Anda di halaman 1dari 11

KESALAHAN PEMBENTUKAN KATA PADA SURAT KABAR

Eka Indah Sari


ekaekai10.ee@gmail.com
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

ABSTRAK
Fokus permasalahan dalam artikel penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan bentuk-bentuk
kesalahanan dalam pembentukan kata atau bidang morfologi yang terdapat pada media cetak.
Objek penelitian ini diambil dari 2 media cetak yaitu surat kabar dan majalah. Metode yang
digunakan di dalam penelitian ini adalah metode agih. Metode agih merupakan metode yang alat
penentunya dari bagian bahasa itu sendiri. Selain itu, ada dua tahap yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini. Tahap pertama adalah pengambilan data dari sumber data
dengan mengunakan teknik simak dan catat, maksudnya adalah setiap data yang dipakai akan
disimak dengan baik kemudian dicatat kesalahan pembentukan katanya, dicatat pula
pemberulannya. Hasil analisis dan pembahasan mengenai kesalahan berbahasa dalam
pembentukan kata pada media cetak dapat disimpulkan bahwa masih terdapat kesalahan
berbahasa di bidang mofologi. Wujud kesalahan didalamnya antara lain terdapat penghilangan
afiks, bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang tidak
seharusnya, penggunaan afiks yang tidak tepat, penggantian morf, penyingkatan morf. Selain itu,
terdapat kesalahan penulisan kata depan dan penulisan bahasa asing.
Kata kunci: kesalahan pembentukan kata, media cetak, surat kabar, majalah.

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan manusia, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi baik tulis maupun
lisan. Dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan isi pikirannya, perasaan dan kemauan
yang dibantu oleh sistem lambang-lambang yang diciptakan dengan sengaja. Penyampaian
informasi atau pesan tersebut dapat disampaikan melalui berbagai cara dan media. Salah satunya
adalah media informasi. Media informasi adalah sarana dibidang komunikasi yang digunakan
sebagai alat perantara untuk berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Ada beberapa macam
media komunikasi, salah satunya yaitu media cetak. Media cetak adalah sebuah media
penyampaian informasi yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat
bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi terkait dengan
kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja. Media cetak ini
merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat di samping media eletronik dan juga media
digital. Contoh dari media cetak yang kita kenal yakni surat kabar, majalah, tabloit.

Surat kabar merupakan salah satu media informasi tertulis yang banyak diminati oleh
masyarakat. Surat kabar biasanya terdiri dari banyak artikel yang dimuat, artikel-artikel pada
surat kabar biasanya berisi informasi yang berbeda-beda, ada yang berisi berita mengenai

1
kecelakaan, korupsi, kesehatan, dan lain-lain. Surat kabar juga merupakan salah satu media yang
membantu pembelajaran bahasa Indonesia kepada masyarakat. Tata penulisan bahasa Indonesia
yang baik sebenarnya sangat dibutuhkan seperti halnya pada penggunaan kaidah- kaidah bahasa,
penulisan tanda baca, pemilihan kata, penulisan unsur serapan dan lain-lain. Banyaknya
permintaan dan persaingan yang ketat antar surat kabar terkadang membuat para wartawan dan
penyunting tidak teliti dalam penulisan berita yang dimuat dalam surat kabar. Hal tersebut
menyebabkan adanya kesalahan terutama dalam kebahasaan yang diantaranya mengenai kata
dan bentuk kata atau kita kenal dengan aspek kajian morfologi bahasa Indonesia, biasanya
kesalahan tersebut dapat ditemukan dalam artikel-artikel pada surat kabar yang baru terbit atau
surat kabar lokal.

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah: 1). Bagaimana kesalahan berbahasa
dari segi kata dan bentuk kata yang ada di dalam surat kabar dan majalah 2). Bagaimana
pembetulan terhadap kesalahan berbahasa dari segi kata dan bentuk katapada surat kabar dan
majalah.

