Anda di halaman 1dari 26

Nama : Atiyah Felika Hasnaini.

Nim: 221121008.

Jurusan: D4 Keperawatan+Ners semester 1

Hari/tanggal: Senin,24 Oktober 2022.

Mata kuliah: Bahasa Indonesia.

1. Setuju,karenaBahasa Indonesia yang digunakan saat ini berasal dari bahasa


Melayu.Bahasa itu dikenal sebagai lingua franca atau bahasa perhubungan di
Nusantara.Ada beberapa alasan yang mendasari dipilihnya bahasa Melayu menjadi
bahasa nasional yang menyatukan bangsa Indonesia.

Bahasa Indonesia Pada pelaksanaan Kongres Pemuda, Bahasa Indonesia ditetapkan


sebagai bahasa persatuanNamun, Tabrani mengatakan bahwa jika tumpah darah dan
bangsa disebut Indonesia, bahasa persatuannya juga harus disebut Indonesia.Jika
belum ada, maka bahasa Indonesia harus "dilahirkan" melalui Kongres Pemuda
Pertama.Pada Kongres Pemuda Kedua tahun 1928, bahasa Indonesia dinyatakan dan
dijunjung sebagai bahasa persatuan.Dalam Pembentukan Kata dalam Bahasa
Indonesia (1989), Harimurti Kridalaksana mengutip perkataan Ki Hajar Dewantara
dalam Kongres Bahasa Indonesia di Solo."... yang dinamakan "Bahasa Indonesia"
yaitu bahasa Melayu yang sungguhpun pokoknya berasal dari "Melayu Riau" akan
tetapi yang sudah ditambah, diubah atau dikurangi menurut keperluan zaman dan
alam baharu, hingga bahasa itu mudah dipakai oleh rakyat, di seluruh Indonesia;
pembaharuan bahasa Melayu hingga menjadi bahasa Indonesia itu harus dilakukan
oleh kaum ahli yang beralam baharu, ialah alam kebangsaan Indonesia.Dengan
demikian secara struktural, bahasa Indonesia merupakan varian dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia, yang berasal dari bahasa Melayu yang mengalami pembaruan,
ditetapkan sebagi bahasa nasional pada sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus
1945.Pada Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, asal-usul ini kembali
diungkapkan."... bahwa asal bahasa Indonesia ialah Bahasa Melayu. Dasar Bahasa
Indonesia ialah Bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhannya dalam
masyarakat Indonesia." Menurutnya faktor yang paling penting adalah bahasa Melayu
mempunyai sejarah panjang sebagai lingua franca.Bahasa ini sudah disebutkan dalam
sumber-sumber Cina, Persia, dan Arab kuno.Menurut Steinhauer, jika bahasa Jawa
(yang menjadi bahasa ibu bagi setengah penduduk Indonesia) dijadikan bahasa
nasional maka akan dianggap sebagai pengistimewaan yang berlebihan. Dengan
demikian, bisa menimbulkan separatisme.Bahasa Melayu juga lebih mudah dipelajari
dan tingkat kesukarannya rendah, tidak hanya secara fonetis dan morfologis, tetapi
juga secara leksikal, dan bahkan gramatikal.Selain itu, bahasa Melayu tidak
bertingkat sehingga mencirikan persamaan derajat dan sejalan dengan semangat
kemerdekaan Indonesia.

2. karena bahasa adalah suatu lambang bunyi yang bersifat arbitrer. Arbitrer atau
manasuka berarti tidak terdapat suatu keharusan bahwa suatu rangkaian bunyi
tertentu harus mengandung arti yang tertentu pula. Bahasa dapat diungkapkan dengan
cara lisan, tulisan maupun isyarat. Bahasa itu bersifat arbitrer atau manasuka.
Maksudnya adalah bahwa tidak ada hubungan langsung antara lambang dengan yang
dilambangkannya. Sebagai contoh, kata gajah melambangkan seekor binatang besar
berkaki empat dan memiliki belalai serta gading.

