Anda di halaman 1dari 30
225 BAB 8 PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI DAN PERSEDIAAN Bidang perencanaan dan pengawasan produksi (atau operasi) dan persediaan (production and inventory planning and control atau disingkat PIPC) dalam organisasi-organisasi manufacturing dan jasa memberikan suatu kesempatan karier yang menarik dan me- nantang bagi orang-orang yang mempelajari bisnis dan teknik. Para spesialis PIPC adalah inti sistem "syaraf” sisi suplai atau pena- waran organisasi-organisasi. Mereka berpartisipasi dalam’ peramalan permintaan; perencanaan kapasitas keseluruhan organisasi; penen= tuan berapa barlyak persediaan bahan dan’ komponen-komponen yang harus ada dan kapan untuk mendapatkannya; dan bila kom- ponen-komponen diproduksi secara internal, mereka bertanggung Jawab atas kapan dibuat dan pada mesin-mesin mana sehingga master production schedules atau skedul perakitan akhir dipenuhi untuk memuaskan permintaan organisasi. Kegiatan-kegiatan PIPC dirumuskan dengan banyak jstilah secara tidak konsisten, sehingga sulit untuk menetapkan definisi Yang tepat. Sebagai contoh, nama departemen utama yang melak- sanakan kegiatan PIPC mungkin "departemen produksi”, “depar- temen pengawasan produksi”, “operasi-operasi pabrik”, "depar- temen perencanaan produksi”, "departemen perencanaan dan Pengawasan produksi”, atau “departemen perencanaan dan Pengawasan produksi dan persediaan” (PIPC), istilah yang kita gu- nakan, Penulis menggunakan istilah ini karena sangat pentingnya 226 5 dan persediaan dalam kegiatan-kegiatay wasan produksi. ae Arabia industy nv dan pengawane™ sahaan maungkin lebih banyak yan manufac Pertemen produ” daripada istlahistlak tain, nya Ini berarti bahwa departemen “produkt bukan merupakan Gepartemen pabrik yang mengerjakan produk, *stap> departemey yang mengembangkan dan memberikan arah kepada pabrik serta me. ngendalikan produksi. ian dari kegiatan-kegiatan PIPC juga mempunyai na. ma yang berbeda-beda dalam perusahaan yang berbeda. Sebagaj contoh, suatu daftar komponen produk yang dirakit mungkin dise. but "bill of materials”, “daftar bahan-bahan”, "'daftar komponen- komponen” atau "daftar kebutuhan-kebutuhan”. Urutan operasi- operasi pembuatan suatu komponen mungkin disebut “route sheet”, “process sheet”, “layout”, atau "daftar. operasi”, “Scheduling” mungkin berarti : (1) penetapan hari penyclesaian pesanan-pe- sanan, (2) penetapan hari bagi penyelesaian operasi-operasi indivi- dual, (3) penetapan waktu mulai dan berakhirnya pelaksanaan ope- rasi tertentu, atau (4) pengembangan daftar pekerjaan yang mem- butuhkan mesin-mesin tertentu. Sejauh yang penulis ketahui, itilah istilah ini di Indonesia belum mempunyai definisi standar, sehingga penulis akan menggunakan istilah-istilah dan definisi-definisi-umum dalam pembahasan selanjutnya. : pengintegrasian produks perencanaan: dan peng@ Bagian-bagi PENGERTIAN PIPC coment Walaupun kegiatan-kegiatan PIPC berbeda dalam setiap situa a n 7 a setiap situasi, = rae Sa fever anges tertentu yang umum. Berbagai egiat _ yang dilaksanakan para spesialis PIP i. petidelschagel berikar: (= ee 1, Sapetiieaa dalam penyusunan skedul-skedul produksi induk eaeteea — lasar kapasitas yang tersedia. Melaporkan ke 5 Pesanan Tanggaan, ran tentang hari penyelesaian bagi pesanay” - Berpartisipasi dalam q Perencanaan sa un- tuk memenuhi skedul produksi pair aret tenaga kerja ¥" 3. Menerima pesanan, Mnevima pesanan-pesanan untuk memproduksi produk-pi" 1, 10. i. 12. . "Menguraikan” pesanan-pesanan . Menentukan kebutuhan-kebutuhan b: 27 ‘agi produk- Produk-produk yang di- erarti mene} ntukan kuantitas, ‘ rasi-operasi_yang diby Memberikan daftar permintaan ke yang dibutuhkan, pada departemen pembelian untuk komponen-komponen yang akan dibel, ahan mentah untuk kom- rakit dari bills of material, atau by. ponen-komponen yang diproduksi. . Menentukan peralatan-peralatan yan, 1 8 diperlukan untuk produk- si, Memberikan daftar Permintaan untuk peralatan-peralatan yang akan dibeli atau dibuat secara internal, Mengoperasikan gudang persediaan bahan mentah dan menge- lola persediaan serta menyusun laporan-laporan’ penerimaan dan pemakaian bahan secara akurat. Memberikan daftar permin- taan pembelian untuk bahan-bahan yang diperlukan, . Menentukan produk yang dibuat pertama kali, operasi-operasi dan mesin-mesin yang diperlukan untuk membuat produk-pro- duk dan komponen-komponen. . Mempersiapkan perintah-perintah produksi yang mengarahkan pelaksanaan’ operasi-operasi. Menyusun skedul-skedul untuk. pelaksanaan_ operasi-operasi pada mesin-mesin tertentu. Menjamin bahwa segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pro- duksi akan tersedia dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat ketika perintah-perintah "diumumkan”. — Menentukan berapa banyak perintah pengerjaan yang harus disampaikan ke pabrik untuk menyeimbangkan pesanan-pesanan yang belum dipenuhi dengan kapasitas yang tersedia. : - Mengeluarkan perintah-perintah dan intr dostra produksi untuk orang-orang dan mesin-mesin tertentu. a : Mengatur tearisportail barang dalam proses, dan mea re kasi pemrosesannya, dan menjamin akurasi laporan-lap Penyimpanan persediaan dalam proses. lenerima laporan-Japoran tentang pekerjaan yang eee os saikan dan membandingkannya dengan apa yang tc) © dulkan. Memperbaharui catatan-catatan bemajuan peker} oe - brik. Pekerjaan yang berpindah-pindah dalam pal - ki- Membantu dalam memecahkan alah yang mie batkan pemindaan-penundaan produksi- tidak da- eres reneana-rencana bila rencanarencana sens © ukuran Pat dilaksanakan dan bila ada_perubahan-p i isyaratkannya. Suatu pesanan atau hari penyelesaian yang disyaratanny asikan gudang penyimpanan komponen-komponey yang telah selesaidikerjakan dan mengawasi persediaan kom, ponen-komponen tersebut serta akurasi catatan-catatannya, 19, Mengoperasikan gudang penyimpanan produk-produk akhiy dan mengawasi persediaan produk akhir serta akurasi catatan 18. Mengoper: catatannya. : Menjawab pemeriksaan-pemeriksaan sehubungan dengan ke. majuan pesanan dalam proses. 