Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS KONSTRASTIF KATA GANTI BAHASA ARAB DAN KATA

GANTI BAHASA INDONESIA SERTA METODE PENGAJARANNYA

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Kepada Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Arab
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Hidayah Tasikmalaya
Untuk Penyusunan Skripsi

Oleh :
Agung Rahardjo
NIM. 17.01.011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-HIDAYAH
TASIKMALAYA
2021
1

A. Judul

ANALISIS KONSTRASTIF KATA GANTI BAHASA ARAB DAN KATA GANTI

BAHASA INDONESIA SERTA METODE PENGAJARANNYA

B. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan sesuatu yang tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia karena

bahasa adalah dasar yang pertama-tama dan paling berurat akar dari kehidupan manusia.

Bahasa adalah alat yang dipergunakan untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan

perbuatan-perbuatan manusia, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.

Bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda

yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.1

Sebagai makhluk sosial, manusia pasti memerlukan alat untuk berkomunikasi antar

sesamanya. Dengan adanya bahasa, manusia dapat mengungkapkan isi hati mereka,

menyampaikan ide-ide yang cemerlang, danlain-lain. Syaiful Bahri Djamarah mengatakan

bahwa bahasa merupakan sarana yang efektif untuk menjalin komunikasi sosial. Tanpa

bahasa, komunikasi tidak akan dapat dilakukan dengan baik dan interaksi sosial pun tidak

akan pernah terjadi, karena hanya dengan bahasa seseorang dapat menyampaikan

maksudnya kepada orang lain.2

Mengenai bahasa ini telah banyak pengertian yang dimunculkan oleh beberapa pakar. Ada

yang mengartikan bahasa adalah perkataan-perkataan yang diucapkan dan ditulis, sebagian

lainnya mengatakan bahasa adalah alat komunikasi bagi manusia, dan sekelompok lainnya

1
Samsuri, Analisis Bahasa (Cet VIII; Jakarta: Erlangga, 1991), hlm. 4.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),
hlm. 46.
2

mendefinisikan bahasa sebagai kata benda, kata kerja, kalimat-kalimat, ungkapan-

ungkapan dan sebagainya.3

Setiap Bangsa memiliki Bahasa yang berbeda-beda bahkan didalam satu Bangsa terkadang

terdapat berbagai Bahasa yang beragam contohnya seperti di negeri kita, Indonesia

memiliki 718 bahasa daerah dan Bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa resmi

nasional.4

Setiap Bahasa memiliki ciri khas dan kaidah-kaidah kebahasaan yang berbeda satu sama

lain begitupula Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab kedua bahasa yang akan diteliti ini

memiliki aturan yang berbeda dalam penggunaan kata ganti, hal tersebut akan

menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam mempelajari dan menguasai kata ganti kedua

bahasa tersebut khususnya dalam mempelajari kata ganti Bahasa Arab yang mana Bahasa

Arab merupakan Bahasa Asing di Indonesia. Oleh karena itu dengan adanya Analisis

Konstrastif dari kedua Bahasa tersebut diharapkan mampu mengurangi kesulitan-kesulitan

dalam mempelajari kata ganti dari kedua bahasa tersebut dan juga dapat memudahkan para

pengajar dalam mengajarkan Bahasa Arab di Indonesia.

Analisi Konstrastif sebagai salah satu bidang linguistik pendidikan diakui oleh para ahli

bahasa mempunyai andil yang cukup besar dalam memberikan sumbangan terhadap

pensyusunan tata bahasa pendidikan. Hasil dari analisis konstrastif dapat memberikan

sumbangan yang bermanfaat untuk merencanakan dan melakukan pengajaran bahasa.

Analisis konstrastif dapat meramalkan atau memprediksi kesulitan-kesulitan yang

mungkin ditemui oleh pelajar5

3
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. II; Bandung: Humaniora,
2007), hlm. 1.
4
Wikipedia, Daftar Bahasa di Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia#cite_note-1
(Diakses pada 18 Maret 2021, pukul 16.45)
5
Hendry Guntur Taringan , “Pengajaran Analisis Konstastif Bahasa “ (Bandung: Angkasa), hlm.90
3