Bahasa bersifat arbitrer artinya ‘mana suka’, sehingga dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara lambang bunyi dengan yang dilambangkan itu tidak wajib, bisa
berubah sewaktu-waktu, dan tidak dapat dijelaskan mengapa lambang bunyi tersebut
dapat “mengonsepi” makna tertentu.Misalnya, lambang bunyi [kerbau] biasanya
digunakan untuk konsep atau makna ‘sejenis binatang berkaki empat yang memiliki
tanduk dan biasa digunakan untuk membajak sawah], ternyata tidak dapat dijelaskan
secara konkrit. Andaikata, kamu hendak menyebutnya sebagai [kebo], [buffalo], atau
[banteng] itu sah-sah saja. Hal tersebut dapat dilihat pada banyaknya lambang bunyi
yang memiliki padanan kata untuk suatu makna atau konsep yang sama. Hubungan
nya dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar berbahasa Indonesia yang baik
berarti bahwa kita harus menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan konteks
berbahasa yang selaras dengan nilai sosial masyarakat. Peraturan ini berkaitan
penggunaan ragam bahasa secara tulis dan lisan untuk kebutuhan berkomunikasi.

3. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan


bagaimana antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan peng-
gambungannya dalam suatu bahasa).Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan ialah
penulisan huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.Ejaan sendiri adalah
sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh
seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar
bunyi.Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sejak 1972 sampai saat ini ialah Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan atau dikenal dengan singkatan
EYD.Diketahui, EYD di-resmikan pemakaiannya sejak Agustus tahun 1972
berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1972.

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara, kata dan frasa pada
suatu bahasa. Tanda baca berperan menunjukkan struktur dan organisasi padasuatu
tulisan dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.Aturan
tanda baca berbeda antarbahasa,lokasi, waktu, dan terus berkembang.

Contoh Kata Ejaan Bahasa Indonesia yang Benar

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, PUEBI pun
resmi berlaku sebagai ejaan baru Bahasa Indonesia.
Katanya, latar belakang diresmikan ejaan baru ini adalah karena perkembangan
pengetahuan, teknologi, dan seni sehingga pemakaian bahasa Indonesia semakin luas.

Ejaan ini menyempurnakan EYD, terutama dalam hal penambahan diftong,


penggunaan huruf kapital, dan cetak tebal.

Kaidah Contoh Tanda Baca Bahasa Indonesia yang Benar

Bahasan ejaan dan tanda baca dimulai dari tanda baca. Dalam bahasa Indonesia
terdapat beberapa jenis-jenis tanda baca, yaitu:

1. Tanda Titik (.)

Adalah tanda baca yang digunakan untuk mengakhiri sebuah kalimat atau menjadi
penutup sebuah kalimat.

Adapun contoh pemakaian tanda titik adalah sebagai berikut:

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan:

Mereka duduk di sana.

Dia akan datang pada pertemuan itu.

Tanda titik untuk daftar isi

Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau
daftar isi:

I. Kondisi Kebahasaan di Indonesia

A. Bahasa Indonesia

1. Kedudukan

2. Fungsi
B. Bahasa Daerah

1. Kedudukan

2. Fungsi

Tanda titik untuk jam

Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu:

Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)

01.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

Tanda titik untuk daftar pustaka

Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul
tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat
terbit:

Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Peta Bahasa di Negara


Kesatuan Republik Indonesia. Jakarta.

Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Tanda titik untuk penulisan satuan angka

Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang
menunjukkan jumlah:

Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau.

Penduduk kota itu lebih dari 7.000.000 orang.

2. Tanda Koma (,)


Adalah tanda yang digunakan untuk memisahkan kata atau kalimat, dan juga
memisahkan suatu unsur dalam sebuah perincian.

Adapun contoh pemakaian tanda koma adalah sebagai berikut:

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau


pembilangan

Telepon seluler, komputer, atau internet bukan barang asing lagi.

