Anda di halaman 1dari 33

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA

PADA PENULISAN MEDIA LUAR RUANG DI WILAYAH KOTA BOGOR

Disusun Oleh:

Ayuni Afifah (032117038)


Grecci Elfara (032117057)
Heni Haryani (032117088)
Mutiara Rizki Ramdani (032117065)
Novia D Lestari (032117091)
Rima Rosita (032117019)
Risa Puspita Sari (032117055)
Ulfiana (032117024)
Willi Ferdianto (032117021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSTAS PAKUAN BOGOR

2021
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Analisis Kesalahan Bahasa Indonesia yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa
pada Penulisan Media Luar Ruang di Wilayah Kota Bogor.”

Penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan
berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih banyak kepada
Bapak Suhendra, M. Pd. yang telah membimbing kami dalam perkuliahan sehari-hari.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari sempurna. Namun, dengan penuh harap mudah-mudahan makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya dalam pembuatan makalah ke
depannya.

Bogor, Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Kesalahan Berbahasa.....................................................................3
B. Ejaan dalam Bahasa Indonesia......................................................5
C. Diksi (Pilihan Kata).......................................................................6
D. Jenis Media Luar Ruang................................................................8

BAB III PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis.................................................................................10

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan........................................................................................28
B. Saran..............................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Peran tersebut


akan mampu memainkan fungsinya jika dalam tuturan akan tercipta komunikasi yang
baik. Kegiatan bertutur selalu melibatkan dua hal utama, yaitu penutur (komunikator)
dan petutur (komunikan). Kegiatan bertutur pada dasarnya akan selalu hadir di
tengah-tengah masyarakat. Hal ini dikarenakan kegiatan bertutur merupakan sarana
berinteraksi masyarakat satu dengan lainnya.

Berbahasa merupakan kegiatan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa yang keluar


dari artikulasi manusia. Kegiatan berbahasa merupakan kegiatan penting, karena
berbahasa termasuk kategori primer atau kebutuhan yang tidak dapat
dikesampingkan, terutama di lingkungan masyarakat sangat diperlukan karena
berbahasa merupakan kegiatan komunikasi antara individu satu dengan individu lain
atau satu kelompok dengan kelompok lain. Berbahasa merupakan kegiatan
komunikasi baik secara lisan maupun secara tulis, sehingga kesantunan berbahasa
diperlukan agar kegiatan komunikasi dapat terbina dengan baik (Mustika, 2013).
Berbahasa juga bukan sekedar bertutur dengan dilandaskan kepahaman lawan bicara
tetapi juga harus sesuai dengan norma berbahasa yang berlaku (Dewi, 2018). Ketika
kegiatan berbahasa sudah menyimpang dari kaidah kebahasaan, maka bahasa yang
diujarkan itu sudah tergolong kepada kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa baik disengaja maupun tidak disengaja kerap kali terjadi
pada kegiatan bertutur yang diucapkan manusia (Najiyah, dkk. 2019). Hal itu serupa
dengan teori yang dikemukakan Seyati, Hasanudin (2017) Kesalahan berbahasa
merupakan kegiatan berkomunikasi lisan dan tulis yang menyimpang dari norma dan
kaidah kebahasaan di masyarakat. Kesalahan berbahasa ini banyak sekali ditemukan

1
di media luar ruang seperti di papan reklame, spanduk, benner, dan gerobak dorong.
Penggunaan bahasa yang tidak tepat itu diakibatkan karena masyarakat kurang paham
mengenai penggunaan kaidah bahasa Indonesia seperti bentuk kata baku dan tidak
baku, penggunaan kata hubung, dan struktur kalimat yang tidak beraturan. Selain itu,
kesalahan dalam penulisan juga dapat terjadi karena masyarakat tidak sadar bahasa
yang dituturkan sudah benar atau tidak (Hasanudin, 2017).

Berbagai permasalahan di atas, peneliti bermaksud melakukan sebuah analisis


mengenai kesalahan berbahasa pada penulisan media luar ruang di wilayah Kota
Bogor. Objek penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan, baliho,
reklame, spanduk pedagang, benner, dan penamaan gerobak dorong yang ada di
wilayah Kota Bogor. Alasan peneliti mengambil data analisis kesalahan berbahasa di
wilayak Kota Bogor yaitu 1). Banyak penggunaan bahasa yang mudah sekali ditemui,
seperti: spanduk, gerobak dorong, baliho, dan papan reklame; 2). Banyak penggunaan
bahasa tidak sesuai dengan norma berbahasa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis


merumuskan permasalahan pokok dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah hasil analisis dan pembenarannya terhadap bentuk-bentuk


kesalahan berbahasa pada penulisan media luar ruang di wilayah Kota Bogor?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis menentukan tujuan


penulisan dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan hasil analisis dan pembenaran terhadap bentuk-bentuk


kesalahan berbahasa pada media luar ruang di wilayah Kota Bogor.

2
BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Kesalahan Berbahasa

Dalam kaitannya dengan pengertian analisis, Chrystal (dalam Pateda, 1989:32)


mengatakan bahwa analisis kesalahan adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan
yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan
menggunakan teori-teori dan prosedurprosedur berdasarkan linguistik. Kesalahan itu
biasanya ditentukan berdasarkan ukuran keberterimaan. Apakah bahasa (ujaran atau
tulisan) si pembelajar bahasa itu berterima atau tidak bagi penutur asli atau
pengajarnya. Jadi, jika pembelajar bahasa Indonesia membuat kesalahan, maka
ukuran yang digunakan adalah apakah kata atau kalimat yang digunakan pembelajar
benar atau salah menurut penutur asli bahasa Indonesia. Jika kata atau kalimat yang
digunakan pembelajar bahasa tadi salah, dikatakan pembelajar bahasa membuat
kesalahan.

Analis kesalahan berbahasa berdampak positif terhadap pembelajaran bahasa.


Bahasa sebagai perangkat kebiasaan dipakai setiap orang sebagai media komunikasi
yang sangat kompleks. Pada umumnya pemakai bahasa dalam berbahasa cenderung
menggunakan jalan pikirannya tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang ada
dalam bahasa. Di samping itu ada juga pembelajar bahasa yang memperhatikan
kaidah-kaidah atau aturan bahasa yang berlaku sehingga menghasilkan konsep sesuai
dengan struktur bahasa yang dipelajari. Seperti telah dijelaskan di atas bahwa
pengkajian terhadap segala aspek kesalahan itu disebut analisis kesalahan. Agar dapat
menganalisis kesalahan berbahasa secara baik diperlukan langkah-langkah. Langkah-
langkah yang dimaksud sebagai berikut.

1. Pengumpulan data

3
2. Pengidentifikasian kesalahan
3. Penjelasan kesalahan
4. Pengklasifikasian kesalahan
5. Pengevaluasian kesalahan
Atas dasar langkah-langkah di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para
peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf
keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 2011:68).
Corder (dalam Pateda, 2000: 32) membedakan pengertian antara kesalahan
(error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman
(kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi).Jadi
jika si pembelajar bahasa melafalkan intruksi yang seharusnya instruksi atau bisah
yang seharusnya bisa, kejadian semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi market”,
atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang pemahaman, karena
itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak sistematis,
misalnya karena kesalahan, emosi, atau salah ucap, sedangkan kesalahan adalah
penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, taat asas, dan
menggambarkan kemampuan si perabelajar bahasa pada tahap tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal istilah kesalahan dan
kekeliruan.Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran
bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.Kesalahan
disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa belum memahami sistem linguistik
bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, secara
sistematis. Sebaliknya, kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh factor
performansi. Kekeliruan itu bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran
linguistik (Tarigan, 2011:75).

4
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, penulis memandang
bahwa kesalahan dalam berbahasa terjadi karena adanya suatu aturan atau kaidah
bahasa yang diabaikan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh pemakai bahasa
dalam pemakaian suatu bahasa.