Setidaknya ada tiga problem yang kerap dihadapi pelajar yaitu; pertama problem

linguistik, problem ini terkait dengan aspek gramatik, sintaksis, sematik, leksikal, dan

morfologis. Aspek-aspek tersebut seringkali menimbulkan interfensi (kerancauan) dalam

berbahasa. Kedua, problem sosiokultural, problem ini dapat menimbulkan terjadinya

beban psikologis pelajar, karena setiap bahasa lahir dan berkembang dalam pranata sosial

yang berbeda-beda. Sedangkan problem yang ketiga, adalah problem metodologis,

problem ini biasanya sangat terkait dengan banyaknya tawaran metode yang masing-

masing cenderung mengetengahkan keunggulannya secara berlebihan dan menafikan

metode yang lain dengan tanpa melihat secara objektif realitas pelajar dan kondisi

sosiokultural berlangsungnya proses belajar-mengajar tersebut6

Melalui analisis kontrastif tingkat persamaan dan perbedaan antara kedua bahasa bahasa

dapat diketahui, dengan diketahuinya tingkat persamaan dan perbedaan antara bahasa

pertama dan bahasa kedua maka dapat dirancang strategi khusus terutama pemilihan bahan

mengajar dan strategi mengajar yang efektif7

Dari uraian diatas penulis bermaksud untuk menganalisis persamaan dan perbedaan dari

kedua bahasa tersebut, untuk mencari sejauh mana persamaan dan perbedaan kata ganti

masing-masing bahasa tersebut dan mengetahui metode apa yang dapat digunakan untuk

dapat mempelajarinya secara efektif. Di samping itu kajian ini juga diharapkan mampu

menemukan prinsip-prinsip umum yang dapat diterapkan dalam proses belajar-mengajar

untuk kedepannya.

6
Dr.Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1975), hlm. 7
7
Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan,(Semarang: IKIP Press, 1995) hlm. 15
4

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah persamaan dan perbedaan kata ganti Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia?

2. Metode pengajaran apakah yang tepat untuk mengajarkan kata ganti Bahasa Arab

kepada orang Indonesia?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengungkapkan perbedaan dan persamaan kata ganti Bahasa Arab dengan kata

ganti Bahasa Indonesia

2. Upaya mencari metode pengajaran kata ganti Bahasa Arab untuk orang Indonesia

melalui persamaan dan perbedaan yang ada.

E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk memudahkan para tenaga pendidik di Indonesia terutama bagi guru Bahasa

Arab untuk memilih metode pengajaran yang tepat dalam pembelajaraan Kata Ganti

Bahasa Arab

2. Sebagai referensi tambahan bagi para pembaca atau para peneliti yang hendak

meneliti perbandingan Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia

F. Kerangka Teori

1. Analisis Konstrastif
Analisis kontrastif merupakan analisis kesalahan berbahasa yang dipengaruhi oleh paham

behavioris, yaitu paham psikologi yang beranggapan bahwa tingkah laku dipengaruhi
5

oleh kebiasaan dan kesalahan. Secara spesifik analisis ini berpendapat bahwa kesalahan

berbahasa disebabkan oleh transfer negatif. Artinya, pemakaian Bahasa asing atau bahasa

kedua menggunakan aturan yang berlaku dalam Bahasa pertama ke dalam bahasa kedua,

padahal aturannya berbeda. Menurut Henry Guntur Taringan, kesalahan berbahasa

tersebut dapat dihilangkan dengan cara menanamkan kebiasaan bahasa kedua melalui

latihan, pengulangan dan penguatan (hukuman dan hadiah)8

menurut Bon Boon, analisis kontrastif adalah suatu kaidah yang digunakan untuk

membandingkan dua bahasa dari segi fonologis, morfologis, dan tata bahasa secara

saintifik9

Menurut Lado dalam Pranowo, linguistik kontrastif adalah suatu cabang ilmu

bahasa yang tugasnya membandingkan secara singkronis dua bahasa sedemikian

rupa sehingga kemiripan dan perbedaan kedua bahasa tersebut dapat dilihat.10

Beberapa pengertian diatas ternyata sesuai dengan penelitian yang akan dibuat

oleh penulis karena membandingkan dua Bahasa secara mendalam dengan tujuan

untuk mencari kesamaan dan perbedaan antara kedua Bahasa.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh beberapa pakar di

atas, maka secara operasional, penulis dapat memaknai analisis kontrastif sebagai

suatu penyelidikan ilmiah yang dilakukan dengan maksud melihat perbedaan-

8
Pranowo, “Analisis Kesalahan Bahasa “(Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press, 1996),
hlm.23
9
Koh Bon Boon, Perspektif-Perspektif dalam Bahasa Malaysia (Kuala Lumpur:
Dewan Bahasa dan Pustaka, 1989), hlm. 81.
10
Pranowo, Analisis Pembelajaran Bahasa (Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
1996), hlm. 3.
6

perbedaan antara dua bahasa dalam hal ini penggunaan kata ganti dalam Bahasa

Indonesia dan kata ganti dalam Bahasa Arab tanpa menafikan persamaan dari

keduanya

Adapun Prosedur analisis kontrastif adalah sebagai berikut 11:

a. Memperbandingkan

b. Memprediksi

c. Menyusun bahan

d. Cara menyampaikan bahan

Dengan hasil yang diperoleh oleh peneliti kiranya dapat membantu guru-guru dan pengajar

bahasa asing umumnya dan bahasa Arab khususnya.