21, Membantu dalam penyusunan estimasi-estimasi biaya untuk pesanan-pesanan baru. ; 20. Fungsi-fungsi dasar ini biasanya ditugaskan kepada departemen PIPC dalam hampir semua perusahaan, tetapi kadang-kadang bebera- pa fungsi di antaranya ditugaskan kepada departemen lain. Sebalik- nya juga, satu atau lebih tugas-tugas non—PIPC, seperti perigoperasi- an’ pelayanan administrasi pabrik atau gudang penyimpanan per- alatan, atau penetapan standar-standar waktu untuk maksud-maksud pemberian .insentif, sering dilimpahkan kepada departemen’ peng- awasan produksi. Dalam daftar di atas hanya nomor 2 dan 13. yang menyebut atau bersangkutan dengan orang. PIPC memang sangat sedikit berhu- bungan dengan penyusunan personalia pabrik (staffing). Bagaimana- pun juga, dalam banyak perusahaan, PIPC menentukan berapa ba nyak karyawan yang akan dibutuhkan pabrik. Mereka mungkin di- limpahi tanggung jawab atas peterjemahan skedul-skedul kerja di waktu yang akan datang menjadi kebutuhan-kebutuhan tenaga kerja di waktu yang akan datang sehingga departemen personalia dapat mengembangkan rencana-rencana penyusunan. personalia, Tetapi bia- sanya merupakan pekerjaan para penyelia dan departemen persona” lia untuk menyediakan karyawan-karyawan yang diperlukan. Kecvali sclama tingkat produksi sangat tinggi, PIPC menganggap bahwa kar- yawan-karyawan yang diperlukan akan tersedia, PIPC juga sedikit berhubungan den, i ilitas yans diperlukan untuk produksi, Dalam ae ae yang bethubungan dengan pengoperasian produksi pertama kali untuk SU® tu produk baru diserahkan kepada teknisi produk yang mempuny! wewenang akhir tentang bagaimana barang-barang dibuat. Tebns! produk dapat memilih mesin-mesin, memberiken eerintab pembeli- 229 an, menentukan layout, Mengawasi pemasangan mesi i tor operasi-operasi sampai ‘produksi berjalanlancar, Telos peedok mungkin juga membuat keputusan tentang semua peralatan yang di- r nnya, serta memutuskan bahan-bahan yang di- gunakan, tetapi PIPC yang melakukan Pesanan-pesanan bahan. Sete- lah produk terintegrasi dengan proses Produksi, PIPC_mengambil alih kegiatan operasi selanjutnya, Sistem PIPC Terpadu Sistem-sistem PIPC yang berkembang sekarang merupakan sis- tem yang menyerupai suatu "siklus” atau sering disebut sistem ”clo- sed loop”. Bagian-bagian sistem dipadukan dalam susunan yang te- pat. Sistem PIPC mulai dengan membuat rencana-rencana, meng- implementasikan rencana-rencana, mengawasi kegiatan-kegiatan atas dasar rencana-rencana dan kemudian memberikan informasi umpan balik kepada orang-orang PIPC sehingga rencana-rencana baru atau yang telah direvisi dapat diimplementasikan dan diawasi, dan sete- rusnya, sesuai periode waktu yang disyaratkan. Sistem-sistem PIPC membantu pengelolaan kapasitas, tingkat persediaan dan tenaga kerja, pembebanan mesin, dan perpindahan pesanan-pesanan melalui fasilitas produksi. Disamping itu, sistem memonitor pesanan-pesanan yang disampaikan kepada pihak Juar un- tuk komponen-komponen dan. bahan-bahan yang dibeli. Gambar 8-1 menunjukkan suatu gambaran ringkas sistem PIPC terpadu (in- tegrated). Berikut ini akan ‘dikemukakan beberapa istilah yang mem- berikan penjelasan arti setiap-kotak dalam gambar 8-1. 1.” Pesanan-pesanan langganan. Para langganan memasukkan pesan- leeciuia untuk berbagai produk. Bila mereka melakukan, pe- sanan-pesanan untuk para Jangganan tertentu itu dimasukkan dalam skedul produksi induk. Ini disebut ”produksi untuk pe- sanan”, 2. Peramalan permintaan. Perusahaan-perusahaan ae ae Produksi dalam antisipasinya terhadap penmintain, dan is hanya sekedar untuk memenuhi pesanan-pesanan langganan ter- tentu, Ini disebut "produksi untuk persediaan”. 230 3. - ly memprodul 4, 5 rmintaan bagian-bagian pelayanan. Sering perusahaan j, cect Gomponen-komponen Pengganti untuk prog” produknya. Sebagai contoh, perusahaan mobil tidak hanya per ksi suatu komponen untuk dirakit dalam mobil, “ mobil hasil produksi, tetapi harus juga memproduksi kompone, tersebut untuk mengganti yang musak. Selain itu, Komponen mungkin dibuat untuk divisi atau perusahaan lain. Produks, komponen-komponen *pelayanan”’ ini juga harus diskedul, Skedul produksi induk (master production schedule), Berbagaj pesanan langganan, ramalan-ramalan permintaan, dan perminta. an komponen-komponen pelayanan menghasilkan skedul pro. duksi induk awal. Skedul ini biasanya adalah hasii kompromi konflik antara produksi, pemasaran, keuangan, teknik dan per- sonalia. Skedul produksi induk adalah suatu rencana terperinci ten- tang apa dan berapa banyak perusahaan merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk akhir dalam setiap periode waktu (biasanya minggu) untuk beberapa bulan yang akan d2- tang. Skedul produksi induk merupakan rencana induk perust- haan, dan setelah disetujui akan mengendalikan sistem PIPC. Ba- gaimanapun juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan pesanan-pesanan baru atau ramalan-ramalan be- tu dengan berjalannya waktu. Sebelum skedul induk final disetujui, perlu dilakukan pem- bandingan sumber daya-sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk dalam periode waktu yang d skedulkan, dengan kapasitas mesin-mesin, tenaga kerja dan su ber daya-sumber daya jangka panjang lainnya yang tersedis- Bila keseimbangan telah tercapai maka perencanaan yang !« bih terperinci dapat dimulai, untuk mengetahui apakah skedt! yang diusulkan dapat dipenuhi secara nyata. Ini dilakukan 4¢ ngan lebih mengingat tersedianya bahan mentah-bahan ment kapasitas mesin, dan tenaga kerja tertentu. Bills of materials (BOM), Cara suatu produk secara nyatt buat dirumuskan dalam bills of materials, BOM merupaka tu daftar semua komponen-komponen yang dipetiukan us" 231 membuat suatu produk. Tetapi tar Komponen, tetapi juga yang harus dilakukan untul 6 diperlukan untuk setiap produk ‘urul it it Tukan untuk memproduksinya, "Pitan yang diper- Transaksi-transakst persediaan, persediaan pengaman, dan persediaan sedang dipesan atau diproduksi. Anggap kita mem- butuhkan 400 roda untuk memenuhi rencana skedul produksi induk untuk, misal, 100 mobil. Kita pada saat sekarang mem- punyai persediaan 50 roda mobil, dan mempunyai 100 roda lainnya yang sedang dibuat dalam pabrik (open order). Tetapi bila kita baru saja mengirimkan 25 roda untuk mengganti roda~. roda yang rusak untuk mobil-mobil yang telah dijual, sesung- guhnya kita hanya perlu memproduksi sebanyak 400 — 50 — 100 +. 