Disusun Oleh:
2021
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan bantuan dan bimbingan
berbagai pihak sehingga pembuatan makalah ini berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih banyak kepada
Bapak Suhendra, M. Pd. yang telah membimbing kami dalam perkuliahan sehari-hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................2
A. Kesalahan Berbahasa.....................................................................3
B. Ejaan dalam Bahasa Indonesia......................................................5
C. Diksi (Pilihan Kata).......................................................................6
D. Jenis Media Luar Ruang................................................................8
A. Hasil Analisis.................................................................................10
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................28
B. Saran..............................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................30
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesalahan berbahasa baik disengaja maupun tidak disengaja kerap kali terjadi
pada kegiatan bertutur yang diucapkan manusia (Najiyah, dkk. 2019). Hal itu serupa
dengan teori yang dikemukakan Seyati, Hasanudin (2017) Kesalahan berbahasa
merupakan kegiatan berkomunikasi lisan dan tulis yang menyimpang dari norma dan
kaidah kebahasaan di masyarakat. Kesalahan berbahasa ini banyak sekali ditemukan
1
di media luar ruang seperti di papan reklame, spanduk, benner, dan gerobak dorong.
Penggunaan bahasa yang tidak tepat itu diakibatkan karena masyarakat kurang paham
mengenai penggunaan kaidah bahasa Indonesia seperti bentuk kata baku dan tidak
baku, penggunaan kata hubung, dan struktur kalimat yang tidak beraturan. Selain itu,
kesalahan dalam penulisan juga dapat terjadi karena masyarakat tidak sadar bahasa
yang dituturkan sudah benar atau tidak (Hasanudin, 2017).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
KAJIAN TEORETIS
A. Kesalahan Berbahasa
1. Pengumpulan data
3
2. Pengidentifikasian kesalahan
3. Penjelasan kesalahan
4. Pengklasifikasian kesalahan
5. Pengevaluasian kesalahan
Atas dasar langkah-langkah di atas dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan
analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses kerja yang digunakan oleh para
peneliti bahasa dengan langkah-langkah pengumpulan data, pengidentifikasian
kesalahan yang terdapat di dalam data, penjelasan kesalahan tersebut,
pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian taraf
keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 2011:68).
Corder (dalam Pateda, 2000: 32) membedakan pengertian antara kesalahan
(error) dengan kekeliruan (mistakes). Kesalahan mengacu pada pemahaman
(kompetensi), sedangkan kekeliruan mengacu pada penampilan (performansi).Jadi
jika si pembelajar bahasa melafalkan intruksi yang seharusnya instruksi atau bisah
yang seharusnya bisa, kejadian semacam ini tergolong kekeliruan. Tetapi market”,
atau “Ini hari saya tidak masuk sekolah”, hal ini termasuk bidang pemahaman, karena
itu tergolong kesalahan. Jadi kekeliruan adalah penyimpangan yang tidak sistematis,
misalnya karena kesalahan, emosi, atau salah ucap, sedangkan kesalahan adalah
penyimpangan-penyimpangan yang sifatnya sistematis, taat asas, dan
menggambarkan kemampuan si perabelajar bahasa pada tahap tertentu.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal istilah kesalahan dan
kekeliruan.Istilah kesalahan (error) dan kekeliruan (mistake) dalam pengajaran
bahasa dibedakan yakni penyimpangan dalam pemakaian bahasa.Kesalahan
disebabkan oleh faktor kompetensi, artinya siswa belum memahami sistem linguistik
bahasa yang digunakan. Kesalahan biasanya terjadi secara konsisten, secara
sistematis. Sebaliknya, kekeliruan pada umumnya disebabkan oleh factor
performansi. Kekeliruan itu bersifat acak, artinya dapat terjadi pada setiap tataran
linguistik (Tarigan, 2011:75).
4
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas, penulis memandang
bahwa kesalahan dalam berbahasa terjadi karena adanya suatu aturan atau kaidah
bahasa yang diabaikan, baik disengaja maupun tidak disengaja oleh pemakai bahasa
dalam pemakaian suatu bahasa.
5
3. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan
jenisnya, yaitu kata dasar, kata turunan, kata ulang, gabungan kata, kata ganti
kau, ku, mu,dan nya, kata depan di, ke, dan dari, kata sandang si dan sang,
pertikel, singkatan dan akronim, angka dan lambing bilangan.
4. Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan,
terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing.
