Anda di halaman 1dari 14

Ruang Lingkup Penelitian Sastra Banding

Konsep Pengaruh Dalam Sastra Banding : Asli, Terjemahan, dan Tradisi


Intertekstualitas dan Sastra Banding

oleh kelompok 2 :

Amalia Islamiyati/201621500339
Anifa Novitasari/201621500328
Bayti Aljannah/201621500332
Ilham Fajar/201621500401
Nur Jemma/201621500333

Dosen Pengampu :

Ni Wayan Ayu Permata Sari, M.Pd.


Ruang Lingkup Penelitian Sastra Banding
Menurut Endraswara (2011: 95) ruang lingkup sastra bandingan lebih luas dari pada
ruang lingkup sastra nasional, baik secara aspek geografis maupun bidang
penelitiannya

sastra bandingan dapat digolongkan ke dalam empat


bidang utama, yaitu:

1. Kajian yang bersifat komparatif


2. Kajian bandingan histories
3. Kajian bandingan teoritik
4. Kajian antardisiplin ilmu
Tiga lingkup sastra bandingan, yaitu:
1. Bandingan sastra lisan
2. Bandingan sastra tulis
3. Bandingan dalam kerangka supranasional
Konsep Pengaruh Dalam Sastra Banding
Kajian konsep pengaruh, merupakan titik terpenting bagi studi
sastra bandingan.Keterpengaruhan ini akan dipengaruhi oleh :
1. Perkembangan karir pengarang
2. Proses penciptaan pengarang
3. Tradisi atau budaya pengarang
4. Pengarang yang secara langsung dan tampak sekali
terpengaruh sumber asli disebut “transmitter”. Pengaruh tak
langsung “intrermediary”.
Intertekstual dan Sastra Banding
Pengertian Intertekstual

Secara luas interteks diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks
dengan teks yang lain. Lebih dari itu, teks itu sendiri secara etimologis (textus,
bahasa latin) berarti tenunan, anyaman, penggabungan, susunan, dan jalinan.
Produksi makna terjadi dalam interteks yaitu melalui proses proposisi,
permutasi, dan transformasi. Penelitian dilakukan dengan cara mencari
hubungan-hubungan bermakna diantara dua teks atau lebih.
Pendekatan intertekstual pertama diilhami oleh gagasan
pemikiran Mikhail Bakhtin, seorang filsuf Rusia yang
mempunyai minat besar pada sastra. Menurut Bakhtin,
pendekatan intertekstual menekankan pengertian bahwa
sebuah teks sastra dipandang sebagai tulisan sisipan atau
cangkokan pada kerangka teks-teks sastra lain, seperti tradisi,
jenis sastra, parodi, acuan atau kutipan (Noor 2007: 4-5).
Menurut Kristeva, Intertekstualitas merupakan sebuah istilah
yang diciptakan oleh Julia Kristeva (Worton 1990:1).
Prinsip dan Kaidah Intertekstual

Intertekstual menurut Kristeva mempunyai prinsip dan kaidah tersendiri dalam penelitian karya
sastra, antara lain:

1. Interteks melihat hakikat sebuah teks yang didalamnya terdapat berbagai teks;

2. Interteks menganalisis sebuah karya itu berdasarkan aspek yang membina karya tersebut, yaitu
unsur-unsur struktur seperti tema, plot, watak, dan bahasa, serta unsur-unsur di luar struktur
seperti unsur sejarah, budaya, agama yang menjadi bagian dari komposisi teks;

3. Interteks mengkaji keseimbangan antara aspek dalaman dan aspek luaran dengan melihat
fungsi dan tujuan kehadiran teks-teks tersebut;

4. Teori interteks juga menyebut bahwa sebuah teks itu tercipta berdasarkan karya-karya yang
lain. Kajian tidak hanya tertumpu pada teks yang dibaca, tetapi meneliti teks-teks lainnya untuk
melihat aspek-aspek yang meresap ke dalam teks yang ditulis atau dibaca atau dikaji;

5. Yang dipentingkan dalam interteks adalah menghargai pengambilan, kehadiran, dan masuknya
unsur-unsur lain ke dalam sebuah karya(melalui Napiah, 1994: xv).
Hubungan Intertekstual Dalam Karya Sastra

Setiap karya sastra pasti memiliki hubungan


dengan karya-karya lainnya. Hubungan dua
karya sastra itu biasa dikaji dalam sastra
bandingan. Tema-tema kajian itu antara lain
genre, tema ,bentuk, aliran, ideologi , dan
lain-lain. Hubungan itu dapat diidentifikasi
berdasarkan dua hal berikut:
1. Hubungan pengaruh 2. Hubungan kebetulan

(influence). Pengaruh ini (immanence). Dua karya memang


tidak memiliki pengaruh, tetapi
merupakan asumsi ada satu
bisa jadi dua karya membahas
karya yang memberikan kaitan
tema yang sama. Hal itu jelas
sebab akibat dengan karya
sebuah kebetulan karena alam
sesudahnya. Sebagai hasil olah
kesadaran manusia bisa terhubung
kreatif, karya sesudahnya banyak melalui mekanisme alam.
sedikit pengaruh di dalamnya.
Hubungan itu dapat dilihat dari
struktur frasa, kalimat, frasa,
hingga tema besar karya sastra
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai