Makalah
oleh
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2011
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Masalah
(1) Bagaimanakah kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah?
(2) Bagaimanakah kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah?
1.3 Tujuan
(1) Mendeskripsikan kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah.
(2) Mendeskripsikan kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
(Abdul chaer, 2003) salah eja dan salah ucap itu untuk sebagian terjadi
karena pengaruh bahasa daerah. Kata-kata besok, nomor, Senin, Rabu, Kamis,
sering dieja dan diucapkan mbesuk atau besuk, nomer, Senen, Rebo, dan
Kemis. Kadang ejaannya sudah benar tetapi diucapkan dengan tidak benar,
misalnya : mengatakan diucapkan mengatak-ken atau mengataken, menyatakan
diucapkan menyatak-ken atau menyataken, Menirukan diucapkan meniruk-ken
atau meniruken. Kata tindakan dan tanjakan diucapkan tindak-an dan tanjak-
an, kata semakin dan jumlah dilafalkan semangkin dan jumblah; kata sampai
diucapkan sampe atau sampek, kata capai diucapkan cape atau capek, sedang
kalau diucapkan kalo atau kalok. Kata bilangan empat diucapkan ampat, enam
diucapkan anem, seribu diucapkan serebu.
(Abdul Chaer: 2006) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu
“pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa
yang disebut kalimat itu terdapat : (1) unsur atau bagian yang menjadi pokok
pembicaraan, yang lazim disebut istilah subjek (S), (2) unsur atau bagian yang
menjadi “komentar” tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat
(P), (3) unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat yang lazim
disebut dengan istilah objek (O), (4) unsur atau bagian yang merupakan
“penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan subjek yang lazim disebut
dengan istilah keterangan (K).
(Wojowasito, 1977: 1-2) bahasa merupakan suatu hal yang sering
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa memiliki fungsi yang sangat
penting karena bahasa merupakan lambang kebanggaan nasional, lambang
identitas nasional, digunakan sebagai alat pemersatu dan digunakan juga
sebagai perantara antar suku. Hal ini mengandung maksud diharapkan mampu
mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus
dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur aslinya. Norish (1983: 6-8)
memandang perlunya membedakan tiga tipe penyimpangan berbahasa yang
berbeda . Tiga hal itu meliputi error, mistake, dan lapse. Error , kesalahan,
merupakan penyimpangan berbahasa secara sistematis dan terus-menerus
sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-norma bahasa
target. Mistake, kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara
konsisten melakukan penyimpanagn dalam berbahasa. Kadang-kadang
pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-
kadang mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma
dan bentuk-bentuk yang keliru. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk
penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi,
5
rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan
pada siapa pun.
George (1972: 2) berpendapat kesalahan adalah sebuah bentuk yang tidak
diinginkan, khususnya, bentuk yang tidak diinginkan oleh para perancang
kursus dan para guru. Hal ini berkaitan erat dengan adanya standar-standar
tertentu yang telah digariskan dan penyusun kurikulum. Penyimpangan atas
standar-standar tersebut berarti melakukan kesalahan dan harus segera
diantisipasi dan diatasi.
Tarigan (1988: 71-72) menyatakan bahwa kesalahan berbahasa sering
dijumpai dalam pembelajaran bahasa, baik pembelajaran bahasa kedua atau
juga dalam pembelajaran bahasa pertama. Untuk itu, diperlukan suatu prosedur
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali kesalahan-
kesalahan tersebut. Tarigan mengajukan langkah-langkah prosedur tersebut
yang merupakan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan yang
diajukan Ellis (1986) dan Sidhar (1985). Langkah-langkah tersebut dijelaskan
sebagai berikut: (1) mengumpulkan data yang berupa kesalahan-kesalahan
berbahasa yang dibuat pembelajar, (2) mengidentifikasi dan mengklasifikasi
kesalahan; tahap pengenalan dan pemilah-milahan kesalahan berdasarkan
kategori ketatabahasaan, (3) membuat peringkat kesalahan yang berarti
membuat urutan kesalahan berdasarkan keseringan kesalahan-kesalahan itu
muncul, (4) menjelaskan kesalahan dengan mendeskripsikan letak kesalahan,
sebab-sebabnya dan pemberian contoh yang benar, (5) membuat perkiraan
daerah atau butir kebahasaan yang rawan menyebabkan kesalahan, dan (6)
mengoreksi kesalahan berupa pembetulan dan penghilangan kesalahan berupa
penyusunan bahan yang tepat dan penentuan strategi pembelajaran yang serasi.
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
(7) Maghrib
Pembenarannya : Magrib
Penjelasan : Karena kata diambil dari kata serapan bahasa Arab.
(sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)
(8) Pemilu
Pembenarannya : pemilu
Penjelasan : Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
suku kata, gabungan huruf, maupun gabungan huruf dan
kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. (sumber :
Fakultas Hukum Unsyiah)
(9) Tukar menukar
Pembenarannya : Tukar-menukar
Penjelasan : Bentuk kata ulang ditulia secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. (sumber : Fakultas Hukum
Unsyiah)
(10) Buku moe
Pembenarannya : Bukumu
Penjelasan : Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, serta kata moe bukan kata yang baku
karena bukan merupakan EYD (sumber : Fakultas
Pertanian)
(11) Matakuliah
Pembenarannya : Mata Kuliah
Penjelasan : Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus
yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber : Papan
pengumuman Ruang Kuliah Umum 2)
(12) Centimeter
Pembenarannya : Sentimeter
Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris.