Buku, majalah, dan jurnal termasuk sumber kepustakaan.

Satu, dua, … tiga!

Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung

Saya ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup.

Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya.

Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya

Kalau diundang, saya akan datang.

Karena baik hati, dia mempunyai banyak teman.

Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat

Seperti: oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun
demikian:

Mahasiswa itu rajin dan pandai. Oleh karena itu, dia memperoleh beasiswa belajar di
luar negeri.

Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru


Seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu,
Dik, atau Nak:

O, begitu?

Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat

Kata nenek saya, “Kita harus berbagi dalam hidup ini.”

“Kita harus berbagi dalam hidup ini,” kata nenek saya, “karena manusia adalah
makhluk sosial.”

Tanda koma dipakai untuk penulisan alamat

Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan


Matraman, Jakarta 13130

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta

Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka

Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung.

Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa.

Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan
akhir

Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta:
Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25.

Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia


(Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutinya

Penggunaan tanda koma ini untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga:

B. Ratulangi, S.E.

Ny. Khadijah, M.A

Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka

12,5 m

27,3 kg

Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan


aposisi.

Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah.

Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan
suara.

Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat untuk menghindari salah baca/salah pengertian

Dalam pengembangan bahasa, kita dapat memanfaatkan bahasa daerah.

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

3.Tanda Tanya (?)

adalah sebuah tanda yang digunakan pada akhir kata atau kalimat yang menunjukkan
sebuah pertanyaan.
Adapun contoh pemakaian tanda tanya adalah sebagai berikut:

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya

Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati?

Siapa pencipta lagu “Indonesia Raya”?

Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan

Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).

Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

4. Tanda Seru (!)

Adalah tanda yang digunakan untuk menunjukkan sebuah kalimat perintah atau
kalimat yang menunjukkan emosi/perasaan.

Tanda seru dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan,
atau emosi yang kuat.

Adapun contoh pemakaian tanda seru adalah sebagai berikut:

Alangkah indahnya taman laut di Bunaken!

Mari kita dukung Gerakan Cinta Bahasa Indonesia!

5. Tanda Titik Dua (:)

Adalah tanda yang digunakan untuk memisahkan sebuah perincian dan digunakan
pada naskah drama untuk memisahkan antara nama dan dialog.

Adapun contoh pemakaian tanda titik dua adalah sebagai berikut:


Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian

Mereka memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.

Tahap penelitian yang harus dilakukan meliputi

a. persiapan,

b. pengumpulan data,

c. pengolahan data, dan

d. pelaporan.

Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian

Ketua : Ahmad Wijaya

Sekretaris : Siti Aryani

Tanda titik dua dipakai dalam naskah drama untuk menunjukkan dialog
langsung

-Ibu : “Bawa koper ini, Nak!”

Amir : “Baik, Bu.”

Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”

Tanda titik dua dipakai di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b) surah
dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul suatu karangan, serta (d)
nama kota dan penerbit dalam daftar pustaka:

Horison, XLIII, No. 8/2008: 8


Surah Albaqarah: 2—5

6. Tanda Titik Koma (;)

Adalah tanda yang digunakan sebagai kata ganti penghubung, biasanya seringkali
digunkanan untuk memisahkan antara kalimat setara yang satu dengan yang lainnya.

Adapun contoh pemakaian tanda titik koma adalah sebagai berikut:

Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung

Tujuannya untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang lain
di dalam kalimat majemuk:

-Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.

-Ayah menyelesaikan pekerjaan; Ibu menulis makalah; Adik membaca cerita pendek.

Tanda titik koma dipakai pada akhir perincian yang berupa klausa

-Syarat penerimaan pegawai di lembaga ini adalah

(1) berkewarganegaraan Indonesia;

(2) berijazah sarjana S-1;

(3) berbadan sehat; dan

(4) bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian pemerincian dalam


kalimat yang sudah menggunakan tanda koma

-Ibu membeli buku, pensil, dan tinta; baju, celana, dan kaus; pisang, apel, dan jeruk.

