Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

PADA MEDIA LUAR RUANG DI UNSYIAH

Makalah

disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah umum Bahasa Indonesia

oleh

MARDAN SYAH PUTRA


1105105010039

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia lahir sejak berdirinya Sumpah Pemuda pada tanggal 28
oktober 1928. Adapun isi dari sumpah pemuda.
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah
air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia.
Bahasa Indonesia terus mengalami perubahan seiring berputarnya waktu.
Perubahan ini juga disebabkan oleh perkembangan zaman yang semakin maju
dan kurang pahamnya masyarakat tentang berbahasa Indonesia dengan benar
sesuai dengan EYD. Saat ini bahasa Indonesia hanya menjadi bahasa sekedar
bahasa tanpa mempedulikan kaidah-kaidah yang sesuai dengan EYD. Berikut
beberapa kesalahan ejaan yang terdapat di dalam ruang lingkup Unsyiah lho,
gue, buku moe, shalat, maghrib, dll. Kesalahan tersebut disebabkan
penggunaan kata yang tidak tepat, kerancuan dalam penggunaan kata yang
hampir sama, dan penggunaan kata serapan. Kesalahan-kesalahan tersebut
merupakan akibat dari kurang pahamnya mahasiswa khususnya di Unsyiah.
Untuk mengatasi kesalahan seperti ini dapat dilakukan dengan
mensosialisasikan cara berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Kebanyakan kesalahan ejaan dan kalimat yang dilakukan terdapat pada papan-
papan pengumuman yang berada di beberapa Fakultas di Unsyiah. Tidak hanya
terdapat kesalahan ejaan dan kalimat pada Fakultas yang ada di Unsyiah tetapi
juga pada Biro di Unsyiah.
Bedasarkan beberapa uraian di atas judul makalah ini adalah “Analisis
Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Media Ruang Unsyiah”.

2
1.2 Masalah
(1) Bagaimanakah kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah?
(2) Bagaimanakah kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah?

1.3 Tujuan
(1) Mendeskripsikan kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah.
(2) Mendeskripsikan kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah.

3
BAB II
KAJIAN TEORI

Kushartanti, dkk (Drs. Teuku Alamsyah, M. pd., 2005 : 5) Ejaan adalah


kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada penggambaran bunyi.
Keraf (Azwardi, S.Pd., M.Hum., 1980 : 37) mengemukakan bahwa
persoalan diksi merupakan masalah yang sungguh esensial untuk melukiskan
dengan jelas wujud dan perincian materi suatu uraian serta menentukan
maksud dari detail-detail materi.
(bambang yudi cahyono, 1995) yang dimaksud dengan kalimat ialah bagian
terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara
kebahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela
oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan
huruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
titik, tanda tanya, atau tanda seru; dan sementara itu disertakan pula
didalamnya berbagai tanda baca yang berupa spasi atau ruang kosong; titik
koma, titik dua, dan atau sepasang garis pendek yang mengapit bentuk tertentu.
Tanda titik (.), tanda Tanya (?), dan tanda seru (!) sepadan dengan intonasi
selesai, sedangkan tanda baca lainnya sepadan dengan jeda. Adapun
kesenyapan diwujudkan sebagai ruang kosong setelah tanda titik, tanda Tanya,
dan tanda perintah atau ruang kosong sebelum huruf kapital permulaan. Alunan
titinada, pada kebanyakan hal, tidak ada padanannya dalam bentuk tertulis.
(Soedjarwo. 1988) karena kalimat itu merupakan satuan yang langsung
digunakan dalam berbahasa, maka para tata bahasawan tradisional biasanya
membuat definisi kalimat dengan mengaitkan peranan kalimat itu sebagai alat
interaksi dan kelengkapan pesan atau isi yang akan disampaikan. Oleh karena
itu, definisi seperti “Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisi
pikiran yang lengkap” merupakan definisi umum yang biasa kita jumpai.
Malah dalam pelajaran bahasa Arab di madrasah atau pesantren definisi
kalimat yang berbunyi “Kalimat adalah lafal yang tersusun dari dua buah kata
atau lebih yang mengandung arti, dan disengaja serta berbahasa Arab”
dianggap sebagai definisi yang sudah baku.

4
(Abdul chaer, 2003) salah eja dan salah ucap itu untuk sebagian terjadi
karena pengaruh bahasa daerah. Kata-kata besok, nomor, Senin, Rabu, Kamis,
sering dieja dan diucapkan mbesuk atau besuk, nomer, Senen, Rebo, dan
Kemis. Kadang ejaannya sudah benar tetapi diucapkan dengan tidak benar,
misalnya : mengatakan diucapkan mengatak-ken atau mengataken, menyatakan
diucapkan menyatak-ken atau menyataken, Menirukan diucapkan meniruk-ken
atau meniruken. Kata tindakan dan tanjakan diucapkan tindak-an dan tanjak-
an, kata semakin dan jumlah dilafalkan semangkin dan jumblah; kata sampai
diucapkan sampe atau sampek, kata capai diucapkan cape atau capek, sedang
kalau diucapkan kalo atau kalok. Kata bilangan empat diucapkan ampat, enam
diucapkan anem, seribu diucapkan serebu.
(Abdul Chaer: 2006) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu
“pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Lengkap, berarti di dalam satuan bahasa
yang disebut kalimat itu terdapat : (1) unsur atau bagian yang menjadi pokok
pembicaraan, yang lazim disebut istilah subjek (S), (2) unsur atau bagian yang
menjadi “komentar” tentang subjek, yang lazim disebut dengan istilah predikat
(P), (3) unsur atau bagian yang merupakan pelengkap dari predikat yang lazim
disebut dengan istilah objek (O), (4) unsur atau bagian yang merupakan
“penjelasan” lebih lanjut terhadap predikat dan subjek yang lazim disebut
dengan istilah keterangan (K).
(Wojowasito, 1977: 1-2) bahasa merupakan suatu hal yang sering
digunakan di dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa memiliki fungsi yang sangat
penting karena bahasa merupakan lambang kebanggaan nasional, lambang
identitas nasional, digunakan sebagai alat pemersatu dan digunakan juga
sebagai perantara antar suku. Hal ini mengandung maksud diharapkan mampu
mempergunakan bahasa Indonesia untuk berbicara dengan lancar dan sekaligus
dapat mengerti bahasa yang diujarkan penutur aslinya. Norish (1983: 6-8)
memandang perlunya membedakan tiga tipe penyimpangan berbahasa yang
berbeda . Tiga hal itu meliputi error, mistake, dan lapse. Error , kesalahan,
merupakan penyimpangan berbahasa secara sistematis dan terus-menerus
sebagai akibat belum dikuasainya kaidah-kaidah atau norma-norma bahasa
target. Mistake, kekeliruan, terjadi ketika seorang pembelajar tidak secara
konsisten melakukan penyimpanagn dalam berbahasa. Kadang-kadang
pembelajar dapat mempergunakan kaidah/norma yang benar tetapi kadang-
kadang mereka membuat kekeliruan dengan mempergunakan kaidah/norma
dan bentuk-bentuk yang keliru. Lapse, selip lidah, diartikan sebagai bentuk
penyimpangan yang diakibatkan karena pembelajar kurang konsentrasi,

5
rendahnya daya ingat atau sebab-sebab lain yang dapat terjadi kapan saja dan
pada siapa pun.
George (1972: 2) berpendapat kesalahan adalah sebuah bentuk yang tidak
diinginkan, khususnya, bentuk yang tidak diinginkan oleh para perancang
kursus dan para guru. Hal ini berkaitan erat dengan adanya standar-standar
tertentu yang telah digariskan dan penyusun kurikulum. Penyimpangan atas
standar-standar tersebut berarti melakukan kesalahan dan harus segera
diantisipasi dan diatasi.
Tarigan (1988: 71-72) menyatakan bahwa kesalahan berbahasa sering
dijumpai dalam pembelajaran bahasa, baik pembelajaran bahasa kedua atau
juga dalam pembelajaran bahasa pertama. Untuk itu, diperlukan suatu prosedur
untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan sama sekali kesalahan-
kesalahan tersebut. Tarigan mengajukan langkah-langkah prosedur tersebut
yang merupakan modifikasi langkah-langkah analisis kesalahan yang
diajukan Ellis (1986) dan Sidhar (1985). Langkah-langkah tersebut dijelaskan
sebagai berikut: (1) mengumpulkan data yang berupa kesalahan-kesalahan
berbahasa yang dibuat pembelajar, (2) mengidentifikasi dan mengklasifikasi
kesalahan; tahap pengenalan dan pemilah-milahan kesalahan berdasarkan
kategori ketatabahasaan, (3) membuat peringkat kesalahan yang berarti
membuat urutan kesalahan berdasarkan keseringan kesalahan-kesalahan itu
muncul, (4) menjelaskan kesalahan dengan mendeskripsikan letak kesalahan,
sebab-sebabnya dan pemberian contoh yang benar, (5) membuat perkiraan
daerah atau butir kebahasaan yang rawan menyebabkan kesalahan, dan (6)
mengoreksi kesalahan berupa pembetulan dan penghilangan kesalahan berupa
penyusunan bahan yang tepat dan penentuan strategi pembelajaran yang serasi.