5. Pemakaian tanda baca membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.
6
menemukan bentuk yang sesuai atau cocok dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
3. Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan penguasaan sejumlah
besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi adalah pemilihan
dan pemakaian kata oleh pengarang dengan mempertimbangkan aspek makna kata
yaitu makna denotatif dan makna konotatif sebab sebuah kata dapat menimbulkan
berbagai pengertian.
Menurut Widjono, 2012:126), pengguna bahasa harus pula memperhatikan
kesesuaian kata agar tidak merusak makna, suasana, dan siuasi yang hendak
ditimbulkan, atau suasana yang sedang berlangsung. Syarat kesesuaian kata:
a. Menggunakan ragam baku dengan cermat dan tidak mencampuradukkan
penggunaannya dengan kata tidak baku yang hanya digunakan dalam
pergaulan;
b. Menggunakan kata yang berhuungan dengan nilai sosial dengan cermat;
c. Menggunakan kata berpasangan (idiomatik) dan berlawanan makna dengan
cermat;
d. Menggunakan kata dengan nuansa tertentu;
e. Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karangan imiah, dan komunikasi
nonilmiah menggunakan kata populer;
f. Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis.
7
6) Mencegah salah pemahaman;
7) Mengefektifkan pencapaian target komunikasi.
8
konstruksi tetap, dan reklame tersebut bersifat permanen. Jadi papan iklan di atas
toko pun masuk kategori billboard.
2. Spanduk
Spanduk adalah kain membentang biasanya berada di tepi-tepi jalan yang berisi
teks, warna, dan gambar. Spanduk merupakan suatu media informasi. Spanduk bisa
dibuat sendiri dengan menggunakan cat, sablon (screen printing) ataupun dengan cara
cat mesin (offset).
Spanduk juga termasuk media promosi yang cukup populer belakangan ini
karena harganya yang murah dan proses pengerjaannya yang cepat. Zaman sekarang
banyak perusahaan yang bergerak di bidang periklanan memiliki mesin digital print
sendiri.
3. Benner
Benner adalah suatu media informasi non personal yang berisi pesan promosi,
baik itu untuk tujuan menjual atau untuk memperkenalkan sesuatu kepada khalayak.
Benner adalah bentuk penyederhanaan dari baliho.
4. Sign Board
Papan penunjuk letak toko atau instansi terkait, biasannya berpentuk papan atau
MMT yang bertuliskan nama dan arah menuju tempat.
5. Neon Boks
Neon Boks merupakan alternatif lain untuk media promosi, variasi bentuk dan
warna sekaligus memadukan unsur pencahayaan sehingga dapat menarik perhatian
khalayak. Neon boks adalah bagian media promosi luar ruang yang umumnya
berbentuk kotak dan diterangi lampu neon dari dalam boks itu sendiri. Corak dan
model biasanya mencerminkan identitas corporate/usaha itu sendiri.
6. Shop Sign
Shop Sign adalah sejenis papan nama usaha sebagai identitas dari perusahaan
tersebut. Media ini biasanya menempel tidak jauh-jauh dari gedung tempat usaha agar
klien/konsumen juga tidak jauh-jauh bertanya dan mudah mengenali.
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis
Berikut ini akan di paparkan hasil analisis dan pembenaran terhadap bentuk-
bentuk kesalahan berbahasa pada media luar ruang di wilayah Kota Bogor. Objek
penelitiannya adalah penulisan pada papan nama pertokoan, reklame, spanduk
pedagang, benner, dan penamaan gerobak dorong yang ada di wilayah Kota Bogor.
1. Data Gambar 1
Kesalan : Telor
Blado
Capcay
Macam Macam
Perbaikan : Telur
Balado
Capcai
Macam-macam
Penjelasan :
Terdapat empat kesalahan penulisan pada benner di atas. Pertama
penulisan kata “Telor”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “Telor”
merupakan bentuk kata tidak baku dari “Telur”. Sehingga penulisan yang tepat
adalah “Telur”. Kedua penulisan kata “Blado” Dalam Kamus Besar Bahasa
10
Indonesia (KBBI) kata Blado tidak ada, yang benar ialah “Balado”, Balado
merupakan makanan yang bersambal. Ketiga penulisan kata “Capcay”.
Penulisan “Capcay” pada banner tersebut salah yang benar ialah “Capcai”,
Capcai di dalam KBBI ialah masakan yang terdiri sayur di tambah bakso,
kembang tahu, udang dan sebagainya diberi bumbu tertentu. Keempat penulisan
kata ulang “Macam Macam”. Penulisan “Macam Macam” di atas salah, yang
benar ialah “Macam-macam”, kata ulang jika ditulis di depan kalimat cukup
hanya huruf depannya saja yang kapital dan menggunakan tanda strip sebagai
penghubung kata.