Agenda rapat ini meliputi


a. pemilihan ketua, sekretaris, dan bendahara;

b. penyusunan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan program kerja; dan

c. pendataan anggota, dokumentasi, dan aset organisasi

7. Tanda Hubung (-)

Adalah tanda yang digunakan untuk menggabungkan atau memisahkan kata.

Adapun contoh pemakaian tanda hubung adalah sebagai berikut:

Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal pergantian
baris

-Di samping cara lama, diterapkan juga ca-ra baru ….ngukur kelapa

-Nelayan pesisir itu berhasil membudidayakan rum-put laut.

Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang

-anak-anak

-berulang-ulang

Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang
dinyatakan dengan angka atau menyambung huruf dalam kata yang dieja satu-
satu

-11-11-2013

-p-a-n-i-t-i-a

Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau
ungkapan

-ber-evolusi
-meng-ukur

Tanda hubung dipakai untuk merangkai

se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (se-Indonesia, se-Jawa
Barat);

ke- dengan angka (peringkat ke-2);

Tuhan (ciptaan-Nya, atas rahmat-Mu);

huruf dan angka (D-3, S-1, S-2); dankata ganti -ku, -mu, dan -nya dengan singkatan
yang berupa huruf kapital (KTP-mu, SIM-nya, STNK-ku).

Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa daerah atau bahasa asing

di-back up

me-recall

Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi objek
bahasan

Kata pasca- berasal dari bahasa Sanskerta.

Akhiran -isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah menjadi pembetonan.

8. Tanda Pisah ( (-) )

Adalah tanda yang digunakan untuk memberi penjelasan di luar kalimat. Adapun
contoh pemakaian tanda pisah adalah sebagai berikut:

Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang
memberi penjelasan di luar kalimat
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.

Keberhasilan itu—kita sependapat—dapat dicapai jika kita mau berusaha keras.

Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi
atau keterangan yang lain:

Soekarno-Hatta—Proklamator Kemerdekaan RI—diabadikan menjadi nama bandar


udara internasional.

Rangkaian temuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan pembelahan atom—telah


mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti
‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’

Tahun 2010—2013

Jakarta—Bandung

9. Tanda Elipsis (…)

Adalah tanda yang digunakan untuk menunjukkan jika dialog belum selesai, jeda
pada dialog, atau penurunan suara.

Adapun contoh pemakaian tanda ellipsis adalah sebagai berikut:

Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
kutipan ada bagian yang dihilangkan

Penyebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa bahasa negara ialah ….

…, lain lubuk lain ikannya.


Tanda elipsis dipakai untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog

“Menurut saya … seperti … bagaimana, Bu?”

“Jadi, simpulannya … oh, sudah saatnya istirahat.”

10. Tanda Kurung ()

Adalah tanda yang digunakan untuk mengapit tambahan keterangan. Adapun contoh
pemakaian tanda kurung adalah sebagai berikut:

Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan

Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).

Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk)..

Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian utama kalimat

Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis
pada tahun 1962.

Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang keberadaannya di
dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan

Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.

Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.

Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau angka yang digunakan
sebagai penanda pemerincian

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.

Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan


(1) akta kelahiran,

(2) ijazah terakhir, dan

(3) surat keterangan kesehatan.

11. Tanda Kurung Siku []

Adalah tanda yang digunakan untuk mengapit kata, kelompok kata yang digunakan
sebagai koreksi yang biasanya digunakan untuk membenarkan di dalam naskah.

Adapun contoh pemakaian tanda kurung siku adalah sebagai berikut:

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain

Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan] kaidah bahasa
Indonesia.

Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang terdapat dalam tanda kurung

Persamaan kedua proses itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat


halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.

12. Tanda Petik (” “)

Adalah tanda yang digunakan untuk mengutip sesuatu, biasanya digunakan untuk
mengutip dialog di dalam sebuah naskah cerita.