B. Ejaan dalam Bahasa Indonesia


Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambangan bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda
baca sebagai sarananya. Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai
bahasa demi keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna.
Ejaan ibarat merupakan rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap
pengemudi.Jika pengemudi mematuhi rambu lalu lintas itu, terciptalah lalu lintas
yang tertib, teratur, dan tidak semrawut.Seperti itulah bentuk hubungan antara
pemakai bahasa dan ejaan (Finoza, 2001:13).
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
EYD yang resmi mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 merupakan upaya
penyempurnaan ejaan yang sudah dipakai selama 25 tahun sebelumnya yang dikenal
dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Sebelum Ejaan Soewandi, telah
ada ejaan yang merupakan ejaan pertama bahasa Indonesia, yaitu Ejaan Van
Ophuysen. Ruang lingkup Ejaan yang Disempurnakan (EYD) mencakup lima aspek,
yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan
unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca (Finoza, 2001:15).
1. Pemakain huruf membicarakan bagianbagian dasar dari suatu bahasa, yaitu
abjad, vokal, konsonan, pemenggalan, dan nama diri.
2. Pemakaian huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan yang
sebelumnya, meliputi huruf kapital dan huruf miring.

5
3. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti
kau, ku, mu,dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang,
pertikel, singkatan dan akronim, angka dan lambing bilangan.
4. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,
terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5. Pemakaian tanda baca membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.

C. Diksi (Pilihan Kata)


Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata
tertentu untuk digunakan dalam kalimat atau wacana. Pemilihan kata dapat dilakukan
bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata
bukanlah sekedar memilih kata yang tepat, melainkan juga memilih kata yang cocok.
Cocok dalam arti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak
bertentangan dengan yang nilai rasa masyarakat pemakainya.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata. Penggunaan ketepatan pilihan kata
dipengaruhi oleh kemampuan pengguna bahasa yang terkait dengan kemampuan
mengetahui, memahami, menguasai, dan menggunakan sejumlah kosa kata secara
aktif yang dapat mengungkapkan gagasan secara tepat sehingga mampu
mengomunikasikannya secara efektif kepada pembaca atau pendengarnya.
Keraf dalam Heryati, dkk. (2013:45) menurunkan tiga kesimpulan utama
mengenai diksi, antara lain sebagai berikut.
1. Pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk
menyampaikan gagasan, bagaimana membentuk pengelompokkan kata-kata
yang tepat.
2. Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan

6
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan
dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata
yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan
berbagai pengertian.
Menurut Widjono, 2012:126), pengguna bahasa harus pula memperhatikan
kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan siuasi yang hendak
ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata:
a. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan;
b. Menggunakan kata yang berhuungan dengan nilai sosial dengan cermat;
c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat;
d. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu;
e. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan imiah, dan komunikasi
nonilmiah menggunakan kata populer;
f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.

Selanjutnya, menurut Widjono (2012:128), fungsi diksi yatu:


1) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal;
2) Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi)
sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca;
3) Menciptakan komunikasi yang baik dan benar;
4) Menciptakan suasana yang tepat;
5) Mencegah perbedaan penafsiran;

7
6) Mencegah salah pemahaman;
7) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.

