Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA MEDIA ONLINE SULTRAKINI.

COM
EDISI 28 MEI 2020 DAN MEDIAKENDARI.COM EDISI 29 MEI 2020

ANNA NURMAYA
FKIP BAHASA DAN SASTRA
UNIVERITAS LAKIDENDE
annanurmaya@gmaill.com

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan,
morfologi, sintaksis, dan semantik yang terdapat di dalam surat kabar Sinar Indonesia Baru; (2)
untuk memberikan perbaikan kesalahan berbahasa dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan
semantik yang terdapat di dalam berita Sinar Indonesia Baru. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak untuk
memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa dan teknik catat untuk mencatat kata
atau kalimat untuk dianalisis. Hasil analisis mengenai analisis kesalahan berbahasa pada berita
Sultrakini.com dan Mediakendari.com edisi Mei 2020 dapat disimpulkan bahwa terdapat bentuk
kesalahan berbahasa pada bidang ejaan, morfologi, sintaksis, dan semantik. Hasil penelitian ini
yaitu pertama, bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukan pada berita “Kasus Positif Covid-19
Di Konawe Bertambah Satu“ di antaranya kesalahan dalam bidang ejaan, sintakis dan semantik.
Kedua, bentuk kesalahan berbahasa yang ditemukan pada berita “Viral Karena “Sunat” BLT DD
Kades Lawonua Dipanggil Kepala BPMD Konawe“ di antaranya kesalahan dalam bidang ejaan,
morfologi, dan semantik

Kata kunci: kesalahan berbahasa, berita, Sultrakini.Com. Mediakendari.Com

PENDAHULUAN
Bahasa merupakan salah satu aspek terpenting dalam kegiatan berkomunikasi.
Manusia berkomunikasi dengan berbagai media. Salah satu media yang digunakan untuk
berkomunikasi diantaranya menggunakan media massa online berupa surat kabar. Surat kabar
memiliki ciri khas, yaitu menggunakan bahasa yang lugas dan sistematika penulisan yang
berpedoman kepada Ejaan Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah memberikan pengetahuan
kepada pembaca penulisan yang baik dan yang benar.
Terdapat beberapa surat kabar online yang melakukan kesalahan penulisan, tidak
hanya dari segi penulisan ejaan, tetapi juga kesalahan dari segi morfologi, sintaksis, dan

1
semantik. Kesalahan ejaan sering jumpai sampai sekarang adalah penulisan di, partikel pun,
penulisan kata gabung, penulisan kata ulang, pemakaian huruf besar atau huruf kapital, dan
pemakaian tanda titik.
Kesalahan yang sering terjadi pada tataran morfologi dapat dilihat dari proses
pembubuhan afiks, pemajemukan kata dasar sehingga menjadi arti baru serta pengulangan-
pengulangan kata yang tidak perlu. Sedangkan, kesalahan pada tataran sintaksis berhubungan
dengan makna yang juga harus disesuaikan serta semantik mengkaji kesalahan dalam kalimat
yang telah dipakai dalam surat kabar.
Surat kabar online merupakan salah satu media yang membantu pembelajaran bahasa
Indonesia kepada masyarakat. Tata penulisan bahasa Indonesia yang baik sebenarnya sangat
dibutuhkan seperti halnya pada penggunaan kaidah-kaidah bahasa, penulisan tanda baca,
pemilihan kata, penulisan unsur serapan dan lain-lain.
Surat kabar online yang menggunakan bahasa yang baik dan benar secara tidak
langsung telah bertindak langsung sebagai pembina bahasa bagi generasi yang lebih muda dan
pembaca-pembacanya. Cintailah bahasa Nasional kita dengan bukti yang konkret, yaitu
penggunaannya yang baik dan benar. Oleh karena itu, berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis
ingin melihat secara lebih rinci bagaimana kesalahan bahasa yang terjadi pada media massa
online.
Beberapa berita yang terdapat dalam surat kabar online terdiri dari banyak kata dan
terkadang ada kesalahan dalam ejaan, morfologi, sintaksis dan semantik. Beberapa media massa
online khususnya Sultrakini.com dan Mediakendari.com akan dianalisis oleh penulis dalam
aspek pemilihan kata sehingga dapat menggambarkan bahwa terdapat kesalahan dalam ejaan,
morfologi, semantik dan sintaksisnya, diantaranya terdapat pada berita yang berjudul Kasus
Positif Covid-19 Di Konawe Bertambah Satu“ dan “Viral Karena “Sunat” BLT DD Kades
Lawonua Dipanggil Kepala BPMD Konawe“
Permasalahan yang mendasar dalam penelitian ini adalah Bagaimana bentuk
kesalahan berbahasa dan perbaikan dari segi ejaan, morfologi, sintaksis, dan simantik yang
terdapat di dalam berita Sultrakini.com dan Mediakendari.com?
Kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit
kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa
Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan

2
tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan.1 S. Piet Corder dalam bukunya Introducing Applied Linguistik
menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode bahasa. Pelanggaran
ini disebabkan kurang sempurnanya penguasaan dan pengetahuan terhadap kode. Kesalahan
berbahasa tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2 (bahasa yang dipelajari siswa),
tetapi juga dibuat siswa yang belajar B1 (bahasa ibu).
Sedangkan analisis kesalahan berbahasa adalah suatu cara atau langkah kerja yang
biasa digunakan oleh peneliti atau guru bahasa untuk mengumpulkan data, mengidentifikasi
kesalahan, menjelaskan kesalahan, mengklasifikasikan kesalahan dan mengevaluasi taraf
keseriusan kesalahan berbahasa.2
Jadi, analisis kesalahan berbahasa pada berita online merupakan kegiatan
mengidentifikasi kesalahan dalam penggunaan bahasa yang menyimpang dari norma kaidah tata
bahasa Indonesia pada berita melalui media surat kabar. Kesalahan berbahasa pada berita dapat
dilihat dari ejaan bahasa Indonesia, morfologi, semantik dan sintaksis.
Ejaan adalah tata cara penggunaan bahasa indonesia baik lisan maupun tulisan sesuai
norma kaidah bahasa indonesia yang telah ditetapkan. Ejaan yang berlaku pada saat ini adalah
Ejaan Bahasa Indonesia. Agar bahasa indonesia yang di komunikasikan benar dan baik maka kita
perlu menggunakan pedoman atau acuan dalam tulisan dan lisan dalam berkomunikasi, oleh
karena itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan peraturan dalam penyempurnaan
bahasa indonesia dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kesalahan ejaan yang sering
dilakukan dalam penulisan berita adalah kesalahan penggunaan tanda titik, tanda titik dua, tanda
koma, tanda hubung, garis bawah, huruf kapital, huruf tebal, dan penulisan lambang bilangan.
Secara etimologi kata morfologi berasal dari kata morf yang berartibentuk dan kata
logos yang berarti ilmu. Jadi, secara harfiah kata morfologi berarti ilmu mengenai bentuk. Di
dalam kajian linguistik, morfologi berarti cabang ilmu bahasa yang seluk-beluk bentuk kata dan
perubahannya serta dampak dari perubahan itu terhadap arti (makna) dan kelas kata. Menurut
Ramlan pengertian morfologi adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk beluk

1
http://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/ diakses pada tanggal 5 Juni 2020
Pukul 18.34.
2
http://elyhamdan.wordpress.com/2009/02/10/sekilas-analisis-kesalahan-berbahasa-indonesia/ diakses pada tanggal
5 Juni 2020 Pukul 18.37.

3
bentuk kata serta perubahan bentuk kata serta perubahan bentuk kata terhadap arti dan golongan
kata.3
Proses morfologi ialah proses pembentukan kata–kata dari satuan lain yang
merupakan bentuk dasarnya. Dalam Bahasa Indonesia terdapat tiga proses morfologi, ialah
proses pembubuhan afiks (afiksasi), proses pengulangan (reduplikasi), dan proses pemajemukan
(pemajemukan). Disamping tiga proses morfologi tersebut, dalam bahasa Indonesia sebenarnya
masih ada satu proses lagi yang disebut zero. Proses ini hanya meliputi sejumlah kata tertentu,
ialah kata – kata makan, minum, minta, dan mohon, yang semuanya termasuk golongan kata
verbal yang transitif.
Kalimat (sintaksis) adalah tataran lingustik atau bahasa terkecil yang merupakan
kesatuan pikiran.4 Manaf lebih menjelaskan dengan membedakan kalimat menjadi bahasa lisan
dan bahasa tulis. Dalam bahasa lisan, kalimat adalah satuan bahasa yang mempunyai ciri sebagai
berikut: (1) satuan bahasa yang terbentuk atas gabungan kata dengan kata, gabungan kata dengan
frasa, atau gabungan frasa dengan frasa, yang minimal berupa sebuah klausa bebas yang minimal
mengandung satu subjek dan predikat, (2) satuan bahasa itu didahului oleh suatu kesenyapan
awal, diselingi atau tidak diselingi oleh kesenyapan antara dan diakhiri dengan kesenyapan akhir
yang berupa intonasi final, yaitu intonasi berita, tanya, intonasi perintah, dan intonasi kagum. 5
Dalam bahasa tulis, kalimat adalah satuan bahasa yang diawali oleh huruf kapital,
diselingi atau tidak diselingi tanda koma (,), titik dua (:), atau titik koma (;), dan diakhiri dengan
lambang intonasi final yaitu tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Pengembangan konsep
berdasarkan atas data yang ada dan deskripsi dibuat secara faktual, sistematis, dan akurat
berkenaan dengan fakta-fakta serta hubungan antar kenyataan yang diteliti. Lindlof berpendapat

3
A. Chaer . Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. ( Jakarta: Rineka Cipta.2008) dalam Khairunnisa.
Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat Kabar Sinar Indonesia Baru.(Asahan, Jurnal
Universitas Asahan.2018) Hlm. 3
4
A.N. Manaf, Sintaksis dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. (Padang: Sukabina Press.2009) Khairunnisa.
Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat Kabar Sinar Indonesia Baru.(Asahan, Jurnal
Universitas Asahan.2018) Hlm. 3
5
Ibid.

4
bahwa deskripsi secara kualitatif pada dasarnya dalam bentuk kata-kata bukan angka matematis
atau statistik.6 Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Metode kualitatif memberikan perhatian terhadap data pada aspe pemahaman yang
mendalam terhadap suatu masalah. Metode penelitian kualitatif menurut Nawawi penelitian
kualitatif adalah proses menjaring informasi dan kondisi yang sebenarnya dalam kehidupan suatu
objek yang dihubungkan dengan pemecahan suatu masalah baik dari sudut pandang teoritis
maupun praktis. Metode pendekatan Deskriptif Kualitatif adalah metode pengolahan data dengan
cara menganalisa faktor-faktor yang berkaitan dengan objek penelitian dengan penyajian data
secara lebih mendalam terhadap objek penelitian. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Bentuk Kesalahan Berbahasa Dan Perbaikan Dari Segi Ejaan, Morfologi,
Sintaksis, Dan Simantik Yang Terdapat Di Dalam Berita Sultrakini.Com Dan
Mediakendari.Com
1. Analisis Kesalahan Berbahasa dan Perbaikan Berita “Kasus Positif Covid-19 Di
Konawe Bertambah Satu”
a. Analisis Kesalahan Ejaan
Kesalahan pada paragraf pertama
1. Penggunaan huruf miring pada awal paragraf
2. Penulisan kata “KONAWE” secara keseluruhan mengunakan huruf kapital
3. Penggunaan tanda koma (,) tidak sesuai.
Perbaikan
1. Huruf yang dicetak miring adalah penanda yang mengacu ke beberapa informasi,
antara lain sebagai penekanan, kutipan dari bahasa asing, istilah latin, nama
penerbitan (koran, majalah, dan lain-lain).
2. Penggunaan huruf kapital hanya digunakan pada awalan kata, karena penggunaan
huruf kapital diantaranya digunakan sebagai huruf pertama nama geografi,8 sehingga
dalam penulisan huruf kapital hanya pada huruf “K” dari kata KONAWE.

6
K. Saddhono. Kajian Sosiolingustik Pemakaian Bahasa Mahasiswa Asing dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
untuk Penutur Asing (Universitas Sebelas Maret. Kajian Linguistik dan Sastra) Hlm. 176-186. Dalam Novita
Dessy Eriyani, Analisis Kesalahan Berbahasa pada Berita Online Solopos Edisi 4 Desember 2019. (Surakarta,
Jurnal. Universitas Sebelas Maret.) Hlm. 4.
7
Ibid.
8
https://puebi.readthedocs.io/en/latest/huruf/huruf-kapital/ diakses pada tanggal 05 Juni 2020 Pukul 19.00

5
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya.9
Kesalahan pada paragraf kedua
1. Tidak adanya penggunaan kata penghubung pada tidak kalimat tidak langsung pada
ungkapan yang dilakukan oleh juru bicara gugus penanganan Covid-19 Kabupaten
Konawe.
2. Penulisan kata “kabupaten” pada baris keempat yan tidak menggunakan huruf capital
pada huruf awalan
3. Tidak adanya penambahan tanda koma (,) di antara kata “baru” dan “yaitu”
Perbaikan
1. Penggunaan menggunakan kata penghubung atau konjungsi, seperti : agar, supaya,
tentang, untuk, bahwa dan sebagainya, dalam bagian kutipan yang dijadikan kalimat
tidak langsung berbentuk kalimat berita.
2. Penulisan seharusnya menggunakan huruf kapital sehingga dalam penulisannya
menggunakan kata “Kabupaten” yang menunjukkan suatu tempat atau wilayah.
3. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung sehingga menjadi “…..konfirmasi
kasus terbaru, yaitu….”.
Kesalahan pada paragraf ketiga
1. Pada penggunaan kalimat langsung.
2. Tidak Menggunakan tanda koma (,) diantara kalimat “…dengan catatan 4 kasus...”
3. Penggunaan tanda koma (,) dalam akhiran penggunaan kalimat langsung.
Perbaikan
1. Penggunaan kalimat langsung, harus diikuti tanpa menggunakan akhiran “-nya”
sebagai kata pengganti dari penutur langsung kalimat tersebut.
2. Penggunaan tanda koma (,) sebagai penjelas, sehingga perubahan pada kalimat
tersebut adalah “…dengan catatan, 4 kasus”
3. Penggunaan tanda koma (,) digunakan pada akhir dari tanda petikan (“) langsung
sebagai penghubungan antara kalimat lansung dan penuturnya.
Kesalahan pada paragraf keempat
1. Penulisan angka yang tidak sesuai pada kalimat “…Abuki 1, Tongauna 17,..”

9
Ibid.

6
Perbaikan
1. Seharusnya dalam penulisan angka pada awal kalimat ditulis dengan huruf, maka
kalimat selanjutnya menggunakan huruf, sehingga menjadi “…Abuki satu, Tongauna
tujuh belas…”
b. Analisis Kesalahan Sintakis
Kesalahan pada paragraf kedua
1. Penggunaan kata “dimana yang” sebagai kalimat penghubung “…laki-laki umur 38
tahun warga Kecamatan Tongauna, dimana yang bersangkutan…”
2. Penggunaan kata “dan” sebagai kata penghubung “…nomor 5 kabupaten Konawe,
dan saat ini…”.
Perbaikan
1. Penggunaan struktur kalimat terkhusus penggunaan konjungsi yang berlebihan
dikarenakan ketidaktelitian dalam menuliskan kalimat pada teks. Sehingga
penggunaan kata “dimana” perlu dihapuskan, sehingga menjadi ““…laki-laki umur 38
tahun warga Kecamatan Tongauna, yang bersangkutan…”
2. Penggunaan kata “dan” dihapuskan karena tidak sesuai dengan penggunaan kata
penghubung sebagaimana mestinya.

c. Analisis Kesalahan Semantik


Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan
kata. Pada media online Sultrakini.Com terdapat kesalahan
diksi, berikut data kesalahannya:
• “Untuk update Pasien yang dalam perawatan di RS Darurat Covid-19 Kabupaten
Konawe adalah 12 pasien konfirmasi positif (satu konawe dan sebelas Koltim), dua
PDP, dua ODP.” Pemilihan kata “update” pada berita tersebut kurang tepat karena
kata “update” sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia yaitu pengkinian,
pembaruan, aktualisasi dan pemutakhiran. Kata “update” dalam berita tersebut
sebaiknya diganti menjadi “pembaruan”.
Berikut adalah pembetulan pada kalimat tersebut:

7
• “Untuk pembaruan Pasien yang dalam perawatan di RS Darurat Covid-19 Kabupaten
Konawe adalah 12 pasien konfirmasi positif (satu konawe dan sebelas Koltim), dua
PDP, dua ODP.”

2. Analisis Kesalahan Berbahasa dan Perbaikan Berita “Viral Karena “Sunat” BLT DD
Kades Lawonua Dipanggil Kepala BPMD Konawe“
a. Analisis Kesalahan Ejaan
Pada penggalan berita diatas terdapat kesalahan penulisan nominal, yaitu angka nol
kurang satu dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku simbol Rp diikuti angka tanpa spasi
atau titik. tersebut:
Perbaikan
1. “Untuk diketahui BLT-DD yang diterima masyarakat sebesar Rp600.000 per KK,”
b. Analisis Kesalahan Morfologi
Pada media online Mediakendari.Com terdapat kesalahan penulisan imbuhan di-,
seharusnya imbuhan di- ditulis serangakai dengan kata kerja yang mengikutinya. Berikut
data kesalahan penulisan imbuhan di- pada Media Online
Mediakendari.Com:
1. “Opa berapa kita terima BLT, di jawab sang ayah iye 500.000,” via telepon sesuai
apa yang dipaparkan Kades Lawonua kepada Mediakendari.com.”
2. “...itu semua harus dimusyawarahkan antara Pemerintah Desa dan tim covid- 19 di
desa tersebut dan di setujui oleh masyarakat setempat.”
“Untuk diketahui BLT-DD yang diterima masyarakat sebesar Rp.600.00 per
KK,”
Pada penggalan berita di atas imbuhan di- tidak ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, seharunya kata “di jawab” dan “di setujui” ditulis serangakai menjadi
“dijawab” dan “disetujui”.
Perbaikan
1. “Opa berapa kita terima BLT, dijawab sang ayah iye 500.000,” via telepon sesuai apa
yang dipaparkan Kades Lawonua kepada Mediakendari.com.
2. “...itu semua harus dimusyawarahkan antara Pemerintah Desa dan tim covid- 19 di
desa tersebut dan disetujui oleh masyarakat setempat.”

8
c. Analisis Kesalahan Semantik
Kesalahan diksi meliputi kesalahan kalimat yang disebabkan oleh kesalahan penggunaan
kata. Pada media online Mediakendari.Com terdapat kesalahan diksi, berikut data
kesalahannya:
1. “Kades Lawonua menuturkan persoalan sudah clear, pihak keluarga penerima sudah
meminta maaf atas apa yang disampaikan di medsos itu tidak benar dan dituangkan
dalam testimoni oleh pihak keluarga penerima.
Pemilihan kata “clear” pada berita kurang tepat karena kata tersebut merupakan bahasa
asing dan di dalam bahasa Indonesia sudah banyak padanannya. Seharusnya kata “clear”
diganti mejadi kata “jelas”. Berikut adalah pembetulan pada kalimat tersebut:
1. “Kades Lawonua menuturkan persoalan sudah jelas, pihak keluarga penerima sudah
meminta maaf atas apa yang disampaikan di medsos itu tidak benar dan dituangkan
dalam testimoni oleh pihak keluarga penerima.
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam media online Sultrakini.Com terdapat kesalahan berbahasa yang meliputi
kesalahan ejaan, kesalahan sintakis dan kesalahan semantic dan Mediakendari.Com terdapat
kesalahan Kesalahan ejaan, kesalahan morfologis dan kesalahan semantic

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, A. (2008). Morfologi Bahasa Indonesia: Pendekatan Proses. Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta:
Rajawali Pers. Manaf, N. A. (2009). Sintaksis dan Terapannya dalam Bahasa
Indonesia. Padang: Sukabina Press.
Maulidiah, R. H., Nisa, K., & Nasution, W. N. A. (2017). Problematika Menganalisis Wacana
Secara Tekstual Dan Kontekstual Mahasiswa Fkip Una. Jurnal Bindo Sastra,
Widjono. (2005). Bahasa Indoneisa Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. J

Anda mungkin juga menyukai