Adapun contoh pemakaian tanda kurung petik adalah sebagai berikut:


Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain

“Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya.

“Kerjakan tugas ini sekarang!” perintah atasannya. “Besok akan dibahas dalam
rapat.”

Tanda petik dipakai untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel,
naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat

Sajak “Pahlawanku” terdapat pada halaman 125 buku itu.

Marilah kita menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar”!

Film “Ainun dan Habibie” merupakan kisah nyata yang diangkat dari sebuah novel.

Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau
kata yang mempunyai arti khusus

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.

Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

13. Tanda petik Tunggal (‘ ‘)

Adalah tanda yang digunakan untuk mengutip sesuatu seperti makna, ungkapan, atau
terjemahan. Adapun contoh pemakaian tanda kurung tunggal adalah sebagai
berikut:

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
petikan lain

Tanya dia, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”


“Kudengar teriak anakku, ‘Ibu, Bapak pulang!’, dan rasa letihku lenyap seketika,”ujar
Pak Hamdan.

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau


penjelasan kata atau ungkapan

tergugat ‘yang digugat’

retina ‘dinding mata sebelah dalam’

14. Tanda Garis Miring (/)

Adalah tanda yang digunakan untuk nomor surat, nomor pada alamat, selain itu juga
digunakan sebagai pengganti kata atau. Adapun contoh pemakaian tanda garis
miring adalah sebagai berikut:

Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim

Nomor: 7/PK/II/2013

tahun ajaran 2012/2013

Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap

mahasiswa/mahasiswi = ‘mahasiswa dan mahasiswi’

dikirimkan lewat darat/laut = ‘dikirimkan lewat darat atau lewat laut’

Tanda garis miring dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata
sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau kelebihan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain

Buku Pengantar Ling/g/uistik karya Verhaar dicetak beberapa kali.

Asmara/n/dana merupakan salah satu tembang macapat budaya Jawa.


16. Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)

Adalah tanda yang dipakai untuk menyingkat kata yang hilang dari bagian huruf atau
kata atau angka dalam kata-kata tertentu.

Adapun contoh pemakaian tanda penyingkat adalah sebagai berikut:

Dia ‘kan kusurati. (‘kan = akan)

Mereka sudah datang, ‘kan? (‘kan = bukan)

Malam ‘lah tiba. (‘lah = telah)

5-2-’13 (’13 = 2013)

Itulah informasi ejaan dan tanda baca yang bisa Mamikos bagikan terkait 100+
contoh kata ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia yang benar.

Mamikos infokan kembali, bahwa ejaan adalah bagian bentuk dari karakter dalam
sebuah kata yang dipisahkan dengan spasi maupun tanda pisah.

Sedangkan, tanda baca adalah suatu bentuk simbol yang berguna untuk membuat
susunan kalimat menjadi beraturan dan untuk memberikan tekanan atau nada atau
intonasi pada suatu kalimat.

4.Apa Itu Paragraf?


Dalam sebuah teks, paragraf adalah salah satu elemen penting atau building block di
dalamnya. Sering kali, paragraf didefinisikan dari segi panjangnya. Misal, paragraf
adalah sekumpulan kalimat yang minimal terdiri atas 5 kalimat, dan sebagainya.

Akan tetapi, dalam kenyataannya, kamu baru bisa menyebut sebuah paragraf
berdasarkan kesatuan dan kesinambungan ide-ide di dalam kalimat. Dengan begitu,
seberapa panjang rangkaian kalimat tersebut tidak serta-merta mendefinisikan sebuah
paragraf.

Soalnya, kalau kamu membaca berbagai jenis teks yang berbeda-beda, kamu bisa
temukan bahwa sebuah paragraf tidak selalu harus terdiri atas 3 atau 5 kalimat.
Bahkan ada juga paragraf yang hanya memiliki 1 kalimat, seperti dalam gaya tulisan
jurnalistik.

Oleh karena itu, paragraf adalah sebuah kalimat atau sekelompok kalimat yang
memiliki dan/atau mendukung satu ide pokok. Inilah yang disebut sebagai ide
pengendali (controlling idea). Soalnya, ide pokok atau ide pengendali inilah yang
mengendalikan seisi paragraf, detikers.

5 Jenis Ide Pokok Paragraf Berdasarkan Pola Penalaran

Apa Saja Syarat Paragraf?

Writing Center University of North Carolina menjelaskan bahwa di dalam setiap


paragraf, harus ada syarat-syarat berikut ini.

1. Ketersatuan. Maksudnya, semua kalimat dalam paragraf harus berkaitan dengan


satu ide pengendali, yang sering kali disebut pula sebagai kalimat topik di dalam
paragraf.

2. Berkaitan jelas dengan isi teks. Kalimat-kalimat di dalam paragraf semuanya harus
berhubungan dengan ide pusat atau isi teks secara keseluruhan.

3. Kesinambungan (koherensi). Artinya, kalimat-kalimat yang terdapat dalam sebuah


paragraf harus diatur dengan cara yang logis dan mengikuti rencana perkembangan
tulisan yang pasti.
4. Dikembangkan dengan baik. Artinya, setiap ide yang dibahas di dalam masing-
masing paragraf harus dijelaskan dan didukung dengan cukup lewat bukti dan detail,
dan keduanya sama-sama menjelaskan ide pengendali dari sebuah paragraf.

Cara Mengembangkan Paragraf

5 cara berikut ini dalam membuat dan mengembangkan paragraf dengan baik

1. Tentukan ide pengendali dan buat kalimat topik

Perkembangan paragraf pertama kali dimulai dengan Menyusun apa yang jadi ide
pengendali untuk mengarahkan proses pengembangan ini. Umumnya, ide pengendali
akan muncul dalam bentuk kalimat topik. Jumlah kalimat topik biasanya cukup 1
saja, tapi dalam beberapa kasus kamu mungkin butuh menulis lebih dari satu kalimat
topik untuk menjelaskan ide pengendali ini.

2. Jelaskan ide pengendali

Lanjutkan dengan penjelasan yang kamu inginkan berdasarkan informasi yang


terdapat pada kalimat topik. Jelaskan apa yang kamu pikirkan tentang topik, ide, atau
fokus utama dari paragraf tersebut.

3. Berikan contoh

Kembangkan lagi dengan adanya bukti yang mendukung ide pengendali saat kamu
membuat paragraf, Detikers. Kamu bisa tuliskan satu contoh atau lebih sebagai bukti
pendukung ide pengendalimu. Adanya contoh ini merupakan bentuk hubungan antara
ide dan penjelasan yang kamu buat berdasarkan langkah nomor 1 dan 2 di atas.

4. Jelaskan contoh

Selain memberikan contoh, kamu juga perlu menjelaskan contoh yang kamu buat,
Detikers. Lewat penjelasan ini, kamu memberitahu pembaca mengapa kamu memilih
alasan atau bukti dari nomor 3 untuk mendukung fokus atau ide pengendali dalam
paragraf.

5. Selesaikan ide pada paragraf atau alihkan ke paragraf berikutnya

Dalam sebuah tulisan, pasti kamu bisa temukan beberapa paragraf. Nah, masing-
masing harus berkaitan dan berkesinambungan untuk menjelaskan apa sebenarnya
inti alias ide pengendali dari tulisan yang kamu buat secara keseluruhan. Misalnya,
kamu bisa merujuk atau menyebut paragraf sebelumnya di dalam paragraf tersebut.

Apa Saja Syarat Paragraf?

Writing Center University of North Carolina menjelaskan bahwa di dalam setiap


paragraf, harus ada syarat-syarat berikut ini.