2. Data Gambar 2
Kesalahan : Macam-Macam
Photo Copy
Print Digital
Perbaikan : Macam-macam
Fotokopi
Print Digital
Penjelasan :
Terdapat tiga kesalahan penulisan pada benner di atas. Pertama penulisan
kata “Macam-Macam”. Kata ulang jika ditulis di depan kalimat cukup hanya
huruf awalnya saja yang menggunakan huruf kapital, pembenarannya menjadi
“Macam-macam”. Kedua penulisan kata “Photo Copy “. Kata “Photo Copy” di
11
atas salah, yang benar dalam KBBI ialah “Fotokopi”. Ketiga penulisan kata
“Print Digital”. Penulisan “Print Digital” di atas salah, print digital merupakan
bahasa asing dalam bahasa Indonesia jika penulisan menggunakan bahasa asing
penulisannya menjadi miring sehingga menjadi “Print Digital”.
3. Data Gambar 3
Kesalahan : Saat
Perbaikan : saat
Penjelasan :
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari dan lainnya untuk tidak diletakkan pada
posisi awal. Kata “Saat” merupakan kata tugas yang seharusnya tidak
menggunakan huruf kapital pada judul poster tersebut.
4. Data Gambar 4
12
Kesalahan : Disini
Perbaikan : Di sini
Penjelasan :
Penulisan kata “Disini” salah, sebab kata preposisi seharusnya ditulis
terpisah karena kata preposisi tersebut menunjukkan keterangan tempat. Jadi,
penulisan yang benar ialah “Di sini”.
5. Data Gambar 5
Kesalahan : Akan
Kepada
Perbaikan : akan
kepada
Penjelasan :
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata di dalam judul
buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar,
kecuali kata tugas seperti di, ke, dari dan lainnya untuk tidak diletakkan pada
posisi awal. Jadi penulisan kata “Akan” dan “Kepada” di atas salah karena
merupakan kata tugas yang tidak diletakkan pada awal judul, yang benar ialah
“akan” dan “kepada”.
13
6. Data Gambar 6
7. Data Gambar 7
14
8. Data Gambar 8
Kesalahan : Rp-13.000
Perbaiakan : Rp13.000
Penjelasan :
Penulisan singkatan untuk nama satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama
mata uang, maka di belakang singkatan itu tidak diberi tanda baca titik (.). Jadi,
penulisan yang benar adalah Rp13.000. Karena tanda titik dipakai untuk
memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
9. Data Gambar 9
15
Kesalahan : GAdo-gado
es teh Manis
Perbaiakan : Gado-gado
Es Teh Manis
Penjelasan :
- Seharusnya tulisan “GAdo-gado” ditulis “Gado-gado” karena huruf
kapital seharusnya dipakai di awal kata saja.
- Huruf kapital digunakan di awal huruf jadi seharusnya yang benar ialah
“Es Teh Manis”.
Salah : Krupuk
Benar : Kerupuk
Penjelasan :
Kata Krupuk seharusnya ditulis Kerupuk, karena Krupuk adalah bentuk
kata tidak baku dari Kerupuk di dalam penulisan Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
16
11. Data Gambar 11
Benar : RP240.000
Penjelasan :
Kasus kesalahan berbahasa pada data gambar 11 ini hampir sama dengan
kasus kesalahan berbahasa pada data gambar 8. Penulisan singkatan untuk
nama satuan ukuran (berat, isi, luas) dan nama mata uang, maka di belakang
singkatan itu tidak diberi tanda baca titik (.). Jadi, penulisan yang benar adalah
Rp240.000.
17
Salah : WAROENG
Benar : WARUNG
Penjelasan :
Salah : Berhenti !
Benar : Berhenti!
Penjelasan :
18
Kaidah penulisan tanda seru (1) adalah tidak diberi spasi dengan kata
sebelumnya.
Salah : APOTIK
Benar : APOTEK
Penjelasan :
Pada papan nama tersebut tertulis “Apotik Moria”. Tak jarang banyak
kita temui kata Apotik pada papan nama toko yang menjual obat dan peralatan
medis. Sebenarnya menurut KBBI kata yang benar adalah Apotek. Kita juga
sering mendengar orang yang ahli di bidang farmasi dengan sebutan Apoteker
bukan Apotiker. Meskipun perbedaan pada penyebutan dan penulisan memiliki
perbedaan yang tipis, namun tetap saja kata tersebut tidak tepat penggunaannya
karena bisa jadi orang awam yang membaca papan nama tersebut menganggap
kata Apotik merupakan penggunaan yang tepat.