6
BAB III
PEMBAHASAN

a. Kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah


(1) kemana
Pembenarannya : Ke mana
Penjelasan : Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim dianggap satu kata, seperti kepada dan daripada.
(sumber : Fakultas Pertanian)
(2) Harga Rp. 200 perlembar
Pembenarannya : Harga Rp. 200 per lembar
Penjelasan : Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau
mengikutinya. (sumber : Fakultas Hukum Unsyiah)
(3) Sekali pun
Pembenarannya : Sekalipun
Penjelasan : Kelompok kata yang lazim dianggap padu, misalnya,
adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun ditulis
serangkai. (sumber : Fakultas Matematika dan Ilmu
pengetahuan Alam)
(4) Hal
Pembenarannya : Hlm. Halaman
Penjelasan : Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti satu tanda titik. ( sumber : Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pengetahuan)
(5) a/n
Pembenarannya : a.n. atas nama
Penjelasan : Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti satu tanda titik. (sumber : Fakultas Matematika dan
Ilmu pengetahuan Alam)
(6) Shalat
Pembenarannya : Salat
Penjelasan : Karena kata diambil dari kata serapan bahasa Arab.
(sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

7
(7) Maghrib
Pembenarannya : Magrib
Penjelasan : Karena kata diambil dari kata serapan bahasa Arab.
(sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)
(8) Pemilu
Pembenarannya : pemilu
Penjelasan : Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan
suku kata, gabungan huruf, maupun gabungan huruf dan
kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. (sumber :
Fakultas Hukum Unsyiah)
(9) Tukar menukar
Pembenarannya : Tukar-menukar
Penjelasan : Bentuk kata ulang ditulia secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung. (sumber : Fakultas Hukum
Unsyiah)
(10) Buku moe
Pembenarannya : Bukumu
Penjelasan : Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata
yang mengikutinya, serta kata moe bukan kata yang baku
karena bukan merupakan EYD (sumber : Fakultas
Pertanian)
(11) Matakuliah
Pembenarannya : Mata Kuliah
Penjelasan : Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus
yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber : Papan
pengumuman Ruang Kuliah Umum 2)
(12) Centimeter
Pembenarannya : Sentimeter
Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris.
(sumber : Fakultas Tehnik)
(13) Prof. Dr. H. Darni M Daud, MA
Pembenarannya : Prof. Dr. H. Darni M Daud, M.A.
Penjelasan : Singkatan nama orang, nama gelar, sapa, jabatan, atau
pangkat diikuti dengan tanda titik. (sumber : Masjid Jamik)

8
(14) Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud PhD.
Pembenarannya : Yth. Bpk. Prof. Darni M. Daud, PhD
Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan
tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
(sumber : Papan pengumuman di gedung Dayan Dawood
Unsyiah)
(15) Bertandatangan
Pembenarannya : Bertanda tangan
Penjelasan :Kata majemuk atau gabungan kata termasuk istilah khusus
yang unsur-unsurnya ditulis secara terpisah. (sumber :
Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Pertanian)
(16) Banda Aceh, 04 Juni 2011.
Pembenarannya : Banda Aceh, 04 Juni 2011
Penjelasan : Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim
dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
(sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)
(17) hari H
Pembenarannya : hari-H
Penjelasan : Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (2) ke-
dengan angka, (3) angka dengan –an, (4) singkatan berhuruf
kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan
rangkap. ( sumber : Fakultas Kedokteran)
(18) 2010-2011
Pembenarannya : 2010/2011
Penjelasan : Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwin. ( sumber: Papan pengumuman
Ruang Kuliah Umum 1)
(19) China
Pembenarannya : Cina
Penjelasan : Karena kata diambil oleh kata serapan bahasa Inggris. (ch
yang lafalnya c menjadi c). (sumber : Fakultas Ekonomi
Unsyiah)