1. Ketersatuan. Maksudnya, semua kalimat dalam paragraf harus berkaitan dengan


satu ide pengendali, yang sering kali disebut pula sebagai kalimat topik di dalam
paragraf.

2. Berkaitan jelas dengan isi teks. Kalimat-kalimat di dalam paragraf semuanya harus
berhubungan dengan ide pusat atau isi teks secara keseluruhan.

3. Kesinambungan (koherensi). Artinya, kalimat-kalimat yang terdapat dalam sebuah


paragraf harus diatur dengan cara yang logis dan mengikuti rencana perkembangan
tulisan yang pasti.

4. Dikembangkan dengan baik. Artinya, setiap ide yang dibahas di dalam masing-
masing paragraf harus dijelaskan dan didukung dengan cukup lewat bukti dan detail,
dan keduanya sama-sama menjelaskan ide pengendali dari sebuah paragraf.

2) Kalimat topik di akhir paragraf

Adakalanya seorang penulis memulai paragrafnya dengan kalimat-kalimat penjelas.


Kalimat-kalimat penjelas tersebut bisa berupa fakta-fakta yang akan diakhiri dengan
kalimat topik yang berupa kesimpulan. Paragraf seperti ini disebut dengan paragraf
deduktif, seperti yang tampak pada contoh berikut.

Pihak yang berkepentingan dan paling utama dalam mengatasi masalah itu adalah
orang tua. Selain itu, sekolah juga ikut berperan dalam mengurangi kenakalan remaja,
khususnya melalui program BP. Begitu juga masyarakat di lingkungan remaja itu
tinggal. Lingkungan yang kurang baik dapat menyeret remaja ke dalam perbuatan
yang kurang baik pula, misalnya penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan minum-
minuman keras. Untuk itu, kenakalan remaja merupakan masalah yang harus menjadi
tangung jawab semua pihak.

kalimat topik

3) Kalimat topik di awal dan akhir paragraf

Bukanlah paragraf yang baik apabila di dalamnya terdapat dua kalimat topik. Akan
tetapi, tentunya Anda pernah membaca sebuah paragraf yang diawali dengan kalimat
topik dan diakhiri dengan kalimat topik pula. Paragraf seperti itu dapat dikatakan baik
apabila kalimat topik di akhir paragraf tersebut bukanlah kalimat topik baru, tetapi
hanya mengulang atau menegaskan kembali kalimat topik yang ada di awal paragraf.
Contoh paragraf seperti itu tampak di bawah ini.

Jakarta sebagai ibukota RI tidak aman karena diduduki tentara Inggris dan tentara
NICA yang memancing insiden. Insiden tersebut mengakibatkan ribuan orang
menjadi korban. Bahkan, presiden dan wakil presiden beserta keluarganya pindah ke
Yogyakarta yang untuk sementara waktu dijadikan ibukota RI. Sultan Hamengku
Buwono IX mendukung sepenuhnya pemindahan itu, baik dengan dukungan politik
maupun dukungan materi yang tidak terhitung jumlahnya. Memang, tentara Inggris
dan NICA-lah yang membuat ibukota RI tidak aman.

4) Kalimat topik menyebar di seluruh paragraf


Ketika Anda membaca sebuah karangan deskripsi (lukisan), Anda tentunya sering
merasa kesulitan untuk menemukan kalimat topiknya. Paragraf tersebut bukan berarti
tidak memiliki kalimat topik. Paragraf tersebut memang hanya mengandung kalimat-
kalimat penjelas. Untuk menemukan kalimat topik pada paragraf tersebut, Anda perlu
menyimpulkan isi keseluruhan paragraf tersebut. Dengan demikian, kalimat topik
pada paragraf tersebut tersembunyi di antara kalimat-kalimat penjelas yang ada.

Pulau itu memiliki danau yang airnya begitu jernih. Berbagai jenis ikan hidup di
dalamnya. Selain itu, di pulau tersebut juga terbentang hamparan sawah yang begitu
subur dan hijau. Laut yang jernih dengan gelombang kecil menambah keanggunan
pulau tersebut. Belum lagi, air terjun dengan hawa sejuk dapat ditemui di pulau
tersebut.