19
15. Data Gambar 15
Salah : Dan
Benar : DAN
Penjelasan :
20
Salah : DI JUAL
Benar : DIJUAL
Penjelasan :
Penjelasan :
21
Dari” di atas tidak menunjukkan hal tersebut, melainkan huruf kapital ditulis
pada awal kata kedua dalam penulisan tersebut, sedangkan kata pertama diawali
dengan huruf kecil. Sehingga yang benar penulisannya adalah “Mulai dari”.
Salah : Sebagai
Di
Benar : sebagai
di
Penjelasan :
Sebagai kata hubung, seharusnya penulisan kata “Sebagai” dan “Di” pada
benner di atas ditulis tidak diawali dengan huruf kapital seperti kata-kata lain
yang mengikutinya. Sehingga penulisan yang tepat adalah “Selamat kepada
Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Pakuan”.
22
Salah : BIS
Benar : BUS
Penjelasan :
Penjelasan :
23
21. Data Gambar 21
Penjelasan :
Poster yang ditempel di depan Toko Meubel di Kota Bogor ini
tertulis “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI MEROKOK” dinilai memiliki
makna ambigu. Orang yang melihat pasti akan dibuatnya membaca berulang
kali untuk mengerti makna dari kalimat tersebut. Kalimat di atas bisa bermakna
ucapan terima kasih untuk orang yang tidak berhenti merokok jika dibaca
secara langsung. Tapi aneh rasanya jika himbauan untuk merokok ditulis dalam
bentuk poster apalagi toko tersebut tidak menjual rokok tapi menjual meubeul.
Namun bisa juga bermakna lain yang mengungkapkan terima kasih untuk
orang yang tidak berhenti dan lalu merokok di lokasi tersebut. Seharusnya
kalimat poster di atas menggunakan tanda baca atau kata tambahan supaya
orang yang membacanya tidak bingung dengan maksud yang hendak
disampaikan. Misalkan jika memang poster tersebut menegaskan bagi orang
untuk tidak berhenti dan merokok di lokasi tersebut seharusnya kalimat
diberikan tanda (,) seperti:
- “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI, MEROKOK”, atau.
- “TERIMA KASIH TIDAK BERHENTI DAN MEROKOK”.
24
22. Data Gambar 22
Penjelasan :
Singkata “ TSM” merupakan jenis singkatan yang terdiri atas huruf awal
setiap kata yang bukan nama diri ditulis dengan huruf Kapital tanpa tanda titik.
Sehingga singkatan yang dibentuk dari huruf pertama setiap kata maka ditulis
dengan kapital semua. Sehingga penulisan yang tepat adalah “Tahu Seuhah
Mantap” bukan “tahu seuhah mantap”.
25
Salah : DI LARANG
Benar : DILARANG
Penjelasan :
Proses kesalahan penulisan ini dipengaruhi oleh adanya imbuhan di awal
kata penggunaannya. Yakni pada kata “DI LARANG” seharusnya jika diikuti
kata perintah, maka penulisannya harus disatukan, namun jika diikuti kata
keterangan tempat, maka bentuk penulisannya dipisahkan. Biasanya prefiks di-
untuk kalimat pasif tindakan. Maka penulisan yang tepat adalah”
DILARANG”.
26
bentuk adaptasi dari penggunaan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia yang salah
dan kata tos aya didieu merupakan bahasa Sunda. Perpaduan dari tiga bahasa
tersebut mengakibatkan kalimat yang digunakan pada spanduk tersebut menjadi
tidak efektif penggunaan kalimat yang sesuai adalah mencari sinyal tri kuat?
sudah ada di sini!
25. Data gambar 25
27
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
28
ketentuan tentang penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di tempat
umum.
3. Selain itu, pemerintah Kota Bogor diharapkan untuk melakukan upaya
penertiban penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum dan membuat
Peraturan Daerah tentang penggunaan bahasa Indonesia di tempat umum.
Karena keterbatasan pengetahuan kami, hingga hanya inilah yang dapat kami
sajikan, dan tentu saja masih sangat kurang dari sisi materinya, maka itu kami
mengharapkan masukan baik itu kritik maupun saran dari pembaca demi melengkapi
kekurangan tersebut.
29
DAFTAR PUSTAKA
30