9
(20) “ DPT”
Pembenaran : dapat
Penjelasan : Kesalahan penulisan ejaan adalah menyingkatkan ejaan
tersebut, karena pada kaidah bahasa indonesia kata
“DPT” tidak bisa disingkatkan. (sumber Fakultas
Pertanian)

b. Kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah


(1) Menurut tradisi, orang Batak adalah petani nasi tetapi pada waktu sekarang
ekonomi Batak sangat beruntung pada karet dan kopi.
Pembenarannya : Menurut tradisi, orang Batak adalah petani padi,
tetapi sekarang ekonomi masyrakat Batak lebih baik
dengan perkebunan karet dan kopi.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan pemilihan kata
maka akan terjadi pergeseran makna kalimat. (sumber :
Fakultas Pertanian Unsyiah)
(2) Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan
banyak adalah petani.
Pembenarannya :Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar
adalah petani, sering tinggal di luar kota untuk waktu
yang lama.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena dibuat mengandung lebih
dari satu kesatuan informasi sehingga sering
menimbulkan ketidaktepatan arti. (sumber: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)
(3) Di Indonesia masalah-masalah dengan disiplin sedang lebih jelek,
misalnya kemangkiran dari sekolah, kedatangan yang terlambat dan
kekerasan.
Pembenarannya :Di Indonesia, masalah disiplin lebih jelek, misalnya
ketidakhadiran ke sekolah, keterlambatan masuk
sekolah dan kekerasan.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan pemilihan kata
maka akan terjadi pergeseran makna kalimat. (sumber :
Fakultas Ekonomi Unsyiah)

10
(4) Dalam karangan ini saya akan membicara tentang perbedaan keluarga di
Yogyakarta atau Jawa dan di Inggris.
Pembenarannya : Dalam karangan ini, saya akan membicarakan
perbedaan keluarga di Yogyakarta atau Jawa dengan
keluarga di Inggris.
Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena ketidaktepatan dalam
menentukan afiks yang akan digunakan dalam sebuah
kalimat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)

(5) Lebih dari itu, Soeharto memperlihatkan menarik di Agama Islam.


Pembenarannya :Lebih dari itu, Soeharto memperlihatkan
ketertarikannya pada Agama Islam.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena ketidaktepatan dalam
menentukan afiks yang akan digunakan dalam sebuah
kalimat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
(6) Bagaimanapun, mereka menjual terbang onderdil kemudian British
aerospace pegawai bepergian dari Inggris ke Indonesia.
Pembenarannya :Mereka menjual onderdil pesawat terbang itu.
Kemudian, Pegawai British Aerospace datang ke
Indonesia untuk merakitnya.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena tidak adanya objek dalam
kalimat yang berpredikat verba transitif. (sumber : Fakultas
Ekonomi Unsyiah)
(7) Mereka hanya boleh tidur untuk tiga jam sesudah itu mereka harus
mengganti dengan lain orang.
Pembenarannya :Mereka hanya boleh tidur selama tiga jam. Sesudah
itu, mereka harus bergantian dengan orang lain.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena penggunaan preposisi
yang tidak tepat. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)

11
(8) Mungkin kesenian tradisional bisa mengubah dan mengguna teknik yang
modern sehingga pelukisan bisa membuat lebih cepat.
Pembenarannya : Mungkin, kesenian tradisional bisa diubah dengan
penggunaan teknik yang modern sehingga lukisan bisa
dibuat lebih cepat.
Penjelasan : Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
(9) Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa ada jumlah penduduk tertinggi, jadi
banyak orang dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan
Sulawesi.
Pembenarannya :Pulau-pulau seperti Bali dan Jawa mempunyai jumlah
penduduk yang banyak sehingga banyak orang
dipindahkan ke pulau lain khususnya Kalimantan dan
Sulawesi.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
konstruksi pasif. (sumber : Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pengetahuan)
(10) Oleh sebabnya, apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,
didikan kurang memuaskan.
Pembenarannya :Apabila dihadapkan pada praktek di lapangan kerja,
anak didik kurang memuaskan.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan penggunaan
penghubung frasa dan klausa dalam kalimat. (sumber :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan)

12
(11) Banyak pabrik-pabrik sudah ditutup karena ada lebih murah untuk
membuat barang-barang di negeri asing seperti negeri-negeri Timur karena
alasan penggangguran ada lebih kejahatan daripada tahun yang lalu.
Pembenarannya : Pabrik-pabrik sudah ditutup karena pembuatan
barang-barang di negeri asing seperti negara-negera
Timur lebih murah karena alasan banyak
penggangguran.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena pemakaian bentuk beruntun
ketika mereka membuat bentuk. (sumber : Fakultas Ekonomi
Unsyiah)

(12) Pada tanggal 16 September setulisan di halaman sembilan memberi kesan


bahwa musik pendidikan memerlukan sebagai dasar baik sekali untuk
humaniora..
Pembenarannya :Pada tanggal 16 September, sebuah tulisan di halaman
sembilan memberi kesan bahwa pendidikan musik
diperlukan sebagai dasar yang baik untuk pendidikan
humaniora.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan dalam urutan kata.
(sumber : Fakultas Sosial dan Politik Unsyiah)
(13) Upacara ini menunda sampai kelurga bisa mempunyai kadang-kadang ada
beberapa bulan.
Pembenarannya :Upacara ini ditunda beberapa bulan sampai keluarga
mempunyai cukup banyak uang.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena tidak adanya objek dalam
kalimat yang berpredikat verba transitif. (sumber : Fakultas
Pertanian)

13
(14) Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperboleh melaporkan satupun yang
dikenai buku ini.
Pembenarannya :Oleh karena itu, pers Inggris tidak diperbolehkan
melaporkan satupun tentang buku ini.
Penjelasan :Kalimat tidak efektif karena kesalahan yang dilakukan
berupa penggunaan yang dalam kalimat yang tidak
memerlukan ‘yang’. (sumber : Fakultas Ekonomi Unsyiah)

14
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Kesalahan-kesalahan diatas merupakan contoh dari kesalahan ejaan dan
kalimat yang terdapat pada media ruang belajar di Unsyiah. Kesalahan tersebut
terjadi akibat kurangnya pemahaman tentang berbahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD.
Berdasarkan penganalisisan di atas dapat disimpulkan bahwa banyak terjadi
kesalahan ejaan dan kalimat yang terdapat pada ruang media Unsyiah. Untuk
mengurangi dan memperbaiki kesalahan tersebut maka kita harus belajar
tentang berbahasa Indonesia dengan baik yang sesuai dengan kaidah EYD.
Berikut kesalahan-kesalahan kalimat yang di temui media ruang Unsyiah
meliputi :
(1) tidak lengkapnya fungsi-fungsi kalimat
(2) kesalahan pemilihan kata
(3) kesalahan penggunaan afiks
(4) ketidakefektifan kalimat
(5) kesalahan pemakaian preposisi
(6) pembalikan urutan kata
(7) kesalahan penggunaan konstruksi pasif
(8) kesalahan pemakaian konjungsi
(9) kesalahan dalam pembentukan jamak.
Kesalahan ejaan yang dilakukan meliput :
(1) penggunaan kata yang tidak tepat
(2) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip,
seperti penggunaan ada dan adalah dsb.
(3) penggunaan kata-kata serapan
(4) kesalahan penulisan huruf kata

b. Saran

1. Gunakanlah bahasa yang formal saat situasi formal dan gunakanlah


bahasa nonformal saat situasi nonformal
2. Biasakanlah berbahasa Indonesia dengan benar dan baik sesuai EYD.
3. Dalam menyampaikan informasi maka gunakanlah bahasa yang formal
sesuai dengan EYD.

15
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2006. TATA BAHASA PRAKTIS BAHASA INDONESIA.


Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Airlangga
University: Surabaya.
Soedjarwo, . 1988. Beginilah Menggunakan Bahasa Indonesia. Universitas
Gadjah Mada : Yogyakarta.
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta : PT RINEKA CIPTA.
Azwardi. 2008. Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa.
Banda Aceh: Hom Hai.
George, H.V. 1972. Common Errors in Language Learning ; Insight From
English. Massachusetts : Newbury House Publisher.
Wojowasito. 1977. “Kesalahan Penulisan yang Dilakukan Penutur Asing
dalam Belajar Bahasa Indonesia”. Konferensi Internasional II
Pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (KIPBIPA II). 29
Mei - 1 Juni 1996 di Padang.
Tarigan, Henry Guntur. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Alamsyah, Teuku. 2009. Materi Kuliah MKU untuk Mahasiswa ; Banda Aceh :
Geuci.

16

Anda mungkin juga menyukai