Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai
berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat
teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin
terhormat
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
1
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................... 3
L. Belakang .......................................................................................... 3
T. Masalah .......................................................................................... 4
Manfaat .......................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................... 6
Pengertian .......................................................................................... 6
Manfaat ........................................................................................ 13
Kesimpulan .......................................................................................... 16
Saran .......................................................................................... 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat
bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, masalah lain yang perlu kita soroti
yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak bisa
berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang baku
3
Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam
yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan
B. Rumusan Masalah
baik bukan berarti bahasa Indonesia yang baku, namun merupakan suatu
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta
manfaat bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
4
C. Tujuan
dan benar
5
BAB II
PEMBAHASAN
sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa
lawan bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan. Bahasa Indonesia yang
baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam
berbahasa Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi
pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang
tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah
yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa yang harus mengenai
sasarannya tidak selalu perlu bergam baik (Tata Bahasa Baku Bahasa
jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu
juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata benar
dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang
seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja,
nanti jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik
tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”. Pemakaian
6
bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan pemakaian ragam bahasa
Indonesia yang baik, erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti
untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada
hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah
kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan
bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita.
Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita.
Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan
sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara
kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang
dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa.
Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu
saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi,
7
pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah
orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu
lisan. Jika ia menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi
pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng,
atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan
atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita.
Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara
artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang
permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.
rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak
Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain-
8
memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan,
penalaran. Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian bahasa
Indonesia tersebut tidak benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang
baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya
ada beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut :
televisi
Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang
baik dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan
9
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa
Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita
1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian
yang meliputi :
b) Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam
Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat
dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan,
arti.
sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.
Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
10
dihasilkan orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan
yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat
terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan
kalimat ataupun makna untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak
terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian
bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari
atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.
3. Kosakata,
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut
untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik
tulis maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap
kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan).
Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu
tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga
11
melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun
penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan
kawan bicara (jika lisan) atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan
digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin
formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin
digunakan.
4. Ejaan,
tersebut dinamakan tanda baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada
huruf-huruf itu pada akhir suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita
menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga
12
ejaan yang tepat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan
5. Makna
kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak
tepat digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat
digunakan dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar
pemakaian bahasa yang baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang
apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan.
Selain itu, bahasa yang baik itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
13
dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi,
mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita
tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain
yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih
jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal
ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama
kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu,
namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum.
Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau
wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih
makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa
14
2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social,
selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi
dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial
tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada
situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang
berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sasarannya.
B. Saran-Saran
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang
disempurnakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
LPTK
Pustaka
Pustaka
Compugrafi
17
Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam
Bandung: Angkasa
18