Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA BERITA DARING

LAMAN ASUMSI.CO
Sekar Indah Sari
Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Pamulang
e-mail: indahsekar449@gmail.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan hasil analisis kesalahan berbahasa pada penulisan
judul dan isi berita daring Asumsi.co, khususnya pada bidang morfologi dan penggunaan bahasa baku; (2)
Untuk memperbaiki kesalahan berbahasa yang terdapat pada judul dan isi berita daring Asumsi.co. Metode
dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif. Data pada penelitian berupa kata dan kalimat
yang ada pada judul dan isi berita daring Asumsi.co. Sumber data penelitian ini yaitu laman berita daring
Asumsi.co edisi Oktober- 8 Desember 2022. Untuk teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik
simak dan catat. Hasil penelitian ini yaitu 1.) kesalahan berupa penghilangan afiksasi. 2.) kesalahan
penggunaan bahasa baku yang tidak susai. Penghilangan pada penggunaan afiksasi prefiks berupa awalan
me-, dan ber-,. Pada penghilangan prefiks me-, meN-, meNG-, dan meM- terdapat (16) kesalahan, yaitu
meliputi kata larang, ngisi, ngaku, jabat, ambil, nangis, minta, bunuh, akui, lempar, ungkap, ngaku, kaji, tahan,
jangkau, dan titipkan. Dan terdapat (1) kesalahan pada penggunaan prefiks ber- yaitu kata tobat.
Penghilangan sufiks kan- pada kata dianggurin. Dan penghilangan konfiks awalan me- dan akhiran an- pada
kata naikkan. Penggunaan bahasa baku terdapat (4) kesalahan, yaitu pada kata terlanjur, mencecer, nyaleg
dan mikirin. Kesalahan penggunaan bahasa baku yang telah dibenarkan akan menghasilkan kata, yaitu
telanjur, mencecar, mencalonkan dan memikirkan. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah
berita daring yang terbit pada bulan Oktober- 08 Desember di laman Asumsi.co, banyak terdapat kesalahan
berbahasa dari segi morfologi dan penggunaan bahasa baku. Hal ini harus diperhatikan karena mencangkup
informasi penting yang dipublikasikan kepada masyarakat umum, sehingga adanya kesalahan berbahasa
dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami berita.

Kata Kunci: Kesalahan berbahasa, Morfologi, Bahasa Baku, Berita daring, Asumsi.co

PENDAHULUAN
Bahasa menjadi bagian penting bagi masyarakat. Masyarakat menggunakan bahasa

sebagai alat komunikasi utama, meskipun dengan bahasa yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan
juga terkait dengan latar budaya masyarakat yang berbeda. “Anggota masyarakat suatu bahasa

biasanya terdiri dari berbagai orang dengan berbagai status sosial dan berbagai latar belakang

budaya yang tidak sama.” (Alek 2018: 9). Umumnya, bahasa yang digunakan oleh sebagian

masyarakat di Indonesia adalah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan

benar, serta tepat dan terhindar dari kekeliruan menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh

pengguna bahasa. Tidak hanya pada pengucapan, namun juga pada saat penulisan. Arifin, dkk

(2011:35) Ragam bahasa dibagi menjadi dua, yaitu ragam tulisan dan ragam lisan. Tak jarang

terjadi kesalahan dalam penggunaan bahasa yang menyebabkan kekeliruan dalam psoses

komunikasi di masyarakat. Bahasa Indonesia yang baik adalah yang sedemikian mungkitn tidak

memiliki kesalahan baik dari segi kaidah, logika, maupun budaya. (Alfin, 2018)

Kesalahan berbahasa dalam segi penulisan umumnya dapat ditemui pada penulisan karya

ilmiah siswa, tulisan-tulisan yang tersebar di tempat umum seperti pamflet dan sejenisnya, serta

tak jarang ditemui pada penulisan berita baik cetak maupun daring. Menurut Wahjuwibowo

(-:43) berita ialah informasi yang sudah melalui proses pengolahan oleh wartawan yang biasanya

bersifat objektif maupun subjektif. Sejalan dengan pemahaman tersebut, penelitian ini

menjadikan berita daring laman Aaumsi.co sebagai objek penelitian yang akan dianalisis bentuk

kesalahan berbahasanya. Analisis berita biasanya berhubungan dengan penulisan pada berita.