D. Jenis Media Luar Ruang


Media periklanan luar ruangan merupakan salah satu media yang diletakkan di
luar ruangan yang pada saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,
yang memiliki tujuan menyampaikan pesan promosi suatu produk atau jasa. Menurut
Fandy Tjiptono (2008:243), media luar ruangan adalah media yang berukuran besar
dipasang di tempat-tempat terbuka, seperti di pinggir jalan, di pusat keramaian atau
tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bus kota, gedung, pagar tembok, dan
sebagainya. Sedangkan menurut Sigit
Santosa (2009:168), media luar ruangan adalah semua iklan yang menjangkau
konsumen ketika mereka sedang berada di luar rumah atau kantor. Media luar
ruangan membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam
perjalanan, dalam ruang tunggu, juga di tempat-tempat terjadi transaksi. Contoh
media iklan luar ruang, di antaranya sebagai berikut.
1. Billboard (Reklame)
Billboard bentuk promosi iklan luar ruang dengan ukuran besar. Bisa disebut
juga billboard adalah bentuk poster dengan ukuran yang lebih besar yang diletakkan
tinggi di tempat tertentu yang ramai dilalui orang. Billboard termasuk model iklan
luar ruang (outdoor advertising) yang paling banyak digunakan. Perkembangannya
pun cukup pesat. Sekarang di jaman digital, billboard pun menggunakan teknologi
baru sehingga muncullah digital billboard. Ada juga mobile billboard yaitu billboard
yang berjalan ke sana ke mari karena dipasang di mobil (iklan berjalan). Mobile
billboard sendiri sekarang sudah ada yang digital mobile billboard.
Di Indonesia, billboard punya definisi sendiri, yaitubillboard yang berbentuk
bidang dengan bahan terbuat dari kayu, logam, fiberglas, kain, kaca, plastik, dan
sebagainya yang pemasangannya berdiri sendiri, menempel bangunan dengan

8
konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas
toko pun masuk kategori billboard.
2. Spanduk
Spanduk adalah kain membentang biasanya berada di tepi-tepi jalan yang berisi
teks, warna, dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk bisa
dibuat sendiri dengan menggunakan cat, sablon (screen printing) ataupun dengan cara
cat mesin (offset).
Spanduk juga termasuk media promosi yang cukup populer belakangan ini
karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Zaman sekarang
banyak perusahaan yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print
sendiri.
3. Benner
Benner adalah suatu media informasi non personal yang berisi pesan promosi,
baik itu untuk tujuan menjual atau untuk memperkenalkan sesuatu kepada khalayak.
Benner adalah bentuk penyederhanaan dari baliho.
4. Sign Board
Papan penunjuk letak toko atau instansi terkait, biasannya berpentuk papan atau
MMT yang bertuliskan nama dan arah menuju tempat.
5. Neon Boks
Neon Boks merupakan alternatif lain untuk media promosi, variasi bentuk dan
warna sekaligus memadukan unsur pencahayaan sehingga dapat menarik perhatian
khalayak. Neon boks adalah bagian media promosi luar ruang yang umumnya
berbentuk kotak dan diterangi lampu neon dari dalam boks itu sendiri. Corak dan
model biasanya mencerminkan identitas corporate/usaha itu sendiri.
6. Shop Sign
Shop Sign adalah sejenis papan nama usaha sebagai identitas dari perusahaan
tersebut. Media ini biasanya menempel tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha agar
klien/konsumen juga tidak jauh-jauh bertanya dan mudah mengenali.

9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
Berikut ini akan di paparkan hasil analisis dan pembenaran terhadap bentuk-
bentuk kesalahan berbahasa pada media luar ruang di wilayah Kota Bogor. Objek
penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan, reklame, spanduk
pedagang, benner, dan penamaan gerobak dorong yang ada di wilayah Kota Bogor.
1. Data Gambar 1

Kesalan : Telor
Blado
Capcay
Macam Macam
Perbaikan : Telur
Balado
Capcai
Macam-macam
Penjelasan :
Terdapat empat kesalahan penulisan pada benner di atas. Pertama
penulisan kata “Telor”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Telor”
merupakan bentuk kata tidak baku dari “Telur”. Sehingga penulisan yang tepat
adalah “Telur”. Kedua penulisan kata “Blado” Dalam Kamus Besar Bahasa

10
Indonesia (KBBI) kata Blado tidak ada, yang benar ialah “Balado”, Balado
merupakan makanan yang bersambal. Ketiga penulisan kata “Capcay”.
Penulisan “Capcay” pada banner tersebut salah yang benar ialah “Capcai”,
Capcai di dalam KBBI ialah masakan yang terdiri sayur di tambah bakso,
kembang tahu, udang dan sebagainya diberi bumbu tertentu. Keempat penulisan
kata ulang “Macam Macam”. Penulisan “Macam Macam” di atas salah, yang
benar ialah “Macam-macam”, kata ulang jika ditulis di depan kalimat cukup
hanya huruf depannya saja yang kapital dan menggunakan tanda strip sebagai
penghubung kata.