25 = 275 toda. Bagian transaksi-transaksi persediaan ini bertanggung jawab atas penentuan jumlah pesanan atau permin- taan produksi dalam jumlah yang tepat, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Perencanaan kebutuhan bahan. Semua hal di atas dipadukan da- lam bagian sistem yang disebut perencanaan kebutuhan bahan atau material requirements planning (MRP), di mana rencana kebutuhan-kebutuhan bahan mentah dan komponen yang diper- lukan untuk memenuhi skedul produksi induk dihitung. MRP juga menentukan kapan pesanan-pesanan bahan dan komponen perlu disampaikan kepada para penyedia atau pabrik untuk produksi internal. Di samping itu MRP menentukan berapa ba- nyak barang diperlukan, atas dasar persediaan, data pemesanan dan BOM. Keluaran dari MRP adalah pevintal-perintan beeneia 7 Pesanan-pesanan yang direncanakan untuk setiap Komponen dan baker ea sanaa mendatang, dan menjadi basis bagi Scheduling mesin-mesin dan tenaga kerja secara terperinci, serta Pemberitahuan kepada departemen pembelian tentang apa yang akan dibeli dan kapan membelinya- 232 Perencanaan agregat ‘Routing mesin jam| dan kapasitas stan- Kapasitas: ; dar kebutuhan te- Pembebanan ter naga kerja batas Pembebanan tak terbatas. Perencanaan terperinci Umpan ballk dan tindakan korcktif yang diambil. = Implementasi dan pengawasan ‘Umpan balik dan tindakan korektif Gambar 8-1, Sistem perencanaan da dukst dan persediaan, Be pe eer 233 § Perencanaan kebutuhan hapasitas, Seb . te clum scheduli in: ci yang memuat perintah-perintah py aie engerjaan dan pesanan-pe- komponen-komponen yang tasan-batasan kapasitas (inf 1 : inite loadin, maupun untuk -kapasitas mesin-mesin terbatas ) i (finite loading). Ini memerlukan pengetahuan tentang routing mesin, jam standar dan kapasitas mesin tertentu untuk dapat melakukan perhitungan-perhitung- an tersebut, Bila terjadi masalah-masalah kapasitas yang tidak dapat dipecahkan dengan kerja lembur, shift ekstra, atau sub- kontrak, skedul produksi induk mungkin harus direvisi untuk menyesuaikan dengan kapasitas yang lebih rendah. 9. Scheduling terperinci. Setelah kapasitas dipadankan dengan ske- dul produksi_induk, scheduling yang diperinci menurut kompo- nen-komponen, rakitan-rakitan, dan komponen-komponen yang dibeli dapat ditentukan. Scheduling ini mencakup routing me. sin, hari penyelesaian pesanan, dan prioritas-prioritas lainnya. 10. Dispatching. Bila semua telah siap, perintah-perintah penger- jaan dan pesanan-pesanan yang direncanakan yang dihasilkan perencanaan kebutuhan bahan menjadi "order-order” yang di- beri wewenang untuk mengerjakannya. Order-order untuk ba- rang-barang yang diproduksi sendiri, di sampaikan ke bagian pa- brik, bahan mentah dikeluarkan dari gudang, dan produksi mulai. Order-order untuk bahan-bahan dan komponen-komponen yang dibeli disampaikan kepada para penyedia dengan waktu teng- gang cukup agar bahan-bahan datang pada waktu yang tepat dan, dalam kuantitas yang tepat untuk’ diintegrasikan ke dalam proses produksi. : ' 11. Follow-up. Setelah dilakukan dispatching, perntah-perntah j i i ik, sistem memonitor kemajuan pengerjaan disampaikan ke pabrik, - i order-order tersebut sejalan dengan PS anes oe ke proses untuk mengecek apakah semuanya berjalai c ngan yang telah ditctapkan dalam skedul produksi induk. Begi- tu_juga, sali spesialis pembelian memonitor kemajuan order- odes telah mereka berikan kepada para penyedia untuk 234 anan — tepat pada waktunya, terlan, d 05: A menentukan keadaan p' svak, dan sebagainya. bat, ada masalah kualitas, ik dan tindakan korektif. Sesuai dengan berjalanny, Dede paras ini cikisimkan Kembali ke bagian yang pa dalam sistem. Skedul-skedul induk. direvisi, MRP menghitung embali_ kebutuhan-kebutuhan, dan proses berulang-ulang) dar) hari ke hari, minggu ke-minggu, secara terus menerus berjalan melalui proses pembetulan diri. Disamping itu, sistem diperba. harai dengan adanya perubahan-perubahan bills of materials (misal, karena disain produk direvisi), routing mesin (misal, ka rena pembelian mesin-mesin baru), urutan-urutan perakitan, jam jam standar, dan ratusan atau bahkan ribuan hal lain yang secara konstan berubah dalam suatu lingkungan produksi yang dinamik. PERENCANAAN AGREGAT DAN SCHEDULING INDUK Kegiatan perencanaan produksi dimulai dengan melakukan pe- ramalan-peramalan (forecasts) untuk mengetahui terlebih dahulu apa dan berapa yang perlu diproduksikan pada waktu yang akan datang. Peramalan produksi bermaksud untuk memperkirakan permintaan akan barang-barang atau jasa-jasa perusahaan. Tetapi hampir semua perusahaan tidak dapat selalu menyesuaikan tingkat produksi mere~ ka dengan perubahan permintaan nyata. Oleh karena itu, perusahaan mengembangkan rencana-rencana rasional yang menunjukkan bagai- mana mereka akan memberikan tanggapan terhadap’ pasar. Ini meru- es ee perencanaan agregat dan scheduling induk (master sche- luling). : Perencanaan agregat bersangkutan dengan cara kapasitas organi- sasi digunakan untuk memberikan tanggapan terhadap permintean yang diperkirakan. Perencanaan agregat adalah proses perencanea" huantitas dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu te tentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaia® Varlabelwariabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan vas belvariabel yang dapat dikendalikan lainnya, Digunakannya istilsh ‘agregat” adalah karena ramalan-ramalan permintaan akan berbas# Darang atau jasa individual digabungkan menjadi unit-unit yang 0° mogen. Perencanaan agregat mencerminkan strategi perusahaan 4 235 Jam hal pelayanan kepada langganan, ti duksi, jumlah karyawan, dan lain dain, *t Petsediaan,tingkat pro- ig paling integratif, karena memerlu- a entang tingkat persediaan jumlah personalia yang ada sekarang, Bae fame akurat eat tang biaya-biaya dan pengetahuan penuh mengenai tujuan-tujuan sis- tem dan bagian-bagiannya. Manajemen puncak hendaknya memberi- kan pengarahan atau pedoman bagi kegiatan perencanaan agregat ini, karena seperti telah disebutkan di atas, keputusan-keputusan pe- rencanaan agregat sering mencerminkan kebijaksanaan dasar perusa- haan. Beberapa pedoman umum perencanaan agregat secara ringkas dapat diperinci sebagai berikut : o 1, Tentukan kebijaksanaan perusahaan dengan memperhatikan va- tiabel-variabel yang dapat dikendalikan, Gunakan hasil ramalan yang baik sebagai dasar perencanaan. Buat rencana-rencana dalam unit-unit kapasitas yang tepat. Sedapat mungkin pelihara stabilitas karyawan, Lakukan pengawasan efektif terhadap persediaan. Pelihara fleksibilitas untuk menghadapi perubahan. Tanggapi permintaan dengan suatu cara yang terkendali. Evaluasi perencanaan secara teratur. PI oR Perencanaan agregat merupakan dasar scheduling induk. Skedul Produksi induk sebagai hasilnya menyajikan rencana menyeluruh dan lebih detail dengan memerinci rencana produksi masing-masing Produk akhir. Proses penyusunan skedul produksi induk dalam per- \schaan-perusahaan yang berproduksi untuk persediaan akan berbeda dengan dalam perusahaan-perusahaan yang berproduksi untuk pesan- an, karena sumber informasi utama tentang permintaan juga berbeda. ‘agi perusahaan yang berproduksi untuk persediaan, informas per mintaan berasal dari hasil ramalan-ramalan. Sedangkan bagi penmahe: a yang berproduksi untuk pesanan, informasi permintaan beras: Pesanan-pesanan (orders) yang diterima. Socnsaee Nee - Pembahasan lebih terperine! ten tive perusahaan tersebut dapat dil tang skedul produksi induk untuk kedua baca dalam bab 10. Selanjutnya, dari sekedul produksi induk dapat diperole}, ete, jumlah karyawan, mesin-mesin dan peralatan.pe, Batata dan sumber-daya—sumber-daya lainnya nl int dian, Skedul produkst induk (master production schedule, wat sering hanya disebut master schedule) merupakan formalisasj Tencang produksi dan mengubahnya menjadi kebutuhan-kebutuhan kapasitas tenaga kerja dan material tertentu. Beberapa fungsi penting skedy produksi induk adalah + eo : 1. Menterjemahkan dan memerinci rencana-rencana agregat men. jadi produk-produk akhir tertentu (spesifik). Mengevaluasi skedul-skedul alternatif. Memerinci dan meiientukan kebutuhan-kebutuhan material. Memerinci dan menentukan kebutuhan-kebutuhan kapasitas, Memudahkan pemrosesan informasi. Menjaga validitas prioritas-prioritas. Menggunakan kapasitas secara efektif. NPS Pep Gambar 8-2 menunjukkan hubungani rencana_produksi agreget dan skedul produksi induk yang telah diuraikan. di atas. Gambar ini dimaksudkan untuk melengkapi dan memperjelas gambar 8—1, yang menjelaskan sistem perencanaan dan pengawasan produksi dan perse-. | diaan sebagai suatu sistem integratif. Seperti dapat kita lihat dalam gambar 8—2, peramalan (lihat bab 9) memberikan pedoman dasit bagi rencana produksi. Masukan-masukan lainnya berasal dari penila- an terhadap sumber daya perusahaan yang tersedia dan kemampua" teknologikal. Pemahaman akan proses perencanaan agregat dan sche duling induk memberikan dasar bagi pembahasan lebih Janjut tetas perencanaan kebutuban kapasitas dan perencanaan kebutuhan mate: rial dengan topik manajemen persediaan dalam bab-bab berikutny* 237 eae ecames Perencanaan fasilitas __ Keputusan Perencanaan i= Gambar 8-2, Baga aliran rencana produksi agregat dan skedul produksi induk Interval Waktu dan Horizon Perencanaan Interval waktu yang digunakan dalam scheduling induk ter- Gantung pada tipe, clams dan jangka waktu produksi berbagai pro- uk, Seperti telah disebutkan, perusahaan-perusahaan sering menggu- alan interval-interval waktu mingguan, yang serup2 dengan satuan Waktu yang digunakan dalam banyak sistem perencanaan lainnya. 238 Perusahaan kadang-kadang juga menggunakan interval bulanan yp, * tuk menggambarkan kepanjangan horizon perencanaan tanpa mem,, sukkan perincian yang tidak diperlukan. Horizon waktu yang dicakup oleh skedul induk juga tergen tung pada karakteristik-karakteristik produk dan jangka waktu pro, duksi, Banyak skedul induk mungkin meliput suatu periode wakty pendek seperti mingguan, atau mungkin mencakup suatu periode waktu yang melebihi ‘satu tahun untukiproduk-produk dengan jangka waktu produksi Jama. Skedul produksi hendaknya member. kan waktu secukupnya bagi komponen-komponen yang dibeli dan di. rakit. * Proses Scheduling Induk Walaupun! scheduling induk tergantung pada tipe permintaan (forecasts versus ‘pésanan) dan horizon perencanaan, beberapa pe- doman scheduling perl diperhatikan, Hal-hal pokok yang peru diperhatikan dalam scheduling induk adalah : 1. Scheduling induk dikerjakan atas dasar rencana produksi agre- gat. Menyusun skedul dengan modul-modul umum bila mungkin. Melakukan pembebanan pada fasilitas-fasilitas secara realistik. Menyampaikan order-order atas dasar satuan waktu. Memonitor tingkat persediaan dengan cermat. Melakukan rescheduling sesuai keperluan, pokey «Di samping itu, penyusun skedul induk juga harus mengintegr sikan informa Permintaan dan persediaan ke dalam perencanaal atau proses scheduling induk. Proses ini, secara umum, mengiktti langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menggabungkan kebutuhan-kebutuhan produk kotor per P* triode, “2, Menentukan kebutuhan-kebutuh, ih (yaitu, keb™ ni ta, tuhan kotor dikurangi persediaan), Reem eeee oe 8. Membagi kumpulan-eumpulan kebutuhan produk bers Ke yea order-order yang direncanakan menurut tahapan waktt se 239 4, Mengubah order-order yang direncanakan menjadi laporana- poran Pembebanan Pada pusat-pusat kerja kunci. 5, Merevisi order-order yang direncanakan untuk memenuhi pri- oritas dan menyesuaikan dey 1 ngan kebutuhan-kebutuhan kapa- sitas. Perhitungan-perhitungan skedul produksi induk terperinci akan dijelaskan dengan sebuah contoh permasalahan berikut ini, 2) Contoh 8-1. Suatu perusahaan memproduksi dua macam pro, duk, X dan Y. Permintaan akan X dan Y yang diperkirakan ditunjuk- atas dasar perhitungan linear Programming adalah untuk X sebesar 90 unit, dan untuk Y sebesar 50 unit. Produk Y mempunyai deviasi Penggunaan standar sebesar 15 unit, dan perusahaan menentukan persediaan pengaman sebesar dua kali deviasi standar untuk mem- berikan pelayanan sebaik mungkin, Tabel 8-1. Data permintaan akan produk X dan Y , Jenis Produk | Produk X | Produk ¥ Atas dasar data di atas, susuni skedul produksi induk sementara untiik X dan ¥ dengan horizon perencanaan selama 10 minggu. Penyelesaian : Volume produksi yang dibutubkan ditentukan dengan rumusan ber- akut : 2 66. 2) Diambil dari: Joseph G, Monks, op. elt., halaman 465—4 240 Produksi = persediaan awal—jumlah permintaan yang diperki- rakan, Misal, untuk. X + Minggu 1 = 60-55 = 5 (produksi baru tidak diperlu. kan) : Minggu 2= 5—55= 50 (skedul dengan jumlah yang paling ekonomis atau sebesar :°90 unit). Persediaan akhir ditentukan dengan rumusan berikut : Persediaan akhir = persediaan awal + produksi — permintaan. Misa, untuk X : Minggu 2 = 5+90—55=40. , Skedul produksi induk sementara untuk produk X : Volume produksi Persediaan akhir 241 Baris "volume produksi”” menunjukkan jumlah yang diproduksi da- jam skedul induk sementara (tentative), SCHEDULING TERPERINCI Sebelah skedul produksi induk, yang dijabarkan dan dipadan- kan dengan tersedianya sumber daya (material) dan kemampuan ka- pasitas dalam sistem perencanaan kebutuhan bahan dan perencanaan Kebutuhan kapasitas, menetapkan produk-produk (atau komponen- komponen) apa yang akan diproduksi, dalam kuantitas berapa, dan kapan produk-produk tersebut diperlukan, kita menyiapkan dan me- nyusun scheduling terperinci. Scheduling ini mencakup daftar semua komponen yang diperlukan untuk membuat suatu produk (termuat dalam bill of materials), routing operasi-operasi (disusun dalam mas- ter route sheet), hari penyelesaian order, pelimpahan wewenang pe- ngerjaan dan prioritas-prioritas lainnya, Scheduling terperinci menun- Jukkan bagaimana, kapan, dan di mana produk-produk harus dibuat. Jadi, scheduling terperinci menyembatani jarak antara rencana-renca. na material dan kapasitas dan produk-produk akhir. Macam-macam Scheduling Scheduling menyangkut penetapan kapan suatu operasi atau ke- giatan harus dimulai agar hari penyelesaian pembuatan produk dapat dipenuhi. Dalam hal penetapan tanggal setiap operasi, kita menge- nal dua macam cara, yaitu : 1. Forward scheduling. Skedul-skedul disusun berdasarkan tanggal Permulaan operasi yang diketahui dan kemudian bergerak ke muka dari operasi pertama sampai operasi terakhir untuk me- nentukan tanggal penyelesaian. Atau, proses scheduling di mulai dengan tanggal permulaan order tertentu dan tanggal penyelesai- an di waktu yang akan datang ditentukan berdasarkan siklus pe- ‘rosesan dan keterbatasan kapasitas. Pentiekatan ini banyak di- gunakan dalam industri-industri proses seperti industri kimiawi, Pemrosesan makanan dan industri-industri lainnya di mana ke- luarannya sangat dibatasi dalam jangka pendek oleh kapasitas- Kapasitas yang tersedia, karena untuk mengubahnya diperlukan waktu lama. am 2. Backward scheduling. Proses scheduling dimulai dengan t penyelesaian yang ditentukan dan bekerja ke belakang unty, menentukan tanggal mulai setiap operas! yang diperlukan. Pro. ses ini menghasilkan tanggal yang ditetapkan dalam Penyampaj. an order kepada pabrik uatuk setiap Komponen dan merupakan” batas waktu setiap order operasi. Kadang-kadang tanggal penye. Jesaian yang diinginkan untuk setiap operasi dicantumkan pada order. Ini sekaligus berfungsi sebagai suatu sistem prioritas dan pemberitahuan kepada para penyelia pekerjaan-pekerjaan mana yang harus dilaksanakan terlebih dahulu dan apakah pekerjaan- pekerjaan diselesaikan pada waktunya atau lebih cepat dari skedul. Di samping itu, kita juga mengenal dua jenis scheduling lainnya: J. Order scheduling. Scheduling ini menentukan kapan setiap pe- sanan harus dikerjakan dan diselesaikan, Skedul-skedul pesanan menunjukkan kuantitas-kuantitas produk tertentu yang akan dibuat dalam satu minggu atau satu bulan. 2. Machine scheduling. Scheduling ini menentukan waktu penger- jaan pada setiap mesin. Tetapi, dalam praktek, skedul-skedul penggunaan mesin-mesin individual biasanya disusun hanya un- tuk mesin-mesin kunci atau untuk mesin-mesin yang sering me- nyebabkan kemacetan. Wewenang Untuk Memproduksikan _ Pabrik menerima wewenangnya untuk membuat produk-produk dari departemen PIPC. PIPC biasanyamemberitahukan empat hal ke- pada pabrik : (1) produk apa yang dibuat, (2) berapa banyak, (3) ke” pan, dan (4) bagaimana. Tiga pertama memberikan kepada pabrik wewenang “untuk memproduksikan” {*producing” authority) U tuk memulai dan membuat produk-produk. Hal ke empat member kan kepada pabrike ” emp: a eee Pabrik wéwenang "untuk memproses’”’ (processing Wewenang writuk mem i : it a : v produksikan memerintahkan ab’ (2) untuk merakit komponen-komponen menjadi berbagai produ jadi, (2) untuk membuat sebuah produk jadi tunggal, (3) uit 243, membuat bagian-bagian komponen individual atau (4) untuk - proses bahan-bahan (likuid, bubuk) dan facing di dake berbagai macam ukuran pembungkus, Order-order perakitan memerintahk: pabrik tentang produk-produk apa dan ber buat dan memberikan bills of materials bagian-bagian dan komponen- komponen rakitan yang diperlukan untuk setiap order. Manufak- tur komponen-komponen dan Produk-produk jadi individual, bagai- manapun juga sering memerlukan Petunjuk-petunjuk untuk mempro- duksi secara lebih terprinci, Dalam hampir semua perusahaan setiap operasi untuk memproduksikan berbagai komponen dan produk in. tegral harus direncanakan secara terpisah dan wewenangnya dilim- pahkan secara individual, ‘an departemen perakitan rapa banyak yang harus di- Wewenang untuk memproduksi adalah wewenang sat kali. Bila pabrik telah menyelesaikan apa yang diperintahkan atas dasar wewe- nang yang diterima, maka pabrik memerlukan petunjuk-petunjuk Pengerjaan lebih lanjut. Wewenang-wewenang untuk memproduksi baru harus diberikan secara terus menerus. Di samping itu, petunjuk , PIPC juga berupa instruksi-instruksi. "Wewenang” ini memberitahu- kan kepada pabrik untuk membuat kuantitas produk yang diminta skedul produksi induk, dan berusaha agar segala sesuatu dilakukan sesuai skedul. Jadi, sumber wewenang ini adalah skedul produksi induk. Wewenang untuk Memproses Wewenang untuk memproses bersangkutan dengan spesifikasi- Spesifikasi pembuatan produk. Wewenang ini menjelaskan tentang bagaimana sesuatu produk harus dibuat. Untuk perusahaan-perusa- haan kecil, bagian teknik menentukan bentuk produk, ukuran dan kebutuhan material, tetapi wewenang untuk, menentukan bagaimana Suatu produk dibuat diserahkan kepada penyelia yang berpengalam- an. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan besar, para teks ba Sian teknik merancang komponen-komponen dan produk-ptoduk, Kemudian para teknisi lainnya memutuskan bagaimana Produkpro- duk tersebut dibuat. Para teknisi ini sering disebut teknisi Pros atau manufacturing, dan kadang-kadang mereka bekerja dalam e- Partemen PIPC, Mereka juga membantu untuk memutuskan bagaima- 244 na cara para karyawan akan melaksanakan operasi-operasi tidak ha. nya dalam produksi komponen-komponen, tetapi juga dalam perakit. an. Master Bills of Materials (BOMs) Selain digunakan dalam perencanaan, bills of materials juga di. gunakan dalam produksi, BOMs untuk setiap jenis produk rakitan diperlukan untuk memberikan kepada pabrik kebutuhan-kebutuhan material tertentu. BOMs terutama merupakan suatu daftar kompo- nen-komponen dan/atau bagian-bagian rakitan yang dibutuhkan untuk membuat atau merakit satu unit produk jadi. Master bill ini juga menunjukkan berapa banyak setiap komponen dan bagian pro- duk akan diperlukan dan, biasanya, urutan perakitan bila struktur produk dimasukkan. Master BOM memerinci semua nama kompo- nen nomer identifikasi, nomer gambar, dan sumber bahan — baik yang dibuat di dalam perusahaan ataupun yang dibeli dari pihak luar. Suatu BOM untuk produk akhir dapat memerinci bagian-bagi- an rakitan seperti juga bila bagian-bagian itu merupakan komponen- komponen individual. Setiap bagian rakitan, sebaliknya, mungkin ‘ mempunyai master bill of materials tersendiri, atau sering disebut “mini” bill. Daftar komponen-komponen ini menunjukkan order untuk mana komponen-komponen akan dirakit, sehingga master BOM juga merupakan suatu bentuk instruksi pemrosesan. Master bill lebih menunjukkan urutan proses perakitan bahan- bahan menjadi bagian-bagian rakitan daripada secara langsung menj2- di produk. Teknisi biasanya memutuskan hal ini, tetapi dalam ba- nyak perusahaan PIPC dapat menggantikannya atas dasar pertim- bangan praktikal. Master bills of material, yang tentu saja harus diperbaharui sec ta terus menerus untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-pet” ubahan disain, memberikan wewenang untuk memproses pada PIPC; dan PIPC mungkin menggunakan wewenang ini berkali-kali untuk order-order yang bersifat pengulangan bagi produk yang sama. Gam bar 8-3 menunjukkan contoh bentuk master bill of materials. Blaster Bl of Mater Nama prod es emma Fee, one 8 No. ‘Nama (Kode ) Deskripst ‘Ukuran | Jumlah ‘Sumber | Keterangan a mes ai Gambar 8-3. Master bill of materials oe 246 Master Route Sheets Bagian teknik juga mengembangkan suatu "master route sheet” untuk setiap komponen, yang menunjukkan operasi-operas! dan urut- an yang diperlukan untuk membuat komponen. Master route sheets memerinci operasi-operasi yang diperlukan untuk membuat suatu komponen, mesin-mesin yang dibutuhkan untuk setiap operasi, peralatan khusus yang diperlukan, waktu mesin untuk persiapan operasi, waktu mesin yang dibutuhkan untuk melaksanakan operasi pembuatan satu komponen, waktu menganggur antar-operasi normal, serta jenis dan jumlah bahan-bahan mentah yang diperlukan untuk membuat satu unit komponen atau produk. Dalam beberapa perusa- haan, route sheet juga menunjukkan klasifikasi karyawan yang akan melaksanakan setiap operasi atau tingkat kecepatan kerja bila perusa- haan menggunakan insentif-insentif. Seperti dalam kasus master bills of materials, master route sheets memberikan wewenang untuk memproses yang berkesinam- bungan pada PIPC. Order-order yang bersifat pengulangan dapat di- kerjakan tanpa instruksi-instruksi pemrosesan bara dari bagian tek- nik, Instruksi_pemrosesan. Master route sheet memerinci operasi- operasi yang diperlukan dan urutan-urutannya; tetapi deskripsi ope- rasi tersebut adalah sangat ringkas sehingga para operator mesin ka- dang-kadang membutuhkan instruksi-instruksi yang lebih spesifik tentang apa yang akan dilakukan. Instruksi-instruksi ini berup2 gambar-gambar teknik dan "spesifikasi-spesifikasi” rencana pembuat- an barang. Gambar-gambar teknik berguna untuk memberikan kete- rangan tentang bentuk dan konstruksi barang yang dibuat, sedangkan spesifikasi memerinci setiap bagian dan komponen produk, yang mencakup bentuk, jenis, jumlah, kualitas, dan sebagainya. Biasanya kedua keterangan di atas disampaikan kepada pabrik bersamaan de- ngan order-order, dan sekaligus digunakan sebagai instruksi untuk memproses produk, sehingga disebut instruksi pemrosesan (processing instructions). 247. Pembebanan Kapasitas Penyusunan skedul-skedul harus mempertimbangkan kemampu- an produksi atau kapasitas setiap fasilitas, Beban suatu pabrik adalah jumlah kapasitas total yang telah dialokasikan kepada order-order da- ni para langganan atau produksi barang-barang untuk persediaan, Be- ban dan kapasitas ini dapat dinyatakan dalam ton, nilai rupiah, jam produksi, atau dengan cara-cara lain. Untuk Penggunaan oleh depar- “temen PIPC, hal ini biasanya dinyatakan dalam satuan waktu. Suatu pabrik, departemen, atau.mesin dikatakan mempunyai “nilai” se- jumlah jam, hari, atau minggu, atau bulan kapasitas. Kapasitas yang telah terikat pada order-order disampaikan ke pabrik disebut backlog. Pembebanan kapasitas (capacity loading) berarti penugasan se- jumlah jam kerja kepada pusat-pusat kerja atau fasilitas-fasilitas pro- duksi dalam hubungannya dengan kapasitas yang tersedia pada pusat- pusat kerja tersebut. Ada dua macam pembebanan kapasitas, yaitu : 1.” Pembebanan tak terbatas (infinite loading), artinya beban-be- ban kerja yang ditimbulkan oleh order-order baru dilimpahkan ke pada pusat-pusat kerja tanpa memperhatikan jumlah kapasi- tas yang belum terikat. Pekerjaan dibebankan untuk periode _ waktu tertentu tanpa mempertimbangkan apakah kapasitas * yang tersedia mencukupi atau tidak. Pembebanan tak terbatas menunjukkan berapa banyak pekerjaan yang akan kita beban- kan pada setiap pusat kerja dalam setiap periode produksi. Bila terjadi kelebihan beban, maka pusat-pusat kerja mungkin akan | - melakukan kerja lembur, atau beberapa order harus dibebankan ke pusat kerja lainnya untuk menyeimbangkan kebutuhan de- ) ngan kapasitas, atau skedul induk harus dirubah. 2. Pembebanan terbatas (finite loading). Berlawanan dengan pem- bebanan ‘tak terbatas, pembebanan terbatas mencoba untuk memadukan kebutuhan pengerjaan orderorder yang direncana- kan dengan kapasitas-kapasitas\pusat kerja yang tidak terikat dan memperhatikan alokasi-alokasi kapasitas prioritas pada or- der-order Jain. Sistem’ pembebanan terbatas juga tidak selalu dapat memenuhi sasaran pembebanan karena kompleksitas ma- salah dan sifat dinamik hampir semua skedul produksi induk. 248 Seperti telah disebutkan di muka, skedul-skedult induk hendak. nya ditetapkan setelah dilakukan pembandingan antara kebutuhan kebutuhan beban produksi dengan kapasitas pusat-pusat kerja yang belum terikat. Scheduling dan Pembebanan dengan Grafik Kegiatan-kegiatan PIPC yang telah dibahas di atas dalam perusa- haan-perusahaan besar sekarang banyak dilakukan dengan mengguna. kan komputer. Tetapi dalam banyak perusahaan relatif kecil di mana masalah-masalah relatif sederhana, pembebanan dan scheduling efek- tif dapat dilakukan tanpa menggunakan komputer. Berbagai peralatan grafik, seperti productrol boards, schedu- graphs, dan boardmasters telah lama digunakan. Papan-papan peren- Canaan dan pengawasan dengan grafik ini digunakan untuk menun- jukkan rencana-rencana dan kemajuan produksi dibandingkan dengan rencana ‘produksi. Selain itu, ada peralatan-peralatan komersial, se- perti papan-papan magnetik dan bagan-bagan gulungan, yang sangat praktis dan bermanfaat. DISPATCHING Dispatching berarti pengeluaran perintah-perintah pengerjaan (work orders) secara nyata kepada para karyawan (lihat gambar 8-4), Pemberian perintah pengerjaan merupakan realisasi produksi untuk menghasilkan suatu produk. Secara normal, dispatching me- nimibulkan beberapa masalah. Masalah pertama terjadi bila beban ker- ja pusat-pusat kerja melebihi kapasitasnya, schingga perlu dikembang- kan sistem prioritas order untuk memilih order-order pengerjaan pada proses produksi berikut. Pada umumnya, hari penyelesaian yang ter” tera dalam order tidak akan menjawab pertanyaan ini karena departe- men kelebihan beban. Oleh karena itu, kita penting menetapkan sua tu pedoman untuk pembuatan keputusan tentang order-order mana yang seharusnya dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang akan d- tunda. Pedoman seperti itu hendaknya cukup mekanistik sehingg? penyelia atau komputer atau operator mesin dapat membuat pilih- an-pilihan. Adalah tidak mungkin untuk menggunakan pedoman-pe doman yang sepenuhnya tergantung pada kebijakan atau’ pendapat manusia bila pilihan-pilihan harus dibuat di antara ratusan dan ribU- 249 an order. Pedoman penentuan pilihan order inj disebut priority dis- patch rules. Para peneliti telah mempelajari masalah cara penentuan priori- tas dan telah _menggunakan simulasi untuk menetapkan pedoman dispatching prioritas terbaik. Beberapa pedoman yang dapat diguna- kan adalah : 1. FCFS (first come, first served). yaitu pekerjaan yang datang per- tama kali pada pusat kerja, diproses pertama kali. 2. SPT (shortest processing time), yang berarti bahwa pekerjaan berikut dipilih atas dasar "waktu” pemrosesan tercepat atau ter- pendek, 3.. LPT (longest processing time), yang berarti bahwa pekerjaan berikut dipilih atas dasar waktu pemrosesan terpanjang atau terlama. * 4, EDD (earliest due date), di mana dengan pedoman ini, pekerja- an dengan tanggal penyelesaian paling dini (awal) diproses per- tama kali. 5: LS (least slack). "Waktu Longgar” didefinisikan sebagai wak- tu tersisa sampai tanggal penyelesaian dikurangi waktu pem- mrosesan. Pekerjaan dengan waktu longgar paling kecil atau nol diproses terlebih dahulu. 6 PCO (preferred custaner order), yang berarti bahwa pilihan pe- kerjaan yang dilakukan berdasarkan pada prioritas pentingnya langganan bagi perusahaan. 7. RS (random selection). Pedoman ini memilih pekerjaan berikut yang akan diproses secara acak. 8 HEP (highest expected profitability), di mana pekerjaan yang mempunyai tingkat profitabilitas tertinggi akan diproses terle- bih dahulu. Di samping pedoman-pedoman yang sering digunakan di atas, Pemilihan pekerjaan yang akan diproses berikut dapat didasarkan atas nilai rupiah tertinggi untuk meminimumkan biaya penyimpanan arang dalam proses, atau dipilih pekerjaan dengan operasi-operasi Yang tersisa paling banyak atau paling sedikit, atau atas dasar apakah Pekerjaan melalui pusat kerja yang kelebihan beban, dan lain-Jain Yeng ditetapkan secara khusus oleh perusahaan. 250 1 weurepey swepey ysredsip reyeq “7-8 FequIED 5. uEysnpeysuay epuydiuay sedisysoq Os Fee | UO zerrorg doug 2a + why weng = /aU/Lo 251 Dalam praktek, pengalaman telah menunjukkan bahwa tidak ada pedoman yang dapat memecahkan semua masalah. Tidak ada pedoman yang akan selalu dapat membantu penentuan semua kebu- tuhan pengerjaan pertama. Untuk mengatasi hal ini, kita mungkin perlu menggunakan indeks prioritas yang didasarkan atas waktu long- rata-rata (yaitu, antara waktu antrian operasi-operasi) per operasi yang tersisa. Indeks prioritas ini dapat dihitung sebagai berikut : ‘Waktu yang ma> “Waktu pem- Waktu yan; sih tersisa sampai Tosesan yang masih tersisa tanggal penyele- /—\ masih diperlu}+| menurut ske- saian \kan dul produksi Indeks prioritas = Jumlah operasi yang masih harus dikerjakan Sebagai contoh, bila suatu pekerjaan harus diselesaikan dalam 30 hari lagi, mempunyai waktu proses total yang belum dilakukan selama 10 hari, waktu antrian atau waktu longgar menurut skedul selama 15 ha- ri, dan ada 6 operasi yang belum diselesaikan, maka indeks prioritas akan sebesar : 30—(10 + 15) Indeks prioritas = ————_ = _ (0,833 6 Semakin rendah indeksnya, semakin tinggi prioritasnya. Da- lam kasus ini, pekerjaan akan mempunyai prioritas lebih rendah dari- pada pekerjaan lain dengan indeks lebih kecil. Bila besarnya indeks kurang dari nol (negatif), ini berarti pekerjaan mungkin tidak akan dapat diselesaikan sesuai tanggal penyelesaian yang diinginkan, ke- cuali perusahaan melakukan berbagai perubahan agar pemenuhan order tidak terlambat. i Rescheduling ling j i i masalah (terutama da- Reschediiling juga menciptakan berbagai masalah (teruta lam es, manual) karena bila prioritas-prioritas di antara berbagai pekerjaan diubah, order pengerjaan produk harus ditarik kembali dan. diganti. Perubahan-perubaharfini sering terjadi dalam 252 skedul-skedul induk karena para langganan merubah kuantitas yan, mereka inginkan, atau merubah keinginan mercka tentang tanggal penyelesaian, atau mereka membatalkan order. Perubahan-perubahan juga terjadi dalam skedul-skedul produksi barang untuk persediaan seperti karena penjualan ternyata lebih besar atau lebih kecil daripa. da yang diantisipasikan. Bagaimanapun juga, rescheduling mungkin masih menyebabkan konfil-konflik prioritas diantara order-order, karena bila suatu order diubah untuk didahulukan, maka order lain harus ditunda. Oleh kare- na itu, rescheduling hendaknya hanya dilakukan bila hal tersebut me- mang diperlukan. FOLLOW-UP Follow-up merupakan kegiatan pengawasan produksi untuk me- monitor dan mengecek secara terus menerus proses pengerjaan order- order produksi maupun pembelian komponen-komponen dari pihak luar perusahaan, apakah berjalan sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam skedul produksi induk, Follow-up, sebagai bagian terakhir fungsi PIPC, bertujuan untuk menentukan efektivitas dan menginte- grasikan fungsi-fungsi PIPC yang mendahuluinya, serta memberikan ‘ umpan balik dan menetapkan tindakan-tindakan korektif bagi sistem. | Dengan melaksanakan fungsi follow-up, kita dapat mengetahui kema- juan proses pengerjaan statu order atau pesanan, kelebihan kapasitas ‘yang belum digunakan-dan tingkat penggunaan dan persediaan mate- rial. Jenis-jenis Pengawasan Produksi Tipe proses produksi yang berbeda akan memerlukan tipe peng- awasan produksi yang berbeda pula. Dalam proses produksi konti- _nyuskita mengenal flow control, dan dalam proses produksi intermi- ten dikenal order control, Di samping ke dua jenis pengawasan ini, kita juga mengenal load control dan block control. Secara ringkas, jenisjenis pengawasan produksi terscbut dapat diuraikan sebagai berikut : . 1. Order control. Hampir semua perusahaan menggunakan berba- gai sistem order control untuk operasi-operasi berdasarkan pe 253 sanan mereka, tetapi, sangat sediki menggunakan order ebiteal dalam a cea a ja suatu perusahaan mulai menerima order-order seca. tenn menerus, dan bila permintaan menjadi semakin besar dan es ses produksi semakin lama, manajemen harus melen; kay ae dengan sistem-sistem pengawasan, yang berorientasi a aa produk, yang secara umum disebut flow control. Order control bertujuan agar pengerjaan dan penyelesaian suatu pesanan dilakukan sesuai dengan yang diinginkan atau yang telah ditetapkan dalam skedul produksi induk. Bila penger- jaan pesanan terdiri atas berbagai macam operasi, memerlukan sekumpulan material, dan sebagainya, maka order control ber- fungsi sebagai pengendali operasi untuk memenuhi segala ”per- syaratan”” yang diinginkan pesanan. Flow control. Produk-produk yang distandardisasikan dan di- buat dalam volume-volume besar serta dibuat pada garis-garis produksi, dikendalikan dengan menggunakan flow control. Flow control banyak dijumpai dalam proses produksi konti- nyus atau terus menerus, di mana pengerjaan produk menga- lir sepanjang lini produksi. Produk mengalir sepanjang lini produksi, melalui pusat- pusat kerja sampai lini terakhir dari menit ke menit. Komponen- komponen dan bagian-bagian rakitan harus mengalir ke pusat~ pusat kerja sepanjang garis pada tingkat yang sesuai dengan ke- butuhan. Jadi, tujuan utama flow control adalah untuk mema- damkan tingkat-tingkat aliran berbagai komponen, bagian rakit- ” an dan perakitan akhir. : Load control, Load control biasanya bersangkutan dengan pe- nyusunan skedul-skedul untuk satu atau lebih mesin-mesin pen- ting, Suatu mesin besar atau mesin kunci mungkin digunakan untuk pengerjaan produk-produk berbagai ukuran dan varias, seperti percetakan: dan penerbitan buku, majalah, dan sebagai- nya. Load control erutama mengatur pembebanan mesin-me- sin kunci tersebut dan mengidentifikasikan kebutuban setiap or- der agar kuantitas atau tingkat produksi dapat dikendalikan. 254 Block control. Block control, bentuk Tain dari order contro] biasanya digunakan dalam industri pakaian jadi. Pengawasan inj mengelompokkan order-order menurut model, ukuran, dan style tertentu, dan kemudian menggabungkannya menjadi ge. macam “blocks”. Suatu block adalah sejumlah produk yang da. pat diproduksikan pabrik dalam periode waktu tertentu misal satu hari. Block control bertujuan agar pengerjaan kelompok barang yang memerlukan proses sama dapat dilakukan secara efektif dan agar proses produksi dapat berjalan dengan konstan.

Anda mungkin juga menyukai