Laman berita daring Asumsi.co menerbitkan berita terbaru secara online setiap harinya. Seperti

situs berita daring lainnya, laman Asumsi.co umumnya memuat berbagai isu berita penting yang

ditujukan kepada masyarakat umum. Laman berita ini didirikan oleh Pangeran Siahaan pada

tahun 2015. Hingga saat ini, media Asumsi telah berkembang dengan mengemas berita menjadi

sebuah podcast, postingan di media sosial, newsletter dan artikel berita daring.
Penelitian ini menganalisis kesalahan berbahasa bidang morfologi yang merupakan

kajian ilmu linguistik. Kesalahan berbahasa bidang morfologi yang diteliti yaitu kesalahan pada

imbuhan atau afiksasi. Morfologi merupakan ilmu cabang linguistik yang memiliki bahasan

mengenai pembentukan sebuah kata. Menurut Ramlan (dalam Tarigan, 2009: 4) Morfologi

adalah kajian ilmu bahasa yang mengulas keseluruhan proses terbentuknya kata, serta pengaruh

perubahan tersebut dari segi fungsi gramatikal dan semiotika. Alek (2018: 63-64) Membagi

afiksasi bahasa Indonesia atas lima macam yaitu, imbuhan yang berada di awal (prefiks), afiksasi

yang disisipi pada kata dasar (infiks), imbuhan yang berada di akhir (sufiks), kombinasi afiksasi

dengan pembentukan dua atau lebih imbuhan, serta imbuhan yang merupakan kombinasi atau

gabungan antara afiksasi yang terdapat di awal dan akhir (konfiks).

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini antara lain. Penelitian oleh

(Andiyanti, dkk. 2020) yang membahas kesalahan berbahasa pada berita daring Radar Mandalika

dengan fokus kajian kesalahan berbahasa bidang morfologi, sintaksis, kesalahan leksikon dan

pilihan kata. Penelitian oleh (Sari, dkk. 2020), serta penelitian oleh (Cahya. 2020) yang juga

meneliti kesalahan berbahasa pada portal berita daring dengan fokus kajian yang sama yaitu

bidang morfologi. Kesalahan berbahasa juga ditemui pada media cetak surat kabar Sinar

Indonesia Baru edisi Desember 2017 yang diteliti oleh (Nisa. 2018). Penelitian oleh (Siahaan,

dkk. 2022) meneliti kesalahan berbahasa pada berita online Tribun News Medan dari aspek ejaan

bahasa Indonesia. Penelitian oleh (Aji, dkk. 2020) menganalisis kesalahan berbahasa tataran a

nisi pada berita daring Sindonews.com. Selanjutnya, penelitian oleh (Imamushalihin, dkk. 2021)

yang membahas kesalahan berbahasa pada berita daring Detik.com dan menemukan kesalahan

berbahasa tataran morfologi mengenai kesalahan penggunaan afiksasi dan penggunaan kata
baku. Terakhir, penelitian oleh (Hidayat, dkk. 2021) Yang membahas kesalahan berbahasa pada

berita daring Detik Finance dan Detik News dan meneliti kesalahan ejaan.

Kesamaan penelitian-penelitian di atas dengan penelitian ini terletak pada fokus

permasalahan yang diteliti yaitu kesalahan berbahasa dan kesamaan objek penelitian yaitu laman

berita daring, meskipun terdapat penelitian yang menggunakan berita media cetak seperti koran.

Perbedaan terletak pada laman berita daring yang diteliti, dimana penelitian ini menggunakan

berita daring pada laman Asumsi.co dan teori yang dipakai dalam menganalisis kesalahan

berbahasa dimana penelitian ini menggunakan teori kesalahan berbahasa menurut Nantik

Setyawati.

Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, antara lain; (1) Untuk mendeskripsikan

kesalahan berbahasa yang terdapat pada penulisan judul a nisi berita daring laman Asumsi,co,

dengan fokus kajian bidang morfologi dan penggunaan bahasa baku. (2) Untuk memperbaiki

kesalahan berbahasa yang terdapat pada penulisan judul dan isi berita daring laman Asumsi.co.

Kesalahan berbahasa yang terjadi pada bidang morfologi yaitu, pada penggunaan afiksasi.

Peneliti juga menemukan kesalahan berbahasa yang terdapat pada berita yang terbit di laman

Asumsi.co yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia sehingga menghasilkan bahasa

yang tidak baku.

Untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia pada penggunaan bahasa baku,

peneliti menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai pedoman. Sedangkan

teori yang digunakan untuk menganalisis kesalahan berbahasa Indonesia bidang morfologi

adalah teori menurut Nanik Setyawati. Menurut Nanik Setyawati terdapat tiga hal yang

mendasari terjadinya kesalahan berbahasa pada pengguna bahasa, yaitu a.) Adanya dominasi

terkait pemahaman bahasa terdahulu yang lebih dikuasai. b.) Ketidakpahaman pengguna bahasa
terkait bahasa yang dipakainya. Dan, c.) Proses pembelajaran bahasa yang tidak menyeluruh atau

sempurna. (Setyawati, 13-14).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kesalahan berbahasa

dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Daring Laman Asumsi.co” dengan

menganalisis kesalahan berbahasa bidang morfologi berupa afiksasi dan penggunaan bahasa

baku menggunakan teori kesalahan berbahasa menurut Nanik Setyawati.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kata dalam kalimat yang terdapat kesalahan

berbahasa bidang morfologi dan bahasa baku pada penulisan judul dan isi berita daring

Asumsi.co. Sumber data dalam penelitian ini adalah laman berita daring Asumsi.co edisi

Oktober- Desember 2022.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan catat. Teknik simak

digunakan untuk memperoleh data dengan cara menyimak pemakaian bahasa yang diaplikasikan

ke dalam penulisan berita. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mencari kesalahan berbahasa

yang menjadi fokus permasalahan penelitian. Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik catat

untuk mengumpulkan data yang telah diperoleh dan mencatatnya. Langkah-langkah dalam

menganalisis data yaitu 1.) Mencari, memilah dan membaca berita yang terdapat kesalahan

berbahasa. 2.) Menganalisis letak kesalahan berbahasa, 3.) Mendeskripsikan kesalahan berbahasa

dan 4.) Mencantumkan perbaikan kesalahan berbebahasa.


HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Kesalahan afiksasi pada penulisan judul berita daring laman Asumsi.co.

NO Tanggal JUDUL BERITA KESALAHAN


Terbit
1 28 Oktober Pemerintah Diminta Larang Wahabi Kata”Larang” dan “Ngisi”
2022 Ngisi Ceramah di Masjid Kantor

2 25 Oktober Guru TK Lampung yang Menerobos Kata “Ngaku”


2022 Istana Ngaku Tidak Main Medsos

3 31 Oktober Saudi Gelar Halloween di saat Kata “Dianggurin”


2022 Perayaan Maulid Dianggurin

4 26 Oktober Erick Thohir Haramkan Mantan Kata “Jabat”


2022 Koruptor Jabat Direksi BUMN

5 6 Desember Sejuta Pekerja Belum Ambil BSU Kata “Ambil”


2022 Rp600 Ribu

6 5 Desember Ferdy Sambo Nangis saat Minta Kata “Nangis” dan “Minta”
2022 Bripka Ricky Rizal Bunuh Brigadir
Yoshua

7 2 Desember Indonesia Belum Akui Pemerintah Kata “Akui”


2022 Taliban di Afghanistan

8 1 Desember Saat Zulfas Lempar Sinyal Dukungan Kata “Lempar”


2022 Untuk Erick Thohir

9 1 Desember Pertamina Naikkan Harga BBM Kata “Naikkan”


2022

10 8 Desember Pria Mengaku Imam Mahdi Tobat Kata “Tobat”


2022
11 30 Bharada E Ungkap Tangis Wanita Kata “Ungkap”
November Misterius di Rumah Ferdy Sambo
2022
12 2 Desember Jokowi Ngaku Indonesia Dipaksa Kata “Ngaku”
2022 Ekspor Nikel

13 8 Desember Pemprov DKI Jakarta Kaji Aturan Kata “Kaji”


2022 WFH Lokal di Tengah Musim Hujan
14 8 Desember KPK Tahan Bupati Bangkalan terkait Kata “Tahan”
2022 Suap Lelang Jabatan

15 7 Desember Polda Metro Punya 11 Mobil Tilang Kata “Jangkau”


202 Elektronik untuk Jangkau Lebih
Banyak Jalan

16 2 Desember Zulhas Bantah Titipkan Ponakan Kata ”Titipkan”


2022 Masuk Unila

2. Kesalahan bahasa baku pada penulisan judul dan isi berita daring laman
Asumsi.co.

NO Tanggal JUDUL BERITA ISI BERITA KESALAHAN


Terbit
1 23 Oktober Jangan Panik Bila Anak Terlanjur - Kata “Terlanjur ”
2022 Minum Obat Sirop

2 31 Oktober Hakim ke PRT Ferdy Sambo: Hakim Kata “Mencecer”


2022 Ketahuan kalau sodara berbohong kemudian
kembali
mencecer Susi
lantaran PRT
itu kerap
mengatakan
tidak tahu
ketika ditanya
Majelis Hakim
3 3 Desember Putusan MK Larang Eks Koruptor - Kata “Nyaleg”
2022 Nyaleg Penting Bagi Kepastian Arah
Pemberantasan Korupsi

4 2 Desember Jokowi Sebut RI Santai saat Kepala - Kata “Mikirin”


2022 Negara Dunia Pusing Mikirin
Ekonomi Global
a. Pembenaran kesalahan pada afiksasi.
Data (1) “Pemerintah Diminta Larang Wahabi Ngisi Ceramah di Masjid Kantor”
Penggunaan kata “Larang” dan “Ngisi” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata
“Larang” lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (me-) sehingga
akan menghasilkan kata melarang. Selanjutnya pada penggunaan kata “Ngisi” pada
kalimat tersebut juga tidak tepat. Kata “ngisi” lebih tepat apabila digunakan dengan
penambahan afiks awalan (meN-) sehingga akan menghasilkan kata mengisi.
Pembenaran pada data (1) akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu
“Pemerintah Diminta Melarang Wahabi Mengisi Ceramah di Masjid Kantor”.

Data (2) “Guru TK Lampung yang Menerobos Istana Ngaku Tidak Main Medsos”
Penggunaan kata “Ngaku” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Ngaku” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (me-) sehingga akan
menghasilkan kata mengaku. Pembenaran pada data (2) akan menghasilkan kalimat yang
lebih baik, yaitu “Guru TK Lampung yang Menerobos Istana Mengaku Tidak Main
Medsos”

Data (3) ”Saudi Gelar Halloween di saat Perayaan Maulid Dianggurin”


Penggunaan kata “Dianggurin” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata
“Dianggurin” lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks akhiran (-kan)
sehingga akan menghasilkan kata dianggurkan. Pembenaran pada data (3) akan
menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Saudi Gelar Halloween di saat Perayaan
Maulid Dianggurin”

Data (4) “Erick Thohir Haramkan Mantan Koruptor Jabat Direksi BUMN”
Penggunaan kata “Jabat” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Jabat” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meN-) sehingga akan
menghasilkan kata menjabat. Pembenaran pada data (4) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Erick Thohir Haramkan Mantan Koruptor Jabat Direksi
BUMN”
Data (5) “Sejuta Pekerja Belum Ambil BSU Rp600 Ribu”
Penggunaan kata “Ambil” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Ambil” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meNG-) sehingga akan
menghasilkan kata mengambil. Pembenaran pada data (5) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Sejuta Pekerja Belum Mengambil BSU Rp.600 Ribu”

Data (6) “Ferdy Sambo Nangis saat Minta Bripka Ricky Rizal Bunuh Brigadir Yoshua”
Penggunaan kata “Nangis”, “Minta” dan “bunuh” pada kalimat tersebut tidak
tepat. Kata “Nangis” lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan
(me-) sehingga akan menghasilkan kata menangis. Selanjutnya, pada penggunaan kata
“Minta”. Kata “Minta” lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan
(me-) sehingga akan menghasilkan kata meminta. Dan yang terakhir yaitu pada
penggunaan kata “Bunuh”. Kata “Bunuh” lebih tepat apabila digunakan dengan
penambahan afiks awalan (meM-) sehingga akan menghasilkan kata membunuh.
Pembenaran pada data (6) akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Ferdy
Sambo Mengangis saat Meminta Ricky Rizal Membunuh Brigadir Yoshua”.

Data (7) “Indonesia Belum Akui Pemerintah Taliban di Afghanistan”


Penggunaan kata “Akui” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Akui” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meNG-) sehingga akan
menghasilkan kata mengakui. Pembenaran pada data (7) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Indonesia Belum Mengakui Pemerintah Taliban di
Afghanistan”

Data (8) ”Saat Zulfas Lempar Sinyal Dukungan Untuk Erick Thohir”
Penggunaan kata “Lempar” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Lempar”
lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (me-) sehingga akan
menghasilkan kata melempar. Pembenaran pada data (8) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Saat Zulfas Melempar Sinyal Dukungan Untuk Erick Thohir”
Data (9) “Pertamina Naikkan Harga BBM”
Penggunaan kata “Naikkan” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Naikkan”
lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks berupa konfiks, yaitu afiksasi
yang terdapat di awal dan di akhir. Penambahan awalan (me-) dan afiks akhiran (-an)
sehingga akan menghasilkan kata menaikan. Pembenaran pada data (9) akan
menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Pertamina Menaikan Harga BBM”

Data (10) “Pria Mengaku Imam Mahdi Tobat”


Penggunaan kata “Tobat” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Tobat” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (ber-) sehingga akan
menghasilkan kata bertobat. Pembenaran pada data (10) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Pria Mengaku Imam Mahdi Bertobat”

Data (11) “Bharada E Ungkap Tangis Wanita Misterius di Rumah Ferdy Sambo”
Penggunaan kata “Ungkap” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Ungkap”
lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meNG-) sehingga akan
menghasilkan kata mengungkap. Pembenaran pada data (11) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Bharada E Mengungkap Tangis Wanita Misterius di Rumah
Ferdy Sambo”

Data (12) ” Jokowi Ngaku Indonesia Dipaksa Ekspor Nikel”


Penggunaan kata “Ngaku” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Ngaku” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (me-) sehingga akan
menghasilkan kata mengaku. Pembenaran pada data (12) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Jokowi Mengaku Indonesia Dipaksa Ekspor Nikel”

Data (13) “Pemprov DKI Jakarta Kaji Aturan WFH Lokal di Tengah Musim Hujan”
Penggunaan kata “kaji” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “kaji” lebih tepat
apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meNG-) sehingga akan
menghasilkan kata mengkaji. Pembenaran pada data (13) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Pemprov DKI Jakarta Mengkaji Aturan WFH Lokal di
Tengah Musim Hujan”

Data (14) “KPK Tahan Bupati Bangkalan terkait Suap Lelang Jabatan”
Penggunaan kata “tahan” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “tahan” lebih
tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meN-) dan kata dasar tahan
mengalami peluluhan bunyi /t/, sehingga akan menghasilkan kata menahan.
Pembenaran pada data (14) akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Pemprov
DKI Jakarta Mengkaji Aturan WFH Lokal di Tengah Musim Hujan”

Data (15) “Polda Metro Punya 11 Mobil Tilang Elektronik untuk Jangkau Lebih Banyak
Jalan”
Penggunaan kata “jangkau” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “jangkau”
lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meN-) sehingga akan
menghasilkan kata menjangkau. Pembenaran pada data (15) akan menghasilkan kalimat
yang lebih baik, yaitu “Polda Metro Punya 11 Mobil Tilang Elektronik untuk
Menjangkau Lebih Banyak Jalan”

Data (16) “Zulhas Bantah Titipkan Ponakan Masuk Unila”


Penggunaan kata “titipkan” dan kata “bantah” pada kalimat tersebut tidak tepat.
Kata “bantah” lebih tepat apabila digunakan dengan penambahan afiks awalan (meM-)
sehingga akan menghasilkan kata membantah. Kata “titipkan” juga lebih tepat apabila
digunakan dengan penambahan afiks awalan (meN-) dan kata dasar titip mengalami
peluluhan bunyi /t/, sehingga akan menghasilkan kata menitipkan. Pembenaran pada
data (16) akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Zulhas Membantah
Menitipkan Ponakan Masuk Unila”

b. Pembenaran data kesalahan berbahasa baku.


Data (1) “Jangan Panik Bila Anak Terlanjur Minum Obat Sirop”
Penggunaan kata “terlanjur” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “terlanjur”
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kata yang tidak baku.
Seharusnya kata “terlanjur” ditulis menjadi kata telanjur agar kalimat lebih sesuai
dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Menurut KBBI kata telanjur
disini memiliki artian sesuatu yang melewati batas atau ketentuan. Dan pada kata
“minum” juga seharusnya ditulis dengan menambahkan afiksasi berupa prefiks awalan
(me-) sehingga akan menghasilkan kata meminum. Pembenaran pada data (1) akan
menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Jangan Panik Apabila Anak Telanjur
Meminum Obat Sirop”

Data (2) “Hakim kemudian kembali mencecer Susi lantaran PRT itu kerap mengatakan
tidak tahu ketika ditanya Majelis Hakim”
Penggunaan kata “mencecer” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “mencecer”
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan bentuk kata yang tidak baku.
Seharusnya kata “mencecer” ditulis menjadi kata mencecar agar kalimat lebih sesuai
dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang tepat. Menurut KBBI kata mencecar
disini memiliki artian terus-menerus memberikan pertanyaan. Pembenaran pada data (2)
akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Hakim kemudian kembali mencecar
Susi lantaran PRT itu kerap mengatakan tidak tahu ketika ditanya Majelis Hakim”

Data (3) “Putusan MK Larang Eks Koruptor Nyaleg Penting Bagi Kepastian Arah
Pemberantasan Korupsi”
Penggunaan kata “Nyaleg” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “Nyaleg”
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan bentuk kata yang tidak baku.
Seharusnya kata “Nyaleg” diubah menjadi kata mencalonkan agar kalimat lebih sesuai
dengan kaidah penggunaan bahasa Indonesia yang tepat, yaitu dengan menambahkan
afiksasi konfiks berupa prefiks awalan (meN-) dan sufiks akhiran (-kan) pada kata dasar
calon, sehingga akan memiliki susunan berupa (meN- + calon + -kan). Menurut KBBI
kata mencalonkan disini memiliki artian menjadikan atau mencadangkan seseorang
untuk menduduki suatu jabatan atau profesi. Pembenaran pada data (3) akan
menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Putusan MK Larang Eks Koruptor
Mencalonkan Penting Bagi Kepastian Arah Pemberantasan Korupsi”

Data (4) “Jokowi Sebut RI Santai saat Kepala Negara Dunia Pusing Mikirin Ekonomi
Global”
Penggunaan kata “mikirin” pada kalimat tersebut tidak tepat. Kata “mikirin”
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan bentuk kata yang tidak baku.
Kata “mikirin” berasal dari kata dasar pikir. Seharusnya kata “mikirin” ditulis menjadi
kata memikirkan dengan menambahkan afiksasi konfiks berupa prefiks awalan (meM-)
dan sufiks akhiran (-kan) pada kata dasar pikir, sehingga akan memiliki susunan berupa
(meM- + /p/ ikir + -kan). Kata dasar pikir mengalami peluluhan bunyi pada huruf /P/.
Sehinga kata yang benar adalah memikirkan. Kata memikirkan disini memiliki artian
mencari upaya untuk meneyelesaikan sesuatu dengan menggunakan akal. Pembenaran
pada data (4) akan menghasilkan kalimat yang lebih baik, yaitu “Jokowi Sebut RI Santai
saat Kepala Negara Dunia Pusing Memikirkan Ekonomi Global”
KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan hasil analisis data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat kesalahan berbahasa bidang morfologi pada berita daring laman Asumsi.co edisi
Oktober- 08 Desember 2022 yaitu: 1.) kesalahan berupa penghilangan afiksasi. 2.) kesalahan
penggunaan bahasa baku yang tidak susai.
Penghilangan pada penggunaan afiksasi prefiks berupa awalan me-, dan ber-,. Pada
penghilangan prefiks me-, meN-, meNG-, dan meM- terdapat (16) kesalahan, yaitu meliputi kata
larang, ngisi, ngaku, jabat, ambil, nangis, minta, bunuh, akui, lempar ungkap, ngaku, kaji,
tahan, jangkau, dan titipkan. Dan terdapat (1) kesalahan pada penggunaan prefiks ber- yaitu kata
tobat. Penghilangan sufiks kan- pada kata dianggurin. Dan penghilangan konfiks awalan me-
dan akhiran an- pada kata naikkan.
Penggunaan bahasa baku terdapat (4) kesalahan, yaitu pada kata terlanjur, mencecer,
nyaleg dan mikirin. Kesalahan penggunaan bahasa baku yang telah dibenarkan akan
menghasilkan kata, yaitu telanjur, mencecar, mencalonkan dan memikirkan. Kesalahan
berbahasa lebih banyak ditemui pada penulisan judul berita daring laman Asumsi.co dan
keslahan berbahasa pada isi berita hanya ditemukan 1 data.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa berita daring yang terbit pada
bulan Oktober- 08 Desember di laman Asumsi.co, banyak terdapat kesalahan berbahasa dari segi
morfologi dan penggunaan bahasa baku. Hal ini harus diperhatikan karena mencangkup
informasi penting yang dipublikasikan kepada masyarakat umum, sehingga adanya kesalahan
berbahasa dapat menyebabkan kesalahan dalam memahami berita.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Alek. 2018. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Alfin, Jauharoti. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: LKIS.
Arifin, Zaenal E., & Tasai, Amran S. 2011. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Tangerang: Pustaka Mandiri.
Setyawati, Nanik. 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
Surakarta:Yuma Pustaka.
Simpen, I Wayan. 2020. Morfoligi:Kajian Proses Pembentukan Kata. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Morfologi (Edisi revisi). Bandung: Angkasa.
Wahjuwibowo, Indiwan S. -. Pengantar Jurnalistik: Teknik Penulisan Berita, Artikel dan Feature.
Jurnal:
Aji, A. B., Istikhomah, E., & Majid, M. Z. Y. A., Ulya, C. 2020 .Analisis Kesalahan Berbahasa
Tataran Semantik Pada Berita Daring Laman Sindonews.com. Jurnal Genre Universitas
Ahmad Dahlan. Vol. 2, No.2. http://journal2.uad.ac.id/index.php/genre/index
Andiyanti, O. P., Asyhar, M., & Sirulhaq, A. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita
Daring Radar Mandalika. Jurnal Lisdaya. Vol. 18, No. 1.
http://lisdaya.unram.ac.id/index.php/lisdaya/article/view/69
Cahya, Bhian W.R. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi Pada Berita Daring
Timlo.Net. Jurnal Universitas Sebelas Maret.
https://osf.io/preprints/inarxiv/v68t4/
Hidayat, P., Sudiana, I. N., & Tantri, A. A. S. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada
Penulisan Berita Detik Finance Dan Detik News. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol. 11, No.3. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPBS
Imamushalihin, I. A., Anggun, M., Pratiwi, V., & Ulya, C. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa
Berita Ekonomi Bisnis Pada Laman Detik.Com Edisi Desember 2020. Jurnal Genre
Universtas Ahmad Dahlan. Vol. 3, No. 1
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Kesalahan+berbahasa+pada+detik.com+edisi+desember&btnG= -
d=gs_qabs&t=1668328210671&u=%23p%3D9S-1YR9498EJ
Khairun, Nisa. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita Dalam Media Surat Kabar Sinar
Indonesia Baru. Jurnal Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia. Vol. 2, No.2.
https://jurnal.um-palembang.ac.id/bisastra/article/view/1261
Sari, S. W., Qoryah, A. N., & Aprilia, O. Y. 2020. Analisis Kesalahan Berbahasa Bidang
Morfologi Pada Portal Radar Solo Tema Covid-19. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia. Vol 3, No. 1.
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Kesalahan+berbahasa+radar+solo+tema+covid&btnG= -
d=gs_qabs&t=1668328887445&u=%23p%3DladmB5NGxhgJ
Siahaan, M., Saragih, E. L. L., & Hasibuan, R. 2022. Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Berita
Tribun News Medan. Jurnal JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan). Vol. 5, No. 9.
http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/7520

Anda mungkin juga menyukai