(sumber : Fakultas Tehnik)
(13) Prof. Dr. H. Darni M Daud, MA
Pembenarannya : Prof. Dr. H. Darni M Daud, M.A.
Penjelasan : Singkatan nama orang, nama gelar, sapa, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik. (sumber : Masjid Jamik)
8
(14) Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud PhD.
Pembenarannya : Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud, PhD
Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan
tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
(sumber : Papan pengumuman di gedung Dayan Dawood
Unsyiah)
(15) Bertandatangan
Pembenarannya : Bertanda tangan
Penjelasan :Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus
yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber :
Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Pertanian)
(16) Banda Aceh, 04 Juni 2011.
Pembenarannya : Banda Aceh, 04 Juni 2011
Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim
dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
(sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)
(17) hari H
Pembenarannya : hari-H
Penjelasan : Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke-
dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan
rangkap. ( sumber : Fakultas Kedokteran)
(18) 2010-2011
Pembenarannya : 2010/2011
Penjelasan : Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwin. ( sumber: Papan pengumuman
Ruang Kuliah Umum 1)
(19) China
Pembenarannya : Cina
Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris. (ch
yang lafalnya c menjadi c). (sumber : Fakultas Ekonomi
Unsyiah)
9
(20) “ DPT”
Pembenaran : dapat
Penjelasan : Kesalahan penulisan ejaan adalah menyingkatkan ejaan
tersebut, karena pada kaidah bahasa indonesia kata
“DPT” tidak bisa disingkatkan. (sumber Fakultas
Pertanian)
10
(4) Dalam karangan ini saya akan membicara tentang perbedaan keluarga di
Yogyakarta atau Jawa dan di Inggris.
Pembenarannya : Dalam karangan ini, saya akan membicarakan
perbedaan keluarga di Yogyakarta atau Jawa dengan
keluarga di Inggris.
Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena ketidaktepatan dalam
menentukan afiks yang akan digunakan dalam sebuah
kalimat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
11
(8) Mungkin kesenian tradisional bisa mengubah dan mengguna teknik yang
modern sehingga pelukisan bisa membuat lebih cepat.
Pembenarannya : Mungkin, kesenian tradisional bisa diubah dengan
penggunaan teknik yang modern sehingga lukisan bisa
dibuat lebih cepat.
Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
(9) Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa ada jumlah penduduk tertinggi, jadi
banyak orang dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan
Sulawesi.
Pembenarannya :Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa mempunyai jumlah
penduduk yang banyak sehingga banyak orang
dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan
Sulawesi.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
(10) Oleh sebabnya, apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,
didikan kurang memuaskan.
Pembenarannya :Apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,
anak didik kurang memuaskan.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. (sumber :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)
12
(11) Banyak pabrik-pabrik sudah ditutup karena ada lebih murah untuk
membuat barang-barang di negeri asing seperti negeri-negeri Timur karena
alasan penggangguran ada lebih kejahatan daripada tahun yang lalu.
Pembenarannya : Pabrik-pabrik sudah ditutup karena pembuatan
barang-barang di negeri asing seperti negara-negera
Timur lebih murah karena alasan banyak
penggangguran.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena pemakaian bentuk beruntun
ketika mereka membuat bentuk. (sumber : Fakultas Ekonomi
Unsyiah)
13
(14) Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperboleh melaporkan satupun yang
dikenai buku ini.
Pembenarannya :Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperbolehkan
melaporkan satupun tentang buku ini.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan yang dilakukan
berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak
memerlukan ‘yang’. (sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)
14
BAB IV
PENUTUP
a. Kesimpulan
Kesalahan-kesalahan diatas merupakan contoh dari kesalahan ejaan dan
kalimat yang terdapat pada media ruang belajar di Unsyiah. Kesalahan tersebut
terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD.
Berdasarkan penganalisisan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi
kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat pada ruang media Unsyiah. Untuk
mengurangi dan memperbaiki kesalahan tersebut maka kita harus belajar
tentang berbahasa Indonesia dengan baik yang sesuai dengan kaidah EYD.
Berikut kesalahan-kesalahan kalimat yang di temui media ruang Unsyiah
meliputi :
(1) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat
(2) kesalahan pemilihan kata
(3) kesalahan penggunaan afiks
(4) ketidakefektifan kalimat
(5) kesalahan pemakaian preposisi
(6) pembalikan urutan kata
(7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif
(8) kesalahan pemakaian konjungsi
(9) kesalahan dalam pembentukan jamak.
Kesalahan ejaan yang dilakukan meliput :
(1) penggunaan kata yang tidak tepat
(2) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip,
seperti penggunaan ada dan adalah dsb.
(3) penggunaan kata-kata serapan
(4) kesalahan penulisan huruf kata
b. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
16