2. Data Gambar 2

Kesalahan : Macam-Macam
Photo Copy
Print Digital
Perbaikan : Macam-macam
Fotokopi
Print Digital
Penjelasan :
Terdapat tiga kesalahan penulisan pada benner di atas. Pertama penulisan
kata “Macam-Macam”. Kata ulang jika ditulis di depan kalimat cukup hanya
huruf awalnya saja yang menggunakan huruf kapital, pembenarannya menjadi
“Macam-macam”. Kedua penulisan kata “Photo Copy “. Kata “Photo Copy” di

11
atas salah, yang benar dalam KBBI ialah “Fotokopi”. Ketiga penulisan kata
“Print Digital”. Penulisan “Print Digital” di atas salah, print digital merupakan
bahasa asing dalam bahasa Indonesia jika penulisan menggunakan bahasa asing
penulisannya menjadi miring sehingga menjadi “Print Digital”.
3. Data Gambar 3

Kesalahan : Saat

Perbaikan : saat

Penjelasan :

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari dan lainnya untuk tidak diletakkan pada
posisi awal. Kata “Saat” merupakan kata tugas yang seharusnya tidak
menggunakan huruf kapital pada judul poster tersebut.

4. Data Gambar 4

12
Kesalahan : Disini
Perbaikan : Di sini
Penjelasan :
Penulisan kata “Disini” salah, sebab kata preposisi seharusnya ditulis
terpisah karena kata preposisi tersebut menunjukkan keterangan tempat. Jadi,
penulisan yang benar ialah “Di sini”.

5. Data Gambar 5

Kesalahan : Akan

Kepada

Perbaikan : akan

kepada
Penjelasan :
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari dan lainnya untuk tidak diletakkan pada
posisi awal. Jadi penulisan kata “Akan” dan “Kepada” di atas salah karena
merupakan kata tugas yang tidak diletakkan pada awal judul, yang benar ialah
“akan” dan “kepada”.

13
6. Data Gambar 6

Kesalahan : the best authentic


Perbaiakan : the best authentic
Penjelasan :
Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing, jadi penulisan di atas salah karena merupakan di luar
dari bahasa Indonesia alias bahasa asing yang benar ialah “the best authentic”.

7. Data Gambar 7

Kesalahan : PULSA Elektrik


Perbaikan : Pulsa Elektrik
Penjelasan :
Seharusnya tulisan “PULSA Elektrik” ditulis “Pulsa Elektrik” karena
huruf kapital seharusnya dipakai di awal kata.

14
8. Data Gambar 8

Kesalahan : Rp-13.000
Perbaiakan : Rp13.000
Penjelasan :

Penulisan singkatan untuk nama satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama
mata uang, maka di belakang singkatan itu tidak diberi tanda baca titik (.). Jadi,
penulisan yang benar adalah Rp13.000. Karena tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

9. Data Gambar 9

15
Kesalahan : GAdo-gado

es teh Manis
Perbaiakan : Gado-gado
Es Teh Manis
Penjelasan :
- Seharusnya tulisan “GAdo-gado” ditulis “Gado-gado” karena huruf
kapital seharusnya dipakai di awal kata saja.
- Huruf kapital digunakan di awal huruf jadi seharusnya yang benar ialah
“Es Teh Manis”.

10. Data Gambar 10

Salah : Krupuk
Benar : Kerupuk
Penjelasan :
Kata Krupuk seharusnya ditulis Kerupuk, karena Krupuk adalah bentuk
kata tidak baku dari Kerupuk di dalam penulisan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.

16
11. Data Gambar 11

Salah : RP. 240.000

Benar : RP240.000

Penjelasan :

Kasus kesalahan berbahasa pada data gambar 11 ini hampir sama dengan
kasus kesalahan berbahasa pada data gambar 8. Penulisan singkatan untuk
nama satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama mata uang, maka di belakang
singkatan itu tidak diberi tanda baca titik (.). Jadi, penulisan yang benar adalah
Rp240.000.

12. Data Gambar 12

17
Salah : WAROENG

Benar : WARUNG

Penjelasan :

Kesalahan terletak pada masih menggunakan huruf OE untuk pengganti


huruf  U pada kata “WAROENG”. Maka akan terjadi kesalahan berbahasa
karena OU ini adalah penggunaan pengganti hurif U pada tataran lama dan saat
sekarang tidak berlaku lagi. Penggantian fonem U dengan OU. Sehingga
penulisan yang benar ialah “WARUNG”.

13. Data Gambar 13

Salah : Berhenti !

Benar : Berhenti!

Penjelasan :

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 46 Tahun 2009 tentang Ejaan


Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, bahwa tanda baca seru (!) digunakan
untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau peritah
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

18
Kaidah penulisan tanda seru (1) adalah tidak diberi spasi dengan kata
sebelumnya.

14. Data Gambar 14

Salah : APOTIK

Benar : APOTEK

Penjelasan :

Pada papan nama tersebut tertulis “Apotik Moria”. Tak jarang banyak
kita temui kata Apotik pada papan nama toko yang menjual obat dan peralatan
medis. Sebenarnya menurut KBBI kata yang benar adalah Apotek. Kita juga
sering mendengar orang yang ahli di bidang farmasi dengan sebutan Apoteker
bukan Apotiker. Meskipun perbedaan pada penyebutan dan penulisan memiliki
perbedaan yang tipis, namun tetap saja kata tersebut tidak tepat penggunaannya
karena bisa jadi orang awam yang membaca papan nama tersebut menganggap
kata Apotik merupakan penggunaan yang tepat.

19
15. Data Gambar 15

Salah : Dan

Benar : DAN

Penjelasan :

Terdapat kesalahan penulisan kata “Dan” pada benner di atas. Seharunya


kata tersebut ditulis dengan huruf kapital. Sebab, kata tersebut berada dalam
rangkaian kalimat yang penulisannya keseluruhan menggunakan huruf kapital.
Sehingga penulisan yang tepat adalah “MIE AYAM DAN NASI SAYUR
MBAK TRI”.

16. Data Gambar 16

20
Salah : DI JUAL

Benar : DIJUAL

Penjelasan :

Terdapat kesalahan penulisan pada sepanduk iklan di atas yaitu penulisan


kata “DI JUAL”. Ada dua macam “di” dalam kalimat. “di” yang pertama
menunjukkan tempat, yang harus dituliskan terpisah dari kata yang
menunjukkan tempat. “di” yang kedua merupakan sebuah awalan untuk sebuah
kata kerja pasif, yang harus digabungkan pada kata yang diawalinya.

Jadi kata depan “di” yang ada digambar itu harus digabung


menjadi “DIJUAL” karena kata “jual” merupakan kata kerja. bilamana
digabungkan dengan kata depan “di” maka kata “jual” itu menjadi kata kerja
pasif.

17. Data Gambar 17

Salah : mulai Dari

Benar : Mulai dari

Penjelasan :

Terdapat kekeliruan pada penulisan benner di atas. Seharusnya huruf


kapital ditulis pada awal kalimat sebuah kata. Tetapi penulisan kata “mulai

21
Dari” di atas tidak menunjukkan hal tersebut, melainkan huruf kapital ditulis
pada awal kata kedua dalam penulisan tersebut, sedangkan kata pertama diawali
dengan huruf kecil. Sehingga yang benar penulisannya adalah “Mulai dari”.

18. Data Gambar 18

Salah : Sebagai

Di

Benar : sebagai

di

Penjelasan :

Sebagai kata hubung, seharusnya penulisan kata “Sebagai” dan “Di” pada
benner di atas ditulis tidak diawali dengan huruf kapital seperti kata-kata lain
yang mengikutinya. Sehingga penulisan yang tepat adalah “Selamat kepada
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan”.

19. Data Gambar 19

22
Salah : BIS

Benar : BUS

Penjelasan :

Kata “bis” yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan


bahwa, kata tersebut tidak mengartikan sebuah kendaraan besar. Oleh karena itu
kata “bis” yang ada pada gambar diatas adalah kata yang tidak baku.
Seharusnya kata “bis” itu diganti menjadi kata “bus” yang merupakan kata
bakunya.

20. Data Gambar 20

Saah : gitu Doang Hidup Loe?

Benar : Gitu Doang Hidup Loe?

Penjelasan :

Sama halnya dengan kesalahan penulisan pada gambar nomor 17.


Seharusnya huruf kapital ditulis pada awal kalimat sebuah kata. Tetapi
penulisan kata “gitu Doang Hidup Loe” di atas tidak menunjukkan hal tersebut,
melainkan huruf kapital ditulis pada awal kata setelah akat pertama, sedangkan
kata pertama diawali dengan huruf kecil. Sehingga yang benar penulisannya
adalah “Gitu Doang Hidup Loe?”.

23
21. Data Gambar 21

Penjelasan :
Poster yang ditempel di depan Toko Meubel di Kota Bogor ini
tertulis “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI MEROKOK” dinilai memiliki
makna ambigu. Orang yang melihat pasti akan dibuatnya membaca berulang
kali untuk mengerti makna dari kalimat tersebut. Kalimat di atas bisa bermakna
ucapan terima kasih untuk orang yang tidak berhenti merokok jika dibaca
secara langsung. Tapi aneh rasanya jika himbauan untuk merokok ditulis dalam
bentuk poster apalagi toko tersebut tidak menjual rokok tapi menjual meubeul.
Namun bisa juga bermakna lain yang mengungkapkan terima kasih untuk
orang yang tidak berhenti dan lalu merokok di lokasi tersebut. Seharusnya
kalimat poster di atas menggunakan tanda baca atau kata tambahan supaya
orang yang membacanya tidak bingung dengan maksud yang hendak
disampaikan. Misalkan jika memang poster tersebut menegaskan bagi orang
untuk tidak berhenti dan merokok di lokasi tersebut seharusnya kalimat
diberikan tanda (,) seperti:
- “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI, MEROKOK”, atau.
- “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI DAN MEROKOK”.

24
22. Data Gambar 22

Salah : tahu seuhah mantap

Benar : Tahu Seuhah Mantap

Penjelasan :

Singkata “ TSM” merupakan jenis singkatan yang terdiri atas huruf awal
setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf Kapital tanpa tanda titik.
Sehingga singkatan yang dibentuk dari huruf pertama setiap kata maka ditulis
dengan kapital semua. Sehingga penulisan yang tepat adalah “Tahu Seuhah
Mantap” bukan “tahu seuhah mantap”.

23. Data Gambar 23

25
Salah : DI LARANG
Benar : DILARANG
Penjelasan :
Proses kesalahan penulisan ini dipengaruhi oleh adanya imbuhan di awal
kata penggunaannya. Yakni pada kata “DI LARANG” seharusnya jika diikuti
kata perintah, maka penulisannya harus disatukan, namun jika diikuti kata
keterangan tempat, maka bentuk penulisannya dipisahkan. Biasanya prefiks di-
untuk kalimat pasif tindakan. Maka penulisan yang tepat adalah”
DILARANG”.

24. Data Gambar 24

Salah : Sinyal Strong TRI tos aya di dieu!


Benar : Mencari sinyal tri kuat? sudah ada di sini!
Penjelasan :
Bentuk penulisan kalimat pada spanduk pedagang pulsa terdapat
kesalahan. Hal tersebut dilihat dari makna yang dihasilkan menjadi tidak jelas
dikarenakan adanya perpaduan antara dua bahasa yang berbeda yakni bahasa
Indonesia, bahasa Inggris yang salah dan bahasa Sunda. Perpaduan tersebut
merupakan ciri dari interpretasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat
pengguna bahasa, kata sinyal merupakan bahasa Indonesia, kata setrong adalah

26
bentuk adaptasi dari penggunaan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang salah
dan kata tos aya didieu merupakan bahasa Sunda. Perpaduan dari tiga bahasa
tersebut mengakibatkan kalimat yang digunakan pada spanduk tersebut menjadi
tidak efektif penggunaan kalimat yang sesuai adalah mencari sinyal tri kuat?
sudah ada di sini!
25. Data gambar 25

Salah : Ikhlas Dalam Mengkaji Islam


Benar : Ikhlas dalam Mengkaji Islam
Penjelasan :
Terdapat kesalahan penulisan kata “Dalam” pada point nomor 3 poster
pemberitahuan di atas. Kata tersebut seharusnya diawali dengan huruf kecil
bukan huruf kapital. Sebab, kata “dalam” tergolong kata yang bersifat partikel,
sehinggan huruf pertama kata tetap ditulis dengan huruf kecil kecuali pada awal
kalimat. Kata-kata yang tergolong partikel adalah sebagai berikut: di, ke, dari,
dalam, sampai, akan dengan, terhadap dan lain-lain.

27
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang penulis lakukan, penulis menemukan kesalahan


berbahasa pada penulisan media luar ruang di Kota Bogor. Terdapat 25 kesalahan
berbahasa yang di temukan pada papan nama pertokoan, reklame, spanduk pedagang,
benner, dan penamaan gerobak dorong, dan lain-lain. Kesalahan dalam penulisan
tersebut diakibatkan karena pemilihan kata/diksi yang tidak tepat, ejaan, dan
penggunaan kata tidak baku atau tidak sesuai dengan KBBI.

Dari berbagai fenomena yang penulis dapatkan di masyarakat, dengan adanya


berbagai kesalahan berbahasa. Dapat penulis simpulkan bahwa masih minimnya
masyarakat Indonesia yang kurang pengetahuan dan mengabaikan bahasa Indonesia
yang sesuai EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Masyarakat Indonesia masih
lebih senang menggunakan Bahasa Prokem dan mengabaikan bahasa baku.

B. Saran

Saran yang ingin disampaikan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Pelajar/mahasiswa harus memperluas pengetahuan tentang kaidah bahasanya,


aktif bertanya kepada guru/dosen jika mengalami kesulitan, dan sering berlatih
menulis
2. Pemerintah Kota Bogor harus memberikan sosialisasi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009, tentang Bendera, Bahasa,
Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, yang di dalamnya memuat aturan atau

28
ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat
umum.
3. Selain itu, pemerintah Kota Bogor diharapkan untuk melakukan upaya
penertiban penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum dan membuat
Peraturan Daerah tentang penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum.

Karena keterbatasan pengetahuan kami, hingga hanya inilah yang dapat kami
sajikan, dan tentu saja masih sangat kurang dari sisi materinya, maka itu kami
mengharapkan masukan baik itu kritik maupun saran dari pembaca demi melengkapi
kekurangan tersebut.

29
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analasis Kesalahan Berbahasa.


Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Susanti, Ratna dan Dewi Agustini. (2016). Analisis Kesalahan Berbahasa pada
Penulisan Iklan Luar Ruang di Kota Surakarta. Jurnal Sainstech Politeknik
Indonusa Surakarta ISSN : 2355-5009 Vol. 2 Nomor 5.
Afifah, Nur dan Nikmah Sari Hasibuan. (2017). Analisis Kesalahan Berbahasa pada
Penulisan Media Luar Ruang di Kota Medan. Universitas Muhammadiyah
Tapanuli Selatan. Vol.2 No.1.
Sabrina, Shafa Padilah, Ika Mustika, dan Riana Dwi Lestari. (2020). Analisis
Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Media Luar Ruang di Kecamatan
Cihampelas, Bandung Barat. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Volume 3 Nomor 1, P – ISSN 2614-624X, E–ISSN2614-6231.
Dewi, T. U. (2018). Analisis kesalahan berbahasa pada penulisan media luar ruang di
kota Jakarta Timur. Prosiding Kolokium Doktor dan Seminar Hasil
Penelitian Hibah (Vol. 1, pp.497-513).

30

Anda mungkin juga menyukai