Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :
Regina Yuliantina Putri – 0122040057

Dosen Pembimbing :
Denny Oktavina Radianto, S.Pd., M,Pd.

D4 - TEKNIK PERANCANGAN DAN KONSTRUKSI KAPAL


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
(Jl. Teknik Kimia, Keputih, Surabaya 60111)
2022
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................2

BAB II......................................................................................................................3

2.1 Bahasa yang baik dan benar...................................................................3

2.2 Bahasa Indonesia yang baik dan benar..................................................4

2.3 Kesalahan kesalahan umum dalam penggunaan Bahasa Indonesia.......6

2.4 Pengertian Bahasa Indonesia yang baik dan benar................................7

2.5 Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar............................10

2.6 Manfaat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar..........12

2.7 Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari.........14

BAB III..................................................................................................................19

3.1 Simpulan..............................................................................................19

3.2 Saran.....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah ini dengan judul “Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan peranan
untuk membantu saya untuk menyusun makalah ini.

Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun


berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut dapat
teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada yang
terhormat

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat telah mengetahui Bahasa Indonesia yang baik, hal itu dapat di
temui di kehidupan sehari hari. Namun pengenalan istilah saja tidak menjamin
masyarakat untuk memahami konsep dan makna istilah Bahasa Indonesia yang
baik. Hal ini terbukti dengan masyarakat Indonesia cenderung berpendapat bahwa
Bahasa Indonesia yang baik sama dengan Bahasa Indonesia yang baku.

Slogan “pergunakanlah Bahasa Indonesia yang baik dan benar”,


tampaknya mudah di ucapkan namun konsep dan maknanya kurang dapat di
pahami oleh masyarakat luas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian masyarakat
bahwa di segala tempat kita harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baku.
Selain itu, masalah lain yang perlu kita soroti sebagian besar masyarakat
terkadang kurang mampu dalam berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, itu diakibatkan oleh pemahaman masyarakat yang kurang
terhadap Bahasa Indonesia.

Masyarakat Indonesia kebanyakan baru memahami Bahasa Indonesia yang


baik dan benar ketika sudah menginjak usia dewasa dan itu bukan dari kehendak
diri sendiri namun karena keperluan lain, misal nya yaitu untuk memenuhi tugas
ataupun pekerjaan sehingga kurang adanya kemauan diri sendiri. Hal itu yang
mengakibatkan sebagian besar masyarakat di Indonesia tidak dapat berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dengan kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan masyarakat yang


kurang dan terbatas serta kurang nya kesadaran diri sendiri dalam penggunaan
Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian Bahasa Indonesia yang
baik dan benar, cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari serta manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

1
1.2 Rumusan Masalah

Makalah ini berjudul “Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”, maka dari
beberapa penjelasan yang telah di jelaskan oleh peneliti pada latar belakang di
atas. Maka terbentuklah suatu rumusan masalah sebagai berikut :

a. Apa maksud dari Bahasa Indonesia yang baik dan benar.


b. Bagaimana cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Apa saja manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
d. Bagaimana cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulis membuat


makalah ini diantaranya :

a. Mengetahui apa maksud dari Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
b. Mengatahui cara penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c. Mengetahui manfaat dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
d. Mengetahui cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Bahasa yang baik dan benar

Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan situasi. Sebagai alat
komunikasi, bahasa harus dapat efektif dalam menyampaikan maksud kepada
lawan bicara. Karenanya, laras bahasa yang di gunakan pun harus sesuai.

Bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah atau aturan
bahasa yang baku, baik untuk kaidah bahasa baku tertulis maupun lisan. Ciri-ciri
ragam bahasa yang baku adalah sebagai berikut :

a. Penggunaan kaidah tata bahasa normatif.

Misal nya dengan penerapan pola kalimat baku. Contoh : acara itu sedang
kami ikuti dan bukan acara itu sedang kami ikuti.

b. Penggunaan kata-kata baku.

Contoh cantik sekali dan bukan cantik banget, uang dan bukan duit, tidak
mudah dan bukan nggak gampang.

c. Penggunaan ejaan resmi dalam ragam tulis.

