Anda di halaman 1dari 11

Makalah Bahasa Indonesia

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM

KEHIDUPAN SEHARI-HARI

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbingan-
Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana. Dan tidak lupa syalawat serta salam
diucapkan kepada junjungan Nabi besar kita Muhammad AS, yang telah membawa kita dari alam
kegelapan menuju alam yang terang-benderang. Makalah yang berjudul “Pengunaan Bahasa Indonesia
Dalam Kehidupan Sehari-Hari” Ini sebagai pemenuhan tugas dari Dosen Pembina Bahasa Indonesia.

Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.
DAFTARNYA ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ...…………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 4

1.3 Batasan Masalah ………………………………………………………. 5

1.4 Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 5

1.4.1. Tujuan Umum ………………………………………………………. 5.

1.4.2 Tujuan Khusus ………………………………………………………. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ……………………………………………………… 7

3.1 Pengertian Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar ………………………….. 7

3.2 Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari ……………… 8

3.3 Manfaat Penggunaan bahasa Indonesia ……………………………………….. 12

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………... 14

4.1 Kesimpulan …………………………………………………….. 14

4.2 Saran-Saran ……………………………………………………… 14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat secara luas dalam kehidupan sehari-
hari. Namun pengenalan istilah tidak menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa
Indonesia yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat berpendapat bahwa
bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar.
Slogan “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”, tampaknya mudah diucapkan, namun
maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat
kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, masalah lain yang perlu kita soroti
adalah sebagian besar orang terkadang sulit untuk melakukan komunikasi yang interaktif satu sama lain,
bukan berarti karena mereka tidak bisa berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia
yang baku dan bahasa indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin tersampaikannya maksud dan
tujuan kepada lawan bicara. Sehingga dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya
dapat dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.

Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan masyarakat masih kurang tepat dan
terbatas berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-
hari. Di dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa Indonesia yang baik, cara
berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan
bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Bahasa Indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa yang sangat dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia yang baik bukan berarti bahasa Indonesia yang baku, namun
merupakan suatu susunan bahasa yang dikemas secara fleksibel untuk mempermudah berkomunikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita perlu mengetahui dan menguasai bahasa Indonesia yang
baik, dengan mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-
hari, serta manfaat bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam merumuskan masalah tidak menyimpang dari judul yang dibuat, maka penulis perlu
melakukan pembatasan masalah untuk mempersempit ruang lingkup sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
2. Bagaimana cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-
hari ?

3. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia ?

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri dari :

1.4.1 Tujuan Umum

Dapat mendiskripsikan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4.2 Tujuan khusus

1. Dapat menjelaskan cara menggunakan bahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari

2. Dapat menjelaskan manfaat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Untuk mempelajari bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari ada dua hal yang harus diperhatikan,
yakni penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Bahasa
Indonesia yang baik menurut Suharianto (1978 : 18); Moeliono (1988 : 19); dan Arifin (1993 : 9) adalah
bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan norma-norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya,
dalam situasi santai dan akrab seperti di pasar, di warung kopi, di meja makan saat makan bersama,
hendaknya digunakan bahasa Indonesia yang santai tidak terlalu terikat oleh aturan-aturan atau kaidah-
kaidah kebahasaan. Dalam situasi resmi atau formal, misalnya : dalam kuliah, seminar, pidato, dan lain-
lain hendaknya digunakan bahasa Indonesia ragam formal, yang selalu memperhatikan kaidah-kaidah
kebahasaan. Itu berarti, bahasa Indonesia yang baik hendaknya memperhatikan situasi kebahasaan,
dimana, kapan, dengan siapa bahasa itu digunakan.

Disisi lain, Arifin (1993 : 10) mengatakan bahwa bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia
yang digunakan sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa yang berlaku. Kaidah bahasa Indonesia
meliputi kaidah ejaan, pembentukan kata, penyusunan kalimat, penyusunan paragraph, dan kaidah
penalaran. Jika semua kaidah itu ditaati secara seksama dan konsisten, pemakaian bahasa Indonesia itu
dikatakan benar. Bila sebaliknya, pemakaian bahasa itu dianggap tidak benar. Dengan demikian, bahasa
Indonesia yang baik dan benar adalah penggunaan bahasa Indonesia yang memperhatikan norma-
norma kemasyarakatan atau situasi yang berlaku. Jika situasi formal, bahasa yang dipakai sesuai dengan
kaidah kebahasaan yang berlaku dan bila situasi non formal cukup digunakan ragam santai atau ragam
non baku.

Dari penjelasan tersebut kita perlu memperhatikan cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Karna seperti yang diketahui dalam kehidupan sehari-hari banyak masyarakat yang tidak
menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. Misalnya, dalam hal berkomunikasi disuatu
tempat, masyarakat lebih sering menggunakan bahasa yang tidak baku dari pada bahasa yang baku. Itu
terjadi karna suatu kebiasaan dari kecil atau faktor dari lingkungan tempat ia tinggal.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang sesuai dengan tempat tempat
terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topic pembicaraan.
Bahasa Indonesia yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam berbahasa
Indonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan
jenis pemakaian bahasa. Orang yang mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai
sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif. Pemanfaatan ragam yang tepat
dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik
atau tepat. Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baik (Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1988, halaman 19). Jadi jika kita berbahasa
benar belum tentu baik untuk mencapai sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik
belum tentu harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku. Contohnya jika kita
melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, “Hayo adek, nggak boleh naik meja, nanti jatuh!” Akan
terdengar lucu jika kita menggunakan bahasa baku, “Adik tidak boleh naik ke atas meja, karena nanti
engkau bisa jatuh!”. Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan pemakaian ragam
bahasa yang serasi dengan sasarannya .(Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1988, halaman 20).

Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa Indonesia yang baik, erat sekali
hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja
ragam bahasa yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu pembahasan tersendiri mengenai
hal itu. Jadi yang penting dalam masalah “yang baik dan benar” kali ini adalah kita tetap berbahasa
sesuai keadaan, situasi, dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa kita
harus memperhatikan sasaran bahasa kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan
menyampaikan bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial, lingkungan
sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita berbahasa kepada
anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk
lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat disamakan. Kita tidak
dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan, misalnya, dengan bahasa yang sama kepada
seorang anak SD dan kepada orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan
orang dewasa tentu saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan aspek komunikasi, maka
unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan,
dan penerima pesan. Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan kepada
penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung pada media yang digunakannya. Jika
pengirim pesan menggunakan telepon, media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan
surat, media yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin disampaikan kepada
penerima pesan.

Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim pesan dapat berupa penulis artikel
atau penulis cerita, baik komik, dongeng, atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang
ingin disampaikan atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita. Semua
bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara artikel atau cerita itu disampaikan
tentu disesuaikan dengan pembaca yang dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan
jenis permasalahan, jenis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

3.2 Menggunakan Bahasa Indonesia Dalam Kehidupan Sehari-hari

Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dalam kehidupan sehari-hari harus
sesuai dengan norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya dalam situasi nonformal seperti di warung,
di pasar, di rumah dan lain- lain hendaknya menggunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat.
Contohnya, “ Berapa nih, Bu, ikannya ? “.

Sedangkan pada situasi formal seperti kuliah, seminar, rapat dan lain- lain, menggunakan bahasa
Indonesia yang resmi dan formal serta memperhatikan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku, seperti
kaidah ejaan, kaidah pembentukan kata, kaidah penyusunan kalimat dan kaidah penataan penalaran.
Jika kaidah – kaidah bahasa kurang ditaati, maka pemakaian bahasa Indonesia tersebut tidak benar atau
tidak baku. Jadi, berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan juga mengikuti kaidah bahasa yang benar. Agar penggunaan bahasa Indonesia
dapat digunakan dalam berkomunikasi di lingkungan masyarakat, ada beberapa langkah yang perlu
dilakukan antara lain sebagai berikut :
1. Isi atau makna, yaitu berhubungan dengan pikiran, gagasan atau perasaan yang disampaikan

2. Keadaan pemakaian bahasa, yaitu yang berhubungan dengan suasana tempat, atau waktu bahasa

3. Khalayak/sasaran, yaitu yang berkenaan dengan usia, kelamin, pendidikan, pekerjaan dan
kedudukan

4. Sarana saluran yang digunakan, umpamanya melalui telepon, radio, televisi

5. Cara berhubungan langsung atau tidak langsung, misalnya melalui forum rapat, televisi, radio, dan
surat

Untuk itu ada baiknya kita tetap harus selalu berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang berarti
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa
yang benar. Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebaliknya mengacu ke ragam bahasa yang
sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.

Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita menggunakan bahasa Indonesia
yaitu :

1. Tata bunyi (fonologi), fonologi pada umumnya dibagi atas dua bagian yang meliputi :

· Fonetik, adalah ilmu yang menyelidiki dan menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam
tutur, serta mempelajari bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap manusia.

· Fonemik, adalah ilmu yang mempelajari bunyi atau ujaran yang dalam fungsinya sebagai pembeda
arti.

Kalau dalam fonetik kita mempelajari segala macam bunyi yang dapat dihasilkan oleh alat ucap serta
bagaimana tiap-tiap bunyi itu dilaksanakan, maka dalam fonemik kita mempelajari dan menyelidiki
kemungkinan-kemungkinan, bunyi-bunyi yang dapat mempunyi fungsi untuk membedakan arti.

2. Tata bahasa (kalimat),

Masalah definisi atau batasan kalimat tidak perlu dipersoalkan karena sudah terlalu banyak definisi
kalimat yang telah dibicarakan oleh ahli bahasa. Yang lebih penting untuk diperhatikan ialah apakah
kalimat-kalimat yang klita hasilkan dapat memenuhi syarat sebagai kalimat yang benar (gramatikal).
Selain itu, apakah kita dapat mengenali kalimat-kalimat gramatikal yang dihasilkan orang lain. Dengan
kata lain, kita dituntut untuk memiliki wawasan bahasa Indonesia dengan baik agar kita dapat
menghasilkan kalimat-kalimat yang gramatikal dalam komunikasi baik lisan maupun tulis, dan kita dapat
mengenali kalimat-kalimat yang dihasilkan orang lain apakah gramatikal atau tidak. Suatu pernyataan
merupakan kalimat jika di dalam pernyataan itu terdapat predikat dan subjek. Jika dituliskan, kalimat
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Pernyataan
tersebut adalah pengertian kalimat dilihat dari segi kalengkapan gramatikal kalimat ataupun makna
untuk kalimat yang dapat mandiri, kalimat yang tidak terikat pada unsure lain dalam pemakaian bahasa.
Dalam kenyataan pemakaian bahasa sehari-hari terutama ragam lisan terdapat tuturan yang hanya
terdiri dari atas unsur subjek saja, predikat saja, objek saja, atau keterangan saja.

3. Kosakata,

Dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, kita dituntut untuk memilih dan
menggunakan kosa kata bahasa yang benar. Kita harus bisa membedakan antara ragam bahasa baku dan
ragam bahasa tidak baku, baik tulis maupun lisan. Ragam bahasa dipengaruhi oleh sikap penutur
terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca (jika dituliskan). Sikap itu antara
lain resmi, akrab, dingin, dan santai. Perbedaan-perbedaan itu tampak dalam pilihan kata dan penerapan
kaidah tata bahasa. Sering pula raga mini disebut gaya. Pada dasarnya setiap penutur bahasa mempunyai
kemampuan memakai bermacam ragam bahasa itu. Namun, keterampilan menggunakan bermacam
ragam bahasa itu bukan merupakan warisan melainkan diperoleh melalui proses belajar, baik melalui
pelatihan maupun pengalaman. Keterbatasan penguasaan ragam/gaya menimbulkan kesan bahwa
penutur itu kurang luas pergaulannya. Jika terdapat jarak antara penutur dengan kawan bicara (jika lisan)
atau penulis dengan pembaca (jika ditulis), akan digunakan ragam bahasa resmi atau apa yang dikenal
bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara, akan makin resmi dan berarti makin tinggi
tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.

4. Ejaan,

Dalam bahasa tulis kita menemukan adanya bermacam-macam tanda yang digunakan untuk
membedakan arti sekaligus sebagai pelukisan atas bahasa lisan. Segala macam tanda tersebut untuk
menggambarkan perhentian antara , perhentian akhir, tekanan, tanda Tanya dan lain-lain. Tanda-tanda
tersebut dinamakan tanda baca. Ejaan suatu bahasa tidak saja berkisar pada persoalan bagaimana
melambangkan bunyi-bunyi ujaran serta bagaimana menempatkan tanda-tanda baca dan sebagainya,
tetapi juga meliputi hal-hal seperti: bagaimana memotong-motong suku kata, bagaimana
menggabungkan kata-kata, baik dengan imbuhan-imbuhan maupun antara kata dengan kata.
Pemotongan itu harus berguna terutama bagaimana kita harus memisahkan huruf-huruf itu pada akhir
suatu baris, bila baris itu tidak memungkinkan kita menuliskan seluruh kata di sana. Kecuali itu,
penggunaan huruf kapital juga merupakan unsur penting yang harus diperhatikan dalam penulisan
dengan ejaan yang tepat. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkan lambing-lambang bunyi-ujaran dan bagaimana inter-relasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa disebut ejaan.

5. Makna,

Pemakaian bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan
tuntutan makna. Misalnya, dalam bahasa ilmu tidak tepat digunakan kata-kata yang bermakna konotatif
(kata kiasan tidak tepat digunakan dalam ragam bahasa ilmu). Jadi, pemakaian bahasa yang benar adalah
pemakaian bahasa yang sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa. Kriteria pemakaian bahasa yang baik
adalah ketepatan memilih ragam bahsa yang sesuai dengan kebutuhan komunikasi. Pemilihan ini
bertalian dengan topik apa yang dibicarakan, tujuan pembicaraan, orang yang diajak berbicara (kalau
lisan) atau orang yang akan membaca (kalau tulis), dan tempat pembicaraan. Selain itu, bahasa yang baik
itu bernalar, dalam arti bahwa bahasa yang kita gunakan logis dan sesuai dengan tata nilai masyarakat
kita.

3.3 Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia

1. Mempermudah dalam komunikasi,

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila
ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-
orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama
warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa
depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita
sudah memiliki tujuan tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan gagasan
yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita, kita
ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi,
dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita
menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada
saat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah
bahasa yang kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, seringkali kita
mendengar istilah “bahasa yang komunikatif”. Misalnya, kata makro hanya dipahami oleh orang-orang
dan tingkat pendidikan tertentu, namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat
umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah atau wisma. Dengan kata lain,
kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-
kata griya atau makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa keilmuan, nuansa
intelektualitas, nuansa tradisional.

2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social,

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-pengalaman
itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat
dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan
tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat
melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan
untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang
sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5). Cara berbahasa tertentu
selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada
saat kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan menggunakan bahasa yang
berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan
teman-teman dan menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita hormati.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan, yaitu :

1. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang pemakaiannya sesuai dengan situasi dan
kondisi dengan memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya.

2. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menggunakan
bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.

3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah
mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan
bermasyarakat.

4.2 Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau
ejaan yang disempurnakan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. Dkk. 2003, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi-2. Jakarta: Balai Pustaka

Arifin, Zaenal, 2006. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akapress

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Jakarta: Gramedia

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta

Effendi, S. 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar. Jakarta: Pustaka Jaya

Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat. Jakarta: P2 LPTK

Moeliono, Anton. 1988. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prihartini, Niniek. Ejaan Yang Disempurnakan. Surabaya: Mitra Jaya Compugrafi

Sabariyanto, Dirgo. 1999. Kebakuan dan Ketidakbakuan Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta:
Mitra Gama Widya

Sugono, Dendy. 1989. Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Priastu

Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Anda mungkin juga menyukai