KONTRASTIF
Dosen Pengampu
Disusun Oleh :
Salman Imaduddin/201621500321
Anifa Novitasari/201621500328
Siti Rahmawati/201621500362
Tya Setiawati/201621500
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada beginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa dengan judul
Metodologi Analisis Kontrastif (ANAKON) Pedagogis Analisis Kontrastif
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa : ibu Jatut Yoga Prameswari, M.Pd. yang
telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis menuliskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan metodologi analisis kontranstif?
2.
3.
C. TUJUAN PENULISAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui pengertian metodologi analisis kontransif.
2.
3.
D. KEGUNAAN MAKALAH
Makalah ini disusun dengan harapan agar dapat memberikan kegunaan baik secara
teoretik maupun praktik.Secara teoretik, makalah ini berguna sebagai pengetahuan
mengenai metodologi analisis kontranstif. Secara praktis, makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan konsep keilmuan
serta pemahaman khususnya mengenai metode dan langkah-langkah analisi
kontransif beserta aplikasinya.
2. Pembaca atau guru, sebagai media informasi dan pengetahuan mengenai metode
dan langkah-langkah analisis kontransif, baik secara teoretik maupun praktik
BAB II
PEMBAHASAN
Model 2
Kompetensi B1
Kesalahan Eksplanasi
Kompetensi B2
Menurut model 2, kompetensi B1 dan B2 siswa dideskripsikan. Dari hasil
pendeskripsian tersebut diperoleh kesalahan-kesalahan berbahasa. Temuan ini dijelaskan
sewaktu guru membelajarkan siswa sehingga siswa tidak mengulangi kesalahan-
kesalahan tersebut
Model 3
Kompetensi B1
Analisis Konstrastif Eksplanasi
Kompetensi B2
Dalam model ini, kompetensi siswa dalam B1 dan B2 diperbandingkan. Hasil
perbandingan tersebut dijelaskan. Penjelasan mencakup unsur-unsur yang sama dan
unsur-unsur yang berbeda, yang terdapat dalam B1 dan B2. dari penjelasan ini akan dapat
dibuktikan benarkah bahwa kompetensi B1 akan berpengaruh terhadap kompetensi B2
yang sedang dipelajari. Ketiga model ini dikemukakan di sini sebagai bukti
perkembangan analisis kontrastif. Dengan demikian, guru diharapkan tidak terjebak
dalam salah satu hipotesis analisis kontrastif, melainkan berpandangan luwes
sebagaimana kasus yang dihadapinya dalam pembelajaran B2/BA.
Para penganut hipotesis, aliran keras memiliki tujuh pendapat berikut yang
menjadi hipotesisnya ( Pateda, 1989:24). :
1. Kesalahan berbahasa peserta didik dalam mempelajari bahasa kedua sebagian
besar disebabkan oleh adanya pengaruh bahasa pertama atau interferensi bahasa
ibu pada bahasa yang dipelajari.
2. Unsur – unsur yang serupa antara bahasa ibu dengan bahasa yang dipelajari tidak
menimbulkan kesalahan berbahasa peserta didik.
3. Unsur –unsur yang berbeda antara bahasa ibu dengan bahasa yang dipelajari
menimbulkan kesulitan bagi peserta didik.
4. Persamaan antara bahasa ibu dengan bahasa dipelajari dan perbedaan antara
keduanya ditemukan melalui usaha membandingkan kedua bahasa tersebut.
5. Hasil perbandingan itu dipakai untuk meramalkan kesulitan yang akan dialami
peserta didik yang perwujudan itu kesulitan dapat diketahui melalui kesalahan
berbahasa yang dilakukan oleh peserta didik.
6. Bahan pelajaran yang disusun berdasarkan butir (1)-(5) itu merupakan bahan ajar
yang lebih efisien atau lebih tepat juga dibandingkan dengan bahan ajar yang
tidak didasarkan pada butir (1)-(5).
7. Disamping untuk meramalkan kesalahan berbahasa peserta didik, hasil
perbandingan antara bahasa ibu dengan bahasa yang dipelajari itu dapat dipakai
untuk menentukan hierarki kesulitan dalam mempelajari bahasa kedua.
Adapun para penganut hipotesis aliran lunak memiliki pendapat yang berbeda.Para
penganut hipotesis aliran lunak berpendapat bahwa bahasa ibu tidak terlalu berpengaruh
terhadap bahas yang dipelajari peserta didik. Menurut penganut hipotesis aliran lunak
hal-hal yang memengaruhi peserta didik dalam mempelajari bahasa kedua adalah: (1)
tingkat penguasaan bahasa peserta didik, (2) keberhasilan guru dalam membimbing
peserta didik, (3) kejelasan materi yang disampaikan guru, dan (4) lingkungan tempat
peserta didik mempelajari bahasanya. Semakin tinggi tingkat pengusaan peserta didik
dalam mempelajari bahasa kedua, hasilnya juga semakin tinggi.Semakin baik guru dalam
membimbing peserta didik, hasilnya juga semakin baik.Demikian juga penjelasan
guru.Semakin jelas keterangan yang diberikan guru dan materi yang disampaikan guru
hasil pembelajaran juga semakin baik.Lingkungan juga memengaruhi peserta didik dalam
memepelajari bahasa keduanya. Artinya, jika peserta belajar pada lingkungan yang
mendukung, misailnya lingkungan yang menggunakan bahasa yang dipelajari, peserta
didik itu akan cepat menguasai bahasa yang dipelajarinya.