Ejaan yang kini sedang berlaku di dalam Bahasa Indonesia adalah


Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Bahasa baku harus
mengikuti aturan ini.

d. Penggunaan lafal bahasa baku dalam ragam lisan.

Meskipun hingga saat ini masih belum ada lafal baku yang telah di
tetapkan secara umum dapat dikatakan bahwa lafal baku adalah lafal yang
bebas dari ciri-ciri lafal dialek setempat atau bahasa daerah. Misalnya “atap”
dan bukan “atep”.

3
e. Penggunaan kalimat secara efektif.

Diluar pendapat umum yang mengatakan Bahasa Indonesia itu bertele-tele,


bahasa baku seharusnya menggunakan komunikasi efektif. Pesan penulis
harus dapat diterima pembaca sesuai dengan aslinya.

2.2 Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai


dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan
bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia yang baik tidak
selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa Indonesia
yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan
penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang mahir menggunakan bahasanya
sehingga maksud hatinya mencapai sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap
berbahasa dengan efektif.

Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan
jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat. Bahasa
yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baik (Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988, halaman
19). Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya,
begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu harus benar, kata
benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita melarang
seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti
jatuh!” Akan terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak
boleh naik ke atas meja, karena nanti engkau bisa jatuh!”.

Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan pemakaian


ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya .(Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988, halaman 20). Kalo
kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik,
erat sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya
kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia.

4
Sepertinya perlu pembahasan tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam
masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan,
situasi, dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa.


Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus
memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab
itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan sudut
pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa
kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda.
Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan
berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak dapat
menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang
sama kepada seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang
berbeda, daya serap seorang anak dengan orang dewasa tentu saja berbeda. Lebih
lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka unsur-unsur
komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian
pesan, dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan
menyampaikan suatu gagasan kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau
pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan
menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia
menggunakan surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah
gagasan yang ingin disampaikan kepada penerima pesan.

Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan
dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi.
Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan atau dijelaskan.
Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua bentuk tertulis
itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu
disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam
pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis permasalahan, jenis cerita, dan
kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

5
2.3 Kesalahan kesalahan umum dalam penggunaan Bahasa Indonesia

a. Kesalahan berbahasa

Pembelajaran Bahasa pada dasarnya adalah proses mempelajari Bahasa.


Dalam mempelajari bahasa tentu tidak luput dari kesalahan. Corder(1990:62)
menyatakan bahwa semua orang yang belajar bahasa pasti tidak luput dari
kesalahan. Ingatlah kesalahan itu sumber inspirasi untuk menjadi benar.

Studi mengenai kesalahan dan hubungan nya mengenai pengajaran bahasa


di galakkan. Sebab melalui kegiatan kajian kesalahan iu dapat di ungkapkan
dengan berbagai hal berkitan dengan kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh
siswa atau pembelajar. Apabila kesalahan-kesalahan itu telah diketahui, dapat
digunakan sebagai umpan balik dalam penyempurnaan pengajaran bahasa.

Hubungan antara pengajaran bahasa dengan berbahasa sangat erat. Bahkan


Tarigan(1990:67) mengatakan bahwa hubungan keduanya ibarat air dengan ikan.
Sebagaimana ikan yang hanya dapat hidup dan berada dalam air begitu juga
kesalahan berbahasa sering terjadi pada pembelajaran bahasa.

Pakar linguistik dan para guru Bahasa Indonesia sepakat bahwa kesalahan
berbahasa pada siswa harus dikurangi dan dihapuskan. Kesalahan berbahasa
merupakan suatu proses yang didasarkan pada analisis kesalahan siswa atau
seseorang yang sedang mempelajari sesuatu, misalnya, bahasa. Bahasa itu bias
Bahasa daerah, Bahasa Indonesia, bias juga Bahasa asing.

