejaan yang
berlaku. Misalnya, “BPK” untuk Badan Pemeriksa Keuangan dan “ASEAN”
untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Unsur-unsur PUEBI Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
mengandung berbagai unsur yang mengatur tata cara ejaan bahasa Indonesia.
3
Unsurunsur utama dalam PUEBI meliputi:
2. Tanda Baca: Pedoman ini mencakup aturan penggunaan tanda baca dalam
bahasa Indonesia, seperti koma, titik, tanda hubung, dan lain-lain.
3. Kata Serapan: PUEBI mengatur ejaan kata-kata serapan dari bahasa asing agar
sesuai dengan aturan bahasa Indonesia.
4. Singkatan dan Akronim: Pedoman ini mencakup aturan ejaan singkatan dan
akronim, seperti ejaan yang benar untuk singkatan lembaga atau organisasi.
5. Ejaan Nama Orang dan Tempat: PUEBI mengatur cara eja nama orang, tempat,
dan unsur geografis lainnya dalam bahasa Indonesia.
penggunaan huruf “e” dan “é,” penggunaan tanda hubung, dan sebagainya.
4
3. Meningkatkan Keterbacaan dan Pemahaman: PUEBI membantu meningkatkan
keterbacaan dan pemahaman teks dalam bahasa Indonesia dengan menetapkan
aturan ejaan yang jelas. Hal ini memudahkan komunikasi yang efektif.
5
I. PEMAKAIAN HURUF
A. Huruf abjad
Abjad yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf kapital dan non
kapital.
B. Huruf kapital
a) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya:
Apa maksudnya?
Dia membaca buku.
b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
c) Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
d) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan
Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
Islam
Alquran
Kristen
Alkitab
e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya.
1
Misalnya:
tahun Hijriah
tarikh Masehi
bulan
Agustus
bulan Maulid
g) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
Misalnya:
C. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o,
dan u.
Contoh :
Huruf vokal Posisi awal Posisi tengah Posisi akhir
Untuk pengucapan (pelafalan) kata yang benar, diakritik berikut ini dapat
2
Kedelai merupakan bahan pokok kecap (kécap).
b. Diakritik (è) dilafalkan [ɛ].
Misalnya:
Misalnya:
D. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu
b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t,v, w, x, y, dan z.
Keterangan: Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan ilmu.
E. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan
gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.
Contoh :
Huruf diftong bunyi
ai santai
au kerbau
ei oi survei
koboi
Contoh :
3
Gabungan huruf Bunyi
konsonan
kh Khusus
ng
Bangun
ny sy
Nyata
Syarat
G. Huruf miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar
yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau
bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang berkunjung ke
1. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagianbagian karangan, seperti judul buku,
bab, atau subbab. Misalnya:
4
2. Penulisan kata
A. Kata Dasar
Misal:
B. Kata Berimbuhan
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai
dengan bentuk dasarnya.
Misal: berkelanjutan
mempermudah gemetar
lukisan kemauan
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misal:
Anak-anak
Cumi-cumi
Biri-biri
D. Gabungan Kata
Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, ditulis
terpisah.
Misal:
5
Duta besar
Kambing hitam
Orang tua
E. Pemenggalan Kata
Misal:
bu-ah
ma-in
ni-at
sa-at
F. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal:
G. Partikel
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misal:
6
Siapakah gerangan dia?
Misal:
Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai lambang bilangan atau nomor.
Misal:
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50),
Misal:
7
K. Kata Sandang si dan sang
Misal:
8
A. Tanda Titik (.)
Misalnya:
Misalnya:
A. Bahasa Indonesia
1. Kedudukan
1. Kedudukan 2. Fungsi
C. Bahasa Asing
1. Kedudukan
2. Fungsi
b. 1. Patokan Umum
1.2 Ilustrasi
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
2. Patokan Khusus
...
Catatan:
1
(1) Tanda titik tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah bertanda kurung dalam suatu
perincian.
Misalnya:
2) bahasa negara ….
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir penomoran digital yang lebih dari satu angka (seperti
pada 2b).
(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau angka terakhir dalam penomoran deret
digital yang lebih dari satu angka dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misalnya:
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
2
Misalnya:
3. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun,
judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan
tempat terbit.