2. Kata Ganti

Disebut juga pronominal menurut Gory Keraf adalah kata-kata yang dipakai untuk

menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan dalam hubungan atau posisi

tertentu.12

Ciri-ciri Kata Ganti

Kata ganti mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain:

a. Pronomina biasanya terdapat pada posisi subjek dan objek, akan tetapi tidak menutup

kemungkinan pada posisi predikat.

11
Henry Guntur Taringan, “Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa “…, hlm.92
12
Gory Keraf, Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, untuk Tingkat Pendidikan Menengah,
(Jakarta: Grasindo, 1991) hlm. 61
7

b. Acuan pronomina tidak tetap atau berpindah-pindah tergantung pada siapa yang

dibicarakan.

c. Pronomina menyesuaikan konteks kalimat.13

Jenis-jenis Kata Ganti

Kata ganti dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis, berikut penjelasannya:

1. Kata Ganti Orang

Kata ganti orang disebut juga dengan pronomina persona. Pronomina persona merupakan

jenis kata ganti yang digunakan untuk menggantikan kata benda orang (persona) dengan

kata benda lain. Kata ganti jenis ini dibagi menjadi 6 jenis, yaitu kata ganti orang pertama

tunggal, kata ganti orang pertama jamak, kata ganti orang kedua tunggal, kata ganti orang

kedua jamak, kata ganti orang ketiga tunggal, dan kata ganti orang ketiga jamak.

Tunggal Jamak

Orang pertama saya, aku, daku kita, kami

Orang kedua kamu, anda, kau kalian, kamu sekalian

Orang ketiga ia, dia, beliau Mereka

Contoh:

1. Aku bekerja keras dari kecil untuk menggapai cita-cita ayah dan ibu.

2. Kamu tidak perlu membahas semua keburukan orang itu.

13
Ratna Sumarni , Jenis-Jenis Kata Ganti dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia,

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kata-ganti (Diakses pada 20 Maret 2021, pukul 21.53)


8

3. Terima kasih anda telah membantu keluarga saya selama ini.

4. Kalian terus saja mengganggu murid baru itu.

5. Dia duduk termenung di sudut sekolah sejak tadi pagi.

6. Mereka sangat histeris setelah dinobatkan menjadi juara umum.

7. Kita tidak bisa mencapai kesuksesan tanpa peran serta guru.

8. Rintangan yang kau hadapi barulah awal dari sebuah perjalanan panjang.

9. Kamu sekalian akan merasakan karma ketika menyakiti hati orang tua.

10. Saya selalu menangis ketika mendengar curahan hati anak yatim.14

2. Kata Ganti Penanya

Jenis kata ganti yang kedua adalah kata ganti penanya, atau sering disebut

sebagai pronomina interogativa. Kata ganti jenis ini digunakan untuk menanyakan waktu,

tempat, orang, atau keadaan tertentu. Kata ganti ini berfungsi untuk menggali informasi atas

suatu kejadian.15

a. Penanya waktu : kapan.

b. Penanya tempat : di mana, ke mana.

c. Penanya orang : siapa, apa.

d. Penanya keadaan tertentu : bagaimana, kenapa, mengapa.

Contoh:

1. Kapan sekolah ini akan dilanjutkan pembangunannya?

2. Di mana letak kantor kepala sekolah yang baru?

3. Ke mana perginya semua warga desa ini?

14
Ibid.,
15
Ibid.,
9

4. Siapa yang akan melanjutkan perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa?

5. Bagaimana pemerintah bisa menangani semua bencana ini?

6. Mengapa tidak ada yang menindak tegas sekumpulan begal itu?

3. Kata Ganti Pemilik/Kepunyaan

Pronomina posesiva merupakan sebutan lain untuk kata ganti pemilik. Kata ganti ini

digunakan untuk menyatakan suatu pengganti kepemilikan. Kata ganti yang tergolong

dalam kata ganti pemilik adalah -ku, -mu, -nya, kami, mereka. Kata ganti ini diletakkan di

bagian belakang kata.

Contoh:

1. Bukuku hilang entah kemana semenjak dipinjam Doni.

2. Tulisanmu seperti tulisan seorang calon dokter.

3. Sumbangan kami raib dirampok sekawanan begal di tengah hutan.

4. Tangisan mereka ternyata belum membuahkan hasil.

5. Kerja kerasnya dipandang remeh oleh semua warga desa.16

4. Kata Ganti Penghubung

Pronomina relativa atau kata ganti penghubung digunakan sebagai penghubung antara

induk kalimat dan anak kalimat. Contoh dari kata ganti penghubung adalah yang. Kata

ganti penghubung ini sering ditemukan dalam kalimat majemuk. Hal ini dikarenakan

dalam kalimat majemuk diperlukan suatu kata penghubung (konjungsi) untuk

menghubungkan induk kalimat dan anak kalimat.

16
Ibid.,
10

Contoh:

1. Rumah yang berwarna hijau itu selalu ramai oleh anak-anak.

2. Ibu membuat masakan yang sangat lezat.

3. Seseorang yang bersandar di tiang listrik adalah ketua RT di wilayah ini17.

5. Kata Ganti Penunjuk

Kata ganti yang digunakan sebagai penunjuk lokasi atau suatu benda disebut

sebagai kata ganti penunjuk atau pronomina demonstrativa. Pronomina demonstrativa dibagi

menjadi 3 macam yaitu penunjuk umum, penunjuk tempat, dan penunjuk hal/ ikhwal.

a. Penunjuk umum : ini, itu.

b. Penunjuk tempat : sana, sini, situ, ke sana, ke sini, ke situ, di sana, di sini, di situ.

c. Penunjuk hal/ ikhwal : begini, begitu.

Contoh:

1. Rumah ini adalah bukti perjuangan dan kerja keras ayah.

2. Udara di sini sangat segar dan membuat hati nyaman.

3. Pergilah ke sana sementara aku akan tetap di sini!

4. Keadaan begini yang membuat Rani tidak merasa nyaman di rumah.

5. Alat itu tidak berfungsi sama sekali ketika gempa susulan terjadi.18

6. Kata Ganti Tak Tentu

Jenis kata ganti yang terakhir adalah kata ganti tak tentu. Kata ganti jenis ini digunakan

untuk menunjukkan sesuatu yang informasinya masih belum diketahui dengan jelas, baik

17
Ibid.,
18
Ibid.,
11

wujud atau jumlahnya. Kata ganti tak tentu diantara sesuatu, seseorang, barang siapa,

masing-masing, para.

Contoh:

1. Tunggulah di sini, Ani akan membawa sesuatu untukmu.

2. Ada seseorang yang selalu mengamatimu sepanjang hari ini.

3. Para wali murid diminta selalu mengawasi putra-putri mereka selama di rumah.

4. Barang siapa menemukan dompet berwana ungu tolong serahkan ke kantor polisi.

5. Masing-masing siswa mengambil jatah makan siang di kantin sekolah.19

7. Pronomina Intratekstual dan Ekstratekstual

Dua jenis pronomina ini merupakan jenis pronomina yang dilihat dari hubungannya

dengan nomina (kata benda) yang digantikan. Pronomina intratekstual merupakan kata

ganti yang menggantikan kata benda yang ada dalam sebuah artikel/bacaan/percakapan.

Sedangkan pronomina ekstratekstual menggantikan kata benda yang terdapat di luar

sebuah artikel/bacaan/percakapan. Agar lebih jelas perhatikan contoh berikut:

a. Dengan kelembutan suaranya, Amelia mampu meluluhkan hati kedua orang tuanya

untuk memberikan ijin pergi ke luar negeri. (kata ganti -nya secara jelas menunjuk ke

Amelia)

b. Itu yang membuat Indri selalu gusar selama sepekan ini. (kata ganti -itu tidak jelas

menggantikan hal apa)20

3. Isim Dhamir

Isim Dhamir adalah kata ganti baik kata ganti orang kesatu, kedua atau ketiga, seperti 21

19
Ibid.,
20
Ibid.,
21
A. Zakaria, “Ilmu Nahwu Praktis; Sistem Belajar 40 Jam”, (Garut : Ibn azka press, 2004) hlm. 39
12

ُ‫ت – أَنَا – نَحْ ن‬


ِ ‫ِي – ُه ْم ـ أَ ْنتَ – أَ ْن‬
َ ‫ه َُو – ه‬

contoh :

ُ‫أَنَا – نَحْ ن‬ ; Kata ganti orang pertama

‫ت – أَ ْنت ُ ْم‬
ِ ‫ ; أَ ْنتَ – أَ ْن‬Kata ganti orang kedua

‫ِي – ُه ْم‬
َ ‫ه َُو – ه‬ ; Kata ganti orang ketiga.22

Menurut bentuknya isim dhomir terbagi menjadi tiga :

a. Dhomir Munfashil

Dlomir Munfashil ialah Dlomir yang terpisah, berdiri sendiri dan tidak

bersambung dengan kalimat lain.23

Contoh : dia perempuan = ‫ِي‬


َ ‫ه‬ engkau laki-laki = َ‫أ َ ْنت‬ Saya = ‫أَنَا‬

Dlomir Munfashil terbagi menjadi dua bagian.24

1. Dlomir Munfashir sebagai subjek

َ ‫ه َُو‬
Contoh : dia adalah seorang dokter = ‫ط ِبيْب‬

2. Dlomir Munfashil sebagai objek penderita

Contoh : kepadaMu kami beribadah = ُ‫إيَّاك نَ ْعبُد‬

22
Ibid.,
23
A. Zakaria, “Belajar Tashrif Sistem 20 Jam”, (Garut : Ibn azka press, 2002) hlm. 8
24
Ibid.,
13

b. Dhomir Muttashil

Dlomir Muttasil ialah dlomir yang bersambung dengan kalimat lain, apakah itu

isim, Fiil atau harf.25

Contoh :

- Bersambung dengan Isim;

َ‫ =بَ ْيتُك‬Rumahmu ُ‫ = بَ ْيتُه‬Rumahnya

- Bersambung dengan Fiil;

ُ‫= َكتَبْت‬saya telah menulis َ‫ = َكتَبْت‬engkau telah menulis

- Bersambung dengan Harf;

َ‫= ِم ْنك‬darimu ‫ = ِمنَّا‬Dari kami

Ciri-ciri Dlomir Muttashil biasanya ditempatkan diakhir.26

c. Dhomir Mustatir

Dhamir mustatir adalah isim dhomir yang tidak nampak dalam lafalnya seperti

lafal ‫ انت‬pada kalimat ‫ اقرأ‬.27 Dhamir mustatir ada 2 macam yaitu:28

1) Dhamir mustatir wujuban, yaitu dhamir yang tersimpan pada fi’il yang tidak

bisa diganti dengan isim dzohir.

25
Ibid, hlm.10
26
Ibid,.
27
Syamsul Ma’arif, Nahwu Kilat Perpaduan Antara Teori dan Praktik (Bandung: Nuansa Aulia, 2008), hlm.
129
28
Fuad Nikmah, Mulakhas Qawaidul Lughah al Arabiyyah (Beirut: Darul Al Islamiyah), hlm. 116
14

2) Dhamir mustatir jawazan, yaitu dhamir yang tersimpan pada fi’il yang bisa

diganti dengan isim dzohir.29

3. Metode Pengajaran

Metode pengajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suksesnya suatu

pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa Arab sedikitnya ada enam metode

pembelajaran yang dapat digunakan diantaranya :

1. Metode Kaidah Dan Terjemah

Metode ini termasuk metode klasik yang paling terkenal dalam

pembelajaran bahasa asing, tetapi tidak diketahui tanggal dan fase

pertumbuhannya. Ia hanya dikenal sebagai metode tradisional klasik, yang

lahir sejak adanya kebutuhan mempelajari dan mengajarkan bahasa

asing.30 Dinamakan metode kaidah dan terjemah, karena ia sangat

menaruh perhatian terhadap pembelajaran kaidah secara teori dan

langsung. Dinamakan metode terjemah, karena berpegang pada

terjemahan bahasa ibu ke bahasa sasaran, dan sebaliknya. Dalam metode

ini pembelajaran diberikan dengan bahasa ibu demikian pula kaidah, kata

dan kalimat diterjemahkan pada bahasa ibu.31

2. Metode Alamiah

Sejarah lahirnya metode ini awal abad ke-19, hasil dari cara berpikir

ilmiah yang lahir di eropa, dan buah dari penelitian metode alamiah yang

29
Akhmad Munawari, Belajar Cepat Tata Bahasa Arab (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2003), hlm.10
30
Abdul Aziz, Metode Pembelajaran Bahasa Arab untuk Non Arab, Terj. M.Jailani Musni, (Bandung :
humaniora), hlm 13.
31
Ibid hlm 14.
15

menaruh perhatian terhadap individu dan karakteristik insaniahnya,

menggantikan metode yang didasarkan pada teori-teori filsafat dan

terjemah.32 ...Berdasarkan pemikiran ini, maka mengajarkan bahasa kedua

pada orang asing, seyogiyanya menggunakan cara seperti cara yang

digunakan oleh anak-anak dalam memperoleh bahasa ibu33

3. Metode Langsung

Ciri dari metode ini adalah menggunakan bahasa asing sebagai bahasa

pengantar dalam proses pembelajaran. Hal yang paling ditekankan dalam

metode ini adalah penggunaan bahasa yang harus digunakan secara terus

menerus sebagai alat percakapan antara guru dan siswa tanpa

menggunakan bahasa ibu sedikitpun34

4. Metode Membaca

Tujuan mempelajari bahasa menurut metode ini adalah mampu

memahami materi bacaan dengan cermat. Metode ini sangat menaruh

perhatian terhadap membaca dalam hati, dan melatih siswa untuk

memanfaatkannya; sebagai titik berangkat untuk mengembangkan skill-

skill yang lain; berangkat dari satu skill ke skill yang lain.35

5. Metode Audio Lingual

Penganut teori ini memandang bahwa bahasa adalah apa yang digunakan

berbicara pleh si penutur bahasa, dan bukan sesuatu yang harus dipelajari

32
Ibid hlm 35.
33
Ibid.,
34
Dr. Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing :Sebuah Tinjauan Dari Segi Metodologi,
(Jakarta: Bulan Bintang, 194), hlm 33.
35
Abdul Aziz,Op.Cit., hlm 71-72.
16

atau dibicarakan, seperti kaidah-kaidah dan pola-pola kalimat yang

diwajibkan padanya oleh institusi pendidikan atau otoritas-otoritas resmi

lainnya. Dasar ini diambil dari kaidah yang selalu diucapkan oleh

penganut aliran struktural, yang memandang bahwa studi bahasa

seharusnya secara deskriptive (menggambarkan apa adanya), bukan

secara prescriptive (ketentuan-ketentuan / kaidah-kaidah)36

6. Metode Cara Diam (The Silent Way)

Dinamakan metode diam, karena berlandaskan pada suatu kaidah atau

prinsip dasar yang mengatakan bahwa seorang guru bahasa seharusnya

lebih banyak diam, dan mendorong siswanya untuk mengucap dan

berbicara dengan bahasa sasaran sebatas kemampuannya, dengan

menggunakan alat bantu seperti tongkat, pewarna, gambar, gerakan-

gerakan dan yang lainnya, yang dapat memberikan kesempata kepada siswa

untuk berfikir, menemukan, dan menghubungkan daripada hanya

memberikan instruksi kepada mereka, seperti menyuruh mengulang dan

menghafal.37

G. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah sebuah bentuk ulasan mengenai beberapa penelitian

terdahulu yang memiliki kemiripan objek atau permasalahan, yang menjadi hal yang

sangat berkaitan dengan penelitian.38 Berikut ini beberapa penelitian yang memiliki

kemiripan dengan penilitian yang akan dibuat oleh penulis :

36
Abdul Aziz,Op.Cit., hlm 91.
37
Abdul Aziz,Op.Cit., hlm 235.
38
Rada, “Contoh Tinjauan Pustaka”, https://dosenpintar.com/contoh-tinjauan-pustaka/ (Diakses pada 25 maret
2021, Pukul 06.20)
17

• Judul Penelitian :

STUDI KONTRASTIF ANTARA ADAWA<T AL-ISTIFHA<M DALAM

BAHASA ARAB DAN QUESTION WORDS DALAM BAHASA INGGRIS

Jenis Penelitian : Tesis

Nama Penulis : Saidah

Persamaan : Sama-sama membandingkan dua kaidah bahasa yang berbeda

menggunakan studi kontrastif

Perbedaan :

- objek pembahasan berbeda, pada tesis tersebut penulis

membandingkan adawat al istifham dalam bahasa arab dan question

words dalam bahasa inggris sedangkan saya akan membahas

perbandingan kata ganti bahasa Indonesia dengan Bahasa Arab

- Dalam Tesis Tersebut tidak dibahas bagaimana metode

Pembelajarannya

• Judul Penelitian :

ANALISIS KONTRASTIF KATA GANTI (DHAMIR) BAHASA ARAB

DAN KATA GANTI ( PRONOUN) BAHASA INGGRIS

Jenis Penelitian : skripsi

Nama Penulis : Taufik Hidayat Harahap

Persamaan :

- Sama-sama membandingkan dua kaidah bahasa yang berbeda

menggunakan studi kontrastif

- Sama sama membahas Kata ganti

Perbedaan :
18

- Berbeda Bahasa yang di bandigkan, Pada Skripsi Tersebut membahas

perbedaan kata ganti antara bahasa Arab dengan bahasa Inggris

sedangkan penulis akan membahas perbedaan kata ganti Bahasa

Indonesia dengan Bahasa Arab

- Pada skripsi tersebut tidak dibahas bagaimana metode

Pembelajarannya

• Judul Penelitian :

ANALISIS KATA GANTI (DHAMIR) DALAM AL-QUR’AN SURAT AS-

SAJDAH SERTA METODE PEMBELAJARANNYA

Jenis Penelitian : Jurnal

Nama Penulis : Syarifuddin dan Muhyiddin Niati

Persamaan :

- Sama-sama membahas Kata ganti Bahasa Arab

- Sama-sama membahas metode pembelajaran kata ganti Bahasa Arab

Perbedaan :

- Jurnal tersebut tidak membandingkan Bahasa melainkan hanya

menganalisis kata ganti bahasa Arab di dalam Al Qur’an surat As-

Sajdah

H. Metode Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yakni suatu

penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data yang bersifat kualitatif
19

(tidak berbentuk angka) dan menggunakan analisis kualitas dalam pemaparan data,

analisis data dan pengambilan kesimpulan.39

1. Jenis Penelitian

Dalam skripsi ini, jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah

penelitian perpustakaan (Library Research) yaitu penelitian yang

menggunakan cara untuk mendapatkan data informasi dengan memanfaatkan

fasilitas yang ada dalam perpustakaan seperti buku-buku,majalah, dokumen,

catatan, kisah-kisah sejarah.40

2. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah sumber informasi yang langsung mempunyai

wewenang dan tanggung jawab terhadap pengumpulan data yang berupa

karya para ahli tentang Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia, diantaranya:

a) Jami’u Al-Durus Al-Arabiyyah Karya Musthafa Al Gulayayni, Penerbit

Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut tahun 2000.

b) Ilmu Nahwu Praktis Sistem Belajar 40 Jam Karya A.Zakaria Penerbit ibn

azka press, Garut, tahun 2004.

c) Belajar Tashrif Sistem 20 Jam Karya A.Zakaria Penerbit ibn Azka press,

Garut, tahun 2002.

39
Amalia Cahya Ningsih, “Kata Ganti, Isim Dhamir dan Pronoun Serta Metode Pembelajarannya”
(Yogyakarta : UINSK, 2015) hlm 23.
40
Mardalis, Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bina Aksara,1996)
20

d) Metode Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Non Arab Karya Abdul Aziz

el-Ushaili dan di Alih Bahasa oleh M. Jailani Musni, Penerbit Humaniora,

Bandung.

e) Mulakhos Qowa’id Al-Lughah Al-‘Arabiyyah karya Fuad Ni’mah,

Penerbit Dar Al-Tsaqofah Al-Islamiyyah Beirut, Tahun 1998.

f) Tata Bahasa Baku Indonesia, Depdikbud, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta,

Tahun 2003.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang tidak secara

langsung memiliki wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi yang

ada, yaitu buku-buku bantu yang pembahasannya relevan dengan tema kajian

ini seperti jurnal, artikel, website dan karya tulis lainnya yang membahas atau

mengkaji tentang kata ganti.

3. Teknik Pengumpulan Data

teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

dokumentasi. Kegiatan ini meliputi pengidentifikasian, penjelasan dan

penguraian secara sistematis dokumen-dokumen atau sumber-sumber pustaka

yang mengandung

informasi yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.41 Jadi, pengumpulan

data mengacu pada sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini yakni data

primer dan data sekunder.

41
M. Subhana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,2001)
hlm 78.
21

4. Teknik Analisi Data

Analisis data adalah kegiatan mengatur, mengurutkan, mengelompokkan dan

mengkategorikan data sehingga dapat ditemukan dan dirumuskan hipotesis

kerja berdasarkan data yang telah dikumpulkan.42 Adapun metode analisis data

yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Metode analisis kontrastif

Metode analisis kontrastif ini digunakan untuk menemukan kesulitan-kesulitan

yang dihadapi pelajar dalam mempelajari tata bahasa kemudian mencari

metode yang tepat untuk mengatasinya. Metode kontrastif sendiri adalah suatu

kegiatan yang mencoba membandingkan dua struktur bahasa yang berbeda

yakni dengan bahasa sumber kemudian mengidentifikasi perbedaan-perbedaan

dan persamaan-persamaan serta peranan kedua bahasa, analisis kontrastif

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut :43

a) Membandingkan struktur bahasa yang ada dengan bahasa sumber

b) Memprediksikan kesulitan-kesulitan belajar

c) Menyusun bahasa pengajaran dan mempersiapkan

b. Metode analisis deskriptif

Analisis deskriptif yakni suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun

suatu data, kemudian dianalisis dan ditafsirkan.44 Dalam aplikasinya data

42
M. Hariwijaya, dkk, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi,(Yogyakarta: Tugu
Publisher), hlm.67

43
Henry Guntur Taringan, “Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa...”, hlm.92
44
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Tehnik), (Bandung:
Tarsito, 1990), hlm. 139-140
22

tersebut dibahas dengan menggunakan pola berpikir deduktif – induktif. Pola

berpikir deduktif adalah pola berpikir dengan analisis yang berpijak dari

pengertian atau fakta yang bersifat umum, kemudian diteliti dan hasilnya dapat

memecahkan permasalahan yang bersifat khusus (umum-khusus).45 Sedangkan

pola berpikir induktif yaitu pola berpikir yang berpijak pada fakta yang

bersifat khusus, kemudian diteliti dan akhirnya ditemukan pemecahan

persoalannya yang bersifat umum(khusus-umum).46

I. Sistematika Penulisan

Secara umum skripsi ini akan dibagi menjadi 5 bab yang akan tersusun secara

sistematis dengan ketentuan sebagai berikut :

Bab pertama, yaitu Pendahuluan, didalamnya berisi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat/kegunaan penelitian, kerangka teori,

tinjauan pustaka dan sistematika penulisan skripsi.

Bab kedua, yaitu Landasan Teori di dalamnya berisi deskripsi tentang kata ganti

Bahasa Indonesia, Kata ganti Bahasa Arab, analisis konstrastif dan metode

pembelajaran bahasa arab. disini penulis akan memaparkan secara rinci mulai dari

pengertian, jenis-jenis, contoh-contoh dsb.

45
Sutrisno Hadi, Metode, metodologi reseacrh II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.
Psikologi UGM, 1993), hlm. 16
46
Amalia Cahya Ningsih, “Kata Ganti, Isim Dhamir dan Pronoun Serta Metode Pembelajarannya”
(Yogyakarta : UINSK, 2015) hlm 26.
23

Bab ketiga, Metode Penelitian di dalamnya berisi uraian dari Jenis Penelitian, Sumber

Data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.

Bab keempat, Analisis, didalamnya dibahas Analisis Konstrastif Kata Ganti Bahasa

Arab dan Kata Ganti Bahasa Indonesia berupa persamaan-persamaannya dan

perbedaan-perbedaannya. Kemudian dibahas metode-metode pembelajaran Bahasa

arab berupa kekurangan dan kelebihan dari setiap metode.

Bab Kelima, Penutup, Berisi kesimpulan saran-saran dan kata penutup. Skripsi ini

juga dilengkapi daftar pustaka, curricullum vitae dan lampiran-lampiran.

J. Jadwal Penelitian

Berikut tabel jadwal penelitian yang akan dilaksanakan :

NO Kegiatan Bulan 2021


Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 Tahap Persiapan Penelitian
a. Penyusunan dan Pengajuan Judul
b. Pengajuan Proposal
c. Perijinan Penelitian
2 Tahap Pelaksanaan
a. Pengumpulan Data
b. Analisis Data
3 Tahap Penyusunan Laporan
24

DAFTAR PUSTAKA

Aziz, A., “Metode Pembelajaran Bahasa Arab untuk Non Arab”, Terj. M.Jailani Musni,

(Bandung : humaniora)

Boon,K.B., Perspektif-Perspektif dalam Bahasa Malaysia (Kuala Lumpur:

Dewan Bahasa dan Pustaka, 1989)

Djamarah, S.B., Psikologi Belajar (Cet. II; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008),

Hadi, S. Metode, metodologi reseacrh II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fak.

Psikologi UGM, 1993)

Hariwijaya, M. dkk, Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan Skripsi,(Yogyakarta: Tugu

Publisher)

Izzan A., Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Cet. II; Bandung: Humaniora,2007)

Keraf, G., Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia, untuk Tingkat Pendidikan Menengah,

(Jakarta: Grasindo, 1991)

Mardalis, Metode Penelitian,Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bina Aksara,1996)

Ma’arif, S., Nahwu Kilat Perpaduan Antara Teori dan Praktik

(Bandung: Nuansa Aulia, 2008)

Munawari, A., Belajar Cepat Tata Bahasa Arab (Yogyakarta: Nurma Media Idea, 2003)

Nikmah,F., Mulakhas Qawaidul Lughah al Arabiyyah (Beirut: Darul Al Islamiyah)

Ningsih, A.C. “Kata Ganti, Isim Dhamir dan Pronoun Serta Metode Pembelajarannya”

(Yogyakarta : UINSK, 2015)

Nurhadi, Tata Bahasa Pendidikan,(Semarang: IKIP Press, 1995)

Pranowo, “Analisis Kesalahan Bahasa “(Yogyakarta: Gadjah Mada Univercity Press, 1996)
25

Rada, “Contoh Tinjauan Pustaka”, https://dosenpintar.com/contoh-tinjauan-pustaka/

(Diakses pada 25 maret 2021, Pukul 06.20)

Samsuri, Analisis Bahasa (Cet VIII; Jakarta: Erlangga, 1991)

Subhana, M.& Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia,2001)

Sumardi, M., Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1975)

Sumarni, R., Jenis-Jenis Kata Ganti dan Contohnya dalam Bahasa Indonesia,

https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-kata-ganti (Diakses pada 20 Maret 2021, pukul

21.53)

Surakhmad, W. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode, Tehnik), (Bandung:

Tarsito, 1990)

Taringan ,H.G., “Pengajaran Analisis Konstastif Bahasa “ (Bandung: Angkasa)

Wikipedia, Daftar Bahasa di Indonesia,

https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_bahasa_di_Indonesia#cite_note-1 (Diakses pada

18 Maret 2021, pukul 16.45)

Zakaria, A., “Ilmu Nahwu Praktis; Sistem Belajar 40 Jam”, (Garut : Ibn azka press, 2004)

Zakaria, A. “Belajar Tashrif Sistem 20 Jam”, (Garut : Ibn azka press, 2002)
26

Anda mungkin juga menyukai