Kemampuan berbahasa secara baik dapat dilakukan seseorang dengan cara


mempelajarinya, yaitu dengan berlatih berulang-ulang dengan pembetulan disana-
sini. Proses pembelajaran ini tentu menggunakan strategi yang tepat agar
memperoleh hasil positif.

b. Kesalahan umum yang sering terjadi

6
Bahasa merupakan sistem komunikasi yang kompleks sebagai
penghubung kita dengan lawan bicara kita yang digunakan sehari-hari. Berbahasa
Indonesia yang baik dan benar erat kaitanya dengan pemilihan kata yang tepat dan
di dalamnya terkandung maksud dan tujuan yang ingin disampaikan serta
mengikuti kaidah berbahasa yang baik dan benar.

c. Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik

Berbahasa Indonesia yang baik dapat diartikan pemakian ragam Bahasa


yang serasi dengan sasaranya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang
benar. Ungkapan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam
bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran. Bahasa
yang di ungkapkan harus baku.

Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mempunyai


beberapa konsekuensi logis terkait pemakainya yang sesuai situasi dan kondisi.
Pada suatu kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal, penggunaan Bahasa
Indonesia yang benar menjadi pilihan atau prioritas utama dalam berbahasa.

2.4 Pengertian Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar” dapat diartikan pemakaian


ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah
bahasa yang betul. Ungkapan “Bahasa Indonesia yang baik dan benar” mengacu
ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.
Bahasa yang diucapkan bahasa yang baku.

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa


konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi.
Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan Bahasa Indonesia
yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering
menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian
bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi,
integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering
digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang

7
digunakan menjadi tidak baik. Misalkan dalam pertanyaan sehari-hari dengan
menggunakan bahasa yang baku, berikut contoh nya :

Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang ? Apa yang kamu lakukan
tadi?

Misalkan ketika dalam dialog antara seorang Guru dengan seorang siswa

Pak guru : Rino apakah kamu sudah mengerjakan PR?

Rino : sudah saya kerjakan pak.

Pak guru : baiklah kalau begitu, segera dikumpulkan.

Rino : Terima kasih Pak

Kata yang digunakan sesuai lingkungan social

Contoh lain dari pada Undang-undang dasar antara lain :

Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya


kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perkeadilan.

Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukkan 


bahasa yang sangat baku, dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan
benar.

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar, misalnya, pemakaian ragam


baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil
bila dalam tawar -menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai
bahasa baku seperti ini.

 Berapakah Ibu mau menjual tauge ini?


 Apakah Bang Becak bersedia mengantar saya ke Pasar Tanah Abang dan
berapa ongkosnya.

8
Contoh di atas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar, tetapi
tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-
kalimat itu. Untuk situasi seperti di atas, Berikut kalimat yang lebih tepat.

Misalkan perbedaan dari bahasa indonesia yang benar dengan bahasa gaul
Bahasa Indonesia Bahasa Gaul (nonformal)
Aku, Saya Gue
Kamu Elo
Dimasa depan Kapan kapan
Apakah benar Emangnya benar
Tidak peduli Emang gue pikirin

Dari contoh diatas perbedaan antara bahasa yang baku dan non baku  dapat
terlihat dari pengucapan dan dari tata cara penulisannya. Bahasa indonesia baik
dan benar merupakan bahasa yang mudah dipahami,  bentuk bahasa baku yang
sah agar secara luas masyarakat indonesia berkomunikasi menggunakan bahasa
nasional. Contoh pada naskah sumpah pemuda :

“Kami, putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa


Indonesia”, demikianlah bunyi alenia ketiga sumpah pemuda yang telah
dirumuskan oleh para pemuda yang kemudian menjadi pendiri bangsa dan negara
Indonesia. Bunyi alenia ketiga dalam ikrar sumpah pemuda itu jelas bahwa yang
menjadi bahasa persatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Kita sebagai
bagian bangsa Indonesia sudah selayaknya menjunjung tinggi bahasa Indonesia
dalam kehidupan sehari-hari.

Paragraf dibawah ini cuplikan gaya bahasa yang dipakai sesuai dengan
EYD dan menggunakan bahasa baku atau bahasa ilmiah bukan kata popular dan
bersifat objektif, dengan penyusunan kalimat yang cermat. Dalam paradigma
profesionalisme sekarang ini, ada tidaknya nilai informatif dalam jaring
komunikasi ternyata berbanding lurus dengan cakap tidaknya kita menulis.

9
Pasalnya, selain harus bisa menerima, kita juga harus mampu memberi. Inilah
efek jurnalisme yang kini sudah menyesaki hidup kita.

Oleh karena itu, kita pun dituntut dalam hal tulis-menulis demi penyebaran
informasi. Namun persoalannya, apakah kita peduli terhadap laras tulis bahasa
kita. Sementara itu, yakinilah, tabiat dan tutur kata seseorang menunjukkan asal-
usulnya, atau dalam penegasan lain, bahasa yang kacau mencerminkan kekacauan
pola pikir pemakainya. Buku ini memperkenalkan langkah-langkah pragmatik
yang Anda perlukan agar tulisan Anda bisa tampil wajar, segar, dan enak dibaca

2.5 Penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

a. Pemakaian kata dan kalimat

Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan
serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan
gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai
dengan situasi pembicaraan (seperti: sesuai dengan lawan bicara, topik
pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata yang baku merupakan kata yang
sesuai dengan ejaan (yakni: EYD).

Kalimat yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif harus :

 Mudah dipahami oleh orang lain,


 Memenuhi unsur penting kalimat (minimal ada subjek dan predikat,
terutama untuk ragam tulis).
 Menggunakan kata yang tepat dan serasi.
 Gramatikal (seperti: menggunakan pungtuasi dan kata yang baku.
menggunakan struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata
yang morfologis, menggunakan kata yang sesuai dengan
fungsinya/kedudukannya).
 Rasional (yakni, menggunakan gagasan yang dapat dicerna oleh akal
sehat).

10
 Efisien (menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh  berlebihan).
 Tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan)

b. Pemakaian paragraf dalam Bahasa Indonesia

Paragraf yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah paragraf yang baik.
Paragraf ini harus :

 Mempunyai satu pikiran utama.


 Mempunyai koherensi yang baik (hubungan antar unsurnya sangat erat)
dan semua unsurnya tersusun secara sistematis.
 Menggunakan kalimat yang efektif.

c. Penggunaan bahasa di kalangan pelajar


Penggunan bahasa di kalangan pelajar SD justru sangat sopan dan sangat
jelas tutur katanya walupun masi acak-acakan penempatan bahasa mungkin
karena belum terpengarauh bahasa moderenisasi. Mungkin ketika mereka
beranjak kelas 5 dan kelas 6 mulai terlihat bahasa yang aneh dan mulai memakai
kata-kata yang tidak sopan misalya gue dan elu.Mungkin disebabkan oleh
pengaruh lingkungan tempat tinggal mereka,umumnya mereka menyerap
perkataan orang-orang yang dia lihat maupun mendengar perkatan di televisi
karena sekarang banyak acara-acara televisi yang memasukkan bahasa-bahasa
gaul di dalamnya dan mengikuti tren masa kini. Perkembang bahasa dikalangan
pelajar SD akan terus berkebang sesuai jaman dan tidak pernah hilang karna
zaman terus berkembang dan bahasa pun ikut perkembang.

Penggunaan bahasa justru sangat memprihatinkan banyak bahasa yang


tertinggal padahal banyak bahasa Indonesia yang beraneka ragam seperti bahasa
Sunda,Jawa,Madura dll yang kita kenal justru bahasa yang kita kenal makin
tertinggal atau malah sudah tidak digunakan lagi. Salah satu tulisan bahasa jawa:
Bahasa gaul yang kini meluas di kalangan pelajar sungguh sangat
memperihatinkan karena sudah tidak mengenal kesopanan dalam bertutur kata

11
salah satu yang digemari bahasa gaul yang di ucapkan oleh pelajar ataupun anak
muda jaman sekarang, yaitu “pede aja lagi”,”so what gitu loh”, “cape dech”.