Misalnya:
jumlah.
Misalnya:
Misalnya:
• Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.Kata sila terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa halaman 1305.
• Nomor rekening panitia seminar adalah 0015645678.
(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
ilustrasi, atau tabel.
3
Misalnya:
Misalnya:
Misalnya:
1. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
2. Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa.
Misalnya:
4
Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S-1;
(3) berbadan sehat; dan
(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam kalimat
yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.
Agenda rapat ini meliputi
a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;
b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja;
dan
c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi.
2. Tanda titik dua tidak dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. Tahap penelitian yang harus dilakukan
meliputi
5
a. persiapan,
b. pengumpulan data,
c. pengolahan data, dan
d. pelaporan.
3. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
1. Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh
pergantian baris.
Misalnya:
6
Misalnya:
• anak-anak
• berulang-ulang
• kemerah-merahan
• mengorek-ngorek
1. Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar bangun kalimat.
Misalnya:
2. Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
Misalnya:
7
• Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?
Misalnya:
Catatan:
8
(1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi.
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
2. Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog.
Misalnya:
(2) Tanda elipsis pada akhir kalimat diikuti oleh tanda titik (jumlah titik empat
buah).
J. 1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain. Misalnya:
2. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah,
atau bab buku yang dipakai dalam kalimat.
Misalnya:
9
• Makalah “Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif” menarik perhatian peserta
seminar.
• Perhatikan “Pemakaian Tanda Baca” dalam buku Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia.
2. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan
kata atau ungkapan. Misalnya:
• Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM). Warga baru itu belum
memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
10
• Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat. Misalnya:
2. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung. Misalnya:
Misalnya:
11
• Nomor: 7/PK/II/2013
• Jalan Kramat III/10
• tahun ajaran 2012/2013
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Misalnya:
12
serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti force majeur, de facto, de jure,
dan l’exploitation de l’homme par l’homme. Unsur-unsur itu dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal
ini, penyerapan diusahakan agar ejaannya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu
adalah sebagai berikut. a (Arab, bunyi pendek atau bunyi panjang) menjadi a (bukan o)
mażhab ()مذهب
zalim ()ظالم
‘ajā’ib ()عجائب
13
’i‘ tiqād ()إعتقاد
takrif aa (Belanda)
bal
octaaf oktaf
14
mengungkapkan sebuah cerita. cerita. Agar menghasilkan menghasilkan cerita
yang menarik, diksi atau pilihan kata harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Contoh paragraf :
1) Hari ini aku akan pergi ke pantai bersama teman-temanku. Udara disana
sangat sejuk. Kami bermain bola sampai tak terasa hari sudah sore.
Kamipun pulang tak lama kemudian.
15
di kunyah, dan di telan. Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna
yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi dan kriteria
tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Makna
konotatif berbeda dari zaman-ke zaman. Ia tidak tetap. Misalnya kata
kamar kecil dapat bermakna konotatif jamban, sedangkan makna
denotatif adalah kamar yang kecil
b) Kata Umum dan Kata Khusus Kata umum adalah kata yang acuannya
lebih luas. Kata khusus adalah kata yang acuannya lebih sempit atau
khusus. Misalnya ikan termasuk kata umum, sedangkan mujair
merupakan kata khusus. Contoh lainnya adalah bunga, yang merupakan
kata umum. Sedangkan mawar, melati, kamboja adalah kata khusus.
c) Kata Konkret dan kata Abstrak Kata konkret adalah kata yang acuannya
semakin mudah diserap pancaindera. Contohnya meja, rumah, mobil,
air, cantil, hangat, suara. Sedangkan kata Abstrak adalah kata yang
acuannya tidak mudah di serap pancaindera. Seperti ide, gagasan,
kesibukan, keinginan, angan-angan, kehendak, dan perdamaian.
Pemakaian kata abstrak pada suatu karangan akan menjadikan karangan
tersebut tidak jelas dalam menyampaikan gagasan penulis.
d) Sinonim Sinonim dalah dua kata atau lebih yang pada asasnya memiliki
makna yang sama. Tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman kata
tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan makna. Sinonim
ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat
tertentu sehingga kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaiannya
bentuk- bentuk bentuk kata yang bersinonim bersinonim akan
menghidupkan menghidupkan bahasa seseorang seseorang dan
mengonkretkan bahasa seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat
bahasa itu) akan terwujud. Dalam hal ini, pemakaian bahasa
16
Contohnya adalah kata cerdas dan cerdik. Kedua kata itu bersinonim,
3. Pembentukan Kata
Ada dua cara pembentuka kata, yaitu dari dalam dan luar bahasa
Indonesia. Dari dalam bahasa Indonesia terbentuk kosa kata baru dengan dasar
kata yang sudah ada, sedangkan dari luar terbentuk kata baru melalui proses i
proses serapan. serapan. Dari dala bahsa Indonesia terbentuk kata baru,
misalnya : Tata : tata buku, tata bahasa, tata rias Daya : Daya tahan, daya pukul,
daya tarik Serba : serba putih, serba tahu, serba kuat Dari luar bahasa Indonesia
terbentuk kata-kata melalui kata serapan, misalnya Bank, kredir, televisi.
Katakata serapan adalah kata yang diambil dari bahasa asing.
Hal ini disebabkan oeh lebutuhan kita terhadap nama dan penamaan
benda atau situasi tertentu yang belum dimiliki oleh bahasa Indonesia.
Bentukbentuk serapan itu ada 4 macam, yaitu :
a) Kata yang sudah sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia. Seperti : bank,
opname, golf
d) Kata yang diambil dari istilah tapi tetap seperti aslinya karena sifat
keuniversalannya. Seperti : de facto Status quo Cum laude.
17
Salah : Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Columbia.
Benar : Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia.
b) Penanggalan Awalan ber- berikut bentuk salah yang berikut bentuk
salah yang dan bentuk yang benar da an bentuk yang benar dalam
penanggalan awalan lam penanggalan awalan ber-.
c) peluluhan bunyi /c/ kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi
luluh apabila mendapat awalan meng-. Padahal sesungguhnya bunyi /c/
tidak luluh bila mendapat awalan meng-. Berikut bentuk salah dan
bentuk benar.
18
g) Pemakaian Akhiran ir
Dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran ir- adalah asi-
atau isasi-. Berikut contohnya.
h) Padanan yang tidak serasi Hal ini uncul karena dua kaidah bahasa
bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat. Contohnya sebagai
berikut.
Salah : karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha
lemah memperoleh kredit
Benar : karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit.
i) Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam pemakain sehari hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, pada,
daripada sering dipertukarkan. Berikut bentuk yang salah dan bentuk
yang benar dalam pemakaian kata depan. –
k) Penggunaan Kata
19
Kesimpulan, Keputusan, Penalaran, Pemukiman Berikut contoh bentuk
salah dan bentuk Berikut contoh bentuk salah dan bentuk yang benar.
yang benar.
Salah : Karya ilmiah harus mengandung bab pendahuluan, analisis, dan
kesimpulan.
20
b) Sandy melangkah perlahan. Sebelah tangannya memegang ponsel yang
ditempelkan ke telinga, dan tangan yang sebelah lagi mengayunayunkan
tas tangan kecil merah. Ia mengembuskan napas panjang dengan
berlebihan berlebihan dan mengerutkan mengerutkan kening. (Novel
kening. (Novel Summer in Seoul, oleh Ilana Tan) Kata mengembuskan
seharusnya menjadi menghembuskan karena huruf H tidak luluh jika
diberi awalan.
c) Presiden RISusilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah sudah
menggelontorkan dana sebesar Rp1 triliyun untuk memperbaiki
kapasitas lapas. (Koran Riau Pos) Kata memperbaiki seharusnya
menjadi memerbaiki walaupun kelihatan lebih enak dibaca jika
menggunakan kata memperbaiki, namun salah dalam pembentukan
kata.
C. Kalimat Efektif
21
Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat, padat, jelas lengkap, dan
dapat menyanpaikan informasi secara tepat (Widjono, 2007:160). Kalimat
efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh
si pembaca (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh
pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan dimana kita
berjumpa, apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis(JS
Badudu,1983).
22
kurang benar, yaitu kata saling bermakna lebih dari satu, sedangkan kata
ganti saya untuk satu orang (tunggal) Kalimat yang lebih tepat adalah
Kami saling memaafkan.
23
• Saat berdepat, dia diam tanpa kata. (seharusnya, Saat
berdebat, dia diam)
24
Paman kami belum menikah, Orang malas lewat jalan itu, (2c)
Uang SPP mahasiswa baru dinaikkan tahun ini, (2d) Kata adik
Ibu Ani itu guru yang pandai.
1) Kata yang hampir bersinonim, misalnya kata mantan dan bekas, kata jam dan
pukul, kata melihat menjenguk, dan menonton, kata meninggal, gugur. mati,
dan tewas, dan kata-kata bersinonem yang lain. Kata-kata tersebut memiliki
kemiripan makna, tetapi berbeda dalam penggunaannya. Misalnya, kata jam
25
dan pukul. Kata jam digunakan untuk menunjukan jumlah, sedang kata pukul
menunjukan waktu. Misalnya pada kalimat, Saya berlari satu jam setiap pagi
dan Ujian dimulai pukul 07.00 tepat.
2) Makna rasa dalam kata. Sebuah kata memiliki dua makna, yaitu
makna denotasi dan konotasi. Makna denotasi tidak
menimbulkan rasa, tetapi makna konotasi dapat menimbulkan
rasa, baik yang bersifat positif maupun negatif. Misalnya, kata
kurus, langsing. dan kerempeng Kata kurus tidak menimbulkan
rasa karena bermakna denotasi, tetapi kata langsing dan
kerempeng menimbulkan rasa, yaitu rasa positif (langsing) dan
rasa negatif (kerempeng) Dalam penggunaannya, kata yang
bermakna konotatif perlu diperhatikan. Penulis harus secara
tepat dalam menggunakan kata yang memiliki makna rasa
tersebut. Bila salah dalam menggunakan, dapat menyinggung
perasaan orang lain.
g) Harus Logis
Logis di sini dapat diartikan kalimat tersebut apabila dipikirkan
dapat diterima sesuai logika (rasional) atau ide kalimat masuk akal.
Logis dalam hal ini juga menuntut adanya pola piker yang sistematis
(runtut/teratur dalam perhitungan angka dan penomoran) Misalnya
dalam kalimat Pak lib memberikan tugas tambahan ketika saya tidak
masuk kuliah. Ketidaklogisan kalimat tersebut terletak pada pronominal
saya pada klausa kedua. Kalimat tersebut tidak logis karena tidak
mungkin seorang saya tahu terdapat tugas tambahan sedangkan seorang
saya tidak masuk kuliah pada waktu itu. Kalimat tersebut akan menjadi
logis apabila diubah menjadi Pak lib memberikan tugas tambahan ketika
dia tidak masuk kuliah.
Sebuah kalimat yang sudah tepat strukturnya penggunaan tanda
baca, serta pilihan kata, akan menjadi salah atau tidak efektif apabila
maknanya tidak masuk akal, misalnya kalimat Kucing menyapu
26
halaman atau Kepada Bapak Dekan, waktu dan tempat kami persilahkan
(waktu dan tempat tidak perlu dipersilahkan)
D. Paragraf
Keterampilan menulis paragraf merupakan keterampilan yang sangat komplek,
Dalam menyusun paragraph harus memperhatikan syarat-syarat Dengan baik
yaitu,kesatuan,Kepaduan (koherensi), Dan kelengkapan.
"Paragraf mempunyai beberapa pengertian: 1) Paragraf adalah karangan mini.
Artinya semua unsur karangan yang panjang ada dalam paragraf 2) paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara runtut, logis,
dalam satu kesatuan ide yang tersusun lengkap, utuh, dan padu."
"Paragraf adalah bagian bacaan yang mengungkapkan satu pikiran yang
lengkap. Paragraf umumnya terdiri dari sejumlah kalimat, kalimat- kalimat dalam
paragraf harus saling berkaitan. Apabila kalimat-kalimat tersebut belum berkaitan,
maka kalimat-kalimat tersebut harus disusun terlebih dahulu."Sekalipun tidak
sempurna, paragraf yang terdiri satu kalimat dapat digunakan. Paragraf satu kalimat ini
dapat dipakai sebagai peralihan antarparagraf, sekaligus memperbesar efek dinamika
bahasa. Lebih jauh dari itu, paragraf dapat mendinamiskan sebuah karangan sehingga
menjadi lebih hidup, dinamis, dan energik sehingga pembaca menjadi penuh semangat.
Artinya, paragraf mempunyai fungsi strategis dalam menjembatani gagasan penulis
dan pembaca.
2. Macam-macam Paragraf.
27
a) Paragraf Eksposisi
Eksposisi artinya paparan. Dengan paparan penulis
menyampaikan suatu penjelasan dan informasi. Yangtermasuk jenis
paragraf ini biasanaya adalah makalah, laporan, skripsi, disertasi, dan
buku-buku pelajaran. Contoh 1. Paragraf Eksposisi
Sepanjang beberapa ahad, umat manusia telah menyaksikan
pasang surut peradaban. Sejarah menunjukkan tidak ada satu pun dari
peradaban yang mencapai kejayaan itu bertahan hingga kini. Semua
peradaban tersebut mengalami kejatuhan pasca kejayaannya. Tamaknya
Heraclitos-filosof Yunani di masa klasik ada benarnya. Dia mengatakan
bahwa tidak ada yang abadi, semuanya mengalami perubahan, dan yang
abadi hanya perubahan itu sendiri.
Namun, perubahan itu tidak semata-mata takdir yang tidak
dipahami polanya. Dengan kata lain, perubahan dari kejayaan kepada
kehancuran memiliki pola yang tidak jauh jauh berbeda satu sama lain.
b) Paragraf Narasi
Narasi artinya cerita. Dengan cerita, penulis mengajak pembaca
untuk sama-sama menikmati apa yang diceritakan tersebut. Biasanya
ciri yang dominan dari cerita adalah tokoh, latar, dan tema cerita. Yang
termasuk jenis karangan ini ialah roman, novel, cerpen, dan kisah.
Contoh 2 Paragraf Narasi "Saya ingin hidup seperti manusia lain," tutur
Bahar bin Matar (64), terpidana mati perkara pembunuhan berencana,
pemerkosaan, perampokan, dan penculikan, saat ditemui kompas di
Lembaga Pemasyarakatan Batu di Pulau Nusakambangan, Kabupaten
c) Paragraf Persuasi
Persuasi artinya bujukan. Dengan
persuasi, penulis mempengaruhi pembaca agar mengikuti
kehendaknya. Yang termasuk
28
jenis tulisan ini ialah iklan. Contoh 3 Paragraf Persuasin Bank Mandiri
memberikan perhatian bagi karyawan muda yang baru bekerja di
perusahaan. Karena baru bekerja finansial mereka belum terlalu kuat.
Untuk mereka, Bank Mandiri memberikan kemudahan berupa fasilitas
KPR Angsuran Berjenjang sehingga segera memiliki rumah lewat
kelebihan fasilitas ini. Kelebihannya adalah keringanan angsuran
hingga tiga tahun pertama. Sistem angsuran berjenjang ini bertujuan
untuk membantu cash flow para karyawan muda di tahun-tahun pertama
mereka bekerja.
d) Paragraf Argumentasi
e) Paragraf Deskripsi
Deskripsi artinya lukisan, karangan lukisan adalah jenis
karangan yang menggunakan kata-kata untuk mendeskripsikan sesuatu
keadaan, peristiwa atau orang. Dengan deskripsi tersebut, penulis
mengajak pembaca untuk menikmati dengan panca indra apa yang
dirasakan. Ciri yang ada pada karangan ini ialah detil atau rincian yang
direkam oleh panca indra penulis dinyatakan secara jelas sampai kepada
hal yang sekecil-kecilnya sehingga pembaca ikut merasakan apa yang
29
dialami oleh penulis. Yang dominan, jenis tulisan ini terdapat dalam
karya sastra seperti roman, novel, dan cerpen.. Contoh Paragraf
Deskripsi. Tenang. Udara menepi, Lembut langit, pohon-pohon, dahan
nangka. Ada bintang mengedip. Seribu bintang-dan ia tiba-tiba
tercelungkup, wajahnya lurus. "Lihat-lihat di Timurjauh, Hasnah!
Meskipun tak tampak, tapi dari sanalah dia akan datang......" Kawit
menunjuk, Bulan sabit. Kilauan perak seperti celurit.
"Dia siapa?"
a) Paragraf deduktif
Paragraf deduktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya
terletak pada awal paragraf. Contohnya: Kota Bandung adalah kota
yang paling kami cintai. Kota ini lebih sejuk dari kota lain yang sama
besarnya di Indonesia. Kota ini juga lebih aman dibandingkan kota
lainnya. Kota ini lebih kaya ragam budayanya dibanding kota lainnya
yang sejenis.
b) Paragraf induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya
terletak pada akhir paragraf. Contohnya: Secara ekonomi, kota ini
sangat kondusif untuk berbisnis. Secara budaya, kota ini amat kaya akan
ragam budaya etnis. Penduduknya relatif terbuka terhadap unsur etnis
yang berbeda-beda. Secara geografis, kota ini terletak di darah yang
30
relatif tinggi tetapi tidak terlalu tinggi yang membuat badan kami
membeku seperti es. Artinya, kota ini relatif sejuk. Itulah tiga hal yang
membuat kami merasa amat kerasan tinggal di kota Bandung.
c) Paragraf deduktif-induktif
Deduktif-induktif merupakan paragraf yang kalimat utamanya
terletak pada awal dan akhir paragraf. Contohnya: Faktor ekonomi,
faktor budaya, dan faktor geografislah yang membuat kami amat
kerasan tinggal di kota Paris van Java ini. Secara ekonomis kami merasa
amat mudah mencari sesuap nasi di kota ini. Asal kreatif hampir semua
hal bisa dijadikan mata pencaharian. Secara budaya kami juga mudah
diterima lingkungan masyarakat Sunda, hal bisa dijadikan mata
pencaharian. Secara budaya kami juga mudah diterima lingkungan
masyarakat Sunda, sekalipun kami berasal dari tanah Karo yang terbuka
benar kebudayaannya dengan mereka. Mereka amat terbuka menerima
pendatang dari mana pun. Secara geografis, kami tidak terlalu kaget
dengan hawa kota Bandung yang sejuk, malah kami merasa amat
nyaman dibuatnya. Itulah tiga faktor yang membuat kami lagi-lagi amat
kerasan tinggal di kota Bandung: faktor ekonomi, faktor budaya, dan
faktor geografis.
d) Paragraf tersebar
Paragraf tersebar adalah paragraf yang kalimat atau gagasan
utamanya tersebar pada keseluruhan paragraf. Contohnya: Tiba-tiba
langit Kota Bandung berubah menjadi gelap gulita. Petir
menyambarnyambar. Angin menderu amat kencang, Listrik mati
mendadak. Hujan datang mengguyur amat tiba-tiba. Orang berlarian
mencari perlindungan. Klakson berbagai kendaraan berbunyi serempak.
Mobilmobil saling bertubrukan. Para sopir saling memaki di antara
mereka.
31
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting
untuk dikuasai. Keterampilan ini dapat digunakan untuk menyampaikan informasi,
pendapat, atau gagasan dalam bentuk tulisan. Dalam menulis, penggunaan PUEBI dan
diksi yang tepat sangatlah penting.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
adalah aturan baku yang digunakan dalam penulisan bahasa Indonesia. PUEBI mengatur
penggunaan huruf, kata, kalimat, tanda baca, dan ejaan lainnya. Penggunaan PUEBI yang
tepat dapat membantu penulis untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan mudah
dipahami. Diksi adalah pemilihan kata yang tepat untuk mengungkapkan gagasan.
Pemilihan diksi yang tepat dapat membantu penulis untuk menyampaikan gagasan dengan
lebih efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan keterampilan
menulis bahasa Indonesia:
32
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf, apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Zainal dan Tasai Arifin, E.Zainal dan Tasai S. Amran.2009. S. Amran 2009 Cermat
Berbahasa Jakarta:Akademika Pressindo. Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Universitas Pendidikan Indonesia. 2018. Keterampilan Menulis Paragraf Diakses pada 23 Oktober
2023 dari https://www.studocu.com/id/document/universitas-
pendidikanindonesia/supervisi-pendidikan/keterampilan-menulis-paragraf/45421020
Sunendar, Dadang. 2016. PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
33