Anda di halaman 1dari 20

Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Armiati Rasyid
Kantor Bahasa Gorontalo
Jalan Dokter Zainal Umar Sidiki, Tunggulo, Tilongkabila, Bonebolango
armiati.rasyid@kemdikbud.go.id

Abstrak
Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan keterkendalian penggunaan bahasa Indonesia dan bentuk
kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada ruang publik di Kota Gorontalo. Kajian ini bersifat
kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan dokumentasi serta dianalisis dengan teknik
persentase. Kajian ini menemukan keterkendalian penggunaan bahasa ruang publik di Kota Gorontalo
berada pada kategori Terkendali C(wilayah yang penggunaan bahasa di ruang publik kurang terkendali:
secara fisik kurang didominasi bahasa asing; mulai lebih banyak berbahasa Indonesia dengan penerapan
kaidah dan tipografi yang mulai baik). Hal tersebut dapat dilihat pada aspek kebahasaan yang belum
sepenuhnya mengutamakan penggunaan bahasa Indonesia karena memiliki masalah pada ejaan, pilihan
kata, dan struktur kalimat. Berdasarkan aspek fisik kebahasaan,posisi, ukuran, dan warna huruf pun
belum maksimal mendukungpengutamaan bahasa Indonesia.masih terdapat data yang menempatkan
bahasa Indonesia sejajar/bersanding dengan posisi di bawah atau di atas bahasa asing atau bahasa
daerah.Sementara itu, berdasarkah aspek tipografi kebahasaannya, bahan, desain, dankejelasan hurufnya
sudah proporsional.
Kata kunci: ruang publik, aspek kebahasaan, aspek fisik kebahasaan, aspek tipografi kebahasaan,
terkendali

Use of Indonesia in Public Space in The City of Gorontalo.


Abstract
This paper aims to describe the control of the use of Indonesian and the forms of misuse of Indonesian
In Public spaces in Gorontalo City. This study is quantitative. Data collected by observation and
documentation and analyzed by percentage techniques. This study found that the control over the use
of public space languages in Gorontalo City was in the Controlled C category (areas where the use of
language in public spaces was less controlled: physically less dominated by foreign languages;started
to speak more Indonesian with the application of rules and typography that began well). This can be
seen in the linguistic aspects that have not fully prioritized the use of Indonesian because they have
problems with spelling, choice of words, and sentence structure. Based on the physical aspects of
language, position, size, and color of letters are not yet optimally support the priority of Indonesian
language. There are still data that place Indonesian in line with / position below or above a foreign
language or regional language. Meanwhile, based on the typographic aspects of the language, the
material, design, and clarity of the letters are proportional.
Keywords: public space, linguistic aspects, physical aspects of linguistics, typographic aspects of
language, controlled

PENDAHULUAN penggunaan bahasa Indonesia di ruang


Pesona bahasa asing pada ruang publik tergeser oleh penggunaan bahasa
publik seperti di spanduk/kain rentang, asing, terutama bahasa Inggris merupakan
baliho, reklame, nama toko, nama dampak dari ketidaksiapan mental
perumahan, nama instansi pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam menghadapi
swasta, dll. merupakan fenomena perdagangan bebas dunia. Penggunaan
kebahasaan yang tidak dapat dihindari. bahasa asing tersebut mengubah karakter
Keberadaannya semakin menggerus posisi masyarakat Indonesia menjadi rapuh.
bahasa Indonesia. Bahkan, menurut Purba Masyarakat Indonesia tidak memiliki
dan Suyadi (2016: 11 dan 16) wilayah keteguhan dan pendirian yang kuat¸ tidak

1
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

memiliki positif terhadap bahasa Indonesia dalam beberapa kategori kesalahan, di


sehingga dengan mudah mengabaikan antaranya kesalahan penulisan tanda baca
kaidah bahasa Indonesia dan menghilangkan (tanda titik, tanda koma, tanda titik dua,
identitas kebangsaannya. tanda hubung, tanda pisah) kesalahan
Hal tersebut pun terjadi di Gorontalo. penulisan huruf, dan kesalahan penulisan
Sebagai ibu kota provinsi yang berkembang kata (kata depan, kata turunan, angka dan
cukup pesat dalam sepuluh tahun terakhir, lambang bilangan, gabungan kata).
Kota Gorontalo mengalami perubahan Hal serupa juga pernah dilakukan oleh
perkembangan perekonomian yang ditandai Cahyo Hasanuddin pada tahun 2015. Cahyo
dengan mulai munculnya pusat perbelanjaan menulis tentang “Analisis Kesalahan
modern, seperti Santika Departement Store, Berbahasa pada Penulisan Media Luar
Makro Departement Store, Mall Mega Ruang di Kabupaten Bojonegoro”. Dia
Zanur, Karsa Utama Mall, Gorontalo menemukan bahwa pertama, kesalahan pada
Bussiness Center, Gorontalo Mall yang aspek pemakaian tanda baca, khususnya
sekarang berubah menjadi Citimall tanda titik (.), penulisan kata depan di,
Gorontalo, dan menjamurnya pasar penggunaan kata pukul dan jam, dan
swalayan mini seperti Alfa Mart, Indomart, singkatan. Kedua, jenis kesalahan
sertabeberapa kafe dan restoran. pemakaian istilah asing didominasi dengan
Sejalan dengan itu, di bidang penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Jawa.
pariwisata pun demikian,terdapat taman Dalam penelitian lain, Ercita Intan
hiburan Planet Waterboom, di bidang Nurkumala, dkk. (2015) juga meneliti
perhotelan terdapat Grand Q Hotel, Imperial tentang “Penggunaan Bahasa pada Penulisan
Hotel, Maqna Hotel, New Horison Hotel, Media Luar Ruang di Kota Ketapang”.
Eljie Hotel Syariah, Mega Zanur Hotel, Dalam penelitian tersebut, mereka
Millinov Boutique Hotel, The Garden Hotel, menyimpulkan bahwa Kota Ketapang
dan Guest House, bidang kuliner muncul termasuk ke dalam wilayah terkendali 3,
Coffee Toffee Kingdom of Food, Istana yaitu wilayah yang penggunaan bahasa
Cokelat Bakery, Extra Bakery, Olivia Resto asingnya cukup terkendali, dengan lebih
& Bakery Gorontalo, dan lain-lain. mengutamakan penggunaan bahasa
Jika ditinjau dari segi pemartabatan Indonesia atau pelestarian bahasa daerah.
bahasa Indonesia, fakta di atas membuktikan Hal senada jug dilakukan oleh Kurniawati
bahwa bahasa Indonesia semakin tergerus (2015: 177). Dalam penelitiannya, dia
oleh pesona bahasa asing yang tidak mampu mengemukakan bahwa data yang sesuai
ditolak oleh masyarakat. Kondisi dengan kaidah berjumlah 40 buah (56,3%)
kebahasaan tersebut di atas tentu saja sangat dan data yang tidak sesuai dengan kaidah
bertentangan dengan amanah UUD 1945 sebanyak 31 buah (43,7%). Dengan
Pasal 36 dan Undang-Undang No. 24 Tahun demikian, frekuensi data yang sesuai dengan
2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lagu kaidah lebih dominan daripada data yang
Kebangsaan. tidak sesuai dengan kaidah atau dengan kata
Sehubungan dengan itu, tulisan ini lain, penyusun bahasa dalam media luar
akan mengkaji penggunaan bahasa ruang dapat dikatakan memiliki sikap positif
Indonesia pada ruang publik di Kota terhadap bahasa Indonesia.
Gorontalo. Berdasarkan beberapa hasil
Kajian seperti ini telah dilakukan oleh penelitian tersebut, kajian ini berfokus pada
peneliti sebelumnya. Misalnya yang keterkendalian penggunaan bahasa
dilakukan oleh Rosadi (2017) tentang Indonesia pada ruang publik dan bentuk
penggunaan ejaan pada media luar ruang di kesalahan penggunaan bahasanya.
Kabupaten Gorontalo Utara. Rosadi Keberadaan hasil kajian ini diharapkan dapat
menemukan bahwa pemakaian bahasa memperkuat dan mendukung hasil penelitian
Indonesia pada media luar ruang terbagi ke sebelumnya dan sebagai bahan

2
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

pertimbangan pemerintah dalam


memberikan perhatian khusus terhadap
pemartabatan bahasa Indonesia pada ruang
publik dengan memberlakukan peraturan
penggunaan bahasa Indonesia di segala lini.

TEORI
Undang-Undang No. 24 Tahun 2009
Penggunaan bahasa Indonesia diatur
dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009
khususnya yang mengatur tentang
pengutamaan bahasa negara di ruang
publik.Aturan tersebut tertuang pada Pasal
36—38. Pasal 36 mengatur tentang
penggunaan bahasa Indonesia wajib
digunakan dalam nama geografi di
Indonesia; nama bangunan atau gedung,
jalan, apartemen atau permukiman,
perkantoran, kompleks perdagangan, merek
dagang, lembaga usaha, lembaga
pendidikan, organisasi yang didirikan atau
dimiliki oleh warga negara Indonesia atau
badan hukum Indonesia. Selanjutnya, Pasal
37 mengatur tentang penggunaan bahasa
Indonesia wajib digunakan dalam informasi
produk barang atau jasa produksi dalam
negeri atau luar negeri yang beredar di
Indonesia.Kemudian, Pasal 38 mengatur
tentang penggunaan bahasa Indonesia pada
rambu umum, penunjuk jalan, fasilitas
umum, spanduk, dan alat informasi lainnya
yang merupakan pelayanan umum.

Keterkendalian Penggunaan Bahasa


Ruang Publik
Dalam Petunjuk Teknis Pengutamaan
Bahasa Negara di Ruang Publik (Tim
Penyusun, 2018: 10--13), dijelaskan bahwa
keterkendalian bahasa ruang publik dapat
dilihat pada tiga aspek kondisi pengutamaan
bahasa Indonesia di ruang publik yaitu
bentuk fisik kebahasaan, penggunaan kaidah
kebahasaan, dan tipografi kebahasaan.
Setiap aspek tersebut memiliki indikator
yang menjadi bahan pertimbangan dalam
penilaian keterkendalian dan dilengkapi
dengan skor sesuai dengan kriteria data,
seperti pada instrumen yang digunakan
dalam kajian ini.

3
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Tabel 1. Instrumen Penilaian Data Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia


pada Ruang Publik di Kota Gorontalo
Variabel Skor Kriteria
Fisik Kebahasaan
30 Hanya menempatkan bahasa negara
Menempatkan bahasa negara di atas/di bawah/ berdampingan
20 dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi
Posisi
Hanya menempatkan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi
10
(kedaerahan)
Menggunakan bahasa negara saja (dalam ukuran apa pun) ukuran
30 bahasa negara lebih besar daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak
resmi (kedaerahan)
20 Membuat ukuran huruf bahasa negara sama dengan bahasa asing
Ukuran huruf dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan)
Membuat ukuran huruf bahasa negara sama lebih kecil daripada
bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan); hanya
10
menggunakan bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan)
dalam ukuran apa pun
Menggunakan bahasa negara saja (dalam warna apa pun) warna
30 bahasa negara lebih menonjol daripada bahasa asing dan/atau
bahasa tak resmi (kedaerahan)
Warna huruf 20 Membuat warna huruf bahasa negara sama dengan bahasa asing
dan/atau bahasa tak resmi (kedaerahan)
Membuat warna bahasa asing lebih mencolok daripada bahasa
10 negara atau hanya menggunakan bahasa asing dan/atau bahasa tak
resmi (kedaerahan)
Variabel Skor Kriteria
Kaidah Kebahasaan
30 Tidak terdapat kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan
20 Terdapat satu atau dua kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan
Ejaan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan
Terdapat lebih dari dua kesalahan dalam pemakaian huruf, penulisan
kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur asing/serapan;
10
hanya menggunakan sistem ejaan bahasa asing dan/atau bahasa tak
resmi (kedaerahan)
30 Tidak terdapat kesalahan dalam pemilihan kata (tepat, benar, dan
lazim) untuk bahasa Negara
Pilihan Kata 20 Terdapat kesalahan dalam pemilihan kata (tepat, benar, dan lazim)
untuk bahasa Negara
Hanya menggunakan pilihan kata asing/bahasa tak resmi
10
(kedaerahan)
30 Tidak terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat
Struktur (termasuk yang hanya menggunakan satu kata) bahasa negara
Terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan frasa/kalimat bahasa
20
Negara

4
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Hanya menggunakan struktur bahasa asing/bahasa tak resmi


10 (kedaerahan)

Tipografi Kebahasaan
30 terbuat dari bahan permanen (kayu, batu, kaca, atau kaca serat)
Bahan 20 Terbuat dari bahan semipermanen (plastik, kain, atau styrofoam)
10 Terbuat dari bahan tidak permanen (kertas atau sejenisnya)
30 Terlihat desain yang sangat menarik
Desain 20 Terlihat desain yang cukup menarik
10 Terlihat desain yang tidak menarik
30 Terlihat tulisan yang sangat jelas dan proporsional
Kejelasan 20 Terlihat tulisan yang kurang jelas dan kurang proporsional
10 Terlihat tulisan yang tidak jelas dan tidak proporsional
5. Nama asing badan usaha yang
Penggunaan Nama Indonesia bagi Badan merupakan cabang luar negeri dan nama
Usaha, Kawasan, dan Bangunan asing merek dagang yang terdaftar dan
Penamaan sebuah tempat usaha, memiliki hak paten tetap dipakai,
kawasan, bangunan, gedung sebaiknya misalnya:
mengikuti struktur penamaan dalam bahasa Citibank, Goodyear, Gucci, Kentucky
Indonesia berikut. (Tim Penyusun Fried Chicken, Mitsubishi.
Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan 6. Sumber pertama untuk nama badan
Asing, 2012: 6—8) usaha, kawasan, dan bangunan ialah
1. Nama badan usaha, kawasan, dan bahasa Indonesia. Misalnya kata
bangunan dapat diambil dari nama diri gedung, kawasan, menara, perumahan,
(misalnya Wijaya, Gunung Muria) atau taman. Sumber kedua ialah bahasa
kata umum (misalnya Indah Abadi, daerah, misalnya asri, gria, saung, tirta,
Sumber Agung), atau gabungan pondok. Sumber ketiga ialah bahasa
keduanya (misalnya, Sanjaya asing yang sulit dicari padanannya
Cemerlng, Semarang Sakti) dalam bahasa Indonesia atau bahasa
2. Istilah juga dapat menjadi bagian nama daerah atau yang bentuknya lebih
badan usaha, kawasan, dan bangunan ringkas daripada terjemahannya,
untuk mempertegas identitas, misalnya misalnya apartemen, bazar, hotel, mal,
Bank Devisa Deli dan Kawasan Industri plaza, vila.
Mitra Usaha.
3. Jika badan usaha, kawasan, dan
bangunan menggunakan baik nama Cara Pembentukan Nama
Indonesia maupun nama asing, nama Adapun tata cara pembentukan
Indonesia ditempatkan di atas nama nama badan usaha, kawasan, dan bangunan
asing itu. Misalnya: sebagai berikut (Tim Penyusun
Balai Sidang Jakarta Pengindonesiaan Kata dan Ungkapan
Jakarta Convention Center Asing, 2012: 8—10).
1. Kata yang menjadi bagian nama badan
4. Nama asing yang digunakan untuk usaha, kawasan, dan bangunan adalah
badan usaha, kawasan, dan bangunan kata yang ringkas dan bernilai rasa yang
perlu dilengkapi dengan padanannya baik, misalnya Perumahan Pondok
dalam bahasa Indonesia, misalnya Cipta, Kebun Raya Bogor
Tepian Danau Bogor 2. Pemilihan bentuk kata dalam pemberian
Bogor Lakeside nama didasarkan pada pola pertalian
bentuk dengan maknanya, misalnya

5
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

membangun pembangun Misalnya: Pasar Swalayan


pembangunan Gelaelbukan Gelael
bangunan Supermarket/Gelael Pasar Swalayan
3. Pola “diterangkan-menerangkan” 4. Pola “diterangkan-menerangkan” dapat
adalah urutan lazim pada kelompok diterapkan pada nama yang menjadi
kata. satu kata, misalnya Artagraha,
Adikarya, Swakars

METODE (1) Pemberian skor 10, 20, atau 30 pada


Kajian ini dilakukan dengan setiap indikator ruang publik di Kota
pendekatan kuantitatif deskriptif. Data yang Gorontalo sesuai dengan kriteria data.
dianalisis adalah data tertulis. Sumber data (2) Presentase (P) jumlah skor diperoleh
kajian ini berupa berbagai informasi media dari hasil jumlah skor setiap indikator
ruang publik berupa papan nama instansi dibagi jumlah data (P=N/100),
dan swasta, papan nama pusat dan tempat Misalnya jumlah skor 10 pada indikator
usaha perdagangan, iklan luar ruang ejaan =11, presentasenya = 11/100 =
(spanduk/kain rentang, baliho, reklame), 11%
papan nama pemukiman dan penginapan, (3) Aspek fisik kebahasaan yang terkait
serta petunjuk lalu lintas dan peristiwa, dengan posisi bahasa Indonesia, posisi
yang terdapat di Kota Gorontalo. bahasa asing, dan posisi bahasa daerah,
Data dikumpulkan dengan teknik lokasi objek (strategis atau tidak
observasi dan dokumentasi. Teknik strategis), warna huruf, dan ukuran
observasi dilakukan dengan cara objek (besar atau kecil) dengan bobot
mengamati sekaligus mencatat data di 50%;
lapangan dengan menggunakan instrumen (4) Aspek bahasa terkait dengan
penilaian pengutamaan penggunaan bahasa penggunaan ejaan, pemilihan kata, dan
di ruang publik yang memuat tiga variabel penggunaan struktur kalimat dengan
kaidah kebahasaan, fisik kebahasaan, dan bobot 30%.
tipografi kebahasaan. Ketiga variabel (5) Tipografi kebahasaan terkait dengan
tersebut didukung oleh beberapa indikator. sifat bahan yang digunakan objek
Variabel kaidah kebahasaan terdiri atas (permanen atau tidak permanen),
ejaan, pilihan kata, dan struktur.Variable desain, dan kejelasan informasinya
fisik kebahasaan meliputi tiga indikator dengan bobot 20%.
yaitu posisi penggunaan bahasa, ukuran (6) Nilai akhir penggunaan bahasa di ruang
huruf, dan warna huruf.Variable tipografi publik diperoleh dari penjumlahan nilai
kebahasaan meliputi bahan, desain, dan setiap aspek yang telah dikalikan
kejelasan tulisan. dengan nilai bobot masing-masing.
Sementara itu, teknik dokumentasi (7) Hasil akhir kajian kemudian diberikan
digunakan untuk mengambil gambar ruang nilai pemeringkatan keterkendalian
publik tersebut. bahasa sesuai dengan pedoman
penggunaan bahasa ruang publik
Data dianalisis dengan teknik sebagai berikut.
persentase dan pembobotan yang langkah-
langkahnya sebagai berikut.

6
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Tabel 2. Pemeringkatan Hasil


Kajian Penggunaan Bahasa Indonesia di Ruang Publik
Rentang
Terkendali Fisik Kaidah Tifografi Deskripsi
Nilai
A ++ ++ ++ 2.601— secara fisik tidak ditemukan
(sangat 3.000 bahasa asing; sepenuhnya
terkendali) berbahasa negara dengan
penerapan kaidah dan tipografi
yang sangat baik
B + + + 2.201— secara fisik tidak didominasi
(lebih 2.600 bahasa asing; lebih banyak
terkendali) berbahasa negara dengan
penerapan kaidah dan tipografi
yang telah lebih baik
C - + + 1.800— secara fisik masih didominasi
(cukup 2.200 bahasa asing; masih sedikit
terkendali) berbahasa negara dengan
penerapan kaidah dan tipografi
yang cukup baik
D - - - 1.400— secara fisik masih sangat
(kurang 1.799 didominasi bahasa asing; sangat
terkendali) sedikit berbahasa negara dengan
penerapan kaidah dan tipografi
yang kurang baik
E -- -- -- 1.000— secara fisik sangat didominasi
(sangat 1.399 bahasa asing; masih sangat sedikit
kurang berbahasa negara dengan
terkendali) penerapan kaidah dan tipografi
yang cukup baik.

Setelah nilai keterkendalian HASIL DAN PEMBAHASAN


diketahui, data dianalisis kembali dengan Aspek Kebahasaan pada Ruang Publik
mengambarkan setiap kesalahan Kota Gorontalo
penggunaan bahasa Indonesianya
berdasarkan kaidah ejaan, pilihan kata, dan Aspek kebahasaan media ruang
struktur kalimat. publik di Kota Gorontalo sangat
memprihatinkan karena pada umumnya
tidak mengutamakan bahasa negara. Hal
tersebutdapat dilihat pada Grafik 1 berikut.

Grafik 1. Aspek Kebahasaan


7% mengutamakan
bahasa negara

tidak
mengutamakan
93% bahasa negara

Berdasarkan Grafik 1 di atas, diketahui (7%) yang mengutamakan penggunaan


bahwa dari aspek kebahasaan, hanya 7 data bahasaIndonesia dan sebanyak 93 % tidak

7
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

mengutamakan bahasa terdapat masalah kalimat. Dari segi ejaan, dapat dilihat pada
pada ejaan, pilihan kata, dan struktur Grafik 2 berikut.

Grafik 2. Ejaan terdapat kesalahan


>2/menggunakan
bahasa asing/daerah
11%
terdapat 1--2 kesalahan
47%
42%
tidak terdapat kesalahan

Berdasarkan Grafik 2 tersebut, baca, dan penulisan unsur asing/serapan;


diketahui bahwa hanya 11%data yang hanya menggunakan sistem ejaan bahasa
benar, 42% karena terdapat kesalahan ejaan asing dan/atau bahasa tak resmi
paling banyak 2, dan 47% karena terdapat (kedaerahan). Sementara itu, berdasarkan
lebih dari dua kesalahan dalam pemakaian pilihan kata, dapat dilihat pada Grafik 3
huruf, penulisan kata, pemakaian tanda berikut.

Grafik 3. Pilihan Kata

hanya menggunakan
bahasa asing/daerah
28% 42% terdapat kesalahan dalam
pemilihan kata
30% tidak terdapat kesalahan
dalam pemilihan kata

Berdasarkan Grafik 3 di atas, negara, dan 42% data karena hanya


diketahui bahwa dari segi pilihan kata, menggunakan pilihan kata asing/bahasa tak
terdapat 28% data yang benar, 30% data resmi (kedaerahan).
karena terdapat kesalahan dalam pemilihan
kata (tepat, benar, dan lazim) untuk bahasa

Grafik 4. Struktur kalimat


Hanya menggunakan struktur bahasa asing/bahasa tak resmi
(kedaerahan)

44% 45% Terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan


frasa/kalimat bahasa negara
11%
Tidak terdapat kesalahan struktur dalam penyusunan
frasa/kalimat (termasuk yang hanya menggunakan satu kata)
bahasa negara

8
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Kemudian, berdasarkan Grafik 4 di Penggunaan bahasa Indonesia pada


atas, diketahui bahwa dari aspek struktur nama gedung dan nama perumahan
kalimat, terdapat 43% data yang tidak Dalam kajian ini, terdapat 5 nama
terdapat kesalahan struktur dalam gedung pertemuan dan 5 nama perumahan,
penyusunan frasa/kalimat (termasuk yang yaitu Grand Palace Convention Center(25-
hanya menggunakan satu kata) bahasa Gto-11), Graha Mulia Convention Centre
negara, 13 % data yang terdapat kesalahan (25-Gto-12), Yiladia Dulohupa (25-Gto-
struktur dalam penyusunan frasa/kalimat 13), Grand Sumber Ria Ballroom (25-Gto-
bahasa negara, dan 44 % data yang hanya 14), Gorontalo Convention Center (25-Gto-
menggunakan struktur bahasa asing/bahasa 15), Perumahan Misfalah Rasaindo (25-
tak resmi (kedaerahan). Gto-16), Puri Manggis (25-Gto-17),
Perumahan Mansai Permai I (25-Gto-18),
Penggunaan Kaidah Kebahasaan pada Citra Garden Estate (25-Gto-19), dan Griya
Ruang Publik di Kota Gorontalo Aan Lestari (25-Gto-20).
Penggunaan bahasa Indonesia pada Pada data tersebut di atas, terdapat 4
nama hotel nama gedung yang menggunakan bahasa
Data nama hotel dalam kajian ini asing dan 1 nama gedung yang
sebanyak sepuluh nama hotel yaitu Grand menggunakan bahasa daerah. Sementara
Zanur Hotel (25-Gto-01),Guest House itu, 1 nama perumahan yang menggunakan
Hotel (25-Gto-02), Eljie Group Hotel and bahasa asing dan 4 nama yang
Travel (25-Gto-03), Krawang City Hotel menggunakan bahasa Indonesia.
(25-Gto-04), Hotel Liberty (25-Gto-05), Beberapa kata dan istilah asing
Imperial Hotel (25-Gto-06), New ferrizon dalam data di atas telah dipadankan ke
Hotel (25-Gto-07), Paradise Hotel (25-Gto- dalam bahasa Indonesia. Kata palace
08), ‘istana, mahligai, persada, puri’, convention
center/ convention hall ‘balai sidang, balai
Sunrise Hotel (25-Gto-09), Millinov Hotel konvensi’, ballroom ‘balai riung’, dan
(25-Gto-10). garden ‘taman’
Kesepuluh nama hotel tersebut Dengan demikian, nama gedung dan
semuanya menggunakan bahasa asing. Pada nama perumahan yang berbahasa asing
dasarnya, nama hotel-hotel tersebut ada dapat dipadankan menjadi Balai Sidang
yang memiliki padanan dalam bahasa Puri Adika, Balai Pertemuan Puri Raya,
Indonesia, misalnya kata grand‘adika; raya; Balai Sidang Istana Adika, atau Balai
agung; Pertemuan Persada Adika, Balai Sidang
Graha Mulia, Balai Pertemuan Graha
besar; perdana; resmi; puncak; utama; Mulia, Balai Konvensi Graha Mulia, Balai
akbar’, guest house ‘wisma’, new ‘baru’. Riung Agung Sumber Ria, Balai Sidang
Selain itu, dari segi struktur, Gorontalo, Balai Pertemuan Gorontalo,
penamaan hotel di atas seharusnya atau Pusat Konvensi Gorontal, dan
dilakukan berdasarkan pola “diterangkan- PermukimanTaman Citra.
menerangkan” (DM) yang lazim dalam Selanjutnya, Data 25-Gto-13,
pengelompokan kata.Dengan demikian, Yiladia Doluhupa lo Ulipu Hulondalo,
seyogyanya hotel-hotel tersebut dinamai menggunakan bahasa Gorontalo. Kata
dengan Hotel Zanur Adika, Hotel Zanur yiladiya bermakna‘istana raja’, dulohupa
Raya, Hotel Zanur Agung, Hotel Wisma, ‘musyawarah’, ulipu ‘negeri’, dan
Grup Eljie, Hotel Eljie, Biro Perjalanan Hulondalo ‘Gorontalo’. Gedung ini dahulu
Eljie, Kargo Eljie,Hotel Kota Krawang, merupakan istana raja dan sekarang
Hotel Liberty, Hotel Imperial, Hotel dijadikan sebagai tempat bermusyawarah
Ferryzon Baru, Hotel Paradise, Hotel para pemangku adat di Gorontalo.Sekarang,
Sunrise, dan Hotel Butik Millinov. selain digunakan sebagai ruang pertemuan

9
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Dewan Adat Gorontalo, juga dapat tataran ejaan, diksi, maupun pada struktur
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. kalimat.
Karena memiliki nilai sejarah, nama tempat Pada Data 25-Gto-31, informasi
ini mendapatkan pengecualian dalam UU nama tempat pada spanduk ini
No. 24 Tahun 2009. menggunakan gabungan bahasa Indonesia
dan bahasa asing, Koperasi Gorontalo Car
Online. Kata car dan online telah
Penggunaan bahasa Indonesia pada dipadankan ke dalam bahasa Indonesia
nama apotek melalui penerjemahan, mobil dan dalam
Dalam kajian ini terdapat 10 nama jaringan (daring), sehingga nama koperasi
yaitu Apotik Mega Farma (25-Gto-21), ini dapat diubah menjadi Koperasi Mobil
Apotik Mirah (25-Gto-22), Milana Apotek Daring Gorontalo.
dan Swalayan Farmasi (25-Gto-23), Apotek Pada baris kedua pada data tersebut,
Profil II (25-Gto-24), Klinik Pratama de terdapat istilah official partner yang telah
Smile Apotek Piramid Mulia (25-Gto-25), memiliki padanan dalam bahasa Indonesia
Apotik Permata (25-Gto-26), Apotek Mitra yaitu mitra resmi.
Harapan (25-Gto-27), Apotek Mulia (25- Selanjutnya, pada Data-Gto-32,
Gto-28), Apotek “Junior” (25-Gto-29), dan terdapat kesalahan ejaan penggunaan tanda
Apotek Dua Susun (25-Gto-30). baca garis miring pada penulisan singkatan
Dalam kajian ini, terdapat dua s/d,seharusnya ditulis dengan s.d. Selain itu,
macam penulisan nama apotek, yaitu terdapat kesalahan penulisan kata depan di-
apotek dan apotik. Kata apotik merupakan pada frasa dibawah. Kata depan di- ditulis
bentuk tidak baku dari apotek. terpisah dari kata yang diikutinya, sehingga
Dari segi ejaan, penulisan nama penulisan dibawah seharusnya terpisah, di
Apotek “Junior” tidak tepat. Dalam kaidah bawah.
ejaan, salah satu fungsi tanda petik (“...”) Dari segi diksi, pada data ini
adalah untuk mengapit istilah ilmiah yang terdapat istilah asing quick wins program
kurang dikenal atau kata yang mempunyai dan seat belt yang dicetak dengan huruf
arti khusus. Dengan demikian, penggunaan tegak. Istilah quick wins program
tanda petik pada kata junior mengakibatkan merupakan program nasional Polri yang
makna ambigu, yaitu terdapat makna lain secara harfiah bermakna program
yang ingin disampaikan oleh pemilik kemenangan yang cepat. Secara konseptual
apotek yang bukan makna sebenarnya. bermakna sebuah aksi kecil yang cepat
Selanjutnya, dari segi struktur mendatangkan sebuah kemenangan yang
penulisan nama apotek, terdapat 1 data yang mampu mendorong kemenangan
menggunakan struktur bahasa asing, yaitu selanjutnya. Program ini dibangun dengan
Data 25-Gto-23, Milana Apotek dan berfokus pada pemekaran rasa percaya diri
Swalayan Farmasi, atau berstruktur dan antusiasme. Istilah ini belum memiliki
“menerangkan-diterangkan” (MD), yang padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia
seharusnya berstruktur “diterangkan- sehingga penggunaannya dibolehkan
menerangkan” (DM). Oleh karena itu, nama dengan syarat harus mengikuti aturan
apotek ini seharusnya Apotek dan Swalayan penulisan bahasa Indonesia. Oleh karena
Farmasi Milana. itu, penulisan istilah ini harus dimiringkan
Quick Wins Program. Istilah seat belt pun
Penggunaan bahasa Indonesia pada telah memiliki padanan kata yaitu sabuk
spanduk/iklan kursi atau sabuk pengaman.
Dalam kajian ini ditemukan bahwa Dari segi struktur, diksi potensi
penulisan spanduk/iklan di Kota Gorontalo pada penindakanpelanggaranpotensi
masih terpengaruh oleh bahasa asing dan bermakna rancu. Oleh karena itu, pada kata
masih terdapat beberapa kesalahan potensi harus ditambahkan pemarkah yang
penggunaan bahasa Indonesia baik pada

10
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

dan imbuhan ber- sehingga menjadi ini, seharusnya tanda koma digunakan
penindakan pelanggaran yang berpotensi setelah kata lancar dan maju sebagai
kecelakaan, makna yang diinginkan pun penanda jeda pada rincian. Oleh karena itu,
lebih tepat. tulisan tersebut dapat diperbaiki seperti
Kemudian, masalah kebahasaan berikut ini, Upaya mewujudkan
pada Data 25-Gto-33 adalah penulisan transportasi yang tertib, lancar, dan
tanda baca titik pada singkatan lambang selamat untuk Gorontalo yang unggul,
mata uang dan setelah angka uang, Serba maju, dan sejahtera.
Rp. 50.000,-. Dalam kaidah ejaan, Dari segi diksi, terdapat kesalahan
singkatan lambang mata uang tidak ditandai pemilihan kata himbauan, yang seharusnya
dengan tanda baca dan tidak ada spasi imbauan. Demikian halnya kata online,
antara lambang mata uang dan angka seharusnya yang digunakan adalah
rupiah. Penanda sen pada jumlah uang padanannya yaitu dalam jaringan atau
ditandai dengan tanda koma dan nol (,00). daring. Dari segi struktur, kalimat pada data
Oleh karena itu, penulisan yang tepat untuk ini mengalami kerancuan makna karena
data ini adalah Rp50.000,00. ketidakjelasan subjek dan predikat yang
Pada Data 25-Gto-34, masalah diakibatkan oleh tidak adanya tanda koma
kebahasaan yang perlu diperbaiki adalah setelah keterangan di awal kalimat dan
penggunaan bahasa asing pada nama tempat tanda titik di akhir kalimat.
yang terdapat pada spanduk iklan tersebut, Selanjutnya, pada Data 25-Gto-38
Mitra Electronic Superstore dan kata cash tidak terdapat masalah pada ejaan dan
& kredit. Kata superstore telah memiliki struktur kalimat. Akan tetapi, pada aspek
padanan kata yaitu toko raya sehingga diksi terdapat penggunaan bahasa asing
nama toko ini dapat diganti dengan Toko yaitu certified company, official website,
Raya Elektronik Mitra. Sementara itu, kata customer care. Ketiga istilah tersebut telah
cash pun harus diganti dengan padananya dipadankan ke dalam bahasa Indonesia
tunai. certified company ‘perusahaan terdaftar’,
Pada Data 25-Gto-35, aspek ejaan official website ‘laman resmi’, dan
yang perlu dibenahi adalah penggunaan customer care ‘peduli pelanggan’.
tanda titik pada singkatan HB dan tanda Pada Data 25-Gto-39, terdapat
koma untuk mengantarai nama tempat, Jl. kesalahan penggunaan ejaan pada penulisan
Prof. H.B. Yasin No. 365, Kel. Dulalowo, kata terikat antar-, penulisan se-, pada
Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo. penulisan singkatan sampai dengan
Masalah kebahasaan pada Data 25- dengan. Hal tersebut dapat dilihat pada isi
Gto-36 adalah penggunaan tanda baca petik data berikut ini.
ganda pada nama tempat Rental Mobil SELAMAT DATANG PESERTA
“Zukhruf”. Tanda baca tersebut tidak perlu KEJURNAS ATLETIK ANTAR
digunakan karena tidak memiliki makna PPLP/PPLP-
lain, Rental Mobil Zukhruf. D/SKOSE-INDONESIA
Pada Data 25-Gto-37, aspek ejaan DI PROVINSI GORONTALO
yang perlu dibenahi adalah penggunaan Kata antar- merupakan kata terikat
tanda koma pada rincian. Misalnya pada yang tidak dapat berdiri sendiri sehingga
rincian ... angkutan antar jemput, sewa harus melekat atau ditulis tidak terpisah
umum dan sewa khusus/taksi online..., dengan kata yang diikutinya. Pada kasus
seharusnya terdapat tanda koma setelah ini, kata antar- ditulis dengan huruf kapital
kata sewa umum.Pada bagian bawah dan terikat pada singkatan PPLP. Untuk
spanduk terdapat tulisan Upaya menghindari kerancuan makna, penulisan
mewujudkan transportasi yang tertib, yang tepat cukup dengan membubuhkan
lancar dan selamat untuk Gorontalo yang tanda hubung (-) antara kata antar dan
unggul, maju dan sejahtera. Dalam tulisan PPLP. Sebaliknya, penulisan bentuk terikat

11
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

se- yang ditulis dengan huruf kapital, tanda Pada Data 25-Gto- 43, nama Coffee
hubung tidak perlu digunakan. Toffeedari segi diksimenggunakan bahasa
Pada Data 25-Gto-40, terdapat Inggris, Coffee Toffee. Secara harfiah coffee
kesalahan penggunaan ejaan di penulisan ‘kopi’dan toffee ‘karamel’, atau dimaknai
nama Kota Gorontalo, penggunaan tanda ‘permen cokelat’. Selain kata coffee dan
elipsis dan tanda seru yang berlebihan. Pada toffee, terdapat kingdom foodcourt. Istilah
data tersebut, nama Kota Gorontalo ditulis ini telah dipadankan ke dalam bahasa
dengan setiap huruf diantarai oleh spasi. Indonesia, kingdom ‘kerajaan’ dan
Penulisan seperti itu tidak dapat dibaca foodcourt ‘pusat jajanan; pujasera’.
sebagai sebuah kata, tetapi hanya sebagai Pada Data 25-Gto-44, nama Vanilla
kumpulan beberapa huruf. Tanda elipsis Convenient Store. Nama toko kue ini telah
pada kalimat Mari Jo...! tidak memiliki secara harfiah memiiliki padanan.Kata
makna, sehingga tidak perlu digunakan convenient ‘cocok, sesuai, mudah’; ‘lapang,
dalam kalimat tersebut. Demikian halnya luas, besar’, kata store ‘toko, kedai,
tanda seru pada kalimat Ingat!!!, tidak warung’, cake ‘keik, bolu’, patisserie ‘kue
menambah informasi ketegasan seperti kering’ dan kata suply ‘pasokan’ stok,
yang diinginkan oleh penutur (pemilik suplai, persediaan’. Sementara itu kalimat
iklan). Jadi, penggunaan tanda seru pada One stop shop for all your baking needs
kalimat tersebut cukup satu. ‘tempat berbelanja semua jenis kebutuhan
kue Anda’. Dengan demikian, pemilik toko
Penggunaan bahasa Indonesia pada tersebut dapat mengutamakan bahasa
nama restoran dan kafe Indonesia dengan menggunakan nama Toko
Kue Vanila, Stok Kue Bolu dan Kue Kering,
Dalam kajian ini, terdapat 10 nama ‘Tempat berbelanja semua jenis kue yang
restoran dan kafe yang akan dianalisis Anda butuhkan’.‘Tersedia Semua Jenis
penggunaan bahasanya, yaituRed Black Kue’.
Restaurant & Karaoke (25-Gto-41), Pada Data 25-Gto-45, nama Kawan
Hulondalo Indah Sweet Resto (25-Gto-42), Seafood & Chinese Food pun telah
Coffee Toffee, Kingdom Foodcourt (25- memiliki padanan kata dalam bahasa
Gto-43), Vanilla Convenient Store, Cake & Indonesia. Istilah seafood dipadankan
Patiserie Supply, One stop shop for all your dengan boga bahari; hidangan bahari; atau
baking needs (25-Gto-44), Kawan Seafood hidangan laut dan Chinese Food ‘makanan
& Chinese Food (25-Gto-45), Olivia Resto Cina’ atau ‘masakan Cina’. Dengan
& Bakery (25-Gto-46), Domestique (25- demikian, nama restoran ini dapat diubah
Gto-47), Pino’s Spesial Ikan & Ayam (25- menjadi Boga Bahari & Masakan Cina Ka
Gto-46), Rasa Seafood All Fresh (25-Gto- Wan.
49), dan 23 Pool Billiard, Karaoke & Kafe Pada Data 25-Gto-46, nama Olivia
(25-Gto-50). Resto & Bakery dapat dipadankan dengan
Pada Data 25-Gto-41, nama Red Restoran dan Toko Roti Olivia atau
Black Restaurant & Karaokedapat Restoran dan Toko Kue Olivia.
dipadankan ke dalam bahasa Indonesia Pada Data 25-Gto-47, nama
menjadi Restoran dan Karaoke Merah Domestique berasal dari bahasa Perancis
Hitam. Kemudian, pada Data 25-Gto-42, yang bermakna ‘domestik, dalam negeri,
nama Hulondalo Indah Sweet Resto, keluarga, rumah tangga’.
merupakan campur kode bahasa Gorontalo, Pada Data 25-Gto-48, nama Pino’s
bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Kata Spesial Ikan dan Ayam menggunakan
Hulondalo bermakna Gorontalo, kata indah gabungan bahasa Inggris dan bahasa
dan resto (kependekan restoran)bahasa Indonesia. Nama warung makan ini dapat
Indonesia, dan sweet bahasa Inggris. Nama dipadankan dengan Warung Makan Pino,
ini dapat dipadankan menjadi Restoran Spesial Ikan dan Ayam.
Nikmat Hulondalo Indah.

12
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Pada Data, 25-Gto-49, nama Rasa bahasa asing dengan konsep yang berbeda-
Seafood, All Fresh juga menggunakan beda. Kata yang digunakan adalah mall,
gabungan bahasa Inggris dan bahasa plaza, supermarket,superstore, dan mart.
Indonesia. Kata seafood dan all fresh sudah Selain itu, terdapat pula pencampuradukan
memiliki padanan alam bahasa Indonesia. struktur bahasa asing dan bahasa Indonesia.
All fresh dapat dimaknai dengan serba Adapun data yang menggunakan
segar, semua segar. Dengan demikian, kata mall dapat dilihat pada Data 25-Gto-
padanan kata nama restoran ini boleh 51, Mega Zanur Mall, dan Data 25-Gto-60,
dengan Restoran Rasa Boga Bahari Serba Mall Karsa Utama. Dari segi diksi, kata
Segar. mall telah diserap ke dalam bahasa
Pada Data 25-Gto-50, nama 23 Pool Indonesia dengan penyesuaian ejaan, yaitu
Billiard, Karaoke & Cafe, menggunakan mal. Kata mal bermakna gedung atau
istilah olahraga biliar, pool ‘jenis kelompok gedung yang berisi macam-
permainan biliar yang dimainkan oleh di macam toko dihubungkan oleh lorong
atas meja biliar yang memiliki enam pocket (jalan penghubung).
atau kantong bola’. Istilah ini belum Dari segi struktur, Data 25-Gto-51
memiliki padanan kata dalam bahasa menggunakan struktur bahasa Inggris dan
Indonesia. Sementara itu, kata karaoke Data 25-Gto-60 menggunakan struktur
dipadankan dengan penyerapan secara utuh bahasa Indonesia. Oleh karena itu, nama
menjadi karake dan kata cafe telah kedua pusat perbelanjaan ini perlu
dipadankan dengan penyesuaian lafal dan diperbaiki menjadi Mal Mega Zanur dan
ejaan menjadi kafe. Dengan demikian, Mal Karsa Utama.
nama kafe ini boleh saja menggunakan Data yang menggunakan kata plaza
istilah asing dengan syarat dilakukan adalah Data 25-Gto-55. Dari segi diksi, kata
penyesuaian penulisan dan struktur dalam plaza sudah diserap secara utuh ke dalam
bahasa Indonesia. Misalnya, 23 Pool, bahasa Indonesia. Kata ini bermakna pusat
Biliar, Karaoke, & Kafe. pertokoan dengan tempat parkir. Dari segi
Dengan demikian, beberapa nama struktur, nama ini sudah sesuai dengan
tempat usaha ini dapat dipadankan ke dalam struktur bahasa Indonesia, diterangkan dan
bahasa Indonesia. Yang paling utama menerangkan.
dilakukan adalah mengubah sikap pemilik Data yang menggunakan kata mart
usaha agar lebih positif dan tetap setia ada empat, yaitu Data 25-Gto-54, Swalayan
terhadap bahasa Indonesia. Jayamart; Data 25-Gto-56, Qmart Super
Store; Data 25-Gto-58, Diana Mart;
Penggunaan bahasa Indonesia pada danData 25-Gto-59, Aisyah Mart. Dari segi
nama pusat perbelanjaan diksi, istilah mart telah dipadankan ke
dalam bahasa Indonesia ‘toko, kios’.
Dalam kajian ini terdapat 10 nama Dengan demikian, nama pusat perbelanjaan
pusat perbelanjaan yang akan dianalisis tersebut dapat diganti dengan Toko
penggunaan bahasanya, yaituMega Zanur Swalayan Jaya, Toko Diana, dan Toko
Mall (25-Gto-51), Business Park Gorontalo Aisyah. Sementara itu, nama Qmart Super
(25-Gto-52), Makro Supermarket & Dept. Store menggunakan kata mart dan
Store (25-Gto-53), Swalayan Jayamart (25- superstore, ‘toko’dan ‘toko raya’ dengan
Gto-54), Plaza Listrik (25-Gto-55), Qmart sebuah konsep toko besar. Pemilik toko
Superstore (25-Gto-56), Santika dapat memilih opsi lain dengan Toko Raya
Supermarket Furniture (25-Gto-57), Divana Q.
Mart (25-Gto-58), Aisyah Mart (25-Gto- Data yang menggunakan kata
59), dan Mall Karsa Utama(25-Gto-60). supermarket ada dua, yaitu Data 25-Gto-53,
Berdasarkan data di atas, diketahui Makro Supermarket & Departemen Store,
bahwa nama pusat perbelanjaan di Kota dan Data 25-Gto-57, Santika Supermarket
Gorontalo pada umumnya menggunakan

13
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

&Furniture. Istilah supermarket juga telah istilah asing pada alamat kantor, serta
dipadankan ke dalam bahasa Indonesia kesalahan pilihan kata.
melalui penerjemahan yaitu pasar Data yang berkaitan dengan
swalayan. Demikian halnya dengan istilah kesalahan penggunaan tanda koma terdapat
departemen store telah dipadankan dengan pada Data 25-Gto-61, 25-Gto-64, 25-Gto-
penerjemahan yaitu pasaraya atau toko 65, 25-Gto-66, 25-Gto-67, 25-Gto-68 yang
serba ada (toserba) dan furniture tidak mematuhi kaidah penggunaan tanda
telahdipadankan dengan menyesuaikan koma di antara nama dan alamat serta
ejaannya yaitu furnitur. Oleh karena itu, bagian-bagian alamat.
nama yang tepat kedua pusat perbelanjaan Sementara itu, penulisan kata yang
ini dalam bahasa Indonesia Pasar tidak tepat terdapat pada penulisan pada
Swalayan dan Toserba Makro atau Pasar nama tempat yang memiliki spasi
Swalayan dan Pasaraya Makro, Pasaraya antarhuruf seperti dalam Data 25-Gto-69,
& Furnitur Santika atau Toserba & K o t a G o r o n t a l o, untuk memenuhi
Furnitur Santika. ruang penulisan. Penulisan seperti ini tidak
Selanjutnya, masih terdapat satu dibenarkan karena yang ditulis tidak dapat
data pusat perbelanjaan yang menggunakan dibaca sebagai sebuah kata.
bahasa asing yaitu Data 25-Gto-52, Adapun bahasa asing yang
Business Park Gorontalo, yang digunakan pada alamat instansi adalah kata
menggunakan struktur bahasa Indonesia fax dan by-pass. Dalam data ini, kata
tetapi berbahasa Inggris. Nama tempat faximile disingkat dengan fax.Faximile
bisnis ini dapat dipadankan dengan Taman telah dipadankan ke dalam bahasa
Bisnis Gorontalo. Indonesia dengan menyesuaikan ejaannya,
faksimile, sehingga jika akan disingkat
Penggunaan bahasa Indonesia pada menjadi faks. bukan fax. Selanjutnya, kata
nama instansi pemerintah by-pass pun telah dipadankan melalui
Dalam kajian ini terdapat 10 nama penerjemahan, jalan bentar; jalan lingkar.
instansi pemerintah yang akan dianalisis Oleh karena itu, penulisan alamat
penggunaan bahasanya, yaitu Badan yang tepat dapat dilihat pada perbaikan
Pertanahan Nasional Kota Gorontalo (25- salah satu data berikut ini.
Gto-61), Unit Pelaksana Teknis Dinas Data 25-Gto-61, Jln. P.
Pelabuhan Perikanan Tenda dan Pelayanan Kalengkongan No. 18, Kota Gorontalo,
Usaha (25-Gto-62), BKPPD Provinsi Telp./Faks. 0435-821013
Gorontalo (25-Gto-63), Bappeda Provinsi Terakhir, pada Data 25-Gto-68,
Gorontalo (25-Gto-64), Pusat Pelayan Autis terdapat kesalahan pilihan kata yaitu
(25-Gto-65), Kantor Camata Kota Utara kelurahan. Kata ini bermakna kantor
(25-Gto-66), Polri Daerah Gorontalo Resor (rumah) lurah. Dengan demikian, jika
Kota Gorontalo Sektor Kota Utara (25-Gto- digunakan dalam sebuah nama tempat
67), Kantor Kelurahan Limba 2(25-Gto- seperti Kantor Kelurahan Limba,
68), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah maknanya menjadi ambigu. Diksi yang
Kota Gorontalo (25-Gto-69), dan Badan tepat untuk frasa tersebut adalah Kantor
Keuangan Kota Gorontalo (25-Gto-70). LurahLimba.
Berdasarkan informasi Tabel 5
diketahui bahwa pada umumnya masalah Penggunaan bahasa Indonesia pada
kebahasaan yang perlu diperbaiki pada nama warung makan
penulisan nama dan alamat instansi Dalam kajian ini terdapat 10 nama
pemerintah adalah penggunaan tanda koma warung makan yang akan dianalisis
pada alamat instansi, kesalahan penulisan penggunaan bahasanya, yaitu RM. Bang
kata, penulisan singkatann, dan penggunaan Rofiq (25-Gto-71), RM. Jalangkote
Manalagi (25-Gto-72), Holchik Factory

14
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

(25-Gto-73), Rumah Makan “Ohara” (25- dalam bahasa Indonesia, Waroeng Coffee
Gto-74), Waroeng Coffee Simpang Lima Simpang Lima ‘Warung Kopi yang terletak
(25-Gto-75), Waroenk Narcoffee (25-Gto- di Simpang Lima’. Sementara itu, Data 25-
76), Rumah Makan &Cafe “R-3”(25-Gto- Gto-79, RM Semanan New, dengan struktur
77), Cafe & R.M “Sederhana” Mas Adji bahasa Indonesia. Seharusnya, kata new
(25-Gto-78), RM Semanan New (25-Gto- diganti dengan baru, RM Semanan Baru.
79), dan Waroeng Spensa (25-Gto-60) Selanjutnya, terdapat satu data yang
Berdasarkan data tersebut, diketahui menggunakan diksi yang salah, yaitu pada
bahwa penulisan nama rumah makan di Data 25-Gto-76, Warunk Narcoffee. Dalam
Kota Gorontalo bermacam-macam, yaitu bahasa Indonesia, tidak terdapat kata
penggunaan tanda titik pada singkatan yang warunk, yang benar adalah warung.
bukan nama diri, penggunaan tanda petik Demikian halnya dengan kata narcoffee,
pada nama diri, penggunaan bahasa asing, tidak memiliki arti dalam bahasa
penggunaan diksi yang salah, dan Indonesia.Kata ini dimaknai pecandu kopi
penggunaan ejaan lama. oleh pemiliknya, karena kata selanjutnya
Adapun data yang menggunakan pada nama warung ini adalah komunitas
tanda titik pada singkatan yang bukan nama pecandu kopi.
diri yaitu Data 25-Gto-71, RM. Bang Rofiq, Terakhir, penggunaan ejaan lama
dan 25-Gto-72, R.M. Jalangkote Manalagi. bunyi [oe] pada Data 25-Gto-75 dan 25-
Dalam kaidah ejaan, singkatan yang bukan Gto-80, Waroeng Coffee Simpang Lima dan
nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa Waroeng Spensa.
tanda titik. Oleh karena itu, nama kedua
rumah makan ini seharusnya ditulis dengan Penggunaan bahasa Indonesia pada
RM Bang Rofiq dan RM Jalangkote nama PT dan CV
Manalagi. Dalam kajian ini terdapat 10 nama PT
Selanjutnya, data yang dan CV yang akan dianalisis penggunaan
menggunakan tanda petik ganda pada nama bahasanya, yaitu CV. Endai Lestari (25-
diri yaitu Data 25-Gto-74, 25-Gto-77, dan Gto-81), PT. Azwa Utama (25-Gto-82),
25-Gto-78. Dalam kaidah ejaan, tanda CV. Kemalindo Utama (25-Gto-83), CV.
petik ganda tidak digunakan untuk Bahtera Sulawesi Dieselindo (25-Gto-84),
mengapit sebuah nama. Selain itu, dari segi CV. Andri Jaya Computer (25-Gto-85), PT.
diksi, kata cafe telah diserap ke dalam Pertamina (25-Gto-86), PT. Penjaminan
bahasa Indonesia dengan penyesuaian Jamkrindo Syariah (25-Gto-87), PT.
ejaan, kafe. Dengan demikian, tanda petik Semeru Teknindo Lestari (25-Gto-86), PT.
pada nama rumah makan tersebut harus Togo Jaya (25-Gto-89), dan PT. Perikanan
dihilangkan, dan kata cafediganti dengan Nusantara Perwakilan Gorontalo (25-Gto-
kafe, Rumah Makan Ohara, Rumah Makan 90),.
& Kafe R-3, dan Kafe & RM Sederhana Berdasarkan data nama PT dan CV
Mas Adji. tersebut, diketahui bahwa semua data PT
Data yang menggunakan bahasa dan CV di Kota Gorontalo ditulis dengan
asing yaitu Data 25-Gto-73, 25-Gto-75, dan menggunakan tanda titik, padahal PT dan
25-Gto-79. Data 25-Gto-73, Holchick CV termasuk singkatan bukan nama diri
Factory merupakan nama sebuah usaha yang tidak ditandai dengan tanda titik. Oleh
waralaba. Holchick merupakan singkatan karena itu, penulisan PT dan CV pada
dari Holland Chicken ‘ayam Belanda’, semua data tersebut perlu disesuaikan
‘masakan ayamdengan resep dari Belanda’, dengan kaidah ejaan. Misalnya, CV Endai
dan factory bermakna pabrik. Lam Bahasa Lestari, PT Azwa Utama.
asing yang terdapat pada Data 25-Gto-75
adalah kata coffee. Kata ini digunakan
dengan menggabungkaannya dengan kata

15
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Penggunaan bahasa Indonesia pada dipadankandengan pakaian, busana, mode.


nama toko pakaian Kata accessories dipadankan dengan
Dalam kajian ini terdapat 10 nama aksesori. Dengan demikian, nama toko ini
toko pakaian yang akan dianalisis dapat diindonesiakan dengan Gaya Rafa,
penggunaan bahasanya, yaitu Indah Batik Distro &Busana, Aksesori.
(25-Gto-91), Billy Collection Jakarta (25- Selain Data 25-Gto-91, terdapat
Gto-92), Rafa Style Distro & Fashion data lainnya yang menggunakan fashion,
Accessories (25-Gto-93), Bee Shop yaitu Data 25-Gto-95, Data 25-Gto-96,
Gorontalo (25-Gto-94), Denia Fashion (25- Data 25-Gto-97, Data 25-Gto-99. Oleh
Gto-95), Asyifa Fashion (25-Gto-96), karena itu, semua nama tersebut dapat
Nandhira Fashion (25-Gto-97), Madinah diindonesiakan, misalnya Busana Denia,
Baru (25-Gto-98), Jakarta fashion (25-Gto- Busana Asyifa, Busana Nandhira, dan
99), dan Junior Clothing (25-Gto-100). Busana Jakarta.
Berdasarkan data nama toko Data 25-Gto-94 mengunakan frasa
pakaian tersebut, diketahui bahwa pada bee shop sebagai nama toko. Kata bee
umumnya nama toko pakaian di Kota bermakna lebah dan kata shop bermakna
Gorontalo menggunakan bahasa asing. gerai, toko. Toko ini selalin menjual madu,
Hanya dua data yang mnggunakan bahasa juga menjual pakaian. Dengan demikian,
Indonesia yaitu Data 25-Gto-98, Madinah nama toko ini dapat diindonesiakan dengan
Baru, dan Data 25-Gto-91, Indah Batik. Toko Lebah Gorontalo, Gerai Madu
Akan tetapi, Data 25-Gto-91 menggunakan Gorontalo.
struktur bahasa asing, yang seharusnya Data terakhir, Data 25-Gto-100
Batik Indah. menggunakan frasa junior clothing. Kata
Data 25-Gto-92 menggunakan junior bermakna junior, kecil, anak kecil
istilah colection [collection]. Istilah ini dan kata clothing bermakna pakaian atau
telah dipadankan ke dalam bahasa busana. Dengan demikian, nama toko ini
Indonesia melalui penyesuaian ejaan dan juga dapat diindonesiakan dengan Busana
lafal menjadi koleksi. Dari segi struktur, Anak, Busana kecil, Busana Junior.
nama toko ini perlu pula disesuaikan
dengan struktur bahasa Indonesia, Koleksi Aspek Fisik Kebahasaan pada Ruang
Jakarta Billy di Kota Gorontalo. Publik Kota Gorontalo
Data 25-Gto-93 menggunakan Berdasarkan aspek fisik
istilah style, distro, fashion, dan kebahasaan, hampir setengah data dalam
accessories. Kata style telah dipadankan kajian ini mengutamakan bahasa negara,
melalui penerjemahan, gaya. Istilah distro dan lebih dari setengahnya tidak
merupakan singkatan dari distribution store mengutamakan bahasa negara.Grafik 5
‘toko distributor’. Kata ini telah diserap ke berikut menegaskan kondisi tersebut.
dalam bahasa Indonesia.Kata fashion

16
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

Grafik 5. Aspek Fisik Kebahasaan


posisi, ukuran dan warna huruf mengutamakan bahasa Indonesia

posisi tidak mengutamakan bahasa Indonesia

41% 34%
posisi dan ukuran huruf tidak mengutamakan bahasa Indonesia
(ukuran huruf bahasa Indonesia sama dengan bahasa asing/bahasa
15% daerah)
posisi, ukuran, dan warna huruf tidak mengutamakan bahasa
5% Indonesia (ukuran huruf bahasa negara sama/lebih kecil daripada
3% 2% bahasa asing/bahasa daerah)
posisi, ukuran, dan warna huruf tidak mengutamakan bahasa
Indonesia (ukuran huruf bahasa negara lebih kecil daripada bahasa
asing/bahasa daerah)
posisi bahasa asing/daerah

Dalam Grafik 5 di atas, dijelaskan daripada bahasa asing dan/atau bahasa tak
bahwa data aspek fisik kebahasaan (posisi, resmi (kedaerahan); hanya menggunakan
ukuran huruf, dan warna huruf), yang telah bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi
mengutamakan bahasa Indonesia sebanyak (kedaerahan) dalam ukuran apa pun, dan
34 data atau hanya 34%. Sementara itu, membuat warna huruf bahasa negara sama
terdapat 5% data yang menempatkan dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak
bahasa negara di atas/di resmi (kedaerahan). Terakhir, terdapat 41%
bawah/berdampingan dengan bahasa asing data yang posisinya hanya menempatkan
dan/atau bahasa tak resmi, 2% data bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi
menempatkan bahasa negara di atas/di (kedaerahan), ukuran hurufnya bahasa
bawah/ berdampingan dengan bahasa asing negara sama lebih kecil daripada bahasa
dan/atau bahasa tak resmi serta membuat asing dan/atau bahasa tak resmi
ukuran huruf bahasa negara sama dengan (kedaerahan); hanya menggunakan bahasa
bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi asing dan/atau bahasa tak resmi
(kedaerahan). Kemudian, sebanyak 15% (kedaerahan) dalam ukuran apa pun, serta
data yang menempatkan bahasa negara di membuat warna bahasa asing lebih
atas/di bawah/ berdampingan dengan mencolok daripada bahasa negara atau
bahasa asing dan/atau bahasa tak resmi, hanya menggunakan bahasa asing dan/atau
membuat ukuran huruf bahasa negara sama bahasa tak resmi (kedaerahan).
dengan bahasa asing dan/atau bahasa tak
resmi (kedaerahan), dan membuat warna Aspek Tipografi Kebahasaan pada
huruf bahasa negara sama dengan bahasa Ruang Publik di Kota Gorontalo
asing dan/atau bahasa tak resmi Berdasarkan tipografi kebahasaan,
(kedaerahan). Sebanyak 3% data yang lebih dari setengah data kajian ini
menempatkan bahasa negara di atas/di mengutamakan bahasa negara/bahasa
bawah/ berdampingan dengan bahasa asing Indonesia. Hal tersebut tergambar pada
dan/atau bahasa tak resmi, membuat ukuran Grafik 3 berikut.
huruf bahasa negara sama lebih kecil

17
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

Grafik 6 Tipografi Kebahasaan


1% 7% bahan permanen, desain menarik,
tulisan proporsional
bahan semipermanen, desain
28% menarik, tulisan proporsional
64% bahan semipermanen, desain
menarik, tulisan kurang proporsional
bahan semipermanen, desain kurang
menarik, tulisan kurang proporsional

Berdasarkah Grafik 6 di atas, Penggunaan bahasa asing di ruang


terdapat 64% data yang terbuat dari bahan publik tidak terjadi dengan sendirinya.
permanen (kayu, batu, kaca atau kaca serta), Akan tetapi, didorong oleh nilai prestisius
desain yang menarik, dan tulisannya sangat yang dirasakan oleh masyarakat bahwa
jelas serta proporsional. Sebanyak 28% nilai jual produk barang dan jasa mereka
data yang terbuat dari bahan semipermanen lebih tinggi jika menggunakan bahasa asing
(plastik, kain, atau styrofoam), desain yang dibandingkan jika menggunakan bahasa
menarik, dan tulisannya sangat jelas serta Indonesia. Hal tersebut menunjukkan
proporsional.Terakhir, terdapat 1% data bahwa masyarakat masih bersikap negatif
yang bahannya semipermanen, desain yang terhadap bahasa negara.Dalam hal ini pula,
menarik, dan tulisannya kurang jelas serta peran dan andil pemerintah dalam
kurang proporsional, dan 7% data yang melakukan pengendalian secara terstruktur
bahannya semipermanen, desain kurang sangat menentukan keterkendalian bahasa
menarik dan tulisan kurang jelas serta ruang publik. Masalah kebahasaan belum
kurang proporsional. menjadi perioritas pemerintah dalam
memberikan izin usaha.
Tingkat Keterkendalian Penggunaan
Bahasa Indonesia di Ruang Publik Kota PENUTUP
Gorontalo Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan di atas disimpulkan
Dalam kajian ini ditemukan bahwa bahwapenggunaan bahasa Indonesia pada
keterkendalian Penggunaan Bahasa ruang publik di Kota Gorontalo belum
Indonesia pada Ruang Publik di Kota terkendali dengan baik karena masih berada
Gorontalo berada pada kategori Terkendali di kategori Terkendali C, yang
C(dengan jumlah nilai 2090), yang menunjukkan bahwa wilayah penggunaan
bermakna bahwa Kategori ini menunjukkan bahasa Indonesia di ruang publik Kota
wilayah yang penggunaan bahasa di ruang Gorontalo kurang terkendali: secara fisik
publiknya kurang terkendali: secara fisik kurang didominasi bahasa asing; mulai
kurang didominasi bahasa asing; mulai lebih banyak berbahasa negara dengan
lebih banyak berbahasa negara dengan penerapan kaidah dan tipografi yang mulai
penerapan kaidah dan tipografi yang mulai baik. Berikut ini rinciannya.
baik.Jumlah nilai keterkendalian tersebut 1. Dari aspek kebahasaan, hanya 8
diperoleh dari hasil perjumlah nilai bobot data (8%) yang mengutamakan
aspek kaidah kebahasaan, aspel fisik penggunaan bahasa Indonesia.
kebahasaan, dan aspek tipografi Selebihnya, 92 % terdapat masalah
kebahasaan. pada ejaan, pilihan kata, dan
struktur kalimat.

18
Armiati Rasyid: Penggunaan Bahasa Indonesia pada Ruang Publik di Kota Gorontalo

2. Dari aspek fisik kebahasaan 34% pada alamat, pada rincian; tanda
data yang telah mengutamakan hubung pada kata terikat, tanda
bahasa Indonesia dan 66 % yang petik ganda pada nama diri, tanda
tidak mengutamakan bahasa elipsis, tanda pisah, tanda garis
Indonesia dengan membuat posisi miring, penulisan kata depan di,
bahasa Indonesia sejajar/di bawah/ dan penulisan kata tidak
di atas/di samping bahasa asing atau serangkai.
bahasa daerah, ukuran huruf yang 2. Dari segi diksi atau pilihan kata,
bahasa asing/bahasa daerah lebih data kajian ini memberdayakan
besar/lebih jelas daripada ukuran kata dan istilah asing yang telah
huruf bahasa Indonesia. memiliki padanan kata dalam
3. Berdasarkah aspek tifografi bahasa Indonesia, menggunakan
kebahasaannya, terdapat 64% data bentuk kata yang tidak baku,
yang terbuat dari bahan permanen, mencampuradukkan antara bahasa
desain yang menarik, dan tulisannya Indonesia dan bahasa asing,
sangat jelas serta proporsional, 28% menggunakan bentuk kata yang
data yang terbuat dari bahan tidak benar, dan menggunakan
semipermanen, desain yang pilihan kata yang tidak tepat.
menarik, dan tulisannya sangat jelas 3. Dari segi struktur, terdapat
serta proporsional, 1% data yang beberapa data yang menggunakan
bahannya semipermanen, desain bahasa Indonesia dengan struktur
yang menarik, dan tulisannya bahasa asing.
kurang jelas serta kurang Berdasarkan pembahasan dan
proporsional, dan 7% data yang simpulan di atas, penulis menyarankan agar
bahannya semipermanen, desain 1. Pemerintah atau pihak yang terkait
kurang menarik dan tulisan kurang perlu mengambil kebijakan untuk
jelas serta kurang proporsional. memartabatkan bahasa Indonesia di
Sekaitan dengan itu, secara umum ruang publik dan melakukan
bentuk kesalahan yang terdapat pada penertiban penggunaan bahasa
Penggunaan bahasa Indonesia di ruang Indonesia di ruang publik .
publik Kota Gorontalo sebagai berikut. 2. Badan Pengembangan dan
1. Dari segi ejaan, terkait dengan Pembinaan Bahasa beserta balai dan
pengunaan tanda titik pada kantor bahasa di seluruh Indonesia
singkatan pada gelar, singkatan semakin giat menyosialisasikan
bukan nama diri, singkatan pengutamaan bahasa Indonesia pada
lambang mata uang; tanda koma ruang publik.
Bajian Bahasa. Volume 4, Nomor
DAFTAR PUSTAKA 2, Desember 2015. ISSN 2338-
Hasanuddin, Cahyo. 2017. “Analisis 8528. Jakarta: Badan
Kesalahan Berbahasa pada Pengembangan dan Pembinaan
Penulisan Media Luar Ruang di Bahasa.
Kabupaten Bojonegoro”. Online
(http://ejournal.upi.edu/index.php/ Nurkumala, Ercita Intan, dkk. 2015.
BS_JPBSP/article/view/6963) “Penggunaan Bahasa pada
Diakses pada tanggal 29 Januari Penulisan Media Luar Ruang di
2018. Kota Ketapang”. Online
(http://jurnal.untan.ac.id/index.ph
Kurniawati, Wati. 2015. “Olah Kata dalam p/jpdpb/article/view/20877) dan
Media Luar Ruang sebagai (https://media.neliti.com/media/pu
Industri Kreatif”. Ranah. Jurnal b

19
Telaga Bahasa Vol 7 No 1 Juni 2019: 1-20

lications/211388-penggunaan-bahasa-
pada-penulisan-media-l.pdf)
Diakses pada tanggal 29 Januari
2018.

Purba, Amran dan Suyadi. “Bahasa di


Ruang Publik, Indonesia vs
Asing”. Kolofon. Edisi Nomor 1,
Volume 1,

Maret 2016. Majalah Buletin


Bahasa. Medan: Balai Bahasa
Sumatera Utara.

Rosadi, Moh., 2017. “Penggunaan Ejaan


pada Media Luar Ruang di
Kabupaten Gorontalo Utara”.
Laporan Kajian. Gorontalo: Tanpa
Penerbit.

Tim Penyusun. 2012. Pengindonesiaan


Kata dan Ungkapan Asing.
Jakarta: Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun Undang-Undang, 2011.


Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2009.
Badan Pengembangandan
Pembinaan Bahasa. Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Tim Penyusun, 2018. Petunjuk Teknis


Pengutamaan Penggunaan
Bahasa Negara di Ruang Publik
Tahun 2018. Badan
Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.

20

Anda mungkin juga menyukai