Ataupun dalam berbicara atau bertutur kata dengan seseorang anak muda
dan pelajar menggunakan bahasa gaul sebagai pola hidup yang wajar di ucapkan
walaupun kata-katanya tidak baku.
 Misal contohnya : kata ”pede aja lagi”
 Istilah lain dalam penggunaan huruf : Cantik@kece
 Ataupun dalam Bahasa inggris : “Soriy@-sori

Ungkapan kata-kata diatas mungkin salah satu kata moderenisasi yang di


buat oleh anak muda dan masyarakat. Beda halnya dengan anak Sekolah
Menengah Atas yang menggunakan bahasa Indonesia dengan mecampur adukan
bahasa gaul dan bahasa inggris,karna di masa-masa SMA para remaja mulai
memasuki kehidupan yang lebih dewasa dan akan membaur oleh masyarkat luas
jadi tidak heran kalau pelajar SMA lebih tau banyak menggnakan bahasa
moderenisasi.

Dalam berkomunikasi pelajar sering juga menggunakan bahasa isarat dan


bahasa tubuh tetapi yang lebih di di gunakan bahasa isarat misalnya ketika
perempuan berdiam diri dan tidak mau bicara itu tandanya perempuan itu sedang
ada masalah/lagi sedih, Laki-laki dengan mata merah dan wajah yang penuh
emosi itu pertanda kalau ia sedang marah dan meunjukkan kemurkaannya.
Dengan kata lain bahasa Indonesia arus lebih di utamakan karena kalau tidak
bahasa Indonesia lama kelaman akan tidak dipakai dan hilang keasliannya sebagai
bahasa Indonesia.

Upaya yang harus dlakukan oleh remaja untuk menjadikan bahasa


Indonesia melekat dalam kehidupan remaja Indonesia yang baik ialah Remaja
Indonesia harus belajar mencintai bahasa Indonesia Bahasa Indonesia harus di
ucapkan secara baik dan benar tidak ditambah tambahkan Bahasa Indonesia di

12
gunakan sebagai sarana untuk memudahkan bahasa asing. Bahasa Indonesia lebih
dicintai dan digemari daripada bahsa lainnya Remaja Indonesia harus lebih tekun
dalam mempelajari bahasanya.

2.6 Manfaat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

a. Mempermudah dalam berkomunikasi

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.


Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang
dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud
kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah
memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin
menyampaikan gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat
orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain.
Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam
hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama
kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita.
Pada saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga
mempertimbangkan apakah bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain
atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita mendengar istilah “bahasa yang
komunikatif”.
Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat
pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh
masyarakat umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata

13
rumah atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap
lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau
makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan,
nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

b. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi


Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan
pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan
dengan orang-orang lain.
Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien
melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap
orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya,
serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari
sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-
tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap
individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).
Cara berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi,
berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.

2.7 Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar di dalam kehidupan


sehari-hari harus sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya
dalam situasi nonformal seperti di warung, di pasar, di rumah dan lain- lain
hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat. Contohnya,
“ Berapa nih, Bu, ikannya ? “

14
Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain,
menggunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan
kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti kaidah ejaan, kaidah pembentukan
kata, kaidah penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran. Jika kaidah –
kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak
benar atau tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan juga mengikuti
kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia dapat digunakan
dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain sebagai berikut :

a. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan
yang disampaikan
b. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana
tempat, atau waktu bahasa
c. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan,
pekerjaan dan kedudukan
d. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio,
televisi
e. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum
rapat, televisi, radio, dan surat

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang
baik dan benar yang berarti pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar. Ungkapan
bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita
menggunakan bahasa Indonesia yaitu :

a. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian
yang meliputi :

15
 Fonetik, adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-
bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari
bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap
manusia.
 Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang
dalam fungsinya sebagai pembeda arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat
dihasilkan oleh alat ucap serta bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka
dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki kemungkinan-kemungkinan,
bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

b. Tata bahasa (kalimat)

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena


sudah terlalu banyak definisi kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa.
Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah kalimat-kalimat yang klita
hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal). Selain
itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan
orang lain. Dengan kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa
Indonesia dengan baik agar kita dapat menghasilkan kalimat-kalimat yang
gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat mengenali
kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu
pernyataan merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan
subjek. Jika dituliskan, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan tersebut adalah pengertian
kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna untuk
kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam
pemakaian bahasa. Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama
ragam lisan terdapat tuturan yang hanya terdiri dari atas unsur subjek saja,
predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

c. Kosakata

16
Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut
untuk memilih dan menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa
membedakan antara ragam bahasa baku dan ragam bahasa tidak baku, baik tulis
maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur terhadap kawan
bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu
antara lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak
dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini
disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai kemampuan
memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan
bermacam ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh
melalui proses belajar, baik melalui pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan
penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa penutur itu kurang luas
pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan)
atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi
atau apa yang dikenal bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara,
akan makin resmi dan berarti makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang
digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

d. Ejaan

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang


digunakan untuk membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan.
Segala macam tanda tersebut untuk menggambarkan perhentian antara ,
perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda tersebut
dinamakan tanda baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan
bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan
tanda-tanda baca dan sebagainya, tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana
memotong-motong suku kata, bagaimana menggabungkan kata-kata, baik dengan
imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata. Pemotongan itu harus
berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir
suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di

17
sana. Kecuali itu, penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang
harus diperhatikan dalam penulisan dengan ejaan yang tepat. Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan
lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-
lambang itu (pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.

e. Makna

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan


kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat
digunakan kata-kata yang bermakna konotatif (kata kiasan tidak tepat digunakan
dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah pemakaian
bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. Kriteria pemakaian bahasa yang
baik adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai dengan kebutuhan
komunikasi. Pemilihan ini bertalian dengan topik apa yang dibicarakan, tujuan
pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau lisan) atau orang yang akan
membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik itu
bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata
nilai masyarakat kita.

18
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dan penjelasan kutipan diatas, dapat kita


simpulkan berdasarkan pemecahan rumusan masalah dari bagian pembahasan
sebagai berikut :

Pertama kita dapat mengetahui pengertian dari Bahasa Indonesia yang


baik yaitu Bahasa Indonesia yang penggunaanya sesuai dengan situasi dan kondisi
dengan memperhatikan ragam bahasa yang serasi dengan sasaranya.

Kedua pembaca dapat menyimpulkan bahwa cara menggunakan Bahasa


Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari yaitu dengan
menggunakan bahasa yang baku dengan kaidah ejaan atau ejaan pedoman umum
ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Ketiga pembaca dapat menyimpulkan bahwa manfaat yang kita dapatkan


dari penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar yaitu mempermudah
dalam berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan masyarakat.

3.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, kita harus menggunakan Bahasa Indonesia


yang baik dan benar dengan cara menggunakan bahasa yang baku dengan kaidah
ejaan yang benar atau yang sesuai dengan ejaan Bahasa Indonesia yang sedang
berlaku semua itu agar kita dapat berkomunikasi dan beradaptasi di lingkungan
masyarakat.

Selain itu di harapkan setiap teori – teori dan materi – materi yang
berkaitan dengan makalah ini dapat di kembangkan dan di analisis lebih lanjut
lagi agar pengembangan ilmu pengetahuan tentang Bahasa Indonesia yang baik
dan benar bisa lebih lengkap dan sempurna lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta:
Balai Pustaka.

Badudu, J.S, 1985, Cakrawala Bahasa Indonesia I, Gramedia, Jakarta.

Charli, Lie. 1999. Bahasa Indonesia yang Baik dan Gimana Gitu….Jakarta:
Gramedia Pustaka

http://tunas63.wordpress.com/2008/10/26/bahasa-indonesia-yang-baik-dan-
benar/

http://david-laisina.blogspot.com/2010/10/contoh-fungsi-bahasa-sebagai-
alat.html

http://vhi3y4.wordpress.com/2010/02/27/contoh-menggunakan-bahasa-
indonesia-secara-baik-dan-benar/

20

Anda mungkin juga menyukai