Anda di halaman 1dari 16

STUKTURALISME GENETIK

KELOMPOK 5 :

NILA FADILASANTI (19541028)

LUSTI LESTARI (19541021)

MITA APRIYANI (18541039)

DOSEN PENGAMPUH: MARIA BOTIFAR, M,PD

TADRIS BAHASA INDONESIA

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan


anugerah dan kasih sayang-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat serta seluruh penerus perjuangannya, yang telah membawa umatnya
menuju jalan kebenaran.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul Makalah Strukturalisme Genetik.


Tentu tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pengampuh
mata kuliah pengajaran kesusastraan yaitu Ibu Maria Botifar M,Pd.

Hanya harapan dan doa yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang
telah bekerjasama dalam membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala amal kebaikan. Amin.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak kekurangan baik dari segi isi, bahasa, maupun penulisannya, maka dengan
segala kerendahan hati,kami mengharapkan saran dan kritik. Harapan kami semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.

Kepahiang, 23 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN DAN TOKOH STRUKTURALISME GENETIK

B. PENELITIAN DENGAN METODE STRUKTURALISME GENETIK

C. BEBERAPA KONSEP CANGIH YANG MENDUKUNG STRUKTURALISME


GENETIK

D. PENERAPAN TEORI SASTRA

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN STRUKTURALISME GENETIK

F. HAKIKAT TEORI STRUKTURALISME GENETIK

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Teori Sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-

prinsip hukum, kategori, kriteria karya sastra yang membedakannya dengan

yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud teori adalah suatu system

ilmiah atau pengenetik mencoba untuk memperbaiki kelemahanetahuan

sistematis yang menerapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala

yang diamati. Teori berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukum umum suatu

objek ilmu pengetahuan disuatu titik pandang tertentu. Konsep tersebut

merupakan pencerminan sastra terhadap masyarakat melalui karya sastra.

Lucien Goldman, tokoh para marxis, ia memandang karya sastra hanya

sebatas struktur yang menghubungkan dengan sejarah. Pandangan ini sangat

berbeda dengan marx. Menurutnya, karya sastra harus dianalisis secara struktur

dengan aspek kesejarahan. Maka ia memunculkan pendapat barunya tentang

sastra kedalam pendekatan strukturalisme genetic.

Kemunculan teori strukturalisme disebabkan adanya ketiakpuasan

terhadap pendekatan stukturalisme, yang kajiannya hanya menitikberakan pada

unsure-unsur intrinsik tanpa memperhatikan unsure-unsur ekstrinsik karya

sastra, sehingga karya sastra dianggap lepas dari konteks sosialnya.

Strukturalisme genetic mencoba untuk memperbaiki kelemahan pendekatan


strukturalisme, yaitu dengan memasukan faktor genetic di dalam memahami

karya sastra.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian strukturalisme genetik?

2. Bagaimana metode dialektika dalam strukturalisme genetik?

3. Apa kelebihan dan kekurangan strukturalisme genetik?

C. TUJUAN

1. Mengerti akan pengertian teori strukturalisme genetik

2. Memahami tentang dialektika teori strukturalisme genetik

3. Mengerti tentang kelemahan dan kelebihan teori strukturalisme genetik.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRUKTURALISME GENETIK

Strukturalisme genetic didirikan oleh Taine dan dikembangkan oleh Lucien

Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis. Strukturalisme genetik

dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni,

analisis terhadap unsure-unsur intrinsik. Strukturalisme genetic ini merupakan

gerakan penolakan strukturalisme murni, yang hanya menanalisis unsur-unsur

intrinsik saja tanpa mengindahkan hal-hal diluar teks sastra itu sendiri. Gerakan

ini juga menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas, bahasa

sastra (Ratna, 2006: 121).

Historitas teori strukturalisme genetik. Orang yang dianggap sebagai

peletak dasar madzhab genetik adalah Hippolyte Taine (1766-1817) seorang

kritikus dan sejarawan Francis. Ia mencoba menelaah sastra dari presfektif

sosiologis dan mencoba mengebangkan wawasan sepenuhnya ilmiah dalam

pendekatan sastra seperti halnya ilmu scientific dan exacta. Menurutnya bahwa

satra tidak hanya karya yang bersifat imajinatif dan pribadi melainkan suatu

perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu lahir. Ini merupakan konsep

ginetik pertama tetapi metode yang digunakan berbeda, setiap tokoh mempunyai

metodenya masing-masing. Tetapi kesamaan konsep setruktur hanya pada

konteks hubungan phenomena konsep.


Lucien Goldman (1975) seorang Marksis adalah orang yang kemudian

mengembangkan fenomena hubungan tersebut dengan teorinya yang dikenal

dengan strukturalisme genetic. Pada prinsipnya teori ini melengkapi

sutrukturaisme murni yang hanya menganalisis karya sastra dari aspek

intristiknya saja dan memakai peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang

khas. Strukturaisme genetik memasukan faktor genetik dalam karya sastra,

genetik sastra artinya asal usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dalam

asal muasal karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut

mengkondisikan saat karya sastra itu diciptakan. Ditambah lagi ia memasuki

struktur sosial dalam kajiaannya yang membuat teori ini dominan pada periode

tertentu terutama di Barat dan Indonesia.

Pendekatan strukturalisme genetik ialah pendekatan yang mempercayai

bahwa karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkat

kategori yang saling berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang

namanya struktularisme genetik kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang

berarti struktur yang bermakna dari segala aktifitas atau perilaku manusia baik

yang verbal maupun maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan.

Semua aktivitas itu merupakan respon dari subjek kolektif (subjek trans

individual) dalam dunia sastra transindividual subjek yang artinya terjadi

kesamaan rasa dan pikiran antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para

pembaca dalam memahami karya sastra atau fakta manusia tadi, terus

pandangan dunia terhadap subjek kolektif (Trans individual Subject) fakta

kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya sastra. Menurut Goldman karya
sastra merupakan produk strukturasi dari transindividual subject yang

mempunyai struktur yang koheren dan terpadu, karya sastra merupakan

ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam mengekspresikan

pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-

objek dan relasi-relasi secara imajiner dalam pendapat tersebut golman

mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat

perhatiaannya ialah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan obyek

yang ada disekitarnya.

Teori strukturalisme genetik ialah sebuah teori yang menjelaskan struktur

dan asal muasal struktur tersebut dengan memperhatikan relevansi konsep

homologi, kelas sosial yang dimaksud Goldman adalah kelas yang

mempertahankan relevansi struktur dan ia menggunakan metode dialektika yang

menekankan dan mempertimbangkan koherensi struktural yang berbeda jauh

dengan Marxisme yang menapikan struktur dan metodenya menggunakan

positivistik yang mengingkari relevansi dan koherensi struktur, subjek

transindividual ini berarti sebagai subjek dalam menciptakan karya sastra yakni

penulis harus bisa menyampaikan perasaan dan pikiranya kepada pembaca

dalam novel misalnya supaya pembaca bisa memahami dan mengerti apa yang

disampaikan penulis dan terjadi sama rasa dan pikiran dalam memahami karya

sastra atau novel tadi dan pandangan dunia pengarang terhadap subjek kolektif

(transindividual subject) dan fakta manusia.


B. PENGERTIAN KARYA SASTRA DALAM STRUKTURALISME GENETIK

Struktural genetik merupakan salah satu pendekatan yang mencoba

menjawab kelemahan dari pendekatan strukturalisme otonom. Kelemahan

tersebut hanya terletak pada penekanannya yang berlebihan terhadap otonomi

karya sastra sehingga mengabaikan dua hal pokok yang tidak kurang

pentingnya, yaitu kerangka sejarah sastra dan kerangka sosial budaya yang

mengitari karya itu (Faruk dalam Chalima 1994). Pendekatan strukturalisme

genetik juga mempercayai bahwa karya sastra itu merupakan sebuah struktur

yang terdiri dari perangkan kategori yang saling berkaitan satu sama lainnya

sehingga membentuk yang namanya struktularisme genetik kategori tersebut

ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang bermakna dari segala aktifitas

atau prilaku manusia baik yang verbal maupun maupun fisik yang berusaha di

pahami oleh pengetahuaan sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa dalam

teori strukturalisme genetik Goldmann membangun seperangkat kategori yang

saling bertalian satu sama lain, kategori-kategori itu adalah fakta kemanusiaan,

subjek kolektif, strukturasi, pandangan dunia, pemahaman dan penjelasan.

Dalam teori ini di terangkan bahwa teori tidak mengganggap karya sastra

hanya sebagai sebuah struktur (structure), tetapi juga struktur yang bermakna

(significant structure) sebagaimana yang tertulis dalam tulisan Goldman “the

concept of the Significant Structure in the History of Culture” maksudnya bahwa


karya sastra bukan hanya bercirikan adanya koherensi internal (Internal

Koherence) tetapi setiap elemenya juga memiliki hubungan dengan makna

struktur global, dunia, atau lingkungan sosial dan alamnya (manuaba, 2009:21)

Istilah genetik mengandung pengertian bahwa karya satra itu mempunyai

asal-usulnya (Genetik) di dalam proses sejarah atau masyarakat. Strukturalisme

genetik mengakui adanya homologi antara struktur karya sastra dengan

kesadaran kolektif dan struktur dalam karya sastra merupakan ekspresi integral

dan koheren dari semesta.

Strukturalisme genetik dalam pendekatanya ialah mempercayai bahwa

karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkat kategori

yang saling berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya

struktularisme geneti kategori tersebut ialah fakta kemanusiaan yang berarti

struktur yang bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang

verbal maupun maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan.

Semua aktivitas itu merupakan respon dari subjek kolektif (subjek

transindividual) dalam dunia sastra transindividual subjek yang artinya terjadi

kesamaan rasa dan pikiran antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para

pembaca dalam memahami karya sastra atau fakta manusia tadi, terus

pandangan dunia terhadap subjek kolektif (Transindividual Subject) fakta

kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya sastra menurut Goldman karya

sastra merupakan produk strukturasi dari transindividual subject yang

mempunyai struktur yang koheren dan terpadu terus karya sastra merupakan

ekspresi pandangan dunia secara imajiner dan dalam mengekspresikan


pandangan dunia tersebut pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-

objek dan relasi relasi secara imajiner dalam pendapat tersebut golman

mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik.

C. DIALEKTIKA PEMAHAMAN-PENJELASAN

Dalam perspektif strukturalisme genetik, karya sastra merupakan sebuah

struktur koheren yang memiliki makna. Dalam memahami makna itu Goldmann

mengembangkan metode yang bernama metode dialektik. Prinsip dasar metode

dialektik yang membuatnya berhubungan dengan masalah koherensi di atas

adalah pengetahuannya mengenai fakta-fakta kemanusiaan yang akan tetap

abstrak apabila tidak dibuat konkret dengan mengintegrasikannya ke dalam

keseluruhan. Untuk itu metode dialektik mengembangkan dua pasangan konsep

yaitu “keseluruhan-bagian” dan “pemahaman-penjelasan” (Faruk 19-20).

Dialektik memandang bahwa tidak ada titik awal yang secara mutlak sahih

dan tak ada persoalan yang secara mutlak pasti terpecahkan. Setiap gagasan

individual akan berarti jika ditempatkan dalam keseluruhan, demikian juga

keseluruhan hanya dapat dipahami dengan menggunakan fakta-fakta parsial

yang terus bertambah. Dengan kata lain, keseluruhan tidak dapat dipahami

tanpa bagian, dan bagian tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan (Faruk 20).

Sebagai sebuah struktur, karya sastra terdiri dari bagian-bagian yang

lebih kecil, yang mana dengan mengidentifikasinya akan membantu kita

memahami apa sebenarnya karya tersebut. Namun teks sastra itu sendiri
merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar yang membuatnya menjadi

struktur yang berarti. Dalam memahaminya harus juga disertai usaha

menjelaskanya dengan menempatkannya dalam keseluruhan yang lebih besar.

Inilah sebenarnya konsep dialektika “pemahaman-penjelasan”, dimana

pemahaman adalah usaha untuk mengerti identitas bagian, sedangkan

penjelasan adalah usaha untuk mengerti makna itu dengan menempatkannya

dalam keseluruhan yang lebih besar.

D. BEBERAPA KONSEP CANGIH YANG MENDUKUNG TEORI

STRUKTURALISME GENETIK

1. Fakta kemanusiaan

Fakta kemanusiaan merupakan hasil aktivitas atau perilaku

manusia baik yang verbar maupun yang fisik, yang berusaha dipahami

ilmu penegetahuan. Fakta kemanusiaan dalam strukturalisme genetic

dibagi dalam dua bagian yaitu, fakta individual dan fakta social.

2. Homologi

Homologi menurut ratna (2006:122) diturunkan melalui organism

primitive yang sama dan disamakan dengan korespondensi, kualitas

hubungan yang bersifat structural. Homologi memiliki implikasi dengan

hubungan bermakna antara struktur literer dengan struktur social.

3. Kelas-kelas social
Kelas-kelas social adalah kolektifitas yang menciptakan gaya hidup

tertentu, dengan struktur yang ketat dan koheren. Dikaitkan dengan

strukturalisme genetic kelas yang dimaksudkan adalah kelas social

pengarang karena karya sastra sebagai bagian yang tak terpisahkan

dengan pengarang. Dalam hubungan inilah, sesuai dengan pandangan

Marxis, Karya disebut sebagai wakil kelas sebab karya sastra

dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi kelompoknya.

4. Subjek transindividual

Meskipun istilah transidividual diadopsi oleh Goldmann dari

kazanah intelektual Marxis, khususnya Lukacs, Goldman tidak

menggunakan istilah kesadaran kolektif dengan pertimbangan istilah ini

seolah-olah menonjolkan pikiran-pikiran kelompok.

5. Pandangan dunia

Pandangan dunia memicu subjek untuk mengarang, dan dianggap

sebagai salah satu ciri keberhasilan suatu karya, dalam rangka

strukturalisme genetic, pandangan dunia berfungsi untuk menunjukkan

kecenderungan kolektuvitas tertentu.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI STRUKTURALISME GENETIK

Kelebihan dari strukturalisme genetic kalau dibandingkan dengan

struktualisme murni dan dinamik, strukturalisme genetic mempunyai keunggulan

yang dominan ketimbang kedua teori struktur tersebut strukturalisme genetic


dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni yang

menganalisis karya sastra terhadap struktur intrinsic saja. Perbedaannya

strukturalisme dinamik terbatas dalam melibatkan peranan penulis dan pembaca

dalam rangka komunikasi sastra, strukturalisme genetic melangkah lebih jauh kr

struktur social dan karya sastra dapat dipahami dari asalnya dan terjadinya

unsure genetic dan latar belakang social tertentu

Kekurangannya mungkin konsep strukturalisme dalam perkembangannya

seperti yang disebut Raymond Boudond (1976) adalah konsep yang kabur

mungkin karena hubungan antar tesis, antithesis dan sintesis yang saling

berkaitan, mengisi dan melebur menjadi konsep ini kabur atau tidak jelas sulit

untuk mendapatkan simpulan yang pasti.

F. Hakikat Teori Strukturalisme Genetik

Menurut Nyoman Khuta Ratna Stukturalisme Genetik adalah analisis

struktur dengan memberi perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas

strukturalisme genetic sekaligus memberi perhatian terhadap analisis intrinsic

dan ekstrinsik. Secara definitive, menjelaskn lebih lanjut bahwa strukturalisme

genetic adalah analisis yang memberikan perhatian terhadap asal-usul teks

sastra. Pencetus teori ini percaya bahwa sebuah karya adalah struktur yang

hidup, merupakan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses

strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal

sebuah satra
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Strukturalisme genetic didirikan oleh Taine dan dikembangkan oleh Lucien


Goldmann, seorang filsuf dan sosiolog Rumania-Perancis. Strukturalisme genetic
dikembangkan atas dasar penolakan terhadap analisis strukturalisme murni,
analisis terhadap unsure-unsur intrinsic. Strukturalisme genetic ini merupakan
gerakan penolakan strukturalisme murni, yang hanya menanalisis unsur-unsur
intrinsik saja tanpa mengindahkan hal-hal diluar teks sastra itu sendiri. Gerakan
ini juga menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas, bahasa
sastra (Ratna, 2006: 121).

Konsep canggih yang mendukung Teori Strukturalisme Genetis yaitu:

1. Fakta kemanusiaan

2. Homologi

3. Kelas-kelas social

4. Subjek transindividual

5. Pandangan dunia

B. SARAN

Kami menyadari Masi banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini,


maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman maupun
dosen pengampuh agar kedepannya kami bisa membuat makalah yang lebih
baik lagi dari yang sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Hendriyanto, Agus. 2013. Filsafat Bahasa. Surakarta: Yuma Pustaka

Arif. 2007. “Strukturalisme Genetik” Dalam http//arif-irfan-fauzi.blogspot.com.12 Januari

2011.

Pujo, sakti nurcahyo. 2011 “Teori Strukturalisme Genetik” Dalam

http//pujosaktinurcahyo.wordpress.com.24 Januari

Anda mungkin juga menyukai