Adapun tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan letak kesalahan berbahasa dari segi
kata dan bentuk kata yang ada dalam surat kabar. Memberikan pembetulan terhadap kesalahan
berbahasa dari segi kata dan bentuk kata yang terdapat pada media cetak tersebut. Penulis
berharap artikel ini dapat memberikan manfaat, pertama untuk memberi masukan kepada para
wartawan atau penyunting naskah berita terhadap ketidaktelitian dalam penulisan kata dalam
artikel pada surat kabar. Kedua, menjadi acuan terhadap setiap individu agar teliti dalam setiap
pemilihan kata yang akan dituangkan dalam sebuah tulisan yang akan dipublikasikan.

Ragam tulis maupun ragam lisan dapat terjadi kesalahan dalam pembentukan kata atau
kajian morfologi. Kesalahan berbahasa dalam kajian morfologi yang sering terjadi pada ragam
tulis antara lain terjadi pada pembubuhan afiks (penghilangan afiks, bunyi yang harus diluluhkan
tetapi tidak dilulukan, peluluhan bunyi yang sesungguhnya tidak diluluhkan, penggantian morf,
penyingkatan morf mem-, men-, meng- meny-, dan menge-,pemakaian afiks yang tidak tepat,
penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata). Selain itu, terdapat kesalahan penulisan
kata depan dan penulisan bahasa asing.

Chaer (2008: 25) mengungkapkan proses morfologi adalah proses pembentukan kata dari
sebuah bentuk dasar melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan kata (dalam
proses reduplikasi), penggabungan kata (dalam proses komposisi).

Dalam artikel ini karena yang sering ditemui adalah kesalahan pada pembubuhan afiks
maka penulis akan memaparkan sedikit penjelasan tentang afiksasi. Menurut Muslich (2010:38),
2
proses pembubuhan afiks (afiksasi) ialah peristiwa pembentukan kata dengan jalan
membubuhkan afiks pada bentuk dasar. Bentuk dasar sendiri adalah bentuk yang menjadi dasar
bagi pembentukan bentuk yang lebih besar. Dalam bahasa Indonesia, Chaer (2007:178)
mengungkapkan bahwa jika dilihat dari posisi melekatnya pada bentuk dasar biasanya dibedakan
adanya prefiks, infiks, sufiks, konfiks, interfiks, dan transfiks.

Yang dimaksud prefiks adalah afiks yang diimbuhkan diawal bentuk dasar. Kemudian
infiks adalah afiks yang diimbuhkan di tengah bentuk dasar. Selanjutnya sufiks adalah afiks yang
diimbuhkan pada posisi akhir bentuk dasar. Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi,
yang pertama ada pada bagian awal bentuk dasar, dan bagian kedua berposisi di akhir bentuk
dasar. Konfiks sering juga disebut sebagai imbuhan gabungan. Interfiks adalah afiks yang ada di
antara dua elemen yang membentuk kata majemuk. Sedangkan Transfiks adalah afiks yang
berwujud vokal yang diimbuhkan pada keseluruhan dasar.

Kesalahan-kesalahan penulisan di dalam surat kabar yang sering terjadi antara lain;

1. Penghilangan Afiks
Sering kita temukan dalam setiap tulisan adanya penghilangan afiks berupa prefiks pada
kata bentukannya. Hal ini dapat terjadi karena dianggap untuk menghemat kata, padahal
tidak perlu dilakukan karena hal tersebut malah akan menjadi kesalahan. Bentuk-bentuk
penghilangan prefiks dapat dibenarkan hanya pada kepala berita pada surat kabar atau
media cetak.
2. Peluluhan bunyi yang salah
Selain penghilangan afiks, kesalahan yang sering terjadi adalah peluluhan bunyi yang
salah. Peluluhan pada sebuah fonem seharusnya terjadi apabila meN- yang diikuti oleh
bentuk dasar yang bermula dengan fonem /s, k, p, dan t/. Dalam hal ini fonem /s/
diluluhkan dengan nasal /meny-/, fonem /k/ diluluhkan dengan nasal /meng-/, fonem /p/
dililuhkan dengan nasal /me-/, dan fonem /t/ diluluhkan dengan nasal /men-/. Hal itu juga
terjadi pada proses pengimbuhan prefiks peN-.
3. Penggunaan afiks yang tidak tepat
Penggunaan bentukan kata yang berprefiks ke- sebagai padanan dari yang berprefiks ter-
. Hal ini salah karena ini merupakan pengaruh dari bahasa daerah(Jawa atau Sunda).
4. Penggantian morf
Dalam pemakaian bahasa, terutama kata dasar yang bersulku satu. Prefiks meng- akan
beralomorf menjadi menge- jika prefiks tersebut melekat pada kata dasar bersuku satu.
Demikian juga jika kata dasar itu diberi prefiks per- dan per-/-an akan menjadi penge-
dan penge-/-an.
3
5. Penyingkatan morf
Penulisan prefiks karena pengaruh bahasa daerah sering kali ditulis dengan cara
menyingkat morf mem-, men-, meng-, meny-, dan menge- menjadi m-,n-, ng-, ny-,dan
nge-. Pemakaian ini menyebabkan pemakaian bentuk kata yang salah.

METODOLOGI

Objek dalam artikel penelitian ini adalah media cetak berupa surat kabar dan majalah.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simak dan catat.
Hal tersebut karena objek dalam artikel ini merupakan kata dan kalimat yang terdapat pada
media cetak.

1. Teknik simak
Mahsun (2005:90) menjelaskan teknik simak adalah suatu metode yang dilakukan untuk
memperoleh data dengan menyimak penggunaan bahasa. Teknik ini digunakan untuk
menyimak penggunaan bahasa tulis yang mengandung kesalahan berbahasa bidang
morfologi pada surat kabar.
2. Teknik catat
Menurut Sudaryanto (1993:135) teknik catat adalah teknik penyediaan data yang
dilakukan dengan jalan pencatatan pada kartu data. Teknik catat yang digunakan yaitu
mencatat kata atau kalimat yang merupakan bentuk kesalahan berbahasa bidang
morfologi pada surat kabar.
3. Teknik analisis data
Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah menganalisis data. Data yang
terkumpul dalam artikel ini dianalisis dengan metode agih. Menurut Sudaryanto
(1993:15) metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa
yang bersangkutan itu sendiri.
Metode agih digunakan untuk menganalisis data dengan kajian kesalahan berbahasa
dalam bidang morfologi. Selain untuk menganalisis data dengan kajian kesalahan
pembentukan kata, metode agih juga digunakan dalam menganalisis wujud kesalahan
berbahasa dalam bidang morfologi pada surat kabar dan majalah.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan berbahasa pada media cetak yakni surat
kabar dan majalah. Terdapat beberapa kesalahan pembentukan kata. Pada kesalahan morfologi
didalamnya terdapat penghilangan afiks, penghilangan afiks, bunyi yang seharusnya luluh tetapi
tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang tidak seharusnya, penggunaan afiks yang tidak tepat,

4
penggantian morf, penyingkatan morf. Selain itu, terdapat kesalahan penulisan kata depan dan
penulisan bahasa asing.

Analisis
1. Penghilangan Afiks
a. Penghilangan Prefiks ber-
Data 1:
"Dengan masalah ini maka Hamilton harus siap kembali ke lintasan balapan dengan
memulai start di belakang." (Koran Surya. Minggu, 9 Juli 2017. Halaman 18)

Data di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks ber- yang seharusnya
ada pada kata yang digaris bawahi. Kata yang digaris bawahi pada data di atas
merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber-.
ber + siap = bersiap. Sehingga kalimatnya menjadi:
- Dengan masalah ini maka Hamilton harus bersiap kembali ke lintasan balapan
dengan memulai start di belakang.

Data 2:
"Kami sudah koordinasi dengan pihak kepolisian." (Koran Surya. Minguu, 9Juli
2017.)

Data di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks ber- yang seharusnya
ada pada kata yang digaris bawahi. Kata yang digaris bawahi pada data di atas
merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber-.
ber + koordinasi = berkoordinasi. Sehingga kalimatnya menjadi:
- Kami sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

b. Penghilangan Prefiks MeN-


Data 1:
"Ketimbang beli makanan di luar Stasiun yang harganya lebih mahal." (Koran
Surya.Minggu, 9 Juli 2017. Halaman 11)

Data di atas termasuk kalimat aktif transitif. Sesuai dengan kaidah, kalimat aktif
transitif predikat kalimat harus berprefiks meN-.
5
meN + beli = membeli, sehingga kalimat tersebut seharusnya menjadi:
- Ketimbang membeli makanan di luar Stasiun yang harganya lebih mahal.

Data 2:
"Penjual bakpao curi kotak amal." (Koran Memorandum. Kamis, 20 juli 2017.
Halaman 15)

Data di atas termasuk kalimat aktif transitif. Sesuai dengan kaidah, kalimat aktif
transitif predikat kalimat harus berprefiks meN-.
meN + curi = mencuri, sehingga kalimat di atas menjadi:
- Penjual bakpao mencuri kotak amal.

Data 3:
"Nah itulah saat saya kenal permainan ketangkasan ini, sampai sekarang." (Koran
Surya. Minggu, 9 Juli 2017. Halaman 7)

Data di atas termasuk kalimat aktif transitif. Sesuai dengan kaidah, kalimat aktif
transitif predikat kalimat harus berprefiks meN-.
meN + kenal = mengenal, sehingga kalimat di atas menjadi:
- Nah itulah saat saya mengenal permainan ketangkasan ini, sampai sekarang.

c. Penghilangan Prefiks ter-


Data 1:
"Hamilton kena penalti lima posisi grid." (Koran Surya. Minggu, 9 Juli 2017.
Halaman 18)

Data diatas termasuk kalimat pasif. Sesuai dengan kaidah, predikat pada kalimat pasif
menggunakan imbuhan di-, ke-, ter-. Maka kalimat diatas seharusnya memiliki
imbuhan ter- pada kata kena.
Ter + kena = terkena. Sehingga kalimat di atas menjadi:
- Hamilton terkena penalti lima posisi grid.

2. Peluluhan Bunyi yang Salah


a. Bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan
Data 1:

6
"Satpam PT Miwon melarang wartawan saat hendak meminta mengkonfirmasi terkait
tuntutan warga." (Koran Surya. Minggu, 9 Juli 2017)

Dari data di atas terdapat kesalahan yang terletak pada kata yang digaris bawahi
karena peluluhan fonem seharusnya terjadi apabila MeN- yang diikuti oleh bentuk
dasar yang bermula dengan fonem /s, k, p, dan t/. Dalam hal ini fonem /s/ diluluhkan
dengan nasal /meny-/, fonem /k/ diluluhkan dengan nasal /meng-/, fonem /p/
dililuhkan dengan nasal /me-/, dan fonem /t/ diluluhkan dengan nasal /men-/. Maka
dari data di atas seharusnya kata mengkonfirmasi berubah menjadi mengonfirmasi
karena mengalami peluluhan pada bentuk dasar konfirmasi.
meN + konfirmasi = mengonfirmasi. Sehingga kalimat tersebut menjadi:
- Satpam PT Miwon melarang wartawan saat hendak meminta mengonfirmasi terkait
tuntutan warga.

Data 2:
"Kepala Biro Perekonomian Jatim Ari Mukiyono menambahkan, TPID telah
merumuskan dan mesinergikan berbagai progam pengendalian inflasi. (Koran Surya.
Kamis, 20 Juli 2017)

Dari data di atas terdapat kesalahannya terletak pada kata yang digaris bawahi karena
peluluhan fonem seharusnya terjadi apabila meN- yang diikuti oleh bentuk dasar yang
bermula dengan fonem /s, k, p, dan t/. Dalam hal ini fonem /s/ diluluhkan dengan
nasal /meny-/, fonem /k/ diluluhkan dengan nasal /meng-/, fonem /p/ dililuhkan
dengan nasal /me-/, dan fonem /t/ diluluhkan dengan nasal /men-/. Dari data di atas
seharusnya kata mesinergikan berubah menjadi menyinergikan karena mengalami
peluluhan pada bentuk dasar sinergi.
meN+ sinergi = menyinergi
me+ sinergi + kan = menyinergikan. Sehingga kalimat tersebut menjadi:
- Kepala Biro Perekonomian Jatim Ari Mukiyono menambahkan, TPID telah
merumuskan dan menyinergikan berbagai progam pengendalian inflasi.

Data 3:
"Idrus menambahkan dirinya mendapat tugas untuk mengkoordinasikan dengan ketua
Bidang Hukum dan HAM Partai Golkar. (Koran Surya. Kamis, 20 Juli 2017.
Halaman 8)

7
Dari data di atas terdapat kesalahan yang terletak pada kata yang digaris bawahi
karena peluluhan fonem seharusnya terjadi apabila MeN- yang diikuti oleh bentuk
dasar yang bermula dengan fonem /s, k, p, dan t/. Dalam hal ini fonem /s/ diluluhkan
dengan nasal /meny-/, fonem /k/ diluluhkan dengan nasal /meng-/, fonem /p/
dililuhkan dengan nasal /me-/, dan fonem /t/ diluluhkan dengan nasal /men-/. Maka
dari data di atas seharusnya kata mengkoordinasikan berubah menjadi
mengoordinasikan karena mengalami peluluhan pada bentuk dasar koordinasi.
meN + koordinasi = mengoordinasi
meng + koordinasi + kan = mengoordinasikan. Sehingga kalimat tersebut menjadi:
- Idrus menambahkan dirinya mendapat tugas untuk mengoordinasikan dengan ketua
Bidang Hukum dan HAM Partai Golkar.

3. Penyingkatan Morf mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-


Data 1:
"Kalau informasi banyak yang menyampaikan gitu. Tapi kan kita untuk ngungkap
bandar tujuannya. (Koran Surya. Kamis, 20 Juli 2017)

Data di atas terdapat kesalahan pada kata yang digaris bawahi karena morfem terikat
pembentuk verba yang sangat produktif dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-
. Alomorf prefiks meng- adalah -mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-. Mungkin
karena pengaruh bahasa daerah, pemakai sering menyingkat morf mem-, men-, meng-
, meny-, dan menge- menjadi m-,n-, ng-, ny-,dan nge-. Hal ini salah jika dilihat
sesuai kaidah. Jadi, kata ngungkap seharusnya berubah menjadi mengungkap.
Sehingga kalimat di atas menjadi:
- Kalau informasi banyak yang menyampaikan gitu. Tapi kan kita untuk mengungkap
bandar tujuannya.

Data 2:
"Penjual bakpao keliling yang nyambi maling ini langsung dijebloskan ke sel
tahanan. (Koran Memorandum. Kamis, 20 Juli 2017. Halaman 15)

Data di atas terdapat kesalahan pada kata yang digaris bawahi karena morfem terikat
pembentuk verba yang sangat produktif dalam bahasa Indonesia adalah prefiks meng-

. Alomorf prefiks meng- adalah ­mem-, men-, meng-, meny-, dan menge-. Mungkin

8
karena pengaruh bahasa daerah, pemakai sering menyingkat morf mem-, men-, meng-
, meny-, dan menge- menjadi m-,n-, ng-, ny-,dan nge-. Hal ini salah jika dilihat
sesuai kaidah. Jadi, kata nyambi seharusnya berubah menjadi menyambi. Sehingga
kalimat di atas menjadi:
- Penjual bakpao keliling yang menyambi maling ini langsung dijebloskan ke sel
tahanan.

4. Penggantian Morf
Data 1:
"Pebalap berusia 20 tahun ini punya tekad yang kuat." (Koran Surya. Minggu 9 Juli
2017. Halaman 18)

Data di atas terdapat kesalahan yang terletak pada kata yang digaris bawahi karena
prefiks peN- akan berubah menjadi pe- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, dan /w/. Akan tetapi, kata yang digaris
bawahi pada data di atas tidak termasuk dalam fonem yang mengikuti nasal pe-.
Kata pebalap seharusnya berubah menjadi pembalap karena bentuk dasar diawali
fonem /b/ yakni balap dan menurut kaidah prefiks peN- yang diikuti oleh bentuk
dasar bermula fonem /b/, /p/, /f/ akan berubah menjadi nasal pem-.
peN + balap = pembalap. Maka seharusnya kalimat diatas menjadi:
- Pembalap berusia 20 tahun ini punya tekad yang kuat.

Data 2:
"Ketua DPP Hizbut Tahri Indonesia? Rokhmat S Labib, menyebut pemerintah tida
meberikan surat peringatan terlebih dahulu sebelum pembubaran." (Koran Surya.
Kamis, 20 Juli 2017. Halaman 1)

Data di atas terdapat kesalahan yang terletak pada kata yang digaris bawahi karena
prefiks meN- akan berubah menjadi me- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, dan /w/. Akan tetapi, kata yang digaris
bawahi pada data di atas tidak termasuk dalam fonem yang mengikuti nasal pe-.
Kata meberikan seharusnya berubah menjadi memberikan karena bentuk dasar
diawali fonem /b/ yakni beri dan menurut kaidah, prefiks meN- yang diikuti oleh
bentuk dasar bermula fonem /b/, /p/, /f/ akan berubah menjadi nasal mem-.
meN + beri = memberi

9
mem + beri + kan = memberikan. Maka seharusnya kalimat diatas menjadi:
- Ketua DPP Hizbut Tahri Indonesia? Rokhmat S Labib, menyebut pemerintah tida
memberikan surat peringatan terlebih dahulu sebelum pembubaran.

5. Penulisan preposisi
Data 1:
"Menurutnya, ketiga fungsi tersebut telah diatur didalam pasal 96 Ayat 1 UU Nomer
23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. (Koran Memorandum. Kamis, 20 Juli
2017. Halaman 13)

Data di atas terdapat kesalahan pada kata yang digaris bawahi. Penulisan preposisi
seharusnya dipisah. Maka seharusnya kalimat di atas menjadi:
- Menurutnya, ketiga fungsi tersebut telah diatur di dalam pasal 96 Ayat 1 UU
Nomer 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

6. Penulisan Konjungsi
Data 1:
"Dalam kesepakatan itu, korban tak mengajukan tuntutan atau ganti rugi. Tapi, dr
AG diharuskan meminta maaf secara tertulis kepada korban, institusi, dan PT
Angkasa Pura II. (Koran Surya. Minggu, 9 Juli 2017. Halaman 7)

Data di atas terdapat kesalahan pada penggunaan konjungsi. Penulisan kata


hubung tapi seharusnya diganti dengan kata tetapi. Penulisan kata hubung juga
tidak seharusnya berada di awal kalimat, tetapi di tengah kalimat sebagai
pwnghubung antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Jadi kalimat pada data di
atas seharusnya menjadi:
- Dalam kesepakatan itu, korban tak mengajukan tuntutan atau ganti rugi, tetapi Dr
AG diharuskan meminta maaf secara tertulis kepada korban, institusi, dan PT
Angkasa Pura II.

7. Penggunaan Bahasa Asing


Data 1:
"Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini berupaya memasang chips untuk aplikasi global
postioning system." (Koran Surya. Minggu, 9 Juli 2017.)

10
Dari data di atas seharusnya penulisan kata-kata asing digunakan dengan cetak miring.
Jadi, seharusnya penulisan kalimat diatas menjadi:
- Wali kota Surabaya, Tri Rismaharini berupaya memasang chips untuk aplikasi global
postioning system.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai kesalahan pembentukan kata pada
media cetak beripa surat kabar dan majalah dapat disimpulkan bahwa media cetak yang selama
ini membantu penggunaan bahasa Indonesia masih ada kesalahan dalam pembentukan kata.
Wujud kesalahan bidang morfologi di dalamnya terdapat penghilangan afiks, bunyi yang
seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan, peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh,
penggantian morf, penyingkatan morf, penggunaan afiks yang tidak tepat, dan penempatan afiks
yang tidak tepat pada gabungan kata. Pada kesalahan lainnya terkait morfologi yakni
ketidaktepatan penulisan preposisi (kata depan).

REFERENSI
Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

___________. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode, dan

Tekniknya. Jakarta: Rajawali Pers.

Muslich, Masnur. 2010. Tata bentuk bahasa Indonesia. Jakarta. PT Bumi Angkasa.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai