KELOMPOK 5 :
FAKULTAS TARBIYAH
2020/2021
KATA PENGANTAR
Hanya harapan dan doa yang dapat disampaikan kepada semua pihak yang
telah bekerjasama dalam membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, semoga
Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala amal kebaikan. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Teori Sastra ialah cabang ilmu sastra yang mempelajari tentang prinsip-
yang bukan sastra. Secara umum yang dimaksud teori adalah suatu system
yang diamati. Teori berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukum umum suatu
berbeda dengan marx. Menurutnya, karya sastra harus dianalisis secara struktur
karya sastra.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
PEMBAHASAN
intrinsik saja tanpa mengindahkan hal-hal diluar teks sastra itu sendiri. Gerakan
ini juga menolak peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang khas, bahasa
pendekatan sastra seperti halnya ilmu scientific dan exacta. Menurutnya bahwa
satra tidak hanya karya yang bersifat imajinatif dan pribadi melainkan suatu
perwujudan pikiran tertentu pada saat karya itu lahir. Ini merupakan konsep
ginetik pertama tetapi metode yang digunakan berbeda, setiap tokoh mempunyai
intristiknya saja dan memakai peranan bahasa sastra sebagai bahasa yang
genetik sastra artinya asal usul karya sastra. Adapun faktor yang terkait dalam
asal muasal karya sastra adalah pengarang dan kenyataan sejarah yang turut
struktur sosial dalam kajiaannya yang membuat teori ini dominan pada periode
bahwa karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkat
kategori yang saling berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang
berarti struktur yang bermakna dari segala aktifitas atau perilaku manusia baik
yang verbal maupun maupun fisik yang berusaha di pahami oleh pengetahuaan.
Semua aktivitas itu merupakan respon dari subjek kolektif (subjek trans
kesamaan rasa dan pikiran antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para
pembaca dalam memahami karya sastra atau fakta manusia tadi, terus
kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya sastra. Menurut Goldman karya
sastra merupakan produk strukturasi dari transindividual subject yang
perhatiaannya ialah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan obyek
transindividual ini berarti sebagai subjek dalam menciptakan karya sastra yakni
dalam novel misalnya supaya pembaca bisa memahami dan mengerti apa yang
disampaikan penulis dan terjadi sama rasa dan pikiran dalam memahami karya
sastra atau novel tadi dan pandangan dunia pengarang terhadap subjek kolektif
karya sastra sehingga mengabaikan dua hal pokok yang tidak kurang
pentingnya, yaitu kerangka sejarah sastra dan kerangka sosial budaya yang
genetik juga mempercayai bahwa karya sastra itu merupakan sebuah struktur
yang terdiri dari perangkan kategori yang saling berkaitan satu sama lainnya
ialah fakta kemanusiaan yang berarti struktur yang bermakna dari segala aktifitas
atau prilaku manusia baik yang verbal maupun maupun fisik yang berusaha di
saling bertalian satu sama lain, kategori-kategori itu adalah fakta kemanusiaan,
Dalam teori ini di terangkan bahwa teori tidak mengganggap karya sastra
hanya sebagai sebuah struktur (structure), tetapi juga struktur yang bermakna
struktur global, dunia, atau lingkungan sosial dan alamnya (manuaba, 2009:21)
kesadaran kolektif dan struktur dalam karya sastra merupakan ekspresi integral
karya sastra itu merupakan sebuah struktur yang terdiri dari perangkat kategori
yang saling berkaitan satu sama lainnya sehingga membentuk yang namanya
struktur yang bermakna dari segala aktifitas atau prilaku manusia baik yang
kesamaan rasa dan pikiran antara pengarang (penulis) karya sastra dengan para
pembaca dalam memahami karya sastra atau fakta manusia tadi, terus
kemanusiaan dan terakhir adalah struktur karya sastra menurut Goldman karya
mempunyai struktur yang koheren dan terpadu terus karya sastra merupakan
objek dan relasi relasi secara imajiner dalam pendapat tersebut golman
C. DIALEKTIKA PEMAHAMAN-PENJELASAN
struktur koheren yang memiliki makna. Dalam memahami makna itu Goldmann
Dialektik memandang bahwa tidak ada titik awal yang secara mutlak sahih
dan tak ada persoalan yang secara mutlak pasti terpecahkan. Setiap gagasan
yang terus bertambah. Dengan kata lain, keseluruhan tidak dapat dipahami
tanpa bagian, dan bagian tidak dapat dimengerti tanpa keseluruhan (Faruk 20).
memahami apa sebenarnya karya tersebut. Namun teks sastra itu sendiri
merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar yang membuatnya menjadi
STRUKTURALISME GENETIK
1. Fakta kemanusiaan
manusia baik yang verbar maupun yang fisik, yang berusaha dipahami
dibagi dalam dua bagian yaitu, fakta individual dan fakta social.
2. Homologi
3. Kelas-kelas social
Kelas-kelas social adalah kolektifitas yang menciptakan gaya hidup
4. Subjek transindividual
5. Pandangan dunia
struktur social dan karya sastra dapat dipahami dari asalnya dan terjadinya
seperti yang disebut Raymond Boudond (1976) adalah konsep yang kabur
mungkin karena hubungan antar tesis, antithesis dan sintesis yang saling
berkaitan, mengisi dan melebur menjadi konsep ini kabur atau tidak jelas sulit
sastra. Pencetus teori ini percaya bahwa sebuah karya adalah struktur yang
hidup, merupakan produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses
strukturasi dan destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat asal
sebuah satra
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Fakta kemanusiaan
2. Homologi
3. Kelas-kelas social
4. Subjek transindividual
5. Pandangan dunia
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
2011.
http//pujosaktinurcahyo.wordpress.com.24 Januari