Paragraf di atas merupakan paragraf yang melukiskan keindahan sebuah pulau yang
memiliki danau, sawah, laut, dan air terjun yang begitu indah. Paragraf tersebut
dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas. Dengan demikian, apabila Anda
mencari kalimat topiknya, Anda dapat menyimpulkan kalimat-kalimat penjelas
tersebut, yaitu Keindahah sebuah pulau.

5. Teks akademik atau karya ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu
pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahaasa yang
benar. (Yunus dkk, 2014:16). Jadi menurut saya, pentingnya teks akademik adalah
guna untuk membiasakan mahasiswa membaca dengan efektif. Sebagai mahasiswa
kita tidak bisa lepas dari teks akademik itu sendiri. Karena seperti yang kita ketahui
dikehidupan perkuliahan pasti sangat sering ditemui dengan namanya proposal
penelitian, laporan praktikum, artikel ilmiah dan lain lain yang merupakan contoh
dari teks akademik.
teks akademik sangatlah penting bagi seorang mahasiswa. Teks akademik sering
dijumpai mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari. Seperti buku, proposal penelitian,
proposal kegiatan, laporan penelitian, laporan kegiatan, dan artikel ilmiah. Sehingga
mahasiswa harus mampu membaca dan membuat teks akademik. Sebelum itu
mahasiswa harus mengetahui apa itu teks akademik dan ciri-cirinya. Teks akademik
berbeda dengan teks non akademik. Teks akademik memiliki ciri-ciri antara lain
sederhana, padat, objektif, dan logis (Wiratno, 2012). Sebagai kata-kata sehari-hari,
sederhana, padat, objektif , dan logis sangat mudah untuk dipahami. Sehingga
diharapkan mahasiswa dapat memahami danmembuat teks akademik dengan benar.

pentingnya teks akademik bagi mahasiswa untuk saat ini adalah dikarenakan teks
akademik sendiri memberikan informasi yang luas dengan cakupan yang cukup lebar
sehingga dengan begitu dapat memberikan informasi yang akurat tetapi dengan
dibalut ringkas padat dan jelas. Mahasiswa dosen dan orang-orang yang
berkecimpung di dunia perguruan tinggi negeri pasti tidak asing dengan yang
namanya teks akademik karena memang pada dasarnya mereka tidak bisa lepas dari
teks akademik itu sendiri. Teks akademik sendiri bersifat sederhana dalam kalimat-
kalimatnya, penuh informasi, banyak menggunakan kan istilah-istilah teknis,
metafora, gramatika, memanfaatkan nominalisasi, dan tidak pula kata leksikal. Yang
mana hal itu sering kita jumpai di perguruan tinggi negeri pada antara lain proposal
kegiatan, proposal penelitian, laporan penelitian, artikel ilmiah, dan lain sebagainya
yang mengharuskan untuk menggunakan teks akademik. dengan begitu maka secara
tidak langsung kita telah terikat dengan teks akademik.

teks akademik mampu membantu mahasiswa dalam mempelajari materi-materi


perkuliahan serta membantu untuk berpikir secara mendalam dan lebih luas lagi. Pada
saat seorang mahasiswa ingin melakukan penelitian atau suatu kegiatan, maka
mahasiswa itu memerlukan proposal penelitian atau proposal kegiatan. Setelah itu,
maka dibutuhkan laporan penelitian atau laporan kegiatan. Dengan kemampuan
akademik yang dimiliki oleh mahasiswa maka daya imajinasi seseorang dapat lebih
tajam, penguasaan bahasa meningkat.

Jadi, teks akademik sangat penting di kalangan mahasiswa sebagai acuan atau bahan
dasar ketika akan melakukan suatu kegiatan ataupun penelitian.

Anda mungkin juga menyukai